Rabu, 19 Juni 2013

Langkah Jokowi Batasi Jam Kelab Malam Diapresiasi KPAI

Wacana pemberlakuan peraturan pembatasan jam operasi kelab malam di Jakarta menuai perdebatan. Menurut komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti, peraturan ini akan sangat efektif untuk menekan kunjungan anak di bawah umur ke tempat hiburan malam.
"Itu akan sangat bagus agar anak-anak enggan untuk datang ke tempat hiburan malam," kata Maria saat dihubungi detikcom, Rabu (19/6/2013).
Maria menambahkan, peraturan itu akan menjadi sangat baik ketika ditambahkan sanksi bagi pengurus tempat hiburan yang mengizinkan anak di bawah umur 18 tahun untuk masuk ke kelab malam. KPAI telah banyak menemukan pemilik kelab malam mengizinkan anak dibawah umur untuk masuk.
"Bahkan kami menemukan beberapa tempat hiburan menggratiskan biaya masuk untuk anak perempuan dibawah umur. ini ada apa?," tambah Maria.
Menurut temuan KPAI, banyak terjadi pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di dalam kelab malam. Bahkan banyak anak-anak yang mulai mengkonsumsi alkohol setelah mereka mengunjungi tempat hiburan malam yang kebanyakan didatangi oleh kaum dewasa.


Sumber :
detik.com

Ratapan Penjaga Pintu Air Untuk Jokowi

Nasib malang menimpa Pekerja Harian Lepas (PHL) Pintu Air dan Operator Saringan Sampah Se-DKI Jakarta. Sebabnya, sudah 3 bulan gaji mereka tak kunjung dibayar oleh Pemprov DKI Jakarta.
Rokib (35) PHL layanan kebersihan di pintu air Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur menceritakan, semenjak pergantian kepala dinas Pekerja Umum, hak-hak mereka selama tiga bulan belum dibayarkan.
"Dari bulan Januari sampai dengan April gaji-gaji kami belum dibayarkan, dinas sempat didatangi eh orangnya pada kabur-kaburan," ujar Rokib saat ditemui dilokasi kerjanya, Rabu (19/6/2013).
Dirinya harus bekerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan dirinya harus mengutang uang kepada rekan kerja untuk sesuap nasi.
"Yang buat bertahan hidup cari sampingan sedikit, bahkan sampai pinjam uang ke teman juga," tuturnya.
Nasib Rokib pun terkatung-katung semenjak tidak mendapat kepastian gaji dari Dinas Pekerja Umum Pemprov DKI Jakarta. Sampai akhirnya ia mendapatkan kabar pekerja layanan seperti operator saringan sampah menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan.
"Setelah dibawah dinas kebersihan baru gaji mulai lancar,tapi tenaga saya yang sudah terpakai 3 bulan belum dibayar oleh dinas PU," tuturnya.
Sementara Penjaga pintu air Sunter, Ketut mengakui sejumlah pekerja pintu air belum digaji selama 3 bulan.
"Emang iya, semenjak ganti kepala dinas baru penjaga pintu air belum digaji, kabarnya ketika proses pendataan oleh Dinas PU jumlah pekerja yang di lapangan dan dilaporkan berbeda alhasil gaji semua di pending," ujar ketut.
Meski begitu dirinya mengaku mendapat kabar kalau Dinas PU telah membayarkan seluruh gaji pekerja. "Tapi saya dapat kabar kalau salah satu perwakilan kami datang ke dinas, karena gaji sudah cair sore ini," tandasnya.


Sumber :
detik.com

Warga Petukangan Selatan Minta Bertemu Jokowi Lagi

Warga Petukangan, Kecamatan Pesanggrahan, yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West 2, masih bertahan di rumahnya. Mereka berharap ada kenaikan harga ganti rugi atas tanah mereka.
Ahmad Nazar, salah seorang warga yang memilih bertahan, mengatakan bahwa warga ingin bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Mereka ingin mengajukan harga yang pantas untuk tanah mereka.
"Belum ketemu Gubernur, sampai saat ini belum ketemu lagi. Karena kami belum menawarkan harga, banyak hal yang perlu Pak Gubernur ketahui, yang ingin kami sampaikan," kata Ahmad saat ditemui di kediamannya di Jalan Makmur, Rabu (19/6/2013) malam.
Menurut Ahmad yang sudah tinggal di Petukangan Selatan sejak zaman kakek-neneknya, warga mengajukan tiga harga untuk tiga kawasan berbeda. Semisal di Jalan Ciledug, warga meminta harga Rp 18 juta per meter. Adapun di Jalan Lever dan Jalan Makmur, masing-masing Rp 16 juta dan Rp 14 juta per meter.
"Itu kesepakatan harga yang akan kami ajukan," tuturnya.
Menurut Ahmad, Gubernur DKI memang pernah menanyakan keinginan warga, apakah mau penawaran harga baru atau musyawarah. Namun, warga menolak proposal penawaran harga yang baru.
"Kami menolak jumlah di proposal itu. Kami minta musyawarah karena kan pasti ada tawar-menawar. Kami mengajukan ke tingkat yang berkepentingan karena kalau jual-beli, mereka sepihak yang menentukan harga," tuturnya.


Sumber :
kompas.com

Jokowi: Soal Rusun, Banjir Tanya Saya, BBM Tanya Pusat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak mau ambil pusing soal PDIP menolak kenaikan harga BBM. Menurutnya, tugasnya sebagai gubernur adalah mengurusi persoalan Ibu Kota.
"Urusan saya urusan Jakarta. Tanya saya masalah Rusun, banjir, macet, Pluit. BBM itu urusan nasional, tanya ke nasional," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Ditanya apakah dia setuju atas kenaikan harga BBM, Jokowi hanya mengangkat kedua tangannya sembari tersenyum. Sementara, mengenai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang menjadi kompensasi kenaikan harga BBM terhadap rakyat miskin, Jokowi mengaku akan segera mensosialisasikannya kepada masyarakat.
"Besok kita sosialisasikanlah," jelas Jokowi.
Seperti diketahui, PDIP merupakan partai pengusung Jokowi di Pilgub DKI. Jokowi juga merupakan kader dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Sebelumnya Jokowi tidak menyetujui adanya program BLSM yang digulirkan pemerintah pusat. Saat itu Jokowi mengatakan tidak dapat menilai bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah tersebut akan tepat sasaran atau tidak.
Karenanya, ia menilai lebih baik bantuan tersebut diberikan untuk usaha-usaha produktif sehingga akan lebih efektif. "Saya dari dulu memang tidak senang bantuan tunai. Kalau bisa, bantuan itu diberikan untuk usaha-usaha produktif, usaha-usaha kecil, dan rumah tangga yang produktif. Itu lebih baik. Dari dulu saya tidak setuju BLT, yang balsem (bantuan langsung sementara) ini juga," ujarnya, Senin (17/6/2013).
Namun belakangan Jokowi menyetujui BLSM. Hal itu diungkapkannya saat ditanya oleh Menko Kesra Agung Laksono.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Jangan Bilang Normalisasi Kali Belum Dikerjakan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau pengerjaan proyek normalisasi Kali Pesanggrahan Paket 2 di kawasan Cidodol, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kedatangan Jokowi tersebut sekaligus membantah kabar yang mengatakan bahwa proyek normalisasi sungai belum terlaksana.
"Ini saya cek nggak ada masalah. Sudah lebih keliatan, makanya jangan ada lagi yang bilang normalisasi belum dikerjakan. Ini sudah dimulai," tegas Jokowi di Cidodol, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
"Sudah dimulai, untuk Sheet Pile nya udah dimulai, yang ditanah kusir sudah lebih keliatan lagi. Ndak ada masalah," tuturnya.
Proyek normalisasi Pesanggrahan selama ini mengalami kendala terkait masalah pembebasan tanah milik warga.
Terkait hal tersebut, Jokowi mengatakan pendekatan yang lebih persuasif dibutuhkan antar kedua belah pihak. "Ya ini komunikasinya harus dibangun. Dibicarakan, apa yang menjadi keinginan warga," ujarnya.
Jokowi berharap agar warga sadar pentingnya proyek tersebut dilaksanakan.
"Ini dari ujung ke ujung panjang, dua tahun lah ini bisa selesai, dengan catatan, pembebasan tanah berjalan mulus. Kalau warga sadar ini penting untuk 9,8 juta warga. Proyek ini jadi lebih mudah," tambahnya.
Proyek normalisasi Kali Pesanggrahan Paket 2 dikerjakan untuk menanggulangi genangan akibat banjir yang terjadi setiap tahun untuk Jakarta selatan, Jakarta Barat dan tangerang Selatan. Selain itu, pengerjaan proyek tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya tampung sungai dari debit 11-28 m3 menjadi 146 m3.


Sumber :
merdeka.com

Ini Usul PKL Kepada Jokowi untuk Mengatasi Kemacetan di Pasar Minggu

Pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Pasar Minggu menolak pindah ke lokasi baru yang disediakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), karena dianggap tidak strategis. Mereka tidak memungkiri keberadaannya mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Namun para pedagang ini juga punya ide win-win solution terhadap masalah ini.
Seperti apa ide mereka agar tetap dapat berdagang di trotoar Pasar Minggu yang dianggap strategis tanpa mengganggu lalu lintas?
"Misal ada temen yang lapaknya sampai ke badan jalan dan menghalangi angkot, itu nanti biar kami saja yang marahin," papar Suminem (50), pedagang kacang rebus di trotoar Pasar Minggu
"Iya begitu. Pak Jokowi kan pernah bilang boleh jualan di sini, tapi yang tertib. Jadi biar sesama pedagang yang menegur, jangan digusur ke belakang sana," timpal Ahmad, pedagang bubur ayam yang memarkir gerobaknya di samping lapak Suminem.
'Belakang sana' yang Ahmad maksud adalah los penampungan yang disediakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), ketika menertibkan para PKL beberapa waktu lalu. Lokasinya yang di belakang terminal Pasar Minggu membuat PKL jauh dari calon pembeli potensial mereka, yaitu pengguna jalan dan penumpang angkutan umum.
"Di belakang sana sumpek dan sepi, dagangan nggak laku. Kalau nggak laku, bagaimana kami dapat duit? Ini anak saya mau masuk SMA, butuh biaya banyak," keluh Suminem yang mempunyai tiga orang anak.


Sumber :
detik.com

Mega Tanyakan Potensi Prananda Prabowo ke Jokowi

Nama Muhammad Prananda Prabowo, putra kedua dari Megawati Soekarnoputri dari suami pertama (alm) Letnan Satu Penerbang Sirindro Supjarso, menarik perhatian Gubernur DKI Joko Widodo. Kepada wartawan di Gedung Balaikota, Jakarta, Rabu (19/6/2013) siang, orang nomor satu di Ibu Kota tersebut mengungkapkan pendapatnya atas sosok pria yang akrab disapa Nanan itu.
Menurut Jokowi, Nanan memiliki potensi besar sebagai regenerasi pimpinan PDI Perjuangan. "Menurut saya, dia punya kemampuan besar. Bu Ketum bertanya kepada saya, menurut saya dia punya potensi," ujar Jokowi.
Dari sisi pribadi, mantan Wali Kota Surakarta itu mengatakan, Nanan merupakan sosok pendiam. Namun, di balik sisi pendiamnya, Nanan yang lahir 23 April 1970, dinilai mampu menguasai bidang Informasi Teknologi atau IT dengan sangat baik.
"Cara pengorganisasiannya detil, orangnya tak menonjol, dekat dengan siapapun. Ke rakyat juga tidak beda-bedain, ya potensilah," tutur Jokowi.
Namun, saat ditanya apakah ada kemungkinan ia dipasangkan dengan Nanan dalam Pilpres 2014, lagi-lagi ia enggan berkomentar. Hingga detik ini, Jokowi tidak memikirkannya dan menyerahkan karir politik kepada pimpinan partai. Ia fokus pada masalah-masalah yang ada di DKI Jakarta.
"Tanyakan ke Ibu Ketum. Saya nggak mikir yang sana, saya mikir DKI. Di kongres, itu mandatnya diberikan Ibu Mega yang nentukan," tuturnya.
Muhammad Ananda Prabowo dianggap sebagai salah satu pewaris trah Soekarno oleh kaum Marhaen. Bahkan, ia pernah didaulat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan menggantikan sang ibunda, Megawati Soekarnoputri. Kini, Nanan menempati sebagai Kepala Ruang Pengendali dan Analisa situasi DPP PDI Perjuangan.


Sumber :
kompas.com

Sabtu, Jokowi Buka Pameran Monorel di Monas

PT Jakarta Monorail (JM) dan investornya, Ortus Holdings Limited akan menggelar pameran monorel di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Pameran akan dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada Sabtu (22/6/2013), bertepatan dengan HUT ke-486 DKI Jakarta.
Direktur Teknis PT JM Bovanantoo mengatakan, pameran itu rencananya akan digelar mulai dari tanggal 22 Juni hingga 14 Juli 2013. Pameran terbuka untuk umum dan gratis.
"Dengan melihat langsung kereta monorel yang kami datangkan dari China, masyarakat menjadi yakin monorel akan segera ada di Jakarta. Pameran akan dibuka oleh Pak Jokowi hari Sabtu pada pukul 16.00 di Monas," ujar Bovanantoo, di Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis Ortus Holdings Limited, Banyu Biru Djarot, mengatakan, pameran itu merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang proyek monorel dan manfaatnya bagi Ibu Kota.
Menurut Banyu, sebagai investor mayoritas di PT JM, Ortus Holdings akan bekerja untuk menciptakan Jakarta lebih baik dengan menyediakan sistem transportasi yang aman, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau.
Pameran monorel itu, lanjut Banyu, didukung oleh tiga perusahaan yang berpengalaman di bidang masing-masing, yaitu Singapore Technologies Electronics (Singapura), China CNR Corporation Limited (China), dan Indosat (Indonesia).
ST Electronics merupakan perusahaan penyedia sistem manajemen lalu lintas dan e-government solution di 100 negara. China CNR Corporation Limited merupakan perusahaan pembuat kereta. Adapun Indosat, merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi.
"Saya yakin, kita dapat membuat proyek ini menjadi kenyataan. Jadi, kalau ingin tahu lebih banyak tentang monorel, saya mengajak seluruh warga Jakarta untuk berpartisipasi dalam langkah awal perubahan transportasi umum Jakarta dengan mengunjungi pameran ini," ujarnya.


Sumber :
kompas.com

Lagi Lagi Jokowi Berkelit "Nggak Mikir ...Tanya Ibu Mega ..."

Menurut guru besar ilmu politik UI, Iberamsjah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dinilai paling pantas menjadi penerus tahta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun Jokowi sendiri mengaku tak punya ambisi jadi orang nomor satu di PDIP.
"Saya nggak mikir," kata Jokowi kepada wartawan di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Jokowi mengaku masih fokus mengurus DKI. "Saya mikir DKI. Sampai detik ini saya nggak mikir (jadi penerus Mega)," terangnya.
Dia juga tak punya ambisi menjadi capres PDIP. Meski semakin banyak orang yang mendukung pencapresannya.
"Tanyakan ke Ibu Ketum, karena di kongres itu mandatnya diberikan ke Ibu Mega untuk menentukan. Tanyakan Ibu Ketum, jangan ke saya," pungkasnya.
Guru Besar Ilmu Politik UI Iberamsjah menilai Jokowi paling pas menjadi penerus tahta Mega meskipun dua anak Mega, Prananda dan Puan, terus ditambah jam terbangnya.


Sumber :
detik.com

Jokowi Mutasi Kepala UP Transjakarta

Sebanyak 51 pejabat eselon III Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilantik hari ini, Rabu (19/6/2013). Salah satu pejabat itu adalah Muhammad Akbar. Akbar dilantik menjadi Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat setelah tiga tahun menduduki posisi Kepala Unit Pengelola Transjakarta.
"Mutasi ini adalah hal yang biasa. Pak Akbar juga sudah tiga tahun di Transjakarta. Jadi, biasa supaya ada penyegaran," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Balaikota Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Posisi yang ditinggalkan Akbar kini diisi oleh Pargaulan Butar Butar. Pargaulan sebelumnya merupakan Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah DKI Jakarta. Dengan pergantian Kepala Unit Pengelola Transjakarta, Pristono berharap transjakarta berkembang menjadi moda transportasi andalan warga Jakarta.
"Pak Butar Butar sebelumnya Kasudin Perhubungan Jakarta Utara dan Kepala UPT Bus Sekolah. Beliau itu basic-nya ahli menguji kendaraan bermotor ditambah magister manajemen. Jadi, dia memiliki pengalaman lapangan dan manajemen untuk mengelola transjakarta," katanya.

Berikut ini adalah sejumlah pejabat eselon III yang dimutasi:
  1. Joni Tagor dimutasi dari jabatan Kepala Labolatorium BPLHD DKI menjadi Sekretaris BPLHD DKI.
  2. Diah Ratna Ambarwati dari Kasubbag Program dan Anggaran BPLHD DKI menjadi Kepala Labolatorium BPLHD DKI.
  3. Sofian Gani dari Kepala UPK BPKD Jakpus menjadi Kepala UPT Penyimpanan Barang Daerah BPKD DKI Jakarta.
  4. Mera Nuringsih dari Kabid Akutansi dan Pelaporan Keuangan BPKD DKI menjadi Kepala UPK BPKD Jakarta Pusat.
  5. Erwin Arsyad dari Kepala UPK BPKD Jakarta Selatan menjadi Kabid Akutansi dan Pelaporan Keuangan BPKD DKI Jakarta.
  6. Riswan Sentosa dari Kabid Pemanfaatan Aset Daerah BPKD DKI menjadi Kepala UPK BPKD Jakarta Selatan.
  7. Fatimah dari Kasubid Akuntansi I BPKD DKI menjadi Kabid Pemanfaatan Aset Daerah BPKD DKI Jakarta.
  8. Hadameon Aritonang dari Kasubag Program dan Anggaran Sekretariat DPRD menjadi Kabag Keuangan Sekretariat DPRD DKI Jakarta.

Sumber :
kompas.com

Iberamsjah: Jokowi Putera Mahkota Sesungguhnya Dari Tahta Mega

Dua putra mahkota, Prananda Prabowo dan Puan Maharani, disebut-sebut sebagai calon penerus tahta Megawati Soekarnoputri di PDIP. Di lain pihak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dinilai lebih pantas menjadi Putera Mahkota penerus Tahta Mega.
Menurut guru besar ilmu politik UI, Iberamsjah, Rabu (19/6/2013), "Jokowi lebih pantas. Jika Jokowi dijadikan ketua umum PDIP, dipastikan akan mendulang suara PDIP pada Pemilu 2014 yang akan datang"
Sementara Prananda Prabowo dan Puan Maharani dinilainya belum matang.
"Saya rasa Puan belum matang. Kakaknya juga tidak terlalu aktif di PDIP," kata Iberamsjah.
Dua putra mahkota Mega memang terus ditambah jam terbangnya. Prananda yang merupakan anak kedua Megawati dari suami pertamanya, almarhum Lettu Penerbang Surindro Supjarso dipercaya memimpin tim sukses Pilkada Bali. Sementara adiknya, Puan Maharani, berhasil mengemban tugas memenangkan Pilkada Jateng.
Jejak politik Prananda sendiri tak segemerlap Puan. Prananda lebih dikenal sebagai 'tokoh di balik layar'. Prananda duduk sebagai Kepala Ruang Kendali dan Analisa Situasi di PDIP. Sementara Puan, di usia masih muda sudah duduk sebagai Ketua DPP PDIP bidang politik dan menjabat Ketua FPDIP DPR.


Sumber :
detik.com

Jokowi Akan 'Sembelih' Kepala Dinas Gagal Yang Serap APBD 2013

Dalam evaluasi penyerapan anggaran, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menanyakan kepada 10 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang masih rendah dalam penyerapan. Ia mengancam akan menyembelih atau mencopot kepala dinas yang tidak mencapai target yang ditetapkan.
Jokowi ingin ingin Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD Tahun 2013 maksimal 3 persen. Oleh karenanya, ia menekan setiap SKPD untuk menyerap anggaran setinggi mungkin.
Kepala Dinas Perumahan Jonathan Pasodung yang merupakan SKPD dengan penyerapan terendah yakni 2,18 persen dari Rp 1,02 triliun tampak gugup ketika ditanya berapa persen target untuk penyerapan hingga akhir tahun ini.
"Baik Pak, Dinas Perumahan sanggup melaksanakan, dan apa yang dilaporkan khusus. Di atas 90 persen," jawab Jonathan ketika ditanya Jokowi.
Jokowi menimpali bahwa target Silpa tahun ini 3 persen yang berarti rata-rata penyerapan anggaran adalah 97 persen. Jonathan pun dengan terbata-bata mengatakan "97 Persen Pak," sahutnya dengan disambut tawa para hadirin.
Berbeda dengan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono yang mengatakan kendala penyerapan di Dishub terletak pada pengadaan bus. Untuk itu, Udar menargetkan 97 persen penyerapan anggaran dari total alokasi Rp 1,99 triliun.
"Dinas Perhubungan intinya siap, pengadaan bus, dari sekian besar anggaran ada Rp 1 triliun dan Rp 500 juta ada di bus. Hanya bus sedang ada lelang, lelang pertama gagal. Jadi mohon izin, 97 persen karena ada sisa lelang," jelas Udar.
Jokowi mengatakan untuk persoalan lelang dapat diselesaikan di Dinas. Sehingga, hal-hal kecil tidak dilaporkan terhadapnya.
Sementara Dinas Pertamanan dan Pemakaman terkendala dalam penyerapan adalah masalah pembebasan lahan. Sebab dari 88 titik yang direncanakan dapat terealisasi 55 titik, sisanya karena ada persoalan hukum.
"Pertamanan sebagian besar di pembebasan lahan. Pembebasan tanah ada 55 titik dari 88 titik. Sebagian bisa di perubahan dan lain tidak karena masalah hukum," ucap Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Widyo Dwiyono Budi.
Jokowi pun meminta agar lahan yang terkendala masalah hukum untuk di-drop. Namun, tetap dipastikan bahwa anggaran dapat terserap dengan baik.
Widyo mengatakan 96 persen dapat dicapai dari 55 kegiatan bisa dilaksanakan. Namun, Jokowi mengatakan target Silpa 3 persen dan Widyo pun meralat target pencapaian tersebut. "97 Persen Pak," ucapnya.
Begitu pula Dinas PU dengan anggaran Rp 2,7 triliun dapat mencapai target penyerapan 97 persen. Kendala yang dipersoalkan lahan, lelang dan rancang bangun, namun dengan tidak yakin Kepala Dinas PU Manggas Rudi Siahaan menargetkan 97 persen.
"Izin dinas PU, 11,3 persen Pak bukan 6,3 persen (penyerapan anggaran saat ini). 97 Persen (target)," ucap Manggas.
Kemudian Jokowi mengatakan Pembebasan tanah yang kira-kira tidak terserap dikembalikan ke anggaran perubahan. Sehingga, jika ada yang di drop maka segera dilaporkan.
"Kalau nanti saya kumpulkan dan nanti tidak tercapai target bisa disembelih. Kok, enggak ada yang 98 persen sih," cetus Jokowi.
Sementara, Dinas Kelautan dan Pertanian dari anggaran Rp 741 miliar ditargetkan 97 persen. Hal tersebut karena anggaran pembebasan Lahan Rp 423 miliar belum terserap akan dikembalikan dalam APBD-P.
"Ada 9 lokasi enggak bisa dilaksanakan. Setelah ditinjau lapangan tidak ada akses jalan. Karena kontrak belum proses, yang saya kontrak 80 persen, saya usahakan 95 persen. Kalau enggak 97 persen, efisiensinya itu yang belum kami hitung. Ya 97 persen Pak," jelas Kadis Kelautan dan Pertanian Ipih Ruyani.
Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Olahraga dan Pariwisata juga sama 97 persen dari penyerapan anggaran.
Jokowi menekankan agar kegiatan segera dimulai seperti lelang, sehingga Desember nanti target dapat terealisasi. "Saya catat dengan tulisan tangan, sehingga tidak terpeleset," ucapnya.
"Saya cek di lapangan dengan wagub, sehingga ikut mengisi. Masalah kecil-kecil dengan dinas, bupati, walkot, lurah, sudin silakan selesaikan sendiri," imbuhnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Mengaku Tak Bermaksud Jadi Sosok Pemersatu Malaysia

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu bentandang ke negeri jiran Malaysia untuk mempromosikan Jakarta. Lewat sebuah konser megah bertajuk 'Enjoy Jakarta', Jokowi promosi Jakarta dengan menghadirkan artis-artis papan atas Indonesia.
Yang menarik dalam konser ini, mantan Walikota Solo tersebut sempat foto bareng dengan keluarga para politisi Malaysia yang saat ini sedang berseteru. Sehingga, Jokowi pun dianggap sebagai sosok pemersatu pihak-pihak yang berseteru di Malaysia.
Bagaimana tanggapan Jokowi? Dengan santai, alumni Fakultas Kehutanan UGM tersebut enggan disebut sebagai sosok pemersatu. Kedatangannya ke Malaysia murni untuk mempromosikan pariwiaata Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
"Urusan saya (ke Malaysia) urusan Jakarta, enjoy Jakarta," kata Jokowi saat dikonfirmasi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Jokowi menambahkan, kalau ada waktu luang dirinya selalu mempromosikan Jakarta, baik dengan para pengusaha, ataupun politisi.
"Saya kalau ada waktu luang saya psti gunakan. Jadi saya gunakan ketemu investor-investor, ketemu tokoh-tokoh politik," imbuh Jokowi.
Kemarin, dalam akun twitter-nya, putri pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, Nurul Izzah me-retweet postingan kolumnis Malaysia, Karim Raslan yang memposting foto Jokowi dengan tiga anggota dinasti politik penting di Malaysia.
Mereka adalah Datuk Seri Nazir Razak, putra mantan Perdana Menteri Tun Abdul Razak dan adik dari PM sekarang Najib Razak. Nazir Razak kini adalah bankir ternama dari CIMB Group. Sosok kedua yaitu Nurul Izzah Anwar, putri dari pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang juga anggota parlemen Malaysia. Tokoh ketiga adalah Marina Mahathir, putri sulung mantan Perdana Menteri Mahathir Muhammad.
Dalam postingannya di Twitter, Karim Raslan menyatakan bahwa foto tersebut benar-benar tanpa rekayasa dan berlangsung secara spontan.
Usai diretweet oleh Nurul Izzah, pemilik akun Twitter bernama Muhd Fadhil Salleh menyebut, foto tersebut bisa menjadi awal rekonsiliasi politik di Malaysia.
"@muhdfadhil313 RT @n_izzah @KarimRaslan @netraKL @Jokowi_do2 for the sake of national reconciliation :)," tulisnya beberapa saat yang lalu.


Sumber :
merdeka.com

Lagi Lagi "Tanya Ibu Mega"

Pekan lalu, majalah terkemuka The Economist menulis peluang Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai capres 2014. Menurut sumber majalah itu, Jokowi kabarnya telah didekati tiga partai agar mau maju sebagai capres.
Saat dikonfirmasi mengenai tawaran tiga partai itu, Jokowi lagi lagi berkelit. "Enggak tahu, saya enggak tahu. Endak ngerti saya," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Jokowi malah menyarankan agar menanyakan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Tanyakan ke Ibu Ketum. Saya enggak mikir sana. Mikir DKI, sampai detik ini saya enggak mikir," ujarnya.
Mantan wali kota Solo itu beralasan, hanya Mega yang mempunyai wewenang untuk menunjuk siapa capres dari PDIP. Sebab, dalam Kongres PDIP telah mengamanatkan Mega untuk menentukan capres.
"Itu mandatnya diberikan kepada Ibu Mega untuk menentukan," jelasnya.
Jokowi juga enggan menanggapi soal sinyal tidak majunya Mega dalam Pilpres 2014. "Tanyakan ke Ibu Ketum, jangan ke saya," katanya.


Sumber :
merdeka.com

Serapan SKPD Rendah, Jokowi Beri Peringatan Keras

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggelar evaluasi untuk para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI terkait penyerapan anggaran (anggaran yang telah terpakai) dari pengesahan APBD DKI 2013 hingga 17 Juni 2013. Melihat penyerapan anggaran yang masih kecil, raut mukanya pun tampak kesal dan memberikan lampu kuning kepada para kepala dinas yang menghadiri evaluasi tersebut.
"Kalau dilihat dari penyerapan belanja langsung, rata-rata 15 persen, belanja tidak langsung rata-ratanya 28 persen. Jadi, rata-rata penyerapan sampai pertengahan Juni ini semuanya hanya 19 persen. Saya sudah beri lampu kuning dan hampir masuk lampu merah. Hati-hati lho," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada SKPD di Balaikota Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta itu mengharapkan jangan sampai penyerapan anggaran kecil seperti pada Desember tahun 2012 lalu, yang hanya mencapai 82,26 persen. Oleh karena itu, ia ingin agar semua kepala dinas langsung membicarakan kepadanya terkait apa-apa saja yang menjadi kendala dan yang diperlukan oleh dinas tersebut.
"Ini terus kita dorong. Karena terus terang, setiap minggunya saya akan ikuti dan kawal terus. Kepala SKPD agar memonitor secara langsung kemajuan kegiatannya dan melakukan update secara berkala," kata Jokowi.

Berikut adalah sepuluh SKPD yang penyerapan anggarannya terendah sampai 17 Juni 2013 :
  1. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI (2,18 persen).
  2. Dinas Perhubungan DKI (4,04 persen).
  3. Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI (4,40 persen).
  4. Dinas Pekerjaan Umum DKI (6,11 persen).
  5. Dinas Kelautan dan Pertanian DKI (8,16 persen).
  6. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI (10,50 persen).
  7. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI (10,55 persen).
  8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI (10,78 persen).
  9. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI (12,23 persen).
  10. Dinas Olahraga dan Pemuda DKI (12,83 persen). 

Sumber :
kompas.com

Jokowi Nilai Prananda Prabowo Berpotensi Jadi Penerus Mega

Putra kedua Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo (43), dikenal sebagai 'mysterious man'. Namun Gubernur DKI Jakarta dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) melihat Prananda berpotensi menjadi penerus Mega menjadi Ketua Umum PDIP.
"Menurut saya dia punya kemampuan besar yang belum...saya nggak tahu, menurut saya punya potensi," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Jokowi mengenal Prananda sebagai sosok pendiam. Namun di balik diamnya, Prananda dipandang Jokowi punya kemampuan menonjol.
"Pribadi pendiam tapi masalah IT-nya kuat. Pengorganisasiannya detail. Orang yang paling menonjol dekat dengan siapapun, rakyat, tidak beda-bedain," puji Jokowi.
Di internal PDIP, Prananda yang sering disebut 'Soekarno Kecil' karena menjaga ideologi kakeknya itu, saat ini menjabat ketua Situation Room, ruang kendali dan analisa situasi di PDIP. Anak kedua Megawati dari suami pertamanya, almarhum Lettu Penerbang Surindro Supjarso ini lebih dikenal sebagai 'man behind the door'.
Lalu apa potensi terbesar Prananda di PDIP? Apakah menjadi ketua umum PDIP? "Ya potensi hehehe...," sahut Jokowi sembari tertawa.


Sumber :
detik.com

Jokowi Kerahkan 800 Personel Satpol PP Amankan Pesta Muda Mudi

Perayaan HUT ke-486 Jakarta akan dibuat semeriah mungkin. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah menyiapkan rangkaian acara Jakarta Night Festival pada 22 Juni mendatang.
Sebanyak 8 panggung berukuran besar bakal mejeng di Monas dan Thamrin. Kemudian ada 8 panggung kecil juga turut meramaikan acara.
Kepala Satpol PP Jakarta, Kukuh Hadi Santoso mengatakan pihaknya bakal mengawal dan menempatkan anak buahnya di setiap panggung. Pasukan Satpol PP bakal disebar di setiap titik dan pusat-pusat keramaian.
"Tanggal 22 malam itu setiap panggung 30 personel Satpol PP. Di Bunderan HI kita tempatkan sekitar 100 personel. Ada sekitar 800 totalnya," ujar Kukuh di Balai Kota, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Diakui Kukuh, memang ada instruksi khusus dari Jokowi. Sejak pekan kemarin, menjelang harga bahan bakar minyak (BBM) naik, Kukuh dan jajarannya telah diperintahkan untuk turut menjaga keamanan.
"Mulai kabar BBM naik kemarin, separuh lebih dari total personel kita kerahkan untuk keliling tempat-tempat vital seperti pom bensin dan tempat lainnya," jelas Kukuh.
"Setiap kegiatan pasti kita taruh Satpol PP, di setiap momen. Ini perintah dari panglima keamanan, Pak Jokowi kan panglima keamanan wilayah Jakarta," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Minta Satpol PP 'Pelototi' Kursi Di Trotoar Monas

Pemprov DKI Jakarta menyediakan sejumlah kursi yang diletakkan di trotoar kawasan Monas, Jakarta Pusat. Namun sayang kursi tersebut tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
"Tadi malam saya cek ternyata kursinya dipakai tidur gelandangan. Makanya nanti akan dijaga Satpol PP," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, usai memberi kuliah umum di Stikom Interstudi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
Nanti, lanjut Jokowi, petugas Satpol PP akan mengawasi penggunaan kursi taman tersebut. "Nanti Satpol muterin (Monas) terus," tuturnya.
Tidak hanya itu, Satpol PP juga bertugas menertibkan sejumlah tukang ojek yang kerap menjadikan trotoar di kawasan Monas sebagai tempat mereka mangkal.
"Termasuk ojek-ojek trotoar yang di parkir dan dipakai tukang ojek," ucap Mantan Walikota Solo tersebut.
Hal tersebut dilakukan Jokowi semata-mata untuk menertibkan penggunaan fasilitas kursi yang ditaruh di trotoar. "Itu mencoba bagaimana tiap trotoar diberi tempat duduk, apakah hilang, apakah buat tidur, apakah bener dipakai istirahat pejalan kaki," kata dia.
Karena itu merupakan fasilitas umum, maka harus dikontrol terus. "Kita (Pemprov DKI) ingin mengedukasi masyarakat, namun ya mengubah kebiasaan memang tidak gampang," pungkasnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Kerahkan 500 Petugas Kebersihan Pada Acara HUT DKI

Jelang perayaan HUT Kota Jakarta yang ke-486, Pemprov DKI Jakarta akan mengerahkan 500 petugas kebersihan. Ratusan petugas kebersihan tersebut akan disebar di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Kami (Pemprov DKI) minta siapin 500 petugas. Mau diambil dari dinas atau luar bukan urusan saya," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), usai memberi kuliah umum di Stikom Interstudi, Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
Pria yang akrab disapa Jokowi tersebut menginginkan agar warga yang menikmati sejumlah hiburan di Monas untuk tetap menjaga kebersihan. "Kami (Pemprov DKI) ingin edukasi masyarakat buang sampah harus di tempatnya. Jangan seperti dulu waktu tahun baru dan juga di PRJ Monas, sampah berton-ton numpuk," tegasnya.
"Ini harus diberikan pembelajaran," imbuh mantan wali kota Solo tersebut.
Nantinya, ratusan petugas kebersihan akan disebar di sepanjang jalan di Kawasan Monas dan sekitarnya. "Nanti petugasnya mobile," tegasnya.
Pada perayaan puncak HUT DKI pada 22 Juni 2013, Jokowi menggelar banyak acara. Acara mulai digelar dari pagi hingga malam hari.


Sumber :
merdeka.com

Sosiolog: Jokowi-Ahok Satria Piningit Jakarta Baru

Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar meluncurkan buku 'Bang Jokowi dan Bang Ahok Bangun Jakarta Baru'.
Menurut Musni, buku ini intinya mengulas beberapa hal tentang pelaksanaan demokrasi di DKI Jakarta 2012. Selain itu tantangan dan permasalahan pembangunan Jakarta serta janji-janji dalam pemilu DKI dengan jargon 'Jakarta Baru' yang dibawa oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Musni mengatakan, saat Pilgub DKI Jakarta dilakukan, secara langsung Jakarta telah memunculkan Satria Piningit, seperti yang pernah ditulis oleh budayawan Ranggawarsita di Serat Kalatida. Jakarta telah melahirkan pimpinan baru berupa Jokowi dan Ahok.
"Jokowi dan Ahok itu seperti pemimpin yang berjiwa luhur, membela kebenaran, peduli masyarakat bawah, dan mengedepankan negara dan bangsanya. Ketika keadaan masyarakat sedang kacau, resah, masyarakat awam karena kehidupannya tertekan, Satria Piningit itu lalu muncul," kata Musni saat peluncuran dan bedah bukunya di Graha William Surya Jaya, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta Timur, Rabu (19/6/2013).
Musni optimistis dengan kepemimpinan Jakarta Baru yang dibawa oleh Jokowi dan Ahok. Menurutnya, Jokowi mencerminkan pemimpin yang dirindukan masyarakat, hal-hal yang tak pernah dibayangkan oleh masyarakat.
"Saya melihat, setelah yang dilakukan oleh Jokowi dan Ahok, saya optimis mereka akan menjadi pemimpin yang berhasil. Dengan syaratnya harus ada juga peran dari masyarakat," ujar Musni.
Musni juga meyakini, kepemimpinan yang dibawa oleh Jokowi saat ini sudah menjadi modal besar baginya. Hal itu didapat dari kepercayaan penuh masyarakat kepada Jokowi, dimana ada kejujuran dan kemudian selalu memihak orang-orang kecil.
"Kemauan keras, tekad dan kepercayaan dari masyarakat itu adalah modal yang membawa Jokowi menyelesaikan permasalahan dan bisa membawa harapan baru untuk Jakarta," imbuh Musni.


Sumber :
merdeka.com

Kamis, Jokowi Rapat Bahas Kenaikan Tarif Angkutan Umum

Kenaikan harga BBM cuma tinggal tunggu waktu diumumkan pemerintah. Imbasnya tarif angkutan umum pun akan disesuaikan, tak terkecuali di Jakarta.
"Besok (Kamis) saya kumpulkan semuanya. Ya semua," tutur Jokowi usai menjadi pembicara dalam Kuliah umum bertema "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi, Jl Wijaya II No 62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
Jokowi mengatakan kenaikan tarif angkutan umum harus dihitung dengan baik. Jangan sampai kenaikan tarif tidak dirasakan manfaatnya.
Oleh karena itu, Jokowi akan mengundang semua pihak terkait yang berkepentingan dengan angkutan umum. "Organda, sopir, pelaku-pelaku usaha. Ya semuanya kita ajak bicara," katanya.
Organda DKI Jakarta akan mengusulkan kenaikan tarif angkutan umum terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Organda DKI mengusulkan kenaikan tarif hingga 30 persen.
"Kami mengusulkan kenaikan 30 persen," kata Ketua Organda DKI Jakarta Soedirman saat dihubungi detikcom pada kesempatan terpisah.


Sumber :
detik.com

Jokowi: Saya Cek, Dua Bangku Taman Dipakai Tidur Gelandangan

Niat Pemprov DKI Jakarta ialah ingin memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dengan memasang bangku taman. Namun, apa daya, belum 24 jam dipasang, bangku taman tersebut sudah digunakan untuk tidur tunawisma.
"Tadi malam jam 23.00 WIB saya cek, ada dua bangku yang dipakai tidur gelandangan," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai memberikan kuliah umum ratusan mahasiswa Stikom Interstudi, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013) pagi.
Mantan Wali Kota Surakarta itu mengungkapkan, dirinya telah menginstruksikan petugas Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) untuk menjaga sejumlah bangku taman tersebut. "Entar Satpol PP patrolilah, muterin terus bangku itu," ujarnya.
Jokowi mengakui bahwa masyarakat masih tidak terbiasa menjaga fasilitas publik. Hal itu terlihat dari banyaknya fasilitas publik yang cepat rusak.
Ia mengatakan, butuh waktu proses panjang agar kesadaran warga menjaga fasilitas publik dapat muncul. Salah satunya ialah melalui penegakan hukum dari pihaknya agar hal itu tidak terulang.
"Kita ini hanya mencoba, bagaimana di setiap trotoar diberikan tempat duduk, apakah hilang, dipakai tempat tidur atau istirahat pejalan kaki. Nanti saya akan cek lagi," tutur  Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana mengadakan bangku taman sebanyak 340 unit untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna trotoar di DKI. Bangku taman tersebut rencananya dipasang dari Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, sampai Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Pada Selasa (18/6/2013) sore, sebanyak 70 bangku diangkut truk Satpol PP untuk dipasangkan di lokasi yang telah direncanakan. Adapun sesuai dengan rencana sebanyak 340 bangku taman itu akan dipasang dengan jarak setiap 30 meter. Rencananya, bangku serupa juga akan disediakan di jalan-jalan lain di Jakarta.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Soal Kopaja: Ini Mobil atau Gerobak? Ngeremnya Pakai Doa

Jokowi berbicara soal kendaraan umum di Jakarta bernama Kopaja. Ternyata Gubernur DKI Jakarta ini punya cerita sendiri soal pengalamannya naik angkutan bertarif Rp 2.000 ini.
"Saya kaget tahun 85 waktu di Jakarta pernah naik Kopaja. Saya cek, yang saya naiki dulu sama sekarang masih sama," ucap Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi di acara kuliah umum bertema "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Jokowi bercerita, ketika dia melakukan sidak ke Terminal Kampung Melayu dan Kampung Rambutan awal tahun lalu. Jokowi mengaku heran dengan kondisi Kopaja yang tidak memiliki spedometer dan rem.
"Ini mobil atau gerobak? Banyak yang enggak punya rem, eggak tahu pakai apa. Ngeremnya pakai doa," ucap Jokowi disambut tawa hadirin.
Jokowi menemukan masih banyak sopir Kopaja yang tidak punya SIM alias sopir tembak. Hal ini akan menjadi masalah jika tidak segera ditangani.
"Bagaimana kalau ada masalah. Kita juga enggak bisa intensif mengawasi," katanya.
Menurutnya hal ini terjadi karena manajemennya tidak tertangani dengan baik. Kopaja saat ini milik pribadi dan Pemprov DKI akan mengambil alih melalui
Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).
"Nanti akan ada 1.000 bus baru, gaji sopir ditentukan, remnya bisa dicek, sopirnya pakai seragam. Diajari bagaimana melayani penumpang," ujar pria yang akan berulang tahun ke-52 ini.


Sumber :
detik.com

Blusukan Cek Masalah, Jokowi Berani Diadu dengan Para Kadis

Sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sering melakukan blusukan mengidentifikasi masalah. Bahkan, Jokowi berani diadu penguasaan masalahnya dengan para kepala dinasnya!
"Tiap hari saya blusukan, semakin saya mengenali Jakarta. Saya berani diadu dengan kepala dinas saya, saya lebih tahu. Karena 80 persen kegiatan saya ada di lapangan. Saya ingin kuasai medan dan problem," tutur Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang.
Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum bertema, "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi, Jl Wijaya II No 62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
Jokowi melontarkan hal itu karena merespons pertanyaan dari salah satu mahasiswi, "Bapak menerapkan sistem kontroling dalam program-program Bapak?"
"Ini kenapa saya cek ke sana. Itu artinya kenapa cek kontroling, sebenarnya ada inspektorat. Tapi kita harus cek betulan. Bukan basa-basi, kalau ada yang salah, langsung tegur, sanksi yang jelas," jawab Jokowi.
Dia mengakui bahwa dirinya belum mengetahui Jakarta 100 persen, hanya 80 persennya saja. Karena itu mengapa dia blusukan, mengontrol program-programnya di kampung dan pusat kegiatan proyek.
"Ke kampung, itu komunikasi yang ingin saya bangun, saya sampaikan di sana. Komunikasi secara langsung. Walaupun media ingin sangat membantu," tutur Jokowi.


Sumber :
detik.com

Didesak Cepat Hilangkan Banjir dan Macet, Jokowi: Apa Saya Tukang Sulap?

Banjir dan macet tak ada habisnya bagi Jakarta. Diminta untuk segera menghilangkan dua masalah krusial tersebut, bukan Jokowi bila tak punya argumen taktis.
"DKI ini problemnya sudah ruwet bertumpuk. Enggak langsung diselesaikan, makin kronis. Setelah saya masuk, saya herannya masyarakat berpikir semuanya langsung hilang, macet banjir langsung hilang. Lha apa saya ini tukang sulap," kata Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi di acara Kuliah umum bertema "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Pria yang akan berulang tahun ke-52 ini menuturkan, semua butuh proses dan waktu yang tidak sedikit. Dia meminta warga Jakarta bersabar dan ikut membantu menciptakan Jakarta yang lebih baik.
"Butuh waktu dan proses. Nanti saya akan beri progres," ucap Jokowi.
Menurutnya yang paling penting saat ini adalah menyelesaikan dua masalah itu secepatnya.
"Survei kita lakukan, keinginan masyarakat adalah membereskan macet dan banjir, harus dikerjakan secepatnya," jamin Jokowi.


Sumber :
detik.com

Tepuk Tangan untuk Jokowi karena Tak Maju Capres

Joko Widodo (Jokowi) kembali menyatakan dirinya tidak akan maju capres, dan akan fokus mengurus Jakarta. Ucapan Gubernur DKI Jakarta itu disambut tepuk tangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Interstudi.
Saat memberikan kuliah umum di kampus Stikom yang terletak di Jalan Wijaya 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seorang dosen di kampus tersebut menanyakan terkait elektabilitas Jokowi yang tinggi di berbagai survei.
"Ndak mikir ke situ. Sekarang fokus Jakarta, Jakarta," jawab Jokowi sambil tersenyum.
Ucapan Jokowi itulah yang membuat para mahasiswa di kampus tersebut bertepuk tangan. Mereka berharap agar Jokowi fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga akhir masa jabatan pada tahun 2012.
"Saya kurang setuju kalau Pak Jokowi nyapres. Mending fokus di Jakarta saja dulu," ucap Nadila (20), mahasiswi Jurusan Advertising Interstudi, Rabu (19/6/2013).
Menurut Nadila, Jokowi telah mendapat dukungan penuh terkait seluruh program dan kebijakan yang dijalankannya hingga saat ini. "Programnya sudah bagus. Sudah ada gebrakan sepertinya di Jakarta. Mulai dari KJS (Kartu Jakarta Sehat), KJP (Kartu Jakarta Pintar) sama lelang jabatan. Itu bagus banget," tuturnya.
Jokowi memberikan kuliah umum di Stikom Interstudi terkait "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Prospek dan Peluang ke depan" di aula serbaguna kampus.



Sumber :
kompas.com

Celoteh Jokowi Tentang Kecelakaan Hingga Jarang Berbaju Lengan Pendek

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kerap melontarkan celoteh jenaka di berbagai forum. Kali ini, Jokowi bercerita mengenai kecelakaan dan alasan mengapa dirinya jarang pakai baju lengan pendek.
Cerita ini disampaikannya dalam kuliah umum bertema, "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi, Jl Wijaya II No 62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
"Mau cerita apa? Masa cerita Metallica? Saya 23 tahun memang bukan orang pemerintahan. Saya hidup di usaha ekspor produk kayu. Tapi 'kecelakaan' 8 tahun, lalu 'kecelakaan' lagi kepilih gubernur. Pokoknya kalau kepilih itu 'kecelakaan'," celoteh Jokowi yang spontan disambut gerrr peserta kuliah umum.
Jokowi merasa tak ada potongan untuk menjadi birokrat apalagi pejabat. "Saya nggak tahu, wajah jelek, ndeso, dipilih. Kurus kerempeng kok dipilih. Salah yang pilih," tutur Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo 2 periode itu juga sempat berceloteh mengenai ajudan yang lebih ganteng dari dirinya sehingga dikira sang wali kota itu ajudannya. Celoteh mengenai ajudan ini memang kerap disampaikan Jokowi di forum-forum.
Jokowi juga bercerita menyeleksi sendiri ajudannya. Dari 8 nominasi, dipilihnya satu saja yang setia mengikuti Jokowi dari pagi sampai malam.
"Saya pilih tentu saja yang paling pinter, dan paling rajin. Nggak asal comot. Dari 8 orang dipilih ini rajinnya setengah mati ngikutin saya dari pagi sampai tengah malam," tutur Jokowi.
Kemudian, Jokowi juga berceloteh mengapa dirinya kerap mengenakan baju lengan panjang.
"Saya nggak pernah lengan pendek karena nanti terlihat kurus sekali. Kurussss sekali," tutur Jokowi yang lagi-lagi disambut tawa hadirin.


Sumber :
detik.com

Kuliah Jokowi di STIKOM: Saya Dulu Enggak Punya Apa-Apa

Selain menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi),juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Jokowi mengaku, dia adalah tipe pengusaha yang tak takut bangkrut. Bahkan, saat memulai usahanya, mantan Wali Kota Solo itu tidak memiliki modal sama sekali.
Demikian disampaikan Jokowi ketika menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa STIKOM Interstudi, yang bertanya tentang nasib para pengusaha mikro.
"Jangan menunggu pembinaan pemerintah, jangan menunggu apa yang diberikan pemerintah. Masuk aja langsung kalau mau jadi pengusaha. Saya dulu juga waktu memulai enggak punya apa-apa. Enggak punya modal, enggak punya uang," kata Jokowi di STIKOM Interstudi, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013).
Jokowi juga mengingatkan pentingnya kalkulasi yang diseimbangkan dengan kemampuan yang ada.
"Masalah yang diselesaikan sambil berjalan. Saya pernah 'kecebur sumur’, jurang juga pernah, tapi itu yang akan mematangkan kita. Ada peluang sekecil apapun, ambil!" pungkasnya.
Jokowi juga pernah membagi tips menjadi wirausaha sukses. Dia mengatakan, kiat sukses yang pertama yakni, inovatif dan kreatif, serta mampu melihat dan menangkap peluang.
Terlahir dari keluarga biasa-biasa saja membuat Jokowi bertekad mengubah nasib. Paman Jokowi, Miyono, menceritakan, selepas SMA, Jokowi memilih jurusan Teknologi Kayu, Universitas Gadjah Mada.
Setelah lulus kuliah pada 1985, Jokowi memutuskan merantau. Selama dua tahun, dia bekerja di sebuah perusahaan BUMN di Aceh. Dia banyak belajar tentang dunia mebel hingga akhirnya memutuskan kembali ke Solo.
"Dua tahun Jokowi di Aceh selesai kuliah. Di Aceh Jokowi kerja di BUMN," jelas Miyono saat berbincang dengan Okezone, di rumahnya, RT 6/2, Gondang, Manahan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Setelah berhenti, Jokowi ikut bekerja di perusahaan mebel milik Miyono. Saat itulah dia belajar tentang dunia permebelan. Dalam waktu singkat, Jokowi mampu mempelajari seluk beluk dunia mebel. Bahkan, berkat ketekunannya, ia mampu mendirikan perusahaan mebel sendiri. "Jokowi tidak mau menyia-nyiakan kakeknya yang telah rela ikut membiayai kuliahnya dengan menjual sapi. Itu yang membuatnya terpacu," katanya.
Dengan modal hanya tekad, Jokowi mulai merintis bisnis mebel. Jokowi terpaksa menggadaikan sertifikat tanah milik orang tua untuk mendapatkan modal. "Dari modal pinjaman bank ditambah pengalaman yang belum banyak,Jokowi memulai bisnisnya. Awalnya ya sulit. Tapi Jokowi tak gitu saja menyerah,"jelasnya.
Sembilan tahun lamanya Jokowi jatuh bangun merintis usaha bersama istrinya, mulai dari kecil dengan hanya memperkerjakan tiga orang karyawan. Berbagai model mebel berhasil diciptakan, hingga akhirnya Jokowi mencoba untuk ekspor.
"Perjuangan Jokowi jadi eksportir setelah dia mendapat bapak angkat dari Perum Gas Negara," paparnya.
Hingga akhirnya, tambah Miyono, Jokowi bisa melunasi utang-utangnya di bank. Metode manajemen pemasaran mebel yang diterapkan Jokowi, yaitu rajin ikut pameran. Hasilnya, dalam satu bulan sudah ada permintaan 18 kontainer.
"Awalnya Jokowi ikut pameran di Jakarta, terus merambah sampai Singapura dan akhirnya ke Eropa, Amerika Eropa Timur, dan Timur Tengah," jelasnya.
Menurut Miyono, lewat keponakannya tersebut dirinya berharap Jokowi memperhatikan para pengusaha kecil di Jakarta. Dia minta Jokowi menginat saat ia jatuh bangun dulu. "Jangan lupa dari mana Jokowi berasal. Perhatikan para rakyat kecil. Jokowi itu dulunya dari kecil, jangan sombong!" pungkasnya.


Sumber :
okezone.com

Jokowi Klaim Politik "Meja Makan" Membuahkan Hasil

Gubernur DKI Joko Widodo mengakui memiliki pendekatan khusus untuk meredam penolakan warga atas program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satunya adalah pendekatan "politik meja makan".
Di depan ratusan mahasiswa Stikom Interstudi, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2013), Jokowi menjelaskan, suatu program kebijakan haruslah disertai dengan manajemen lapangan yang baik. Jika menemui suatu masalah, hendaknya bukan tindakan represif yang dipilih, melainkan komunikasi.
"Misalnya warga Waduk Pluit, kita sudah bertemu berkali-kali, tapi masih ada masalah. Ya, saya ajak makan saja," ujar Jokowi.
Mantan Wali Kota Surakarta itu mengungkapkan, sebenarnya bisa saja Pemprov DKI menggunakan jalur cepat, yakni tindakan represif main gusur, main usir, serta main bangun. Namun, menurutnya, aksi itu bukan bagian dari kebudayaan Indonesia.
"Itu bukanlah cara yang baik. Maka, kita lakukan pendekatan yang lunak, tanpa represif tanpa Satpol PP serta petugas keamanan," lanjutnya.
Menurut Jokowi, meski memerlukan proses yang tidak sebentar, pendekatan politik meja makan dianggap ampuh meredam penolakan warga atas programnya. Buktinya, kata Jokowi, gelombang penolakan warga sekitar Waduk Pluit tak sebesar beberapa waktu lalu. Warga mulai bersedia pindah ke rumah susun sewa sederhana.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi memang pernah mengundang beberapa tokoh warga di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk makan siang bersama di gedung Balaikota, Selasa (21/5/2013) siang. Di sana, keluh kesah masyarakat terkait rencana relokasi ditumpahkan kepada Gubernurnya secara langsung.


Sumber :
kompas.com

Kuliah Di Stikom, Jokowi: Banyak Yang Bisikin Saya Untuk Nyapres 2014

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan banyak yang membisiki dia untuk ikut serta dalam Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Hal ini terkait dengan elektabilitas Jokowi yang selalu menempati urutan atas dalam setiap poling capres.
Jokowi ditanya soal capres di acara Kuliah umum bertema "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Bisnis dan Peluang" di STIKOM InterStudi Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Awalnya Jokowi ditanya oleh moderator acara itu tentang nyapres. Pertanyaan ini kerap dilontarkan pada Jokowi sebelumnya. Jokowi menjawab dengan santai, "Lha saya sudah jawab di koran-koran kan ya".
Namun moderator kukuh agar Jokowi menjawab pertanyaan soal nyapres dalam forum ini. Akhirnya Jokowi mengalah dengan menjawabnya.
"Yang bisikin sudah banyak," kata Jokowi.
Menurut Jokowi saat ini dia tidak ingin memikirkan masalah pencapresan. Dia hanya ingin fokus pada urusan Jakarta saja.
"Saya masih konsentrasi masalah Jakarta,' ucap Jokowi.
Jokowi mengaju yang dia tahu hanya bekerja untuk membuat Jakarta lebih baik. Urusan nyampres Jokowi tidak mau ambil pusing.
"Saya ini kerja, badan saya ini sudah turun setengah kilo," katanya sambil diiringi tawa peserta kuliah.


Sumber :
detik.com
Versi merdeka.com : "Ditanya nyapres apa tidak, Jokowi jawab 'ndak mikir ke situ'"

Kalah Ganteng dari Ajudan, Jokowi Ditertawakan Mahasiswa

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi bahan tawa oleh ratusan mahasiswa STIKOM Interstudi. Kejadian itu terjadi saat Jokowi memberi kuliah umum di aula kampus yang terletak di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu pada Rabu (19/6/2013) pagi.
Pada kuliah umum tersebut, Jokowi menceritakan masa lalunya terjun ke dunia politik. Jokowi pun mendapat jasa pengawalan oleh ajudan. Namun, Jokowi merasa kalah pamor lantaran sang ajudan secara fisik lebih gagah dan lebih ganteng darinya.
"Di Solo banyak yang keleru, menyangka saya bukan wali kota. Mereka lebih gagah dari saya. Tiga bulan, langsung saya minta ganti ajudan," ujarnya.
"Makanya saya minta ajudan yang jangan lebih ganteng dari saya. Dari delapan ajudan, akhirnya saya milih satu, ini dia orangnya," lanjut Jokowi sambil menarik tangan ajudannya bernama Dista.
Aksi Jokowi dan ajudan itu pun mengundang tawa dari ratusan mahasiswa yang hadir. Namun, meski menjadi bahan tawa mahasiswa, Jokowi serta sang ajudan percaya diri berdiri bersebelahan.
Ajudannya malah tambah menegapkan tubuhnya. Kuliah umum dengan tema "Jakarta Baru, Jakarta Megapolitan, Prospek dan Peluang" itu mendapat sambutan positif dari ratusan mahasiswa. Hingga pukul 10.23 WIB, kuliah umum masih berlangsung.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Benahi Anggaran, Ahok Urus Listrik Tenaga Sampah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)  berbagi tugas hari ini. Jokowi akan membenahi anggaran di jajaran Pemrov DKI Jakarta. Malamnya dia akan menghadiri acara ulang tahun media bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pukul 11.00 WIB Pak Gubernur memberikan pengarahan kepada seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait penyerapan anggaran di Balai Agung," demikian informasi dari Humas dan Protokoler Pemprov DKI Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Agenda Ahok, wakil Jokowi lebih padat. Pagi hari dia sudah menerima lima kepala wilayah kantor pos DKI Jakarta.
"Pukul 10.00 WIB mewakili Gubernur menerima Audiensi PT Pertamina untuk melaporkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Bantar gebang dan proyek Compressed Natural Gas (CNG) Pertamina di Jakarta di Ruang Rapat Wagub."
Selanjutnya, Ahok menerima audiensi Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) untuk membicarakan Program Dukungan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Perizinan.
Siang hari hingga sore, Ahok berturut-turut akan menggelar rapat soal kemacetan, lalu dengan kepala dinas kebersihan dan ditutup malamnya mengurusi Rusun marunda.


Sumber :
merdeka.com