Rabu, 09 April 2014

Jokowi Yes PDIP No', Dilema di Tengah Kemenangan Banteng

Lagu 'Bagimu Negeri' didendangkan di kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2014) sore. Lagu itu adalah lagu kemenangan bagi PDIP yang sukses menjadi rangking 1 di quick count Pemilu 2014.

Akui Kurang Gencar Sosialisasikan Pencapresan Jokowi

Berbagai prediksi yang menempatkan PDI Perjuangan akan memanen suara di pemilu legislatif (pileg) sebagai dampak elektoral Joko Widodo atau yang dikenal dengan istilah Jokowi effect ternyata terbukti meleset. Meski demikian, Wakil Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Jokowi merupakan figur terbaik di partainya untuk diusung sebagai calon presiden (capres).
Menurut Hasto, serangan ke partainya maupun ke Jokowi yang begitu massif dalam dua pekan ini memang berpengaruh signifikan.

Rhoma Irama Effect Lebih Berpengaruh Ketimbang Jokowi

Ada tiga personal effect yang mewarnai pemilu legislatif tahun 2014 kali ini. Efek yang mengejutkan ternyata datang dari raja dangdut Rhoma Irama.
"Ternyata Rhoma Irama lebih berefek daripada Joko Widodo," tegas peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Toto Izul Fatah di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

LSN: 'Jokowi Effect' Hanya Ilusi

Lembaga Survei Nasional menyatakan, keunggulan sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2014, bukan disebabkan "Jokowi Effect".
Sebaliknya, LSN menilai persona Joko Widodo yang sebelumnya digadang-gadang bakal mendongkrak naik perolehan suara PDIP dalam pemilu legislatif justru hanya ilusi.
"Sama sekali tidak ada '(Jokowi) Effect' untuk PDIP," kata Direktur Eksekutif LSN Umar Bakry, Rabu (9/4/2014) malam.

PDIP Kesulitan Dukung Jokowi dengan 19 Persen Suara

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menjadi pemenang Pemilu 2014 dengan perolehan 19 persen suara, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, perolehan suara itu masih kurang untuk memperkuat dukungan parlemen kepada Joko Widodo (Jokowi), seandainya dia menang dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
"PDIP memang berada di posisi pertama.

Jelang Ganti Hari, Megawati Panggil Jokowi

Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Joko Widodo tiba-tiba muncul di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar nomor 27A, Menteng, Jakarta Pusat, jelang pergantian hari tadi. Padahal, sebelumnya pria yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu sudah menggelar pertemuan di tempat yang sama bersama para pentolan PDIP.
Tiba di kediaman Megawati sekitar pukul 23.30, Jokowi langsung bergegas ke dalam. Namun, Gubernur DKI Jakarta itu tak lama berada di dalam. Sebab, kurang dari 10 menit Jokowi sudah keluar lagi.

Banyak Lembaga Survei Lacurkan Diri untuk Jokowi

Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN, Dradjad H Wibowo menyoroti lembaga-lembaga survei yang memublikasikan hasil surveinya menjelang pemilu legislatif (pileg) hanya karena pesanan untuk menggiring opini. Apalagi, hasil prediksi lembaga survei itu ternyata meleset jauh dari penghitungan versi hitung cepat (quick count) dari hasil pileg yang digelar Rabu (9/4/2014).
Dradjad mengatakan, survei internal yang dilakukan partainya dengan tetap memegang kaidah ilmiah dan objektivitas ternyata hasilnya berbeda jauh dengan versi lembaga survei yang marak menjelang pileg.

Jokowi: Platform PDIP dan Golkar Sama

Meski sebelumnya telah ditolak mentah-mentah oleh Golkar, PDIP masih berharap untuk berkoalisi dengan Golkar sebelum Pilpres 2014. Untuk tujuan tersebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah bertemu dengan Aburizal Bakrie membahas persoalan bangsa. Meski begitu, belum ada pembahasan soal koalisi, karena Golkar meminta koalisi hanya di parlemen saja alias setelah Pipres.
"Saya kira platform kita sama. Platform partai kita sama. Sudah bertemu, enggak sekali dua kali. Sudah bertemu.

Kegagalan PDIP Jadi Berita Dunia

Pemilu legislatif di Indonesia yang digelar Rabu (9/4/2014) cukup menarik perhatian media-media besar di dunia, terutama dengan melesatnya perolehan suara penghitungan sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) untuk pemilihan presiden nanti, meskipun PDIP gagal total menembus 20%.
“Penghitungan awal di Indonesia Memenangkan Partai Oposisi Terbesar,” (Early Count in Indonesia Favors Largest Opposition Party), demikian headline di The New York Times.

Sudah Tak Bisa Tembs 20%, PDIP Masih Cari Alasan

Perolehan PDI Perjuangan pada pemilu legislatif (pileg) yang digelar Rabu (9/4), meleset dari target yang ditetapkan. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu berdasaran hitung cepat hanya mendapat suara sekitar 19 persen, sementara target awalnya adalah 27 persen.
Karenanya, Megawati menggelar bersama sejumlah elit PDIP di rumahnya, Jalan Teuku Umar nomor 27A, Menteng, Jakarta Pusat, tadi malam guna melakukan evaluasi atas hasil pileg. Pertemuan itu juga dihadiri calon presiden (capres) dari PDIP, Joko Widodo alias Jokowi.

Golkar Pastikan Koalisi dengan PDIP Hanya Terjadi Setelah Pilpres

Dua calon presiden yang diusung partai papan atas, Joko Widodo (Jokowi) dan Aburizal Bakrie (ARB) mengisyaratkan tidak akan berpasangan di Pemilihan Presiden 2014. Hal ini diungkapkan keduanya saat tampil bersama di stasiun televisi Indosiar, Rabu (9/4/2014)."Kalau saya kayaknya ketuaan kalau jadi wakilnya Pak Jokowi," kata ARB saat menjawab pertanyaan pembawa acara, Tina Talisa, di acara D'Terong Show Indosiar.

Populi Center: Koalisi PDIP Bisa dengan NasDem, Golkar dengan PKS

Lembaga survei Populi Center merilis hasil hitung cepat sementara Pemilihan Legislatif 2014 yang berlangsung hari ini. Dari hasil perhitungan diketahui tidak ada partai yang dominan dalam perolehan suara. Yang akan terjadi selanjutnya adalah politik kontestasi melalui koalisi yang dibangun masing-masing partai.
Nico Harjanto, Ketua Yayasan Populi Center, mengatakan ada tiga tiket atau boarding pass yang dapat dibangun setiap partai untuk mengusung Capres dan Cawapres yang dijagokan, bila melihat dari hasil hitung cepat yang dijajaki pihaknya.
"Pertama, PDIP bermitra koalisi dengan NasDem, ini bisa menghasilkan 25 persen. Mereka sudah mulai ada pendekatan.

Jauh Panggang dari Api, PDIP Bantah Pencapresan Jokowi Gagal

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil unggul dalam Pemilu Legislatif 2014 yang memperoleh suara sekitar 19,5 persen. Hasil tersebut jauh dari target yang diharapkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDI Perjuangan Puan Maharani, sebesar 27,02 persen.
Artinya, efek pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak berjalan mulus. Namun, Puan mengatakan PDIP masih menunggu hasil akhir yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Megawati akan Minta Masukan Soal Pendamping Jokowi

PDI Perjuangan (PDIP) akan meminta masukan kepada beberapa tokoh untuk memutuskan pendamping Jokowi di pilpres nanti.
"Nanti akan masuk waktunya setelah Ibu Mega dengarkan masukan dari tokoh-tokoh, sahabat beliau," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Hasto Kristianto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

Jokowi Sudah Ketemuan dengan ARB dan Prabowo

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, mengaku sempat bertemu dengan beberapa elite partai, salah satunya dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie atau ARB.

Jokowi ingin wagub pendamping Ahok pekerja keras

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mulai bicara soal kriteria pendamping Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Ia berharap, pendamping Ahok adalah orang yang mau kerja keras.
"Yang kerja keras dan berkecepatan tinggi," kata Jokowi di depan rumah dinas gubernur DKI Jakarta, Taman Suropati No. 7, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

Oh Ternyata Jokowi Tak Sekuat SBY pada 2009

Direkur  Lingkaran Survei Indonesia, Denny JA memprediksi persaingan kandidat calon wakil presiden (Cawapres) berbeda jauh dengan saat Pemilu 2009 dan 2014.
Pemilu kali ini, kata Denny, semakin banyak kategori cawapres akan semakin bagus. Sementara Pemilu 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak memerlukan cawapres yang kuat sehingga ia memilih Boediono.
"Jadi Jokowi April 2014 ini tidak sekuat SBY April 2009 lalu. Apa buktinya? April yang dibutuhkan Jokowi mencari pendampingnya adalah yang bisa menambah perolehan suara dan yang bisa mengelola pemerintahan," ujar Denny  di Graha Dua Rajawali, Lingkaran Survei Indonesia, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2014).

Pengusaha Inginkan Duet Jokowi dan Jusuf Kalla

Pengusaha Sofjan Wanandi menginginkan agar Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipasang dengan Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 mendatang. Hal itu dikatakan Sofyan yang ditemui di kantor Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS), Jakarta, Rabu (9/4).
"Kalau kita pengusaha yang bisa membantu banyak, yang sudah pengalaman itu tentu Jusuf Kalla," kata Sofjan yang juga pendiri CSIS.

Jokowi Puji TNI/Polri

Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi merasa yakin partainya memenangi pemilu legislatif kali ini. Meski belum ada hasil final dan proses hitung cepat masih berjalan, Jokowi yakin PDIP bakal muncuk sebagai pemenang.
"Terima kasih kepada rakyat yang pada hari ini telah memberikan kepercayaan mereka kepada PDIP," kata Jokowi di JKW4P media center, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).
Pria yang juga Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, hasil versi quick count itu tetap patut disyukuri. Sebab, PDIP bisa unggul.
"Kita bersyukur, bersyukur, bersyukur, alhamdulilah dan alhamdulilah karena PDIP berada di ranking yang pertama menurut hitung cepat," katanya.

PDIP Jawara di Jabar Bukan Efek Jokowi

Hasil survei internal yang dilakukan PDIP, di Jawa Barat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu memperoleh 23 persen suara. Sedangkan Golkar memperoleh 17 persen suara dan Gerindra 11 persen.
Menurut Ketua DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanudin, kemenangan PDIP di Jabar bukan karena faktor Jokowi. "Faktor Pak Jokowi ada tapi tidak besar. Enggak menyengatlah Jokowi efeknya ini," katanya di sekretariat DPD PDIP Jabar, Rabu (9/4/2014).

Peneliti di Australia Analisa Kebijakan Luar Negeri Jokowi dan Prabowo

Australia mengamati berlangsungnya pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada 2014.  Peneliti dari Universitas Sydney, Elisabeth Kramer, menganalisa kebijakan  luar negeri di Indonesia setelah berlangsungnya pemilu.
Menurut Elisabeth, ada dua kandidat kuat calon Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dia menilai, sangat sulit untuk mengetahui kebijakan luar negeri Jokowi. 

Jokowi Tanggapi "Jokowi Effect"

Perolehan suara PDIP gagal menembus 20 persen dan sangat jauh dari target sebesar 27 persen menurut berbagai hasil hitung cepat. Dampaknya PDIP tak bisa sendiri mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden untuk bertarung dalam Pilpres 9 Juli 2014.
Padahal pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres PDIP semula diharapkan untuk memenuhi target itu. Jokowi yang hadir di salah satu stasiun TV, Rabu (9/4/2014) malam mengungkapkan penyebab PDIP 'gagal' capai target.

Jokowi Tolak Koalisi

Usai melihat hasil hitung cepat Pemilu Legislatif, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) segera menggelar rapat untuk menentukan langkah selanjutnya dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Bakal calon presiden dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak menutup kemungkinan pihaknya untuk melakukan pembicaraan dengan partai lainnya.
Namun, Jokowi menyatakan pembicaraan itu bukan untuk merancang koalisi. "Untuk bangun platform, itu dengan gotong royong sama, bukan koalisi, jatah ada hitungannya. Dalam sistem presidensil gak seperti itu. Kamu gabung hayu, ramai-ramai bangun bangsa dan rakyat, yang dibangun kerjasamanya.

Tepuk Tangan Pecah di Kediaman Megawati

Tepuk tangan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pecah di kediaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Pemandangan itu tampak setelah hasil hitung cepat Jaringan Suara Indonesia yang ditayangkan dikediaman Megawati menampilkan suara PDIP tidak dapat disusul oleh partai lain.
Sekitar pukul 17.41 WIB, Rabu (9/4/2014), JSI menampilkan data partisipasi pemilih 71,51 persen dengan PDIP mendapatkan suara 18,81 persen.

Jokowi: Tidak Hanya di TPS, di Indonesia Kita Menang

PDI Perjuangan yakin akan memenangkan dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014. Oleh karena itu, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan rapat dengan partainya untuk menentukan strategi selanjutnya.
Jokowi mengatakan, setelah berjuang sebagai juru kampanye (jurkam) PDI Perjuangan, kini giliran membahas strategi untuk Pemilihan Umum Presiden (pilpres). Sebab strategi yang akan digunakan akan jauh berbeda dengan sebelumnya.
"Tidak hanya di TPS, di Indonesia kita menang.

PDIP Telena dengan Pesona Jokowi

Center for Strategic and Internasional Studies dan lembaga survei Cyrus Network siang hari ini merilis hasil penghitungan cepat (quick count) pemilihan umum legislatif 2014, di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (9/4). Mereka menyatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai pemenang Pemilihan Umum 2014.
Namun, peneliti CSIS Philips J. Vermonte memberikan analisa singkat terkait fenomena PDIP.

Jokowi Belum Mau Mundur Dari Jabatan Gubernur DKI

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, mengaku belum akan melepas jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta saat Pemilu 2014 ini. Pasalnya, dia menunggu kajian dari pakar hukum terkait Undang-undang tentang Pemilihan Presiden.
"(Status Gubernur-red) Belum, masih dalam kajian hukum. Tanya yang ngaji. Yang mengkaji bukan saya. Ada tim khusus," kata Jokowi kepada wartawan di depan rumah dinasnya, Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

Jokowi Pegang Kuasa untuk Tentukan Cawapresnya

Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ia memiliki kewenangan untuk menentukan siapa tokoh yang akan menjadi calon wakil presidennya. Saat ini, ujar dia, partai masih dalam proses menggodok kriteria yang harus dimiliki cawapres PDIP.
Jokowi menjelaskan, proses memilih cawapres didahului dengan menentukan kriteria-kriteria. Setelah itu, barulah keluar sejumlah nama yang memenuhi persyaratan. Nama-nama itu kemudian dikerucutkan menjadi tiga nama bakal cawapres.
"Terakhir baru diberikan pada capres. Jadi saya yang menentukan," ujar dia dalam konferensi pers di Media Center Jokowi for President, Rabu (9/4/2014).

Mesti Menang Pas-pasan, Puan: "Alhamdulillah"

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan, Puan Maharani terlihat berseri-seri saat menunggui proses hitung cepat (quick count) pemilu legislatif (pileg) di rumah Megawati Soekarnoputri, Kebagusan Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2014) sore. Meski belum ada hasil akhir pileg, namun posisi PDIP yang sementara unggul versi hitung cepat membuat Puan merasa percaya diri.
"Satu atau dua jam akan final di semua provinsi. Saya bisa ucapkan alhamdulillah dari hasil saat ini. Taget kami di atas 20 persen," kata Puan.

Efek Jokowi Tak Kuasa Hadapi Serangan Lawan

Hitung cepat sejumlah lembaga survei di pemilu legislatif menyatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi jawara di 2014. Namun prediksi PDIP menang besar meleset karena partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu hanya memperoleh suara di bawah 20 persen.
Pengamat Politik UI Andrinof Chaniago menilai efek Jokowi yang tak mampu membawa PDIP menang besar karena banyaknya serangan politik ke gubernur DKI Jakarta itu. Karena itu dia melihat wajar jika efek Jokowi tidak berpengaruh di pemilu legislatif.

Jokowi: Terima Kasih Indonesia

Calon presiden PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia, karena telah menggunakan hak pilihnya dalam pemilu legislatif hari ini.
"Terima kasih kepada rakyat, yang pada hari ini telah memberikan kepercayaan mereka kapada PDIP," kata Jokowi saat memantau hitung cepat hasil pemilu legislatif 2014 di Jakarta, Rabu (9/4/2014).

PDIP Unggul, Jokowi: Mesin Politik di Akar Rumput Berjalan

Calon Presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pertarungan di akar rumput untuk menarik simpati pemilih dilakukan dengan cara yang bermacam-macam. Hal tersebutlah yang menyebabkan PDI-P bisa unggul sementara di perhitungan cepat dalam berbagai lembaga survei.
"Bertarung di akar rumput dilakukan dengan cara macam-macam. Mesinnya bergerak semuanya dibawah, hasilnya yang kita lihat sekarang ini," kata Jokowi saat konferensi pers di posko pemenangan JKW4P, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

LSI Prediksi Tiga Pasangan Capres

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi hanya tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden bertarung di pemilihan presiden 9 Juli 2014 nanti.
Denny menyebut, ketiganya adalah Joko Widodo bersama PDI Perjuangan dan koalisinya, Aburizal Bakrie dengan koalisinya serta satu lainnya masih diperebutkan.
"Sisanya diperebutkan. Mungkin Prabowo, Wiranto, pemenang konvensi Partai Demokrat atau koalisi partai islam,” kata Denny kepada wartawan di Kantor LSI, Rawamangun, Rabu (9/4/2014).

Apapun Yang Terjadi, PDIP Tetap Usung Jokowi Capres

PDIP  menegaskan tetap mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden apapun hasil yang didapat pada pemilihan legislatif 2014. Partai berlambang banteng itu tetap optimis mendapat perolehan suara diatas 20 persen.
"Tetap, kan dari yang kita lihat dari berbagai macam analisis sekurang-kurangnya PDIP akan mendapatkan 21 persen, ya itu yang diberikan rakyat dan kami harus bersyukur dengan angka-angka itu," kata Hasto di kediaman Megawati Soekarnoputri, Kebagusan, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

Analis Asing Sebut Popularitas Jokowi Menyamai Obama

Bakal calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo dinilai mempunyai kesamaan dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Pernyataan itu ditulis, Douglas Ramage, analis Bower Group Asia kepada media Amerika Serikat, CNN.
Douglas Ramage, menyebut semakin meningkatnya popularitas Jokowi memiliki kesamaan dengan popularitas Obama pada pemilu 2008.

Reaksi PDIP Ketika Tragis Memble di Bawah 20%

Di berbagai quick count, PDIP yang mengusung Jokowi sebagai capres, perolehan suaranya masih belum tembus 20%. Padahal mereka butuh minimal 25% suara nasional untuk mengusung PDIP. Dengan fakta ini, apa reaksi PDIP?
"Kan belum selesai, masih jauh, suara quick count juga baru 50%," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga kepada detikcom, Rabu (9/4/2014).
Eriko masih optimis PDIP bisa meraih target sebesar 27%. PDIP masih berharap perkembangan perhitungan suara membaik untuk PDIP.
"Ini masih kita cermati," ujarnya.

Hatta Tak Pungkiri Akan Dampingi Jokowi di Pilpres

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa, sudah berkomunikasi intens dengan PDIP. Hatta pun tak memungkiri dirinya akan mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2014.
"Kita masih melihat ke depan, dan membuka semua peluang," kata Hatta di Desa Jejawi, OKI, Lampung, Rabu (9/4/2014).
Hatta menegaskan bahwa sejak awal PAN tidak menutup kemungkinan akan koalisi dengan partai mana pun. Koalisi menurut Hatta, adalah keniscayaan dalam sistem parlemen multi partai seperti ini.
"Kita memikirkan bagaimana ke depan ini untuk menyukseskan apa yang sudah dicapai," ujarnya.

Pemimpin Nonmiliter Belum Cocok Pimpin Indonesia

Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar untuk memilih wakil rakyat Indonesia pada 9 April 2014 ini, banyak wacana masyarakat terhadap sosok pemimpin Tanah Air. Beragam wacana itu merupakan aspirasi masyarakat yang haus akan kesejahteraan dari bangsa Indonesia.
Berbagai Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu banyak mencalonkan calon Presiden dari berbagai elemen. Baik dari kalangan militer, dan masyarakat sipil. Salah satunya adalah Bambang (60) warga Menteng, Jakarta Pusat, itu menuturkan kriteria calon pemimpin yang cocok memimpin Indonesia. Menurutnya, Indonesia masih butuh sosok pemimpin dari kalangan militer.

Terbukti Benar: PDIP Kartu Mati, Sangat Sulit Pilpres Satu Putaran

Pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tidak memberikan banyak efek terhadap perolehan suara partainya di pemilihan legislatif.
Sebelumnya banyak yang menduga dengan pencalonan Jokowi, bisa membuat PDIP bisa menembus raihan 30 persen suara pileg.

Analisis Bower Group Asia Cermati Gerak-gerik Jokowi

Bakal calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Joko Widodo,  dinilai mempunyai kesamaan dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Pernyataan itu ditulis, Douglas Ramage, analis Bower Group Asia kepada media Amerika Serikat, CNN.  Douglas Ramage, menyebut semakin meningkatnya popularitas Jokowi memiliki kesamaan dengan popularitas Obama pada pemilu 2008.

Jalan 'Pak Lurah' Jokowi ke Istana Masih Panjang dan Curam

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) selalu menjuarai survei capres saat ini. Namun hasil survei exit poll menunjukkan perolehan suara PDIP kurang signifikan. Tentu ini belum hasil akhir Pemilu 2014 namun cukup menggambarkan jalan pencapresan Jokowi masih panjang.
Adalah mantan wapres Try Sutrisno yang menyebut Jokowi sebagai 'Pak Lurah'. Hal tersebut disampaikan Try saat bertemu Jokowi di TPS 27 Menteng di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

Iriana, Istri Capres Jokowi yang Makin Eksis

Nama Jokowi (52) semakin santer digaung-gaungkan, apalagi setelah diusung menjadi capres PDIP. Status politik baru itu menyebabkan istri Jokowi, Iriana (50), mau tak mau juga makin eksis. Maklum, jika Jokowi gol sebagai RI-1, maka Iriana adalah Ibu Negara.
Kiprah Iriana mulai disorot saat Jokowi menjadi Gubernur DKI. Iriana saat itu juga dilantik menjadi Ketua PKK DKI. Sebagai istri pejabat, penampilan Iriana tampak bersahaja, seperti halnya penampilan istri Wagub DKI Ahok, Veronica Tan.

Pendamping Jokowi Harus Sesai Dengan Kriteria Mega

Di antara terpidana korupsi dan suap yang ikut mencoblos di TPS 49 Lapas Sukamiskin Bandung, yakni mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Muhammad.
Dalam kesempatan itu, Mochtar pun menyampaikan harapannya ke depan. "Saya berharap bahwa Pemilu kali ini dapat meluruskan konstitusi yang sudah kacau tersebut, kembali kepada UUD 45," pintanya kepada wartawan usai mencoblos, Rabu (9/4/2014).
Dan, menurut dia, pemimpin yang bisa meluruskan konstitusi NKRI amburadul hanya Joko Widodo dari PDI Perjuangan.

Rhoma Irama Belum Berpikir Jadi Cawapres Jokowi

Raja dangdut Rhoma Irama mengaku belum memikirkan kemungkinannya menjadi cawapres dari Jokowi yang diusung PDI Perjuangan.
Rhoma mengatakan baru akan membicarakan hal tersebut setelah melihat perkembangan poltik, yakni setelah diketahuinya hasil pemilu legislatif.

CSIS: Jokowi Effect Memble, PDIP Takmungkin Bisa Tembus 30%

Center for Strategic and Internasional Studies dan lembaga survei Cyrus Network memperkirakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mustahil bisa meraup 30 persen suara pada Pemilu Umum Legislatif 2014 digelar hari ini. Menurut peneliti CSIS, Philip J. Vermonte, dari jajak pendapat pemilih (exit poll), hanya didapat angka 19,26 persen suara.
Philip meyakini, hasil exit poll itu tidak bakal jauh beda dengan hitung cepat. Dia beranggapan pengaruh dari deklarasi pencalonan Joko Widodo menjadi bakal calon presiden tidak berpengaruh banyak.

Ini Kriteria Partai yang Akan Diajak Koalisi oleh PDIP

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, menuturkan partainya akan membicarakan masalah koalisi dengan partai lain setelah hasil perolehan suara Pemilu Legislatif resmi keluar.
"Koalisi semua sudah dibicarakan. Hanya setelah pileg akan lebih intens. Akan lebih banyak ketemu partai yang lain," kata Jokowi di Taman Suropati, Rabu (9/4/2014).

Asal Direstui Prabowo, Ahok Siap Jadi Cawapresnya Jokowi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku siap seandainya dirinya diminta menjadi calon wakil presiden, dipasangkan dengan Calon presiden Joko Widodo.
"Mendampingi Pak Jokowi sebagai cawapres itu mukjizat. Tapi semuanya tergantung Pak Prabowo," kata Ahok ditemui saat memberikan hak suara dalam pemilu legislatif di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 67, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, Rabu (9/4) siang.
Ahok mengatakan, saat ini banyak tokoh yang dekat dengan Jokowi untuk melakukan penjajakan terkait pencalonan presiden Jokowi.

Hercules: Rakyat Pilih Jokowi

Terdakwa kasus dugaan tindak pemerasan Hercules Rozario Marshall mencoblos di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur.
Mengenakan kemeja putih, Hercules menuju bilik suara. "Sudah ada pilihan, sebagai warga negara yang baik, kita punya hak pilih. Partai mana, partai mana yang di pilih, saya sendiri yang tahu," katanya sebelum mencoblos di TPS Lapas Cipinang, Rabu (9/4/2014).

Jokowi Tiba-tiba Pulang ke Solo & Ajak Ibunda Ziarah Makam Bapaknya

Gubernur DKI Jakarta yang juga bakal calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) berziarah ke makam ayahnya, 3 hari menjelang pemilu. Ziarah dilakukan Jokowi bersama ibundanya, Sujiatmi Notomihardjo,di pemakaman kawasan Sumber, atau hanya berjarak ratusan meter dari rumahnya.
"Minggu malam kemarin tiba-tiba pulang dan ngajak nyekar (ziarah), kami hanya berdua," ujar Sujiatmi, saat ditemui wartawan usai mendatangi TPS Tirtoyoso, Manahan, Solo, Rabu (9/4/2014).

Ibunda Jokowi: Semoga Joko Lancar Nyapres

Keluarga Jokowi, ibu dan anaknya, menggunakan hak pilih di Solo. Ibunda Jokowi berharap agar partai yang mendukung anaknya, PDI Perjuangan, memperoleh dukungan di atas 20 persen sehingga rencana pencapresan anak sulungnya lancar dan berlanjut.
Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, menggunakan hak pilihnya TPS 22 Manahan, yang berada di Jalan Ahmad Yani No 331, Tirtoyoso, Manahan, Solo, Rabu (9/4/2014).
Sebelum Sujiatmi datang, terlebih dulu anak perempuan Jokowi, Kahiyang Ayu, tiba di TPS sekitar pukul 10.15 WIB, dengan berjalan kaki.

Para Kandidat Presiden Indonesia di Mata Media Asing

Pemilihan umum yang tengah berlangsung di Indonesia -- negara demokrasi terbesar setelah AS dan India -- juga menjadi sorotan media asing. Kandidat-kandidat yang mengajukan diri sebagai calon presiden juga tak lepas dari sorotan, meski pemilihan presiden masih lama digelarnya.
Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi merupakan salah satu kandidat yang cukup sering disorot oleh media asing. Media AS, CNN menyebut Jokowi sebagai sosok karismatik yang bahkan bisa dibandingkan dengan Barack Obama pada pemilu 2008 lalu.