Selasa, 11 Maret 2014

Hari H Jokowi 20 Maret 2014

Informasi terakhir untuk deklarasi Capres Jokowi tanggal 20 Maret 2014, Deklarasi capres PDIP akan mengusung Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Hal ini diutarakan oleh Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi Komunitas Warga Indonesia, Dono Prasetyo.
"Saya dengar deklarasinya tanggal 20 Maret," ujar Dono ketika dihubungi, Selasa (11/3/2014). Deklarasi capres PDIP akan mengusung Jokowi sebagai calon presiden. "Pertanyaan masyarakat semakin terang soal maju tidaknya Jokowi."

Benarkah Ahok Sengat Jokowi dengan Bus Abal-abal?

Meledaknya skandal megaproyek pengadaan 656 bus asal Tiongkok, dengan nilai Rp 1,5 triliun telah membuat sejumlah pihak saling serang. Adalah Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang mendesak kasus itu diusut tuntas.
Tidak peduli, jika pelakunya adalah orang dekat Gubernur Joko Widodo (Jokowi) ataupun Wagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
”Jika memang salah ya harus dihukum,” tegasnya, Selasa (11/3/2014). Sanusi menegaskan, keberadaan sekelompok mantan tim sukses (timses) Jokowi-Ahok yang disebut-sebut sebagai ”Geng Solo” memang nyata adanya.

Agus Pambagio Goyang Jokowi: Kenapa Jokowi Baru Tahu Bus Baru Bermerek Zhong Tong?

Banyak pihak menyesalkan sikap Pemprov DKI yang baru mempermasalahkan merek setelah bus-bus baru yang didatangkan dari China tiba di tanah air.
Menurut pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seharusnya sudah mengetahui detail barang yang mereka beli lantaran sudah berkoordinasi dengan pihak yang melakukan pengadaan.
“Mereka harusnya sudah melihat ke sana. Spesifikasi bus juga harusnya tahu karena dengan kondisi kemacetan di Jakarta, bus akan sering menginjak kopling dan gas. Hal teknis seperti ini juga seharusnya mereka tahu,” kata Agus saat berbincang dengan Okezone, Selasa (11/3/2014) malam.

Gerindra Berhasil Galang Parpol untuk Jegal Jokowi

Dimotori Partai Gerindra, pimpinan partai politik di Jakarta, Selasa (11/3/2014), berkumpul di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Parpol yang hadir dalam pertemuan tersebut yakni Partai Gerindra, Hanura, PPP, PBB,  PKS, PAN dan Partai Demokrat.
Mereka berkumpul untuk membahas perihal keberadaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang berencana maju sebagai calon presiden (capres). Dalam petemuan itu, pimpinan parpol minus PDI Perjuangan, meminta Jokowi untuk tetap konsen mengurus Jakarta sampai masa jabatannya berakhir.

Agus Pambagio Goyang Jokowi: Jokowi Sedang Nikmati Bus Abal-abal

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menilai saat ini Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sedang menikmati apa yang sedang dia tuai terkait kebijakan pengadaan Bus Transjakarta.
Agus mengaku pernah mengingatkan Jokowi soal kebijakan pengadaan bus yang dinilai tidak siap.
“Banyak yang saya sampaikan kepada Jokowi soal kebijakan yang dia ambil. Tetapi Jokowi tidak aware dan tidak suka ngurusin soal kebijakan, main tabrak saja. Saya bilang mana bisa pemerintahan seperti itu. Bisa-bisa (Jokowi) masuk penjara nanti,” kata Agus, Selasa (11/3/2014).

Investigasi Tempo: Sepak Terjang Michael Bimo Putranto

Michael Bimo Putranto, eks tim sukses Joko Widodo (Jokowi) saat di Solo,  tak hanya aktif di politik. Bimo punya bisnis. Proyek pertamanya membangun gedung sekolah kejuruan negeri di Solo senilai Rp 2,1 miliar, saat ia masih kuliah, pada 1994. Setelah lulus, ia beralih menggeluti bisnis mebel. Usaha ini bangkrut dan ia beralih menekuni jual-beli kayu. Lagi-lagi usaha ini tak bertahan lama.
Sambil berbisnis, Bimo menjadi pengurus Pasukan Suporter Pelita Sejati (Pasoepati), pendukung klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo atau Persis. Ia ditunjuk menjadi presiden kelompok itu pada 2010.

Tak Masalah Jokowi Tak Mundur Jika Nyapres

Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi yang menyatakan Joko Widodo (Jokowi) yang tak harus mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, dinilai sudah tepat.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR), Sugiyanto, Selasa (11/3/2014).
Menurutnya, apa yang diungkapkan Mendagri menyoal aturan bagi kepala daerah maupun Gubernur yang hendak mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres, telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden (Pilpres).
"Berpatokan dari undang-undang itu, maka jika Jokowi berencana mencalonkan diri sebagai Capres, maka ia tak perlu mundur. Cukup mengajukan cuti," jelas Sugiyanto.

Ganjal Jokowi: Tak Mungkin Jokowi Jadi Capres karena Akan "Cacat" Seumur Hidup

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad yakin bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak akan maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut Fadel, Jokowi akan memiliki "cacat" seumur hidup apabila meninggalkan tanggung jawabnya sebagai gubernur dan maju sebagai capres.
"Menurut pendapat kami, Jokowi tidak akan menjadi presiden," ujar Fadel saat dihubungi pada Selasa (11/3/2014).

F-PDIP DKI: Jokowi Tak Mungkin Terlibat Kasus Bus

Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta membantah bahwa Michael Bimo Putranto (MBP) sebagai anggota tim kampanye Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada Jakarta 2012. Selain itu, tim sukses Jokowi-Ahok telah membubarkan diri sejak 20 September 2012, tepatnya setelah Jokowi dan Ahok dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2013-2017.
MBP merupakan pria asal Surakarta yang disebut-sebut sebuah media massa nasional sebagai anggota tim kampanye Jokowi-Basuki yang terlibat dalam proyek pengadaan bus dari China.

SBY Sebut Tak Ada Parpol Dominan, Apa Kata Jokowi?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDI Perjuangan mengaku yakin bahwa partainya mampu meraup banyak suara pada Pemilu Legislatif 2014. Hal itu dikatakannya dalam menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa tidak akan ada partai yang dominan pada pemilu mendatang.
"Ya dilihat saja tanggal 9 April nanti seperti apa. Kalau feeling saya sih ya PDIP," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (11/3/2014).
"Yang jelas, kita ini ingin PDIP menang. Dengan angka yang tinggi. Di atas target," katanya lagi.

Agus Pambagio Goyang Jokowi: Bila Anak Buah Dipenjara, Jokowi Harus Ikut

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menilai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), harus ikut bertanggung jawab sekali pun anak buahnya yang bersalah dalam pengadaan bus Transjakarta.
Alasannya, Gubernur dianggap lalai karena tidak mengecek proses pengadaan bus Transjakarta.
“Sudah begini (muncul masalah tender), tetap orang nomor satu harus bertanggung jawab. Dia (Jokowi) harus bertanggung jawab. Kerugian Pemprov atas kasus ini secara material dan immaterial gagal memenuhi kebutuhan harapan masyarakat.

Eks Ketua Organda DKI: Bimo Timses Jokowi-Ahok, Bukan Rahasia Lagi!

Mantan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Sudirman, mengatakan, Michael Bimo Putranto bukan tim sukses Joko Widodo (Jokowi) saat maju dalam Pemilihan Wali Kota Solo, melainkan saat maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Tidak (tim sukses waktu wali kota). Dia (Bimo) tim sukses waktu Gubernur. Yang jelas, saya tahu persis dia adalah mantan anggota DPRD Solo. Dia juga tim sukses Jokowi pas mau jadi gubernur. Itu bukan rahasia lagi,” ungkap Sudirman kepada Okezone, Selasa (11/3/2014).

Paranormal Ancam Jokowi

Paranormal asal Surabaya Ki Sabdo Jagad Royo mengaku, akan mencabut khodam Nyi Roro Kidul yang menempel di Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Sikap itu dilakukan jika mantan Walikota Solo itu benar-benar maju sebagai Capres 2014.
Paranormal yang tinggal di Surabaya itu membuktikan pernyataannya melalui selebaran yang ditandatangani di atas materai.
"Ketika maju sebagai Gubernur DKI, Khodam Nyi Roro Kidul ikut hingga sukses. Belum tuntas memimpin Jakarta malah akan maju sebagai Capres. Saya akan mencabut Khodam Nyi Roro Kidul yang menempel di Jokowi itu," kata pemilik nama lengkap Ki Sabdo Jagad Royo H Wahyu Sumitro, Selasa (11/3/2014).

PDIP Aceh Resmi Usulkan Jokowi Capres 2014

Dewan Pimpinan Daerah PDIP Aceh mengusulkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jakowi) sebagai calon presiden dari partai tersebut pada Pilpres 2014.
"Rekomendasi konsolidasi internal maka 23 DPC PDIP se Aceh mengusulkan Jokowi sebagai calon presiden agar diusung pada pilpres mendatang," kata Ketua DPD PDIP Aceh, Karimun Usman di Banda Aceh, Selasa (11/3/2014).

Indikasi Keterlibatan Mantan Timses Jokowi Harus Diselesaikan Secara Hukum

Adanya indikasi yang menyebutkan keterlibatan mantan tim sukses (timses) Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam pengadaan bus Transjakarta menurut Aktivis 98 Taufan Hunneman, haruslah dilihat dari kacamata hukum. Dirinya menilai masalah tersebut jangan dilihat dari kacamata politik.
"Kasus bus Transjakarta itu haruslah dilihat dari kacamata hukum, jangan dilihat dari kacamata politik. Apalagi sampai dipolitisasi untuk menjatuhkan seseorang," kata Taufan dalam keterangan persnya, Selasa (11/3/2014).
Pria yang berprofesi sebagai advokat ini mengatakan, mekanisme dalam pengadaan bus Transjakarta itu tentu telah diatur dalam mekanisme pembuat komitmen pada masing-masing kedinasan.

Wacana Jokowi-JK Tak Buat Golkar Risau

Partai Golkar merasa tak terancam dengan wacana Jusuf Kalla (JK) diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, partai berlambang pohon beringin itu sudah mantap mengusung Ketua Umum Aburizal Bakrie sebagai capres tunggal.
"Tak ada masalah (Jokowi-JK). Kami serahkan saja. Ini semua dinamika politik. ARB sudah memberikan pernyataan," kata Idrus Marham di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Presiden Jokowi Akan Fokus ke Pemerataan Ekonomi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari PDIP. Namun hingga saat ini belum ada penyataan resmi dari PDIP maupun Jokowi soal itu.
Namun demikian, Jokowi mulai berani mengungkapkan rencananya jika menjadi presiden. Masalah utama yang akan ditanganinya adalah permasalahan ekonomi. Sebab, ia menilai persoalan itu merupakan masalah terpenting di Indonesia.
"Pemerataan di ekonomi, kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak ada gap yang semakin lebar antara masyarakat," jelasnya di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3/2014).

Jokowi Memakai Salib?

Jokowi di Rumah Makan Medan Baru, Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3/2014) Foto : detik.com

PDIP Bantah Bimo Tim Sukses Jokowi

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membantah Michael Bimo Putranto adalah tim sukses Gubernur DKI Joko Widodo saat pemilukada lalu. "Di tim kampanye itu nama Bimo tidak ada," kata Boy Sadikin, Ketua DPD PDIP DKI, Selasa (11/3/2014).
Sehingga jika ada masalah, kata Boy, maka itu merupakan masalah pribadi. Tim kampanye dan relawan Jokowi-Ahok sudah dibubarkan sejak 10 September 2012. Sejak itu tidak ada lagi pembentukan tim apapun.

Jokowi Optimis PDIP Raih Suara Pileg di Atas 27 Persen

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) optimis Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) akan mendominasi dalam Pemilu 2014. Jokowi menargetkan, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu meraih di atas 27 persen suara dalam pemilihan legislatif (Pileg).
"Kita bicara Pileg. Itu urusan partai, urusan Ketum. Target di atas 27 persen. Itu ditanyakan ke partai. Kalau tanya ke saya, ya menangkan PDIP," kata Jokowi di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3/2014).
Jokowi menjelaskan, semuanya akan dibuktikan saat pemilu legislatif (Pileg) yang akan dilakukan pada 9 April 2014. "Ya nanti dilihat saja tanggal 9 April nanti seperti apa. Kalau feeling saya sih ada. Feeling saya ya," katanya.

Makan Mie Ribut, Ngomong "Titip" Juga Ribut

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku bingung dengan permasalahan kata 'titip' yang dia sampaikan saat Rapat Pengarahan kepada Eselon 3 dan 4. Padahal dia sudah berhati-hati dalam memilih kata.
"Kamu juga makan mi diributin, ada kata-kata titip juga diributin. Padahal saya sudah hati-hati agar kata-kata itu tidak terpeleset," kata Jokowi di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3/2014).
Seperti diketahui, Jokowi dalam rapat pengarahan tersebut sempat menyisipkan kata 'saya titip' kepada pegawai negeri sipil (PNS) yang hadir.

Jokowi Jadi Korban Foto Selfie

Memotret sendiri atau ramai-ramai tanpa bantuan pihak lain ‎atau biasa disebut foto selfie saat ini menjadi tren di masyarakat luas. Dan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun menjadi korbannya.
Peristiwa itu bermula saat Jokowi tengah menikmati makan siang di sebuah restoran di kawasan Meruya, Jakarta Barat, usai mengujungi dua sekolah di kawasan Cengkareng. Saat Jokowi tengah menyantap hidangan makan siang, tiba-tiba salah seorang perempuan menghampiri Jokowi dan memintanya berfoto bersama.

Mega Ingin Jokowi Selamat

Di Sudut Jalan Ciragil, Jakarta Selatan, Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Viraguna Bagoes Oka dan beberapa kolega mengajak saya berdiskusi mengenai prospek pemilu. Semua sependapat bahwa pemilu akan berjalan aman.
Namun, ketika bicara soal calon presiden, yang terdengar adalah desah kecil.
Sebagai bagian dari kognitariat, mereka berharap PDI-P segera mengumumkan calon presidennya. Ibarat aliran sungai, preferensi politik masyarakat akan jelas ke mana bermuara.

Goyang Jokowi: Elektabilitas Jokowi Tinggi Merupakan Fatamorgana Politik

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memiliki elektabilitas yang sangat tinggi hingga merajai berbagai lembaga survei. Bahkan Jokowi dapat lebih unggul dari para tokoh-tokoh yang merupakan berposisi sebagai Ketua Umum ataupun Ketua Dewan Pembina parpol.
Anggota DPD DKI Jakarta, AM Fatwa menilai tingginya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bukanlah sesuatu yang akan bertahan lama. Menurut politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) itu, elektabilitas Jokowi bagaikan sebuah fatamorgana politik.

Kata Golkar Elektabilitas Ical Beda Tipis dengan Jokowi

Partai Golkar melakukan survei internal tentang elektabilitas partai politik dan capres dalam Pemilu 2014 mendatang. Dari hasil survei internal tersebut, elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) yang diusung Partai Golkar sebagai capres kalah dari Joko Widodo (Jokowi).
Namun demikian, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengklaim elektabilitas Ical sebagai capres telah menembus angka 20 persen.
"ARB 20 persen juga," ujar Idrus kepada wartawan di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Tjahjo PDIP: Jokowi Jurkamnas Tak Terkait Capres

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi diserahi tugas untuk menjadi juru kampanye nasional oleh PDIP. Ia pun telah keliling ke 3 lokasi agar suara masyarakat menjatuhkan pilihannya pada partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Pak Jokowi sudah konsolidasi kemarin di Aceh Langsa, Medan, dan Pekanbaru. Dijadwalkan Sabtu-Minggu kampanye di beberapa daerah," ujar Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Meski demikian, Jokowi tidak akan berkeliling ke seluruh Indonesia.

Michael Bimo Putranto Minta Ahok Hati-hati Bicara

Dalam kasus proyek pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) abal-abal mencuat nama Michael Bimo Putranto. Michael tak lain adalah mantan Tim Sukses Joko Widodo (Jokowi) ketika saat menjabat sebagai Wali kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta.
Dalam kasus bus karatan, disinyalir Michael Bimo Putranto ikut terlibat dalam tender pengadaan bus dari China itu.
Ahok berkata keras pada sosok pengusaha ini. Menurut Ahok, Bimo biasa meminta proyek.
"Aku sudah tanya Pak Jokowi. Itu anak emang dari dulu di Solo suka begitu. Dia suka ada proyek, suka ngaku-ngaku deket Pak Jokowi. Manfaatin, foto-foto. Dia klaim," ujar Ahok di Balai kota, Senin (10/3/2014).

Teror Jokowi: Posko Dirusak, Spanduk Mega-Jokowi Dibakar

Posko PDIP kota Yogyakarta diobrak-abrik sekelompok orang. Spanduk bergambar Megawati dan Jokowi (Joko Widodo) dibakar. Polisi masih menyelidiki kejadian ini.
Perusakan Posko PDIP yang terletak di Jl Ki Mangun Sarkoro, N0 17, Pakualaman, Gunung Ketur terjadi pada Selasa (11/3/2014) sekitar pukul 02.00 WIB. Pelaku datang menggunakan satu mobil.
Tim Advokasi DPD PDIP DIY Tengku Wahyudi mengatakan, 2 pelaku turun dari mobil. Satu orang masuk ke dalam posko dalam kondisi mabuk dan berteriak-berteriak tidak jelas.

Ayah Dino Patti Djalal Ikut Urun Rembuk Program untuk Jokowi

Sejumlah pakar dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi berkumpul untuk mengawal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melangkah menuju ajang pemilihan presiden.
Forum nasional yang berlangsung di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Selasa (11/3/2014), digagas Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi. Dalam acara bertajuk 'Jalan Kemandirian Bangsa' akan mencari dan mempersiapkan konsep pembangunan Indonesia ke depan.
"Simposium ini nanti sebagai kerangka akademik, kerangka pemikiran untuk mengantar Jokowi jadi Presiden," kata Dono Prasetyo, Kepala Kantor Seknas Jokowi dalam perbincangan dengan VIVAnews.

Kampanye Jokowi Dibatasi

Jadwal dan peta kampanye Jokowi sebagai jurkamnas PDIP diubah. Namun sang Gubernur DKI yang kini jadi capres fenomenal ini tak tahu menahu. Kok bisa?
"Saya belum tahu. Saya belum dengar soal itu," kata Jokowi saat ditanya soal kampanye yang dibatasi oleh Bapilu PDIP yang diketuai Puan Maharani. Hal ini disampaikan Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Mendagri: Jika Maju Jadi Capres, Jokowi Cukup Cuti

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, jika maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2014, Joko Widodo alias Jokowi tidak harus mundur dari jabatan Gubernur DKI Jakarta. Jokowi cukup mengajukan cuti.
"Yang pasti kalau Jokowi maju (jadi capres) tidak perlu mundur. Tidak seperti yang dikatakan orang di koran," ujar Gamawan saat dihubungi, Selasa (11/3/2014).
Gamawan mengatakan, kepala daerah yang maju pada Pilpres cukup cuti seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden.

Seknas Jokowi Tegaskan Tidak Pernah Campuri Urusan PDI Perjuangan

Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi menegaskan tidak pernah mencampuri urusan dapur PDI Perjuangan, termasuk siapa nama yang diusung partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut sebagai calon Presiden (capres).
Menurut Kepala Kantor Seknas Jokowi, Dono Prasetyo, pihaknya tak mau berandai-andai jika Jokowi hanya dijadikan cawapres pendamping Megawati sebagai capres. Ia menegaskan adanya Seknas Jokowi karena merindukan Indonesia yang sejahtera dan lebih baik.

Jokowi Jamin Pelantikan Anas Effendi Tak Ada Intervensi Dari Siapa pun

Anas Effendi menjabat Wali Kota untuk kedua kalinya. Pelantikan Anas Effendi menjadi Wali Kota Jakarta Barat baru mengundang tanda tanya segenap pihak. Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan menunjuk Anas karena memiliki semangat memperbaiki kinerja.
Anas sebelumnya pernah menjabat menjadi Wali Kota Jakarta Selatan. Ia lalu dimutasi menjadi Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah DKI Jakarta. Nasib Anas kemudian berbalik, dia dilantik Jokowi menjadi Wali Kota Jakarta Barat.
"Orang tidak seperti itu.

Capres PDI Perjuangan Harus Punya Darah Soekarno? Bagaimana Pada Jokowi?

Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi berkomentar mengenai isu adanya konflik internal PDIP dan tradisi 'trah Soekarno' sehingga partai berlambang banteng moncong putih tersebut belum mengumumkan secara resmi siapa capres yang diusungnya.
Kepala Kantor Seknas Jokowi, Dono Prasetyo, mengatakan jika dikatakan Capres dari PDI Perjuangan harus yang mempunyai darah keturunan Soekarno, maka pihaknya berpendapat Gubernur DKI Jakarta Jokowi secara tidak langsung mewarisi semangat Soekarno.

Michael Bimo Putranto Sebut Tudingan Jokowi dan Ahok Fitnah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi membeberkan kepada wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal sepak terjang mantan timsesnya, Michael Bimo Putranto. Kepada Ahok, Jokowi menyebut bila Michael Bimo Putranto sering memanfaatkan atau mencatut namanya untuk mendapatkan proyek.
"Aku sudah tanya Pak Jokowi. Itu anak (Michael Bimo Putranto) emang dari dulu di Solo suka begitu. Dia suka ada proyek, suka ngaku-ngaku deket Pak Jokowi. Manfaatin, foto-foto. Dia klaim," ujar Ahok di Balai kota, Senin (10/3/2014).

Jokowi: Masa Outdoor Terus

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) punya alasan tersendiri melantik Wali Kota Jakarta Barat baru, Anas Effendi, di dalam gedung berbeda dengan pelantikan wali kota sebelumnya. Jokowi rupanya ingin mengganti suasana.
"Ya nggak apa-apa, masa outdoor terus. Outdoor, indoor, outdoor, indoor," kata Jokowi di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3/2014).
"Kadang-kadang ya memang diperlukan di dalam dan di luar. Kemarin kan di luar," lanjut Jokowi.

Jokowi Kunjungi SD Cengkareng

Usai berkunjung ke SMPN 45 Cengkareng Barat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan blusukannya ke komplek SD Cengkareng Barat yang tak jauh dari SMPN 45. Begitu tiba, Jokowi langsung diserbu ratusan siswa SD yang hendak bersalaman dengan orang nomor 1 di DKI tersebut.
Jokowi tiba di Komplek SD Cengkareng Barat, Jalan Utama Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, pukul 10.35 WIB.

PAN Akui Sering Bahas Jokowi

Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui duet Hatta Rajasa dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sudah dibicarakan di internal partai.
Hal itu dikatakan Ketua Bapilu PAN, Viva Yoga Selasa (11/3/2014).
"PAN sering bicara Jokowi, bedah dari berbagai aspek. Pembicaraan itu (Hatta-Jokowi) memang sudah pernah dibicarakan di DPP," kata Viva.

Jokowi Kunjungi SMP 45 Cengkareng

Usai melantik Wali Kota Jakarta Barat baru Anas Effendi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kegiatan dengan blusukan. Kali ini, Jokowi berkunjung ke SMP Negeri 45 Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
Jokowi tiba di SMP 45, Jl Utama Raya, no 45, Cengkareng Barat, Jakarta Barat pukul 10.05 WIB, Selasa (11/3/2014).

Jokowi Lantik Wali Kota Jakarta Barat dengan Nuansa Yang Berbeda

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) melantik Anas Effendi sebagai wali kota Jakarta Barat yang baru, Selasa (11/3/2014) di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Dalam pelantikan kali ini Jokowi meminta kepada wali kota Jakarta Barat yang baru agar menyelesaikan beberapa hal, seperti pelayanan kepada masyarakat yang perlu diutamakan. Sebab, beberapa kali ia menyampaikan jika dalam bekerja melayani orientasinya bukan prosedur, tetapi kepada hasil.

Ulasan: JK dan Hatta di Mata Mega

Tiba-tiba saja Joko Widodo (Jokowi) menjadi bintang di panggung politik nasional. Belum setahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, mantan Walikota Solo ini langsung memperoleh dukungan dari berbagai komponen.
Dukungan terlihat dari liputan media. Secara kasat mata bisa dilihat dan rasakan, Jokowi menjadi salah seorang 'media darling' dari sedikit tokoh yang sejatinya banyak berinteraksi dengan komunitas media.

Michael Bimo Putranto Bantah Lerlibat Kasus Bus Abal-abal

Michael Bimo Putranto
Michael Bimo Putranto membantah dirinya terlibat dalam proyek pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang telah diketahui telah berkarat.
"Tidak benar itu informasi yang menyebutkan saya terlibat pengadaan Transjakarta dan BKTB. Saya ini ketemu Pak Jokowi saja tidak pernah, apalagi semenjak beliau dilantik menjadi Gubernur," ujar Bimo saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/3/2014) dini hari.
Menurut mantan anggota DPRD Solo periode 2004-2009 tersebut, media seharusnya melakukan klarifikasi kepada dirinya terlebih dahulu. Bimo juga berjanji akan menggelar keterangan pers secepatnya.
"Semenjak Pak Jokowi dilantik, saya baru sekali ke Balai Kota (Jakarta). Itupun bukan Pak Jokowi yang menemui, tapi pejabat Dinas Perhubungan," katanya.