Minggu, 24 Februari 2013

Meski sakit, Jokowi temui wartawan dalam rumah dinas

Berawal dari sebuah keisengan seorang awak media untuk menanyakan kabar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada Istri Jokowi, Iriana Widodo, awak media yang biasanya menunggu di pelataran Taman Suropati pun diperbolehkan untuk mewawancarai orang nomor satu di Ibu Kota tersebut di dalam rumah dinasnya. Pemandangan ini tak biasa karena memang awak media sulit sekali untuk mengakses rumah dinas Gubernur, baik hanya untuk menumpang buang air atau bahkan izin beribadah di mushala dekat garasi rumah dinas. Ada-ada saja alasan pengamanan dalam (pamdal) untuk mencegah awak media masuk ke rumah dinas.Minggu 24 Februari 2013, para awak media ingin mengetahui kabar orang nomor satu di Ibu Kota itu, setelah ia dikabarkan jatuh sakit akibat kelelahan. Beruntung, Iriana membalas pesan singkat Blackberry kepada awak media dan menjawab kalau Jokowi dalam keadaan yang sehat dan mengajak wartawan yang berada di Taman Suropati untuk menengok loteng lantai dua rumah dinas.
Bak artis yang menyapa idolanya atau raja yang menyapa rakyatnya, Jokowi pun menyapa awak media dari loteng lantai dua. Sontak beberapa wartawan pun menyerukan namanya. Tak hanya Jokowi, Iriana pun turut melambaikan tangannya. Dengan berbalut kemeja putih dan jaket jins hitam, Jokowi hanya tertawa seraya mengisyaratkan wartawan untuk masuk ke dalam rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat.
Tak menunggu lama, para wartawan langsung menyambut tawaran langka tersebut. Aji mumpung karena para awak media ini sudah menunggu kegiatan Jokowi sejak pukul 07.00 WIB dan di tengah guyuran hujan rintik. Mantan Wali Kota Surakarta itu telah menunggu di ruang tamu dan dengan ramah, dia menerima belasan wartawan yang masuk ke dalam rumahnya.
Dengan keadaan yang terlihat lemas dan berpeluh keringat, Jokowi pun bercerita kalau aksinya di loteng itu merupakan hasil keisengan istrinya yang menyuruhnya untuk ke luar rumah. Jokowi yang tak mengetahui, kalau keisengan istrinya itu untuk menyapa awak media pun langsung kaget ketika ternyata yang disapanya adalah awak media. Berulang kali Jokowi bercerita kejahilan istrinya itu dan bertanya kepada awak media yang iseng berkomunikasi dengan istrinya.
"Siapa tadi yang BBM-an sama Ibu? Wah lagi tidur, kok disuruh keluar rumah. Ternyata ada kalian, tho. Si Ibu kok juga mau-mau saja disuruh kalian," canda Jokowi kepada awak media.
Wawancara belasan awak media di dalam rumah dinas Jokowi pun tak berlangsung lama. Hanya sekitar 30 menit, Jokowi melayani pertanyaan wartawan. Tak ada suasana tegang selama Jokowi menjawab pertanyaan wartawan. Atmosfer yang terasa pun seperti obrolan santai.
Dengan suara yang masih lemas, Jokowi pun melayani pertanyaan wartawan, mulai dari sakitnya yang menyebabkan batalnya dia menjadi juru kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi; prediksinya mengenai kemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat besutan PDI-P, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki; evaluasi tentang penerapan Kartu Jakarta Sehat (KJS); penerapan ganjil-genap; hingga antusiasme warga yang mengharapkannya untuk menjadi presiden RI 2014.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya tertawa dan mengisyaratkan kalau ia tidak akan ikut bertarung di Pilpres 2014. "Ha-ha-ha.. Kok bisa ada anggapan seperti itu? Saya enggak mau mikirin polling-polling itu. Enggak ada," kata Jokowi.
Di akhir perbincangan, Jokowi pun mengungkapkan rahasia strateginya mengapa dia bisa menjuarai Pilkada DKI Jakarta 2012. Padahal, Jokowi merupakan warga Solo dan orang baru di Ibu Kota. Jokowi bercerita, kalau saat dia datang ke Ibu Kota dan diusung oleh PDI-P bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama yang diusung Partai Gerindra, elektabilitas Jokowi-Basuki hanya lima persen. Namun, seiring Jokowi yang tak kenal diam, ia pun mulai turun ke masyarakat untuk mendapatkan simpati warga. Strateginya ternyata ampuh, dan elektabilitasnya bersama Basuki terus meningkat dari hari ke hari.
"Enggak bisa kita menebak-nebak ini-itu kalau kita tidak ke lapangan. Kenapa dulu saya berani ngomong? karena saya sudah turun ke kampung-kampung, saya sudah ke RT-RW, semuanya saya catat dan saya rasakan. Setiap ke kampung, saya catat, saya rasakan, saya catat dan saya rasakan karena saya pelakunya. Saya masuk ke semua kampung terus saya lihat dan saya bisa pastikan kalau saya bisa menang. Nah, kalau ini surveinya lebih real karena surveinya langsung terjun ke masyarakat," ungkap Jokowi seraya tersenyum.
Strategi Jokowi itu ternyata berhasil membawa Jokowi-Basuki menduduki posisi orang nomor satu dan nomor dua di Ibu Kota.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com

Batal ke Medan karena kelelahan

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang sedianya hari ini akan berangkat menuju Medan, Sumatera Utara untuk menjadi juru kampanye (jurkam) Effendi Simbolon, batal berangkat. Pembatalan tersebut dikarenakan Jokowi kelelahan.
"Pak Jokowi kecapekan dan butuh istirahat. Beliau kan turun terus ke masyarakat, menyambangi warga dan permukiman padat, sehingga kurang tidur dan jadinya kelelahan," ujar salah satu orang dekat Jokowi, Anggit saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/2/2013).

Sumber :
http://news.detik.com