Kamis, 11 April 2013

Surat Untuk Jokowi

Warga Cilincing yang menghuni rumah susun sederhana sewa di Marunda, Jakarta Utara, menginginkan agar status mereka sebagai penghuni menjadi legal. Mereka mengirimkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan memohon agar status mereka diperjelas.
Sebanyak 29 kepala keluarga dari Cilincing dituduh sebagai penyerobot hunian karena unit yang mereka tempati sebenarnya dialokasikan bagi warga yang direlokasi dari Rusun Pluit. Mereka enggan meninggalkan rusun itu sebelum bertemu dengan Jokowi.
"Saya sudah mengirimkan surat kepada UPT I Rumah Susun DKI Jakarta dengan tembusan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta supaya status kami diperjelas," kata Edward Rumambi selaku koordinator warga Cilincing kepada Kompas.com di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (11/4/2013).
Bersama 28 kepala keluarga asal Cilincing, pria yang akrab disapa Boy itu menghuni unit-unit yang terdapat di Kluster B Blok 11 Rusun Marunda. Mereka beralasan, warga Waduk Pluit yang telah mendapatkan unit-unit tersebut tak kunjung datang untuk menghuni.
"Sudah dikasih waktu 7 x 24 jam oleh pengelola, tapi sampai dua bulan mereka enggak masuk juga. Kalau memang mereka enggak butuh, biarkan kami yang mengisi tempat ini," kata Boy.
Wisnu, rekan Boy, menambahkan, warga Cilincing yang masuk ke rusun memiliki kesamaan dengan warga Waduk Pluit. Mereka adalah warga miskin yang belum memiliki rumah dan sering menjadi korban banjir. Lagi pula, Rusun Marunda terletak di wilayah Cilincing. "Kan aneh kalau warga Cilincing enggak kebagian tinggal di rusun," ujar Wisnu.
Sementara itu, Jaenudin, penghuni lain Blok 11, menilai, tidak ada masalah dengan kehadiran penghuni asal Cilincing. Menurut Jaenudin, warga Cilincing telah menunjukkan bahwa mereka membutuhkan rumah atau hunian. Hal ini berbeda dari warga asal Waduk Pluit yang terlihat enggan menempati unit-unit yang sudah disediakan.
"Saya termasuk yang pertama masuk di sini (Blok 11). Waktu itu, keadaan di sini masih berantakan setelah direnovasi. Sampah di mana-mana dan bangunannya belum komplet," kata Jenudin.
"Orang-orang Pluit datang sebentar dan enggak mau bersihkan. Mereka pulang dan ngomong enggak akan masuk sebelum semuanya beres," ujar Jaenudin.
Setelah itu, kata Jaenudin, datang 29 kepala keluarga dari Cilincing yang sebenarnya ikut mendaftar sebagai calon penghuni, tetapi tidak mendapatkan alokasi unit. Mereka lantas membersihkan blok tersebut dan melengkapi sendiri bagian-bagian yang belum komplet. Mereka juga mengisi perabot dan perlengkapan rumah tangga tanpa menantikan bantuan dari pengelola sebagaimana warga lainnya.
"Mereka menunjukkan bahwa mereka butuh rumah. Ketika orang benar-benar butuh rumah, dalam kondisi apa pun, mereka akan berjuang untuk mengisinya. Ini beda sekali dengan sikap orang Pluit," kata Jaenudin.
Boy mengatakan, mereka tidak hanya bersurat kepada pihak-pihak terkait. Ia juga telah meminta warga melengkapi dokumen-dokumen yang disyaratkan pengelola. Dokumen-dokumen tersebut telah dibawa ke kantor UPT Rusun di Jatibaru, Jakarta Pusat. Sementara itu, surat kepada Gubernur dan Wagub diantar langsung oleh Boy pada siang tadi.

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Blusukan Bareng Jurnalis Time

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sore ini berkunjung ke Pasar Menteng Pulo, Menteng Atas, Jakarta Selatan. Ada yang spesial dalam kunjungannya kali ini, Jokowi ditemani dua jurnalis dari majalah Time US Bussiness Edition yaitu Shanta Dwarkasing dan Dean Jay Matthew.

Jokowi bertolak dari Balai Kota bersama dua jurnalis tersebut pukul 14.30 WIB, Kamis (11/4/2013) menggunakan mobil Toyota Innova hitam B 1124 BH. Rombongan tiba di Pasar Menteng Pulo pukul 17.20 WIB. Jokowi langsung disambut meriah oleh warga yang tidak menyangka akan kedatangan orang nomor 1 di Pemprov DKI tersebut.

"Ada Pak Jokowi! Woiii ... ada Pak Jokowi!" ujar warga yang spontan menghambur ke Jokowi dan berebutan bersalaman.

Dua jurnalis tersebut langsung mengabadikan moment 'blusukan' Jokowi menggunakan kamera video.

"Sekarang kita bisa melihat bagaimana Jokowi melakukan kontak langsung dengan warganya dan merasakan langsung apa yang dirasakan oleh warga Jakarta. Orang besar (pemimpin) turun langsung melihat kondisi di bawah," ujar jurnalis tersebut menggunakan bahasa Inggris.

Jurnalis media asing itu juga memotret dengan kamera ponselnya suasana kontak Jokowi dengan warga.

Shanta mengatakan, maksud peliputan mereka yaitu untuk membuat berita tentang seorang pelaku bisnis yang kemudian sukses menjadi pemimpin lokal dan lantas dicintai oleh masyarakatnya.

Jokowi pun kemudian mengajak jurnalis tersebut masuk ke dalam pasar. Namun tidak lama sebab kondisi pasar yang juga sedang tidak ramai karena sudah sore.

Usai meninjau pasar, Jokowi yang mengenakan kemeja waran putih tersebut memberikan sembako, seragam sekolah dan peralatan sekolah kepada warga sekitar.

"Ayo, baris yang rapi," pinta Jokowi.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Dengan gaya blusukan, Jokowi pukau dua wartawan asing"

Jokowi ajak media asing blusukan ke Pasar Menteng Pulo

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengajak media asing Time blusukan ke Pasar Menteng Pulo, Kecamatan Menteng Atas, Jakarta Selatan. Jokowi ingin menunjukkan bagaimana kinerjanya kepada media asing ternama itu secara langsung.

Pantauan merdeka.com, Kamis (11/4), Jokowi memulai sesi wawancara tentang gebrakan kepemimpinannya dengan media asing tersebut pada pukul 14.30 WIB di Balai Kota, Jakarta Pusat. Meski cuaca hujan, Jokowi tetap membawa media itu blusukan ke Pasar Menteng Pulo.

Awalnya suasana pasar tradisional itu sepi, namun sadar Jokowi datang, warga pun memadati pasar. Warga yang datang hanya ingin melihat langsung sosok Jokowi dengan mengabadikan di kamera ponselnya. Bahkan ada juga yang hanya ingin bersalaman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jokowi akan melanjutkan kegiatannya di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selain meninjau, politisi PDIP ini juga akan membagikan sembako di lokasi yang masih dirahasiakan.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Direksi PD Pasar Jaya Jangan Cuma Jualan Properti

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan direksi PD Pasar Jaya diisi oleh sumber daya yang lebih berpengalaman. Ia menginginkan itu semua agar tata kelola pasar dapat terintegrasi dengan program lain yang digulirkan.
Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, direksi PD Pasar Jaya bukan hanya harus mampu mengelola pasar, tetapi juga siap dan memiliki semangat untuk melayani para pedagang. Hal-hal seperti itu, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman.
"Harus ngerti cara menata pedagang, termasuk kaki lima (PKL). Yang penting itu, jangan cuma jualan properti, jangan cuma kerja sama mendapatkan CSR saja," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Untuk diketahui, Jokowi sangat bersemangat mengintegrasikan hunian dengan pasar. Lantai dasar digunakan untuk pasar, sedangkan lantai-lantai di atasnya dimanfaatkan untuk ruang serba guna, puskesmas, dan rumah susun sewa sederhana.
Program ini memang belum terealisasi, tapi beberapa lokasi telah dibidik untuk penerapannya. Salah satunya adalah Pasar Rumput di Jakarta Selatan.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Berita Serupa :
- news.detik.com : "Jokowi: Direksi PD Pasar Jaya yang Baru Harus Mampu Melayani Pedagang"

Jokowi tidak tahu soal bayi Edwin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak tahu menahu soal kasus bayi Edwin yang salah satu ruas jarinya diamputasi tanpa dibius terlebih dahulu.

"Saya enggak tahu soal itu," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Kamis.

Menurut Jokowi, dia malah mengetahui soal bayi Edwin dari pertanyaan wartawan kepadanya. "Saya malah tahunya dari kamu," katanya.

Dia melanjutkan bahwa pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga belum memberikan laporan mengenai hal tersebut. "Di meja saya enggak ada," katanya.

Seperti diberikan sejumlah media di Jakarta, bayi Edwin diamputasi salah satu ruas jarinya oleh dokter rumah sakit Harapan Bunda. Proses amputasi dilakukan tanpa melakukan anastesi kepada sang bayi yang baru berumur 2,5 bulan tersebut.

Namun, pihak rumah sakit Harapan Bunda  membantah telah mengamputasi bayi Edwin. Jari bayi Edwin terlepas dengan sendirinya karena nekrosis (jaringan mati).


Sumber :
antaranews.com

Jokowi Gantung Janji di Bukit Duri

Janji Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membangun kampung deret di Bukit Duri, Jakarta Selatan terkatung-katung. "Dulu kasih lampu hijau, sekarang lampunya tidak jelas," ujar Koordinator Utama Yayasan Ciliwung Merdeka Sandyawan, Sumardi, kepada Tempo, Kamis, 11 April 2013.
Sandy menyatakan tak terlalu tahu alasan Jokowi menunda janjinya kepada warga Bukit Duri. "Sepertinya alasan politis," ujarnya. Menurutnya, Jokowi seolah tersandera kepentingan politik dengan pemerintah pusat untuk menjalankan programnya. Namun ia mengaku masih percaya sang Gubernur dapat merealisasikan janjinya itu. "Makanya kami suka datang dan meyakinkan kalau ia tidak sendiri," ujarnya.

Salah satu analisis Sandy terkait dengan terkatung-katungnya proyek kampung deret adalah karena bentrok dengan program pemerintah pusat. "Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum berencana bikin megaproyek," ujarnya. Proyek raksasa itu akan merelokasi 34 ribu keluarga di bantaran Kali Ciliwung ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa). "Itu menggelikan," ujarnya sambil tertawa. Menurutnya, megaproyek tersebut sulit untuk direalisasikan.

Menurutnya, relokasi bukanlah solusi yang tepat. Apalagi dipindah ke rusunawa. "Mereka harus menyewa, uang dari mana?" ujarnya. Maka itu digodoklah desain kampung susun, yakni pembangunan kampung bertingkat yang berjarak aman dari bantaran kali.

Konsep ini telah disetujui oleh mayoritas warga Bukit Duri. Itu syarat yang pernah diajukan Jokowi agar proyek ini gol. Syarat lain adalah pengelolaan proyek ini transparan dan dikelola masyarakat. Terakhir, pembiayaan kampung ini tidak boleh terlalu mahal. "Sudah kami sesuaikan syaratnya," ujarnya.

Namun kenyataannya dalam pertemuan terakhir dengan Dinas Perumahan DKI Jakarta, 4 April lalu, Jokowi masih hanya bermodal niat untuk membangun kampung susun. "Pemda tak keberatan dengan kampung susun, asal naik ke atas dan memberi ruang untuk pemeliharaan sungai," begitu bunyi salah satu butir dari hasil rapat tersebut. Namun hingga kini, belum terlihat ada kemajuan dari janji yang sempat ditawarkan Jokowi itu. "Kami jadi hanya diberi harapan saja kalau begini," ujar Sandy, mengakhiri pembicaraan.


Sumber :
www.tempo.co

Jokowi Kerap Masuk Urutan Atas Survei Capres, PDIP Masih Kalem

Jokowi selalu masuk ranking dalam survei Capres yang digelar sejumlah lembaga. Fenomena Jokowi itu dipandang positif PDIP. Tapi, belum ada niatan PDIP memajukan Jokowi menjadi Capres 2014.

"Belum belum, kita belum memutuskan soal presiden. Kita masih konsentrasi dalam kaderisasi," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait di UPH, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

Maruarar juga menjelaskan, sama sekali belum ada pembicaraan soal Capres di PDIP. "Belum belum," imbuhnya.

Untuk PDI Perjuangan, lanjut politisi yang akrab disapa Ara ini, soal Capres sepenuhnya diserahkan ke Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Dan kita bersyukur ya dari berbagai lembaga survei untuk pertama kali dalam sejarah survei urutan 3 besar ada dua kader PDI Perjuangan ya. Yaitu Ibu Mega dan Mas Jokowi dalam tiga besar. Terus kemudian, Mas Prabowo. Saya pikir ini membuktikan regenerasi di PDI perjuangan berjalan dengan baik," urainya.

Prioritas PDI Perjuangan saat ini yakni bagaimana menyusun DCS Caleg. Ara mengungkapkan, bagaimana agar mendapatkan Caleg yang sesuai dengan harapan publik, tidak hanya sekedar populer dan punya uang, tetapi juga mempunyai intergritas dan kualitas.

"Selain itu juga Pilkada strategis seperti Jateng, Jatim kemudian Bali segera ditangani. Jadi biarlah mengalir dan tentu ini waktunya PDI Perjuangan menjadi partai pemerintah di tahun 2014," tutupnya.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Kesengsem Manajemen RS Siloam Karawaci, Ingin 'Nyontek'

Fasilitas dan kultur manajemen RS Siloam Karawaci, Tangerang, Banten, nan jempolan memikat hati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Ia ingin menirunya untuk diterapkan di RSUD Jakarta.

Jokowi berkunjung dan berkeliling ke RS Siloam, Lippo Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

"Jadi tadi saya sudah sampaikan ke Dirut Siloam, nanti akan saya bawa ke kepala dinas bagaimana kultur manajemen dibangun," kata Jokowi usai berkunjung.

Ia mengatakan rumah sakit yang terpenting tidak hanya harus memiliki fasilitas yang baik, tetapi juga kultur manajemen.

"Ini kelihatan sekali pengelolaan rumah sakit, pelayanan dan fasilitas kelihatan sekali. Sudah fasilitas bagus, manajemen rumah sakitnya bagus. Itu kelihatan sekali. Dari administrasi, pengelolaan di dalamnya kelihatan, itu yang harusnya dikejar saya kira oleh rumah sakit-rumah sakit pemerintah," papar Jokowi.

Menurut dia, fasilitas kelas 3 di rumah sakit tersebut sama dengan rumah sakit lainnya dan tertata dengan baik.

"Hanya ruangannya saja, yang kelas 1 tertutup, kelas 3 terbuka. Tapi juga bisa ditutup dengan kain gorden. Tapi yang paling penting kultur manajemen yang perlu kita tiru karena itu nanti kalau kita manajemen yang baik sudah diterima, cost dari rumah sakit pasti akan turun. Artinya apa, nanti beban ke APBN atau beban yang ada di masyarakat juga turun," kata Jokowi yang terbalut kemeja warna putih ini.

Jokowi yakin kasus malpraktik bakal berkurang apabila pengelolaan dan kultur kerja rumah sakit berjalan dengan baik.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Jokowi ingin manajemen RSUD tiru rumah sakit swasta"

Jokowi Minta Izin SBY untuk Revitalisasi Kota Tua

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sangat serius ingin merevitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, untuk menjadi salah satu ikon dan tempat wisata unggulan di Ibu Kota. Sebagai upayanya, secara langsung dia meminta izin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Kota Tua di Jakarta itu bukan emas, tapi intan. Saya sudah minta izin ke Presiden untuk minta itu. Kalau bisa di-manage karena melibatkan semua, BUMN dan swasta," kata Jokowi, di Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).
Jokowi mengatakan, berdasarkan pengalamannya mengunjungi sejumlah negara di Eropa dan Asia, pemerintah di beberapa negara itu rela mengucurkan dana triliunan rupiah untuk merevitalisasi kawasan kota tuanya. Dengan begitu, kawasan kota tua menjadi lebih terkelola, menjadi daya tarik turis mancanegara dan menambah pemasukan yang signifikan.
"Di Turki (kota tua) jadi daya tarik, di China juga. Bahkan Rusia mengeluarkan Rp 3,5 triliun untuk rehabilitasi kota tuanya. Kita ini sama, Kota Tua kita paling besar di Asia Tenggara," ujarnya.
Kawasan Kota Tua rencananya juga akan dijadikan sebagai sebuah kawasan creative public space. Selain itu, penataan pedagang kaki lima (PKL) juga akan dilakukan dan dibagi menjadi empat cluster. Cluster pertama diletakkan dekat dengan Kantor Pos merupakan kumpulan makanan yang memerlukan pengolahan. Sedangkan, cluster dua di dekat Cafe Batavia untuk nonpangan seperti aksesori dan pakaian. Cluster tiga untuk makanan di dekat Bank Mandiri dan cluster empat di dekat Kali Besar Timur untuk makanan siap saji.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi: Kota Tua Jakarta Bukan Emas tapi Intan"

Profesor Tjipta Lesmana: Jangan Maju Capres Tahun Depan !

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ditodong pertanyaan oleh seorang mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) terkait kemungkinan dirinya mencalonkan diri menjadi Presiden RI.
"Apakah bapak siap mencalonkan diri pada pilpres 2014 mendatang?" ujar seorang mahasiswa saat acara kuliah umum bersama Jokowi, Kamis (11/4).
Mendapat pertanyaan seperti itu, Jokowi langsung merespons sambil tersenyum. "Sekarang saya mau fokus dulu, pikirkan bagaimana mengatasi masalah macet, banjir, monorail, MRT, kesenjangan masyarakat, dan copet dulu," ucapnya.
Karena itu kata Jokowi, dirinya tidak terpengaruh oleh hasil survei yang menyatakan bahwa dirinya adalah tokoh yang paling populer dan banyak dipilih jika mencalonkan diri menjadi Presiden RI.
Mendengar jawaban seperti itu, Profesor Tjipta Lesmana, dosen ilmu politik di UPH, yang mendampingi Jokowi saat acara kuliah umum, langsung merespon, "Sebaiknya jangan maju pak tahun depan".
Akan tetapi pada acara kuliah umum itu, pihak sivitas UPH seolah menodong Jokowi untuk memaparkan visi/misinya mengenai Indonesia baru. Hal itu sempat mendapat komplain dari Jokowi.
"Saya disuruh kasih kuliah umum dengan tema Jakarta Baru, Indonesia Baru. Kalau Jakarta baru baiklah. Tapi kalau Indonesia baru, bagaimana ini," selorohnya.
Namun guna menyenangkan permintaan sivitas akademika UPH, Jokowi memenuhinya, dengan memaparkan calon pemimpin Indonesia mendatang.
"Pemimpin Indonesia itu harus visioner, mau dibawa kemana negara ini? Harus ada diferensiasi dengan negara lain. Jadi dalam membangun negara ini fokus," ucapnya yang disambut riuh tepuk tangan.
Seorang pemimpin kata Jokowi harus bersikap tegas dalam menegakkan aturan hukum. Seperti misalnya ketika dirinya harus membongkar bangunan di daerah Pluit, Jakarta Utara. "Saya minta kepada pemilik showroom untuk mundur, dan dia menerima tanpa marah-marah. Jadi bersikap adil tidak hanya kepada rakyat kecil tapi juga yang kaya," ucapnya.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Mendorong "Indonesia Baru" ala Jokowi dari UPH

Bukan hanya lembaga survei yang bicara tentang kepopuleran Joko Widodo untuk maju di Pilpres 2014. Dari Kampus Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, juga sudah didorong adanya "Indonesia Baru" bersama Jokowi.
Spanduk sepanjang 10 meter lebih bertuliskan "Indonesia Baru" terpasang untuk menyambut Jokowi yang didapuk untuk mengisi kuliah umum di kampus tersebut, Kamis (11/4/2013). Jokowi sampai dibuat bingung membicarakan apa, mengingat makalah yang disiapkan adalah "Jakarta Baru" bukan "Indonesia Baru".
Akhirnya, dengan apa adanya, Jokowi menyampaikan pandangannya terkait "Indonesia Baru". Menurutnya, negara ini memerlukan pemimpin dengan visi yang jelas, pemimpin yang adil, tahan banting dan tidak elitis.
Ia memberi contoh, saat dirinya menertibkan bangunan di bantaran Sungai Pakin, Jakarta Utara. Dalam penertiban itu, kata Jokowi, tak ada satu warga pun yang menolak meski bangunannya dirobohkan enam meter dari bibir sungai.
"Enggak ada penolakan karena saya adil, rumah yang kecil, besar kita perlakukan sama. Enggak cuma yang kecil, yang besar juga harus ditertibkan kalau melanggar," kata Jokowi.
Sementara mengenai rumor pencapresan dirinya, ia mengaku belum memiliki niat ke sana, dan lebih memilih fokus untuk membenahi Ibu Kota.
"Belum, saya belum punya keinginan ke sana. Saya ingin ngurusi rumah susun, normalisasi sungai, dan penataan kampung," ujarnya.
Dalam kuliah umum itu, lebih dari satu jam Jokowi  menyampaikan capaian dan rencana program yang diusungnya dalam memimpin Jakarta. Seperti Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, monorel, mass rapid transit (MRT), penataan kampung, sampai deep tunnel. Jokowi optimistis, semua programnya itu bisa terealisasi dan sukses, selama diberi waktu untuk membuktikan.
Menanggapi "Indonesia Baru" dan mulai didorongnya Jokowi sebagai Capres 2014, politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait yang juga hadir di tempat itu menggambarkan Pemilu 2014 kelak. Menurutnya, di 2014 era politik pencitraan akan berakhir dan bergeser ke politik kinerja, di mana pemilih akan menentukan pilihannya berdasarkan prestasi serta keteladanan capres tertentu.
"Pak Jokowi menjelaskan visi Jakarta Baru, dan bagus di tempat seperti ini (kampus) mengatakan akan memulai MRT di bulan depan. Itu luar biasa. Jadi saya pikir 2014 orang akan melihat prestasi dan keteladanan, integritas akan menjadi alasan orang untuk memilih pemimpin Indonesia," kata anggota Komisi XI DPR RI ini.
Meski begitu, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga ini mengatakan, pihaknya masih belum memutuskan siapa yang akan diusung menjadi Capres pada 2014 nanti karena masih fokus pada kaderisasi. Mengenai Capres, semua diserahkan pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Twitter Kini Bebas, Jokowi: Pemimpin Harus Tahan Diejek

Demokrasi kini sangat terbuka. Lewat twitter dan facebook, semua orang bebas menyuarakan pendapatnya. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berpesan seorang pemimpin harus tahan ejekan.

Selain visioner, menurut Jokowi, pemimpin Indonesia baru harus memiliki integritas, bisa diteladani, mempunyai ketahanan diri dan harus tahan banting.

"Sekarang ini kita sangat berdemokrasi sekali, sangat terbuka, di twitter, FB, dan lainnya. Semuanya bebas," kata Jokowi.

Wejangan itu disampaikan Jokowi saat memberikan kuliah umum bertajuk "Jakarta Baru, Indonesia Baru" di hadapan mahasiswa Universitas Pelita Harapan di Kampus UPH, Lippo Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

Jokowi juga mengaku kerap dihujani kritik bahkan diejek warganya.

"Misalnya, gubernur ini wajahnya ndeso, kurus kering, kurang sehat, ya ndak apa-apa. Jadi harus punya ketahanan diri kalau diejek," ujar Jokowi yang terbalut kemeja warna putih ini disambut tawa hadirin.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Curhat Masalah Jakarta: Paling Berat Gap Kaya & Miskin

Kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), era kepemimpinan vertikal dan eksklusif bukan zamannya lagi. Kini, posisi sang pemimpin dan rakyat harus setara dan bergaul.

Itulah kuliah umum bertajuk "Jakarta Baru, Indonesia Baru" yang disampaikan Jokowi di hadapan mahasiswa Universitas Pelita Harapan di Kampus UPH, Lippo Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

Jokowi memberikan gambaran beragam masalah pelik Ibu Kota mulai dari macet, masalah tata ruang, hingga ruang terbuka hijau yang tidak mumpuni.

"Menurut saya yang berat itu adalah gap antara yang kaya dan yang miskin. Era yang sekarang ini, era yang tidak eksklusif. Jadi gubernur itu tidak ketemunya hanya menteri saja. Semuanya setara," kata Jokowi yang terbalut kemeja warna putih andalannya itu.

Menurut dia, gubernur harus mau bergaul dengan rakyatnya, mendatangi kawasan-kawasan kumuh.

"Karena itulah horizontal. Kalau kita hanya terjebak di era yang eksklusif, kita tidak akan mengerti apa yang dikeluhkan masyarakat. Artinya pimpinan dan rakyat itu dalam kehidupan yang setara dan tidak ada kata lain bahwa kita harus tahu beban yang ada di rakyat. Kita harus bergaul dengan mereka supaya bisa mengerti apa keinginan dari masyarakat," papar Jokowi.

Jokowi mengaku gemar blusukan lantaran ingin menguasai medan dan problem di Jakarta. Dengan datang ke masyarakat, ia bisa mendesain sebuah kebijakan, seperti munculnya Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.

"Itu dari apa yang kita lihat di lapangan. Kesehatan dan pendidikan itu nomor satu," ujar pria asli Solo ini.

Mengenai kampung dan kawasan kumuh, Jokowi menambahkan, sedikitnya 38 dari 360 kawasan kumuh di Jakarta kini mulai disentuh pembangunan.

"Penataan kampung akan kita bangun besar-besaran dengan didesain yang baik, tata ruang yang baik," kata ayah 3 anak ini.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi: Saya Bingung Ngomongin Indonesia Baru

Saat memberikan kuliah umum di Universitas Pelita Harapan (UPH), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut dengan spanduk bertuliskan "Indonesia Baru". Jokowi yang hanya menyiapkan bahan kuliah "Jakarta Baru" menjadi bingung dibuatnya."Saya bawa bahan kuliah umum soal Jakarta Baru, ini tahu-tahu ada Indonesia Baru. Saya bingung mau ngomongin apa," kata Jokowi di kampus UPH, Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013). Ucapan Jokowi itu langsung mengundang gelak tawa peserta kuliah umum.
Namun begitu, Jokowi tetap menyampaikan sedikit pandangannya tentang Indonesia Baru, Indonesia ke depan. Menurutnya, negara ini memerlukan pemimpin dengan visi yang jelas, pemimpin yang adil, tahan banting dan tidak elitis.
Ia memberi contoh, di mana dirinya mengklaim sukses saat menertibkan bangunan di bantaran Sungai Pakin, Jakarta Utara. Dalam penertiban itu, kata Jokowi, tak ada satu warga pun yang menolak meski bangunannya dirobohkan enam meter dari bibir sungai.
"Enggak ada penolakan karena saya adil, rumah yang kecil, besar kita perlakukan sama. Enggak cuma yang kecil, yang besar juga harus ditertibkan kalau melanggar," ujarnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Baru pimpin Jakarta, Jokowi sudah diminta bicara Indonesia Baru"

Beri kuliah umum di UPH, Jokowi ditanya Marshanda

Saat memberikan kuliah umum di Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendapat pertanyaan Marshanda. Artis cantik itu menanyakan kendala mantan wali kota Solo itu memimpin Ibu Kota.

"Pak Jokowi merupakan politisi berbeda dengan politisi lain, karena bapak begitu mendapat support luar biasa dari warga. Apakah ada kendala untuk menjadi penerobos," tanya Marshanda yang juga mahasiswi UPH saat sesi tanya jawab dalam kuliah umum di Tangerang, Kamis (11/4).

Ditanya oleh Caca, panggilan Marshanda, Jokowi pun menjawab dengan santai bahwa tidak memiliki kendala apapun selama ini. "Kalau ada masalah sudah biasa, yang penting setiap ada masalah diselesaikan karena problem itu pasti selalu ada. Problem sedang pasti ada," ungkapnya.

Jokowi mengatakan, dalam menyelesaikan persoalan Jakarta tidak bisa sendiri. "Untung ada Mas Ahok, Mas Basuki yang membantu," katanya.

Caca juga mempertanyakan mengenai program unggulan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Jokowi mengaku, KJS diperuntukkan bagi warga kurang mampu untuk berobat. Sedangkan KJP diperuntukkan bagi warga tidak mampu untuk memperoleh pendidikan layak.

"Warga yang sakit tidak mampu berobat, maka muncullah KJS. Lihat orang yang tidak seberuntung kalian yang dapat bersekolah di tempat seperti ini, untuk itu dikeluarkan KJP agar mereka dapat menggunakan KJP untuk membeli seragam, sepatu dan buku, ini semua untuk menyejahterakan warga DKI Jakarta," jelasnya.


Sumber :
merdeka.com

Berita Serupa :
- www.tempo.co : "Aktris Marshanda Tanya Beban Kerja Jokowi"
- megapolitan.kompas.com : "Ditanya Marshanda, Ini Jawaban Jokowi" 

Jokowi: Presiden Harus Tahu Arah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan bahwa sosok presiden harus memiliki visi yang jauh dan bisa menentukan arah negara mau dibawa kemana.
"Sebuah kota atau negara itu perlu sebuah posisi negara mau dibawa ke mana," ujar Joko Widodo saat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa dan pelajar Sekolah dan Universitas Pelita Harapan di Hall of Eagles UPH, Tangerang, Banten, Kamis (11/4/2013).
Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini mengatakan memimpin negara ada sedikit persamaan dengan memimpin suatu kota, bahwa perlunya diferensiasi bagi suatu negara sehingga dapat dikenal oleh dunia luar. "Negara juga sama. Kita harus bangun Indonesia mau seperti apa. Brand itu harus dibangun," tutur Jokowi.
Ia mencontohkan brand yang dimaksud yakni misalnya Indonesia sebagai negara maritim atau negara agrikultur yang mengedepankan pertanian.
Jokowi melanjutkan, ketika seorang pemimpin negara dapat mematok sebuah brand di negaranya, maka semua bidang juga harus mengikuti brand yang sudah tersemat di negara itu.
"Mau dijadiin negara maritim, industri, pertanian, semua harus tahu dan nanti mengikuti. Nanti sekolah dan universitas mengikuti sesuai pola negaranya. Soal bisnis juga sama, misalnya mengarah ke pertanian," kata Jokowi.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Berita Serupa :
- antaranews.com : "Jokowi berharap presiden mendatang beri keadilan"

Jokowi : Saya Injak, MRT Harus Dimulai

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sangat optimistis pembangunan mass rapid transit (MRT) harus segera dimulai. Bahkan di depan ribuan mahasiswa dan pelajar Pelita Harapan, pria yang akrab disapa Jokowi itu umbar janji akan memulai pembangunan moda transportasi massal berbasis rel itu di bulan ini.

Mantan Wali Kota Surakarta itu mengatakan, dirinya sudah tak sabar untuk segera memutuskan pembangunan MRT. Terlebih, kajian tentang mega proyek itu telah dilakukan lebih dari 20 tahun, dan realisasinya belum juga dimulai sampai saat ini.

"Bagaimanapun caranya, saya injak, MRT harus dimulai bulan ini," kata Jokowi, saat memberikan kuliah umum di UPH, Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013). Bahkan, Jokowi juga mengungkapkan keheranannya karena selama ini banyak pihak yang seakan mendorongnya untuk segera mengeksekusi pembangunan MRT. Padahal, kata dia, masa kerja selama memimpin Jakarta baru seusia lima bulan, dan dia masih terus menggodok semua yang diperlukan agar pembangunannya terkonsep baik dan sesuai harapan.

"Saya ini baru lima bulan tapi dikejar-kejar terus, padahal yang sebelumnya enggak. Tapi enggak apa-apa, bulan ini pembangunan MRT harus dimulai," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Jokowi datang ke UPH untuk memberikan kuliah umum dengan tema "Jakarta Baru Indonesia Baru". Dalam acara itu hadir juga penyanyi Edo Kondologit, dan politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi: Saya Dibilang Gubernur Bodoh Berwajah Ndeso, itu Biasa

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam kuliah umum di Universitas Pelita Harapan berbicara tentang sosok presiden yang semestinya memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya disuruh ngomong tentang Indonesia Baru. Bagaimana ya? Tapi saya akan bicara sedikit," ujar Joko Widodo di Hall of Eagles Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Kamis (11/4/2013).

Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan, ada banyak hal yang harus dimiliki seorang Presiden. Pertama, seorang presiden harus memiliki visi yang jauh kedepan.

"Sebuah negara itu perlu sebuah posisi mau dibawa kemana. Lalu perlu diferensiasi. Negara perlu membedakan. Jadi dunia tahu Indonesia itu seperti ini. Harus fokus mau kemana," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi juga mengatakan presiden harus memiliki sosok yang adil, tidak membedakan antara golongan mampu, rentan miskin dan miskin.

"Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar diberi ruang. Masyarakat kalau diberi keadilan nanti ikut kok," kata Jokowi.

Ia mencontohkan dengan kegiatannya melakukan normalisasi kali Pakin, di Pluit, Jakarta Utara. Jokowi menjelaskan saat itu ia tidak mengkotak-kotakan antara pemukiman kumuh, pengusaha dan warga lainnya.

"Kanan kiri sudah diduduki Dealer, gudang, rumah kumuh yang menjorok ke sungai. Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan tidak ada yang proters. Yang besar, sedang dan kecil kita lakukan sama," tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi mengatakan sosok presiden harus memiliki rekam jejak dan integritas yang baik serta tahan banting atas kritikan yang dilontarkan rakyat.

"Ada apa dikit di twitter, online, facebook itu sudah smua keluar. Kalau pemimpin tidak tahan banting berat juga," tutur Jokowi.

Soal cacian dan makian, Jokowi mengaku sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia mengatakan tidak masalah dirinya dikritik demi kebaikan sebuah kinerja.

"Saya jadi guberur ini sudah banyak yang ngomong di online, dimanapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering kurang sehat. Ya tidak apa-apa. Sampaikan saja," kata Jokowi.


Sumber :
 jakarta.tribunnews.com

Jokowi: Ke Depan, Kita Butuh Pemimpin yang Visioner

Bicara tentang 'Indonesia Baru', Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ikut sumbang saran. Ia berpendapat Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang visioner dan mampu memberi keadilan.

"Saya itu ke sini itu bawa bahan hanya Jakarta Baru tapi kemudian di sini ada judul Indonesia Baru. Bingung jadinya. Jadi saya kira, ke depan kita membutuhkan pemimpin yang visioner. Ke depan, mau dibawa ke mana negara ini, dan juga bisa memberikan keadilan ke semuanya, masyarakat diberi keadilan," papar Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan kuliah umum bertajuk "Jakarta Baru, Indonesia Baru" di Kampus UPH, Lippo Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

Menurut Jokowi, pemimpin harus memiliki integritas, bisa diteladani, mempunyai ketahanan diri dan harus tahan banting.

"Sekarang ini kita sangat berdemokrasi sekali, sangat terbuka, di twitter, FB, dan lainnya. Semuanya bebas. Kemudian misalnya, gubernur ini wajahnya ndeso, kurus kering, kurang sehat, ya ndak apa-apa. Jadi harus punya ketahanan diri kalau diejek," ujar Jokowi yang terbalut kemeja warna putih ini disambut tawa hadirin.

Selain itu, kata Jokowi, sebuah negara perlu positioning. "Negara ini mau dibawa ke mana. Kemudian ada diferensiasi. Apa yang membedakan Jakarta dengan Paris, apa yang membedakan Indonesia dengan Singapura, Thailand, Korea, itu harus ada sehingga orang tahu Indonesia. Mau fokus ke mana? Mau jadi negara industri pertanian?" kata pria asli Solo ini.

Ia menambahkan pentingnya membangun sebuah brand. "Jakarta perlu brand yang jelas, mau jadi kota fashion, seni pertunjukan, perdagangan, harus dijelaskan ke masyarakat. Indonesia itu mau dibawa ke mana? Brand itu harus dibangun. Mau dijadikan negara maritim? Industri? Negara pertanian? Semuanya harus tahu," kata sarjana Kehutanan UGM ini.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi: Butuh 7 tahun pengendara pribadi beralih ke MRT

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat yang biasa naik kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. Menurutnya, hal itu membutuhkan waktu lama.

"Memerlukan waktu 7 tahun untuk mengubah pengendara pribadi beralih ke MRT, monorail dan bus," kata Jokowi saat memberikan kuliah umum di Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta, Kamis (11/4).

Karena itu, ia berjanji bulan ini akan segera memutuskan kelanjutan proyek Mass Rapid Transit (MRT). "Bulan ini MRT itu sudah kita mulai, saya sudah bilang bulan ini harus bisa," ujar Jokowi.

Selain MRT, mantan wali kota Solo ini juga akan memulai pembangunan monorail pada bulan depan atau Mei. Karena, proyek yang dicanangkan sejak 7 tahun lalu atau era Sutiyoso ini belum juga terealisasi.

"Monorail juga sama, bulan depan juga kita mulai bulan depan. Monorail nanti akan selesai 3 tahun, MRT akan selesai 7 tahun," jelasnya.

Jokowi juga berjanji akan menata kawasan kumuh di Jakarta dengan membangun 38 kawasan kampung kumuh. Dia melihat, Jakarta banyak bermunculan area kumuh, dan tidak tersentuh oleh pembangunan. "Penataan kampung yang namanya kampung deret, kampung super, sehingga tematik sekali," paparnya.

Penataan kampung akan dibangun besar-besaran. Sehingga setiap tahun kalau dapat akan ditargetkan 200 persen.

Sementara soal deep tunnel, Jokowi mengakui masih melakukan kalkulasi. Sebab, untuk membangun megaproyek itu dibutuhkan biaya besar. "Kalau negara lain bisa kenapa negara kita tidak. Anggarannya bisa melalui joint atau APBD. APBD Jakarta ini besar," ujarnya.


Sumber :
merdeka.com

Berita Serupa :
- news.detik.com : "Jokowi: Entah dengan Cara Apa pun MRT & Monorel Mulai Bulan Ini"

Jokowi - Mega siap hadiri deklarasi Ganjar-Heru di Solo

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan menghadiri deklarasi pemenangan cagub cawagub Jawa Tengah, Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko di Stadion Manahan, Minggu (14/4).

Selain kedua tokoh tersebut, beberapa petinggi PDIP juga direncanakan hadir, antara lain Sekjen DPP Tjahjo Kumolo dan Komandan Pemenangan Ganjar-Heru, Puan Maharani.

Pendamping Pelaksana Harian (Plh) Ketua DPD PDIP Jateng, FX Hadi Rudyatmo mengatakan semua persiapan untuk acara tersebut sudah 90 persen selesai.

"Kita sudah siapkan semua. Acara nanti juga dihadiri puluhan ribu kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah. Mereka siap memerahkan Solo," ujar Rudy kepada merdeka.com, Kamis (11/4).

Menurut Rudy, ada sekitar 25.000 kader dan simpatisan PDIP dari 35 kabupaten kota di Jateng yang akan mengikuti acara deklarasi pemenangan Ganjar-Heru. Pada upacara tersebut, Megawati akan memberikan bekal dan membakar semangat massa PDIP, untuk memenangkan Pilgub Jateng.

"Deklarasi memang kita adakan di Solo. Alasannya daerah Solo raya ini basis terkuat massa partai. Di samping itu kita juga punya fasilitas yang aman dan memadai untuk mendatangkan massa," pungkasnya.


Sumber :
merdeka.com

Beri kuliah umum di UPH, Jokowi disuguhi tarian Betawi


Pagi ini, Kamis (11/4/2013), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan aktivitasnya. Namun pagi ini ia tidak melakukan aktivitasnya di Jakarta, tetapi di wilayah Karawaci, Tangerang, yakni di Universitas Pelita Harapan untuk mengisi kuliah umum.
Pukul 07.00 WIB, orang nomor satu DKI Jakarta ini keluar dari rumah dinasnya, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat dengan mobil Kijang Innova hitamnya sembari dikawal para ajudan.
Pria yang akrab disapa Jokowi ini langsung melesat masuk ke tol Semanggi dan kemudian keluar di tol Karawaci, Tangerang, Banten sekitar pukul 07.40 WIB.
Sesampainya di Universitas Pelita Harapan, Jokowi langsung disambut oleh para pimpinan Universitas di depan pintu gerbang diiringi pekikan "Jokowi ... Jokowi ..." dan sajian tarian selamat datang khas Betawi.
Pada acara penyambutan tersebut, nampak hadir Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Maruarar Sirait dan Politisi Golkar, Theo L Sambuaga. Ketiganya ditemani pimpinan universitas melakukan coffee morning dan sarapan pagi dahulu sebelum Jokowi mengisi kuliah umum dengan tema "Jakarta Baru, Indonesia Baru"



Sumber :
merdeka.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Kuliah Umum di Universitas Pelita Harapan"
- megapolitan.kompas.com : "Jokowi Beri Kuliah Umum di UPH"

Berita Terkait :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Terkesan Kampus Universitas Pelita Harapan Modern"
- merdeka.com : "Di UPH, Jokowi disambut lagu 'Bendera' dan teriakan mahasiswa"
- news.detik.com : "Jokowi Beri Kuliah Umum 'Jakarta Baru, Indonesia Baru'" 
- megapolitan.kompas.com : "Jokowi : Saya Kaget, Ternyata Ada Kampus Super Modern"