Sabtu, 19 April 2014

Puisi Politikus PDIP soal Wiji Thukul sindir Prabowo

Fahmi Habsyi, politikus PDI Perjuangan kembali menulis puisi. Seolah memberi balasan terhadap karya Fadli Zon yang menyerang Jokowi, Fahmi membuat puisi yang menyindir Jokowi.
"Puisi 'Kembalikan Mas Widji' ini mewakilkan suara hati Siti Dyah atau Mbak Sipon istri Widji Thukul yang sangat menderita dan berharap bahwa suaminya yang hilang bisa kembali, juga untuk keluarga dari kawan-kawan aktivis yang hilang," tulis Fahmi, di Jakarta, Sabtu (19/4/2014).

Tak Laporkan Korupsi, Jokowi Sulit Dilabeli Pemimpin Hebat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini memilih untuk tidak melaporkan kasus indikasi korupsi Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya (meskipun pemakaian dana belum dikucurkan), muncul temuan duplikasi anggaran sebesar Rp700 miliar dan mark up atau penggelembungan anggaran sebesar Rp500 miliar di instansi tersebut.
Pengamat hukum dari Universitas Hassanudin (Unhas) Makassar, Margarito  mengatakan langkah tersebut membuktikan bahwa pemerintahan bersih yang sering digadang-gadang oleh Jokowi hanya sebatas retorika semata.

Tiga Variabel yang Buat Jokowi-JK Tak Cocok

Nama Jusuf Kalla (JK) santer disebut sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa pilpres Juli mendatang. Jika wacana itu terealisasi, dikhawatirkan hubungan keduanya tak akan harmonis. 
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, pasangan Jokowi-JK memunculkan kemungkinan adanya pemakzulan di tengah masa jabatan. "Tak ada jaminan harmonis dan ke depannya keduanya bisa konflik," ujarnya, Sabtu (19/4/2014).

Pengamat: Jokowi "Bisa Gagalkan" Koalisi Indonesia Raya

Setelah hasil hitung cepat pemilu legislatif diketahui, semua partai politik langsung bermanuver. Hasilnya antara lain muncul wacana membentuk poros baru yang digagas partai berbasis massa Islam untuk menghadapi pemilu. Poros baru itu rencananya akan dinamai koalisi Indonesia Raya.
Namun, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yudha mengatakan, poros baru itu sulit terealisasi. Pasalnya, tiap-tiap partai telah memiliki figur untuk diusung menjadi bakal calon presiden.

Ke ITB Setelah Jadi Capres, Jokowi Dituding Politisisasi Kampus

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina mempertanyakan sikap Jokowi yang baru memenuhi undangan dari Institut Teknologi Bandung (KM ITB) setelah dirinya ditetapkan sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurutnya, dengan sikap seperti itu, wajar Kabinet Mahasiswa ITB menyambut kedatangan rombongan Jokowi dengan demo.
"Saya mendukung teman teman ITB. Situasinya memang berbeda.

Alumni ITB Akan Buat Petisi Penolakan Prabowo

Komunitas Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB)menyatakan calon presiden (capres) yang mengemuka pada Pemilu 2014 memiliki dosa masa lalu. Cawapres tersebut pernah tersandung kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Pemilu selesai dengan hitung cepat, tapi nama-nama itu terkait masa lalu. Dan yang hadir di sini hampir semuanya terkait dengan masa lalu," tegas Amarsjah alumni ITB jurusan elektro 1984 di Resto Sari Kuring, Jl. Jenderal Sudirman, Sabtu (19/4/2014).

PDIP Sulit Usung Jokowi-Puan Karena Gagal Capai Target di Pileg

Kabar yang berkembang menyebutkan bahwa Ketua Bapillu PDIP Puan Maharani telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi cawapres dari Joko Widodo. Pengamat politik dari Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, memprediksi bahwa tak mudah bagi PDIP untuk mengusung duet Jokowi-Puan karena perolehan suara Pileg yang tak mencapai target.
"PDIP agak sulit jika mau mengusung Jokowi-Puan. Kalau perolehan suaranya di Pileg 27% atau 30%, ruang untuk cawapres dari internal besar," kata Hanta di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (19/4/2014).

Teka-teki Pendamping Bagi Jokowi Mengerucut

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sidharto Danusubroto mengatakan pilihan calon wakil presiden (cawapres) bagi Jokowi makin mengerucut. Namun, ia belum bisa menyebutkan nama-nama tersebut.
"Saya tidak mau mendahului kewenangan pimpinan partai," ujar Sidharto yang merupakan Ketua MPR RI ini kepada Tribunnews.com usai menghadiri deklarasi komunitas alumni ITB mendukung Jokowi sebagai calon presiden di Restoran Sari Kuring, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014).

Komunitas Alumni ITB Tolak Hatta Dampingi Jokowi

Koordinator Komunitas Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Pendukung Joko Widodo, Ammarsjah, keberatan jika Hatta Rajasa dipilih jadi wakil presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Dia bekerja di bidangnya saja," kata Ammarsjah setelah menyatakan deklarasi dukungan ke Jokowi di Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014).
Hatta Rajasa yang kini Menko Perekonomian, merupakan mahasiswa Teknik Perminyakan ITB angkatan 1973. Menurut Ammarsjah, lulusan Teknik Elektro 1984, hubungan para alumni ITB dengan Hatta baik-baik saja. (Baca: Mahasiswa ITB Pengundang Anis dan Hatta Jadi Galau).

Elektabilitas SBY di Atas Jokowi dan Prabowo

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP M. Romahurmuziy mengatakan, elektabilitas SBY masih jauh di atas capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dan capres Gerindra Prabowo Subianto.
Untuk itu, kata Romi, partainya masih mempertimbangkan membangun poros keempat dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Pendamping Jokowi Disarankan Figur Non-Partai

Calon presiden pendamping Joko Widodo diprediksi lebih baik dari figur non-partai supaya lebih profesional dalam mengelola pemerintahan. Ketegasan sangat diperlukan agar pendamping dapat mengawasi kebijakan Jokowi di pemerintahan nanti.
Menurut pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),  Indria Samego sosok seperti itu untuk mendampingi Jokowi, sudah pasti merupakan figur di luar partai.
"Orang seperti itu pasti dari luar partai, hanya teknokrat yang seperti itu. Tidak mungkin (dari) partai," kata Indria, Sabtu (19/4/2014).

PDIP Siap dengan Kemungkinan Terburuk Maju dengan Koalisi Kerempeng

PDIP diprediksi akan kesulitan mendapat teman koalisi jika berkukuh tak mau bagi-bagi jatah kursi menteri. Meski demikian, PDIP tetap pada pendiriannya.
‎Meski punya figur populer seperti Jokowi, PDIP disarankan tetap membentuk koalisi besar. Agar, jika akhirnya keluar sebagai pemenang, koalisi yang dibangun PDIP di DPR bisa menyokong pemerintah. Jika tidak, dikhawatirkan pemerintahan yang dibangun PDIP akan 'dikerjai' bahkan bisa jadi Jokowi dimazulkan seperti Gus Dur.
"Sepanjang kami berniat dan bekerja untuk rakyat, apalagi ada istilah Vox Populi Vox Dei (Suara rakyat suara tuhan), tentu kami siap bersama rakyat menghadapi masalah yang maupun yang akan timbul kemudian hari," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga dalam pernyataan terulis Sabtu (19/4/2014).

PDIP: Dukungan 511 Alumni ITB ke Jokowi Murni!

Politikus senior PDI Perjuangan Pramono Anung mengaku dukungan 511 alumni ITB kepada capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) murni inisiatif mereka.
"Tadinya saya nggak ingin datang, nanti dikira... Jadi ini murni inisiatif alumni ITB," kata dia kepada wartawan di sela-sela deklarasi dukungan alumni ITB untuk pemenangan Jokowi di Restoran Sari Kuring di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014).

Sidarto: Kalau Jadi Presiden, Jokowi Harus Tetap Pakai Kijang dan Kemeja Putih

Politikus senior PDIP sekaligus Ketua MPR Sidarto Danusubroto menilai figur Joko Widodo (Jokowi) dapat diteladani. Dia berharap Jokowi akan tetap sederhana jika terpilih menjadi presiden.
"Bangsa ini haus keteladanan. Saya harus mengatakan Jokowi sosok keteladanan, jujur, sederhana," ujar Sidarto saat deklarasi dukungan alumni ITB untuk pemenangan Jokowi di Restoran Sari Kuring di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014).

Sutradara Joko Anwar Yakin Jokowi Effects Masih Ada

Joko Anwar yakin Jokowi Effects masih akan terasa ketika Gubernur DKI Jakarta ini terpilih dalam pemilihan presiden Juli mendatang.
Ia menyampaikan hal ini ketika didaulat memberikan pidato pada deklarasi komunitas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung Jokowi sebagai calon presiden, di Restoran Sari Kuring, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014).

Pramono Anung: Ratusan Alumni ITB Dukung Jokowi

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung menghadiri deklarasi dukungan Komunitas Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pencapresan Joko Widodo (Jokowi). Hadir juga Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto di lokasi deklarasi.
"Ini keunikan, alumni dalam jumlah besar mendukung orang lain. Kami menjunjung demokrasi, kalau katanya akan mengundang calon lain, ya terserah," kata Pramono Anung di Resto Sari kuring, Jl. Jenderal Sudirman, Sabtu (19/4/2014).

Cawapres Pendamping Jokowi Usai Paskah

Teka-teki siapa cawapres pendamping Jokowi akan terjawab setelah hari raya Paskah usai.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Puan Maharani saat mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri pernikahan salah seorang kerabat dari Puri Santrian Sanur, Denpasar, Bali.
Dalam kesempatan itu, putri Megawati itu memastikan hingga saat ini belum akan mengumumkan cawapres pendamping Jokowi dalam pilpres nanti.

Mega Paloh Bahas Cawapres Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai NasDem telah resmi menjalin koalisi Mega Surya. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, juga telah sepakat untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (Capres). Lalu siapa yang akan diusung sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi Jokowi.
"Pak Surya dan Bu Mega akan membahas beberapa nama," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Willy Aditya, ketika dihubungi, Sabtu (19/4/2014).

PDIP Janji Tidak Bakal Berpolitik Dagang Sapi, Kerbau dan Aneka Hewan Lainnya

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sidharto Danusubroto mengatakan partainya akan menjauhi politik dagang sapi, kerbau, kambing dan aneka hewan lainnya. Partai yang mencalonkan Jokowi sebagai presiden ini belajar dari apa yang terjadi di masa sebelum ini.
Sidharto hadir dalam deklarasi komunitas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung pencapresan Jokowi di Restoran Sari Kuring, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014). Ia datang bersama politisi senior PDIP Pramono Anung.

Pesanan Baju Kotak-kotak Jokowi Meningkat Jadi 2.5 Juta Potong

Pesanan baju kampanye motif kotak-kotak Joko Widodo (Jokowi) pada para penjahit di Kota Solo melonjak drastis sejak pencalonan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Sejak Pak Jokowi menjadi calon presiden, pesanan baju motif kotak-kotak hingga kini terus meningkat," kata Rahmad Muharom (28), pengelola Arjuna Tailor di Cinderejo, Gilingan, Banjarsari, Solo, Sabtu (19/4/2014).
Menurut Rahmad yang penanggung jawab bagian produksi Arjuna Tailor tersebut, pesanan baju motif kotak-kotak kampanye Jokowi hingga kini sudah mencapai sekitar 2,5 juta potong dengan berbagai ukuran.

Jika Cawapres Jokowi dari Golkar dan Menang, Golkar Akan Ganti Ketua Umum

Tak hanya dievaluasi sebagai capres, posisi Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketum Partai Golkar pun tak lagi aman. Tiga nama yang memperebutkan posisi ketum tersebut adalah Waketum Agung Laksono, politisi senior MS Hidayat, dan Ketua DPP Priyo Budi Santoso.
"Yang memperebutkan ada Agung Laksono, Priyo, MS Hidayat. Nama itu sudah beredar di Jakarta dan disambut juga di daerah. Tergantung sejauh mana mereka punya lobi ke daerah," kata politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (19/4/2014).
Zainal menuturkan saat ini muncul wacana adanya Munaslub untuk mengganti Ketum Partai Golkar.

Alumni ITB Bantah Dukungannya Terkait Penolakan Jokowi oleh Mahasiswa

Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Lingkungan Tahun 1982, Firdaus Ali membantah bahwa langkah dukungan terhadap bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo terkait peristiwa penolakan Joko Widodo di kampus ITB oleh Mahasiswa Kamis (17/4/2014).
"Ada pertanyaan yang diberikan kepada saya, kenapa alumni ITB berkumpul? Itu karena Jokowi diminta keluar dari kampus. Apa yang terjadi di ITB tidak ada hubungannya," ujar Firdaus di restoran Sari Kuring, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).

Komunitas Alumni ITB Dukung Pencapresan Jokowi

Setelah penolakan Joko Widodo (Jokowi) di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa hari yang lalu, muncullah gerakan yang mengatasnamakan ITB juga.
Komunitas Alumni ITB mendeklarasikan dukungan mereka pada Jokowi sebagai calon presiden di Restoran Sari Kuring, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2014). Sebanyak 464 alumni dari angkatan 1970 hingga 2008 bergabung dalam komunitas ini.

Potensi Jadi Cawapres Jokowi, Jusuf Kalla masih Bungkam

HM Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-10 RI, hingga kini masih bungkam soal pencalonan dirinya sebagai wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2014.
Semua pertanyaan tentang pencalonan Ketua PMI tersebut dijawab dengan kata 'tunggu' dan 'nanti', usai menghadiri Temu Tokoh dan Osis Nasional di Sekolah Islam Athira miliknya dengan tema Membentuk pemimpin masa depan yang cinta Persaudaraan dari sang inspirator dan inovator, Sabtu (19/4/2014).

Inti Konflik PPP: Jokowi Vs Prabowo

Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai akibat tarik menarik dukungan kepada dua kubu calon presiden (capres) PDIP Jokowi dengan capres Gerindra Prabowo Subianto.
Penilaian itu disampaikan Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, dalam sebuah diskusi, di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).
Kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) memberikan dukungan kepada Prabowo, sementara kubu lainnya mendukung Jokowi.

Poros Islam Sulit Tandingi Jokowi dan Prabowo

Peluang poros baru yang merupakan koalisi partai-partai berbasis Islam masih bisa terjadi namun peluangnya kecil. Poros baru ini pun diprediksi sulit untuk menandingi dua poros yang sudah lebih besar yaitu PDIP dengan capres Joko Widodo dan Gerindra dengan capres Prabowo Subianto.
"Peluangnya ada tapi kecil, tidak bisa bertarung dengan Jokowi dan Prabowo. Bisa juga ada pertentangan di penentuan cawapres. Harus ada figur kuat yang menyatukan," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yuda dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (19/4/2014).

Bupati Ini Siap Kawal Jokowi Sebagai Capres

Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri menyatakan mendukung penuh pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Saya siap menjadi ketua tim pemenangan untuk mendukung Jokowi hingga terpilih menjadi presiden RI 2014-2019, khususnya untuk memenangkan suara di Provinsi Lampung," ujarnya, di Bandarlampung.

Jusuf Kalla Dukung Abraham Samad Dampingi Jokowi

Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla mendukung wacana pencalonan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad sebagai calon Presiden atau Wakil Presiden RI.
"Baik, itu baik. Siapa saja yang mampu, itu baik. Semua pasti baik," ujar JK di Makassar, Sabtu (19/4/2014), menjawab pertanyaan tribun-timur.com, soal tanggapannya atas masuknya nama Abaraham dalam bursa calon presiden dan wakil presiden.

ITB Tolak Jokowi Tapi Pastikan Undang Anis Matta dan Hatta Rajasa

Ini bukti kekuatan aktivis masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terabaikan oleh tim Joko Widodo (Jokowi). Keluarga Mahasiswa Islam ITB (Gamais ITB) mengundang Presiden PKS Anis Matta dan Ketum PAN Hatta Rajasa. Kedua tokoh politik yang sama-sama diusung partainya menjadi capres akan berbicara dalam Islamic Leadership Festival.
Anis dan Hatta akan berbicara dalam talkshow dengan tema "Sosok Kepemimpinan Ideal" bersama Yusril Ihza Mahendra, Mahfud MD, Din Syamsuddin dan dua orang lainnya. Rangkaian festival ini diselenggarakan pada 10-11 Mei 2014 di Lapangan Segitiga Sabuga ITB.
Selain talkshow, panitia memeriahkan festival dengan bookfair, bedah buku dan kompetisi.

Gerindra Pastikan Ahok Tak Akan Jadi Cawapres Jokowi

Pengumuman bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Hal itu sesuai janji Jokowi yang juga menjabat gubernur DKI Jakarta tersebut. "Pekan depan akan kita umumkan (cawapres)," kata Jokowi, beberapa waktu lalu.
Seiring dekatnya waktu pengumuman, nama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencuat dan disebut-sebut sebagai sosok bakal kuat cawapres yang akan mendamping Jokowi.

Tepis Komentar Fadli Zon, Jokowi Optimistis soal Koalisi Tanpa Bagi-bagi Kursi

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo optimistis mampu membangun koalisi dengan partai politik tanpa perlu bagi-bagi kursi di kabinet. Pernyataannya ini membantah komentar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, yang menyebut koalisi tanpa bagi-bagi kursi adalah omong kosong.
"Sekali lagi, kami enggak mau bagi-bagi kursi. Menurut saya, masuk akal saja," kata Jokowi, di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Taman Suropati 7, Jakarta Pusat, Jumat (18/4/2014).

Koalisi Gemuk Malah Jadi Beban Jokowi Kelola Kabinet

Keinginan capres PDI Perjuangan Joko Widodo menggalang koalisi ramping untuk menghadapi Pilpres dinilai tepat. Koalisi gemuk diyakini malah akan merepotkan Jokowi mengelola kabinet.
"Saya kira lebih baik tidak banyak partai. Sebab percuma banyak-banyak jika di belakang hari akan jadi beban Jokowi dalam mengelola kabinet," kata fungsionaris PDIP yang juga Koordinator Nasional Relawan Jokowi Presiden-Indonesia Hebat (JP-IH), Budi Mulyawan dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2014).

Gerilya Prabowo dan Jokowi, Jajaki Koalisi Lewat Nasi Kebuli

Dua capres potensial 2014, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, bergerilya menemui partai-partai politik lain menjajaki rekanan politik. Lewat sajian nasi kebuli, mereka berlomba merengkuh koalisi.
Entah kebetulan atau memang sudah tradisi, nasi kebuli sama-sama tersaji ketika dua capres yang punya tensi persaingan tinggi itu menjajaki koalisi. Kuliner khas Timur Tengah nan bergizi itu jadi mediator lezat yang disajikan partai dan Ormas Islami.