Kamis, 17 April 2014

PDIP Jadikan NasDem Yang Pertama

Hitungan cepat sejumlah lembaga survei, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berada di posisi paling atas. Namun, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini tetap membutuhkan koalisi untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri di Pilpres 2014.
Sejauh ini, PDI Perjuangan mengusung Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres. Dan, partai yang sudah memastikan koalisinya dengan PDIP di pilpres nanti adalah Partai Nasdem pimpinan Surya Paloh.
"Capres tetap Jokowi. Kan sudah deklarasi," kata Anggota Tim Pakar Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Eva Kusuma Sundari saat dihubungi VIVAnews, Kamis (17/4/2014).

Pertemuan Jokowi-Ridwan Kamil Dikagetkan Suara Kaca Pecah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi melakukan lawatan ke Kota Bandung.
"Saya melakukan kunjungan ke Kota Bandung, sebagai bentuk silaturahmi. Karena saya dekat dengan pak Ridwan Kamil (Walikota Bandung, red) sejak dulu," ujar Jokowi kepada wartawan, Kamis (17/4/2014).
Salah satu agenda kedatangan Jokowi ke Kota Bandung adalah melihat dari dekat armada Bandung Tour On Bus (Bandros).  Menurut Jokowi, Bandros memang cocok untuk Kota Bandung.
"Memang enggak bisa dibandingkan antara Jakarta dan Kota Bandung. Karena Kota Bandung kan kental dengan nuansa heritage dan jalannya yang relatif lebih kecil," papar Jokowi.

PKS: Enak Saja Jokowi Tidak Mau Bagi-bagi Kekuasaan

Beredar kabar PDIP hanya akan menjalin koalisi dengan Nasdem di Pilpres nanti. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Fahri Hamzah mengingatkan kemungkinan terburuk yang dihadapi PDIP jika hanya berkoalisi dengan partai besutan Surya Paloh.
Fahri menjelaskan, kekuatan semua partai saat ini cukup merata. Perolehan suara pileg, setidaknya berdasarkan hitung cepat, semua partai politik wajib berkoalisi menghadapi pemilu presiden karena tak ada yang mendapatkan 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara secara nasional.

Rumor Puan Cawapres Jokowi

Saat ini Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan capres Joko Widodo (Jokowi) tengah menggodok kriteria cawapres. Di tengah pembahasan serius ini muncul isu hangat, Ketua Bapilu PDIP Puan Maharani tertarik menjadi cawapres Jokowi. Serius?
Menurut sumber detikcom di internal PDIP, Puan Maharani telah menyampaikan kesiapannya jadi pendamping Jokowi itu ke sang ibu yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun sampai saat ini Mega belum memutuskan sosok cawapres pendamping Jokowi.

NasDem Pastikan Tak Ada Politik Transaksional

Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Willy Aditya memastikan tidak ada politik transaksional atau bagi-bagi kekuasaan antara koalisi Partai NasDem dengan PDI Perjuangan.
"NasDem ingin mengubah kultur tersebut. Kita ingin menciptakan kultur berpolitik yang baru bahwa koalisi itu bukan mementingkan kepentingan transaksional atau bagi-bagi kekuasaan di pemerintah," kata Willy menanggapi cepatnya proses koalisi antara kedua partai tersebut untuk mengusung Joko Widodo sebagai Capres di Pilpres mendatang, di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Siap Jadi Cawapres Jokowi? Cak Imin: Nggak Tahulah

Sejumlah kalangan mendorong Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk menjadi cawapres Jokowi. Apa tanggapan Cak Imin? "Belum ada pembicaraan itu. Nggak tahulah," seloroh Cak Imin di kantor
presiden, Jakarta, Kamis (17/4/2014). Cak imin mengatakan, saat ini partainya terus melakukan komunikasi
dengan partai lainnya. Meski diakui komunikasi yang paling intens dilakukan dengan capres PDIP Jokowi.

Jokowi Diingatkan Soal Makelar Politik

Calon wakil presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) diminta waspada terhadap makelar politik. Makelar itu terkait pencarian calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi dia di pemilihan Juli nanti.
"Di negeri ini banyak makelar politik. Karena itu isu cawapres banyak dibicarakan," kata Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Sihol Manulang dalam jumpa pers Bara JP, di Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Akan tetapi, pada kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Bara JP Utje Gustaaf Patty belum mengetahui persis kehadiran makelar politik dalam penentuan cawapres.

Jokowi Belum Kasih Apa-apa, Cak Imin ke Prabowo Saja

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku belum memutuskan akan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebab PKB masih terus melakukan pembicaraan intensif dengan Jokowi.
"Semua proses belum ada keputusan, meskipun intensif pembicaraan dengan Pak Jokowi tapi masih belum final melalui penyamaan langkah-langkah, juga partai lain," ungkap Muhaimin di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Sigma Coba Goyang Nasden Jokowi

Direktur Sinergi untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, menilai pertemuan calon Presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, dengan sejumlah duta besar negara asing beberapa waktu lalu, bisa disebut sebagai pertemuan politik untuk membangun sejumlah kesepakatan.

Sowan Megawati dan Jokowi ke Dubes Dianggap "Blunder"

Pertemuan calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) dengan para duta besar (dubes) negara sahabat mendapat kritikan dari mantan Ketua MPR Amien Rais.
"Secara diplomatis (pertemuan) itu blunder luar biasa," kata Amien sebelum acara pertemuan tertutup partai politik (parpol) berbasis massa Islam, di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

SBY Cawapres Ideal Menurut Anas

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengutarakan pendapat politiknya menyusul geliat partai politik saling menjajaki koalisi untuk Pilpres 2014.
Menurut Anas, pasangan capres-cawapres yang ideal yakni menempatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat sebagai cawapres.
Menurutnya, tiga orang yang dipastikan akan maju sebagai capres akan ideal jika menggandeng SBY sebagai cawapresnya.

PKB Tunggu-tunggu Skema Power Sharing dari Jokowi

Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Hanif Dhakiri, membeberkan sebab kenapa PDIP dan NasDem yang sudah sepakat berkoalisi belum juga mendeklarasikan pasangan capres-cawapresnya.
Secara persentase, koalisi PDIP-NasDem sebenarnya sudah cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres. Namun hingga saat ini Jokowi sebagai capres PDIP masih bersafari politik mencari dukungan.

PDIP 'Wani' Bertarung di Pilpres dengan Koalisi Kerempeng

Capres PDIP Jokowi ingin membuat sistem presidensiil yang kuat jika kelak dia terpilih sebagai presiden. Jokowi mencari teman koalisi yang mau diajak kerja sama tanpa meminta jatah kursi menteri.
PDIP tak khawatir jika akhirnya tawaran koalisi 'tulus' dari Jokowi tak mendapat sambutan baik dari partai-partai yang punya hak berlaga di Pilpres. Asal rakyat mendukung, PDIP yakin Jokowi tetap bisa menang di Pilpres.
"Wani!" kata Jubir PDIP Eva Sundari saat ditanya soal keberanian berlaga dengan koalisi kerempeng di Pilpres 2014, Kamis (17/4/2014).

Puan Jadi Cawapres Jokowi? Senior PDIP: Lebih Baik Cawapres dari Eksternal

Putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, menurut rumor berkeinginan menjadi cawapres dari capres Joko Widodo (Jokowi). Namun senior PDIP mempunyai pandangan, sebaiknya cawapres Jokowi berasal dari luar PDIP saja.
"Bu Puan orang yang mumpuni, tapi dukungan di parlemen akan lebih kuat jika berkoalisi dengan eksternal. Itu pendapat saya ya," kata senior PDIP Sidharto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

PDIP Tak Takut Jokowi Dimakzulkan Seperti Gus Dur

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, jika calon presiden partainya Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemenang pemilu 2014 nanti, maka PDIP tidak khawatir, apabila Jokowi dimakzulkan oleh DPR, seperti era presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pasalnnya hingga kini, PDIP baru resmi berkoalisi dengan partai Nasional Demokrat (NasDem). Sehingga jika tidak ada penambahan mitra koalisi, maka dua partai itu bakal kesulitan di parlemen.

Luncurkan varian baru, Esemka bantah ditumpangi Jokowi nyapres

PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) menolak dikaitkan dengan partai politik tertentu. Apalagi dijadikan kendaraan politik oleh partai atau capres dari partai tertentu. Pernyataan tersebut ditegaskan Pejabat Humas PT SMK, Sabar Budi, kepada wartawan, Kamis (17/4).
"Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan Mobil Esemka Rajawali R2 yang merupakan generasi ke tiga. Peluncuran ini tak ada kaitannya dengan pencapresan Pak Jokowi (Joko Widodo) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meskipun Jokowi merupakan salah satu inisiator dari mobil Esemka," terang Sabar.

Rektor ITB Jamu Jokowi dengan Nasi Kotak Restoran Jepang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan jamuan sederhana dari pihak Institut Teknologi Bandung (ITB). Jamuan ini diadakan usai menandatangani nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan pihak kampus.
Pihak kampus menjamu Jokowi dengan nasi paket ala restoran cepat saji Jepang untuk makan siang bersama dengan Rektor ITB Prof Akhmaloka. Jamuan dilakukan di ruang lobi Kantor Rektorat ITB.

Jokowi Kurus tapi Bertanduk Banteng

Calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) kini mencari sosok calon wakil presiden (cawapres). Barisan Relawan Jokowi Presiden alias Bara JP berkeyakinan Jokowi menunjuk cawapres yang tepat.
"Pak Jokowi orangnya sangat simpel. Jokowi tidak akan neko-neko dalam pilih cawapres," kata Sekretaris Jenderal Bara JP Utje Gustaaf Patty dalam jumpa pers Bara JP, di Jakarta, Kamis (17/4).
Utje menambahkan, Jokowi mempunyai pendirian yang teguh. "Pak Jokowi ini bukan orang yang bisa ditekuk. Dia kurus tapi bertanduk banteng," imbuhnya.

Protes Mahasiswa di ITB Terhadap Jokowi Kurang Obyektif

Sejumlah mahasiswa dilaporkan berdemonstrasi ketika capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) hari ini. Para mahasiswa itu menolak bila Jokowi menggunakan kampus itu untuk ajang politik.
Untuk mengklarifikasi hal itu, Wasekjen PDIP, Ahmad Basarah menyatakan bahwa kedatangan Jokowi ke kampus ITB adalah dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang diundang oleh pihak kampus ITB.

Soal 'Koalisi Kerempeng', PDIP: Kuantitas Tak Menjamin

PDIP memang sengaja membangun koalisi terbatas untuk mengusung Jokowi di Pilpres. Koalisi kerempeng pun tak masalah asalkan efektif.
"Kita tidak menyebut koalisi tapi kerjasama. Yang sudah pasti dengan Partai NasDem. Kita tidak bagi-bagi kekuasaan," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait kepada detikcom, Kamis (17/4/2014).
PDIP pun punya kriteria parpol koalisi. PDIP mengutamakan parpol yang punya platform sama.

Promo: George Toisutta Cocok Dampingi Jokowi

Organisasi Masyarakat Peduli Kepemimpinan Nasional (OMPKN) mengharapkan bekas KSAD Jenderal (Purn) George Toisutta (GT) bersedia diusulkan menjadi cawapres mendampingi capres PDIP Joko Widodo.
Ketua Umum MPKN John Manase Toisuta mengatakan GT merupakan cawapres potensial dari kalangan militer yang layak diperhitungkan selain Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, GT  dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Andai Jokowi Presiden, PDIP Tak Khawatir Diganggu Parlemen

PDI Perjuangan terus berupaya untuk menggalang kerjasama dengan sebanyak mungkin partai politik lainnya guna membentuk pemerintahan baru periode 2014-2019. Meski demikian, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri dalam membangun koalisi berupaya menghindari jebakan transaksi bagi-bagi kursi.
Menurut Wakil Sekjen PDIP, Eriko Sutarduga, pemerintahan baru nanti harus menempatkan rakyat sebagai prioritas.  Hal itu pula yang ditawarkan PDIP dalam membangun kerjasama dengan partai lain. “Kami harap bisa kerjasama dengan banyak partai. Tapi kalaupun tidak (berkoalisi, red), maka yang paling utama ialah kerjasama dengan rakyat," kata Eriko di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Tidak Mau Kalah dari Bandros, Jokowi Kebut Masalah Bus Wisata Hibah

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo memuji bandros dalam lawatannya ke Bandung. Tapi bandros yang dipuji Jokowi ini bukan makanan yang biasa dijual pedagang kaki lima di Kota Kembang itu lho.
Bandros yang dimaksud adalah bus wisata milik Bandung yang diberi nama Bandung Tour on Bus, disingkat Bandros.
Seakan tidak mau kalah dengan bus dari sumbangan Corporate Social Responsibility sebuah perusahaan telekomunikasi itu, Jokowi berjanji proses hibah 30 bus wisata selesai dalam tiga minggu ke depan.

PDIP: Joko Widodo ke ITB Selaku Gubernur Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), yang juga calon presiden (Capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) didemo mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) saat menyambangi institut itu, Kamis, 17 April 2014.
Menanggapi insiden itu, Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan kedatangan Jokowi dalam kapasitasnya sebagai gubernur DKI Jakarta. Jokowi diundang ITB dalam rangka penandatanganan nota kerja sama pencanangan Bandung sebagai Kota Pintar atau Smart City antara Pemda DKI dengan ITB.

Demi Kaum Muda, Jokowi Lebih Baik Tinggalkan JK

Calon presiden (capres) PDI-P, Joko Widodo alias Jokowi diingatkan agar tidak menyia-nyiakan kepercayaan rakyat khususnya dari kalangan muda untuk menghadapi pemilu presiden (pilpres) Juli nanti. Karenanya, Jokowi maupun PDIP harus bisa menggaet calon wakil presiden yang juga tokoh muda.
Hal itu dikatakan peneliti dari LIPI, Siti Zuhro, di Jakarta, Kamis (17/4), menjawab pertanyaan wartawan terkait alotnya penentuan bakal cawapres untuk mendampingi mendampingi Jokiwi di pilpres.

Jokowi-Ahok Tak Ada, Jakarta Baik-baik Saja

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dinilai tidak fokus dalam mengurus Kota Jakarta semenjak dirinya mendeklarasikan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP). Selain itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga tidak kunjung ngantor di Balai Kota, lantaran Ahok masih harus menjalani penyembuhan pasca operasi sinus beberapa waktu lalu.
Walaupun begitu, Plt Sekretaris Daerah Wiriyatmoko mengaku tidak adanya kebijakan strategis yang tertunda akibat ketidakhadiran kedua petinggi Pemprov DKI tersebut di Balai Kota.

Pembelaan Jokowi 5 Menit di Aula ITB


Ratusan mahasiswa ITB berunjuk rasa saat Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan kuliah umum.

Ini Deklarasi Keluarga Mahasiswa ITB Yang Mempermalukan Jokowi

Seharusnya hari ini Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) memberikan kuliah umum di perguruan tinggi terhebat di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi karena didemo mahasiswa, Jokowi hanya memberikan sepatah dua patah kata, menyatakan batal memberikan kuliah umum untuk menghindari polemik, lalu pulang ke Jakarta.
Sebelum ke ITB, Jokowi bertandang ke Balai Kota Bandung dan bertemu Wali Kota Ridwan Kamil, Kamis (17/4/2014). Acaranya berlangsung mulus. Tapi saat ke ITB, ia dicegat ratusan mahasiswa di gerbang kampus. Jokowi hanya 5 menit di aula, tempat kuliah umum, kemudian meninggalkan ITB.
Selain mengisi kuliah umum, Jokowi menandatangani MoU terkait kerja sama ITB dan Pemprov DKI. Meski demikian, menurut Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, status Jokowi sebagai capres tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Bara JP Serahkan Cawapres Pada Jokowi

Barisan Relawan Jokowi for Presiden (Bara JP) menyatakan dukungan terhadap siapapun calon wakil presiden (cawapres) yang dipilih Joko Widodo (Jokowi).
Mereka mengibaratkan Jokowi sebagai sopir bus kota dan cawapres pendampingnya sebagai kernet. "Jadi Jokowi itu kita percaya sebagai supir. Tidak peduli siapa kernetnya kita percaya sama supirnya," kata Sekretaris Jendral Bara JP, Utje Gustaaf Patty kepada wartawan di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014).

Relawan Jokowi Mengaku Tidak Kultuskan Jokowi

Calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah dikultuskan. Setidaknya, oleh Barisan Relawan Jokowi Presiden alias Bara JP.
"Jelas sama sekali kami tidak kultuskan Jokowi," kata Ketua Umum Bara JP Sihol Manulang dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis (17/4).
Sihol menjelaskan bahwa Bara JP mencari sosok pemimpin bangsa yang sanggup membawa perubahan.

PDIP Akui Abraham Samad Masuk Dalam Daftar Cawapres Jokowi

PDI Perjuangan mengakui tengah mempertimbangkan nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad sebagai salah satu daftar kandidat cawapres Jokowi.
Selain nama Abraham, nama mantan KSAD TNI Ryamizard Ryacudu juga disebut masuk daftar cawapres Jokowi.
"Ada nama Abraham Samad, Ryamizard, dan lainnya," ujar Wakil Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto, Kamis (17/4/2014).
Hasto menjelaskan, kriteria yang diinginkan mendampingi Jokowi tentu bisa menyatu dengan capres.

Pencapresan Jokowi Berdampak Positif Terhadap Rupiah

Branch Manager PT Danareksa Sekuritas Semarang Melcy S Makarawung menilai pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Joko 'Jokowi' Widodo sebagai presiden berefek positif terhadap rupiah karena investor asing mulai menanam saham di Indonesia sehingga posisi dolar terhadap rupiah semakin lemah.
"Jokowi efek ini saya prediksi akan terus menguat hingga pelaksanaan pemilu presiden Juli mendatang karena pemilihan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden dianggap sebagai angin segar bagi para investor," ujarnya di Semarang, Kamis (17//2014).

Ini Alasan Kenapa Jokowi Ditolak di ITB

Ratusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berbagai jurusan menolak kedatangan Gubernur DKI Jakarta Jokowi ke kampus ITB. Mereka melihat banyak kejanggalan terkait kedatangan capres PDIP itu.
Dalam selebaran yang dibagikan, mahasiswa menuliskan beberapa poin kejanggalan kedatangan Jokowi ke kampus yang berada di Jalan Ganeca itu. Dalam selebaran itu ditulis, pihak rektorat mengundang Jokowi sejak September 2013 lalu.

Meski Ditolak Mahasiswa ITB, Jokowi Tetap Perpanjang Kerjasama dengan ITB

Gubernur DKI Joko Widodo mendatangi kantor rektorat ITB di Jalan Tamansari, Bandung. Dua institusi tersebut sepakat untuk melanjutkan kerjasama di bidang tata kota.
"Kerjasama ini sudah berjalan lama tapi pada bulan Juni 2013 belum diperpanjang. Jadi saat ini kita memperpanjang yang sudah ada," kata Jokowi usai penandatangan MoU di ruang Rapim I, kantor Rektorat ITB, Kamis (17/4/2014).
Jokowi datang dengan beberapa pejabat pemprov DKI. Dari pihak ITB diwakili oleh rektornya yakni Prof Akhmaloka.

PAN Terapkan Politik 2 Kaki

Partai Amanat Nasional (PAN) belum memutuskan koalisi pada pemilu 2014. Namun, PAN mulai mengarah kepada dua blok saja dalam berkoalisi.
"Saya kira kita mengarah pada dua blok yakni blok Jokowi atau blok PDIP dan blok Prabowo atau Gerindra," kata Politisi PAN La Ode Ida di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Menurut La Ode, kedua tokoh baik Jokowi dan Prabowo cocok menggandeng Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai pendamping pada pemilihan presiden 2014.

Kuliah Umum Jokowi di ITB Dipecundangi Mahasiswa

Kehadiran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diwarnai penolakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Aula Timur, Kamis (17/4/2014). Jokowi sebenarnya akan memberikan kuliah umum tentang masalah pembangunan Jakarta.
Karena diwarnai penolakan, akhirnya Capres PDIP itu hanya menyempatkan diri hadir. Rombongan Jokowi yang sempat dihadang pun mengalihkan kedatangannya ke pintu masuk belakang.

Ratusan Mahasiswa ITB Demo Jokowi

Ratusan mahasiswa ITB memblokade gerbang pintu masuk kampus saat rombongan Gubernur DKI Jokowi datang. Mahasiswa menolak kedatangan Jokowi yang akan untuk memberikan kuliah umum di Aula Timur ITB. Sempat terjadi kericuhan dalam aksi itu.
Mahasiswa yang mengenakan jas almamater jurusan masing-masing melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang kampus mulai pukul 12.00 WIB, Kamis (17/4/2014).

Jokowi Ditolak di ITB

Ratusan mahasiswa ITB memblokade gerbang pintu masuk kampus saat rombongan Gubernur DKI Jokowi datang. Mahasiswa menolak kedatangan Jokowi yang akan untuk memberikan kuliah umum di Aula Timur ITB. Sempat terjadi kericuhan dalam aksi itu.

Hatta Tak Termasuk Dalam Daftar Cawapres Jokowi

Peluang Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa untuk mendampingi capres PDIP Jokowi sangat kecil.
PDIP berhati-hati memilih cawapres karena perolehan suara dalam pemilu legislatif 9 April lalu jauh dari target. Berdasarkan hitung cepat berbagai lembaga survei, persentase suara PDIP tidak mencapai 20%. Sehingga PDIP masih belum cukup suara untuk mengajukan capresnya sendiri.
Perolehan suara ini berpengaruh terhadap rencana menduetkan Jokowi dengan Hatta Rajasa. Padahal sebelum pileg digelar, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Puan Maharani beberapa kali bertemu Hatta. Penjajakan sudah dilakukan.

Jokowi Takut Dimarahi Kang Emil Jika Tak Mampir ke Balai Kota Bandung

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah cukup mengenal baik Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Karenanya, ia merasa perlu menemui Ridwan jika tengah berada di Bandung.
"Masak saya ke Bandung gak ke sini? (Balai Kota Bandung), nanti dimarahi. Tapi juga berbicara hal yang lainnya. Kita kalau lihat busnya bagus sekali, kalau untuk Bandung pas, untuk heritage ya. Bus wisatanya kalau seperti itu bagus sekali," kata Jokowi di Balai Kota Bandung, Kamis (17/4/2014).

Pramono Anung Tantang Fadli Zon Bikin Seribu Puisi Buat Jokowi

Mantan Sekjen PDIP Pramono Anung sudah membaca puisi yang dibuat oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon bernada menyindir Jokowi. Dia malah menantang agar Fadli membuat seribu puisi buat Jokowi.
"Kebetulan saya sudah baca puisi itu kan dibalas oleh salah satu kader PDIP yang terakhir pakai kata dor itu," ujar Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Ridwan Kamil: Pertemuan dengan Jokowi Tak Bahas Politik

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dia sempat bertatap muka dengan wali kota Bandung Ridwan Kamil. Mungkinkah mereka membahas politik?
Pertemuan di Balai Kota Bandung itu cukup singkat, hanya berlangsung sekitar 20 menit. Menurut Jokowi, kedatangannya ke Bandung murni urusan pekerjaan, bukan urusan politik.

Ridwan Kamil Curhat Soal Kemacetan Akhir Pekan Pada Jokowi

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung. Kesempatan itu dimanfaatkan Kang Emil untuk curhat tentang kepadatan kota Bandung karena orang-orang Jakarta yang datang setiap akhir pekan.
"Ini kalau sudah akhir pekan, saya pasti sudah pusing lagi," kata Ridwan Kamil sambil duduk santai di tangga depan kantornya, Kamis (16/4/2014).

Jokowi Sebut Ridwan Kamil Masuk Kriteria Cawapresnya

Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) belakangan kerap bersafari politik untuk penjajakan koalisi dan mencari pendamping untuk maju di Pilpres 2014. Beberapa kriteria sudah disampaikan Jokowi.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diakui Gubernur DKI Jakarta itu masuk dalam kriteria Cawapresnya. "(Ridwan Kamil) masuk kriteria (Cawapres)," kata Jokowi di Balai Kota Bandung, Kamis (17/4/2014).

Pendamping Jokowi Sebaiknya Purnawirawan

Mantan Ketua Program Pasca Sarjana Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, Prof Wan Usman, mengatakan tokoh militer yang patut dipertimbangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk calon pendamping Joko Widodo adalah purnawiraan yang sudah bergabung dengan partai politik ataupun yang diusung partai politik tertentu.
"Siapa pendamping Jokowi, dari kalangan militer kriterianya sebaiknya purnawiraan yang sudah bergabung di partai politik ataupun dikenal dekat dengan salah satu partai politik.

Jokowi: Saya Sudah Lama Tidak Bertemu Ridwan Kamil

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Kamis (17/4/2014) menyambangi kantor Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Joko Widodo mengaku kedatangannya siang ini lantaran sudah lama tidak bertemu dengan Ridwan Kamil.
"Sebagai kawan lama sudah kami ini kawan lama 9 tahun yang lalu sering ketemu baik di Solo maupun di Jakarta dan ditempat yang lain," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi usai bertemu Ridwan Kamil di Kantor Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat.

Suara PDIP Tak Capai Target Salah Satunya Karena Bara JP Golput

Sekjen Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Utje Gustaaf Patty mengaku memilih golput pada pemilu legislatif (Pileg) kemarin. Walaupun ia mendukung Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi, namun ia tidak mendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menaungi Jokowi.
Dalam diskusi "Cawapres Jokowi, Meneguhkan Arah Juang," di Galery Cafe, Kamis (17/4/2014), Utje mengatakan ia ikut berkampanye untuk PDIP di Sumatera Barat, namun ia tetap tidak memilih PDIP.

Bara JP Siap Ngamuk

Curiga pemberian mandat kepada calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang hanya melalui tulisan tangan berpeluang dapat dicabut. Namun, Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) akan turun ke jalan apabila mandat tersebut dicabut.
"Peluang (dicabut) memang ada. Tetapi, kami, Bara JP dengan tegas siap turun ke jalan apabila mandat Jokowi dicabut oleh Ketum PDIP," ujar Sekjen Bara JP Utje Gustaaf Patty di Galeri Cafe TIM, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Perwira, Faksi Pro Jokowi-Hatta di Tubuh PAN

Internal PAN terbelah soal koalisi Pilpres 2014, ada faksi pro Prabowo-Hatta dan faksi pro Jokowi-Hatta. Faksi kedua itulah yang mendeklarasikan Perwira.
Perwira ini kepanjangan dari Pendukung dan Relawan Jokowi-Hatta Rajasa. Adalah anggota MPP PAN Alvin Lie yang membentuk Perwira.
"Saya sejak awal itu di faksi Jokowi. Nah tentunya saya menggalang teman-teman tidak hanya di pusat tapi juga di daerah. Dan dukungan ini bukan hanya pengurus PAN, kader kan butuh menyampaikan harapan dan sebagainya. Ya secara informal saya bentuk Perwira itu," kata anggota MPP PAN Alvin Lie kepada detikcom, Kamis (17/4/2014).

Sisi Lain Transaksi Politik Ala Jokowi

Safari koalisi yang dilakukan Calon Presiden dari PDIP Joko Widodo ke sejumlah elit partai mulai dari menemui Surya Paloh dari Nasdem, Aburizal Bakrie dari Golkar, Muhaimin Iskandar dari PKB serta pengurus besar Nahdlatul Ulama (NU) akhir-akhir ini diketahui dan diwartakan juga oleh media.
Gaya safari koalisi Jokowi disebut media sebagai manuver terbuka. Sebaliknya gaya safari koalisi yang dilakukan Calon Presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto dilabel media sebagai manuver senyap karena sulit dilacak lokasi pertemuannya.

Jokowi: Bandros Bagus, Punya Ciri Khas


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah melihat-lihat Bus Wisata 'Bandros' milik Kota Bandung. Apa pendapat Jokowi?

Sambil Lesehan di Tangga, Jokowi dan Ridwan Kamil Bicara Kota Teknopolis

Gubernur DKI Joko Widodo datang menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung. Sambil duduk santai, Jokowi bercerita tentang kekagumannya terhadap pengembangan kota Teknopolis di Gedebage, Bandung.
"Ya datang ke sini sebagai teman lama. Ya bisa dibilang juga studi banding," kata Jokowi sambil duduk bersantai dengan Ridwan Kamil di tangga kantor Balai Kota, Kamis (17/4/2014).

Masukkan Nama Jokowi di UN, Kemendikbud Dinilai Cari Muka

Politisi PDI-Perjuangan Pramono Anung Wibowo mengatakan Joko Widodo (Jokowi) sama sekali tidak tahu-menahu mengenai adanya soal di ujian nasional yang menggunakan namanya.
"Internal partai sudah tanyakan langsung itu ke Jokowi. Beliau jawab, sama sekali tidak tahu-menahu tentang itu," kata Pramono, di gedung Nusantara III, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Selain itu lanjut mantan Sekjen PDI-P itu, Jokowi sama sekali tidak menginginkan namanya disebut-sebut dalam soal ujian sebab sangat tidak etis.
"Saya yakin, ini kerjaan orang-orang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka cari muka (carmuk) saja," tegas Wakil Ketua DPR itu.