Rabu, 14 Mei 2014

Jokowi Harus Optimalkan Kerja Relawan

Koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden telah resmi dideklarasikan di Kantor PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Setelah memenuhi syarat UU Pemilihan Presiden, sudah saatnya Jokowi, sapaan Joko Widodo untuk mengoptimalkan kerja relawan-relawan independen dan non-partai yang sudah terbentuk sebelumnya dalam mendukung Gubernur DKI Jakarta itu. Para relawan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia ini dapat menjadi basis kekuatan yang menggerakan masyarakat yang golput, atau mengambang untuk memilih Jokowi.

Jokowi Disarankan Usung Ketahanan Pangan Sebagai Dasar Kebijakan

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo telah menyampaikan gagasannya untuk melakukan revolusi mental. Dalam gagasan tersebut, Jokowi, sapaan Joko Widodo menekankan pentingnya ajaran Trisakti Bung Karno yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk dapat merealisasikan visi tersebut, terutama dalam bidang ekonomi, Dewan Pimpinan Nasional Kebangkitan Indonesia Baru (DPN KIB) menyarankan agar Jokowi menjadikan kedaulatan pangan sebagai dasar kebijakan negara.

Mau Bantai Jokowi Saat Ajukan Ijin Mundur, Terpaksa Harus Gigit Jari

Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Mohammad Sanusi menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang memilih mengambil cuti untuk kampanye sebagai Capres dalam pemilihan presiden. Sanusi  menilai langkah Jokowi yang memilih untuk cuti seolah menomorduakan tanggung jawabnya sebagai pemimpin di Jakarta.
Ia juga melihat seolah Jokowi serahkan dengan menjadikan jabatan gubernur sebagai 'ban serep', sehingga jika nanti ia kalah di Pilpres, Jokowi masih mempunyai jabatan di Jakarta.
"Rakyat Jakarta sudah marah karena belum tuntas lima tahun, eh sudah mau jadi presiden. Jangan sekarang buat marah rakyat lagi dengan kalau nanti kalah lalu jabatan gubernur tak mau lepas," kata Sanusi seperti yang dikutip inilah.com, Rabu (14/5/2014).

Dengan Logika Sederhana, Cawapres Jokowi Sudah Terang Benderang

Hari Rabu 14 Mei 2014 adalah batas akhir bagi menteri dan pejabat negara yang ingin maju Pilpres mengajukan pengunduran diri. Sejumlah pejabat negara yang ingin maju Pilpres namun belum mundur terganjal peraturan dan tak bisa melanjutkan mimpinya.
Hal ini diatur di Pasal 29 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2013 tentang tata cara pengunduran diri pejabat negara dalam kampanye pemilihan umum.
Pada ayat 1 disebutkan bahwa menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya.

Malam Hari, Jokowi Belanja Sayuran di Pasar Prambanan

Calon Presiden (capres) PDIP, Joko Widodo atau Jokowi berbelanja sayuran di Pasar Prambanan Sleman. Dia berbelanja sebelum menghadiri perayaan Waisak yang digelar Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) dari Kesatuan Sangha Agung Indonesia (SAGIN) di pelataran Candi Sewu kompleks Candi Prambanan, Rabu (14/5/2014).
Jokowi tiba di Yogyakarta sekitar pukul 19.30 WIB dengan pesawat terbang mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Dari bandara, rombongan Jokowi langsung menuju wilayah Prambanan yang berjarak sekitar 5 km.

Jokowi Hadiri Perayaan Waisak di Candi Sewu, Umat Budha Terperangah

Capres PDIP Joko Widodo atau Jokowi malam ini berada di Yogyakarta. Kedatangan Jokowi untuk menghadiri perayaan Waisak 2558 BE/2014 di pelataran Candi Sewu, komplek Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (14/5/2014) pukul 21.30 WIB.
Jokowi hadir seusai acara pidato seremonial waisak. Dia menyaksian pertunjukkan wayang kulit dengan lakon Suttasoma. Acara wayang digelar hingga menjelang prosesi detik-detik Waisak yang jatuh pada hari Kamis (15/5/2014) pukul 02.15.37 WIB.

PAN Tuduh Jokowi Capres Boneka

Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut Joko Widodo (Jokowi) tetap merupakan petugas partai jika terpilih menjadi Presiden RI menuai kritik.
Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional, Taslim Chaniago, menilai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Jokowi merupakan presiden boneka Megawati.
"Kalau terpilih sebagai Presiden Jokowi hanya jadi boneka Megawati dan PDI-P saja. Itu artinya apapun kebijakan Jokowi harus sesuai perintah Megawati. Jokowi tidak punya kewenangan saat memimpin negeri," kata Taslim, saat dihubungi, Rabu (14/5/2014).

Golkar Jelaskan Kenapa ke PDIP, bukan Gerindra atau Demokrat

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) telah menyatakan akan bergabung dalam poros PDIP pada pemilihan presiden (Pilpres), 9 Juli mendatang. Sebagai buktinya, ARB hadir bersama calon presiden (Capres) dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) di pasar Gembrong, Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2014).
Namun sikap ARB belum mewakili PG sebagai institusi. Pasalnya, masalah arah ke mana PG akan berkoalisi pada Pilpres nanti akan ditentukan pada Rapimnas yang digelar 18 Mei mendatang. Bisa saja Rapimnas memutuskan lain dari sikap dan pernyatan ketua umumnya itu.
Di sisi lain, pernyatan ARB itu rupanya masih butuh pematangan lebih lanjut. Kehadiran ARB di pasar Gembrong hanya komunikasi politik tahap awal dalam penjajakan koalisi.

Pengamat Ini Tuduh Jokowi Kumpulkan Para Koruptor Sebagai Pendukungnya

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna mengatakan pergantian rezim yang akan segera terjadi pasca-pilpres 2014 tidak akan merubah kondisi negara yang dipenuhi para elit yang korup.

Jokowi Effect Kerek Penguatan Rupiah

Deklarasi koalisi partai politik pengusung calon presiden Joko Widodo, membuat mata uang rupiah naik secara signifikan. Pelaku pasar yang merespon positif hal tersebut, spontan meningkatkan pembelian aset-aset investasi berdenominasi rupiah. Tak ayal, Dalam perdagangan mata uang, rupiah pun ditutup menguat 90,7 poin (0,79 persen) ke level 11.446,8.
Analis PT. Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengakui penguatan rupiah memang dipengaruhi faktor pendeklarasian dukungan parpol terhadap Capres Jokowi.

Cak Imin Akan Bujuk Rhoma Agar Dukung Jokowi

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan kembali membujuk Rhoma Irama untuk tetap bertahan bersama PKB, meski tidak jadi dimajukan sebagai Capres 2014.
PKB memiliki alasan tersendiri, mengapa batal mengusung Raja Dangdut itu sebagai capres, meski suara partai menembus angka 9% lebih di pemilu legislatif 2014.
"Memang kita terus komunikasi sama pak haji Rhoma. Kalau PKB memperoleh 15%, kita usung haji Rhoma beserta koalisi. Tapi karena perolehan kita 9%, oke kita sepakat koalisi yang realistis," ujar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

Almisbat: Jokowi Punya Persyaratan Lengkap Pimpin Indonesia Modern

Kehadiran Joko Widodo membuka peluang tumbuh suburnya semangat baru dan menutup era generasi lama dengan mentalitas yang lama.
"Jokowi memiliki sejumlah persyaratan lengkap untuk menjadi pemimpin Indonesia modern mulai dari komitmen terhadap hak-hak ekonomi sosial budaya dan rakyat kecil," kata Sekjen Aliansi Masyarakat Sipil Indonesia Hebat (Almisbat), Hendrik Sirait saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Rabu (14/5).
Hendrik menilai kepemimpinan Jokowi sederhana, anti korupsi, pluralisme serta rekam jejaknya yang bersih dari dosa-dosa orde baru.

Ical Kaget Fadel Datang ke Deklarasi Koalisi 3 Partai Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkejut ketika mengetahui Waketum Golkar Fadel Muhammad ikut hadir dalam deklarasi koalisi tiga partai pendukung capres Jokowi di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta.
"Kapan? Hari ini? Ada di situ?" ujar Ical usai bertemu SBY di kantor presiden, Jakarta, Rabu (14/5).
Menurut Ical, Fadel tidak diundang dalam acara tersebut. "Saya rasa, enggak diundang. Kalau mengundang pasti melalui partai," jelasnya.

Alice Norin Kesengsem Jokowi

Pemilihan Presiden 2014 yang dijadwalkan pada 9 Juli mendatang. Tetapi, Alice Norin sudah menentukan pilihannya. Diakuinya sangat mengagumi sosok Joko Widodo atau Jokowi, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Saya mendukung Pak Jokowi, saya lihat beliau first impresion-nya down to eart, apa adanya," ucapnya, ditemui dalam deklarasi Kawan Jokowi, di kawasan Jalan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jokowi, lanjut dia, bisa jadi role model anak muda zaman sekarang. "Insya Allah ini yang terbaik untuk Indonesia," ucapnya.

Surya Paloh Yakin Ada Tambahan Partai Politik Dukung Jokowi

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengisyaratkan adanya partai politik yang akan bergabung mendukung Joko Widodo. Paloh mengatakan hal tersebut saat deklarasi dukungan PDIP, NasDem dan PKB pada hari ini, Rabu (14/5/2014).
"Pastilah, kami yakin ada saudara kami lagi, ini harapan yang sedang berbunga-bunga," kata Paloh.
Paloh menuturkan hari ini tercatat dalam sejarah dimana telah terjadi kesepakatan tiga partai yang baru saja menyelesaikan tahapan pemilu legislatif.

Jokowi Senang Tak Ada Permintaan Jatah Menteri

Calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku lega dengan deklarasi yang telah tercapai dengan Partai NasDem dan PKB.
Kebahagian itu didasari karena partai politik yang bersepakat untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan tidak memberikan syarat atau menuntut soal kursi menteri kepadanya.
"Saya adalah orang yang sangat bahagia karena kerja sama parpol tidak bicara soal menterinya siapa dan cawapresnya siapa. Kemurnian ini yang akan kita bawa sampai ke depan," ujar Jokowi dalam jumpa persnya di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

Akbar Tandjung Dinilai Paling Pas Dampingi Jokowi

Politisi senior Golkar Akbar Tandjung dinilai paling pas mendampingi capres PDIP Jokowi, pascakomitmen Golkar bergabung dengan partai pimpinan Megawati tersebut.
Pengalaman Akbar yang komprehensif baik dalam bidang politik kepartaian, pemerintahan, kepemudaan, dan toleransi yg dibangun selama ini, akan menjadikan duet Jokowi-Akbar sebagai pasangan yang ideal, punya elektabilitas tinggi dan juga mampu menjamin efektivitas pemerintahan bila pasangan ini nantinya memenangkan pilpres 9 Juli 2014.

Prabowo Gandeng Hatta Harus Jadi Cambuk untuk Jokowi

Konsultan politik dan SDM Bangun Indonesia, Agus Mahfudz Fauzi mengatakan, dalam dunia politik yang menjadi pusat perhatian adalah SDM seseorang untuk mengisi jabatan politik dan publik.
"Selama yang bersangkutan mempunyai ide-ide cemerlang, langkah praktis yang bisa menjawab kebuntuan dan aspirasi rakyat, maka merekalah yang sangat dibutuhkan oleh negara," katanya, Rabu (15/4/2014).
Menurutnya, saat ini bukan waktu untuk mendikotomi pada umur atau usia. Karena dunia modern menekankan pada produktifitas seseorang.

Jika Prabowo Mau Jadi Presiden, Kasih Tahu Dulu Nasib Aktivis 98

Politisi PDIP Bitor Suryadi mengaku akan mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Namun ada syaratnya, Prabowo mesti menunjukkan aktivis 98 yang hilang diculik.
"Saya juga akan mendukung Prabowo, semoga menang jadi presiden. Tapi kasih tahu dulu kawan kami yang hilang kemana tiga belas orang itu," ujar Bitor di gedung Jakarta Media Center, Rabu (14/5/2014).
Bitor mengatakan, Jokowi maju sebagai capres PDIP bukan inisiatif pribadi tapi tuntutan sejarah.
"Jokowi lugu-lugu itu jangan ditikam-tikam lah. Waktu di waduk Pluit dan Ria-Rio dapat bisikan ke istana, kalau Prabowo ini bisikannya kan waktu 97-98 tapi gak tegas, ragu-ragu waktu menghadapi Habibie, ya gak jadi akhirnya," kata dia.
Selain itu, dia menilai kebijakan cuti yang diambil Jokowi dan menuai kritik berbagai kalangan tidak bermasalah. Hal itu sudah sesuai prosedur yang berlaku.
"Secara hukum tata negara itu kan bukan vacuum of power. Jokowi sudah sesuai prosedur yang ditetapkan," pungkas dia.  [ded/merdeka]

Surya Paloh Serukan Kompetitor Jokowi dan Rezim Berkuasa Jaga "Fairness"

Para kompetitor Joko Widodo (Jokowi) dan rezim berkuasa didesak untuk memiliki kebesaran hati untuk bersaing secara adil dan siap menerima hasil apa pun di pemilihan presiden mendatang.
Seruan itu disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, saat berbicara di acara deklarasi dukungan parpol untuk Jokowi menjadi calon presiden (capres), di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).
Surya menyatakan pihaknya menyadari bukan hanya satu anak bangsa, yakni Jokowi, yang akan maju jadi capres. Sebab ada anak bangsa lain yang punya pemikiran serta gagasan untuk membangun.

JK Dianggap Bukan Sosok Terbaik untuk Jokowi

Direktur Utama Lembaga Survei Proximity Whima Edy Nugroho menyatakan sosok Jusuf Kalla (JK) tak menjamin mendongkrak elektabilitas Joko Widodo (Jokowi). 
"Ada figur yang menurut saya bisa mendongkrak elektabilitas Jokowi yang cenderung menurun saat ini, bukan Jusuf Kalla tapi Mahfud MD. Duet Jokowi-Mahfud lebih pas dibanding Jokowi-JK atau Jokowi-Samad," katanya di Surabaya, Rabu (14/5/2014).

Megawati: Mau Gabung Dukung Jokowi, Tinggalkan Kebiasaan Transaksional

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, apabila ada partai politik (parpol) lain yang ingin bergabung untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres), maka harus meninggalkan kebiasaan politik transaksional.
"Kalau saya jelas, tak bisa negosiasi dan transaksional. Itu bukan adat budaya PDI-P. Ya monggo, saya tuan rumah, terima tamu. Jadi sampeyan memutuskan, bukan saya," kata Megawati saat deklarasi PDI Perjuangan-Nasdem-PKB mengusung capres Jokowi, di Lenteng Agung, Jaksel, Rabu (14/5/2014).

Malam Ini Jokowi Akan Lakukan Tabur Bunga di Makam Jenderal Soedirman

Bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo bertolak ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (14/5/2014) sore. Usai menghadiri deklarasi tiga partai pengusungnya, yakni PDIP, Partai Nasional Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa di DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Rabu siang, Jokowi bertolak ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Informasi yang dihimpun Kompas, Rabu malam ini, Jokowi melaksanakan tabur bunga di makam Panglima Besar Jenderal Soedirman dan dilanjutkan makan malam di Malioboro.

Jangan Kultuskan Jokowi

Dukungan terhadap Jokowi adalah dukungan yang bersifat kritis dan rasional sehingga yang didukung adalah gagasannya bukan pengkultusan.
"Yang perlu didukung adalah gagasan dan ketekunan terhadap menyelesaikan masalah Indonesia yang begitu komplek serta mewujudkan indonesia makmur, seperti yang sudah dilakukannya di Solo dan Jakarta" ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Sipil Indonesia Hebat, Hendrik Sirait.
Hendrik mengatakan pihaknya yang merupakan relawan Jokowi bersikap kritis apabila terdapat ketidakaesuaian dalam dinamika politik menjelang pencapresan Jokowi.

Majelis Syariah PPP: Prabowo-Hatta tak laku di kalangan NU

Ketua Harian Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nur Muhammad Iskandar kesal lantaran Prabowo Subianto yang telah didukung PPP malah memilih Hatta Rajasa. Menurutnya, duet tersebut tidak laku di lingkungan warga Nahdlatul Ulama (NU).
"Duet Prabowo-Hatta susah untuk memasarkannya di kalangan Nahdliyin (warga NU)," kata Nur Muhammad Iskandar dalam rilis yang diterima, Rabu (14/5/2014).

Jokowi Pejabat Ratusan Ribu Rupiah

Salah satu yang membuat rakyat bersimpati kepada Jokowi adalah kesederhanaannya. Di dalam aktifitasnya sehari-hari Jokowi mengenakan pakaian yang tidak menunjukan dirinya adalah pejabat negara.
Kesederhanaan itu yang kemudian menjadi ide sebuah baliho di pelataran Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Baliho berukuran 5x3 meter itu dibuat relawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) dengan tagline "Pejabat foya-foya, rakyat menderita". Di bawah nama Jokowi juga tertera  "Jujur, Merakyat,Sederhana".
Di sana terlihat foto Jokowi dengan stelan baju putih favoritnya plus label harga. Kemeja putih Rp 100 Ribu, tidak pakai perhiasan, celana Rp 110 Ribu, dan sepatu Rp 160 Ribu. Maka total pakaian Jokowi itu hanya senilai Rp 370 ribu.

Mega Nasihati Jokowi di Deklarasi 3 Partai

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memperingatkan Joko Widodo soal pencapresannya. Mega mengingatkan Jokowi agar tak terlena.
"Jokowi jangan cuma inget capresnya saja, anda petugas partai yang harus menjalankan tugas yang diamanahkan PDIP," tegas Mega kepada Jokowi, dalam acara deklarasi tiga partai politik pengusung Jokowi, di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).
Mega mengatakan, PDIP tidak berniat membangun koalisi gemuk dengan menerima seluruh dukungan partai politik dengan syarat.

Dahlan Baru Dengar Demokrat Sebut Sri Sultan jadi Capres

Nama Sri Sultan Hamengkubuwono X dikabarkan masuk dalam bursa capres Partai Demokrat (PD). Menanggapi hal itu, kandidat kuat Capres Konvensi Partai Demokrat Dahlan Iskan mengaku baru mendengar kabar tersebut.
"Saya belum pernah dengar, baru sekali itu dengar (Demokrat calonkan Sri Sultan jadi Capres). Jadi karena baru dengar pertama kali, mungkin saya akan istiqoroh," ucap Dahlan dalam diskusi bertema 'Pilpres 2014, Berkoalisi atau Berkualitas' di Jalan Hang Tuah Raya, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

PPP Tolak Hatta Jadi Cawapres Prabowo

Belum lagi dideklarasikan, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah mendapat penolakan. Parahnya lagi, penolakan justru datang dari salah satu partai pendukung Prabowo sendiri.
Adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menegaskan tidak setuju Hatta jadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. Pasalnya, Ketua Umum PAN itu bukan warga Nahdatul Ulama (NU).
“Di Indonesia sekitar 60 juta warga NU, harusnya wakilnya Prabowo ngambil dari NU. Jokowi sudah mengambil PKB untuk bisa mendulang suara dari warga NU. PPP dukung Prabowo itu harapannya menang, kok malah menggandeng bukan orang NU,” kata Ketua Departemen Wirausaha DPP PPP Habil Marati melalui keterangan pers, Rabu (14/5/2014).

Cak Imin: Bangsa Ini Lebih Cepat Membangun Bila Dipimpin Jokowi

Capres Joko Widodo (Jokowi) didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena diyakini memiliki kualitas untuk menggerakkan partisipasi masyarakat untuk menjalankan Restorasi Indonesia, menjadikan Indonesia Hebat, dan Indonesia yang Lahir Batin.
Seperti disampaikan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat deklarasi dukungan parpol mendukung Jokowi di Jakarta, Rabu (14/5), PKB sudah berikhtiar dan mencermati berbagai bakal capres yang ada, serta berkomunikasi dengan para pimpinan parpol.

Pendukung Jokowi di NTT Dirikan Cafe Jokowi

Dukungan terhadap pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) terus meluas dan dalam berbagai rupa.

MS Hidayat Dianggap Lebih Layak Dampingi Jokowi

Sosok cawapres pendamping Joko Widodo memang pas jika berpengalaman di pemerintahan dan paham seluk-beluk perekonomian. Meski Jusuf Kalla memenuhi kriteria tersebut, namun mantan wapres itu dianggap tidak tepat mendampingi Jokowi.
Pengamat Ekonomi, Laksita Utama, punya pendapat yang sama dengan beberapa pengamat politik, yang menilai JK justru akan menjadi ganjalan Jokowi jika nantinya menjadi cawapres dan pasangan ini terpilih.
Selain usianya terlalu tua, JK berpotensi menciptakan "matahari kembar" di pucuk pemerintahan. Ini sudah terjadi saat JK menjadi wapres mendampingi SBY.

Gading Marten: Saya Memberikan Dukungan Terhadap Jokowi

Gading Marten rupanyanya terang-terangan memberikan dukungan terhadap Joko Widodo alias Jokowi yang maju sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dalam Pilpres 2014, nanti.
Ia menunjukkan dukungannya dengan bergabung dalam sebuah organisasi masyarakat yang dinamakan Kawan Jokowi. Organisasi itu dibentuk untuk tujuan melakukan harmonisasi dan sinergitas gerakan sesama organisasi atau relawan pendukung Jokowi.
"Saya memberikan dukungan terhadap Jokowi," ucapnya, ditemui di kawasan Jalan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Megawati Beberkan Alasan Tak Dampingi Jokowi Bertemu Ketum Parpol

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri buka suara soal alasannya tak pernah "turun gunung" mendampingi Joko Widodo (Jokowi) berkomunikasi politik dengan para ketua umum partai. 
Megawati mengaku sikap itu didasari permintaan anaknya yang juga ketua badan pemenangan pemilu Puan Maharani. "Saya terus menerus berada di garis belakang karena Mbak Puan bilang 'Mamah jangan langsung ketemu (ketua umum parpol)'," kata Megawati saat deklarasi koalisi PDIP-Nasdem-PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

Garda Bangsa: Cak Imin Sangat Tepat Dampingi Jokowi

Ketua Umum DKN Garda Bangsa M. Hanif Dhakiri menyatakan tokoh yang layak mendampingi Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden adalah Muhaimin Iskandar.
Menurut Anggota DPR dari Fraksi PKB ini Muhaimin yang juga Ketua Umum DPP PKB itu memenuhi seluruh kriteria untuk menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres mendatang.
"Cak Imin itu pemimpin yang komplit. Muda, visioner, rekam jejak dan integritas bagus, berpengalaman di eksekutif dan legislatif, serta memiliki basis dukungan kuat di kalangan nahdliyyin," jelas politisi muda yang juga Sekretaris FPKB DPR, dalam keterangannya, Rabu (14/5/2014).

Jokowi Tetap Unggul Dalam Visi Misi SDA Lingkungan Hidup

LSM Indonesia Center for Environmental Law (ICEL) melakukan pembedahan terhadap visi dan misi dua calon presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ini yaitu Joko 'Jokowi' Widodo dan Prabowo Subianto. Namun visi dan misi yang dibedah khusus dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan kebijakan lingkungan hidup.
"Dari tiga poin penilaian, Jokowi lebih unggul dari Prabowo," kata Henry Subagiyo, perwakilan ICEL, dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Jangan Khawatir Jakarta Telantar, Ahok Itu Jagoan

Izin cuti Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta dinilai tidak akan mengganggu roda pemerintahan. Sosok Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap mampu memimpin ibu kota selama Jokowi tak ada.
"Jangan khawatir Jakarta telantar, Ahok itu jagoan, luar biasa. Gubernur cuti ada di tempat, komunikasi dengan wakil gubernur jalan terus," kata Politikus PDIP, Bitor Suryadi dalam diskusi di gedung Jakarta Media Center, Rabu (14/5/2014).
Menurut dia, langkah cuti Jokowi telah sesuai prosedur. Tidak ada pelanggaran terhadap konstitusi yang dilakukan.

Relawan Jokowi Protes Apabila PDIP Berkoalisi dengan Golkar

Pertemuan antara Jokowi dan Aburizal Bakrie di Pasar Gembrong, Johar Baru, Jakarta Pusat, selasa kemarin menjadi indikasi akan terjalinnya koalisi antara PDIP dan Golkar.
Kondisi tersebut memicu protes dari sejumlah pihak yang selama ini mendukung Jokowi. Salah satunya adalah Aliansi Masyarakat Sipil Indonesia Hebat (Almisbat).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Almisbat, Hendrik Sirait mengatakan pihaknya akan datang ke kantor dewan pimpinan pusat (DPP) PDIP untuk mendiskusikan dinamika politik yang terjadi.

Ical Akui Masih Gamang Dukung Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar (PG) Aburizal Bakrie (ARB) mengatakan pertemuannya dengan Joko Widodo, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih dalam tahap penjajakan.
Kedatangannya ke Pasar Gembrong bertemu dengan Joko Widodo atau Jokowi pun kata Aburizal sebagai kunjungan balasan karena Jokowi pernah menemui dia.
"Dengan Pak Jokowi kita melakukan penjajakan lanjutan," kata Aburizal di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Megawati: Masih Ada Yang Mau Gabung

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan saat ini masih ada satu partai yang berpikir untuk bergabung mendukung calon presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami masih menunggu karena masih ada lagi. Yang masih berpikir mau ke kami atau mau ke sana," kata Megawati di Jakarta, Rabu, saat memberikan pidato saat deklarasi tiga partai politik mendukung Jokowi sebagai calon presiden.
PDIP, NasDem dan PKB di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, secara resmi mendukung Jokowi sebagai calon presiden 2014--2019.

Megawati Ingatkan Jokowi, Ada yang Main Ditikungan

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti kader dan capres yang diusung, Jokowi untuk hati-hati. Ada yang mencoba bermain di tikungan.
Itu istilah yang bermakna ada pihak-pihak tertentu yang sebelumnya tidak mendukung, tiba-tiba mendukung dan mengaku orang dekat PDIP dan Jokowi.
Mega mengatakan, setelah mandat dia serahkan ke Jokowi untuk menjadi capres, tentu banyak yang tiba-tiba mengaku orang dekat Jokowi.

Megawati Sebut Muhaimin Si Anak Hilang

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengaku dengan keputusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Joko Widodo alias Jokowi pada pemilu presiden (pilpres) Juli nanti. Megawati bahkan menyebut marapatnya Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar ke poros koalisi yang dibangun PDIP ibarat kembalinya si anak hilang.
Berbicara saat menyampaikan sambutan pada acara deklarasi koalisi partai politik pendukung Jokowi di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014), Megawati mengisahkan pembicaraannya dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di masa lalu. Menurut Megawati, dirinya pernah dititipi dua keponakan mendiang Gus Dur, yakni Syaifullah Yusuf dan Muhaimin Iskandar.

Dengar Pidato Surya Paloh, Megawati Menangis

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh berapi-api saat menyampaikan pidato di deklarasi partai politik mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden. Surya menegaskan koalisi ini bertujuan untuk membangun bangsa.

Puan: PDIP Komunikasi Intensif dengan Golkar dan Hanura

Pertemuan antara Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Jokowi di Pasar Gembrong meniupkan kabar dukungan Partai Golkar. Tapi belum ada keputusan resmi soal itu.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut, komunikasi politik tak hanya intensif dilakukan dengan Golkar, namun juga pada Partai Hanura.
"Kita sudah lakukan kompol secara intensif ya, Golkar juga, Ketua Umum Hanura yang di mana prinsipnya adalah kami sama dalam membangun bangsa ini ke depan, bagaimana bangsa ini ke depan akan lebih baik dari pada ini dan bersama-sama untuk bisa bersinergi," ujar Puan di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

Banyak yang Mendekati Kawan Jokowi

Kian mendekati Pilpres 9 Juli mendatang, Koalisi Anak Muda dan Relawan Joko Widodo (Kawan Jokowi) banjir dukungan. "Sinergi antar relawan pendukung Bapak Joko Widodo merupakan sebuah syarat mutlak untuk dapat mengantarkan Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia," jelas Ketua Umum Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono dalam rilisnya, Rabu (14/5).
Setidaknya ada 13 elemen masyarakat menyatakan bergabung. Mereka adalah Garda Pemuda NasDem, Relawan Muda Jakarta (REMAJA), Jokowi Advanced Social Media Volunteers (Jasmev), Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), Jokowi Center Indonesia (JCI), Jokowi 4 ME, Aliansi Profesional Muda Pasar Modal Indonesia (APMI), Anak Muda Cinta Indonesia (AMCI), Satuan Brotherhood Otomotif dan Musik (SABROM), Satria Muda Jokowi, SEDERHANA (Selalu Dekat Rakyat Hadir Dimana-mana), Garda Bangsa, dan Paguyuban Betawi Joglo (PaBeJo).

Jokowi Resmi Jadi Capres Tiga Parpol

Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal calon presiden (capres) dari tiga parpol, yakni PDIP, Partai NasDem, dan PKB.
"Hari ini adalah hari bersejarah. Ada kesepakatan dari tiga parpol yang baru saja menyelesaikan tugas bersama di Pemilu 2014. Tahapan itu sudah kami selesaikan dan dapat dilihat hasil akhirnya. Tugas berikutnya adalah adanya hajatan besar Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014," kata Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh saat deklarasi tiga parpol pengusung calon presiden (capres) Joko Widodo di DPP PDIP, Lenteng Agung, Rabu (14/5/2014).

Jokowi Itu Gue Banget!

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengungkapkan partainya telah mantap mendukung pencapresan Joko Widodo. Dalam deklarasi tiga partai pengusung Jokowi, Muhaimin menyebut Jokowi sosok yang dibutuhkan saat ini.
"Kita butuh pemimpin yang 'aku banget!', kalau Jakartanya 'gue banget!'," ujar Muhaimin dalam pidatonya di acara deklarasi tiga partai pengusung Jokowi sebagai capres, di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).
Muhaimin mengungkapkan, Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan seluruh kelompok dan golongan masyarakat bersatu-padu membangun Bangsa. Keberhasilan yang telah diraih, lanjut dia, agar diteruskan oleh Jokowi.

Cak Imin: Saya Yakin Pak Jokowi Orang Yang Beramal Saleh

PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem mendeklarasikan dukungan untuk Joko Widodo. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dapat giliran pertama berpidato.
"Kami mendukung pemimpin yang tidak berdarah, egaliter, dan sederhana. Kalau Bahasa Jakartanya, Pak Jokowi ini gue banget," kata Cak Imin di DPP PKB, Rabu (14/5/2014).
Menurut Cak Imin, PKB dan PDIP punya semangat perjuangan yang sama. Ingin memajukan kaum Nahdliyin dan Marhaen yang masih termarjinalkan.

Jokowi: DKI Jakarta Tak Mampu Bekerja Sendiri

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak akan mampu bekerja sendiri. Susah menjaga stabilitas dunia dan iklim usaha di Jakarta bila tidak dibantu dengan pihak lain.
Karena itu, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Jokowi optimis dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha di Jakarta.
"Dengan MoU ini saya optimis pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha di DKI Jakarta semakin baik dan meningkat," kata Jokowi seusai Penandatanganan MoU antara Pemprov DKI dengan Kadin DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Puan: Kami Belum Bisa Umumkan Pendamping Jokowi

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bidang Politik, Puan Maharani, memastikan partainya belum akan mendeklarasikan bakal cawapres yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di pilpres mendatang.
Puan Maharani mengatakan pihaknya hanya mendeklarasikan dukungan parpol pendukung Jokowi, yang selain PDI-P, adalah Partai Nasdem dan PKB.
"(Cawapres) Enggak, belum. Hanya berkumpul di sini Partai Nasdem dan PKB," kata Puan di sela acara rapat pleno dan deklarasi parpol pendukung Jokowi, di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Saat Deklarasi Koalisi Dukung Jokowi, Tjahjo Sebut Muhaimin Kiai

Deklarasi koalisi dukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres di pemilu presiden 2014 dilakukan di markas DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Acara dipandu oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.
Di awal acara, Tjahjo memperkenalkan para elite politik lintas partai yang tergabung dalam koalisi. Suasana deklarasi sempat cair saat Tjahjo menyebut Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan sebutan kiai dan gus.

Tantowi: Golkar dan PDIP Tak Pikirkan Bagi-bagi Kursi

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya mengungkapkan arah politik Golkar dalam Pilpres mendatang. Hal ini terlihat dari komunikasi yang lebih intensif ke salah satu partai, yakni PDIP.
"Patut digarisbawahi, komunikasi ke PDI-P itu semakin mengerucut. Tapi harus dikomunikasikan di Rapimnas. Tapi kemajuan sangat berarti dibanding komunikasi politik ke partai lain," ungkap Tantowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

PKB Tetap akan Dorong Mahfud MD Jadi Cawapres Jokowi

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Direktur MMD Initiative, Masduki Baidlowi mengatakan bahwa PKB masih tetap mengusung Mahfud MD menjadi cawapres Joko Widodo.
"Iya, mencermati perkembangan terbaru dalam koalisi partai yang mendukung pak Jokowi, Pak Muhaimin menegaskan bahwa Pak Mahfud tetap akan mereka dorong
sebagai calon utama untuk mendampingi Jokowi," ujar Masduki dalam pernyataannya, Rabu(14/5/2014).