Minggu, 20 Oktober 2013

Ada 100 Jokowi, Indonesia Maju Pesat

Saat ini, sedikitnya ada 20 bupati atau wali kota sekelas Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi bibit untuk kepemimpinan nasional. Jokowi yang mantan Wali Kota Surakarta dan kini menjadi Gubernur DKI Jakarta itu bukan lagi satu-satunya tokoh yang mampu menjadi pelayan masyarakat dan mendorong perubahan.
Guru Besar Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, di Jakarta, Minggu (20/10/2013), mengatakan, kalau ada 50-100 bupati-wali kota sekelas Jokowi, Indonesia akan maju pesat dan sejahtera.

Berantas Praktik Culas

Kepala Sudin KUMKMP Jakarta Timur Johan Afandi dicopot sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) murka. Pejabat lain yang tak maksimal melayani masyarakat, tunggu giliran. Cepat atau lambat kedudukan bakal dilepas.
Jokowi menyatakan sudah mengantungi nama-nama pejabat malas dan culas. Pelayanan publik semestinya bisa cepat, dalam praktek diperlambat. Ujung-ujungnya, pemohon berisiko biaya tinggi alias kena pungutan liar (pungli).
Kemarahan Jokowi menjelang akhir pekan lalu ditandai pelemparan map di Kantor Suku Dinas Koperasi Usaha  Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP). Peristiwa tersebut semestinya tidak perlu terjadi.

Tanggapan Warga Perubahan Bangku Taman Jadi Single

Rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengganti jenis bangku taman menjadi bangku single ditentang oleh warga. Sebab, warga yang hobi menghabiskan waktu bersama dengan keluarga merasa tidak nyaman atas kebijakan tersebut.
Dian (30) menyayangkan ide Jokowi mengganti bangku taman menjadi tempat yang tidak seperti saat ini. "Sekarang sudah enak buat keluarga, kalau diganti berarti duduknya sendiri-sendiri ya," kata Dian di Taman Suropati Jakarta, Minggu (20/10/2013).

Jokowi Diyakini Mampu Bawa PDI-P Masuk Lima Besar

Jika sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak akan mampu mendongkrak perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), ternyata ada peneliti lain dengan pendapat yang berbeda. Adalah peneliti senior Founding Fathers House, Dian Permata, menyatakan bahwa figur Jokowi diyakini mampu mendorong PDI-P setidaknya masuk dalam posisi lima besar perolehan suara pada Pemilu 2014.
"Banyak rakyat menyebutkan mempertimbangkan memilih PDI-P karena Jokowi," kata Dian di Jakarta, Minggu (20/10/2013).

Perintah Jokowi di Tanah Abang Belum Dilaksanakan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sempat memerintahkan agar posko-posko terpadu yang berada di kawasan Tanah Abang dibongkar. Namun, perintah Jokowi itu belum dikerjakan.
Posko-posko terpadu di empat titik, yakni di persimpangan Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Jati Baru (dekat stasiun KA Tanah Abang), Kebon Jati (dekat kantor Pemadam kebakaran), dan Jalan Jati Bunder masih berdiri tegak.
Beberapa posko sepi dari petugas. Terlihat para petugas Satpol PP justru menunggu di mobilnya tanpa turun ke jalan untuk mengatasi kemacetan. Hanya terlihat 10 petugas Dishub, tapi mereka jarang turun ke lapangan. Padahal, kawasan tersebut sudah mulai macet lagi akibat banyaknya angkot yang ngetem.

Website Jokowi-Prananda Bisa Jadi Masukan untuk Kami

Kemunculan website Jokowi-Prananda menjadi topik yang hangat dibicarakan. Wasekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa hal itu bisa dipandang sebagai masukan untuk partainya.
"Itu mungkin bisa menjadi masukan atau kritik juga bisa. Makanya kami sebenarnya tidak tahu motif pembuatan website itu," ujar Hasto di Hotel Morissey, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2013).

Elektabiltas Jokowi Tak Mampu Dongkrak Suara PDI-P

Banyak pihak berharap, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai Capres pada 2014 yang akan datang. Tetapi kenyataan tak semudah yang diharapkan, partai pengusung Jokowi ternyata sangat rentan tak akan mampu mengajukan Jokowi sebagai Capres 2014.
Hal ini terungkap dari paparan hasil survei LSI. Tingkat keterpilihan Jokowi ternyata sama sekali tak berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Meski Jokowi santer disebut-sebut sebagai capres, dukungan suara terhadap PDI-P yang tetap stabil (tidak naik) akan menghambat pencapresan Jokowi pada tahun 2014 yang akan datang.

Tudingan Miring: Monorel Proyek Balas Budi Jokowi ke Mega

Pengamat transportasi, Darmaningtyas menilai pembangunan monorel oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sarat dengan politik balas budi. Menurut Darmaningtyas, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri merupakan orang yang mencanangkan adanya pembangunan monorel.
Ya menurut analisa saya, monorel yang mencanangkan pembangunan adalah Megawati. Megawati itu adalah ketua umum PDI-P. Sehingga, Pak Jokowi kan jadi gubernur karena Megawati. Itu dugaan saya.

Biaya Pembangunan ERP Murni dari APBD

Menurut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam pembangunan Electronic Road Pricing (ERP) ia tak meminta bantuan pemerintah pusat. Dalam hal ini seluruh anggaran pembangunan ERP diambil dari APBD Pemprov DKI Jakarta.
"Enggak (minta bantuan pemerintah pusat), semua dari kita sendiri saja," ujar Jokowi kepada Tribunnews.com, usai menghadiri akad pernikahan anak ketiga Hatta Rajasa, Minggu (20/10/2013).

Jokowi dan Prabowo adalah Capres Wacana

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subyanto walaupun tinggi elektabilitasnya, hanya akan menjadi calon presiden (capres) wacana karena masih tergantung pada kebaikan hati atau dukungan tokoh/partai di luarnya.
Seperti yang tergambar dalam hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), beberapa waktu yang lalu, elektabilitas Prabowo mencapai 19,2% (termasuk tiga besar kandidat terkuat capres selain Megawati dan Aburizal Bakrie). Namun, elektabilitas Prabowo tidak didukung dengan elektabilitas Partai Gerindra.

Jokowi kepada Hatta Rajasa: Maaf Pak Telat

Hari ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menikahkan putrinya Siti Noor Azima Rajasa. Usai acara akad, puluhan pejabat penting tampak hadir.
Salah satunya, terlihat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Jokowi datang mengenakan setelan jas hitam, datang sendiri tak didampingi istrinya, Iriana Widodo.

Jokowi Hadiri Kampanye Kanker Payudara

Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini terhadap kanker masih sangat rendah. Akibatnya, lebih dari 60 persen kasus kanker di Indonesia ditemukan pada stadium lanjut.
“Situasi tersebut membuat kanker saat ini menjadi jenis penyakit yang sangat mematikan,” papar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) Linda Amaliasari, usai melepas Reebok Pita Pink Fun Walk, Minggu (20/10/2013). Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana Joko Widodo.

Satgas PA: Konsep Jokowi untuk Monyet Lebih Jelas Daripada Anak Jalanan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berencana membuat Jakarta bebas topeng monyet pada tahun 2014. Maksudnya tak ada lagi eksploitasi monyet oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Rupanya perhatian orang yang akrab disapa Jokowi ini menuai kritikan dari Satgas Perlindungan Anak (PA). Hanya karena ada perhatian dunia internasional, monyet jadi prioritas dibandingkan anak-anak jalanan di sudut-sudut ibu kota.
"Pak Jokowi punya konsep jelas untuk monyet tapi belum jelas untuk anak jalanan. Mungkin karena masalah anak jalanan belum disampaikan langsung oleh dunia internasional pada Pak Jokowi," kata Ketua Satgas PA M Ihsan, Minggu (20/10/2013).

Golkar Masih Lirik Jokowi, Tapi Jadi Cawapres

Partai Golongan Karya (Golkar) masih mencari sosok yang tepat untuk dijadikan calon wakil presiden yang akan mendampingi Ketua Umum, Aburizal Bakrie di Pilpres 2014 mendatang. Sejumlah nama seperti Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, tengah mereka pertimbangkan.
"Siapa yang sodorkan paling cocok. Jokowi, Mahfud MD, Hedi Prabowo," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Tantowi Yahya, di sela-sela acara memperingati hari jadi Partai Golkar ke 49 di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu (20/10/2013).

Kepala Sudin KUMKMP Pasrah Pada Keputusan Jokowi

Kemarahan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), menuai petaka bagi Johan Afandi, Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Timur. Johan terancam dicopot dari jabatannya gara-gara ulah anak buahnya.
Menanggapi hal ini, Johan mengaku sebagai bawahan siap menerima segala keputusan dari Jokowi.
"Saya ini bawahan, namanya evaluasi saya menerima. Ngapain saya membela diri?" kata Johan saat dihubungi wartawan, Minggu (20/10/2013).

Jokowi Jawab Cemoohan Nurhayati

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terlihat santai menanggapi kritikan politisi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf tentang kinerjanya yang dalam setahun ini masih ada 1000 rumah mengalami kebakaran.
Usai Acara Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di Plaza Barat Senayan Jakarta, Minggu (20/10/2013), Jokowi menanggapi cemoohan Nurhayati masalah kebakaran.
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini dengan tertawa kecil malah balik menanyakan siapa yang membakar rumah tersebut.
"Terus yang bakar siapa? Ya saya tanya, yang bakar saya?" kata Jokowi.

Jokowi Hadiri Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia

Puncak acara hari cuci tangan pakai sabun sedunia ke-6 pada 2013 diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Plasa Barat Senayan, Jakarta. Dalam acara ini, melibatkan 435 peserta dari siswa dan siswi kelas 4-5 SD di seluruh Indonesia.
Acara ini selain dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi juga turut datang Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo (Jokowi) beserta istrinya, Iriayana Widodo, Minggu (20/10/2013).

Ribuan Buruh Berencana Menginap di Depan Kantor Jokowi

Forum Buruh DKI bakal menggelar aksi mogok nasional pada 28-30 Oktober 2013. Namun sebelumnya, mereka terlebih dahulu akan menggelar aksi prakondisi mogok nasional pada Jumat (25/10/2013).
Sekjen Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha mengatakan, masa aksi akan menginap selama tiga hari di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk memperjuangkan tuntutan mereka.

Saat Jokowi Damprat Anak Buah

Perpenampilan kalem, tenang, dan kerap mengumbar senyum, membuat wajah Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) jauh dari kata sangar. Jokowi memang ramah dan tak pernah marah, namun begitu, jangan coba-coba memancing emosi jiwanya. Terlebih yang berkaitan dengan urusan tugas dan tanggung jawab sebagai abdi negara.
Hal itu dirasakan para PNS di Kantor Walikota Jakarta Timur. Para PNS itu merasa tegang saat waktu menunjukkan pukul 12.45 WIB. Kala itu, Jokowi yang mengenakan pakaian putih ala Betawi tiba-tiba melakukan sidak ke kantor mereka.