Sabtu, 30 November 2013

Ada Perjanjian Batu Tulis, Akankah Duet Prabowo-Jokowi Terwujud?

Menjelang Pilpers 2009, PDIP dan Gerindra membuat perjanjian politik di Batu Tulis, Bogor. Salah satu poin dalam perjanjian itu disebut-sebut berupa janji PDIP untuk mendukung pencapresan Prabowo di Pilpres 2014. Jika poin itu benar adanya, apakah berarti duet Prabowo-Jokowi akan terwujud?
Pertemuan di Batu Tulis tersebut dihadiri semua petinggi PDIP dan Gerindra, seperti Mega sendiri, Puan Maharani, Pramono Anung, Prabowo didampingi Fadli Zon, Martin Hutabarat, Hashim Djojohadikusumo, dan lainnya.

Jokowi: Blusukan Membuka Mata Batin dan Penglihatan Spiritual

Blusukan adalah salah satu cara yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menunjukkan kinerjanya. Jokowi mengakui, kegiatan blusukan merupakan salah satu masukan yang disampaikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya blusukan, bukan hanya untuk dekat dengan rakyat, tetapi juga mencoba mendekati masalah," ungkapnya di dalam diskusi 'Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Aula FK UI, Salemba, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Atasi Banjir, Jokowi Minta Bantuan Tetangga Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta kerjasama pemerintah daerah sekitar Ibu Kota lebih kooperatif mengatasi banjir. Dia berharap urusan banjir di Ibukota membutuhkan uluran tangan dari daerah tetangga.
Tanpa ada bantuan dari pemda tetangga terutama Depok dan Bogor, maka permasalahan banjir di Jakarta sulit diatasi. “Walaupun kita sudah keruk saluran dan waduk, tapi kalau yang di atas tidak diatasi, ya Jakarta tetap banjir. Untuk itu kami butuh bantuan mereka, baik dari Depok, Tangerang, Bekasi, maupun Bogor,” ujar Jokowi di FK UI, Jl Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Gerindra Masih Ngarep Duet Prabowo-Jokowi, PDIP: Tunggu Hasil Pileg

Gerindra masih membuka peluang untuk mewujudkan duet Prabowo-Jokowi di 2014. Meski tak menyambut, ternyata PDIP tak menutup peluang itu rapat-rapat.
"Seperti disampaikan Ibu Ketua Umum di acara UI, tentu semua melihat hasil Pileg, baru akan ditentukan langkah berikutnya. Karena apapun juga hasil pileg lah yang menentukan bisa menjadi capres dari partai," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga saat dihubungi, Sabtu (30/11/2013) malam.
Eriko mengatakan hasil Pileg akan sangat menentukan langkah PDIP di Pilpres 2014. Target PDIP adalah untuk mengusung capres sendiri.

Dicurigai Prananda Mau Diorbitkan di Pilpres 2014

Dicurigai Prananda Prabowo yang selalu mendampingi Ketua Umum DPP PDIP Megawati kemana-mana, terkait kepentingan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
“Banyak yang curiga Mega ingin memperkenalkan putranya itu (Prananda) kepada masyarakat kemana-mana untuk diorbitkan pada Pilpres 2014,” kata Guru Besar Universitas Indonesia Prof Maswadi Rauf yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/11/2013) malam.

Indonesia kehilangan sosok pemimpin seperti Soekarno

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan gagasan dan ide-ide besar dari Presiden RI Pertama, Ir Soekarno tidak dilanjutkan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Padahal, tokoh proklamator tersebut merupakan sosok visioner yang mempunyai ide-ide jauh melebihi jamannya.
"Beliau proklamator kita. Ide besarnya tidak perlu diragukan lagi," kata Jokowi usai menjadi pembicara seminar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Jokowi Ditanya 'Beli Nyali' di Mana Sampai Berani Blusukan

Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai gubernur yang berani untuk langsung turun ke masyarakat dan melihat langsung permasalahan. Salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menanyakan nyali Jokowi yang blusukan kemana-mana.
Adalah salah satu pengajar FIB UI bernama Riri Sarumpaet yang menanyakan hal tersebut. Jokowi pun menjawab dengan gayanya yang santai. Riri bertanya dimana Jokowi 'beli nyali' sehingga berani mengambil kebijakan.
"Di pasar dan kedua di kampung kalau kita ke pasar dan tahu masalah detil, kita tau masalahnya detil di kampung problemnya real, kita akan berani, mau putuskan apa," kata Jokowi saat sesi tanya jawab panelis di seminar tentang kepemimpinan di FK UI, Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Jokowi Sebut Kasus Lurah Susan Bukti Pluralisme di Jakarta Final

Sebagai pemimpin daerah yang terdiri dari berbagai etnis, suku dan agama, tak jarang Gubernur Jokowi berhadapan dengan masalah-masalah pluralisme. Meski demikian, Jokowi memastikan pluralisme di Jakarta sudah final dan tak perlu lagi dipermasalahkan.
"Pluralisme dan kebhinekaan kita sudah final," kata Jokowi saat menjadi pembicara di seminar 'Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Aula FK UI, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Ditanya Peluang Jokowi Jadi Capres, Megawati: Sabar Dulu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, belum mau bicara soal calon presiden yang akan diusung PDI Perjuangan. Menurut Mega, partainya akan fokus menghadapi pemilu legislatif.
"Sabar dulu ya. Tunggu sampai selesai pemilu legislatif," kata Mega menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Saat seminar masih berlangsung, Megawati sempat mendapat pertanyaan dari salah satu staf pengajar UI tentang peluang Jokowi sebagai capres PDI Perjuangan.

Kepanasan, Megawati Minta Jokowi Belikan AC Untuk Kampus UI

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hari ini menjadi pembicara dalam diskusi "Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang" di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak hanya Mega yang hadir, Jokowi pun diundang menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Seminar itu digelar di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peserta yang hadir pun membeludak hingga memenuhi seluruh tempat duduk. Bahkan ada yang berdiri.

Jokowi-Megawati Duduk Bareng Jadi Pembicara

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri duet sebagai pembicara dalam sebuah seminar, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/11/2013). Menurut catatan Tempo, inilah pertama kalinya Jokowi -sapaan akrab Gubernur- dan Megawati duduk satu meja sebagai pembicara.
Jokowi dan Megawati beserta rombongan tiba di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada pukul 10.00 WIB. Jokowi mengenakan kemeja lengan panjang putih dipadu pantalon hitam.

Ini Alasan Slank Dekat dengan Jokowi

Kelompok musik Slank tak pernah membeda-bedakan siapa pun tokoh yang ingin bertemu dengan mereka. Tak terkecuali dengan tokoh dari partai politik. "Slank selalu terbuka, siapa pun, dari partai politik apa pun, jika berkunjung di terima," kata Manajer Slank, Iffet Veceha Siddharta kepada Tempo, di Yogyakarta, 19 November 2013 lalu.
Meski demikian, kata perempuan yang kerap disapa Bunda Iffet itu, Slank tak pernah mau terlibat dalam kegiatan politik praktis. Meski tawaran untuk mendukung partai politik tertentu kerap berdatangan. "Yang pasti sampai 30 tahun ini, Slank setia untuk netral, tidak mendukung salah satu partai tertentu," kata Iffet.

Jokowi dan Kemeja Putih yang Kekuningan

Saat menjadi pembicara di Universitas Indonesia Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sempat bercerita mengenai kemeja putih khasnya. Jokowi menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Kala itu, ia menemani Mark untuk melihat Waduk Pluit. Jokowi mengenakan kemeja putih, sedangkan Mark mengenakan kemeja lengkap dengan menggunakan jas.

Jokowi Buka Rahasia Soal Baju Putihnya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), menjadi pembicara di seminar yang dihelat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 November 2013. Dalam acara yang dihadiri ratusan civitas akademik ini, Jokowi tampak santai dengan kemeja putih lengan panjang dan pantalon hitam.
Dalam ceramahnya selama 40 menit, Jokowi lebih banyak melemparkan joke ringan. "Tahu ndak banyak orang nanya kenapa saya sukanya pakai kemeja putih, ini ada alasannya," kata Jokowi mengawali pidatonya.

Lagi, Megawati-Jokowi Tunjukkan "Kemesraan" di Depan Publik

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri, dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), kembali menunjukkan 'kemesraannya' di depan publik. Saat datang untuk memenuhi undangan sebagai pembicara dalam seminar kepemimpinan Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Sabtu (30/11/2013), keduanya tiba dengan mobil yang sama sekitar pukul 09.45. Jokowi turun dari mobil Toyota Alphard bernomor polisi B 2301 MT milik Megawati.

Jokowi Tak Mau Tanggapi Soal Kematian 14 Kanguru

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ogah menanggapi kematian 14 kanguru di Raman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Pasalnya, itu merupakan bukan tanggu jawab dirinya.
"Ah itu urusannya nanti kalau ada tikus mati di rumah, mau tanya saya," kata Jokowi saat dimintai tanggapan di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Orang nomor satu di DKI ini meminta, persoalan matinya 14 kanguru di TMR tersebut langsung ditanyakan ke pengelola TMR. "Ya ya dilindungi. Tanya ke Ragunan, jangan tanya ke saya," katanya.

Jokowi-Megawati Berada dalam Satu Mobil Menuju UI Salemba

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam Serial Seminar Dewan Guru besar Universitas Indonesia (DGB UI) yang bertajuk 'Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang', Sabtu (30/11/2013).
Selain Megawati, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo juga turut menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Seminar itu dilaksanakan sejak 26 November hingga 30 November 2013. Megawati dan Jokowi tiba di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat pukul 09.40 WIB.

Jumat, 29 November 2013

Dipuji SBY, Jokowi Terus Lakukan Evaluasi

Lelang jabatan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapatkan pujian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kendati demikian, hal itu tidak membuat besar hati Gubernur.
"Yang paling penting, pertama seleksi dan promosi terbuka ini transparansi. Masalah suka dan tidak, tapi transparansi," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Menurut Jokowi, hal yang penting adalah terus dilakukan eveluasi. karena, kata dia, pihaknya belum mengatahui, apakah program itu sudak maksimal atau belum.

Sobek, Akhirnya Jokowi Tampil dengan Sepatu Baru

Ada yang beda dari penampilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat hendak meninggalkan Balaikota, Jumat sore, (29/11/2013). Jokowi mengenakan sepatu baru.
"Ini foto," kata Jokowi kepada wartawan sembari mengarahkan tangannya ke sepatu barunya. Warna sepatu barunya tidak berbeda jauh dengan pendahulunya, yakni cokelat. Sementara bagian solnya warna putih. Adapun mereknya tidak ada.

Jokowi Segera Kunjungi Walikota Depok

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak bersedia berpolemik dengan siapapun untuk membangun Jakarta, termasuk mengomentari Wasekjen DPP PKS Fachri Hamzah. Mantan Walikota Solo itu bahkan segera mengatur waktu bertemu dengan Walikota Depok Nurmahmudi Ismail.
“Wah, saya ndak mau ribut-ribut. Kita harus bersama membangun Jakarta,”kata Jokowi, Jumat (29/12/2013) di sela-sela kegiatan bersepeda bersama matan Wakil PM Inggris Lord Mandelson.

Warga Puas kepada Jokowi, Kecuali soal Macet dan Angkutan Umum

Sebagian besar warga Jakarta merasa puas dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam mengatasi berbagai masalah di Jakarta. Namun, warga tidak puas dengan penanganan dua masalah Ibu Kota, yakni kemacetan dan angkutan umum Ibu Kota.
Demikian hasil telepolling pada 8-10 November 2013 yang dilakukan Pusat Data Bersatu terhadap 12 hal yang ditangani Jokowi-Ahok.

Bahas Soal Jakarta, Jokowi Temui Kapolri di Mabes

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kantor Mabes Polri untuk bertemu Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, Jumat (29/11/2013). Setiba di Mabes, Jokowi langsung menuju ruangan Sutarman di lantai dua.
Jokowi enggan menjelaskan agenda pertemuannya dengan Kapolri. Namun tanpa merinci materi pertemuan, Sutarman mengatakan ia dan Jokowi hendak membahas permasalahan Jakarta. “Mungkin ada persoalan-persoalan Jakarta yang belum terselesaikan,” kata Sutarman.

Ini Ancaman Jokowi untuk Pemberi Uang Pengemis

Pengemis dan gelandangan seolah sudah menjadi pemandangan umum di jalanan Ibu Kota. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan denda tinggi bagi masyarakat yang masih memberi uang pada pengemis. "Sekarang kita orientasi pada denda. Karena orang itu takutnya karena denda besar.
Di Singapura juga begitu," kata dia usai memberikan kuliah umum di Universitas Trisakti, Jumat (29/11/2013). Menurut Jokowi, denda tinggi tersebut bertujuan untuk menciptakan tertib hukum dan tertib sosial di masyarakat.

Denda Tinggi Itu Ampuh!

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui denda bagi pelanggar peraturan daerah akan efektif jika berupa denda uang dalam jumlah besar. Ke depan, Jokowi berjanji akan mengoptimalkan denda uang untuk para pelanggar.
"Ke depan, orientasi kita pada denda. Memang kalau kena Rp 50.000 mengulang-ulang terus pasti, tapi kalau Rp 500.000 baru merasakan," ujarnya seusai menghadiri Dies Natalis ke-46 Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Jumat (29/11/2013).

SBY Apresiasi Lelang Jabatan ala Jokowi-Ahok

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi pelaksanaan sistem perekrutan seleksi dan promosi jabatan terbuka atau yang lebih dikenal dengan lelang jabatan oleh Pemprov DKI. Pernyataan SBY itu disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN dan RB) Azwar Abubakar dalam HUT Ke-42 Korpri di Monumen Nasional (Monas), Jumat (29/11/2013) pagi ini.
"Saya mengapresiasi pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota, yang telah menjalankan lelang jabatan," kata Azwar mengutip pujian dari Presiden SBY.

Jokowi Akui Sulit Ubah Perilaku Negatif Warga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui sulit mengubah perilaku negatif warga Jakarta. Salah satunya yakni terkait membuang sampah pada tempatnya.

"Perilaku masyarakat buang sampah sembarangan memang sulit diubah," ujar Jokowi saat menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis 46 Universitas Trisakti Jakarta, Jumat (29/11/2013).

Jokowi dan Eks Wakil PM Inggris Bersepeda dan Ngopi Bareng

Bersepeda ke kantor pada hari Jumat menjadi kebiasaan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Kali ini, Jokowi bersepeda ditemani mantan Wakil PM Inggris, Lord Mandelson.
Jokowi berangkat dari rumah dinasnya di Jl. Taman Suropati No. 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2013) sekitar pukul 06.00 WIB. Ia mengenakan baju polo shirt dan Mandelson tampak mengenakan baju kemeja warna putih dengan celana jins biru.

Upacara Korpri Bubar, Jokowi-Ahok Laris Jadi 'Model'

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri upacara peringatan HUT ke-42 Korpri di Lapangan Monas, Jakarta Pusat. Bagaikan primadona, keduanya laris diserbu PNS yang ingin berfoto bersama usai upacara.
Upacara yang dipimpin oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) Azwar Abubakar dimulai ekitar pukul 07.45 WIB. Seluruh peserta tampak mengenakan seragam Korpri berwarna biru.
Dalam upacara itu, Abubakar membacakan amanat upacara dari Presiden RI.

Jokowi Sentil Buruh: Pagar Itu Aset Negara, Hati-hati Bisa Dipidana

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan aksi buruh yang menuntut kenaikan upah telah melakukan pengrusakan pagar Gedung Balai Kota. Ia mengingatkan tindakan buruh bisa dipidanakan.
"Itu aset pemerintah, aset negara kan? Hati-hati, bisa pidana itu," ujar Jokowi usai mengikuti upacara peringatan Hari Korpri di Lapangan Monas, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2013).

Kamis, 28 November 2013

Jokowi di Mata Pakar Politik Selandia Baru

Kepopuleran Joko Widodo (Jokowi) memang tak diragukan lagi. Bahkan seorang pakar politik Selandia Baru turut menyorot sepak terjang Gubernur DKI Jakarta itu. Apa katanya?
Untuk pertama kalinya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru menggelar event Seminar Indonesia Update 2013. Turut hadir pula sebagai pembicara dalam diskusi tentang "Indonesia Baru dan Keterbukaan Informasi" ini adalah Prof Ben White dari Universitas Victoria, Selandia Baru, yang memberikan apresiasi yang tinggi atas kemajuan demokrasi yang dicapai Indonesia. Sekalipun ujarnya, di sana sini masih banyak hal yang harus diperbaiki.

Menantang Jokowi Berdebat, Masyarakat Sumut Marah sama 'si Ruhut'

Masyarakat Sumut yang tergabung dalam Forum Tolak Ruhut Sitompul (Tolak Ruhut) menyatakan marah karena Ruhut menantang Jokowi berdebat, di mana Ruhut memperlakuan Jokowi sekelas dengan dirinya.
Forum akan berkeliling ke seluruh kabupaten/kota Dapil III Sumut di mana Ruhut menjadi caleg Demokrat, agar jangan memilih Ruhut. Tolak Ruhut optimis, Ruhut akan gagal jadi anggota DPR. Jika rakyat sudah bertekad, tak ada yang bisa membendung.

Ponsel Jokowi Rusak Terima Banyak Pesan Warga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku, setelah memublikasikan nomor ponselnya ke warga DKI, banyak sekali pesan singkat yang masuk.
"sampai 540 sms (pesan singkat) yang masuk," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Jokowi menjelaskan, kebanyakan isi pesan singkat yang masuk ke ponselnya adalah dukungan terhadap proyek dan program DKI yang tengah berlangsung.
"Sedikit. Nggak banyak. Paling banyak ya dukungan terhadap proyek yang sedang jalan," tutur Jokowi.

Wasekjen PKS Tuding Jokowi Tak Punya Konsep Benahi DKI

Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menilai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) tidak akan pernah bisa menyelesaikan berbagai masalah di Jakarta dengan cara menyalahkan pihak lain. Misalnya untuk masalah kemacetan, Jokowi melemparkan ke pemerintah pusat. Sedangkan untuk persoalan banjir, Fahri menyebut Jokowi melemparkan persoalan itu dengan menyalahkan Wali Kota Depok, Nurmahmudi Ismail.
"Kalau punya niat baik menyelesaikan masalah Jakarta, harus bersama-sama. Jangan jalan sendirian sambil menuding pihak lain yang salah.

Persatuan Purnawirawan ABRI: Suara Rakyat Inginkan Jokowi

Dorongan agar Joko Widodo (Jokowi) maju pada Pilpres 2014 mendatang kian kencang. Namun, sampai saat ini belum ada deklarasi resmi dari Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu, maupun dari PDIP tempatnya bernaung.
Bagaimana pandangan purnawirawan jenderal tentang sosok Jokowi? Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri) Jenderal TNI Purn Agum Gumelar juga mengaku belum mendengar langsung dari mulut Jokowi ingin maju nyapres.
"Saya belum mendengar keinginan dia untuk maju," kata Agum di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Karena Jokowi, Umat Hindu Bisa Rayakan Hari Raya Depawali

Untuk pertama kali sejak Kemerdekaan RI pada 1945, umat Hindu bisa merayakan Hari Raya Depawali yang jatuh pada 30 November.
Ketua Panitia Perayaan Nasional Depawali AS Kobalen di Jakarta, Kamis (28/11), perayaan secara nasional yang dipusatkan di DKI Jakarta bisa terselenggara atas kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Kobalen menambahkan, kebijakan Jokowi dalam menentukan hari libur perayaan Hari Raya Depawali sebagai hari raya umat Hindu mendapat sambutan hangat.

Punya Usul Apa Atasi Pengemis?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum mempunyai jurus jitu mengatasi maraknya pengemis di Ibu Kota. Dia pun meminta saran dari pihak lain, salah satunya dari wartawan.
"Belum punya jurus jitu. Kamu punya usulan apa coba?" ujarnya seusai hadir di Rembuk Provinsi di Monas, Kamis (28/11/2013).

Buruh KSPI Teriaki Jokowi Cemen!

Hari ini ribuan buruh kembali berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta. Mereka menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merevisi UMP DKI yang sudah ditetapkan yaitu Rp 2,4 juta.
Karena tak puas dengan UMP Rp 2,4 juta, demonstran kembali membanjiri depan Balai Kota. Tak puas berorasi, massa lantas mendobrak dan merobohkan pagar Balai Kota.

Jokowi Sebar Nomor HP dan Alamat Email ke Warga Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan masukan segudang permasalahan Ibukota langsung dari warganya. Ia menyebarluaskan nomor handphone dan alamat emailnya agar warga mudah menjalankan fungsi pengawasan.
"Forum ini adalah forum untuk saya dapat masukan dan kemudian untuk saya cek lapangan. Forum ini sebenarnya saya hanya butuh masukan dari bapak ibu sekalian. Saya tidak menjawab. Malah saya balik bertanya, apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada," kata Jokowi di ruang Diorama Tugu Monas, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).

Prabowo Mulai Lelah Hadapi Jokowi?

Sebelum kemunculan Jokowi, Prabowo Subianto selalu memuncaki survei capres. Namun kini cerita berubah, Prabowo tak lagi menjadi capres nomor satu, digeser oleh Gubernur DKI Jakarta yang sedang naik daun tersebut.
Isu santer berhembus Prabowo mulai lelah menghadapi Jokowi. Kabarnya, Prabowo mulai menganggap Jokowi lawan berat yang sulit dikalahkan. Banyak pihak memang menyebut hanya Jokowi yang mampu mengalahkan kedigdayaan Prabowo.

Tommy Soeharto Ngopi-ngopi dengan Jokowi di Balai Kota DKI

Anak mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pagi ini menyambangi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Balai Kota DKI. Tommy mengaku hanya ingin bersilaturahmi dengan Jokowi.
Tommy diketahui sudah ada di ruang kerja Jokowi di Balai Kota DKI sejak pukul 08.00 WIB. Lalu sekitar pukul 08.45 WIB, Tommy tampak keluar dari dalam ruang kerja Jokowi.
"Pak Tommy, sebentar. Ada agenda apa bertemu dengan Pak Jokowi?" tanya salah seorang wartawan kepada Tommy di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).

Rabu, 27 November 2013

Jokowi Bantah Proyek Monorail Ngadat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan proyek monorel masih terus jalan, meski kini ada persoalan teknis yang harus diselesaikan. Hal itu dikatakan Jokowi untuk membantah isu kembali terhentinya proyek tersebut.
"Tunggu ininya kering beton penyangganya. Saya ikutin terus dalam proses menuju keringnya tumpuan tiang. Enggak ada masalah langsung mulai Maret konstruksi stasiunnya," kata Jokowi ini di Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Soal Polemik Jokowi-Nur Mahmudi, Tjahjo Kumolo: Ini Egoisme Kedaerahan

Wali Kota Depok Nur Mahmudi menolak secara halus rencana pembelian tanah untuk pembangunan waduk oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tjahjo Kumolo yang juga merupakan Sekjen PDIP melihat hal itu sebagai bentuk egoisme kedaerahan.
"Setidaknya sebagai masyarakat saya membaca bahwa egoisme kedaerahan tetap menjadi masalah dalam pembangunan nasional," ujar Tjahjo kepada detikcom, Rabu (27/11/2013).
Untuk itu, menurutnya sudah saatnya pemerintah pusat turun tangan untuk ikut mencari solusi atas masalah ini.

Nur Mahmudi Ismail Jangan Reaksioner!

Partai asal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), PDIP, menilai Wali Kota Depok Nur Mahmudi reaksioner. Ini karena rencana Jokowi untuk membeli lahan di Depok disambut dengan suatu penegasan bahwa Depok punya aturan sendiri.
"Tidak perlu reaksioner. Semua orang tahu, penataan kawasan harus betul dan pemimpin daerah harus duduk bersama untuk mengabdi demi kepentingan publik," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto, Rabu (27/11/2013).

Sekjen PDIP Soal Pencapresan Jokowi: Tunggu Waktunya

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) selalu memuncaki semua survei sebagai tokoh paling populer dan potensial memenangkan Pilpres 2014. Sejumlah elit PDIP telah memberi sinyal kemungkinan pencapresan Jokowi di pemilu mendatang. Namun PDIP secara resmi hingga saat ini belum memutuskan kapan akan terbuka soal pencapresan tersebut.
"Tunggu waktunya. Tinggal mengamati dinamika yang ada dan waktu yang tepat saja. Bisa setelah dan sebelum Pileg," ujar Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Soal Jokowi-Hatta, PDIP: Jangan Berpikir Politis

PDI Perjuangan menilai kebersamaan kadernya yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di KRL menuju Depok tak perlu ditanggapi secara politis. Apalagi menganggapi komunikasi dengan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu sebagai pertemuan menjelang pemilu 2014.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait (Ara).
"Tidak, tidak seperti itu, lah (duet pemilu 2014). Kita harus berpikir positif, jangan berpikir politis," kata Ara, Rabu (27/11/2013).

Ada Penjajakan Politik dengan Jokowi, Kata Relawan Hatta

Belakangan, intensitas pertemuan Hatta Rajasa dengan Joko Widodo (Jokowi) semakin meningkat. Keduanya beberapa kali memiliki agenda bersamaan yang menimbulkan persepsi keduanya berpasangan dalam pilpres 2014.
"Secara politik memang ada penjajakan," kata mantan menpora yang kini menjadi relawan Hatta Rajasa, Adhyaksa Dault.
Menurut dia, Hatta dan Jokowi melakukan pendekatan karena kemungkinan duet untuk pilpres selalu terbuka. Adhyaksa menyampaikan hal itu menanggapi agenda Hatta dan Jokowi yang sama-sama berbicara dalam diskusi publik tentang masalah Ibu Kota di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (26/11/2013).

Stasiun Monorel Bercorak Betawi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan proyek pembangunan monorel terus berjalan. "Sekarang ini menunggu proses keringnya tiang-tiang itu. Saya sudah dapat laporan tentang bentuk-bentuk stasiunnya," kata Jokowi seraya memamerkan gambar stasiun Monorel di Balai Kota Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Bentuk-bentuk stasiun monorel itu, kata Jokowi, tetap mengedepankan budaya Betawi, baik di luar maupun dalam gedung.
"Sudah ada gambar stasiunnya. Kampung Melayu, Tanah Abang, semuanya ada lah," kata Jokowi. Penggarapan proyek yang membutuhkan dana sekira 8T itu, sambungnya, terus berjalan dengan tetap memperhatikan lalu lintas agar tak menimbulkan kemacetan.

Ada SBY, Dua Kali Tepuk Tangan Para Guru Hanya untuk Jokowi

Ada peristiwa unik dalam perayaan hari Guru Nasional dan hari ulang tahun (HUT) PGRI ke-68 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2013). Hanya demi mendengar nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), disebut, sekitar 9.000 guru yang menghadiri acara itu bertepuk tangan riuh.
Privilese itu tidak didapatkan pejabat lain yang hadir dalam acara itu termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga tidak!
Tepuk tangan pertama untuk Jokowi itu terjadi ketika saat pembawa acara Tya Maryadi membuka acara dengan menyebutkan nama-nama tamu kehormatan yang hadir, mulai dari Presiden SBY, Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) M.Nuh, dan menteri lainnya.

Jokowi: Satu Kereta Koq Mesra

Tidak ada kawan maupun lawan dalam politik, seperti yang terjadi saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) pergi bareng dengan Hatta Rajasa. Berbagai gosip pun muncul tatkala dua tokoh yang merepresentasikan PAN dan PDIP ini tampak akrab di dalam KRL dari Cikini sampai Depok.
"Wong pergi naik kereta aja kok mesra, gimana?" kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2013).
"Diajak bareng naik kereta ya bareng. Diajak bareng naik mobil ya naik mobil, gitu aja," kata Jokowi.

Giliran Berikutnya, Lelang Jabatan Kepala Puskesmas

Setelah sukses melelang jabatan lurah dan camat, kini duet Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan melakukan hal serupa untuk jabatan kepala puskesmas. Ahok mengatakan lelang untuk mengetahui kompetensi pegawai negeri sipil (PNS) yang mengikuti tes tersebut.
Selain itu, lanjut Ahok, PNS juga bisa dipromosikan untuk masuk ke dalam Dinas Kesehatan DKI atau mendapat posisi di rumah sakit umum daerah (RSUD).
"Jadi kita mau tahu potensinya seperti apa. Dari tes itu bisa saja ada yang lebih cocok ditarik ke dalam Dinas Kesehatan, RSUD, atau menjadi kepala puskesmas. Nah, ini yang mau kita proses," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2013).