Indonesia memiliki beberapa kerja sama dengan pihak asing,
baik dalam bidang pertambangan hingga produksi. Calon presiden Joko
Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak akan serta merta menghentikan kerja
sama tersebut, karena kontrak tetap harus dihormati.
"Yang
namanya kontrak mesti tetap harus dihormati, saya tidak sampaikan nama
perusahaannya. Sekali kita tidak hormati kontrak kita tidak dipercaya
siapapun," jelasnya usai makan siang dengan Ketua Umum PDI Perjuangan
Megawati Soekarnoputri di kawasan Kampung Yoka, Sentani, Jayapura, Kamis
(5/6/2014).
Dia menambahkan, lain penanganannya jika kontrak kerja
sama dengan pihak asing telah mencapai ambang tenggat akhir. Karena
Jokowi akan melakukan perhitungan ulang mengenai isi dari kontrak kerja
sama. Di mana poin utama yang akan menjadi penekanan adalah untuk
keuntungan negara dan rakyat Indonesia."Kalau itu sudah habis ya
dihitung lagi, dikalkulasi, direnegosiasi kembali untuk sebesarnya
keuntungan negara dan rakyat," tegasnya.
Pasangan cawapres Jusuf
Kalla (JK) ini mengharapkan, saat membuat kontrak kerja sama yang baru,
tidak hanya memperhatikan nominal pendapatan saja. Sebab, pengawasan
dari kerja di lapangan tetap harus diperhatikan. Jika tidak percuma
pemasukan besar, namun kerugian secara materi terjadi.
"Ini tidak
hanya anggaran, tapi penyiapan manajemen dari pengelolaan anggaran,
pengawasan, karena percuma uang banyak-banyak kalau monitoring dan
manajemen tidak ada," kata Jokowi.
Konflik terjadi tidak hanya
dengan pihak pemerintah pusat, tetapi juga dengan masyarakat adat.
Namun, Jokowi menegaskan, permasalahan itu tidak akan terjadi jika ada
komunikasi yang aktif antara Pemerintah Pusat, pihak asing dan ketua
adat, selaku orang yang dipercaya rakyat.
"Asal ada komunikasi
yang baik antara ketua adat, ini harusnya pendekatan komunikatif. Memang
peperangan di Timika, Himalaya bisa diselesaikan kembali jika
masyarakat adat diajak bicara," tutupnya.
Seperti diketahui,
Indonesia telah banyak melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan
asing. Di antaranya dengan perusahaan Freeport, Newmont, Chevron dan
Shell. [has/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar