Kamis, 07 Februari 2013

Jokowi setujui jalur baru monorel lima BUMN

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan setuju terhadap empat jalur baru monorel yang diajukan oleh lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Saya setuju dan terbuka terhadap usulan apapun yang berkaitan dengan monorel. Kami mendukung dan siap membantu jika proyek ini dilaksanakan," kata Jokowi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis.

Jokowi mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan memberikan kemudahan terkait pelaksanaan proyek monorel, sehingga pembangunannya berlangsung cepat dan lancar.

"Kemudahan yang banyak diajukan itu, diantaranya kemudahan perizinan, penggunaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk halte, serta pergeseran halte busway yang akan dilewati tiang monorel," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, Pemprov DKI akan memasukkan proyek pembangunan monorel tersebut ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ditetapkan.

Sementara itu, terkait besaran tarif yang akan dikenakan kepada penumpang monorel, Jokowi mengaku tidak akan turut campur.

"Mengenai tarif, saya tidak akan mencampuri. Lagipula, proyek monorel tersebut juga tidak mengajukan subsidi dari Pemprov DKI Jakarta," ungkap Jokowi.

Sebagai informasi, keempat jalur yang diajukan itu, antara lain Bekasi Timur-Cawang sepanjang 18,1 kilometer, Cibubur-Cawang 13,7 kilometer, Cawang-Kuningan 11, 6 kilometer dan Kuningan-Palmerah 8,5 kilometer.

Sedangkan kelima BUMN tersebut, terdiri dari PT Adhi Karya, PT Jasa Marga, PT Inka, PT Telkom, dan Lembaga Elektronik Negara (LEN).



Sumber :
http://www.antaranews.com

Jokowi: Ada Monopoli Pengadaan Bajaj ?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menerima perwakilan pengusaha bajaj mengatakan bahwa ada suatu hal yang harus diselesaikan. "Intinya saya ngerti, harga bajaj yang mahal. Kelihatannya juga ada monopoli di sini dan keinginan masyarakat bajaj untuk mengelola sendiri di bawah koperasi. Saya harus pelajari dulu secara detail," ujar Jokowi usai menemui para pendemo di ruang tamu gubernur, Balai Kota, Kamis, 7 Februari 2013.

Jokowi mengatakan bahwa usulan para perwakilan bajaj sangat bagus dengan menjadikan tata kelola berupa koperasi. "Mengenai harga bajaj, keinginan dikelola oleh koperasi. Saya kira bagus semua," dia menegaskan. Jokowi mengaku belum mengerti secara detail tentang pengaduan para pengusaha bajaj. "Besok saya rapatin. Jumat ke Kemanggisan, mungkin minggu depan sudah selesai," kata dia.

Puluhan pengemudi dan pemilik bajaj yang tergabung dalam Gabungan Elemen Masyarakat Angkutan Lingkungan Bajaj, Angkutan Lingkungan Toyoko, dan Angkutan Lingkungan Bemo berdemonstrasi di depan Balai Kota Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.

Ada 11 tuntutan yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Salah satu yang mereka minta adalah pemecatan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, terkait peremajaan bajaj.

Pemilik bajaj Jakarta Timur yang ikut berdemo, Wartika, mengatakan bahwa ada permainan antara Dishub DKI Jakarta dan PT Abdi Raharja dalam peremajaan bajaj ke bajaj berbahan bakar gas. "Ini akal-akalan. Jadi, antara PT dan Dishub sudah kerja sama," ujar Wartika usai bertemu dengan Jokowi.

Dari siaran pers para demonstran disebutkan bahwa SK Gubernur No 2912/-1.811.1 Tanggal 4 Oktober Tahun 2007 mengharuskan PT Abdi Raharja menyediakan 4.750 bajaj, tetapi yang terealisasi hanya 505 bajaj saya hingga sekarang.

Wartika menyayangkan keterlambatan pengadaan bajaj hingga berbulan-bulan. "Bahkan, ada temen-teman yang sudah daftar, kurang lebih hingga Rp 70 milyar, dari Agustus sampai sekarang belum keluar bajajnya," ujar Wartika. Di tengah-tengah keterlambatan pengadaan bajaj ber-BBG itu, muncul kabar bahwa SK di atas akan dicabut. Kabar ini membuat pemilik bajaj bertanya-tanya tentang uang yang telah mereka bayarkan. "Makanya saya kaget tadi dengar SK-nya mau dicabut dulu," kata dia. Klik Jakarta dan permasalahannya di sini.


Sumber :
www.tempo.co

Jokowi menarik "berkah" dari banjir

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku banjir besar yang terjadi di Jakarta hingga dua kali adalah 'hadiah' untuk kedatangannya sebagai orang nomor satu di DKI sehingga dia melihatnya sebagai berkah.

"Saya datang ke Jakarta langsung dihadiahi banjir besar," kata Jokowi di Jakarta, Kamis.

Dia menilai ada positif dari banjir dan mengaku dari sini bisa belajar banyak mengenai kondisi Jakarta karena langsung melihat kondisi yang buruk.

"Saya jadi tahu sisi mana yang harus diperbaiki, waduk dan sungai mana yang harus dinormalisasi," katanya.

Jokowi tidak mengira jalan-jalan utama seperti Sudirman dan Thamrin hanya memiliki drainase kecil sebesar 60 cm, padahal dulu mengira gorong-gorong di sepanjang jalan ini besar.

"Pikiran saya drainasenya bakal besar. Sekitar 4-5 meter," katanya.

Akibat drainase kecil ini, beberapa saluran sengaja ditutup sehingga jalur utama Jakarta tergenang banjir sampai setinggi satu meter, kata Jokowi.

Jokowi menilai soal banjir harus dilakukan dari hulu ke hilir.

Dia menyatakan percuma saka Jakarta membenahi diri dengan memperbaiki drainase, normalisasi waduk dan sungai, sumur resapan serta beberapa 'jurus' lain, namun tidak didukung dengan penataan serapan air di daerah hulu.

"Tapi kalau di hulu nggak ada perubahan ya sama saja. Banyak villa, banyak hutan dipangkas," katanya.

Jokowi mengaku sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk penanganan terintegrasi masalah banjir.

"Kalau soal vila, kalau berani ya dipangkas kalau ndak ya diwajibkan buat sumur serapan," katanya. 




Sumber :
www.antaranews.com

Monorel Belum Masuk Perda, Jokowi: Nanti Saya Tanya Pak RT

Mega proyek monorel yang digadang-gadang bisa mengurai kemacetan di Jakarta ternyata belum dimasukkan dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030.

Ditanya mengenai hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) malah menjawabnya dengan bercanda. Padahal, Perda RTRW tersebut akan sangat menentukan penataan kota Jakarta untuk ke depannya.

"Ya nanti tak tanya pak RT dan pak RW," kata Jokowi usai rapat dengar pendapat di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2013).

Menurut dia, persoalan semacam itu jangan dipersulit. Pasalnya, proyek monorel ini tentunya nanti akan dimasukkan ke dalam RTRW Pemprov DKI. "Itu hal seperti itu jangan mempersulit gitu lho. Mesti tanyanya yang mempersulit. Nanti diuruslah itu kan buatan kita semua," simpulnya.

Seperti diketahui, proyek monorel ini diinginkan Jokowi bisa berjalan pada tahun 2013. Dimana untuk tahap awal, jalur yang beroperasi yakni sepanjang  39,36 Kilometer. Untuk tarif satu tahun awal operasi yakni jurusan Bekasi Timur-Cawang Rp15.000, Cibubur-Cawang Rp15.000, Cawang-Kuningan Rp10. 000.
 
Sumber :
http://jakarta.okezone.com

Jokowi sambut kedatangan SBY

Setiba di Tanah Air, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanyakan kondisi cuaca di Ibu Kota kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Jokowi lalu menjawab situasi Jakarta masih 'aman terkendali' dari banjir.

Suami Iriana ini menyambut kedatangan SBY dari kunjungan kerja ke Afrika di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (7/2/2013).

Jokowi menjabat tangan orang nomor satu di Indonesia itu. Mereka berbincang akrab.

Ayah 3 anak ini lalu menceritakan percakapannya dengan sang Presiden.

"Beliau (Presiden SBY) bertanya, 'gimana Mas, hujan nggak?' Saya jawab hujan, tapi nggak banjir," kata Jokowi yang mengenakan stelan jas warna hitam dan dasi merah itu.

Jawaban SBY gimana, Pak? "Oh iya baguuus," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan setiap orang pasti khawatir jika hujan turun. Ia juga mengecek kondisi tanggul agar tidak terulang banjir dahsyat pada 17 Januari lalu.

"Semua orang pasti khawatir kalau hujan. Kalau hujan, pasti saya keluar. Kayak kemarin saya cek ternyata tanggul jebol masih ada bocor. Malam itu juga kita perbaiki," cerita Jokowi.

Jokowi mengajak Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta Ery Basworo turun ke lapangan. "Jam 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB kita cek lagi," kata Jokowi.


Sumber :
http://news.detik.com

Tak Tahan Macet, Jokowi Gunakan Voorijder

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo selama ini dikenal jarang menggunakan voorijder untuk menerobos kemacetan ibu kota. Menurutnya, sebagai pemimpin ia harus ikut merasakan kemacetan yang tiap hari dialami sebagian besar warganya.

Namun kemacetan akibat banjir yang menggenangi jalan protokol Jakarta kemarin (6/2) membuat pria yang akrab disapa Jokowi itu menyerah. "Semalam saya kejebak macet di dukuh bawah padahal saya harus datang ke sebuah acara. Saya panggil DLLAJ, tolong saya diselamatkan," ujar Jokowi di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat, Kamis (8/2).

Upaya itu memang sukses mengeluarkan bekas Wali Kota Surakarta itu dari kemacetan. Namun menurutnya, hal itu seharusnya tidak ia lakukan.

"Saya selamat tapi yang lain nggak selamat. Itu memang mestinya nggak boleh," ucapnya.

Yang pasti Jokowi mengaku belum berhasil mengatasi banjir tahun ini. Namun ia bersyukur musim banjir ini terjadi diawal masa kepemimpinannya.

"Saya lihat jadi berkah. Karena saya jadi tahu betul sisi mana yang harus diperbaiki, waduk mana yang harus dinormaliasi dan gorong-gorong mana yang harus diperlebar," pungkasnya.


Sumber :
http://www.jpnn.com

Jokowi menyusupi demo sopir bajaj

Puluhan sopir bajaj yang bergabung dalam Serikat Pengemudi Angkutan Bermotor Seluruh Indonesia (SPABSI) hari ini mendatangi Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menggelar aksi unjuk rasa meminta pemerintah daerah lebih memperhatikan nasib mereka.

Disaat para sopir sedang aksi, dan melakukan orasi menuntut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), mereka tidak sadar telah disusupi. Penyusup itu adalah Jokowi sendiri. Tanpa diduga, dia sudah ada di sela-sela deretan bajaj yang terparkir di depan balai kota.

Aksi spontanitas Jokowi itu kontan menimbulkan perhatian di kalangan para sopir bajaj. Mereka tidak pernah menyangka jika orang yang mereka kira ada di dalam gedung megah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu, ada di tengah mereka.

"Ayo masuk kita. Ngomong di dalam," kata Jokowi sambil mengajak pendemo di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk masuk ke dalam dan membicarakan tuntutan mereka, Kamis (7/2/2013).

Dalam orasinya, sopir bajaj meminta pemerintah daerah agar membereskan masalah di dinas perhubungan yang keputusannya sering tidak berpihak pada sopir bajaj.

"Saya harap Udar Pristono dicopot, karena peraturan soal bajaj tidak transparan dan diduga ada permainan di dalam pelelangan, karena prosesnya tidak melalui tender tetapi penunjukan oleh Dishub," terang Jack Sofyan, Koordinator Aksi Sopir Bajaj.


Sumber :
http://metro.sindonews.com