Rabu, 08 Mei 2013

Ini Alasan Jokowi Doyan Ngebir Pletok

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang dengan minuman Bir Pletok. Apa alasan pria asli Solo ini menggemari minuman asli Betawi tersebut?
"Bir pletok ini pedes dan anget. Di badan dan di perut jadi hangat apalagi kalau diminum malam, anget banget," ujar Jokowi saat menghadiri peringatan HUT Persatuan Wanita Betawi ke-29 di Gelanggang Olah Raga Tanjung Duren Utara, Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (8/5/2013).
Di dala acara tersebut, Jokowi sempat mencicipi bir pletok yang disuguhkan oleh kelompok perempuan Betawi tersebut.
Jokowi menjelaskan, bir Pletok merupakan campuran dari bahan-bahan alami yang untuk tubuh. Apalagi minuman ini tidak memabukkan seperti bir yang sesungguhnya.
"Bir ini tidak memabukkan juga, ini baik karena merupakan campuran yang pas," kata pria asal Solo ini.
Bahkan, Jokowi pun mengatakan akan melestarikan minuman bir pletok tersebut dan menjadikannya sebagai brand khas Jakarta.
"Ini sebuah produk asli Betawi harus diangkat sebagai brand yang punya citra dan brand," kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi sudah pernah mencicipi minuman khas Betawi tersebut pada saat berkunjung ke Kampung Betawi, Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan pada November 2012 lalu. Saat itu Jokowi minum bir pletok sambil berdikusi soal rencana pengembangan wisata di kawasan setu Babakan.
Sedikit tentang bir pletok, minuman ini dibuat dari aneka rempah-rempahan. Meski namanya bir, tetapi tidak mengandung alkohol. Bir pletok punya banyak khasiat, salah satunya sebagai pelancar peredaran darah dan penghangat badan.


Sumber :
news.detik.com

Ditunggu di Panggung, Jokowi Dikerubuti Ibu-ibu

Kejadian lucu menghiasi kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di acara HUT ke-29 Persatuan Wanita Betawi di GOR Tanjung Duren Utara, Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (8/5/2013). Jokowi dikerubuti ibu-ibu sehingga ia membutuhkan waktu lama untuk sampai ke panggung acara tersebut.
Pantauan Kompas.com, Jokowi beserta rombongan datang ke lokasi acara tepat pukul 15.45 WIB. Baru turun dari mobilnya, Jokowi sudah diserbu oleh ibu-ibu yang menjadi peserta acara. Dengan heboh, ibu-ibu tersebut berfoto dan bersalaman dengannya.
Situasi tersebut semakin riuh ketika Jokowi mulai memasuki gedung gelanggang olahraga. Kini tak hanya ibu-ibu, bapak-bapak serta anak sekolah pun mengerubuti Sang Gubernur untuk sekadar berfoto besama dan bersalaman. Jokowi meladeninya dengan senyum di wajahnya.
"Ayo ibu-ibu, bapak-bapak, agenda Gubernur sangat padat, mungkin bisa segera memberikan jalan kepada Beliau agar naik panggung," ujar salah seorang pria yang menjadi pembawa acara.
Karena begitu hebohnya, Jokowi perlu waktu 25 menit sejak turun dari mobil hingga sampai ke panggung acara. Padahal, jarak antara pintu masuk ke panggung hanya sekitar 30 meter.
Di atas panggung, Jokowi dipersilakan untuk memotong kue ulang tahun. Tanpa memberikan sepatah dua patah kata, Jokowi langsung berkeliling tempat acara tersebut untuk melihat-lihat stan yang didirikan. Salah satu stan yang menjadi pilihan Jokowi saat itu adalah stan yang menyajikan bir pletok.
HUT ke-29 Persatuan Wanita Betawi tahun ini memiliki tema "Melalui peringatan HUT ke-29 Persatuan Wanita Betawi, mari kita jaga kelestarian budaya agar jati diri dan martabat bangsa tetap terjaga selamanya". Acara yang sesuai jadwal dimulai pukul 14.00 WIB itu pun hingga pukul 16.30 WIB masih berlangsung. Justru tambah meriah dengan kedatangan Jokowi.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Warga Waduk Pluit Minta Dibuatkan Kampung Deret ke Jokowi

Siang ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bertemu dengan warga bantaran Waduk Pluit, Jakarta Utara. Dalam pertemuan itu, warga meminta Jokowi menata kampung mereka dengan konsep kampung deret.
"Ada usulan bikin rusun tiga lantai empat lantai. Biar kaya kampung deret," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Tapi itu baru permintaan dari sebagian warga. Setelah semua masukan dari warga terkumpul, barulah dia coba membahas lebih lanjut.
"Konsep ini bagus. Dateng dari kelompok yang paham. Kelompok ini punya konsep jelas, bahkan punya gambar kampung yang mereka inginkan," jelasnya.
Saat ini, Pemprov DKI sudah membeli tanah 2,3 hektare. Tapi luas tanah itu hanya mampu menampung 700 kepala keluarga (KK). Sementara di bantaran waduk tinggal ditinggali 1.200 KK.
"Pemprov sudah beli lahan 2,3 Ha. Masih belum cukup. Pemprov masih cari lahan lagi. Dekat dengan lokasi awal," pungkas Jokowi.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Tenggak Bir Pletok

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), menghadiri peringatan HUT ke-29 Persatuan Wanita Betawi. Jokowi menjadi primadona kaum ibu.
Jokowi tiba di GOR Tanjung Duren Utara, Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (8/5/2013) pukul 16.00 WIB. Begitu tiba, Jokowi yang sudah ramai diserbu warga ini pun bergegas masuk ke dalam GOR.
Jokowi lalu dipanggil untuk berbicara di atas panggung.
Perjalanan Jokowi menuju panggung yang hanya beberapa meter dihadang permintaan foto dan salaman dari para ibu. Pria asal Solo tersebut dengan sabar melayani permintaan itu.
"Ayo ibu-ibu, bapak-bapak, agenda gubernur sangat padat, mungkin bisa segera memberikan jalan kepada Beliau agar naik panggung," ujar pembawa acara.
Setibanya di panggung, Jokowi pun didaulat untuk untuk memotong kue ulang tahun.
Usai memotong kue, Jokowi kemudian berkeliling melihat stand-stand yang disajikan dalam acara tersebut. Mulai dari hasil kerajinan tangan, hingga makanan dan minuman khas Betawi.
Salah satu yang dicoba oleh Jokowi adalah sajian bir pletok, minuman khas Betawi.
"Maknyuss... Uenak banget. Seger anget," kata Jokowi sambil tersenyum.


Sumber :
news.detik.com

Nachrowi: Harusnya Jokowi Umumkan Maksud di Balik Gitar Metallica

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan gitar pemberian bassis band Metallica Robert Trujillo kepada KPK untuk diperiksa. Seharusnya, saat mendapat gitar itu, Jokowi menjelaskan ke publik maksud pemberian tersebut.
Mantan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Nachrowi Ramli menilai, seharusnya Jokowi mengumumkan maksud pemberian gitar itu sehingga masyarakat mengetahui maksud pemberian tersebut. Mantan Ketua Bamus Betawi ini menilai maksud dari Robert Trujillo memberikan gitarnya ke Gubernur DKI Jakarta tersebut hanyalah sebuah kenang-kenangan saja kepada salah satu fansnya.
"Saya melihat pemberian gitar itu tidak ada maksud buruk dari Metallica ya, jadi tinggal niatnya saja yang diumumkan bahwa gitar itu adalah hanya untuk kenang-kenangan saja sehingga rakyat tahu maksud pemberian gitar itu untuk apa," kata Nachrowi saat ditemui usai pengumuman verifikasi administrasi bacaleg DPRD DKI Jakarta oleh KPU DKI di Hotel Acacia, Jakarta, Selasa (8/5/2013).
Nachrowi yang juga merupakan Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta ini tak menyangka bahwa gitar kenang-kenangan band rock berkelas internasional itu ditahan KPK. Akan tetapi semuanya berpulang kepada ide dan pola pemikiran Jokowi yang menyerahkan gitar tersebut.
"Jadi kita lihat dari sudut mana itu dipandang, kalo dipandangnya Pak Jokowi hati-hati sehingga jangan sampai perjalanan karirnya tercoreng gara-gara itu. Tapi bisa jadi kalau gitar itu diterima maka nanti bisa aja ada yang ngasih gitar emas dan lain-lain," tukas Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.


Sumber :
liputan6.com

Soal Proyek JEDI, Jokowi Ingin Bertemu Menteri PU

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya akan bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membahas program penanganan banjir lewat sistem dredging atau Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).
"Ya kita mau ketemu dengan pak menteri dulu karena dari kita emang ada ganjelan yang harus kita sampaikn juga," kata pria yang akrab disapa Jokowi kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013).
Jokowi menjelaskan proyek pengerukan kali itu rencananya akan menggunakan dana pinjaman dari world bank atau bank dunia sebesar 1,2 triliun. Namun, karena proses administrasi yang berbelit maka, Jokowi mengusulkan memasukkan proyek itu dalam APBD DKI Jakarta.
"Kita ini kan masih bicarakan pelaksanaan. Ya artinya administrasi, pelaksanaan lapangannya, ya jangan semuanya didikte. Lah itu aja lah intinya. Untuk anggaran nanti bisa dimasukkan ke dalam anggaran perubahan," kata Jokowi.
Kemudian, mantan Wali Kota Surakarta itu menambahkan bahwa untuk memasukkan program pengerukan waduk serta sungai tersebut diharuskan mendapat persetujuan dari pihak legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
"Budgeting ada di Dewan, ditanya dulu. Saya juga sebenarnya capek dengan aturan yang begini," katanya.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Lurah Warakas Telah Bersurat Meminta Maaf kepada Jokowi

Lurah Warakas, Mulyadi, telah menyampaikan permintaan maaf secara resmi atas sikapnya yang dinilai menentang kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Mulyadi juga menyatakan siap untuk mengikuti proses lelang jabatan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta, I Made Karmayoga mengatakan, surat permintaan maaf tersebut diterimanya pada Senin (6/5/2013) kemarin. Dalam surat tersebut Mulyadi menegaskan bahwa dia tidak pernah mengatakan akan menggugat Jokowi terkait kebijakan ellang jabatan.
"Ya, suratnya sudah kita terima. Dalam surat tersebut, beliau mengaku tidak benar disebut menggugat gubernur. Suratnya ditanda tangani dan pakai materai," kata Made di Balaikota DKI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013).
Namun surat tersebut tidak diantarkan langsung oleh Mulyadi ke Balaikota, melainkan dititip lewat Suku Dinas BKD di Jakarta Utara.
"Pegawai BKD di Jakarta Utara yang membawa suratnya ke sini (Balaikota)," terang Made.
Selain surat permohonan maaf, lanjut Made, Mulyadi juga menyertakan surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa dirinya sakit. Surat keterangan dokter tersebut sebagai persyaratan untuk mengikuti tes susulan bidang kompetensi untuk jabatan lurah.
"Beliau juga melampirkan surat keterangan dokter, lengkap sampai ada keterangan grafik jantungnya. Dan beliau menyatakan diri bersedia untuk ikut serta ujian (lelang jabatan)," jelas Made.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Tak Mau Sekda yang Rapat "Melulu"

Pengunduran diri Fadjar Panjaitan dari posisi sebagai Sekretaris Daerah mewajibkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menunjuk pejabat baru untuk menggantikannya. Apa kriteria Sekda yang pas bagi Jokowi?
Ditemui wartawan di sela-sela kesibukannya, Rabu (8/5/2013) siang, pria yang akrab disapa Jokowi itu menyatakan tengah mencermati siapa tokoh yang pas untuk menjabat sebagai Sekda DKI. Jokowi pun ingin memilih orang yang terbaik.
"Maunya yang bisa mengonsolidasikan semua kegiatan dan yang riil. Tidak hanya ropat-rapat, ropat-rapat, tapi tidak terkonsolidasi," ujarnya.
Meski telah mengantongi beberapa nama untuk menjadi Sekda, Jokowi enggan mengungkapkannya terlebih dahulu ke publik. Ia mengatakan masih mendalami nama-nama calon bawahannya tersebut.
"Kan ini masih dipilih dulu, masih proses lagi, kemudian dikirim ke Mendagri, diserahkan ke Presiden, ada urut-urutannya," lanjut Jokowi.
Beberapa nama, seperti Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Arie Budiman dan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Wiriatmoko, digadang-gadang menjadi kandidat kuat pejabat Sekda. Namun, lagi-lagi Jokowi enggan menanggapi soal calon-calon tersebut.
Sebelumnya diberitakan bahwa masa pensiun Fadjar seharusnya jatuh pada September 2013. Namun, lantaran mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif, Fadjar memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran diri Fadjar telah masuk ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta pada 8 April 2013.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Tak Didikte Kemen PU Soal JEDI

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bersikukuh mengerjakan normalisasi 13 sungai atau Jakarta Emergency Dreging Initiative (JEDI) sendiri, jika syarat pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) tidak diubah. Jokowi mengaku akan membicarakan hal itu dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Kita ini kan masih bicarakan pelaksanaan. Ya artinya administrasi, pelaksanaan lapangannya, ya jangan semuanya didikte. Lah itu saja lah intinya," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/5).
Menurutnya, pertemuannya dengan Kementerian PU untuk menyampaikan hambatan-hambatan yang selama ini dialami Pemprov DKI.
"Ya kita mau tanya dulu Kemen PU," ucapnya.
Jika nantinya tidak menggunakan pinjaman dari Bank Dunia, Jokowi mengaku akan menggunakan APBD untuk mengerjakan proyek tersebut. Namun sebelumnya, dia akan terlebih dahulu membahasnya dengan DPRD DKI Jakarta.
"Ya, bisa saja (APBD). Tapi kan kita harus budgeting sama Dewan dan lain-lain. Kita harus tanya lagi lah. Tapi kalau dari diri kita juga aturan-aturannya seperti itu kita juga aduh capek," terangnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Sekda Koq Ropat Rapat

Posisi sekretaris daerah hingga saat ini masih dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wiryatmoko yang juga menjabat sebagai asisten Sekda bidang pembangunan. Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum mengajukan calon ke Kemendagri.
"Belum. Lah kita ini memang pengen pilih yang betul-betul, betul," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Politikus PDIP ini mengaku saat ini sedang proses penggodokan pemilihan calon Sekda yang kemudian akan di kirim ke Mendagri dan selanjutnya ke presiden.
"Kan ini nanti masih dipilih, masih proses lagi. Kirim ke mendagri, presiden, ada urut-urutannya," katanya.
Mantan wali kota Solo ini mengaku Sekda yang baru dapat mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan dengan real. Bukan hanya sekedar rapat secara terus menerus.
"Tidak hanya ropat-rapat, ropat-rapat, tapi tidak terkonsolidasi ya untuk apa?"katanya.
Menurutnya, saat ini belum ada nama-nama siapa pengganti Sekda Fadjar Panjaitan yang mengundurkan diri dari jabatan karena ingin nyaleg sebagai anggota DPRD DKI Jakarta.
"Belum, belum, belum. Pokoknya lebih dari satu. Bisa cantik bisa ganteng," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Soal Relokasi Warga Waduk Pluit Selesai

Gubernur Joko Widodo sudah menganggap selesai persoalan relokasi warga yang selama ini tinggal di bantaran Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sebab, pihaknya sudah menawarkan warga untuk pindah ke rusun Rusun Buddha Tzu Chi.
"Soal masalah dengan warga itu kami sudah memberikan solusi untuk nanti dipindah ke rusun," ujar Jokowi di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (7/5/2013).
Untuk itu, Jokowi mengaku proses pengerukan Waduk Pluit dapat berjalan lancar. Sebab, kemarin sore dia telah memantau pengerjaan normalisasi waduk itu.
"Saya melihat kondisi di lapangan saja, seperti apa, mengerjakan waduknya itu ada beberapa cara, kira-kira ada delapan eskavator yang bergerak terus," jelasnya.
Sebelumnya diketahui sebelumnya, warga Waduk Pluit, Jakarta Utara enggan dipindah ke rumah susun (rusun) dan mereka juga menginginkan ganti rugi atas tanah yang mereka diami selama ini.
Mereka merasa, tanah yang mereka duduki tersebut sudah menjadi hak milik mereka, sehingga Pemprov DKI harus membayar ganti rugi atas tanah tersebut.
Area Waduk Pluit awalnya memiliki luas 80 hektare. Namun, saat ini wilayahnya menyusut hingga tersisa 60 hektare karena diambil alih pemukiman ilegal warga. Kedalaman waduk juga terkena imbas, saat ini dalamnya hanya sekitar dua meter dari kedalaman ideal di atas lima meter.



Sumber :
merdeka.com

Boediono Puji Blusukan Ala Jokowi

Wapres Boediono memuji aksi blusukan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Ia berharap kepala daerah turun tangan mengawal program-program pemerintah pusat di daerah.
"Benar Gubernur DKI Jakarta untuk cek ini kita harus blusukan ke lapangan," kata Boediono dalam sambutan di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendalian Indlasi Daerah (TIPD) Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013). Jokowi ikut hadir dalam acara itu.
Menurut dia, banyaknya program daerah yang harus dikawal pelaksanaannya. "Penting sebagai input masukan gubernur, bupati, wali kota, untuk lakukan langkah-langkah itu yaitu proteksi sosial," kata Boediono.
"Saya anjurkan program-program pusat yang dilaksanakan di daerah atau program daerah dilaksanakan sendiri benar-benar dikawal pelaksanaannya," lanjut dia.
Boediono berpendapat kadangkala banyak kebijakan yang terlihat bagus di atas kertas. "Tapi kenyataannya di lapangan sebaliknya," ujar Boediono.


Sumber :
news.detik.com

Fenomena Jokowi sampai ke tanah Arab

Media di Arab Saudi ternyata juga memantau sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Adalah arabnews.com sering mengulas mantan wali kota Solo tersebut.
Terakhir Arab News memberitakan Jokowi melaporkan gitar bas hadiah dari personel band Metallica kepada KPK. Sama seperti berita yang beredar di Indonesia, dalam berita edisi 7 Mei tersebut disebutkan pengembalian itu dilakukan Jokowi karena khawatir tersangkut gratifikasi.
"Gubernur Jakarta, Joko Widodo yang merupakan penggemar musik metal akhirnya menyerahkan gitar pemberian Metallica kepada lembaga antikorupsi. Padahal sebelumnya, Jokowi dengan muka berseri-seri memamerkan gitar pemberian basis Metallica, Robert Trujillo kepada televisi setempat. Di gitar tersebut terdapat tanda tangan Robert Trujillo berserta tulisan "Giving Back!.. Keep Playin' That Cool Funky Bass!." tulis arabnews.com, Selasa (7/5/2013).
Arab News juga menyoroti soal masih banyaknya korupsi di Indonesia. Media itu menulis, banyak pejabat di Indonesia mudah tergoda melakukan korupsi.
"Korupsi masih merajalela di Indonesia, terutama korupsi yang dilakukan pejabat publik. Bahkan menurut catatan Transparency International's annual graft index negara ini masuk ke dalam 118 negara terkorup dari total 176 negara," tulis situs tersebut.
Arab News adalah salah satu kantor berita yang menerbitkan koran sekaligus portal berita di Arab, khususnya di Jeddah, Riyadh dan Dammam. Sejak berdiri tahun 1975, kantor berita ini dekat dengan keluarga kerajaan. Sehingga tak heran, sasaran dari kantor berita buatan Hisham Hafidz ini adalah para pebisnis, eksekutif dan diplomat.

Berikut cuplikan beritanya :


JAKARTA: The heavy metal-loving governor of Indonesian capital Jakarta has surrendered a guitar that was a gift from US band Metallica to anti-corruption authorities, an official said Tuesday.
A beaming Joko Widodo appeared on TV last week strumming the maroon bass guitar gifted to him by Metallica’s Robert Trujillo, which was autographed and bore the words “Giving Back!.. Keep Playin’ That Cool Funky Bass!.”
But the powerful Corruption Eradication Commission (KPK) said that Widodo, widely considered clean in a notoriously graft-ridden country, had now handed the gift to them.
“We will check if there is any conflict of interest or if there was an exchange of favors,” commission spokesman Johan Budi told AFP
“The screening process takes up to 30 days, and after that we will decide whether to return the guitar to him or confiscate it.”
During the TV appearance Widodo, an anti-establishment figure who was elected in September, said he was a huge fan of Metallica, whose hits include “Enter Sandman” and “Nothing Else Matters.”
He also listed Led Zeppelin, Deep Purple and Napalm Death as among his favorite bands.
His spokesman Eko Hariadi said the guitar was the first gift Widodo had received since becoming governor, he had handed it over voluntarily to be checked and there was no conflict of interest.
“The governor loves rock music. So he was certainly happy to receive it, it’s like getting a tennis racket from Boris Becker,” the spokesman told AFP, referring to the German tennis great.
“To him, it was a souvenir and there was no exchange for favors.”
Corruption remains rampant in Indonesia, particularly among public servants, and the country last year slid to 118th of 176 countries in Transparency International’s annual graft index.

Sumber :
- merdeka.com
- arabnews.com

Jokowi dicuekin Direksi Jakarta Monorail

Rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memanggil Direksi Jakarta Monorail (JM) hari ini kemungkinan batal lagi. Pasalnya, pihak JM hingga kini belum ada kabar. Padahal, Jokowi sudah melakukan pemanggilan.
Pria berbintang Libra ini menegaskan, pihaknya sudah mengundang pihak JM. Namun belum ada kabar dari JM untuk memenuhi panggilan orang nomor satu Jakarta ini.
"Hari ini, enggak tahu saya belum dapat kabar. Kita sudah undang," singkat Jokowi, di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Tujuan Jokowi memanggil direksi JM, untuk mempertanyakan lambannya langkah progresif JM dalam menindaklanjuti monorel yang sampai saat ini belum jelas perkembangannya. "Ya hanya tanya aja. Kalau mereka siap ya langsung saya sampaikan apa saja," terangnya.
Seperti diberitakan, Jokowi mengaku adanya masalah berkaitan dengan dokumen-dokumen monorel yang berhubungan dengan peraturan menteri terkait.


Sumber :
sindonews.com

Jika MRT Beroperasi, Jokowi Tak Mau Listrik Jakarta "Byar Pet"

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyadari sejumlah program yang akan dijalankan membutuhkan infratsruktrur yang memadai. Salah satunya adalah daya listrik yang mampu menunjang operasional sejumlah program pembangunan.
Usai melakukan pertemuan dengan beberapa petinggi PLN, Jokowi mengaku berinisiatif meminta PLN menambah daya maksimal listrik di DKI Jakarta dari 6.400 megawatt menjadi 10.000 megawatt per hari.
"Kita butuh sangat besar untuk mengantisipasi investasi yang masuk ke DKI, juga sarana dan prasarana yang sekarang kita kerjakan. MRT, monorel, kawasan ekonomi khusus Marunda," ujar Jokowi di gedung Balaikota, Jakarta, Rabu (8/5/2013) pagi.
Jokowi mengatakan, untuk membangun Jakarta Baru seperti slogannya ketika kampanye dahulu, harus mengonsolidasikan semua aspek serta institusi seperti yang sekarang dilakukannya. Hal tersebut dibutuhkan agar program yang telah dijalankan, saling mendukung satu dengan lainnya.
"Jangan nanti semua siap, MRT, Monorel siap, propertinya tumbuh bagus, kawasan ekonomi khususnya ada, eeh.. listriknya enggak siap. Memang perlu konsolidasi total," lanjut Jokowi.
Dihubungi terpisah, Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jakarta-Tangerang, Paranai Suhasfan mengaku pihaknya siap menyambut permintaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Asalkan, pihaknya mendapat izin dari Pemprov DKI untuk membangun gardu trafo listrik di DKI.
"Memang setiap tahun, beban daya listrik di DKI semakin meningkat. Apalagi dengan program gubernur, asal Pemda ada izin kita bangun trafo di wilayah itu, bisa saja dipenuhi," ujarnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Pejabat Harus Contoh Jokowi dan Risma

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti mengapresiasi langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melaporkan hadiah gitar bas dari personel Metallica. Meski harga gitar tidak besar, langkah Jokowi ini patut dicontoh.
Tidak hanya Jokowi, Ray juga mencontohkan langkah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga melaporkan puluhan hadiah yang ia terima kepada KPK. Menurutnya, pejabat seperti Jokowi dan Risma sudah langka di negeri ini.
"Apa yang dilakukan oleh keduanya memang tidak umum yang berkembang di kalangan pejabat kita. Mereka mau mengembalikan," kata Ray kepada merdeka.com, Selasa (8/5).
Ray mengatakan, melaporkan suatu hadiah bukan perkara nominalnya. Tapi di sini ada pelajaran soal kejujuran.
"Soal kejujuran kembali ke individu masing-masing. Nah, Jokowi dan Risma ini telah memberikan contoh yang baik," katanya.
Dua hari lalu, Jokowi telah mengembalikan hadiah gitar bas pemberian dari personel Metallica, Robert Trujillo. Khawatir tersangkut gratifikasi, Jokowi melaporkan gitar itu ke KPK.
Gitar itu akan diperiksa oleh tim KPK apakah pemberian itu mengandung sarat kepentingan atau tidak. Sebab, Jokowi adalah sebagai penyelenggara negara.
Sama halnya Jokowi. Risma pekan lalu juga melaporkan barang-barang suvenir pemberian orang lain selama ia menjabat sebagai wali kota. Barang-barang yang dilaporkan adalah Jam mewah, bolpoin bermerek, kotak perhiasan, kain songket dan mesin jahit.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Minta PLN Tambah Daya Jakarta Trekait Monorail

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) bertemu dengan perwakilan PLN untuk meminta penambahan beban daya listrik di Jakarta karena akan ada monorail dan MRT. Hal itu dilakukan Jokowi mengingat kebutuhan listrik di Ibu Kota saat ini sekitar 6000 megawatt per hari.
"Ya ini sangat bagus. PLN ingin menambah daya untuk DKI. Sangat besar untuk mengantisipasi investasi-investasi yang masuk ke DKI, juga sarana dan prasarana yang sekarang ini mulai kita sudah kerjakan. Kayak mengantisipasi kebutuhan MRT, kebutuhan untuk monorail, pertumbuhan properti yang sangat melunjak, kawasan ekonomi khusus di Marunda," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Pihaknya mengaku telah melakukan perhitungan dengan PLN mengenai kebutuhan MRT dan monorail. "Moga-moga ini dalam waktu yang cepat, karena trasenya sudah ada, segera bisa ditingkatkan. Sekarang ini kira-kira 6000 megawatt dan akan dinaikan lagi kira-kira di atas itu," jelasnya.
Jokowi mengatakan, pertemuan tersebut juga untuk mempersiapkan kebutuhan listrik ke depan jika MRT, monorail dan propertinya tumbuh bagus khususnya kawasan ekonomi khusus seperti Marunda. Jokowi mengaku sudah siap membangun travo untuk peningkatan beban puncak listrik.
"Ini ya bekerja itu mengkonsolidasikan semua lembaga dan institusi ya seperti ini. Memang ini perlu sebuah konsolidasi total. Agar sambung nanti semuanya," katanya.
Sementara itu, Manager Distribusi PLN Jakarta-Tangerang, Paranay Suhasfan mengatakan beban puncak listrik Ibu Kota maksimal 6.549 megawatt per hari. Jika Jokowi meminta untuk menaikkan daya listrik, pihaknya mengaku siap melaksanakannya.
"Kita siap untuk menambah daya listrik, tapi kalau maksud Gubernur ingin dipergunakan untuk moda transportasi dan kawasan tertentu ya kita mau enggak mau ya harus membangun travo dengan izin Pemda," ujar Paranay saat dihubungi wartawan.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Tak Masalah Kemen PU Tunda Proyek Deep Tunnel

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak mempersoalkan sikap Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang menunda rencana pembangunan terowongan multiguna atau deep tunnel. Pasalnya, pembangunan deep tunnel tidak menggunakan dana APBN maupun APBD.
"Ini kan investor. Lah kan kalau dari sisi investasi, kalau mereka sudah menghitung visiblenya ya mereka jalan. Tapi kalau nggak visible ya nggak dong. Yo masak nyemplungin modal sebegitu gede hanya untuk rugi kan nggak mungkin," ungkap Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Menurutnya, Kemen PU menunda proyek Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) karena perbedaan kalkulasi saja. Sebab, perhitungan pemerintah dan investor dinilai Jokowi berbeda.
"Ya iyalah jelas berbeda perhitungan pemerintah dengan investor," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya penolakan itu boleh saja dilakukan. Pasalnya, saat ini Pemprov DKI masih terus melakukan kajian.
"Boleh saja. Kan kaji, kita nggak keluarin uang kok. Nggak masalah," kata Ahok.
Sebelumnya, Kemen PU akan menunda proyek Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) yang akan dibangun di Jakarta untuk mengurangi banjir. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohamad Hasan, menjelaskan, studi yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan pembangunan terowongan multiguna ini tidak efisien.
Hasan mengungkapkan, ada dua alasan kenapa pemerintah menunda pembangunan proyek itu. Membangun terowongan yang bisa menjadi jalan tol itu tidak sesuai dengan nilai investasi yang dibutuhkan.
Selain itu, menurut dia, jika dibandingkan dengan membuat sodetan serta normalisasi sungai, kegunaan terowongan multiguna tidak akan lebih baik. Hasan mengungkapkan, deep tunnel yang digagas oleh Pemda DKI Jakarta ini hanya bisa mengalirkan air sebanyak 117 meter kubik per detik. Sementara itu, normalisasi Sungai Ciliwung bisa mengalirkan air sebanyak 550 meter kubik per detik.


Sumber :
merdeka.com

PDIP Puji Jokowi yang Serahkan Bass dari Metalica

Sikap Gubernur DKI Joko Widodo yang melaporkan langsung bass pemberian dari personel band Metallica kepada KPK dipuji oleh PDIP. Menurut Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait, sikap ini harus dicontoh oleh pejabat lain.
"Diserahkan begitu merupakan hal yang terpuji. KPK kan dipercayai publik sebagai motor penggerak pemberantasan korupsi," ujar Maruara kepada detikcom, Rabu (8/5/2013).
Pria yang akrab disapa Ara ini mengatakan Jokowi sebagai icon pejabat yang jujur, merakyat, dan sederhana menjadi contoh yang baik bagi pejabat lainnya. Menurutnya, KPK juga telah memperlihatkan sikap yang tidak tebang pilih meski Jokowi saat ini adalah tokoh populer.
"Dua-duanya sudah melakukan hal yang benar. Prinsip transparansi sudah dijalankan. Siapapun memang harus melaporkan hadiah yang dia terima," lanjutnya.
Ara menjelaskan hal inilah yang membuat partainya selalu menyertakan Jokowi di setiap kampanye Pilgub. Seperti pada kampanye Pilgub Bali pada Minggu (5/5) kemarin.
"Kemarin Minggu Mas Jokowi sudah datang ke Bali. Seninnya Bu Mega, besok adalah hari kampanye terakhir. Acara puncak di Buleleng," tuturnya.


Sumber :
news.detik.com

Jaga Hubungan Baik, Jokowi Sabar Hadapi Lambatnya DPRD

Gubernur DKI Jakarta tidak kunjung melantik dua jabatan Wali Kota yang saat ini tengah kosong, yakni Wali Kota Jakarta Selatan dan Wali Kota Jakarta Barat. Permasalahan lama, yakni birokrasi antara dirinya sebagai gubernur dan DPRD DKI Jakarta pun menjadi pangkal masalah tersebut.
"Saya sudah kirim surat kedua secara resmi ke DPRD, tapi belum dijawab" ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Selasa (7/5/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta tersebut mengaku, permasalahan surat menyurat semacam itu menghambat proses rekrutmen politik di suatu wilayah. Pasalnya, berdasarkan Pasal 19 ayat 2 Undang-undang Nomor 29 tentang Ibu Kota, menyebut, gubernur berhak melantik Wali Kota tanpa harus menunggu rekomendasi dari DPRD. Lalu, apa tanggapan sang gubernur?
"Kita kan mau jaga hubungan. Makanya kita serahkan secara resmi surat kedua. Enggak tahu sampai kapan," lanjut Jokowi sambil diiringi tawa khas.
Meski enggan mendesak DPRD, pria yang dikenal kerap blusukan tersebut berharap agar Wali Kota di dua wilayah yang dipimpinnya segera dilantik. Pasalnya, Jokowi mengaku butuh sang pemimpin di wilayah masing-masing tersebut untuk menjalankan tiap program-programnya.
Wali Kota Jakarta Selatan, saat ini ditempati pelaksana tugas (Plt), Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor. Ia menggantikan Anas Effendi yang sebelumnya dimutasi menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
Sementara Wali Kota Jakarta Barat yang sebelumnya dijabat oleh Burhanuddin, diisi sementara oleh Asisten Sekda DKI Jakarta Bidang Pemerintahan, Sylviana Murni. Burhanuddin mengundurkan diri karena maju sebagai calon anggota DPRD DKI dari Partai Gerindra.

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Alasan Jokowi Tak Tetapkan Jaktim sebagai Kota Ramah Anak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjelaskan alasan mengapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memasukkan Jakarta Timur ke dalam kota ramah anak. Padahal, wilayah tersebut memiliki tingkat kasus kekerasan anak yang paling tinggi.
"Masalahnya hanya kesiapan. Ada yang sudah siap, ada yang belum," ujar Jokowi di gedung Balaikota, Jakarta, Selasa (7/5/2013) malam.
Seperti diketahui, Jokowi menetapkan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara untuk menjadi kota ramah anak. Hal itu dinilai tak tepat oleh aktivis anak lantaran wilayah yang paling tepat adalah Jakarta Timur. Sebab, tingkat kasus kekerasan seksual paling tinggi terjadi di wilayah lain.
Jokowi melanjutkan, kesiapan yang dimaksud, adalah soal kesiapan organisasi dari pemerintah setempat, anggaran, dan kesiapan infrastruktur. Oleh karena itu, pria yang terkenal karena aksi blusukan-nya itu membantah mengacuhkan Jakarta Timur untuk dijadikan kota ramah anak.
"Kekerasan anak di sana paling besar, kalau hanya ngomong saja enak, sulit pelaksanaannya. Kita sampaikan, setelah tiga wilayah siap, dua itu kita dorong supaya siap juga," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan, sepanjang Januari 2013 hingga awal April 2013, tercatat terjadi 127 kekerasan seksual pada anak-anak di Jabodetabek. Dari jumlah itu, Jakarta Timur menduduki peringkat pertama dengan 67 kasus yang masuk Komnas PA, yang berarti terdapat 22 laporan per bulannnya.
Berkaca dari tahun 2012, jumlah laporan itu meningkat drastis. Sepanjang 2012, tercatat terjadi 29.637 kasus kekerasan anak di wilayah Jabodetabek. Dari angka tersebut, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi yakni 663 kasus dan 190 kasus di antaranya terjadi pula di Jakarta Timur atau rata-rata 15 hingga 16 kasus per bulannya.


 Sumber :
megapolitan.kompas.com

Kala Jokowi Sedang Tak Ingin Dibuntuti

Tak seperti biasa, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melarang para wartawan yang bertugas di Balaikota untuk ikut blusukan bersamanya, Selasa (7/5/2013) sore. Rupanya, pria yang akrab disapa Jokowi itu blusukan ke area Waduk Pluit, Jakarta Utara.
"Saya buka-bukaan saja ya, mendingan jangan ikut dulu. Soalnya mau melihat sekarang di sana sudah bagaimana," ujar Jokowi sebelum pergi meninggalkan kantor Balaikota, Selasa sore.
Wartawan pun mengikuti saran sang gubernur dengan menunggu di gedung Balaikota. Namun, dengan catatan, sekembalinya dari Waduk Pluit, Jokowi harus melaporkan apa yang didapatnya di wilayah Waduk Pluit tersebut kepada wartawan. Sang Gubernur pun mengangguk tanda sepakat. Setelah beberapa jam menunggu, sang Gubernur pun kembali ke kantornya.
"Saya melihat kondisi lapangan saja, seperti apa. Kira-kira delapan ekskavator bergerak terus, kita kejar-kejaran terus kan dengan waktu," ujar Jokowi, santai.
Soal masih ada warga yang bermukim di sekitar Waduk Pluit, Jokowi mengaku tetap bersabar untuk terus melakukan pendekatan terhadap mereka melalui perangkat wali kota, kecamatan dan kelurahan. Meski tak memberikan tenggat waktu, Jokowi berharap secepatnya mereka untuk pindah dari area waduk ke rumah susun.
Seperti diketahui, proses normalisasi Waduk Pluit di Jakarta Utara masih terganjal sejumlah masalah karena masih ada warga yang menolak relokasi. Padahal, Jokowi telah tegas meminta semua warga yang tinggal di area waduk untuk keluar dan direlokasi ke rumah susun.
Beberapa waktu lalu, Jokowi pun membocorkan sedikit situasi di waduk tersebut. Menurutnya, ada pihak ketiga yang mencoba mengganggu jalannya proses relokasi warga dari waduk ke rumah susun. Pihak ketiga tersebut, ujar Jokowi, memiliki daya tawar dengan pemerintah. Oleh sebab itu, Jokowi mengaku harus berhati-hati.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Masuk Pemberitaan Situs Musik Metal Inggris

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bisa disebut sebagai salah satu orang paling beruntung di dunia. Belum lama, pria yang menyukai musik metal itu mendapat hadiah dari pembetot bass band Metallica, Robert Trujillo.
Jokowi mendapat bas warna merah hati lengkap dengan tanda tangan dan tulisan tangan Trujillo berbunyi "Giving Back!..Keep Playing' That Cool Funky Bass!".
Hal ini rupanya tidak hanya menarik perhatian publik Indonesia, bahkan dunia. Situs al-arabiya menurunkan tulisan dengan judul "Indonesian governor surrenders Metallica Guitar". Dalam tulisannya, al-arabiya fokus pada kewajiban Jokowi untuk melaporkan pemberian tersebut ke KPK.
Hal yang sama juga ditulis oleh Australia Network news, abc.net.au.
Tidak hanya dua media tersebut, media yang khusus menuliskan musik-musik keras di Inggris, metalhammer juga mengangkat hal ini.
Di dalam tulisan, disebut Jokowi adalah penggemar musik-musik keras seperti Metallica, Deep Purple, Napalm Death dan lain-lain.
Jokowi sendiri telah melaporkan pemberiannya itu pada KPK. Bas bermerek Ibanez tersebut diantarkan oleh Kepala Biro Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dua hari lalu.


Sumber :
republika.co.id