Minggu, 10 Maret 2013

Ditanya Soal Hercules, Jokowi: Itu Uangnya Siapa, Jatuh Itu

Polisi menahan Hercules dan 45-an anak buahnya. Hercules ditahan dalam kasus penghasutan, melawan petugas yang sah, pengeroyokan, dan pemilikan senjata serta pemerasan. Gubernur Jokowi enggan menanggapinya. Ia justru bercanda untuk mengalihkan pertanyaan wartawan.

"Itu uangnya siapa itu, jatuh itu," ujar Jokowi mencoba mengalihkan perhatian, di Gedung Nusantara IV, MPR RI, Minggu (10/2/2013).

Sontak semua wartawan tertawa karena tertipu oleh DKI-I ini. Usai pengalihan itu, ia masih enggan menanggapi.

"Ini kayak K-Pop aja, ke sini ke sana," ucap Jokowi yang mengenakan kemeja batik, karena wartawan menghalangi jalannya.

Setelah terus ditanya, ia akhirnya memberikan komentar. "Itu urusan Pak Kapolda. Kami di Pemprov hanya membantu dengan taruh Satpol PP di pasar, terminal, KBT, Monas itu," ujarnya.

Saat ditanya apakah pihaknya pernah berkomunikasi dengan Hercules, mengingat Hercules pernah mendukungnya saat kampanye, ia hanya tersenyum.

"Hem hem," ujarnya masih sambil tersenyum. Hercules adalah ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru, ormas yang mendukung ide-ide Gerindra. Gerindra adalah penyokong Ahok, yang berpasangan dengan Jokowi dari PDIP.

Namun pihaknya mendukung pihak kepolisian untuk memberantas premanisme.

"Gimana gitu aja ditanyakan, ya dukung. Nggak akan kami taruh Satpol PP di pasar, KBT, terminal kalo nggak dukung," ujar Jokowi.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Duga Ada Masalah di Jembatan Cilincing

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rencananya akan melakukan tinjauan lapangan terkait lubang sebesar 10 centimeter di tengah-tengah jalan Jembatan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
"Nanti cek lapangan," ujar Jokowi di sela-sela penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Trisakti kepada Ketua MPR RI Taufiq Kiemas di komplek DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2013) siang.
Jokowi sempat melontarkan gurauan atas penyebab rawan ambruknya jembatan yang baru diresmikan pada tahun 2012 lalu itu. Namun, lebih jelas, Jokowi menduga adanya kekeliruan pembangunan.
"Kok tanya saya, tanya yang buat lah. Ha... ha... ha.... Biasanya ada kekeliruan di konstruksi atau perencanaannya tidak diikuti," ujarnya.
Jembatan yang dibangun tahun 2011 tersebut mengalami kerusakan yang cukup memprihatinkan. Sebuah lubang dengan diameter 10 centimeter dengan panjang 4 meter menganga di tengah jembatan. Sedangkan satu lubang lagi dengan diameter 10 centimeter ditemukan tak jauh dari lubang besar pertama.
Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan bagi pengendara jalan yang melintas. Sebab, lubang panjang itu tepat berada di bagian sambungan jembatan. Terlebih kebanyakan yang melintas di jalan penghubung Jalan Raya Marunda dengan Jalan Raya Cakung-Cilincing itu dilalui kendaraan berat.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Ogah Jadi Jurkam Bibit

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya akan menolak tawaran sebagai juru kampanye (jurkam) bagi pasangan calon gubernur Jawa Tengah,  Bibit Waluyo-Sujiono. Alasannya, Bibit tidak lagi diusung oleh PDIP.

Jokowi menegaskan, dukungannya jelas akan diberikan pada calon yang diusung oleh partainya saja.

"Gimana sih begitu aja ditanyakan, kalau diundang itu kan mestinya teman saya, Pak Ganjar," kata Jokowi kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Minggu (10/3).

Meski calon gubernur incumben Bibit Waluyo merupakan mantan atasan dan rekan separtainya, Jokowi tetap tidak bersedia memberikan bantuan. Apalagi, belakangan Bibit dikabarkan sudah tidak diakui lagi sebagai anggota PDIP.

Jokowi sendiri enggan berkomentar mengenai pemecatan Bibit dari partainya. Ia justru mengaku belum tahu soal pemecatan mantan atasannya itu.

"Nggak tahu, nggak tahu," ujar mantan Wali Kota Surakarta itu.

Hubungan Jokowi dan Bibit sempat dikabarkan tidak harmonis. Saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, Jokowi pernah terang-terangan menentang perintah Bibit untuk menggusur sebuah bangunan di wilayahnya. Bibit beraksi keras atas penolakan Jokowi dan menyebutnya sebagai wali kota bodoh.

Dalam pilkada Jawa Tengah tahun ini, pasangan calon gubernur Bibit-Sujiono diusung oleh koalisi Partai Demokrat, PAN, Golkar. Hal ini menyebabkan PDIP merasa dikhianati. Bibit dinilai membangkang terhadap keputusan PDIP yang mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam pilkada Jawa Tengah.

"Pak Bibit melakukan pelanggaran berat aturan partai. Secara otomatis keanggotaannya di PDIP gugur. Tidak perlu kita tarik KTA-nya, tapi yang jelas semua sudah tahu bahwa KTA itu sudah tidak tidak berlaku," ujar Ketua DPP PDIP Puan Maharani, di sela-sela acara Rakerdasus DPD PDIP Jateng di Solo, Sabtu (9/3).


Sumber :
jpnn.com

Jokowi Sinyalir Korban Meninggal akan Lebih Banyak Bila Tak Ada KJS

Sejak peluncuran Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang menggratiskan pasien kelas III, rumah sakit di DKI Jakarta kebanjiran pasien. Bahkan pada Sabtu (9/3) lalu beredar berita seorang siswi SMP meninggal dunia karena ditolak di 4 rumah sakit dengan alasan kamar penuh.

"Nggak usah menutup mata, memang ada fakta realita seperti itu. Kalau nggak ada KJS berapa ribu orang akan jadi seperti itu," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat dimintai komentar soal itu di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Minggu (10/3/2013).

Menurutnya, karena pihaknya sekarang lebih terbuka dan transparan jadi kejadian seperti ini terlihat. Yang penting, kata dia, adalah bagaimana memperbaiki kekurangan tersebut.

"Karena memang sebenarnya di bawah memang betul sudah banyak yang ditahan di rumah nggak berani ke rumah sakit. Sudah ratusan ribu," ungkapnya.

Jokowi menambahkan, nantinya semua rumah sakit akan diajak bekerjasama untuk menerima KJS.

"Tapi nanti, kalau gelombang ini sudah datang, nanti yang ke rumah sakit itu juga akan turun karena sudah tertangani," ucapnya.

RS yang menolak pasien kelas III tanpa alasan terancam mendapat sanksi dari Jokowi. "Nantilah saya sudah punya jurus. Dipaksa, ya diancam," ujar Jokowi.

Ancaman yang dimaksud Jokowi adalah melalui izin. Jika rumah sakit meminta tambahan ruangan, Pemprov DKI Jakarta tidak akan mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

"Kami, pemerintah punya power. Power itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.

Namun demikian Jokowi mengatakan, masyarakat harus membudayakan gaya hidup sehat. Lingkungan yang sehat sangat menunjang kesehatan warga.

"Yang paling penting upaya preventifnya. Olahraga, kampanye," sarannya.

Sumber :
news.detik.com

Jokowi: Enggak usah menutup mata ada banyak pasien ditolak RS

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menambah ruangan kelas III agar kasus seperti Ana Mudrika (14) yang ditolak empat rumah sakit tidak terulang. Jokowi mengakui, persoalan ruangan penuh harus segera diselesaikan.

"Enggak usah menutup mata, memang ada fakta realita seperti itu. Kalau enggak ada KJS berapa ribuan orang yang akan jadi seperti itu, hanya sekarang kami terbuka, jadi semua orang bisa melihat," ujar Jokowi di komplek DPR MPR Senayan, Jakarta, Minggu (10/3).

Ana mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (9/3) pada pukul 09.00 WIB. Ia meninggal karena sakit paru-paru. Namun yang miris adalah, Ana sempat ditolak empat rumah sakit meski memegang Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Menanggapi hal ini, Jokowi ingin segera memperbaiki layanan KJS. Jokowi tak mau menutup-nutupi jika masih belum maksimalnya KJS.

"Begitu ada KJS dibuka, pasien rumah sakit membeludak itu menunjukkan bahwa itu kemarin itu banyak yang ditahan di rumah. Sekarang RS membeludak penuh, ya itu lah problem yang harus kita selesaikan pada tahapan berikutnya, dokter sama medis dan non medis itu problem yang harus diselesaikan dan harus dibenahi," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, akan menambah ruangan rawat inap di rumah sakit setelah ada lonjakan pasien pengguna KJS. Sehingga, nantinya penambahan ruang rawat inap ini mampu menekan angka pasien yang tidak dapat tertangani karena kehabisan ruangan.

"Nanti kan juga sudah ditangani, akan turun karena memang yang ditangani sudah ratusan ribu banyaknya, pokoknya kita tutupilah. Kan kelas dua sudah dipotong 75 persen jadi kelas tiga," jelasnya.

Sumber :
merdeka.com

Ini Jurus Jokowi Atasi Rumah Sakit Bandel

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki jurus jitu untuk mengatasi rumah sakit di DKI Jakarta yang kedapatan menolak pasien, terutama pasien miskin. Jurus itu yakni mencabut izin rumah sakit.

"Saya sudah punya jurus. Ya dipaksa, diancam. Ancamannya kalau izinnya nggak dikeluarin," tegas Jokowi usai menghadiri penganugerahan gelar Doktor Kehormatan pada Taufiq Kiemas di komplek DPR/MPR, Minggu (10/3/2013).

Menurut Jokowi, pihaknya memiliki kekuatan untuk mencabut izin rumah sakit yang bandel tersebut. Namun, Jokowi mengatakan hingga kini, pihaknya belum menemukan rumah sakit yang terbukti menolak pasien atas alasan biaya.

Untuk antisipasi jangka pendek, lanjut Jokowi, pihaknya akan mengefektifkan jaringan antar rumah sakit untuk informasi ketersediaan ruang rawat. Jika sekarang baru terdapat sekitar 60 rumah sakit di Jakarta yang terkoneksi, pihaknya akan menambah rumah sakit lainnya agar tidak ada lagi pasien meninggal akibat tak tertangani.

"Yang paling penting dimulai segera. Kalau ada masalah di lapangan, langsung kita selsaikan. Nah ini akan kita tambah (rumah sakit lain)," ujarnya.

Lebih jauh Jokowi pun mengajak masyarakat Jakarta untuk peduli akan pola hidup yang sehat agar potensi mengalami sakit kecil. Gaya hidup sehat itu, dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup sehari-hari, misalnya penambahan kegiatan olahraga teratur dan makan-makanan mengandung gizi yang cukup.

Sebelumnya diberitakan, seorang pasien remaja atas nama Ana Mudrika (15) meninggal dunia pada Sabtu (9/3/2013) setelah tidak diterima oleh empat rumah sakit di Jakarta Utara untuk dirawat. Ana mengeluh sakit di bagian perut.

Empat RS itu yakni RS Koja, RS Firdaus, RS Pelabuhan, dan RS Mulyasari. Ketiga RS pertama menolak dengan alasan kamar penuh. Sementara, RS Mulyasari menolak karena tidak menerima pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Ini Kata Jokowi tentang Empat Pilar

Gubernur DKI Joko Widodo mengapresiasi gagasan Taufiq Kiemas yang mensosialisasikan empat pilar kebangsaan. Empat pilar itu adalah Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ini sangat penting sekali bagi bangsa," ujar Jokowi usai acara penganugerahan Doctor Honoris Causa dari Universitas Trisakti untuk Taufiq Kiemas di Gedung Nusantara IV MPR RI, Minggu (10/3/2013).

Jokowi mengatakan, gagasan empat pilar ini sangat penting bagi bangsa Indonesia. Nilai- nilai tersebut, menurutnya perlu diterapkan dari bawah. Dari SD, SMP, SMA hingga Universitas.

"Semua perlu nilai itu. Karena sebuah negara kalau nggak punya pegangan gampang kena angin," ujar Jokowi.

Menurutnya, pegangan itu sangat penting agar bangsa Indonesia tidak mudah terkena terjangan. Terjangan yang dimaksud adalah budaya Barat dan ekonomi.

"Ini membangun brand yang baru," katanya.

Sumber :
news.detik.com

Jokowi Komentari Gelar Doktor untuk Taufiq Kiemas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan selamat atas pengukuhan gelar Doktor Kehormatan atau Doctor Honoris Causa yang diberikan Universitas Trisakti kepada Ketua MPR RI Taufiq Kiemas. Menurutnya, gagasan Taufiq patut menjadi pegangan dalam menjalankan pemerintah RI.

"Kami sangat bersyukur hari ini Bapak Taufiq Kiemas diberikan anugerah Doktor Honoris Causa dari Trisakti, kami ucapkan selamat," ujar Jokowi usai hadir dalam acara yang digelar di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Minggu (10/3/2013) siang.

Jokowi turut mengomentari gelar Doktor Kehormatan atas gagasan suami Megawati Soekarnoputri itu tentang empat pilar bangsa dan bernegara, yakni Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, NKRI dan Pancasila. Menurutnya, empat pilar tersebut bisamenjadi pegangan Indonesia.

"Karena semua negara kalau nggak punya pegangan, seperti kita ini, gampang kena angin, terjangn budaya barat, terjangan gelombang ekonomi. Harus punya pegangan," ujarnya.

Bahkan Mantan Wali Kota Surakarta tersebut menegaskan, empat pilar yang digagas salah satu pimpinan partai tempat dirinya bernaung itu adalah sebuah "merek" dari Indonesia.

Acara itu turut dihadiri berbagai tokoh penting lainnya. Antara lain Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden RI Boediono, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Kepala Kepolisian RI Jendral Timur Pradopo dan jajaran anggota DPR/MPR lainnya.

Usai menghadiri acara pengukuhan gelar, Jokowi tampak sowan ke rumah dinas Taufiq Kiemas di Komplek Widya Chandra IV Nomor 16. Informasi yang dihimpun Kompas.com, kedatangan Jokowi ke kediaman Taufik, untuk menghadiri makan siang bersama keluarga besar Soekarnoputri. Namun, acara makan siang itu tertutup bagi media masa sehingga wartawan diperkenankan meliput dari luar kediamannya tersebut.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jurus Jokowi Ajak RS Gabung Jakarta Sehat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan memakai 'jurus' tersendiri untuk mengajak rumah sakit di DKI Jakarta turut bekerja sama untuk program Kartu Jakarta Sehat. "Ya nantilah saya sudah punya jurus, itu dulu di Solo juga sama," kata Jokowi di Gedung Nusantara IV, Komplek DPR, MPR, DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 10 Maret 2013.

Ketika didesak para pewarta tentang jurusnya, Jokowi menjawabnya dengan tegas, "Dipaksa, ya diancam."

Jokowi menjelaskan, jika rumah sakit itu tidak mau kerja sama terkait Kartu Jakarya Sehat, pemerintah tidak akan mengeluarkan perizinan rumah sakit tersebut. "Kalau nambah kamar kan harus ada IMB, ndak akan saya beri kalau enggak mau kerjasama," ujarnya.

Menurut Jokowi, jalan 'mengancam' ini demi kepentingan masyarakat. Dan pemerintah memiliki kekuatan. "Power itu kami gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Meski belum semua rumah sakit di Jakarta bekerja sama dalam program Kartu Jakarta Sehat, Jokowi memilih jalan duluan. "Ngapain nunggu-nunggu lama hanya untuk semua RS bergabung," kata Jokowi. Jika ada masalah selama pelaksanaan, maka akan segera dibenahi.

Jokowi juga sedang mengusahakan agar semua rumah sakit bisa bergabung dengan call center 119. Ini adalah sebuah sistem yang sedang disiapkan pemerintah terkait kemudahan penanganan pasien.  "Agar info-info ke masyarakat semuanya gampang," kata Jokowi.

Sumber :
www.tempo.co

Kriteria Kampung Deret Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membeberkan kriteria daerah yang tepat untuk disentuh program Kampung Deret. Kriteria tersebut nantinya dijadikan landasan pihaknya merencanakan, mengevaluasi dan akhirnya diimplementasikan.

"Pertama kawasan kumuh, kedua lahannya tidak dalam sengketa, pendudukan menyetujui ditata, disiapkan konsolidasi lahannya, baru dikerjakan," ujar Jokowi di sela-sela jalan santai di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (10/3/2013).

Di sisi lain, pihaknya akan mempersiapkan sistem pengerjaan Kampung Deret tersebut. Antara lain dengan membuat Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari perangkat Kecamatan, Kelurahan, hingga RT dan RW demi mendukung program itu. Nantinya mulai dari sosialisasi hingga pembayaran akan dikerjakan oleh Kelompok Kerja tersebut.

Mantan Wali Kota Surakarta itu menegaskan, pihaknya akan terus berupaya melakukan fungsi kontrol secara terus menerus, terutama terkait alokasi anggarannya.

Hal itu, lanjut Jokowi, dilakukan agar anggaran sekitar Rp 40 miliar yang dialokasikan untuk penataan kampung tepat sasaran dan berguna bagi warga miskin. "Kita buka semuanya. Apa sih yg blm kita buka, gaji saya sudah dibuka, honor saya buka, tunjangan saya buka, operasional saya buka, anggaran buka kan, anggaran semua bisa dilihat secara detail seperti apa," kata Jokowi.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan 95 RW di Jakarta yang akan dijadikan Kampung Susun Deret. Hal ini digunakan untuk mempercepat penataan kampung kumuh. Program Kampung Deret Susun ini akan menjadi program unggulan Pemprov DKI di tahun 2013.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Hadiri Pengukuhan Doktor Kehormatan Taufiq Kiemas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hadir dalam pengukuhan gelar doktor kehormatan (honoris causa) Universitas Trisakti kepada Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas, Minggu (10/3/2013) siang. Pantauan Kompas.com, Jokowi datang sekitar pukul 10.00 WIB bersama rombongan stafnya.
Dengan mengenakan kemeja batik warna cokelat bernuansa bunga serta celana hitam, Jokowi langsung disambut oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Putut Eko Bayuseno. Sebelum memasuki tempat acara di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, mantan Wali Kota Surakarta itu tampak berbincang dengan Kapolda Metro Jaya.
Meski agenda Jokowi diketahui telah dimulai sejak pukul 07.00 WIB dengan berolahraga, Jokowi tampak bugar. Sesekali, perbincangan tersebut diselingi dengan senyum dan tawa di antara kedua tokoh penting tersebut. Acara itu turut dihadiri berbagai tokoh penting lain, di antaranya, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden RI 2004-2009 M Jusuf Kalla, Kepala Kepolisian RI Jendral Timur Pradopo dan jajaran anggota DPR/MPR lainnya. Adapun Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dijawalkan ikut hadir pukul 11.00 WIB.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Remaja Meninggal Karena Ditolak RS, Ini Kata Jokowi...

Seorang pasien atas nama Ana Mudrika (15), warga Jakarta Utara, harus meregang nyawa pada Sabtu (9/3/2013) lalu setelah tak diterima oleh empat rumah sakit di DKI Jakarta. Lalu, apa komentar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo?
"Begitu KJS dibuka, pasien RS membludak. Itu menunjukkan bahwa kemarin banyak yang ditahan di rumah. Sekarang RS penuh, itu yang harus kita selesaikan," ujar Jokowi di sela-sela jalan santai di Bundaran HI, Minggu (10/3/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta tersebut mengakui rumah sakit di Jakarta memang belum siap untuk menampung pasien, terutama dalam jumlah besar. Selain fasilitas berupa ruang rawat, hal yang juga turut jadi kendala yakni tenaga medis. "Nambah ruang lah. Kita harap, dengan lonjakan seperti ini nanti juga akan turun. Karena kan sudah ribuan. Pokoknya kita tutupi," lanjutnya.
Jokowi menegaskan, pihaknya tak main-main dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga Jakarta. Oleh sebab itu, ia mengatakan, jika ada rumah sakit yang menolak pasien KJS, pihaknya akan memberiksan sanksi khusus.
Sebelumnya diberitakan, seorang pasien remaja atas nama Ana Mudrika (15) meninggal dunia pada Sabtu (9/3/2013) setelah tidak diterima oleh empat rumah sakit di Jakarta Utara untuk dirawat.
Ana mengeluh sakit di bagian perut. Empat RS itu yakni RS Koja, RS Firdaus, RS Pelabuhan, dan RS Mulyasari. Ketiga RS pertama menolak dengan alasan kamar penuh. Sementara itu, RS Mulyasari menolak karena tidak menerima pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS).


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Minggu pagi, Jokowi jalan santai dan sarapan gorengan di HI

Gubernur Joko Widodo (Jokowi) selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di akhir pekan. Bagi Jokowi, menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Apalagi setiap harinya selama sepekan penuh, segudang agenda dan undangan kerja selalu menantinya.

Pagi ini, Minggu (10/3), Jokowi melakukan jalan santai bersama yang diikuti 20 ribu peserta. Kegiatan itu sudah dimulai sejak pukul 07.00 WIB tadi, dan start dimulai Monas, lalu berputar ke Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi ke Monas.

Pantauan merdeka.com, Jokowi menggunakan baju berwarna putih kerah merah dan celana bahan berwarna hitam, dan sepatu kets berwarna hitam. Mantan wali kota Solo itu tampak berbaur dengan para peserta gerak jalan. Kadang, Jokowi juga bercanda dengan para peserta gerak jalan. Jokowi merasa badannya lebih segar.

"Capek bagaimana, biasa saya juga jalan begini," kata Jokowi di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (10/3).

Sesampainya di HI, Jokowi memilih istirahat sambil sarapan di tepi kolam Bundaran HI. Sarapan pagi yang dia pilih berupa gorengan.

"Ya pagi makan seadanya, Ga tahu tahu-tahu sudah sampai dalam," ujar Jokowi di Bundaran HI, Minggu (10/3).

Seperti biasa, kehadiran Jokowi menyita perhatian warga. Dia pun dengan senang hati meladeni warga yang minta berfoto bersama.

Dia hadapan warga, Jokowi berpesan dengan jalan sehat maka tubuh lebih segar dan tidak mudah terserang penyakit.

"Kalau setiap Minggu warga Jakarta melakukan gerak jalan seperti ini, maka warga akan sehat, kota sehat dan rumah Sakit akan sepi, itu yang kita harapkan," imbau Jokowi sambil tersenyum.

Usai bersantai dan menikmati udara segar di sekitar HI, Jokowi memilih kembali ke rumah dinasnya di Jl Taman Suropati, Menteng Jakarta Pusat. Tapi, Jokowi tak lagi berjalan kaki ke rumahnya melainkan sudah dijemput sopirnya.

"Loh pak, kok nggak jalan kaki lagi ke rumah?" tanya wartawan.

"Kalian saja yang gantian lari, tadi kan saya sudah," kata Jokowi dari dalam mobil Land Cruiser-nya sembari tertawa.
Sedangkan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), hari ini memilih beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.


Sumber :
merdeka.com