Kamis, 21 November 2013

Cukup Dipasangkan dengan Sandal Jepit, Jokowi Pasti Menang

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fachri Ali, mengatakan, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, Jokowi pasti menang.
Siapa pun calon wakil presiden pasangannya nanti, Jokowi pasti memenangkan pilpres jika maju.
"Siapa pun pasangannya ya. Jokowi itu dipasangkan dengan sandal jepit juga menang," kata Fachri dalam diskusi Pemilu 2014: Antara Demokrasi Voting dan Demokrasi Kerakyatan di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013).

Tanggul Raksasa Segera Dibangun

Pembangunan mega proyek tanggul raksasa atau Great Sea Wall akan dipercepat. Dari rencana dibangun tahun tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015 mendatang. Sebab, pembangunan tanggul raksasa ini dinilai penting untuk menyelamatkan Jakarta dari ancaman banjir rob.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan mempercepat mega proyek bernilai 150T tersebut. “Kita percepat, pada tahun 2015 sudah mulai pembangunan fisiknya,” ujarnya di Balaikota, Kamis (21/11/2013).

Kampus Butuh Idola, Jokowi Kebanjiran Undangan

Banyak kalangan yang mengatakan lawatan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) ke kampus-kampus untuk menggalang suara pemilihan presiden 2014. Misalnya pada Rabu (20/11/2013), Jokowi menyampaikan kuliah umum di Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya Jokowi mengunjungi UI, UGM dan UNS.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengatakan, Jokowi datang ke kampus atas undangan pihak kampus terkait. Menurut Ari, undangan dari kampus Jokowi bahkan sudah padat.
"Itu bukan untuk kampanye presiden. Ada mahasiswa saya yang magang di Balai Kota. Katanya memang undangan untuk Pak Jokowi dari pihak kampus memang padat," kata Ari saat dihubungi merdeka.com pada Kamis (21/11/2013).

Waldjinah Pengin Diundang Jokowi

Penyanyi keroncong kawakan Waldjinah berharap, suatu hari nanti, dia diundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk tampil di Ibu Kota.
Jika sebelumnya Jokowi sempat mengundang band rock dunia seperti Metallica, Waldjinah pun berharap keroncong juga mendapatkan tempat. “Mbok Pak Jokowi itu juga mengundang kami, para penyanyi keroncong, biar bisa tampil di Jakarta dan semakin mengenalkan keroncong di Ibu Kota,” kata perempuan yang lahir di Solo, 7 November 1945 itu.

PM Belanda Kaget Jokowi Pindahkan Ribuan KK di Waduk Pluit

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengaku kaget Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berhasil memindahkan lebih dari seribu kepala keluarga (KK) yang ada di Waduk Pluit.
"Dia kaget ketika saya mengatakan sudah memindahkan 1600 KK," ujar Jokowi saat meninjau Waduk Pluit, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Kepada Rutte, Jokowi menjelaskan, normalisasi Waduk Pluit adalah pekerjaan yang membutuhkan usaha keras. Ia mengaku, Waduk Pluit dikerjakan sejak delapan bulan lalu dan hingga saat ini masih terus dilakukan.

Jokowi Ajak PM Belanda Jalan-jalan Keliling Waduk Pluit


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengajak PM Belanda Mark Rutte dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berkeliling di Waduk Pluit. Jokowi memamerkan Waduk Pluit yang kini cantik.

Simulasi Lengkap Pilpres 2014

Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres paling potensial di 2014. Seperti apa simulasi kekuatan Jokowi di Pilpres?
Selain memetakan kekuatan Jokowi sebagai capres top of mind (paling dikenal) dan capres paling disukai, Indikator juga membuat survei khusus memetakan kekuatan capres paling potensial di 2014. Lawan tangguh Jokowi di Pilpres 2014 adalah capres Gerindra, Prabowo Subianto.

Jokowi tak Dicapreskan, Golkar Mejelit

Nama Joko Widodo (Jokowi) selalu berada di ranking teratas hasil jajak pendapat tentang bakal calon presiden atau capres terpopuler. Namun hingga kini belum ada kejelasan dari PDIP apakan akan mengusung kader berjuluk Jokowi itu dalam pemilu presiden 2014.
Bila pada akhirnya memang bukan Jokowi jagoan PDIP, bagaimana hasil Pemilu 2014 mendatang? Hasil jajak pendapat "Jokowi's Effect Terhadap Elektabilitas Partai dalam Pemilu 2014" yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa pemenangnya adalah Partai Golkar.

Jokowi "Nyapres", Partai Lain Amburadul

Pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan diyakini akan memengaruhi perolehan suara semua partai politik peserta pemilihan umum 2014. Pencapresan Jokowi akan membuat partai lain amburadul. Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Indikator Politik baru-baru ini yang menggambarkan porat-paritnya partai lain jika Jokowi nyapres dan sebaliknya partai lain akan berjaya jika Jokowi tak nyapres.
"Semua partai kena pengaruh akibat dari pencapresan Jokowi oleh PDI Perjuangan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, di Kantor Indikator Politik, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2013).
Survei yang dilakukan Indikator Politik menunjukkan dampak paling besar jika Jokowi jadi diusung menjadi calon presiden tampak pada perolehan suara Partai Golkar.

Jokowi Paling Dikenal dan Disukai

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi mengadakan survei tentang capres paling potensial saat ini. Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang paling dikenal dan disukai.
Jokowi adalah capres yang disukai oleh 93% orang yang mengenalnya, diikuti oleh Prabowo Subianto (77%), Jusuf Kalla (73%), Dahlan Iskan (72%), Wiranto (71%), Megawati Soekarnoputri (70%), Aburizal Bakrie (64%). Aburizal Bakrie menjadi sorotan karena hanya disukai 64% orang yang mengenalnya.

Inilah Capres PKS Yang Akan Berangus Prabowo dan Bungkam Jokowi

Agar bisa mengusung calon presiden sendiri, tiap partai harus lolos Presidential Threshold (PT) 20% atau jumlah kursi di Parlemen 25%. Karena yakin lolos PT, PKS pun menggelar Pemilu Raya (Pemira) untuk menentukan capres besutan PKS.
"Tak ada skenario dan tak ada pikiran kita nggak lolos PT. Bahkan, rencana lain pun tak terpikir," kata Wasekjen PKS Fahri Hamzah usai acara Election Update III PKS, di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Terapkan E-budgeting, Jokowi Panggil Konsultan dari Surabaya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menerapkan E-budgeting pada anggaran tahun 2014 yang akan datang. Penerapan tersebut dilakukan untuk mengontrol anggaran Pemprov DKI Jakarta.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Endang Widjajanti mengatakan pihaknya menggandeng pihak ketiga untuk membantu pelaksanaan e-budgeting. Pihak ketiga tersebut merupakan konsultan asal Surabaya.

Jokowi Masih Kalkulasi Proyek Giant Sea Wall

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa dirinya tidak berani terburu-buru memutuskan mega proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa.
"Itu proyek besar sekali. Butuh perencanaan dan perhitungan," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Sampai saat ini, mega proyek yang akan dibangun di utara Jakarta tersebut masih sebatas wacana, belum sampai menuju ke hal-hal yang kongkrit.

Antara Prabowo dan Jokowi

Apa yang dilakukan Prabowo Subianto – Megawati Soekarnoputri dengan menerjunkan ganda campuran Joko Widodo (Jokowi) – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini merupakan manuver politik dari sebuah strategi politik yang lebih luas lagi. Manuver politik ini sebenarnya lebih pas dibaca sebagai presentasi politik atas ide, gagasan atau pewacanaan konsep yang menuju dan mengarah pada format demokratisasi kebhinnekaan atau multikulturalisme yang keterwakilannya direpresentasikan oleh ganda campuran Jokowi – Ahok.

Jokowi: Uang KJP Jangan Buat Beli Handphone

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengecek keberadaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMK Yappenda, Jalan Swasembada Timur, Jakarta Utara, Kamis (21/11/2013). SMK Yappenda merupakan sekolah tempat KJP pertama kalinya diluncurkan.
"Saya ini cek mendadak hanya ingin memastikan, SMK Yappenda dapat 112 KJP sehingga saya perlu cek sudah sampai atau belum," kata Jokowi di lokasi.
Jokowi yang datang sekitar pukul 11.00 di saat siswa-siswi di sana masih berada di luar kelas untuk beristirahat, langsung disambut dengan teriakan remaja seperti ketika mereka bertemu dengan idolanya.

Jokowi Akan Borong Ratusan Eskavator

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berniat memborong eskavator baru untuk mengeruk waduk dan kali di Jakarta. Pada tahap pertama, Pemprov DKI telah membeli 30 eskavator baru.
"Kita mau pakai alat sendiri sudah beli 30-an tinggal sewa sopir saja nanti beli 400-an taruh di tiap waduk dan danau," kata Jokowi di Waduk Sunter, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut Jokowi, selama ini Pemprov DKI hanya punya 6 eskavator. Padahal kebutuhan akan alat berat tersebut kian mendesak.
"Kita akan nambah terus. Masak punya 6 untuk apa? Kalau punya alat sendiri bisa kerja enggak perlu lelang-lelang. Kalau perlu 600 sekalian," tegas Jokowi lagi.

Jokowi Tanggapi Jembatan Ambles di Kalideres

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menanggapi jembatan ambles di Kalideres, Jakarta Barat. "Lihat dulu jembatan itu lama atau baru. Bisa saja jembatan itu roboh karena muatan truk yang terlalu berat," kata Jokowi di Balaikota, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Agus Priyono menjelaskan, sampai saat ini belum melakukan identifikasi penyebab amblesnya jembatan. Pihaknya sedang memperbaiki.

Jokowi Pastikan Kamar di RS Tarakan Masih Cukup

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini ruang perawatan pasien di Rumah Sakit Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, masih cukup untuk menapung pasien.
"Ruang-ruang masih cukup, kata dokter masih banyak. Sebentar lagi Desember akan ada penambahan," kata Jokowi di Rumah Sakit Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2013).

Jokowi Tambah 600 Tenaga Medis RSUD

Pasien-pasien di RSUD Tarakan mengeluhkan lamanya pelayanan di rumah sakit milik pemda tersebut.
Ketika hal tersebut dikonfirmasikan ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Jokowi mengaku keterlambatan itu akibat banyaknya dokter yang tidak bertugas.

Jokowi Terima Curhat Pasien RSUD Tarakan

Pasien rumah sakit Tarakan sampaikan keluhan ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait pelayanan yang lambat.
"Pak ini kok lambat banget, saya menunggu sejak pagi, tapi belum dipanggil-panggil," ujar salah seorang pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) di RS Tarakan, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Jokowi menilai pelayanan yang lambat bukan dikarenakan petugas yang malas, tetapi karena jumlah pasien terus bertambah banyak.

Jokowi Akan Bicarakan Giant Sea Wall dengan Belanda

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berencana akan membicarakan pembangunan proyek penanggulangan banjir "Giant Sea Wall" (tanggul raksasa) dengan Perdana Menteri Belanda Y.M. Mark Rutte sore ini, Kamis (21/11/2013).
"Iya nanti dibicarakan. Tapi bukan membicarakan proyeknya, hanya akan membicarakan di sana seperti apa, nanti di sini bisa diaplikasikan atau tidak," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis.
Terkait dengan rencana evaluasi proyek, Jokowi mengatakan proyek tersebut memang berskala besar jadi wajar jika ada evaluasi.

Jokowi ke RS Tarakan, antrean pasien bubar sibuk salam dan peluk


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Rumah Sakit Tarakan, di Jakarta Pusat, hari ini. Seperti biasanya, ada saja kejadian lucu saat orang nomor satu di DKI blusukan.

Jokowi Disebut Beruntung Bisa Jadi Gubernur

Anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat mengatakan Gerindra dulu mati-matian mendukung dan menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Martin, di Indonesia, bupati, gubernur, walikota memiliki beban utama harus mengeluarkan uang ratusan miliar untuk  menduduki jabatan tersebut. "Makanya ketika menduduki jabatan dia merampok untuk mengembalikan uang yang habis dulu," katanya di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Pinjam Jokowi untuk Landas Pacu Ketiga Soekarno-Hatta

Seorang duta besar negara di Eropa sampai harus curhat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) soal kepadatan di Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang. Ternyata tak hanya masyarakat Indonesia, para duta besar pun seolah menggantungkan asa kepada Jokowi bukan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).