Rabu, 30 Januari 2013

Jokowi : 12 blok rusun untuk buruh

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan menambah rumah susun untuk buruh.

"Kami minta untuk perumahan untuk buruh dipercepat," kata Jokowi saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pembangunan akan dilakukan oleh Kementerian Perumahan Rakyat di beberapa lokasi seperti Jalan Daan Mogot Jakarta Barat dan kawasn Cilincing Jakarta Utara.

Jokowi mengaku bahwa pembangunan rusun ini tinggal menunggu penyelesaian perizinan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

"Lahannya sudah siap. Tinggal tunggu izin. Izin dari kami," katanya.

Jokowi menambahkan, Pemda DKI akan mendapat 12 blok untuk buruh.

"Kami dapet 12 blok rusun untuk buruh. Kami udah minta sebanyak banyaknya rusun," katanya. Selain untuk buruh, Jokowi mengaku sudah meminta percepatan pembangunan rusun untuk warga yang semula tinggal di tempat kumuh.

"Pokoknya kami siapin lahannya, tanahnya dan yang bangun dari Kementerian Perumahan Rakyat biar cepat," katanya.

Jokowi menambahkan, untuk sekarang Pemda DKI masih fokus untuk mengerjakan program pemindahan warga yang tinggal di bantaran kali Pesanggrahan, Waduk Pluit, Kali Angke, Kali Sunter dan Sungai Ciliwung.

Jokowi juga yakin, warga akan menerima tawaran rumah sewa dari Pemda tersebut. "Pada mau lah," katanya. 


Sumber :
http://www.antaranews.com
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin pemakaian dana APBD DKI Jakarta 2013 Rp 49,9 triliun tepat sasaran dan transparan. Ia mengajak warga Ibukota ikut mengawasi anggaran itu.

Jokowi berencana menyebar poster-poster APBD ke kampung-kampung Jakarta. Dengan begitu, warga DKI di kelas bawah sekalipun diharapkan mengetahui tentang APBD DKI.

"Jadi (sebar poster APBD). Nanti tak tunjukin posternya. Saya udah ngomong tinggal tunggu realisasinya," kata Jokowi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2013).

Namun demikian, Jokowi belum menjelaskan berapa jumlah poster yang akan disebar dan waktu penyebarannya.


Sumber :
http://news.detik.com

Jokowi Bangun Rusun Baru di Daan Mogot & Cilincing

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berencana membangun rumah susun baru di kawasan Daan Mogot dan Cilincing. Lahan sudah siap dan tinggal menunggu perizinan.

"Daan Mogot sama yang satunya di mana ya? Daan Mogot sama di Cilincing," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2013).

Rusun itu berjumlah 12 tower. "Iya nunggu izin. Izin dari kita. Kalau sudah keluar izin dari kita, langsung dikerjain," ujar Jokowi.

Izin rumah susun kapan keluar? "Satu hari, dua hari, tiga hari," kata suami Iriana ini.

Bagaimana jika masyarakat tidak mau pindah ke rusun? "Masyarakat nggak mau gimana? Kemarin kamu nggak mau, setelah didatangi ngantre," jawab Jokowi.

Menurut Jokowi, diperlukan sosialisasi yang menarik untuk menjaring minat calon penghuni rusun.

"Rusunnya perlu digambar, dipromosikan. Nggak ngerti ya masyarakat kadang-kadang kan nggak ngerti rusun itu gimana. Dalamnya kayak apa. Tapi setelah kemarin itu Pak Wagub langsung carikan bus, ajak ke sana nonton. Waaah antre," kata Jokowi.

Selain itu, kata dia, perlu trik memberi 'hadiah' bagi penghuni rusun pertama.

"Ya kaya gitu triknya. Nonton tapi juga sudah penuh mebel, TV, kulkas, masa nggak mau. Kebangetan nggak mau," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan sistem pengelolaan rusun juga akan diubah.

"Kita ini butuh, saya ngejar-ngejar terus loh. Di Kemenpera, PU yang Ditjen Cipta Karya, sama kita kejar. Karena kita butuh. Kalau yang lalu bangun, bangun, bangun, kosong. Kalau yang sekarang ya pokoknya bangun. Sistem kita sekarang gini, pokoknya bangun belum selesai sudah kita berikan kepada masyarakat, penghuninya siapa-siapa. Ngawasi 1-1 kamarnya. Belum rampung masuk. Caranya gitu, ganti sistemnya," papar Jokowi.

Sumber :
http://news.detik.com

Jokowi Copot Kepala Rusun Marunda

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan bahwa pemangku jabatan Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Wilayah I Jakarta Utara sudah diganti.

"Hari ini ada pelantikan pejabat yang baru, Ir. Jati Waluyo," ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Januari 2013. Sebelumnya, Jati menjabat sebagai Kepala Seksi Pembangunan Perumahan Dinas Perumahan DKI Jakarta.

Basuki mengatakan ia banyak menerima laporan keluhan tentang penjabat yang lama, Kusnindar. Basuki menyebutkan, selama ini dilaporkan bahwa Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara, tidak ada peminatnya.

Disebut-sebut, syarat yang menyebutkan penghasilan harus di bawah Rp 2,5 juta menjadi salah satu yang menghambat. "Makanya, kami ikut peraturan Kemenpera. Penghasilannya jadi di bawah Rp 5,5 juta," kata Basuki.

Namun, ketika syarat besaran gaji dinaikkan, Basuki malah menemukan banyaknya peminat dari masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta. "Fakta yang kami temukan di lapangan malah begitu. Kan, enggak bener," ujar pria yang kerap disapa Ahok ini.

Selain itu, Basuki mengatakan ia menyaksikan sendiri para pengungsi dari Muara Baru yang hendak mendaftar untuk pindah ke Rusun Marunda didiamkan dari pagi hingga malam, "Pagi saya ke sana, terus saya tinggal. Mungkin dia pikir saya enggak akan balik lagi. Pas saya balik lagi, ibu-ibu yang pada gendong anak masih dibiarkan di luar," ujar Basuki.

Basuki mengatakan, pihaknya sudah meminta Kusnindar untuk menyiapkan 500 unit rusun untuk para pengungsi dari Muara Baru dan sudah disanggupi. "Ternyata 100 unit saja belum siap," kata Ahok. Selain itu, di lantai 4 tidak tersedia air. "Alasannya, paralon pecah. Katanya lagi cari tukang las, masak paralon dilas?" kata Basuki.

Sebelumnya, diberitakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun Daerah I Dinas Perumahan DKI Jakarta, Kusnindar, tak bisa ditemui di kantornya pada Selasa, 29 Januari 2013. Padahal, banyak jurnalis ingin menanyakan perkembangan relokasi warga bantaran Waduk Pluit ke Rusun Marunda.

Telepon genggam Kusnindar yang biasanya aktif juga mati. Gagal dihubungi via telepon, Tempo mencoba menghubungi Kusnindar melalui layanan BlackBerry Messenger. Namun, tetap saja tak ada balasan. Beberapa saat kemudian, mendadak status BlackBerry Messenger Kusnindar berganti menjadi "Selamat Tinggal".

Kusnindar cukup rutin datang ke Marunda. Namun, hari ini dia tak tampak sama sekali. Kantor pengelola rusun pun ditutup. Seorang bawahan Kusnindar di Marunda malah menghindar ketika hendak dimintai konfirmasi.

Sumber :
http://www.tempo.co