Minggu, 04 Mei 2014

Jokowi Punya 'Feeling' Menang Pilpres 2014

Bakal Capres PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) yakin bakal menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hal itu disampaikan saat berorasi dalam Rapat DPD PDIP Jawa Tengah di Jalan Brigjend Soediarto, Kota Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 20.00 WIB.
"Feeling saya, kita punya presiden dari PDI Perjuangan," ujarnya dalam pidato yang dihadiri pengurus DPD serta gubernur dan wakil gubernur Jateng, serta wali kota dan bupati se-Jawa Tengah.
Usai memberikan pidato politiknya sebagai capres selama 25 menit, Jokowi langsung berpamitan untuk melanjutkan kembali kegiatan silaturahminya ke KH Dimyati Rois yang juga merupakan tokoh NU di Kendal, Jawa Tengah.

Ari Dwipayana: PDIP Salah Pilih Cawapres, Partai Pendukung Hengkang

Koalisi antar partai jelang pemilihan presiden Juli mendatang masih terus digoreng. Berbagai manuver terus dilakukan, termasuk menimbang siapa yang cocok mendampingi para calon presiden.
Joko Widodo misalnya. Capres dari PDI Perjuangan ini harus memilih Cawapres yang pas dan membuat partai-partai pendukungnya sreg. Jika tidak, bisa jadi partai-partai lain hengkang dari berkoalisi dengan PDIP.
"Permasalahannya PDIP menentukan cawapres. Konstelasi partai-partai di dalamnya bisa saja lari ke poros lain. Karena mungkin saja cawapres tidak sesuai, partai yang lain mulai menarik diri," kata Pengamat Politik Universitas Gajah Mada, Ari Dwipayana, kepada VIVAnews, Minggu (4/5/2014).

Duet Jokowi-Mahfud juga Bisa Kalahkan Prabowo

Selain dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla, hasil survei Saifulmujani Research & Consulting yang dilansir Ahad, 4 Mei 2014, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, bisa mengungguli calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, jika berpasangan dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md.
"Baik Mahfud maupun JK sama-sama memberi efek positif mengalahkan Prabowo Subianto," kata Sirojudin Abbas, peneliti dari Saifulmujani, saat memaparkan hasil surveinya di Sari Pan Pacific Hotel, Jalan Thamrin, Minggu (4/5/2014).

Cawapres Pilihan Jokowi Sudah Disetujui Mega

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo mengatakan telah memiliki kandidat calon wakil presiden yang akan mendampinginya nanti. Nama calon itu, kata dia, sudah disampaikan ke Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. "Bu Mega juga sudah setuju," kata Jokowi setelah memberi sambutan di Panti Marhaen, Semarang, Minggu (4/5/2014).
Ketika ditanya apakah pasangannya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md atau mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi menolak menyebutnya. Dia meminta masyarakat menunggu. "Saya akan mengumumkannya di tanggal yang baik pada pekan depan," ujarnya.

Jokowi Mengaku Terhormat Diterima Kiai Sepuh NU

Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) merasa terhormat diterima dengan baik oleh sejumlah Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama dalam kunjungannya ke sejumlah pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Jokowi menyatakan hal itu dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang,  Rembang, Ahad, 4 Mei 2014. Di pesantren ini Jokowi diterima Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan KH.Maimoen Zubair.
Banyak wejangan dan nasihat yang diberikan Kiai sepuh ini, sebagai bekal jika ia terpilih menjadi Presiden nanti. "Banyak sekali  wejangan yang diberikan beliau, kepada saya," kata Jokowi.

"EP For Jokowi" Ingin Satukan Pendukung

Komunitas pengusaha dan profesional pendukung Joko Widodo, Entrepreneur and Professional for Jokowi (EP for Jokowi) berharap kelompok dan komunitas pendukung capres PDIP itu bisa bersatu untuk memenangkan gubernur DKI Jakarta tersebut menjadi presiden.
"Kami sangat bangga melihat banyak komunitas yang muncul untuk mendukung Pak Joko Widodo menjadi orang nomor satu di negeri ini. Jadi, kami melihat secara visi sudah ada kesamaan," kata Koordinator EP for Jokowi Hasnil Fajri melalui siaran pers diterima di Jakarta, Minggu (4/5/2014).
Hasnil mengatakan bila komunitas itu bersatu dan bertemu, ia yakin dukungan kepada Jokowi semakin bulat.

Jawa Tengah Jadi Tumpuan Partai Ini di Pilpres

Calon Presiden Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) berseloroh menyiapkan taktik  serangan udara dan darat menghadapi Pemilihan Presiden (pilpres) 9 Mei mendatang.
Kesiapan tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi di depan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Kepala Daerah dari PDIP se-Jateng dan DPC PDIP Jateng, di Gedung Panti Marhein Semarang, Minggu malam 4 Mei 2014.
Menyebut serangan udara, Jokowi secara gamblang mengaku, bahwa PDIP sudah berkoalisi dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang secara fisik mampu mendongkrak popularitasnya melalui udara atau media televisi.

Dukung Jokowi karena tak Berhubungan Orde Baru

Aktivis 1998 punya kriteria dalam memilih calon preiden pada 9 Juli 2014 mendatang. Sebagai pelaku sejarah dalam keruntuhan era orde baru, para aktivis ini tentunya menolak calon pemimpin yang sebelumnya pernah berhubungan dengan kekuasaan Soeharto.
Salah seorang aktivis 1998, Komeng lantas memilah tiga orang kandidat yang muncul sebagai menjadi capres. Masing-masing adalah Aburizal Bakrie (Ical), Prabowo Subianto dan Jokowi.
“Ya, kita pastinya dari 3 kandidat yang sudah pasti jadi presiden, secara tidak langsung mendukung Jokowi. Karena dia tidak ada kaitannya dengan tragedi 1998,” ujar Komeng kepada wartawan di Bumbu Desa, Minggu (4/5/2014).

Kerabat Mbah Moen Sebut Kehadiran Jokowi cuma Sebagai Tamu

Kerabat pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jateng dan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimoen Zubair, KH Abdurrouf Maimoen Zubair memastikan kehadiran bakal calon presiden (capres) PDIP Joko Widodo (Jokowi) hanya sebagai tamu.
"Agar tidak menimbulkan salah sangka dan praduga yang dapat menimbulkan gejolak terhadap masyarakat muslim di seluruh Indonesia, terlebih dalam tubuh PPP, saya atas nama keluarga KH Maimoen Zubair menegaskan kedatangan Bapak Jokowi di kediaman KH Maimoen Zubair hanya sebatas silaturahim," tegas Abdurrouf dalam keterangan yang dipampang di laman http://ppalanwar.com, Minggu (4/5/2014).

Pemilu » Pemilu PKB Pastikan segera Resmikan Dukung Jokowi

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far memastikan dalam waktu dekat segera diresmikan koalisi antara PKB dan PDIP untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) dalam mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Tunggu saja, setelah 9 Mei 2014 akan diresmikan koalisinya dengan PDIP," ujarnya di kediaman pengasuh Ponpes Girikesumo Kiai Munif Zuhri seusai menerima kunjungan Jokowi di Demak, Minggu (4/5/2014).
Menurut dia, kehadiran sejumlah petinggi partai, seperti dirinya dan Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding serta Wakil Sekretaris Jenderal PKB Fathan Subchi di rumah Kiai Munif saat menerima kunjungan Jokowi tentunya bisa diartikan sebagai bentuk koalisi.

PDIP Masih Komunikasi dengan Demokrat

PDI Perjuangan membuka peluang bagi cawapres yang layak dan pantas mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Salah satunya adalah Dahlan Iskan yang berdasarkan sejumlah survei menduduki posisi teratas di antara para peserta konvensi capres dari Partai Demokrat.
"Pak Dahlan termasuk dicalonkan sebagai capres, kita bisa berbicara kemungkinan-kemungkinan dengan Partai Demokrat. Saat ini kan kita komunikasi dengan banyak pihak, termasuk Demokrat," ujar Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Pedagang Pasar Senen Blok VI Tagih Janji Jokowi

Sejumput persoalan masih membebani pikiran dan perasaan para pedagang Pasar Senen Blok VI. Itu karena pembangunan gedung pasar yang dijanjikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak kunjung terealisasi. Mereka pun menagih janji Jokowi karena gedung pasar yang ada saat ini sejatinya sudah tidak layak lagi untuk ditempati.
"Gubernur menjanjikan gedung pasar yang layak serta kios gratis kepada semua pedagang blok VI. Kami setuju dengan kios gratis walau gratisnya seperti apa juga tidak jelas," kata salah seorang pedagang bernama Aritonang kepada wartawan di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Mbah Moen Siap Anggap Jokowi Jadi Bapak Negara

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar,  Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair, menerima kehadiran bakal calon dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Tokoh ulama yang kerap disapa Mbah Moen itu, mengakui keberhasilan Jokowi dan PDIP meraih mayoritas suara di Jawa Tengah dalam Pemilu 9 April.
"Saya anggap, siapapun yang nanti memimpin negara ini, sebagai bapak negara, termasuk Pak Jokowi. Apalagi Pak Jokowi adalah kader PDIP yang menang di Jawa Tengah," jelasnya seusai menerima rombongan Jokowi di kediamannya di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014).

Jokowi Dapat Perlakuan Istimewa dari Sesepuh PPP

Seusai mengunjungi Pondok Pesantren Giri Kusumo, Demak, bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, bertolak ke pesantren pimpinan KH Maimoen Zubair di Rembang, Jawa Tengah. Kiai yang akrab disapa Mbah Moen ini merupakan Ketua Dewan Majelis Syariah DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pantauan Metrotvnews.com, Jokowi disambut iring-iringan marching band yang dimainkan oleh para santri Pesantren Al-Anwar. Tiba di depan pintu rumah Mbah Moen, Jokowi langsung cipika-cipiki dengan kiai sesepuh NU tersebut.
Mbah Moen lalu mempersilakan Jokowi masuk ‎ke rumahnya. Suguhan makanan pun sudah siap, di antaranya, satai, rawon dan es kelapa muda. Jokowi dengan lahap menyantapnya.

Jokowi-Akbar Raih Skor Tertinggi

Panel ahli yang diselenggarakan Freedom Foundation untuk simulasi pasangan capres-cawapres, menempatkan duet Jokowi-Akbar Tanjung meraih skor tertinggi 196, disusul duet Jokowi-JK dengan skor 166.
Dalam skoring panel ahli ini, duet Prabowo-Akbar juga meraih 166, diikuti duet Jokowi-Ryamizard 130,5.  Untuk Prabowo-Hatta 144,5, Pramono Edhie-Machfud MD 94, dan ARB-Pramono, 60.
Direktur Freedom Foundation, Mohammad Nabil memaparkan hasil panel ahli tersebut dalam diskusi di Hotel Atlet Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Zainal Bintang Akui PDIP Sangat Perkasa

Politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang menyatakan bahwa PDIP Perjuangan merupakan partai yang mujur.
Meski perolehan suara hasil pemilihan legislatif belum memenuhi syarat pencapresan, namun sudah ada Partai NasDem yang cepat  menyatakan bergabung. Menurutnya, ini menjadi modal bagi PDIP mengajukan calon presiden sekaligus calon wakil presiden.
"PDIP memang termasuk partai yang mujur. Meski hasil pileg tidak memenuhi (syarat pencapresan), tapi langsung ada NasDem yang menyatakan berkoalisi," kata Zainal Bintang dalam diskusi bertajuk "Peta Analisis Terkait Kemungkinan Arah Koalisi" yang digelar Emrus Corner di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Meski Sangat Sulit, PDIP Berharap Menang Pilpres 1 Putaran

PDI Perjuangan optimistis capresnya Joko Widodo akan memenangi Pilpres satu putaran. Untuk menghadapi Pilpres, Jokowi akan lebih sering melakukan kunjungan ke daerah.
"Kita masih optimis. Saya kira seluruh capres menginginkan 1 putaran," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di Bandara Ahmad Yani Semarang, Minggu (4/5/2014).
Agar bisa menang 1 putaran, PDIP saat ini fokus menyiapkan sosialisasi Jokowi. PDIP juga tak mau kecolongan dengan serangan dari calon presiden parpol lain.
"Sepanjang itu perlu kita kontrol ya kita kontrol. Ada tim kampanye ada tim media sosmed, debat, semua ada," imbuhnya.

Mbak Mun Minta Jokowi Sinergikan Nasionalis-Islam

Joko Widodo (Jokowi) hari ini mendatangi KH Maimun Zubair atau akrab disapa Mbah Mun di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang. Banyak hal yang disampaikan Mbah Mun kepada capres PDIP itu.
"Secara khusus Kyai Haji Muamin Zubair mengingatkan jika Allah SWT menghendaki beliau memimpin republik ini, nasionalisme dan Islam harus bersinergi dengan baik," kata Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, usai pertemuan di Ponpes Al-Anwar, Rembang, Jawa Timur, Minggu (4/5/2014).
Basarah menjelaskan, Mbah Mun juga mengingatkan Jokowi tentang peran Nahdatul Ulama dalam mendirikan bangsa Indonesia. Serta bersama-sama dengan pendiri bangsa yang lain termasuk Soekarno untuk pertama kalinya mendirikan negara kesatuan RI.

Elektabilitas Jokowi Anjlok, PDIP Berkilah Politik Santun

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis sebuah survei yang menyatakan tren elektabilitas capres PDIP Jokowi mengalami penurunan fluktuatif dalam 5 bulan terakhir. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo Subianto meningkat sejak Pileg 9 April lalu.
Wasekjen PDIP Hasto Kristianto mengatakan hal itu karena PDIP melakukan strategi politik santun.
"Trennya menurun karena strategi yang kami terapkan politik santun, kami tidak kenal strategi menyerang. Rakyat memerlukan figur handal untuk menjadi defender yang bagus," tutur Wasekjen PDIP Hasto Kristianto dalam rilis survei SMRC dengan tema 'Koalisi Untuk Calon Presiden: Elite vs Massa Pemilih Partai' di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).

Jokowi Presiden, Ganjar Menteri, Warga Karanganyar Gigit Jari

Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengungkapkan keresahan warganya jika Jokowi jadi presiden. Menurut Juliyatmono, warganya tak rela Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ditarik Jokowi untuk menduduki jabatan menteri.
Juliyatmono menuturkan, alasan ketakutan warganya jika Ganjar menjabat menteri di kabinet Jokowi, karena pembangunan yang dirintis Ganjar bakal terhenti.
"Saya dan warga saya tidak rela jika Pak Gubernur kami yang ganteng ini dijadikan sebagai menteri. Pembangunan Jateng belum selesai pak. Kalau pak Ganjar nanti jadi menteri bagaimana nasib warga kami?" ungkap Juliyatmono disambut tepuk tangan ratusan petani yang hadir.

SMRC: Pilpres 2 Putaran, Prabowo Akan Libas Jokowi

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi Pilpres 2014 nanti akan berlangsung dua putaran. Hal ini terlihat dari hasil survei lembaga itu, bahwa tak ada yang menang mutlak dari tiga pasang atau empat pasang calon presiden yang ada.
Peneliti Senior SMRC Sirajuddin Abbas menjelaskan, siapapun wakilnya untuk pasangan tiga poros yakni Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi) atau Aburizal Bakrie (Ical), pilpres akan tetap berjalan dua putaran. Apalagi, dalam hasil survei terbaru SMRC, tak ada calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen.
"Bila pemilihan presiden diadakan waktu survei dilakukan dan bila ada tiga calon presiden atau lebih, kemungkinan akan terjadi dua putaran," kata Abbas saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Capres Jokowi Mengerucut ke Dua Nama

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan  Hasto Kristiyanto mengatakan partainya telah melakukan pengkajian terhadap calon pendamping Joko Widodo. Pengkajian mengerucut pada dua orang  sosok calon wakil presiden.
"Pertama sosok yang mampu menjadikan hukum sebagai panglima. Ada beberapa nama sosok sepeti ini diantaranya Mahfud MD," katanya di Jakarta, Minggu 4 Maret 2014.

Sate, Rawon, dan Es Kelapa Muda untuk Jokowi

Seusai mengunjungi Pondok Pesantren Giri Kusumo, Demak, calon presiden PDIP Joko Widodo bertolak ke pesantren pimpinan KH Maimoen Zubair yang juga Ketua Dewan Majelis Syariah DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Mengenakan kemeja putih dan sepatu kets favoritnya, Jokowi disambut iring-iringan musik marching band yang dimainkan oleh para santri putra Pesantren Al-Anwar. Tiba di depan pintu rumah Mbah Moen, sapaan Kiai Maimoen, Jokowi langsung cipika-cipiki dengan kiai sepuh NU tersebut.

Hanya pemilih Gerindra, PKS dan Hanura pilih Prabowo

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terkait dukungan kepada capres menurut pemilih partai. Dalam hasil survei, pemilih Prabowo Subianto hanya diminati oleh konstituen Gerindra, PKS dan Hanura.
Peneliti senior SMRC Sirajuddin Abbas menjelaskan, Prabowo hanya dapat merebut hati konstituen dari luar partainya yakni PKS dan Hanura. Sebanyak 45 persen massa PKS pilih Prabowo ketimbang Jokowi. Sedangkan pemilih Hanura, 50 persen pilih Prabowo dan hanya 36 persen pilih Jokowi.
Sementara itu, konstituen Partai NasDem memberikan 64 persen suara kepada Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi).

SMRC: Elektabilitas Jokowi Roboh, Prabowo Top Banget, Ical Memble

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengamati elektabilitas dua kandidat kuat capres Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Dalam hasil temuannya, Jokowi terus merosot lima bulan terakhir, sementara Prabowo terus naik jelang pilpres.
Peneliti Senior SMRC Sirajuddin Abbas mengatakan, apabila koalisi nanti dibangun hanya berdasarkan tiga poros, PDIP, Golkar dan Gerindra, maka kandidat yang bersaing kompetitif hanya Prabowo dan Jokowi. Menurut dia, perolehan suara Capres Golkar Aburizal Bakrie tidak pernah di atas perolehan partai yakni 15 persen.

Kurtubi: Jokowi Urus Saja Gas, Tak Usah Cabut Subsidi BBM

Pengamat Perminyakan, Kurtubi mengkritik rencana kebijakan Calon Presiden jagoan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo. Jokowi sapaan akrabnya menyebut jika menjadi presiden dia akan menghapus subsidi BBM dalam waktu 4 tahun.
Menurut Kurtubi, penghapusan subsidi BBM hanya akan membawa sengsara untuk masyarakat. Angka kemiskinan akan naik, daya beli masyarakat menurun serta harga barang dan jasa akan naik. Dia menyarankan agar Jokowi fokus mengurus gas. Gas bisa menjadi energi alternatif pengganti BBM.

SMRC: Jokowi-Mahfud 47,6% dan Prabowo-Hatta 27,4%

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terkait pasangan capres dan cawapres di pilpres Juli nanti. Hasilnya, jika Jokowi berpasangan dengan Mahfud MD maka bisa mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta dengan selisih 20 persen lebih.
SMRC mencoba memasangkan nama-nama capres dan cawapres yang sudah mengemuka di media massa. Termasuk tiga kandidat cawapres Jokowi yakni, Mahfud MD, JK atau Ryamizard Ryacudu. Untuk Prabowo Subianto, dipasangkan oleh Hatta Rajasa dan Ahmad Heryawan. Sementara, Aburizal Bakrie (Ical) dipasangkan dengan Wiranto.

Akun Siluman Pendukung Jokowi Menebar Fitnah

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, kembali berkomentar mengenai akun-akun siluman di media sosial pendukung capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo.
Fadli menilai akun-akun di media sosial yang menyebut gerakan relawan Jokowi merupakan akun pasukan nasi bungkus dimana setiap satu orang bisa mempunyai ratusan akun yang berkomentar mendukung Jokowi atau menyerang mereka yang mengkritik Jokowi.

Siapapun Cawapres Jokowi, Pilpres Dipastikan 2 Putaran

Siapapun pasangan cawapres Jokowi, Pilpres 2014 diyakini bakal berjalan dua putaran. Nama-nama seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla (JK), Ryamizard Ryacudu yang digadang-gadang layak mendampingi Jokowi, diperkirakan tidak akan cukup membuat poros PDI Perjuangan (PDI-P) menang telak.
Hal itu diungkapkan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas, dalam rilis hasil survei nasional yang diadakan pihaknya bertema "Koalisi Capres Berbasis Pemilih Partai" di Jakarta, Minggu (4/5). "Jadi tidak dapat satu putaran," katanya.SMRC mengadakan survei dengan menggunakan populasi survei pemilih pemula ke atas dengan jumlah sampel 2040 namun yang valid untuk dianalisis 2015. Jumlah margin eror sebesar 2,2%.
Responden yang terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara untuk satu desa atau kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden.
Dalam simulasinya, terdapat tiga pasangan yang bakal bertarung pada pilpres yakni Jokowi-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan Aburizal Bakrie (ARB)-Wiranto.
Menurutnya, jika pilpres diadakan sekarang, pasangan Jokowi-Mahfud akan unggul mencapai 47,6%, Prabowo-Hatta 27,4%, ARB-Wiranto 12,2%, dan sebanyak 12,9% menjawab belum tahu.
Situasi juga tidak jauh berubah jika Jokowi berpasangan dengan JK hanya meraih 46,1%. Sedangkan dengan Ryamizard suara yang diraih hanya mencapai 41,8%.
"Meskipun Jokowi menang mayoritas, tidak bisa dua putaran berdasarkan survei saat ini," katanya.
Mahfud MD Menguntungkan
Dengan demikian, diantara nama-nama yang dianggap layak maju sebagai wapres untuk Jokowi, ujarnya, hanya dengan Mahfud MD yang bersangkutan meraih elektabilitas yang tinggi mengalahkan pasangan Prabowo.
"Kalau wakil Jokowi adalah Mahfud MD, selisih angka dengan Prabowo membesar secara signifikan. Prabowo melemah dengan kata lain Mahfud punya efek positif dan signifikan mengalahkan Prabowo. Jika wakilnya JK efeknya kurang signifikan, selisihnya sedikit membesar," jelasnya.
Situasi sebaliknya terjadi bagi Prabowo, jika peluang Jokowi tetap tinggi kendati dipasangkan dengan sosok-sosok tersebut, sedangkan dengan siapapun mantan Danjen Kopassus itu berpasangan, semisal dengan Ketum PAN Hatta Rajasa, atau Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) hasilnya tidak mampu mengalahkan Jokowi.
"Aher tidak banyak membantu Prabowo mengalahkan Jokowi. Efek Aher dan Hatta bagi Prabowo kurang lebih sama," katanya.  [beritasatu]

Dahlan, JK dan Mahfud Adalah Kunci Kemenangan Jokowi

Pasca-pemilihan legislatif, elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) kian turun. Karenanya, faktor figur yang akan mendampingi Jokowi di pemilu presiden (pilpres) Juli nanti akan sangat berpengaruh pada kemenangan capres yang diusung PDI Perjuangan itu.
Hal itu merupakan kesimpulan sirvei terakhir yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama 20-24 April lalu terhadap 2040 responden pemilik hak pilih di pemilu. Dalam hasil survei terakhir SMRC, kalaupun pilpres digelar hari ini dengan tiga pasan capres maka yang terjadi adalah dua putaran.
“Yang akan ke putaran kedua pada September nanti adalah Jokowi versus Prabowo,” kata Sirodjuddin Abbas, peneliti senior SMRC saat paparan hasil survei bertema “Koalisi Untuk Calon Presiden: Elite Vs Massa Pemilih Partai” di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Sesepuh PPP Dikunjungi Jokowi, Romy Tegakan Belum Koalisi

Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy memastikan bahwa partainya belum memiliki kesepakatan koalisi dengan partai politik (parpol) mana pun.
Pria yang biasa disapa Romy ini menuturkan, keputusan mengenai koalisi akan dibuat melalui forum rapat pimpinan nasional (rapimnas).
"Sebagai partai yang sudah memiliki tradisi demokrasi yang sudah matang, PPP akan putuskan di forum Rapat Pimpinan Nasional pekan ini," kata Romy melalui pesan singkat kepada wartawan, Minggu (4/5/2014).

Bila Salah Pilih Wakil, Jokowi Bisa Dikalahkan Prabowo

Capres PDIP Jokowi disebut memiliki kemungkinan akan kalah strategi dari capres Gerindra Prabowo bila ia salah dalam menentukan siapa wakilnya.
Tidak diragukan, elektabilitas capres dari PDIP Joko Widodo memang sementara ini masih unggul ketimbang capres lainnya. Namun, apabila pria yang kini masih menjabat Gubernur DKI itu salah dalam memilih wakilnya, ada potensi ia akan kalah dari capres Gerindra Prabowo.
"Dua bulan ke depan, Jokowi bisa dikalahkan Prabowo bila ia salah dalam memilih pasangan dan kalah dalam staregi kampanye," ujar Peneliti Sirojudin Abbas dalam acara bertajuk Koalisi Capres Berbasis Pemilih Partai yang digelar oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Ruang Jayakarta, Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).

Dapat Izin Presiden, Jokowi Non-Aktif Sementara

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Didik Prayitno, mengatakan tidak ada aturan yang menyebutkan kepala daerah dari partai politik perlu mengundurkan diri jika akan mengikuti pemilihan presiden.

Dapat Izin Presiden, Jokowi Non-Aktif Sementara

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Didik Prayitno, mengatakan tidak ada aturan yang menyebutkan kepala daerah dari partai politik perlu mengundurkan diri jika akan mengikuti pemilihan presiden.

Dapat Izin Presiden, Jokowi Non-Aktif Sementara

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Didik Prayitno, mengatakan tidak ada aturan yang menyebutkan kepala daerah dari partai politik perlu mengundurkan diri jika akan mengikuti pemilihan presiden.
"Yang ada, kepala daerah tersebut harus meminta izin kepada presiden sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden," kata Didik kepada Tempo, Minggu (4/5/2014).

Dapat Izin Presiden, Jokowi Non-Aktif Sementara

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Didik Prayitno, mengatakan tidak ada aturan yang menyebutkan kepala daerah dari partai politik perlu mengundurkan diri jika akan mengikuti pemilihan presiden.
"Yang ada, kepala daerah tersebut harus meminta izin kepada presiden sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden," kata Didik kepada Tempo, Minggu (4/5/2014).

Ini Bahaya Rencana Kebijakan Jokowi Hapus Subsidi BBM

Calon Presiden jagoan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo belum lama ini mengeluarkan pernyataan akan menghilangkan atau menghapus subsidi BBM dalam 4 tahun. Penghapusan subsidi akan dilakukan secara bertahap.
Pengamat Perminyakan, Kurtubi menilai rencana kebijakan Jokowi (sapaan akrab Joko Widodo) ini penuh dengan resiko dan dampak negatif. Salah satu dampaknya adalah jumlah orang miskin akan naik secara drastis.
Kurtubi mengakui permasalahan subsidi BBM sudah berat di Indonesia. Dibutuhkan strategi yang paling aman dan mempunyai dampak negatif paling sedikit kepada masyarakat.

PKB: Kiai Munif Dukung Jokowi Jadi Capres

Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengungkapkan bahwa Kiai Munif Zuhri yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Girikesumo, Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mendukung pencalonan Joko Widodo sebagai presiden.
"Bahkan, atas nama warga Nahdlatul Ulama dan PKB juga menyatakan dukungannya terhadap Jokowi sebagai presiden," ujarnya, ketika menggelar jumpa pers usai pertemuan antara Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta dengan Kiai Munif di kediamannya di kompleks Ponpes Girikesumo, di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, di Demak.
Menurut dia, kedatangan Jokowi ini merupakan kegiatan silaturahmi yang terjadi penuh keakraban dan keharuan.

Manuver Tour Jawa Jokowi Bukan untuk Mengunci Prabowo

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo pada Sabtu dan Minggu ini melakukan 'tour' ke Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menemui sejumlah tokoh Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyebut manuver Jokowi tersebut sebagai penegasan karakter kultur wong cilik dan tidak mencekal upaya capres lain.

Jokowi Cuti, Ahok: Memang Rano dan Atut? Kita Beda

Pemprov DKI Jakarta akan ditinggal gubernurnya selama kurang lebih tiga bulan. Mulai 18 Mei, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) akan memasuki masa cuti untuk mempersiapkan diri sebagai capres.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah mengambil langkah cepat agar program yang sudah disusun bisa diselesaikan sesuai daftar isian pagu anggaran (Dipa) 2014.
"Kita sudah tulis-tulis, dinas ini mesti apa, dinas itu mesti apa. Sudah selesai semua. Hari Senin kita rapim (rapat pimpinan) sebelum beliau (Jokowi) cuti," katanya kepada Republika, Minggu (4/5/2014).
Ahok menjamin selama Jokowi tak ada, program pemprov akan tetap berjalan. "Itu nanti ya, seperti biasa, bisa semua," kata Ahok.

Pohan: Jokowi Jokowi ... Godain Kita-kita Dong!


Pasca pemilihan legislatif, baru tiga partai politik yang pasti mengajukan calon presiden, yakni Jokowi (PDIP), Aburizal Bakrie (Golkar), dan Prabowo Subianto (Gerindra). Ketiga parpol tiga besar ini juga tengah bergerilya mencari mitra koalisi.
Menurut Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan, dari ketiga capres itu hanya Prabowo dan Aburizal Bakrie alias Ical yang sudah jelas.

Sowan ke Demak, Jokowi Dibuntuti Pengagum Rahasia

Calon presiden PDIP Joko Widodo sowan ke Pesantren Girikusumo, di Kecamatan Girikusumo, Kabupaten Demak, Minggu (4/5/2014) dalam rangka silaturahmi ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah.
Pria dengan panggilan akrab Jokowi itu memang dijadwalkan berkunjung ke pondok pesantren pimpinan KH Munif Muhammad Zuhri. Namun, ada saja hal menggelitik yang terjadi di setiap perjalanannya. Dalam perjalanan kali ini, mantan Wali Kota Surakarta tersebut dibuntuti seorang pengagum rahasia. Siapakah dia?
Dari pantauan Metrotvnews.com, terlihat seorang remaja putri yang tidak dikenal membuntuti rombongan kendaraan Jokowi.

Kiai Munif Usul ke Jokowi Kembali Bentuk Ffraksi TNI/Polri di MPR

Pimpinan Ponpes Girikesumo, Girikusumo, Demak KH Munif Muhammad Zuhri menyampaikan usulan ke calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo kembali ada unsur TNI dan Polri di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Padahal, setelah reformasi dua institusi dilarang terlibat dalam politik praktis.
"Beliau (Munif) mengusulkan ada semacam utusan golongan fraksi TNI dan Polri nanti di MPR," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Ja'far di Pondok Pesantren (Ponpes) Girikesumo, Girikusumo, Demak, Minggu (4/5/2014).

Yudi Chrisnandi ingin Hanura merapat ke Jokowi

Belum banyak partai-partai politik melakukan koalisi jelang Pilpres 9 Juli nanti. Tak terkecuali dengan Partai Hanura belum menentukan sikap untuk berkoalisi dengan partai mana nantinya.
Ketua DPP Partai Hanura Yudi Chrisnandi mengatakan, dirinya secara pribadi menyarankan agar Hanura berkoalisi dengan partai besar dan capres yang memiliki peluang untuk menang.
"Saya menyarankan agar Partai Hanura dengan partai yang besar dan punya peluang besar untuk menang. Artinya Hanura akan terlibat dalam pemerintahan.

Biaya Sewa Pesawat Jokowi 150 Juta per Jam

Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier (INACA) Tengku Burhanudin memperkirakan tarif sewa pesawat Boeing 737-900 Batik Air yang digunakan Joko Widodo berkisar Rp 120-150 juta per jam. “Namun angka itu tak pasti karena tergantung berbagai hal lainnya,” ujarnya ketika dihubungi,  Minggu (4/5/2014).
Ia menjelaskan tarif sewa atau carter pesawat terbang akan berbeda-beda berdasarkan sejumlah faktor. Beberapa hal di antaranya jenis pesawat yang digunakan, posisi atau kota keberangkatan, kota tujuan penerbangan, posisi pesawat sebelum penggunaan, maupun durasi pesawat menunggu sebelum kembali terbang.

Jokowi: Gus Solah Dukung Mahfud

Bakal Calon Presiden asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo menilai, Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur KH Solahuddin Wahid mendukung Mahfud MD untuk menjadi pendampingnya di Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Meski tidak menyebut nama langsung, namun isyarat yang disampaikan adik mendiang Presiden RI Abdurrahman Wahid itu mengarah ke sosok Mahfud MD.
"Gus Solah tidak menyampaikan secara eksplisit nama. Tetapi kalau masalah penegakan hukum, masalah reformasi, kok feeling saya mengarah ke sana," kata Jokowi lalu tertawa usai bertemu Gus Solah.

Para Kiai Pesan Tiga Kriteria Cawapres ke Jokowi

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan safari politik yang dilakukan ke sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah selama dua hari ini sangat berarti bagi calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo. Dari Safari itu, kata dia, Jokowi mendapatkan masukan terkait dengan calon pendampingnya.
"Ada tiga kriteria yang disarankan," kata Basarah ketika ditemui di Pondok Pesantren Giri Kusuma, Kudus, Jawa Tengah, Ahad, 4 Mei 2014. Tiga kriteria itu adalah, pertama, cawapres yang mampu meningkatkan pembangunan ekonomi dan membuat Indonesia berdikari.

Di Demak, Warga Berebut Kaos Bergambar Jokowi

Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) silaturahmi ke pondok pesantren (ponpes) Giri Kusumo, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014). Dalam perjalanan menuju ponpes, rombongan Jokowi membagi-bagikan kaos.
Kaos oblong putih itu bertuliskan "Presidenku Joko Widodo. Jujur, merakyat dan sederhana". Terlihat juga gambar wajah Jokowi.
"Saya rebutan kaos tadi," kata Warga Desa Giri Kusumo, Suparmin (50) saat berbincang dengan wartawan, di sekitar ponpes Giri Kusumo.

Di Ponpes Giri Kusuma Kudus, Jokowi Disambut Doa Bersama

Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berkunjung ke Pondok Pesantren Giri Kusuma, Kudus, pada Ahad, 4 Mei 2014. Pengasuh Pondok Giri yang juga Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah, Munif Muhammadd Zuhri, memberi dukungan dan mengajak ratusan jemaah serta awak media yang datang untuk mendoakan Jokowi agar berhasil menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh.

Prabowo Lebih Dulu Temui Kiai daripada Jokowi

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi menyatakan partainya tak khawatir atas safari politik yang dilakukan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, ke beberapa kiai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut dia, calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, telah lebih dulu berkunjung ke kiai-kiai.
"Ya, sebetulnya kita sudah turun ke bawah lebih dulu, ke Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan Kiai Maimun Zubair di Rembang dan kiai-kiai lainnya," kata Suhardi ketika dihubungi, Minggu (4/5/2014).

Jokowi Hanya Sehari Sewa Boeing 737-900

Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines Edward Sirait mengatakan penggunaan pesawat Batik Air oleh calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, dilakukan dengan sistem sewa atau carter. Adapun jenis pesawat yang disewa Jokowi selama satu hari itu adalah Boeing 737-900.
"Itu carter biasa untuk perjalanan pulang-pergi dengan rute Jakarta-Yogyakarta-Surabaya-Jakarta," kata Edward ketika dihubungi, Ahad, 4 Mei 2014. Pesawat Boeing 737-900 milik anak perusahaan dari Lion Air tersebut memiliki kapasitas 180 penumpang.
Pernyataan Edward ini agak berbeda dengan yang diungkapkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Ja'far, sebelumnya.

Jokowi-JK Diprediksi Lawan Prabowo-Priyo dan Hatta-Pramono Edhie

Usai Pemilu Legislatif geliat politik partai untuk menjalin koalisi semakin gencar. Direktur EmrusCorner Dr Emrus Sihombing menyebut tiga komposisi capres-cawapres yang bakal bertanding.
"Komposisi pertama adalah Jokowi yang partainya mendapat suara tertinggi. Jokowi sebagai pemimpin muda tentu butuh figur yang lebih berpengalaman yaitu JK (Jusuf Kalla). Dengan memilih JK sebagai cawapres maka akan membuktikan bahwa Jokowi bukan capres boneka," ujar Emrus dalam diskusi 'Partai Berburu Ajukan Cawapres' di Hotel Gren Alia, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).

Ini Alasan PDIP dan Jokowi Belum 'Merapat' ke Demokrat

Menjelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 9 Juli mendatang sejumlah partai sibuk mencari mitra koalisi. Maklum pemilihan anggota legislatif kemarin tak menghasilkan satu pun partai yang dominan, sehingga untuk mengajukan capres dan cawapres harus menjalin koalisi dengan partai lain.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai pemenang yang hanya memperoleh sekitar 19 persen suara pun harus membangun koalisi. Calon presiden yang diusung PDIP Joko Widodo (Jokowi) sibuk menemui pemimpin partai politik untuk diajak koalisi.

Ini Alasan PDIP dan Jokowi Belum 'Merapat' ke Demokrat

Menjelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 9 Juli mendatang sejumlah partai sibuk mencari mitra koalisi. Maklum pemilihan anggota legislatif kemarin tak menghasilkan satu pun partai yang dominan, sehingga untuk mengajukan capres dan cawapres harus menjalin koalisi dengan partai lain.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai pemenang yang hanya memperoleh sekitar 19 persen suara pun harus membangun koalisi. Calon presiden yang diusung PDIP Joko Widodo (Jokowi) sibuk menemui pemimpin partai politik untuk diajak koalisi.

Jokowi Temui Ketua Dewan Syuro PKB Jateng di Demak

Tour d' Java Capres PDIP Joko Widodo kembali berlanjut. Di hari kedua ini, Jokowi memulai tournya ke pesantren Ki Ageng Giri di Demak.
Jokowi tiba di pesantren yang beralamat di Ranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Minggu (4/5/2014) sekitar pukul 10.20 WIB. Gubernur DKI Jakarta itu disambut langsung oleh pimpinan pondok yaitu KH Munif Muhammad Zuhri.
KH Munif Muhammad Zuhri adalah pengasuh pesantren sekaligus Ketua Dewan Syuro PKB Provinsi Jawa Tengah. Disebut-sebut daerah ini adalah basis massa PKB.

Relawan Jokowi akan Bubarkan Diri Seusai Pilpres

Seusai pemilihan presiden  relawan Jokowi akan menyatakan bubar dengan segala posko yang dibangunnya. Nantinya tidak ada lagi nama Bara Relawan Jokowi President (Bara JP).
"Kami tidak akan muncul lagi, kalaupun pak Jokowi menjadi presiden maka Bara JP akan bubar dan tidak lagi menjadi organisasi masa relawan Jokowi," kata Utje Gustaaf Patty, Sekjen Barisan Relawan Jokowi Presiden, Bara JP di Monas, Jakarta, Minggu (4/5/2014)
Utje menyatakan bahwa organisasi ini hanya mendukung pencalonan Jokowi. Sehingga tidak berniat mengawasi ataupun mengkritisi Jokowi jikapun Jokowi terpilih menjadi presiden pada pemilu 2014.

Peraturan Pemerintah Tak Wajibkan Jokowi Mundur

Peraturan Pemerintah tentang tata cara pengunduran diri dan pengajuan cuti kepala daerah rupanya tak mewajibkan kepala daerah untuk mundur dari jabatannya karena akan mengikuti pemilihan presiden. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2013 itu hanya mewajibkan kepala daerah mundur jika mereka menjadi calon anggota DPD, DPR, atau DPRD, seperti tercantum dalam pasal 2.
Sementara itu, pasal 5 dan 6 Peraturan Pemerintah itu menyebutkan bahwa pejabat negara yang berasal dari partai politik berhak mengikuti kampanye dan wajib mengajukan cuti saat kampanye. Cuti kepala daerah harus diajukan ke Menteri Dalam Negeri dan ditembuskan ke Presiden, paling lambat 12 hari kerja sebelum masa kampanye. Adapun lamanya cuti kepala daerah tidak diatur.