Sabtu, 03 Mei 2014

Jokowi Cuti, Semua Pekerjaan Sudah Ada Tupoksinya

Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Merry Hotma mengatakan seluruh pekerjaan di tubuh pemerintahan DKI Jakarta akan tetap berjalan lancar, meski Gubernur Joko Widodo cuti untuk berkampanye calon presiden sejak 18 Mei mendatang.
Merrey berkeyakinan, saat Jokowi  cuti selama sebulan tidak akan ada surat keputusan strategis yang ditandatangani. "Semua pekerjaan sudah ada tupoksi (tugas pokok dan fungsi)-nya masing-masing. Dari dinas sampai lurah dan sekarang sedang berjalan," kata Merry kepada Tempo, Sabtu (3/5/2014).

Jokowi: Lawan Kita Kuat Secara Finansial

Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa lawannya pada pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) 9 Juli mendatang sangat tangguh. Meskipun, Jokowi tidak menyebut secara spesifik nama lawan itu.
"Di sana lawan kita itu tangguh. Jadi hati-hati-hati. Lawan kita kuat secara finansial. Sudah mulai gerakkan iklan 5 tahun yang lalu," kata Jokowi di depan ratusan massa DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Jombang, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (3/5/2014).
"Kita belum (iklan), karena enggak punya duit," ujarnya.
Jokowi berkeyakinan dapat memenangkan pilpres. "Saya meyakini kalau kader, relawan, masyarakat terus semangat, kita pasti menang. Saya tahu kita semua capek," ucapnya.

Ada Gelagat Jokowi Mundur dari Gubernur

Ketua Fraksi Gerakan Indonesia Raya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Muhammad Sanusi mengatakan Joko Widodo sebaiknya mundur dari jabatan Gubernur DKI Jakarta sejak mendaftarkan diri sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Menurut Sanusi, jika Jokowi tidak mengundurkan diri, sama saja mengorbankan Jakarta.
"Jakarta jangan dikorbankan. Hargailah warga yang sudah memilihnya sebagai gubernur," kata Sanusi kepada Tempo, Sabtu (3/5/2014).

Tak Minta Jatah Kursi Hanya Sorong Mahfud Sebagai Cawapres Jokowi

Koalisi tanpa syarat yang Partai NasDem lakukan kepada PDIP untuk mengusung Jokowi sebagai bakal capres, 'menular' ke parpol lain. Contohnya adalah PKB yang mengaku juga berkoalisi tanpa syarat.
"Kita tidak kedepankan politik bagi-bagi kekuasaan dan kursi," kata Ketua DPP PKB Marwan Ja'far di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (4/5/2014) malam.
"Kita hanya berbagi program," sambungnya.
Dia mengakui bahwa koalisi antara partainya dengan PDIP belum diumumkan secara resmi.

Gus Solah: Warga NU Tak Harus Pilih Jokowi

Suara dari Nahdiyin selalu menjadi rebutan siapa pun bakal capres yang berlaga. Namun demikian Nahdatul Ulama (NU) tegaskan tidak berpolitik dan nwarganya untuk memilih siapa pun capres yang dianggap terbaik.
KH Solahuddin Wahid, warga NU berhak penuh dalam urusan pilihan politik. Tidak ada pengarahan dari kyai kepada santri untuk memilih parpol atau capres tertentu.
"Itu bagian dari HAM. Umat akan memilih pilihannya sendiri. Si ini milih siapa, yang lain pilih siapa," ujar Gus Solah usai menerima Jokowi di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam.

Petuah Gus Solah untuk Jokowi dalam Mencari Cawapres

KH Salahudin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang memberikan beberapa petuah kepada calon presiden (capres) Jokowi. Petuah tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Gus Sholah ini saat Jokowi berkunjung ke Pondoknya.
Petuah yang disampaikan adik kandung Gus Dur ini mengarah pada sosok pasangan Jokowi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) Juli mendatang.
Gus Sholah menjelaskan, ada beberapa poin penting yang dia sampaikan kepada Jokowi jika kelak terpilih menjadi Presdien RI. Pesan tersebut menjadi pekerjaan utama yang menurut Gus Sholah harus diperjuangkan Jokowi saat terpilih nanti.

Gus Solah Titip Sejumlah Agenda ke Jokowi

Calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo, melanjutkan safari politiknya dengan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang. Pria yang biasa disapa Jokowi ini diterima langsung oleh pimpinan ponpes, KH Solahuddin Wahid alias Gus Solah.
Gus Solah mengklaim pertemuan mereka sebagai simbol koalisi antara kaum religius dan nasionalis. Adik Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu juga sempat menitipkan sejumlah pesan.
"Saya tadi titip penegakan hukum dan HAM ke Pak Jokowi, juga reformasi birokrasi untuk mewujudkan Tri Sakti Soekarno. Percuma ekonomi baik kalau reformasi birokrasi tidak jalan," ujarnya di hadapan Jokowi, Sabtu (3/5/2014) malam.

Tiga Wejangan Sesepuh PKB Buat Jokowi

Calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi diberi wejangan oleh Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Abdul Azis Mansyur.
Setidaknya ada tiga nasihat yang disampaikan oleh pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatunnasyi'in, Paculgowang tersebut.
Menurut Ketua DPP PKB Marwan Jafar, nasihat pertama agar Jokowi selalu menanamkan nilai Islam Alsunnah Waljamaah saat memimpin bangsa. Marwan ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan Kiai Azis.

Gus Solah Titip Penuntasan Kasus HAM kepada Jokowi

Selain menziarahi makan Gus Dur, Jokowi di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, juga ada pertemuan tertutup dengan KH Solahudin Wahid. Kepada bakal capres dari PDIP itu, Gus Solah menitipkan penuntasan kasus-kasus HAM.
"Saya titip penegakan hukum dan HAM ke Pak Jokowi. Juga reformasi birokrasi mewujudkan Tri Sakti Soekarno, percuma ekonomi baik kalau reformasi birokrasi tidak jalan," ujar Gus Solah, Sabtu (3/5/2014) malam.
Mantan anggota Komnas HAM ini juga menitipkan reformasi agraria.

Ditemani Gus Sholah, Jokowi Ziarah dan Berdoa di Makam Gus Dur

Bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam.
Disambut ratusan santri, Jokowi bertemu dengan pimpinan Ponpes Tebuireng K.H. Salahuddin Wahid alias Gus Sholah. Jokowi juga melakukan ziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan Presiden keempat RI K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Silahturami ke KH Abdul Aziz Mansyur, Jokowi Belajar Baca Kitab Kuning

Kunjungan silahturahmi Jokowi kepada Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdul Aziz Mansyur bukan hanya mencari dukungan pencapresannya. Kepada pemimpin Ponpes Tarbiyatunnasyi'in, Jombang ini dia juga belajar membaca kitab kuning.

Tim Penggerak Pemilih Jokowi dari Lintas Partai

Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DIY mempersiapkan regu penggerak pemilih untuk memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden 2014. Regu tersebut sudah bergerak sejak sebelum pemilihan legilastif 9 April lalu. Regu tersebut digerakkan kembali menjelang pemilihan presiden mendatang.

Koalisi Ramping Paksa Jokowi Lahirkan Kebijakan Pro-Rakyat

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima mengatakan koalisi ramping akan memaksa Joko Widodo (Jokowi) untuk terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan pro-rakyat apabila terpilih sebagai presiden nanti.
"Dengan koalisi ramping ini, justru Jokowi akan terdorong buat kebijakan yang benar-benar untuk rakyat, meski pun konsekuensinya parlemen mungkin akan sangat mengkritisi," kata Aria Bima di Posko JKW4P Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2014).

Tim Sukses Jokowi Diresmikan 9 Mei

Tim sukses pemenangan Calon Presiden Joko Widodo yang dibentuk Jumat (2/5/2014) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem diresmikan bersamaan deklarasi capres Jokowi dan cawapresnya bertepatan pengumuman resmi hasil rekapitulasi nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU), 9 Mei.
Menurut Sekretaris Jenderal Partai NasDem Rio Patrice Capella, Tim sukses Jokowi -sapaan akrab Joko- dibentuk secara profesional dan akan bertanggung jawab pada pemenangan. Sedangkan partai pengusung fokus pada konsolidasi masing-masing partai untuk memperkuat mesin politik mendukung Jokowi.

Dewan Syuro PKB Restui Jokowi Calon Presiden

Ketua Dewan Syuro PKB KH Aziz Mansyur memberikan restu kepada Joko Widodo untuk maju sebagai calon Presiden dalam persiapan Pemilu Presiden 2014.
"Saya merestui, saat beliau menyatakan akan mencalonkan diri menjadi Presiden," kata KH Aziz Mansur yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, saat menerima Jokowi silaturahim di pondoknya, Desa Pacul Gowang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam.

Kunjungi Gus Solah

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) usai mengunjungi Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur. Jokowi kemudian melanjutkan safari politiknya ke Pondok Pesantren Tebu Ireng. Tujuannya untuk bertemu dengan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Gus Solahudin Wahid.
Jokowi tiba di lokasi pukul 19.45 WIB. Kedatangannya segera disambut oleh para santri yang sedari tadi sore menunggu. Dengan mengenakan kemeja safari putih, celana panjang bahan warna hitam dan peci hitam, Jokowi segera masuk ke ruang tamu Gus Solahudin Wahid.

Forum Masyarakat Jakarta tak Setuju Jokowi Capres

Forum Masyarakat Jakarta (FMJ) yang merupakan gabungan sejumlah organisasi masyarakat, Minggu (4/5/2014) besok, berencana menggelar aksi demo di bunderan Hotel Indonesia.
Mereka mengajak masyarakat untuk tidak memilih Jokowi pada Pilpres 2014. Alasannya, mantan walikota Solo ini telah mengingkari janjinya.
“FMJ mengajak masyarakat untuk tidak memilih Jokowi yang dicapreskan oleh PDI Perjuangan. Mengapa? Karena Jokowi telah ingkar janji. Dulu, dia berjanji akan membereskan Jakarta. Tapi nyatanya, baru satu tahun setengah menjabat sebagai gubernur, dia kini maju sebagai capres,” ungkap Koordinator FMJ, Richard Priyanto, Sabtu 93/5/2014).

Marwan: Saya Diutus PKB Temani Jokowi

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, melakukan kunjungan ke berbagai tokoh nasional dan pemuka agama di DI Yogyakarta dan Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014). Safari politik dilakukan setelah tim kampanye nasional Jokowi -sapaan akrabnya- resmi dibentuk di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, kemarin.
Dalam kunjungannya, Jokowi ditemani Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar. Marwan mengaku mendapatkan perintah langsung dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menemani Jokowi meminta doa restu ke tokoh-tokoh nasional serta sesepuh PKB.

Bonus Buat PDIP kalau JK Jadi Cawapresnya Jokowi

Bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) mengerucut ke nama Jusuf Kalla (JK). Bila benar PDI Perjuangan menggandeng bekas Ketua Umum Partai Golkar itu diakui bakal membawa sejumlah keuntungan bagi PDIP.
Sebaliknya, jika benar nanti JK yang dipinang untuk berduet dengan Jokowi maka bakal merugikan Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Eva Kusuma Sundari tak menampik bahwa sosok JK memiliki nilai plus tersendiri dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya yang masuk dalam radar PDIP.

Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Ketua Dewan Syuro PKB

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur. Tujuannya untuk bertemu dengan KH Muhammad Abdul Aziz Mansyur. Jokowi tiba di lokasi pukul 18.30 WIB.
Jokowi disambut para santri dengan lantunan lagu salawat. Dengan mengenakan kemeja safari putih, celana panjang bahan warna hitam dan peci hitam, dia segera bertemu dengan pengasuh Pondok Pesantren Tarbiantun Nasyiin Pacul Gowang.

PKB Tunggu Kabar Baik Wapres PDIP

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, dan kiai dari Partai Kebangkitan Bangsa yang ditemui sang Gubernur DKI Jakarta, masih merahasiakan siapa calon wakil presiden untuknya nanti.
Bahkan, keduanya mengaku sama sekali tidak membicarakan nama-nama yang selama ini beredar dan digadang-gadang menjadi wakil Jokowi. "Tidak menyebutkan itu, belum ada," ujar Ketua Dewan Syura DPP PKB, KH Aziz Mansyur, setelah bertemu dengan Jokowi di Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, Desa Pacolgowang, Kecamatan Diwek, Jombang, Sabtu (3/5/2014).

Jokowi Bakal Bentuk Satgas Anti Curang

Pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) 9 Juli 2014 disebut berbagai kalangan rentan terjadi kecurangan. Seluruh kandidat calon presiden (capres) berharap agar kecurangan dapat dicegah.

Jokowi Makan Rujak Cingur Bersama Khofifah

Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) sempat makan rujak cingur bersama saat bersilaturahim ke kediaman Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa di Jemursari, Surabaya, Sabtu (3/5/2014).
Jokowi yang mengenakan baju putih dan celana hitam serta kopiah hitam datang sekitar pukul 14.20 WIB bersama Ahmad Basarah (DPP PDIP), Effendy Choiry (Nasdem), Marwan Ja'far (PKB), Ketua DPD PDIP Jatim H Sirmadji, dan Wakil Ketua PDIP Jatim Bambang DH.

Khofifah Kenal Jokowi Sejak Masih Walikota Solo

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi menunjuk Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa sebagai juru bicara tim pemilihan presiden 2014. Menurut Khofifah, penunjukan dirinya tidak terlepas dari proses interaksi yang dilakukan sejak Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, sampai setelah deklarasi calon presiden Jokowi dari PDIP.
"Saya merasa bisa bersinergi," ujarnya Sabtu 3 Mei 2014.
Khofifah mengatakan siap jika harus mengemban tugas juru bicara pemilihan presiden Jokowi. Sebagai juru bicara, dia tentu mendapat peran untuk menjawab dan merespon persoalan yang berkaitan dengan Jokowi. "Insya Allah saya siap," katanya.

Bersedia Jadi Jubir Jokowi, Ini Alasan Khofifah

Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa telah ditunjuk sebagai juru bicara (jubir) calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi. Khofifah mengaku bersedia menerima tugas itu karena sepaham dengan visi misi Jokowi.
"Interaksi saya dengan beliau sejak jadi wali kota kemudian gubernur dan pada saat menjelang deklarasi dan setelah deklarasi saya merasa banyak hal yang Insya Allah bisa bersinergi," kata Khofifah usai bertemu dengan Jokowi di kediaman pribadinya di bilangan Jemur Sari, Surabaya, Sabtu (3/5/2014).

Sebut Abraham Samad Solusi Kebuntuan Cawapres Jokowi

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi  (KPK) Abraham Samad dinilai merupakan sosok yang bisa menjadi solusi atas kebuntuan calon wakil presiden mendampingi calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo.
Pimpinan komisi anti rasuah ini nantinya dinilai dapat membentuk kabinet antikorupsi. Bahkan, pemerintahan nantinya akan lebih professional dan bersih dari pidana yang merugikan rakyat banyak tersebut.
“Abraham Samad sangat pantas mendampingi Jokowi,” jelas Pengamat Politik Universitas Gajah Mada (UGM), Ari Dwipayana, saat dihubungi, Sabtu (3/5/2014).

Pengamat: Jokowi-JK Bertemu di Bandara Isyaratkan Capres-Cawapres

Direktur Political Institute PolcoMM Institute, Heri Budianto, mengatakan pertemuan Capres PDIP Joko Widodo dengan Jusuf Kalla di Bandara Halim, Jakarta, menyiratkan duet ini semakin menguat.
"Ini pesan politik dapat dimaknai bahwa keduanya akan berpasangan dalam pilpres mendatang," kata Heri Budianto di Jakarta, Sabtu  (3/5/2014).
Menurut Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana tersebut, hal itu bukan tanpa alasan. Sebab bila dicermati dari realitas politik selama dua hari ini, di mana Jokowi menyambangi markas Partai Nasdem dan kemudian sinyal yang diberikan petinggi PDIP dan Nasdem bahwa cawapres bagi Jokowi sudah ada satu nama, itu kuat mengarah pada sosok JK.

Di Hadapan Ibu-ibu Pengajian, Jokowi: Saya Dude Herlino

Ada saja yang keluar dari mulut seorang Joko Widodo. Seolah mencandai raut mukanya yang dianggap sebagian orang sebagai 'wajah ndeso', bakal capres dari PDIP ini mengaku mirip pesinetron Dude Herlino.
Jokowi mengutarakannya dihadapan ratusan kader muslimat NU yang berkumpul di kediaman Ketua Umum Muslimat Nahdatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa, Jl Wonocolo, Jemur Sari, Surabaya, Sabtu (3/5/2014). Sepanjang sore ini Jokowi berada di sana.
"Banyak yang bilang "Jokowi wajahnya ndeso". Saya engga ngerti, padahal wajah seperti ini mirip Dude Herlino lho," ujar Jokowi.

Jokowi Tunjuk Khofifah Jubir Pemenangan Pilpres

Bakal capres dari PDIP Jokowi mengadakan bertandang ke kediaman Ketum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Surabaya. Secara spontan dia menyebut Khofifah sebagai juru bicaranya.
"Akhirnya beliau menyanggupi untuk jadi jubir saya. Paling tidak saya adem dulu," ujar Jokowi di hadapan ratusan kader muslimat NU dikediaman Khofifah, Jl Wonocolo, Jemur Sari, Surabaya, Sabtu (3/5/2014).
Mantan Wali Kota Surakarta mengaku sudah lama mengenal Khofifah dan bebarapa kali menggelar pertemuan. Khofifah juga diminta langsung oleh Jokowi untuk membantu dirinya yang telah medeklarasikan diri menjadi capres.

Di Rumah Khofifah, Jokowi Ungkap PKB Tidak Minta Jatah Menteri

Kedatangan Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) di rumah Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa di Jemursari 24, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur disambut dengan bacaan diba'. Gubernur DKI itu sampai di lokasi.
Jokowi langsung disambut Khofifah di halaman rumahnya. Berbagai tokoh datang, pakar pendidikan, Rektor IAIN Sunan Ampel Krisnayahya, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid dan lain-lain, kemudian dari tokoh PDIP Jawa Timur, Sirmadji, Bambang DH, Indah Kurnia dan sebagainya juga hadir di acara silaturrahmi itu.
"Jokowi-Khofifah," teriak beberapa ibu-ibu Muslimat NU yang turut hadir, saat Jokowi hendak menyampaikan sambutannya, Sabtu (3/5/2014).

Abraham Samad: Jokowi Cocok Jadi Presiden

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad tak sengaja bertemu dengan calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan itu berlangsung di ruang VVIP Bandara Adi Sucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Saya dari UGM (Universitas Gadjah Mada). Ada acara, habis kuliah umum, eh tidak sengaja bertemu Pak Jokowi," kata Abraham kepada wartawan.
Abraham enggan berkomentar terkait wacana dirinya akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Jokowi.

Jokowi Sambangi Rumah Khofifah

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) menyambangi Surabaya setelah berkunjung dari Yogyakarta. Salah satu tujuan Jokowi di Surabaya adalah untuk bersilaturahmi dengan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.
Jokowi sampai di kediaman Khofifah, Jalan Wonocolo, Jemur Sari, Surabaya pukul 14.25 WIB, Sabtu (3/5). Dengan mengenakan kemeja putih, celana panjang bahan warna hitam dan peci hitam.

Jokowi Instruksikan Semua Perusahaan di Jakarta Ikut BPJS

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menginstruksikan pengusaha (selain penyelenggara negara) di lima wilayah DKI Jakarta, termasuk Pulau Seribu, mengikutsertakan perusahaan dan karyawan mereka dalam program jaminan sosial melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Dalam instruksi Gubernur Nomor 30 tahun 2014 ini, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan para pejabat berwenang tidak akan memberikan pelayanan perijinan bagi perusahaan yang tidak terdaftar atau tidak mengikutsertakan karyawannya dalam program jaminan sosial. Hal ini seperti rilis pers yang diterima ANTARA News, Sabtu.
Ia juga menginstruksikan agar Walikota/Camat/Lurah dapat memfasilitasi dan menyediakan tempat bagi BPJS Tenaga Kerja untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ikut serta dalam program jaminan sosial.

Zaki Mubarak Tuduh Jokowi Disponsori Pengusaha, Sehingga Sulit Hapus Outsourcing

Calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi diperkirakan sulit untuk memenuhi tuntutan buruh agar sistem kerja kontrak atau outsourcing dihapuskan. Pasalnya, pencapresan Jokowi didukung modal besar dari kalangan pengusaha.
"Apa mungkin Jokowi melawan para majikan yang memberi support finansial besar ini, termasuk mereka yang menyewakan pesawat untuk kampanye? Bagi dia (Jokowi), dukungan para pemodal ini penting untuk memenangi pilpres," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (3/5).
Jika Jokowi menghapus kebijakan outsourcing maka akan bertentangan dengan kepentingan pengusaha yang menjadi donaturnya.

Ketemu di Bandara Yogyakarta, Abraham Samad Ceramahi Jokowi

Langkah bergegas Joko Widodo bertemu dengan Ketum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa terhenti beberapa menit di ruang tunggu Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Di sana capres dari PDIP ini tak sengaja bertemu dengan Ketua KPK Abraham Samad.
Abraham mengaku kedatangannya ke Yogyakarta untuk memenuhi undangan kuliah umum dari Universitas Gadjah Mada (UGM). "Saya dari UGM, ada acara, habis kuliah umum, eh tidak sengaja bertemu Pak Jokowi," kata Abraham.
Meski, Abraham pernah disebut-sebut sebagai pendamping Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Dia tetap enggan berkomentar soal tawaran sebagai orang nomor dua di Indonesia.

Relawan Jokowi Ancam Somasi Mendikbud

Tim relawan Jokowi for President (JKW4P) meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengklarifikasi "pencatutan" nama Joko Widodo atawa Jokowi dalam soal ujian nasional (UN). Kalau tidak, JKW4P akan mensomasi Mendikbud.
Ketua Tim Media JKW4P Anton D.H. Nugrahanto menuding, Mendikbud bermain sandiwara. Pasalnya, Menteri Nuh tak mau menjelaskan dengan rinci persoalan ini sehingga melahirkan isu soal UN bakal ditarik. Ekornya, secara tidak langsung, kesimpang-siuran ini menjelekkan citra Jokowi sebagai calon presiden.
"Menteri harus mengklarifikasi secara resmi. Kalau tidak, kami para relawan, akan mensomasi, selambat-lambatnya tanggal 5 Mei," kata Anton saat jumpa pers di JKW4P Center, Jalan Cemara, Jakarta, Sabtu, (3/5/2014) siang.

Bertemu Jokowi, Khofifah Bantah Ada Deal Politik

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa membantah ada deal politik antara dirinya dengan calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo yang sore ini akan berkunjung ke rumahnya di Surabaya. Pertemuan tersebut, kata Khofifah, hanyalah silaturahmi biasa.
"Nggak usah berfikir sinyal politik apa. Silaturahim itu kata Nabi akan memperpanjang umur, memperpanjang rezeki. Silaturahim sesuatu yang dianjurkan," kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

Safari Politik, Jokowi Menumpang Pesawat Bos PKB

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo berkunjung ke sejumlah ulama di Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah selama dua hari, Sabtu-Ahad, 3-4 Mei 2014. Bertolak dari Jakarta, Jokowi dan rombongan menggunakan Batik Air, maskapai milik Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Rusdi Kirana.
"Ini tak ada hubungannya dengan koalisi partai," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB, Marwan Ja'far, ketika ditemui di Bandara Adi Sutjipto.

Temui Khofifah di Jatim, Jokowi cari dukungan NU?

Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi), hari ini, Sabtu (3/5), diagendakan bertemu dengan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jawa Timur. Ada sedikit pertanyaan, akankah Gubernur DKI itu akan menggandeng si Bunda Muslimat atau sekadar mencari dukungan?
Nama Jokowi memang belum mengakar di Jawa Timur. Jokowi efek tidak berdampak apa-pun di provinsi paling timur Pulau Jawa ini. Kegagalan PDIP mendominasi suara di provinsi yang mayoritas golongan Nahdliyin pada Pemilu Legislatif, 9 April lalu, menjadi bukti sahih, kalau NU masih berkuasa di Jawa Timur, dengan pembuktian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lah yang menjadi penguasa pada Pileg 2014.

Jokowi Jadi Idola Anak TK di Yogyakarta

Joko Widodo kerap mendatangi situs kebudayaan sejak mendeklarasikan diri sebagai bakal capres dari PDIP di Rumah siPitung 14 Maret lalu. Kali ini Pria dengan panggilan Jokowi mengunjungi museum Ki Hajar Dewantara, Yogyakarta.
Ada yang menggelitik saat Jokowi tiba di lokasi pukul 11.00 WIB, Sabtu (5/3/2014). Kedatangannya disambut kerumunan anak-anak Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar (SD) seusai lomba gerak jalan memperingati hari pendidikan.
Selain menjadi pembicaraan ibu-ibu, Jokowi juga jadi idola anak-anak Yogyakarta.

Meski Tanpa Syarat, Koalisi PDIP-NasDem Saling Menguntungkan

Partai NasDem tidak mengajukan syarat apa pun kepada PDIP untuk berkoalisi mendukung pencapresan Jokowi. Tidak memaksakan gar kadernya menjadi bakal cawapres, tidak pula meminta jatah kursi di dalam kabinet baru kelak.
Koalisi yang sepintas hanya mendatangkan manfaat untuk PDIP bila dinamika politik Indonesia pasca reformasi. Namun di balik tanpa syarat itu sebetulnya Partai NasDem juga mendapatkan manfaat jangka panjang.
"Di dalam hal ini PDIP dengan Nasdem sama-sama menguntungkan," kata pengamat politik CSIS, Philip Vermonthe, di sela diskusi di Rarampa Restaurant, Jl. Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2014).

Diplomasi Bandara Level 2: Bertemu dengan Abraham Samad

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) sekali lagi bertemu dengan salah satu calon wakil presiden yang diduga-duga akan mendampinginya, Abraham Samad. Mereka saling bertemu di ruang tunggu VIP di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, pada pukul 12.10 WIB.
Abraham mengatakan, pertemuan ini sangat tidak diduga-duga. Pasalnya ia baru saja menyelesaikan mengisi kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mata kuliah hukum. Sedangkan Jokowi baru saja mengunjungi museum di kawasan Taman Siswa.

Buya Syafii: Jokowi Perlu Pendamping Berpengalaman

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mempunyai kriteria tersendiri mengenai calon presiden dan calon wakil presiden. Bahwa yang terpenting mereka paham masalah kebangsaan.
"Soal gender, usia, enggak penting," kata Syafii saat menunggu kedatangan calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo di kediamannya di Peruamahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, kabupaten Sleman, Sabtu, 3 Mei 2014.
Persoalan kebangsaan yang dimaksud adalah capres dan cawapres tersebut bisa diajak untuk membangun penuh kedaulatan negara.

Petinggi PKB Kawal Jokowi, Sudah Pasti Gabung Koalisi?

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) datang ke rumah Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Buya Syafii Maarif di Jalan Halmahera D76, Sleman, Yogyakarta.
Jokowi didampingi oleh sejumlah elite dari PDI Perjuangan dan Partai Nasdem, seperti Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Krisdiyanto, Ketua DPP PDIP Idham Samawi dan Politisi Partai Nasdem Effendi Choiri (Gus Choi).
Namun, selain pasangan koalisi itu, hadir juga tokoh lain, seperti Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jakfar dan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Fathan Subchi. Lalu bagaimana bisa ada PKB ikut-ikut dalam safari koalisi ini?

Jokowi Soal Cawapres: Sabar, Sabar, Satu Minggu Lagi Saya Umumin

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Jokowi, akan segera mengumumkan siapa calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam pilpres mendatang. Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat mengunjungi Museum Ki Hajar Dewantoro di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta, Sabtu (3/5/2014).
Jokowi meminta para awak media untuk sabar, karena dalam waktu dekat, dia akan mengumumkan siapa pendampingnya.
"Sabar, sabar, sabar, satu minggu lagi saya umumin," kata Jokowi.

Ditanya Jadi Cawapres Jokowi, Khofifah Tertawa

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (KIP) hanya tersenyum malu ketika ditanya peluangnya mendampingi capres PDI Perjuangan Jokowi.
"Nggak lah, nggak lah. Ini hanya silaturrahim biasa. Saya kenal Pak Jokowi sejak beliau jadi Wali Kota Solo. Saya banyak menjalin komunikasi intensif dengan semua elemen, kebetulan dengan Pak Jokowi sangat intens sebulan terakhir," kata Khofifah di kediamannya Jalan Jemursari Surabaya saat menunggu kedatangan Jokowi, Sabtu (3/5/2014).

Jokowi di Yogya, Abraham Samad Pamit dari UGM

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mendadak berpamitan meninggalkan diskusi bertema "Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia" di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu siang, 3 Mei 2014. Abraham menjadi pembicara dalam diskusi yang digagas Asian Law Students Association (ALSA) UGM.
Abraham tidak menjelaskan hendak ke mana di hadapan mahasiswa peserta diskusi. Ia menyerahkan forum ke Warih Sardono, Kepala Deputi Penindakan KPK, sebelum ke luar ruangan. “Saya ada urusan sebentar. Nanti kembali lagi,” kata Abraham.
Di tempat lain, bersamaan dengan Abraham meninggalkan kampus UGM, Jokowi juga sedang meninggalkan Pendapa Taman Siswa, Yogyakarta. Ia di sana menjadi pembicara untuk diskusi tentang kebangsaan. Ada selentingan kalau Abraham meninggalkan UGM karena hendak bertemu dengan Jokowi. Abraham tampak tergesa menuju mobilnya.
Nama Abraham masuk dalam daftar nama calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi selain Jusuf  Kalla, Mahfud Md., dan Rymizard Ryacudu.

Ihwal Jadi Cawapres Jokowi, Abraham Samad Tersipu

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, bertemu calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi di ruang VIP Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Sabtu, 3 Mei 2014. Abraham mengaku meminta waktu untuk bertemu Jokowi yang sedang berkeliling menemui tokoh-tokoh Islam di Yogyakarta dan Jawa Timur.
Menurut Abraham, dia mendengar kedatangan Jokowi ketika sedang mengajar sebagai dosen tamu di kuliah umum antikorupsi di Universitas Gadjah Mada. Ia pun meminta waktu untuk berjumpa Gubernur DKI Jakarta itu di bandara. "Beliau kan tuan rumah di sini, saya datang menemui," kata Abraham ketika duduk bersanding dengan Jokowi di ruang VIP Bandara Adisutjipto.

20 Ribu Guraklih Dikerahkan untuk Menangkan Jokowi

Jelang pilpres 2014, DPD PDI Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan 20 ribu regu penggerak pemilih (guraklih). Regu ini bertugas untuk mensosialisasikan figur calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat.
"Kita ada 20 ribu guraklih untuk memenangkan pilpres 2014. Mereka bertugas mengenalkan dan mengajak warga Jogjakarta memilih Pak Jokowi," kata Ketua DPD PDIP DIY Idham Samawi kepada wartawan di Sleman, Jogjakarta, Sabtu (3/5/2014).

Jokowi Temui Syafii Maarif, PDIP Bantah 'Goda' Massa PAN

Joko Widodo mendapat dukungan dari sesepuh Muhammadiyah Syafii Maarif sebagai bakal capres PDI Perjuangan. Padahal pada saat yang sama PAN yang punya basis massa Muhammadiyah justru sedang mengusung Hatta Rajasa sebagai bakal capres.
Namun kunjungan Jokowi kepada Syafii Maarif yang merupakan mantan Ketua Muhammadiyah bukan untuk menggoda massa PAN. Di sisi lain Syafii Maarif juga bukan kader PAN sehingga tidak tepat dikait-kaitkan dengan PAN.

Jokowi: Kita Hanya Mengejar Nilai, Lupa Basic Pendidikan yaitu Kejujuran

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sehari berselang, Capres PDIP Jokowi memperingati Hardiknas dengan mengunjungi rumah pertama Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta.
Rumah pertama pahlawan pendidikan itu terletak di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. Kedatangan Jokowi Sabtu (3/5/2014) sekitar pukul 11.00 WIB disambut oleh ratusan siswa SD yang bersekolah tak jauh dari rumah yang telah dijadikan museum itu. Mereka juga tak lupa meminta tanda tangan kepada Jokowi.
Jokowi menilai bahwa pendidikan yang terpenting adalah tentang budi pekerti. Sayangnya pendidikan budi pekerti ini seakan telah dilupakan begitu saja.

Dua Gerobak Lontong Balap dan Soto Sambut Jokowi

Bakal calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) diagendakan bertamu ke rumah Ketua Umum Muslimat Nahdatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansah, Sabtu (3/5/2014) siang.
Dua rombong menu tradisional Jawa Timur, Lontong Balap, dan Soto Ayam disiapkan untuk menyambut rombongan Jokowi. Kedua rombong menu makanan tersebut tepat berada di  gerbang kediaman Khofifah di kawasan Jalan Jemursari 24, Surabaya.

Buya Ingatkan Jokowi tak Terlantarkan Tri Sakti

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Buya Syafii Maarif meminta calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan konsep Tri Sakti Bung Karno. Menurutnya, konsep tersebut harus menjadi dasar bagi Jokowi dalam menentukan arah pembangunan jika terpilih nanti.
"Itu (Tri Sakti) cita-cita kemerdekaan, jangan disia-siakan dan jangan terlantar," pesan pria yang akrab disapa Buya usai bertemu Jokowi di kediamannya di Sleman, Jogjakarta, Sabtu (3/5/2014).
Seperti diketahui, isi dari Tri Sakti adalah bebas dan berdaulat dalam politik, berkepribadian dalam berbudaya dan berdikari dalam ekonomi.