Sabtu, 12 April 2014

Jokowi Disarankan Gandeng Cawapres yang Lebih Muda

Nama Jusuf Kalla (71) disorongkan oleh NasDem sebagai kandidat cawapres bagi capres PDIP Joko Widodo alias Jokowi (52). Namun Jokowi disarankan mencari cawapres lebih muda.
Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro mengatakan usia Jusuf Kalla yang lebih tua hampir dua puluh tahun dari Jokowi bisa jadi hambatan jika duet Jokowi-JK memimpin pemerintahan. Siti mengatakan ada faktor senioritas yang bisa menghambat Jokowi menjalankan pemerintahan dengan leluasa.

Projo Ingin Cawapres Jokowi Tak Berafiliasi ke Cikeas

Partai NasDem siang tadi telah secara resmi mendukung Pencapresan Jokowi pada Pemilu 2014. Joko  Widodo (Jokowi) pun menjadi satu-satunya calon presiden yang sudah memenuhi syarat pencapresan dengan suara PDI Perjuangan (20 persen), ditambah suara Partai NasDem (6 persen).
Jokowi saat ini tinggal hanya mencari Cawapres yang akan mendampinginya. Isu yang berkembang Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa akan mendampinginya.

Jokowi Ikut Bernyanyi Saat Lagu Bob Marley Dibawakan di Taman Suropati

Taman Suropati mendadak ramai saat Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) ikut bergabung dengan live music yang tengah berlangsung di sana. Tak hanya duduk, Capres dari PDIP itu juga ikut bernyanyi saat lagu Bob Marley didendangkan.
Jokowi berjalan kaki dari rumah dinasnya menuju Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014) sekitar pukul 22.35 WIB. Jokowi nampak begitu menikmati saat band Suropati Art membawakan lagu Bob Marley berjudul Three Little Bird.
Ia nampak ikut bernyanyi dengan sesekali mengangguk-anggukan kepala. Setelah lagu selesai dibawakan, Jokowi tak lupa memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.
Jokowi sempat menyebutkan beberapa grub band favoritnya semasa masih muda.

PDIP Harus Berkoalisi Dengan Empat Partai Oposisi

Kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 berdasarkan hasil hitung cepat, menjadikan partai bergambar banteng tersebut sebagai salah satu pimpinan koalisi.
Pengamat politik dari Indobarometer M. Qodari mengatakan bahwa setidaknya PDIP kini harus berkoalisi dengan empat partai yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Golkar.

Koalisi Prabowo-Parpol Islam Diprediksi Bisa Tekan Jokowi Effect

Popularitas Jokowi diyakini masih kuat untuk mendongkrak suara dalam pilpres nanti. Di antara dua capres lainnya, Prabowo dinilai yang paling berpeluang untuk mengimbangi Jokowi di pilpres.
Penilaian itu dilihat dari hasil penghitungan cepat (quick count) pemilihan legislatif lalu, suara Gerindra terkerek signifikan karena pengaruh popularitas Prabowo. Bahkan Prabowo berpeluang dapat mengalahkan Jokowi jika mendapat formula koalisi yang tepat.

Malam Mingguan di Taman Suropati, Jokowi Titip Pesan ke Anak Muda

Seakan tak kenal kata lelah, selesai 'bersafari' politik Capres PDIP Joko Widodo justru malam mingguan bersama musisi jalanan di Taman Suropati. Ia pun menyampaikan beberapa pesan kepada para anak muda di sana.
"Saya titip pesan, Taman Suropati ini tempat interaksi, silahkan saling sapa, saling senyum, tapi jangan mabuk. Silakan ruang ini dipakai sebagai ruang anak muda," ujar Jokowi yang masih mengenakan kemeja putih andalannya, di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014) malam.

Jokowi Bantah Insiden Pengusiran oleh Puan

Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi membantah kabar bahwa dirinya diusir oleh Puan Maharani dari pertemuan untuk evaluasi hasil pemilu legislatif (pileg) di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4) petang lalu. Alasannya, pertemuan itu tidak dihadiri Puan yang dikenal sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP.
Bantahan Jokowi itu disampaikan melalui tim kampanye PDIP, Eva Kusuma Sundari. Menurut Eva, dirinya langsung menghubungi Jokowi begitu membaca pemberitaan di sebuah media berbahasa Inggris terbitan Jakarta yang memberitakan insiden pengusiran dan perseteruan antara Puan dengan pengendali Situation Room PDIP, Prananda Prabowo.

Tegaskan Putra-Putri Megawati Satu Suara soal Jokowi

PDI Perjuangan (PDIP) gerah lantaran diberitakan tengah dilanda perpecahan internal pasca-keluarnya hasil pemilu legislatif (pileg) yang menempatkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu gagal mencapai target 27 persen suara meski sudah memutuskan untuk mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden. Pemberitaan yang muncul menyebut terjadi gesekan di antara putra-putri Megawati, yakni Prananda Prabowo dan Puan Maharani saat evaluasi atas hasil pileg.

Soal Cawapres Jokowi dari PKB, Muhaimin: Masih Berproses

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya tertawa lebar ketika ditanya kesediaannya menjadi bakal cawapres Jokowi di Pilpres 2014.
Sebelumnya, Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengklaim pihak pengurus daerah partainya telah meminta Muhaimin agar menjadi cawapres Jokowi.
Menjawab itu, Muhaimin mengaku bahwa usulan demikian sah-sah saja. Tapi dia menolak untuk menjawabnya.
"Kita lihat perkembangan dulu," kata Muhaimin di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Ganti Suasana, Jokowi Malam Mingguan di Taman Suropati Nikmati Musik

Calon presiden (capres) yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) dari pagi hingga malam hari ini berkeliling melakukan komunikasi politik dengan parpol lain. Hanya sekitar tiga jam di rumah, Jokowi kembali keluar rumah untuk menikmati suasana malam Minggu.
Jokowi pulang dari 'safari' politiknya ke rumah Dinas Gubernur DKI, Jalan Taman Suropati no 7, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 19.30 WIB, Sabtu (12/4/2014). Lalu sekitar pukul 22.35 WIB, Jokowi secara tiba-tiba keluar rumah dan berjalan kaki menuju Taman Suropati yang hanya berjarak beberapa meter, sambil ditemani dua orang pengawal.
Kehadiran Jokowi sontak menarik perhatian warga yang tengah berkumpul di Taman Suropati.

3 Hal yang akan Mengganjal Duet Jokowi-JK

Politikus Senior Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Kesepuluh, Jusuf Kalla ramai disebut-sebut akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi) yang sudah resmi diusung sebagai calon presiden oleh PDI Perjuangan.
Namun, duet Jokowi-JK ini diprediksi bakal sulit terwujud. Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargen mengatakan ada tiga hal yang bisa mengganjal Jokowi-JK sehingga sulit dipasangkan.
"Saya melihat ada tiga hal mengapa jangan JK yang harus dipasangan dengan Jokowi," kata Boni saat dihubungi JPNN, Sabtu (12/4/2014) malam.

Polri Selidiki Akun yang Mengadu Domba Prabowo dan Jokowi

Kapolri Jenderal Sutarman mengaku belum mengetahui beredarnya akun di twitter yang seolah-olah menjadi milik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang isinya cenderung mengadu domba.
Yakni mendukung Jokowi yang maju sebagai calon presiden (capres) dari PDI-P, namun sekaligus menghina Prabowo Subianto yang menjadi capres dari Gerindra. "Terima kasih (info) masukannya," kata Sutarman saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (12/4/2014) saat diberitahu soal beredarnya akun tersebut.

Jokowi: Koalisi PDIP-PKB Akan Diputuskan Segera

Calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan soal kesepakatan koalisi antara partainya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan diputuskan dalam waktu secepatnya. Meski Jokowi sudah tak malu-malu menyatakan kedua parpol sudah memiliki visi dan kebersamaan yang erat.
Hal tersebut diungkap Jokowi saat memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua DPP PKB, Muhaimin Iskandar, di kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh No 09, Jakarta Pusat pada Sabtu, 12 April 2014.

Cak Imin: Jokowi Boleh Pilih Saya, Mahfud & Rhoma

Capres PDIP Jokowi hari ini sibuk melakukan silaturahmi politik. Setelah mendatangi Partai NasDem dan Partai Golkar, Jokowi juga akan mendatangi kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengakui jika Jokowi akan bertemu dengannya. Namun pria yang juga menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengaku belum mengetahui, apakah kedatangan tersebut terkait ajakan berkoalisi.
"Enggak tahu, rencananya begitu tapi masih tunggu konfirmasi. Semuanya hari ini masih cair, saling komunikasi saja," katanya, Sabtu (12/4/2014).

Teten: Jokowi Diberi Megawati Kewenangan Penuh Tentukan Koalisi

Sejak pencoblosan Pileg 9 April lalu, calon presiden yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) selau 'bergerilya' menjalin komunikasi politik ke parpol lain. Tim sukses Jokowi, Teten Masduki mengatakan, hal itu dilakukan karena Jokowi diberikan kewenangan penuh oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menjalin komunikasi politik dengan partai lain.
"Pak Jokowi diberi kewenangan penuh komunikasi dengan semua parpol. Mengambil peran sebagai pemimpin dengan semua elemen parpol.

Koalisi Partai Islam Sudah Kantongi Capres Alternatif Non Jokowi, Prabowo dan Ical

Partai politik (Parpol) berbasis Islam benar-benar serius untuk melakukan koalisi. Bahkan elit partainya tengah menggodok kemungkinan menyodorkan seorang calon presiden (Capres) alternatif diluar kandidat capres yang saat ini beredar seperti Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie alias Ical.
"Yang jelas kami sudah punya nama, kriterianya orang muda usia 40 sampai 60 tahun," kata Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

PAN Tangkap Sinyal Spesial dari Kunjungan Puan

Partai Amanat Nasional (PAN) kian percaya diri dalam menjalin koalisi untuk pemilu presiden (pilpres) nanti setelah menunjukkan lonjakan suara signifikan pada pemilu legislatif (pileg) Rabu (9/4/2014) lalu. Bahkan, partai pimpinan Hatta Rajasa itu menangkap sinyal positif dari PDI Perjuangan yang telah mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden.
Menurut Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H Wibowo, sebenarnya partainya bersikap terbuka dengan partai politik manapun. Hanya saja, kayanya, Hatta memang punya kedekatan dengan Megawati Soekarnoputri maupun petinggi PDIP lainnya.

Ketua PKB: Jokowi Ingin Cak Imin Masuk Dalam Bursa Cawapres

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menawarkan beberapa nama calon wakil presiden kepada PDI Perjuangan guna mendampingi capres Joko Widodo alias Jokowi. Namun, PDI-P meminta agar Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin turut menjadi salah satu nama yang akan didiskusikan antara PDIP dengan PKB.
"Teman-teman koalisi sudah kami tawarkan beberapa nama. Tapi mereka minta satu nama baru yaitu Cak Imin, ketua umum untuk diajukan sebagai calon wakil presiden. Terhadap permintaan itu, kami sedang lakukan exercise," ujar Ketua DPP PKB Helmy Faishal Zaini usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014).

Asal PDIP Mengalah Bisa Terwujud Duet Projo

Peluang koalisi antara Partai Gerindra dan PDIP dinilai masih terbuka meski kedua partai politik itu sama-sama sudah punya calon presiden. Koalisi bisa terjadi asalkan salah satu pihak bersedia mengalah untuk mendapat jatah calon wakil presiden.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menilai kedua partai politik (parpol) hanya melihat dari satu sisi. Agung menilai Prabowo merasa sebagai rising star karena suara Gerindra meroket meski tak mencukupi untuk mengusung pasangan capres tanpa koalisi.
Sedangkan Jokowi diuntungkan posisi PDIP yang menjadi jawara pemilu legislatif meski elektabilitasnya kian surut.

Jokowi Bertanya: Yang Masak Ini Bu Muhaimin ya Pak?

Dalam kunjungan bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada suatu hal yang istimewa.
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar menghidangkan sajian spesial nasi kebuli kepada Jokowi dan petinggi PDI-P lainnya.
Kader PDI-P yang turut hadir seperti Wasekjen Hasto Kristianto dan aktivis anti korupsi Teten Masduki. Pertemuan tertutup antara kader PKB serta PDI-P itu berlangsung selama kurang lebih 90 menit.

Nikmatnya Nasi Kebuli

Bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo melakukan safari politiknya ke markas DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di sana dia disambut Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Jokowi, sapaan akrabnya, mengaku puas atas suguhan nasi kebuli khas Timur Tengah dari Cak Imin. Usai menyantap, orang nomor satu DKI Jakarta itu menyatakan makanan itu mampu menggoyang lidahnya.
"Tadi setelah sholat magrib lanjut makan nasi kebuli. Daging kambingnya enak banget dan kenyang," kata Jokowi di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Ical Pecundangi Jokowi

Jika sebelumnya Partai Nasdem memastikan akan mendukung penuh calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Joko Widodo, Ketua Umum yang juga calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie juga mengaku sudah melakukan pendekatan kepada beberapa partai politik untuk mendukung langkahnya maju sebagai presiden RI.
"Secara terbuka saya sudah sampaikan kepada Jokowi bahwa Partai Golkar sudah berbicara dengan beberapa partai," kata Ical sapaanya, saat menggelar jumpa pers usai pertemuannya dengan Jokowi di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (12/4/2014).

PDIP: Selain Cawapres, Figur Menhan dan Panglima TNI pun Penting

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah bekerja keras mencari figur calon wakil presiden (cawapres) yang pas untuk dipasangkan dengan Joko Widodo (Jokowi). Sejumlah petinggi partai politik (parpol) lainnya dikabarkan tengah merapat ke partai berlambang banteng ini guna melamar posisi tersebut.
Terlepas dari itu, anggota DPR asal Fraksi PDIP, Helmy Fauzi menegaskan bahwa siapapun cawapresnya, yang penting adalah siapa yang bakal duduk di kabinet mendatang. 

Diselingi Nasi Kebuli, Jokowi-Muhaimin Awali Kesepakatan Koalisi

Pertemuan antara calon presiden dari PDIP, Joko Widodo dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Sabtu (12/4), sore di belum secara resmi memutuskan kedua partai peserta pemilu legislatif itu bakal berkoalisi untuk pemilu presiden (pilpres) Juli nanti. Meski demikian, kedua partai dari pertemuan di DPP PKB itu sudah menghasilkan kesepakatan awal untuk berkoalisi.

JK Dilarang Pakai Atribut Golkar

Wakil Ketua Umum Cicip Sutardjo mempersilahkan kepada mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) jika ingin menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo atau Jokowi.
Namun jika hal itu terjadi, maka JK tidak diperkenankan menggunakan atau membawa nama Partai Golkar. "Silahkan, yang pasti jangan bawa atribut Golkar," ujar Cicip, Sabtu (12/4/2014).

Jokowi - Muhaimin Belum Sepakati Nama Cawapres

Pertemuan calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, di Kantor PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014) belum menghasilkan kesepakatan mengenai nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi.
Muhaimin mengatakan bahwa kerjasama PDIP dan PKB ini baru tahap awal. Kedua pihak akan terus mematangkan dalam pembicaraan lebih konkrit termasuk mencari cawapres yang tepat untuk Jokowi.

Genggam Tangan Jokowi, Muhaimin Bicara Duet Ini Cocok

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, pada Sabtu, 12 April 2014 sekitar pukul 17.30 WIB, tiba di kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa di jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Begitu tiba di markas PKB, Jokowi langsung disambut Sekjen DPP PKB, Imam Nachrowi.
Kehadiran Jokowi di markas PKB diduga untuk berdiskusi soal kemungkinan PDIP berkoalisi dengan partai yang dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

ARB: Golkar Persilahkan JK Berpasangan dengan Jokowi

Partai Golkar (PG) mempersilahkan salah satu kadernya yaitu Jusuf Kalla (JK) untuk maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi calon presiden (Capres) dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi).
Namun, JK harus mematuhi aturan PG yaitu jika maju dari partai lain, maka tidak akan didukung PG. JK juga diminta untuk tidak memakai infrastuktur ataupun atribut PG jika maju dari partai lain.

Surya Paloh Jenius

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dinilai jenius menyusul munculnya kesepakatan antara PDI Perjuangan dan Partai NasDem untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden diapresiasi.
"Harus kita akui ini merupakan langkah jenius dari ketua umum partai NasDem, Surya Paloh," kata Board of Advisor CSIS, Jeffrie Geovanie, Sabtu(12/4/2014).
Bergabungnya kedua partai politik tersebut dinilai Jeffrie sangat strategis bagi kedua partai, karena PDIP akan memiliki tiket pencapresan yang utuh karena sudah ada dukungan dari partai NasDem.

PDIP tak Pernah Harapkan Jokowi Effect

PDI Perjuangan masih berharap dalam waktu tersisa menuju pemilihan presiden, perolehan suaranya di pemilihan legislatif menembus 20 persen.
"Kami mensyukuri hal ini dengan segala keterbatasan sepuluh tahun belakangan ini berada di luar pemerintahan," kata Wakil Sekjen DPP PDIP, Eriko Sotarduga, dalam diskusi "Tiki Taka Koalisi" di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/4).
Menurut dia, PDIP sangat senang karena perolehan 14 juta suara pada pemilu 2009 bisa melonjak sekitar 22 juta suara pada pemilu 2014.

Jokowi Tiba di DPP PKB

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) Sabtu (12/4/2014) menyambangi DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jalan Raden Saleh Nomor 9, Jakarta Pusat.
Jokowi tiba di kantor DPP PKB pada pukul 17.30 WIB. Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini didampingi oleh Wasekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto.
Tidak hanya itu, Jokowi juga didampingi oleh aktivis antikorupsi Teten Masduki dan tim pemenangan JKW4P, Andi Widjajanto. Keempatnya disambut oleh Sekjen DPP PKB, Imam Nachrawi yang mengenakan kemeja hijau.

Dengan NasDem Bukan Serangan Udara Semata, dengan PKB Tunggu di DPP PKB

Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan koalisi dengan Partai Nasdem tidak semata karena keuntungan dari kekuatan media yang dimiliki Surya Paloh. Menurutnya, koalisi dengan Nasdem karena kesamaan visi untuk menguatkan sistem presidensial pada pemerintahan ke depan.
"Urusannya tidak seringan itu. Kita ini urusannya tidak hanya serangan udara, tadi kan sudah disampaikan Bang Surya ada serangan laut, serangan darat juga," kata Jokowi di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

PDIP Bantah Puan Usir Jokowi dari Rumah Megawati

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari membantah pemberitaan yang menyebut Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengusir bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo dari rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat setelah Pileg selesai digelar.
"Pemberitaan Jakarta Post hari ini (12/4/2014) yang menyatakan bahwa pada tanggal (9/4/2014) pak Jokowi diusir PM (Puan Maharani) amat menyesatkan dan tidak benar adanya," Ujar Eva saat dikonfirmasi, Sabtu (12/4/2014).

PDIP Bantah Puan Usir Jokowi dari Rumah Megawati

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari membantah pemberitaan yang menyebut Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengusir bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo dari rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat setelah Pileg selesai digelar.
"Pemberitaan Jakarta Post hari ini (12/4/2014) yang menyatakan bahwa pada tanggal (9/4/2014) pak Jokowi diusir PM (Puan Maharani) amat menyesatkan dan tidak benar adanya," Ujar Eva saat dikonfirmasi, Sabtu (12/4/2014).

Salendro: Ical Bilang Jokowi Berniat Dijadikan JK Cawapres

Calon Presiden Partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie (ARB), menyebut partainya tidak akan mempermasalahkan apabila Jusuf Kalla atau biasa disapa JK digandeng oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menjadi calon wakil presiden.
ARB mengatakan, calon presiden dari PDIP, Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi, pun sudah menyampaikan tentang niat itu kepada dirinya.
"Pak JK mau jadi cawapres beliau, Pak Jokowi sudah sampaikan itu kepada saya," kata ARB usai melakukan pertemuan dengan Jokowi di Kantor DPP Golkar, Sabtu, 12 April 2014.

Salah Pilih Capres Jadi Bumerang Bagi Jokowi

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan apabila duet Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) dipaksakan dalam Pilpres akan muncul "matahari kembar" atau dualisme kepemimpinan.
"Kalau (dengan) JK, kelemahannya akan muncul matahari kembar. Karena itu bisa jadi ditekankan benar oleh PDIP dan Jokowi, bahwa JK tak boleh membuat keputusan. Itu caranya bila JK jadi cawapres Jokowi," ujar Arbi Sanit di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Resmi Didukung NasDem, Jokowi Sekarang Punya Media

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengatakan, akan memanfaatkan jaringannya untuk mensukseskan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDIP. Termasuk mengerahkan kekuatan media yang dimiliki oleh Surya Paloh.
"Tentu harapan kami memperkuat staregi, goal lebih besar harus digunakan sepenuhnya, apa yang dimiliki networking yang ada harus di gunakan," kata Surya usai menggelar pertemuan denga Jokowi di DPP NasDem Gondangdia Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014).

Ini Alasan Kenapa Jokowi Gerak Cepat

Capres PDIP Jokowi mengebut melakukan safari politik pada hari ini. Dia menyambangi beberapa ketua umum partai. Jokowi membantah dia mengebut karena takut kecolongan dengan partai lain. Dia beralasan karena pihaknya butuh kepastian.
"Ini memang kita ini ingin cepat biar ada sebuah kepastian. Kamu ya? Ya. Kamu tidak? Tidak. Kayak gitu loh. Kerja memang harus cepat seperti ini," kata Jokowi di rumah makan sate kambing di Mangga Besar, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Jokowi memang satu-satunya Capres yang bergerak kesana dan kesini melakukan pertemuan dengan sejumlah partai poltik. Jokowi mencari teman koalisi.

Akbar: Tentu Aneh Bila Ical Jadi Cawapres Jokowi

Golkar diperkirakan tidak akan bisa mencalonkan sendiri capresnya karena belum memenuhi kuota suara. Untuk itu, Golkar perlu berkoalisi dengan parpol lain. Lantas maukah Golkar berkoalisi dengan PDIP dan menjadikan Ical Cawapres?
"Tentu menjadi aneh kalau dia tiba-tiba mau cawapres. Tentunya akan ada implikasi-implikasi ke dalam internal partai," jelas politisi senior Golkar, Akbar Tanjung di Q-Smoke House, Jl Suryo, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Jokowi: Kerja Sama ini Bukan untuk Kampanye di Metro TV

Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dari PDIP, mengatakan bahwa kerja sama dengan Partai NasDem bukan karena dia dapat berkampanye di TV. Hal ini karena Pemilik Metro TV, Surya Paloh adalah Ketua Umum Partai NasDm.
"Itu hanya hal-hal kecil, kita bertemu tidak untuk hal-hal kecil, tetapi persoalan yang lebih besar," ujar Jokowi di Kantor Nasdem, Sabtu (12/4/2014).

Tarif Pembukaan PKB, Cak Imin Cawapres Jokowi

Keberhasilan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menaikkan suara PKB pada Pemilu Legislatif 2014 lalu membuat posisi tawar PKB meningkat. Tak ayal, Cak Imin pun mulai disodorkan untuk posisi Cawapres pendamping Jokowi.
Wakil Sekjen DPP PKB Lukmanul Khakim menegaskan, banyak dukungan dari bawah, baik dari kader PKB maupun kalangan NU yang mendukung Cak Imin sebagai Cawapres Jokowi. "Banyak usulan yang masuk mengajukan Cak Imin sebagai Cawapres," tegasnya di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Paloh: Dari Gelas ke Bibir Banyak yang Terjadi

Partai NasDem sudah resmi mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014. Namun, partai besutan Surya Paloh itu tak memersoalkan bila Jokowi maupun PDI Perjuangan menyambangi partai lain.
Sebab, usai pertemuan Jokowi - Surya di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014).

Jokowi: Setelah Pilpres, PDIP-Golkar Akan Ketemu untuk Kerjasama di DPR

Capres PDIP Jokowi dan Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical tak mencapai kata sepakat dalam koalisi Pilpres. Namun menurut Jokowi, nanti setelah Pilpres akan dilakukan pertemuan kembali. Untuk apa?
"Hanya nanti kedepan setelah Pilpres kita akan ketemu lagi untuk kerjasama parlemennya," terang Jokowi di markas Golkar di Jl Anggrek Nely, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Jadi, untuk Pilpres Golkar dan PDIP akan bersaing merebut suara rakyat. Golkar dengan Ical dan PDIP dengan Jokowi.

Ical Puji Jokowi Sebagai Capres Sopan

Ketua Umum Partai Golkar yang juga Calon Presiden Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical tampaknya menolak usulan sebagian kader Golkar agar diplot jadi calon wakil Presiden (cawapres) dari capres Jokowi.  "Saya ketuaan (jadi Cawapres Jokowi)," kata Ical di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (12/4/2014).
Ical tetap bertahan untuk jadi capres dari Golkar. Jika Jokowi mau jadi cawapres, maka Ical mengaku siap.

Jokowi: Sikap ARB Sudah Jelas, PDIP dan Golkar Punya Calon Sendiri

Capres PDIP Jokowi menyambangi Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang kini tenar dengan panggilan ARB. Pembicaraan soal koalisi di Pilpres tak mencapai kata sepakat. Golkar dan PDIP punya calon masing-masing.
"Terima kasih Pak ARB, nantinya PDIP punya calon sendiri, Jokowi, Golkar punya calon sendiri," terang Jokowi di markas Golkar di Jl Anggrek Nely, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
ARB yang juga kerap disapa Ical memang sudah menyampaikan bahwa dalam pembicaraan tak ada kesepakatan.

Ical Hanya Hargai Jokowi Sebagai Cawapres Saja

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) bersiap menerima kedatangan capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) untuk membicarakan koalisi di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
Namun, sebelum Jokowi tiba, Ical nampaknya tidak mau menurunkan standar menjadi cawapres, setelah perolehan suara partainya hanya berada di urutan kedua.
"Ya kalau Pak Jokowi jadi wakil, saya siap," kata Ical di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (12/4/2014).

Jokowi Temui Ical

Calon Presiden (Capres) PDIP, Joko Widodo hari ini mendatangi Kantor DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat untuk menemui Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang juga diusung sebagai capres.
Namun belum diketahui perihal kedatangan mantan Walikota Solo yang akrab disapa Jokowi itu untuk membicarakan apa menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini.

Jokowi Hargai Kebesaran Surya Paloh Yang Tidak Mengedepankan Posisi Wapres

Tanda-tanda PDIP bakal berkoalisi dengan Partai NasDem makin jelas. Usai bertemu Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Sabtu (12/4) di Kantor DPP Nasdem, di Jakarta, Joko Widodo menyatakan kedua partai punya pandangan yang sama terkait model pemerintahan ke depan.
"Bahwa pertemuan kami tadi yang paling substansi adalah memang ingin kita membalikkan lagi roh presidensial yang kuat dalam pemerintahan ke depan," kata Jokowi.

Puja Puji Jokowi untuk Surya Paloh Setelah Sepakat Jalin Koalisi

Capres PDIP Jokowi menyambut baik dukungan Ketum NasDem Surya Paloh terhadap pencapresannya. Pujian dilontarkan Jokowi ke Surya Paloh.
"Beliau berdua, Ibu Mega dan Bang SP betul-betul punya kebesaran jiwa dan kenegarawanan, saya menghargai itu," kata Jokowi kepada wartawan di markas NasDem di Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014).
Jokowi juga mengatakan kesepakatan koalisi dengan NasDem karena pemikiran yang sama untuk membangun sistem presidensial yang kuat. Baik PDIP dan NasDem, kata Jokowi, sepakat untuk menghindari politik transaksional.

Suryo Paloh Tolak Anggapan Pertemuan dengan Jokowi Bagi-bagi Jabatan

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pertemuan antara Partai Nasdem dengan PDI-P tidak membahas mengenai pembagian jabatan menteri atau lainnya. Pertemuan itu hanya berbicara bagaimana menegakan konsep kebangsaan.
"Tidak ada pembicaraan mengenai menteri atau jabatan tertentu, memang pembicaraan yang kita lakukan lebih kepada persoalan bagaimana menegakan presidensialisme," kata Surya Paloh di Kantor Nasdem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).