Minggu, 16 Februari 2014

Megawati: Penetapan Capres Belum Tentu Setelah Pileg

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan kembali bahwa sesuai dengan hasil rapat kerja nasional, dirinya memiliki wewenang menentukan calon presiden dari partai, termasuk waktu penentuannya. Baginya, pemilihan umum legislatif 9 April mendatang tidak menjadi tolok ukur utama waktu penentuan calon presiden.
”Rakernas partai menyerahkan keputusan penentuan (capres) kepada saya. Rakernas memang meminta calon ditentukan setelah pemilu legislatif. Namun, sebagai ketua umum yang oleh kongres partai diberi hak prerogatif, waktu penentuan calon menjadi hak saya sepenuhnya,” tutur Megawati, Minggu (16/2/2014), di GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Jokowi Tak Percaya Kinerja Anak Buah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tampaknya cukup nyaman menjalankan roda pemerintahannya tanpa didampingi seorang Sekretaris Daerah (Sekda). Buktinya sudah hampir setahun kursi yang ditinggal Fadjar Panjaitan itu hingga kini masih kosong. Ada kesan Jokowi kurang percaya pada kinerja anak buah.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Jokowi hanya menyatakan bahwa ada atau tidak ada sekda roda pemerintahan ibukota masih tetap bergulir. “Tetap jalan kan,” kata Jokowi, Minggu (16/2/2014).

Jokowi Akan Betonisasi Jalan yang Mudah Rusak

Setelah digenangi banjir, jalanan di DKI Jakarta banyak yang kini berhiaskan lubang. Namun, beberapa jalan dinilai punya lubang lebih banyak dibandingkan jalan lain di ibu kota.
"(Jalan) paling parah itu di Jalan Pejambon, Jalan Gunung Sahari, Jalan Abdullah Syafei, Manggarai, dan Jalan Daan Mogot. Titik lubang banyak sekali," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo seusai meninjau perbaikan Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

PDIP Pastikan Belum Tentu Usung Jokowi Sebagai Capres

PDI Perjuangan beri sinyal belum tentu mengusung kadernya Joko Widodo, yang berjuluk Jokowi, sebagai calon presiden (capres).
"Ngga ada kalau segala sesuatunya dipengaruhi, kita punya pertimbangan, kepemimpinan kedepan itu ngga mudah, kepemimpinan yang menghadapi krisis, transisional, kepemimpinan menghadapi bagaimana dinamika politik global ini, yang orientasinya ke pasifik," kata Wakil Sekjend Hasto Kristianto, Minggu (16/2/2014).

PDIP Terlalu Takut dengan Megawati, Jokowi Hanya Dipermainkan

Sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selalu menunggu restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk dalam menentukan calon presiden, kembali menuai kritik. Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai dengan budaya itu PDIP hanya akan mempermainkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berjuluk Jokowi.
"Jokowi hanya akan dimakan partai. Kejujuran Jokowi hanya akan dimainkan partai apalagi kalau PDIP diisi oleh orang-orang seperti serkarang yang konservatif dan terlalu takut dengan Mega," ujar Arbi dalam diskusi di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Gerindra Halangi Jokowi Nyapres dengan "Perjanjian Batu Tulis"

Partai Gerindra diminta tidak lagi menagih perjanjian Batu Tulis kepada PDI Perjuangan. Terkait maraknya wacana agar partai banteng mengusung kadernya Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden di Pemilu 2014.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan, tuntutan yang diajukan Partai Gerindra sebagai bentuk ketakutan terhadap PDI Perjuangan.
"Iya, dia (Gerindra) mau mematikan Jokowi pakai PDIP, jadi dia tuntut PDIP," katanya usai diskusi bertema 'Pemilu 2014 Dalam Cengkeraman Mafia Hukum dan Mafia Politik,' di Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Calon Komisaris PT TransJ dari Berbagai Kalangan, Banyak Perbankan

Direksi PT TransJ akan segera dibentuk. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini pihaknya masih menyeleksi beberapa nama untuk dijadikan direksi di PT yang baru saja terben Mantan Wali Kota Solo ini belum mau bicara banyak siapa saja calon direksi PT TransJ. Namun dia mengatakan ada puluhan calon direksi yang berasal dari berbagai kalangan, terutama perbankan.
"Pak Kosasih (Antonius Kosasih) dari Perhutani masuk, ada dari PT KAI juga, dari perbankan banyak, ada yang dari Citibank," kata Jokowi saat ditemui di wilayah Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

Kata Sanit, Harusnya Mega Tak Nyapres

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri disarankan tidak maju menjadi calon presiden (capres). PDI-P sebaiknya mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sebagai capres.
"Kalau mencalonkan Megawati itu kan cuma mengandalkan kekeluargaan saja. Mengandalkan kalau dia trah Soekarno. Padahal Mega sudah terbukti gagal. Kalau yang saya lihat yang menguat di masyarakat ya Jokowi," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Rumah Jokowi di Solo Diselimuti Abu Kelud

Hujan abu vulkanik yang terjadi akibat erupsi Gunung Kelud, Jumat (14/2) lalu, juga menyelimuti rumah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Rumah yang berada di Jalan Kutai Utara, Sumber, RT 8 RW 7, Solo, Jawa Tengah tersebut sebagian besar masih tertutup abu.

Kasudin Perhubungan Jakbar Ditangkap atas Kasus Korupsi, Jokowi Lega

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat Ucok Harahap Bangsawan ditangkap Kejaksaan Negeri Jakarta Timur terkait kasus dugaan korupsi saat dia menjabat sebagai Camat di Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Kini, Ucok telah ditahan di Rumah Tahanan Cipinang.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berjuluk Jokowi merasa lega. Pasalnya, dugaan penyalahgunaan anggaran yang dilakukan Ucok bukan terjadi di masa pemerintahannya.
“Saya tidak tahu, katanya itu kasus lama, tahun 2009 sampai 2012 kemarin,” kata Jokowi di Jeruk Purut, Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Kata Jokowi, Keputusannya Ada di Ibu Mega

Puluhan warga yang mengatasnamakan Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) mendatangi rumah dinas Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) di Taman Suropati, Menteng, Jakpus, mendesak agar Jokowi segera nyapres. Apa tanggapan Jokowi?
"Bahwa ada masyarakat yang usul, itulah demokrasi. Nggak ada masalah, asal caranya santun, santun, santun," ujar Jokowi usai meninjau lokasi perbaikan jalan rusak di Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).
Jokowi belum mau menjawab apakah akan jadi capres atau tidak.

Kata Refly, Perppu Ditolak MK Karena SBY, Kalau Jokowi Diterima

Pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun menyesalkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan Perppu MK. Akhirnya keputusan itu menyebabkan tidak adanya pengawasan dan rekruitmen MK.
"Perlu lembaga agar hakim konstitusi tidak terjerembab," kata Refli di Galeri Cafe, Jakarta, Minggu (16/2/2014).
Refly menduga Perppu itu ditolak MK sebab dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kata Sanit, PDIP Adalah Batu Sandungan untuk Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diharapkan akan menjadi salah satu capres alternatif yang bersih dan membawa terobosan. Namun Dosen Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit tidak yakin Jokowi akan membawa perubahan saat duduk di kursi presiden.
Arbi Sanit beralasan PDIP yang akan menjadi batu sandungan Jokowi menjadi presiden.
"Jokowi akan dimainkan oleh partai apalagi PDIP masih dipimpin ketua yang sekarang. Kejujuran Jokowi akan dimakan partai," jelas Arbi dalam diskusi di Galery Cafe, Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Kata Sanit, Mega Tak Layak Jadi Capres, Lebih Baik Calonkan Jokowi

Skenario Mega-Jokowi menguat kembali di internal PDIP. Pengamat politik Arbi Sanit menekankan bahwa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tak layak menjadi Capres.
"Kalau mencalonkan Megawati itu kan cuma mengandalkan kekeluargaan saja. Mengandalkan kalau dia trah Soekarno. Padahal Mega sudah terbukti gagal. Kalau yang saya lihat yang menguat di masyarakat ya Jokowi. Kenapa tidak mencalonkan Jokowi saja?" ujar Arbi Sanit di Galeri Cafe Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

Marzuki Alie Pertanyakan Kualitas Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus mendapatkan dukungan menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Hal itu mendapat reaksi dari peserta konvensi Demokrat, Marzuki Alie.
Marzuki mengaku tidak menghakimi Jokowi. Namun ia mempertanyakan kemampuan Jokowi menyelesaikan persoalan bangsa.
"Jokowi paham enggak masalah bangsa? Mampu enggak meyakinkan bangsa ini. Mampu enggak dia menggerakkan stakeholder?" kata Marzuki di Galeri Cafe, Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Ormas Pendukung Jokowi Bekerja Sendiri Tak Berafiliasi dengan Ormas Lainnya

Banyaknya ormas pendukung Jokowi menimbulkan pertanyaan apakah memang mereka bekerja bersama-sama atau terpisah.
Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menuturkan bahwa mereka memang bergerak sendiri-sendiri karena memang mereka terlepas dari organisasi manapun.
"Kami bekerja sendiri, tidak ada afiliasi dengan organisasi pendukung Jokowi lainnya, kami juga tidak mengharapkan imbalan politik jika Pak Jokowi maju terpilih sebagai presiden," kata Ferdinand Hutahean, Wakil Ketua Komnas Posko Jokowi Bara JP, di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Warga Inggris: Dia Pemimpin Hebat

Usai memberikan dukungan dengan menyerahkan petisi ke Joko Widodo (Jokowi) di Taman Suropati, Jakarta Pusat, sejumlah pendukung masih asyik menikmati suasana taman. Tiba-tiba seorang pria kebangsaan Inggris, bernama Stu,  melintas dan menyapa mereka.
"Saya mau kaosnya. Masih ada?" ujar pemuda bernama Stu ini di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).
Para pendukung yang mengenakan kaos bergambar Jokowi ini pun kaget. Alhasil mereka hanyut dalam obrolan membicarakan sosok mantan walikota Solo itu.

Jokowi: Ada 160 Ribu Titik Jalan Rusak di Jakarta Akibat Banjir

Sejak dua minggu belakangan, Pemprov DKI Jakarta mulai kebut melakukan perbaikan jalan yang rusak akibat banjir. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan, ada sekitar 160 ribu titik jalan yang rusak di DKI dan saat ini tengah diperbaiki.
"Ada 160-an ribu titik jalan rusak. Kita akan kerjakan sampai rampung," ujar Jokowi saat meninjau lokasi perbaikan jalan di depan Kantor Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

Tinjau Perbaikan Jalan di Pejambon, Jokowi Minta Pekerja Ngebut

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau perbaikan jalan di Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat. Jokowi langsung mengintruksikan agar pekerjaan cepat dilaksanakan.
Jokowi tiba di Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Kantor Kementerian Luar Negeri pukul 11.50 WIB, Minggu (16/2/2014). Mantan Wali Kota Solo itu tampak santai mengenakan kemeja warna putih lengan panjang dan celana warna hitam.

Marzuki Alie: Saya Dukung Penuh Jokowi Bila Mampu Yakinkan Rakyat

Gubernur DKI Jakarta Jokowi selalu unggul dalam survei elektabilitas meski belum dicapreskan PDIP. Peserta konvensi capres PD Marzuki Alie blak-blakan menyatakan akan mendukung Jokowi dengan syarat tertentu.
"Kalau Jokowi mampu meyakinkan seluruh rakyat Indonesia, saya akan dukung secara penuh. Asal Jokowi juga mampu menggerakkan seluruh stakeholder negara ini mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah," ujar Marzuki di Galeri Cafe, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

Relawan Pro Jokowi Klaten Sumpah Setia Capreskan Jokowi

Ratusan orang yang tergabung dalam Relawan Pro Jokowi (Projo) Klaten, Jawa Tengah mendeklarasikan diri dan siap bergotong royong untuk mendukung Jokowi sebagai Presiden RI 2014.
Acara deklarasi itu dihadiri oleh lebih dari 400 orang dan berlangsung di Wisma Surya Klaten.
"Acara ini murni aspirasi gotong-royong arus bawah di Klaten. Debu Gunung Kelud tidak surutkan tekad ini. Kami berpesan pada Mbak Puan (Maharani) yang maju nyaleg dari dapil ini tidak 'main-main' memperjuangankan aspirasi kader dan simpatisan PDI-P Klaten," Tugiman Budi Darsono, Kordinator daerah Pro Jokowi Klaten, menyatakan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Jokowi Minta Bank DKI Tingkatkan Kinerja

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan modal tambahan ke Bank DKI sebesar Rp1 triliun pada tahun ini. Diharapkan penambahan modal tersebut dialokasikan dengan baik oleh Bank DKI untuk memberikan manfaat dan produktif bagi masyarakat dengan cara meningkatkan daya saing.
"Tahun lalu sudah kita berikan PMP (Penyertaan Modal Pemerintah) dua kali, totalnya Rp800 Miliar, tahun ini kita tambah lagi," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Minggu (16/2/2014).

Jika Jokowi Tidak Dicapreskan, Relawan Siap Golput

Begitu banyak dukungan dari organisasi massa mengalir ke Jokowi untuk maju sebagai capres. Padahal belum ada partai yang secara resmi mengajukan Jokowi sebagai presiden.
Namun seandainya Jokowi tidak maju, apakah yang akan dilakukan mereka ? Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) mengaku lebih memilih menjadi golput ketimbang menjadi presiden.
"Kami lebih memilih menjadi Golput daripada menjadi presiden, jika Jokowi tidak maju, karena tidak ada calon lain yang pantas menjadi presiden," kata  Ferdinand Hutahean Wakil Ketua Komnas Posko Jokowi di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Datang dari 26 Provinsi, Muncul Lagi Massa Pendukung Jokowi Nyapres

Puluhan orang berbaju putih dengan gambar foto Joko Widodo berkumpul di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka menyerahkan petisi dukungan pencapresan pria yang akrab disapa Jokowi itu.
"Kami dari 26 provinsi atas biaya sendiri untuk mendukung Pak Jokowi menjadi presiden di tahun 2014. Kita mendeklarasikan dukungan di Bundaran HI dan long march ke sini untuk menyerahkan petisi dukungan," kata Ketua Umum Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) Reinhardt yang memimpin aksi ini di depan rumah dinas Jokowi, Jl Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014).

KIB Akan Paksa PDIP Capreskan Jokowi

Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) mendukung Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo untuk maju sebagai calon presiden (Capres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 ini. Untuk menyatakan dukungannya, mereka bahkan menggelar aksi di depan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, (16/2/2014).
Reinhard Parapat, ketua KIB kepada wartawan di kediaman Jokowi mengatakan KIB setidaknya memiliki 2 juta anggota, yang tersebar di setiap provinsi di Indonesia. Di Jakarta kata dia KIB memiliki posko di setiap kelurahan, dan jumlah relawannya mencapai sekitar 2.600 orang.

KIB Gagal Bertemu Jokowi

Puluhan relawan Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), gagal bertemu Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo, di kediamannya di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014). Pasalnya Jokowi tidak berada di rumah.
Sebelum menyambangi rumah Gubernur, rombongan pendukung Jokowi untuk maju pemilihan presiden itu sempat menggelar aksi di Bundaran HI, menyampaikan aspirasi mereka bahwa Jokowi lah yang cocok memimpin negri ini sebagai presiden.

Relawan Deklarasikan Jokowi sebagai Capres

Lagu Padamu Negeri berkumandang di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2014) pagi. Puluhan orang berkaus putih bergambar wajah Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta, berkerumun tepat di depan Hotel Grand Hyatt.
Dengan alat pengeras suara, mereka memutar lagu-lagu bernuansa kemerdekaan. Tiba-tiba, seorang dari mereka maju ke tengah kerumunan orang-orang yang mengenakan kaus bergambar Jokowi itu.

Tanjidor Meriahkan Deklarasi 'Jokowi for Presiden'

Puluhan orang berkaos putih gambar 'Jokowi for Presiden RI 2014', yang menyebut diri sebagai kelompok Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), bergerak dari Bundaran Hotel Indonesia menuju rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Minggu (16/2/2014). Sambil membawa spanduk dan poster dukungan, mereka mengarak tanjidor dan ondel-ondel sepanjang satu kilometer perjalanan.
"Jokowi siapa yang punya, Jokowi siapa yang punya, Jokowi siapa yang punya, yang punya kita semua," nyanyian mereka diiringi musik tanjidor. Dan pasangan ondel-ondel berwarna hijau itu menari dengan girang.

Bara JP: Jokowi Mampu Atasi Persoalan Lebih Luas

Jika  Jokowi (Joko Widodo) menjadi presiden akan mengatasi persoalan ibukota. Bukan karena ada pergantian kepemimpinan tetapi karena Jokowi mampu memiliki kapabilitas tinggi dalam mengatasi persoalan.
Sihol Manullang, Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), menilai sosok Jokowi sebagai presiden akan mampu mengatasi persoalan yang ada. Bahkan akan ada kordinasi karena dia memiliki wewenang lebih sebagai presiden.
"Banjir ini kan dari Bandung, dan daerah Bogor, Jokowi tidak punya wewenang untuk mencegah aliran banjir di luar Jakarta dengan menjadi presiden maka Jokowi akan mampu melakukannya," katanya di Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Bara JP: Pilih Jokowi, Jangan Pilih PDIP

Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) mendukung Jokowi sebagai presiden RI. Namun dukungan tersebut bukan merupakan dukungan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Kami mendukung Jokowi bukan karena mendukung partainya, jika PDIP kalah, kami tetap mendukung Jokowi," kata Ferdinand Hutahean Wakil Ketua Komnas Posko Jokowi, di Jakarta, Minggu (16/2/2014).
Ferdinand menambahkan bahwa dukungan terhadap Jokowi lahir dari kebutuhan akan pemimpin yang mengakomodir kepentingan yang ada. Bukan karena simpatisan terhadap partai tertentu.