Rabu, 03 April 2013

Bongkar atau Tidak Stadion Lebak Bulus, Jokowi: Tergantung Keperluan PT MRT

Nasib pembongkaran atau tidak Stadion Lebak Bulus belum diputuskan. Bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), keputusan perubuhan stadion itu ada di tangan PT MRT.

"Gini loh kalau urusan membongkar, kita ada aturan di Menpora itu harus ada pengganti. Penggantinya sudah disiapkan di BMW dan Ulujami ya kan. Artinya kalau dibongkar ya enggak masalah tetapi kalau enggak dibongkar ya lebih baik. Kalau diperlukan oleh PT MRT dan mempunyai nilai tambah, mempunyai kemanfaatan lebih, mengapa harus dibongkar," kata Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan, di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Jokowi menyerahkan segala masalah teknis kepada PT MRT, termasuk pemenang tender. Pengerjaan proyek itu diharapkan dimulai bulan April ini. "Pokoknya bulan ini. Progresnya seperti itu sudah," kata dia.

Ketika dicecar lagi tentang pembongkaran Stadion Lebak Bulus, Jokowi menegaskan hal itu belum diputuskan.

"Saya sudah sampaikan bolak-balik kok. Kalau enggak dibutuhkan ya ngapain dibongkar. Yang namanya terminal itu kan bisa di atas nggak harus di tanah. Jadi belum ngerti," kata Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Jokowi: Siapa yang mau robohin Stadion Lebak Bulus"

Jokowi: Realisasi Program Enggak Bisa Kayak Balik Tangan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus menggenjot realisasi program-program andalannya. Dibutuhkan waktu dan proses mewujudkannya.

"Enggak bisa kayak balik tangan, enggak bisa. Butuh proses tetapi dengan SDM yang kita punya, bisa menyelesaikan tapi butuh waktu," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan, di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Jokowi membantah jajarannya belum siap dalam merealisasikan programnya. Bagi dia, mengubah budaya lama ke budaya baru membutuhkan waktu.

"Wong juga baru lima bulan, enam bulan. Kalau sudah berpuluh-puluh tahun... Kita ini selalu lihat, semuanya dipercepat, dipercepat, dipercepat. Tapi memang kita di dalam manajemen organisasi membangun sebuah budaya kerja, smart kerja, mengubah dari pola lama ke pola baru. Tradisi lama ke baru itu juga perlu waktu," papar Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Buktikan Kasatpol PP Baru Manusiawi, Jokowi Segera Evaluasi

Kepala Satpol PP Kukuh Hadi Santoso baru dilantik. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) siap memantau kinerja Kukuh manusiawi atau tidak.

"Nanti liat Pak kukuh manusiawi apa enggak," kata Jokowi di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Menurut dia, kinerja Kukuh akan dievaluasi nanti. "Udah nanti habis ini akan saya panggil, apa yang harus dikerjakan, kerjanya seperti apa," ujar Jokowi.

Tergetnya, Pak? "Nantilah, nanti setelah ini. Tadi yang saya sampaikan tertib masalah sosial, setelah ini lah," sahut Jokowi.

Jokowi tidak mempermasalahkan posisi Kukuh yang sebelumnya baru dilantik menjadi Kepala Biro Umum Pemprov DKI Jakarta dan kini menjabat Kasatpol PP.

"Enggak apa-apa kan memang dibutuhkan dalam pola menajemen organisasi. Kalau dari beberapa yang sudah kita lakukan fit and proper test. Kita lihat track recordnya. Kita lihat juga kompetensinya, kepribadian dan lain-lain," papar Jokowi.

Menurut dia, jabatan Kukuh juga tidak harus berhubungan dengan jabatan sebelumnya.
"Ya tidak harus seperti itu, bisa saja dari Satpol ke tempat lain," kata pria asli Solo ini.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Jokowi tunggu gebrakan kepala Satpol PP baru"

Jokowi: Tanamannya Kurus Kayak Saya

Banyak cara yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat menggenjot semua bawahannya untuk bekerja cepat. Sesekali ia lontarkan sindiran, bahkan di depan umum, tanpa harus mengurangi esensi ketegasannya.
Misalnya saat melantik Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta Kepala Satpol PP DKI Jakarta, di Balaikota Jakarta, Rabu (3/4/2013). Seusai pengambilan sumpah dan pelantikan, tiba waktunya Jokowi menyampaikan sambutan serta pesan perdananya untuk pejabat yang baru dilantik.
Pesan pertama ia sampaikan untuk Kepala Dinas (Kadis) Pertamanan dan Pemakaman yang baru saja dilantik, Widyo Wiyono Budi. Dalam suasana khidmat, Jokowi meminta Kepala Dinas yang baru untuk segera memperbaiki dan mengelola taman-taman di Ibu Kota. Menurut Jokowi, perubahan Jakarta akan tampak dalam tempo cepat jika kondisi tamannya terawat dengan baik.
Namun kemudian, mantan Wali Kota Surakarta ini melontarkan perumpamaan bernada sindiran yang membuat seisi ruangan tak mampu menahan tawanya.
"Saya titip sedikit pada Kadis yang baru agar taman dikelola dengan baik dan cepat. Selama ini kita nanamnya bisa, tapi mupuknya tidak bisa, sehingga tanaman kurus-kurus kayak saya," kata Jokowi. Sontak, suasana yang semula sunyi senyap berubah menjadi riuh sesaat.

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Berita Serupa :
- antaranews.com : "Jokowi ingin taman dipelihara dan Jakarta aman"
- news.detik.com : "Ini Pesan Jokowi untuk Kasatpol PP & Kadis Pertamanan Baru" 

Jokowi Bicara Soal Penyegelan di Jl Antasari & Rumah di Pondok Indah

Gubernur DKI Jokowi bicara soal penyegelan yang dilakukan pada bangunan di Jl Antasari, Jaksel. Rumah-rumah itu seharusnya tak boleh dipakai untuk tempat bisnis. Tapi malah banyak disalahgunakan.

Kondisi serupa juga terjadi di kawasan perumahan Pondok Indah. Di sana, rumah-rumah juga banyak yang alih fungsi menjadi kawasan bisnis. Tapi tak ada penyegelan. Apa kata Jokowi?

"Ya itu iturannya sama lah. Di mana-mana aturannya sama," terang Jokowi di JICC, Jakarta, Rabu (3/4/2013).

Jokowi hanya menjawab diplomatis saat ditanya soal aturan yang tak sama. Rumah di kawasan Jl Antasari disegel tetapi rumah di Pondok Indah tak tersentuh.

"Iya, dimana-mana aturannya itu sama. Harus equal, harus sama," terangnya.

Sumber :
news.detik.com

Jokowi Lantik Kasatpol PP Kukuh Hadi & Kadis Pertamanan Widiyo Wiyono

Kepala Satpol PP DKI Jakarta yang semula dirahasiakan Gubernur Jokowi terkuak sudah. Dia adalah Kukuh Hadi Santoso. Dia dilantik Jokowi bersama Kepala Dinas Pertamanan Widiyo Wiyono Budi. Kedua pejabat eselon II itu diharapkan bertugas sebaik-baiknya.

Kukuh Hadi Santoso yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Umum pada 14 Februari lalu, dilantik menjadi Kepala Satpol PP DKI. Sedangkan Widiyo Wiyono Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Sarana dan Prasarana Kota, dilantik menjadi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Pelantikan digelar di Ruang Balai Agung, Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Jokowi berharap mereka bisa mengemban tugas dan melaksanakan perintah dengan sebaik-baiknya.

"Pada hari ini, Rabu 3 April 2013, saya Gubernur DKI, dengan ini resmi melantik Saudara Drs Kukuh Hadi Santoso sebagai Kepala Satpol PP dan Saudara Ir Widiyo Wiyono Budi sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Saya percaya bahwa Saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan tanggung jawab yang diberikan," ujar Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Gedung SD Rawan Ambruk, Jokowi: Pokoknya Pembangunan Kualitas Nomor 1

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyoroti gedung-gedung SDN di Kramat Jati, Jakarta Timur, yang rawan ambruk. Ia meminta agar kualitas bahan bangunan dan konstruksi harus nomor satu.

"Tanya ke Bapak Kepala Dinas. Ya pokoknya kita setiap ada apapun kegiatan pembangunan itu kualitas nomor 1. Kualitas dalam artian kualitas konstruksi, bahan-bahan yang dipakai, semuanya karena harganya memang yang sangak baik," kata Jokowi usai menghadiri acara wisuda sarjana dan magister 2013 Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) di Gedung JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Menurut dia, harus ada manajemen kontrol. "Harus ada yang namanya pengawasan yang ketat di lapangan. Kalau ndak ya kejadian seperti itu terus-terusan. Kesalahan di manajemen kontrol nggak ada yang lain. Udah. Harian harus ada. Ditanyakan ke Kadis," ujar Jokowi.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Keseleo Lidah: Sebut Universitas Moestopo Jadi Mustopa

"Selamat siang para wisudawan Mustopa!" Itulah sapaan hangat dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tiba-tiba Jokowi kebingungan saat wisudawan Universitas Moestopo kompak tertawa dan menyorakinya. Rupanya, Jokowi kepeleset lidah.

Tawa riang dan sorakan ratusan wisudawan mewarnai acara wisuda sarjana dan magister 2013 Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) di Gedung JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Orang nomor satu di Jakarta itu ternyata karena salah menyebutkan nama Universitas Moestopo, menjadi Mustopa.

Mendengar sorakan dan tertawaan para wisudawan, Jokowi bertanya. "Kenapa?" tanya Jokowi.

Dengan sigap pembawa acara langsung memberitahu ke Jokowi bahwa dirinya salah menyebut nama Unviersitas Moestopo.

"Moestopo, Pak Gubernur," katanya.

Mendapat sorakan dan ralat tersebut, Jokowi berdalih gubernur juga bisa salah dalam mengucapkan kata.

"Keseleo dikit nggak apalah. Gubernur kan tidak harus selalu betul. Salah-salah sedikit nggak apa-apa," ujar Jokowi membela diri sambil tersenyum.

Jokowi mengaku sangat jarang memberikan orasi ilmiah dan tidak terbiasa. Bahkan dia keringat dingin jika diminta berpidato di depan khalayak ramai.

"Saya ini tidak biasa membawakan orasi ilmiah. Jadi jangan sebut orasi ilmiah ya, sebut saja sambutan gubernur. Saya ini kalau ngomong di hadapan ribuan orang itu keringat dingin, langsung grogi," kata Jokowi yang disambut tawa hadirin.

Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Disoraki, Jokowi Sebut Moestopo Jadi Universitas Prof Dr Mustofa"

Wejangan Jokowi: Sarjana Harus Mampu Buka Lapangan Pekerjaan

Di hadapan ratusan wisudawan sarjana, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berbagi kisahnya membangun usaha mandiri. Ia berpesan para sarjana tidak menunggu orang lain ataupun perusahaan memberikan pekerjaan, tetapi justru membuka lowongan pekerjaan.

"Saya ingin nitip agar seluruh wisudawan yang nantinya diwisuda ini, kita tidak perlu menunggu orang lain atau perusahaan memberikan pekerjaan pada kita tapi seharusnyalah kita ini justru mampu dan bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain," kata Jokowi.

Demikian orasi ilmiah yang disampaikan Jokowi di acara wisuda sarjana dan magister Universitas Dr Mustopo (Beragama) di Gedung JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Jokowi mencontohkan peluang untuk membuka lapangan pekerjaan di Indonesia besar sekali dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sarjana Kehutanan UGM ini lalu berbagi kisah perjuangannya membangun usaha kayu dari nol.

"Waktu saya dulu sehabis diwisuda, memang saya pengen cari pengaman dulu tapi saya sudah berancang-ancang untuk berusaha. Hanya dua tahun saya bekerja kemudian setelah itu saya pulang lagi dan ngomong apa adanya karena orang tua saya juga tidak mampu dan tidak punya modal. Saya pengen sekali punya usaha. Memang saya tidak punya apa-apa tapi saya titip (pesan) kalau pengen berusaha itu jangan pikir panjang-panjang, jangan ada rasa khawatir dan takut, tapi harus segera dimulai," papar Jokowi.

"Misalnya buka warung, segera buka warung, jangan mikir laku atau tidak. Segera mulai dulu, dan kalau kita lihat, negara kita ini masih butuh banyak wirausahawan, enterpreneur dan karena memang kita ini masih banyak yang nganggur," lanjut Jokowi.

Pria kelahiran Solo ini mulai membuka usaha pada tahun 1988. Ia mengaku tidak memiliki modal alias modal dengkul.

"Memang itu berat untuk memulai. Saya punya 3 orang (karyawan) dan mulai usaha. Waktu itu saya ingat memasarkan produk dari pintu ke pintu, kampung ke kampung, dan hanya di lingkungan Solo pada tahu pertama," kata Jokowi.

Dua tiga tahun kemudian, Jokowi bisa memasarkan produknya ke Jakarta. "Pada tahun ketiga saya bisa ekspor. Tapi memang untuk diketahui, kalau dibandingkan dengan yang lainnya memang dari sisi modal kalah tapi dari sisi peluang juga sangat ketat sekali. Tapi kalau tidak punya modal, kita harus punya sesuatu yang bisa kita lebihkan," kata dia.

Menurut Jokowi, apabila tidak memiliki modal usaha maka harus memiliki kelebihan. Suami Iriana ini bekerja tanpa kenal lelah mulai dari subuh hingga tengah malam.

"Jadi pada saat tahun 1990, saya sudah bisa ekspor saat itu. Jadi memang rentannya sangat cepat sekali. Karena apa? Karena ada yang kita lebihkan dari yang lain. Saya senang kalau ada yang meniru dan saya sampaikan Jokowi itu trendsetter, bukan follower. Kadang-kadang emang harus nyombong dikit," kata Jokowi yang memiliki usaha mebel ini.

Selain itu, lanjut Jokowi, motivasi tinggi, fokus dan konsentrasi serta kecintaan terhadap pekerjaan menjadi kunci sukses dalam membuka usaha.

Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Rangsang Alumni Universitas Moestopo Berwirausaha"

Tawa Riuh Saat Jokowi Pamer Kesombongan

Dalam banyak kesempatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi kerap mengeluarkan humor segar. Hari ini, Selasa (3/4/2013), Jokowi saat memberikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke 52 tahun 2013, Wisuda Sarjana dan Magister, Universitas Prof Dr Moestopo Beragama, di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Semua yang hadir di tempat acara sangat antusias menanti dan mendengarkan orasi ilmiah mantan Wali Kota Surakarta itu.
Ia memberikan materi mengenai kewirausahaan, berbagi pengalaman segar, dan satu hal yang langka adalah saat Jokowi menyampaikan kesombongannya.
Dengan jujur, Jokowi mengaku dirinya sadar tengah berkata sombong. Menurutnya, sesekali tak apa menyombongkan diri, walau semua dikatakan dengan nada bercanda.
"Jokowi itu trend setter, bukan follower. Sombong, kan? Sesekali bolehlah sombong," kata Jokowi disambut tawa riuh seluruh wisudawan dan tamu yang hadir di acara itu.
Guyonan Jokowi itu disampaikan terkait dengan materi wirausaha yang disampaikannya. Ia mengaku tak khawatir ada orang lain yang meniru produk-produk mebel yang digelutinya. Dengan semangat inovasi, ia nyatakan semua tak perlu takut untuk ditiru, karena baginya para peniru tak akan melebihi kemampuan orang yang ditirunya.
"Ya, enggak mungkin follower bisa melebihi trend setter-nya," ujar Jokowi yang terus mendapat tepuk tangan.
Dalam orasi ilmiahnya, Jokowi banyak menyampaikan pengalamannya selama menjadi pejabat publik. Ia juga menitip pesan pada seluruh wisudawan untuk membuka lapangan pekerjaan dan tidak takut untuk memulai suatu usaha.
Di kesempatan itu, sebanyak 911 wisudawan dan wisudawati hadir, dari program Sarjana Strata 1 dan Pascasarjana. Hadir juga di lokasi, Wali Kota Jakarta Pusat Syaifulloh, dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto.

Sumber :
jakarta.tribunnews.com 

Sylviana Murni: Jokowi Ingin Lihat Satpol PP Bantu Nenek-nenek Menyeberang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin Satpol PP siaga di tempat keramaian umum. Satpol PP diminta selalu dekat di hati warga Ibukota.

"Pak Gubernur ingin Satpol PP ada di mana-mana, di kemacetan lalu lintas, membantu nenek-nenek menyeberang jembatan penyeberang. Ini kecil sekali. Tapi, Pak Gubernur ingin melihat itu," kata Pelaksana Teknis (Plt) Satpol PP DKI Jakarta, Sylviana Murni, dalam acara penandatangan komitmen Satpol PP dengan 7 dinas di Pemprov DKI Jakarta. Acara bertempat di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).

Sylviana menjelaskan Satpol PP menggandeng 7 dinas di jajaran Pemprov DKI Jakarta guna meningkatkan penerapan ketertiban umum di Ibukota.

Tujuh dinas tersebut adalah Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan, Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perdagangan (KUMKMP), Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B), Dinas Sosial serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI.

"7 Pernyataan komitmen bersama adalah ketertiban jalan dan angkutan jalan guna mengurai kemacetan dalam berlalu lintas, ketertiban sungai, saluran dan kolam guna menormalisasi sungai," ujar Sylviana.

Poin kerjasama selanjutnya adalah saluran dan kolam yang sebelumnya belum berfungsi secara optimal serta ketertiban mengenai larangan membuang dan menumpuk sampah di jalan. Kerjasama juga dilakukan pada ketertiban di jalur hijau dan taman kota.

"Lalu ketertiban sosial dalam menertibkan penyandang masalah ketertiban sosial (PMKS), ketertiban bangunan, ketertiban tempat usaha yang dalam hal ini penataan pedagang kaki lima," kata None Jakarta tahun 1981 ini.

Selain itu, Satpol PP berkomitmen akan membantu Dinas Damkar dan PB DKI dalam menjaga keamanan dan ketertiban lokasi kebakaran serta membantu evakuasi korban dari lokasi kejadian. "Pokoknya Satpol PP bersama dengan 6.170 anggotanya siap mewujudkan Jakarta Baru," ujar perempuan kelahiran Jakarta 11 Oktober 1965 itu.


Sumber :
news.detik.com

Kerja tak maksimal, Kasatpol PP perempuan minta maaf ke Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan melantik Kepala Satpol PP dan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman yang baru, namun Jokowi tidak menyebutkan nama-nama pejabat itu. Mengetahui hal itu, Sylviana Murni menjabat Kasatpol PP minta maaf pada Jokowi.

"Saya sadar betul, tugas saya sebagai pelaksana teknis Satpol PP tidak akan lama lagi, untuk itu saya mohon maaf jika tidak dapat memenuhi keinginan Pak Gubernur yang harus bisa jemput bola dan dekat dengan warga," ujar Sylviana di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/4).

Sylviana mengatakan Satpol PP harus dapat berada di tengah kemacetan, di keramaian pasar, dan menangani gelandangan, PSK, PKL dengan pendekatan humanis. Dia berharap Satpol PP akan menjadi mitra masyarakat. Sylviana mengakui beberapa dinas kekurangan personel. Namun dengan memiliki rasa tanggung jawab, tujuan itu bisa tercapai.

"Minimal bisa memiliki sense of responsibility," katanya.

Sebelumnya, Jokowi sembari bercanda akan melantik Kasatpol PP yang baru berinisial sesuai dengan huruf abjad. "Inisial ABCDE.. Hehe. Yaa. Tinggal menunggu 2-3 jam," ucap Jokowi.

Sumber :
merdeka.com

Jokowi Lantik Kasatpol PP & Kadis Pertamanan 'Misterius' Siang Nanti

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kepala Satpol PP dan Kepala Dinas Pertamanan definitif. Namun, Jokowi merahasiakan identitas dua pejabat eselon II yang akan dilantiknya siang nanti.
"Iya, nanti melantik Kasatpol PP sama Kadis Pertamanan," ujar Jokowi di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).
Jokowi enggan memberikan bocoran siapa yang akan menempati posisi kepala dinas tersebut.
"Inisialnya nanti saja. Sabar, tunggu saja sampai siang, tinggal beberapa jam lagi kok," kata Jokowi.
Untuk posisi Walikota Jakarta Selatan yang hingga saat ini masih kosong, Jokowi belum bisa memastikan waktu pelantikan pejabat tersebut. Keputusannya ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
"Itu kan sudah kita serahkan beberapa bulan lalu ke dewan. Jadi tanya ke dewan dong," kata Jokowi.
Selama ini, Kasatpol PP dirangkap oleh Sylvia Murni, Asisten Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Mangkir Buka Try Out UN SMA

Sedikitnya 43 ribu pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) DKI Jakarta mengukuti try out Ujian Nasional (UN). Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang sedianya membuka kegiatan itu batal hadir.

Try out ini digelar Bank DKI bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. Kerjasama ini merupakan salah satu bentuk kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari Bank DKI.

"Iya, Pak Gubernur tidak bisa datang, jadi diwakilkan kepada saya," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto di SMK Negeri 19, Jalan Danau Limboto, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013). Acara juga dihadiri Direktur Utama (Dirut) Bank DKI Eko Budiwiyono .

Try out tersebut dimulai dari hari ini hingga Jumat (5/4) di seluruh SMA dan SMK secara serentak. Taufik mengatakan, try out ini merupakan kegiatan untuk mempersiapkan para peserta didik menghadapi UN 2013.

"Dengan adanya try out ini, para siswa SMK dan SMA dapat siap secara mental dan materi menghadapi UN 2013 sehingga tidak ada lagi yang takut, khawatir atau gugup. Karena sudah terbiasa dengan try out," ujarnya.

Eko Budiwiyono menambahkan kegiatan try out UN ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan SMA dan SMK di DKI.

"Bank DKI ingin dunia pendidikan di DKI Jakarta semakin maju. Khususnya kualitas lulusan SMA dan SMK Jakarta harus lebih baik dari daerah lain. Karena itu, kami mengadakan kegiatan try out UN melalui program CSR kami. Semoga lulusan SMA dan SMK di Jakarta se DKI Jakarta. Semoga lulusan SMA dan SMK Jakarta semakin baik," kata Eko.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Gamang Soal Ganjil Genap

Setelah dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta, Jokowi dan wakilnya Ahok langsung tancap gas membenahi sejumlah masalah ibu kota. Salah satunya menekan angka penggunaan kendaraan pribadi dengan sistem pembatasan ganjil genap.

Sistem ini pernah muncul di zaman kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Tapi saat itu, Foke terlihat tak serius hingga akhirnya rencana itu sebatas wacana. Entah kenapa, saat itu Jokowi memilih melanjutkan rencananya yang terbilang sulit itu. Baik Jokowi dan Ahok beberapa waktu lalu terlihat keukeh untuk menjalankan program ini.

Sedikit demi sedikit konsep dibahas. Misalnya konsep pembatasan, jalan-jalan mana saja, sampai rencana pengadaan stiker.

Rencananya, mobil berpelat ganjil akan ditempel stiker warna hijau dan hanya boleh melintas di tanggal-tanggal ganjil. Sebaliknya, mobil berpelat genap akan ditempel stiker warna merah dan hanya boleh melintas di tanggal genap.

Sistem ini hanya berlaku di hari kerja. Tak cuma untuk kendaraan pelat B tapi juga berlaku untuk kendaraan luar kota yang berada di jalan. Soal siapa yang kebagian mengawasi pelat-pelat itu, masih terus digodok. Apakah polisi atau Dishub.

Pemprov pernah berniat mengujicoba sistem ini pada Juni nanti. Tapi karena masih banyak yang harus dipersiapkan, alhasil Jokowi dan Ahok memilih mengundurkan waktu pelaksanaan uji coba.

Sebulan setelah rencana itu mundur, Ahok kemudian mengadakan pertemuan dengan DPRD DKI. Saat itu, dewan menolak usulan sistem ganjil genap dan lebih mendukung pembatasan kendaraan dengan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP).

Nantinya ERP ini akan diberlakukan di ruas-ruas jalan yang memberlakukan 3 in 1. Menurut DPRD, sistem ganjil genap tanpa didukung angkutan umum yang tidak memadai maka tetap tidak efektif.

Rupanya usulan DPRD itu berhasil mengusik rencana awal Jokowi dan Ahok soal sistem ganjil genap. Setelah berpikir panjang, keduanya sadar sistem ganjil genap tidak mendatangkan nilai ekonomis buat pemprov. Keduanya juga menilai keuntungan hanya ada di salah satu pihak yakni kepolisian meski Jokowi dan Ahok tak menyebutkan secara gamblang.

Padahal saat ini, beberapa polres sudah membuka loket penukaran pelat. Tapi Ahok akhirnya berkilah, uji coba tetap akan dilakukan tapi untuk ke depannya sistem ini akan digantikan ERP.

"Ini kalau ngomong jujur, intinya memang yang paling ideal itu kan ERP. Tapi ya kita coba dulu kan yang genap ganjil itu. Kalau gagal kan ya kita batalin tidak masalah," kilah Ahok.

Belakangan usulan penerapan ERP makin mencuat. Bahkan Ahok mempersalahkan pihak kepolisian yang terlalu tergesa-gesa membuka loket penukaran. Padahal kajian seutuhnya soal sistem ganjil genap belum rampung.

"Ngapain ganjil genap lha wong ga dapat duit kok. Maunya ERP, dapat duit cegah mobil juga kan," kata Ahok.

"Kalau nerapin ganjil genap itu tidak ada untung ekonomisnya, itu hanya menguntungkan salah satu pihak. Ada juga, orang beli mobil lebih banyak," tambahnya.

Ahok menganggap penukaran nomor polisi ganjil-genap khusus mobil tersebut, mengacaukan kalkulasi jumlah kendaraan yang sebelumnya sudah dihitung. Alhasil kajian harus dilakukan kembali dari awal.

Rupanya celetukan Ahok ditolak mentah-mentah pihak kepolisian.

"Jangan salahkan polisi. Polisi adalah pelayanan masyarakat. Polisi melayani pemilik dua kendaraan untuk memilik salah satu nopolnya genap atau ganjil atau semua kendaraannya ganjil atau genap," kata Wakil Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, AKBP Sambodo.

Hingga saat ini belum ada keputusan apakah sistem ganjil genap tetap dijalankan atau digantikan dengan ERP. Yang jelas, jika persoalan untung rugi yang dipikirkan kedua belah pihak, maka macet di Jakarta tak akan pernah selesai.


Sumber :
merdeka.com