Jumat, 25 Januari 2013

Jokowi Jadi Rebutan Tamu Maulid Nabi di Istana

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 Hijriah di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam, 25 Januari 2013. Sejak pukul 19.30 WIB, dia sudah terlihat duduk di bangku yang disusun berbaris menunggu peringatan dimulai.

Jokowi--sapaan Joko Widodo--yang mengenakan kemeja putih bercorak dipadu jas dan kopiah hitam, terlihat beberapa kali dihampiri sejumlah tamu undangan yang sama-sama menunggu acara dimulai. Pria-wanita tamu undangan itu meminta foto bersama dengan mantan Wali Kota Solo itu.

Tak canggung, Jokowi menerima permintaan fan-nya itu. Sambil tersenyum, ia "melayani" keinginan tamu undangan untuk mengabadikan momen bersama. Bahkan beberapa di antara tamu undangan hanya mengabadikan foto Jokowi tanpa mereka ada di samping si Gubernur.

Adapun peringatan Maulid Nabi di Istana dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rangkaian peringatan dimulai pukul 20.00 WIB. Presiden SBY dijadwalkan memberikan sambutan pada pukul 21.00 hingga 45 menit setelahnya.

Hingga pukul 19.30, sejumlah tamu undangan sudah terlihat duduk berbaris di dalam Istana Negara. Mereka menunggu peringatan dimulai. Adapun sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pejabat negara, dan perwakilan negara lain juga diagendakan menghadiri peringatan ini.


Sumber :
www.tempo.co

Hadapi 27 Januari, Jokowi Minta Siapkan Batu Pasir

Untuk mengantisipasi dan menghadapi perkiraan bencana banjir bandang melanda Jakarta pada 27 Januari, Gubernur DKI Joko Widodo meminta para wali kota, camat, dan lurah di lingkup Pemprov DKI wajib menyiapkan batu dan pasir di wilayah masing-masing sebagai upaya mengantisipasi banjir.

Artinya, jangan sampai banjir sudah terjadi, baru para wali kota, camat, dan lurah, termasuk gubernurnya, sibuk mencari batu dan pasir. Ini terjadi pada peristiwa banjir di kawasan Menteng dan sekitarnya akibat jebolnya tanggul Kali Ciliwung di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan peringatan tersebut dalam setiap memberikan pengarahan kepada segenap lurah, camat, wali kota, dan instansi terkait dalam penanganan banjir, termasuk warga, saat gubernur blusukan.

Jokowi di Balai Kota DKI, Jumat (25/1), menyatakan sebagai peringatan bagi semua pejabat unit terkait di lingkup pemprov dan jajaran perlu bertindak cerdas dan cepat mencari solusi bila terjadi banjir maupun bencana lain.

Peringatan Jokowi itu agar Pemprov DKI mampu menangani banjir walau datangnya mendadak. Jadi, tidak terulang lagi kasus jebolnya tanggul Kali Ciliwung yang airnya hampir mencapai Istana Negara.

Jokowi mengingatkan semua pihak, khususnya warga Jakarta, agar saling membahu untuk mengatasi banjir dengan mempersiapkan material seperti batu dan pasir. Pemprov sendiri tidak punya batu dan pasir, karena pertambangan ada di luar Jakarta.

"Perlu saya tekankan, jangan sampai terlambat mempersiapkan material yang dibutuhkan jika terjadi bencana banjir di Jakarta pada 27 nanti sesuai perkiraan Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) akan terjadi hujan besar menimpa Jakarta dan rob naik dari laut," ujarnya.

Selain itu, komunikasi di lapangan harus intensif dilakukan. "Lurah bisa mengadu ke saya. Camat enggak usah takut. Bisa telepon ke saya kalau ada hal yang sangat penting. Wali kota juga agar tidak terlambat dan yang paling penting korban banjir harus diutamakan. Rakyat itu manusia harus prioritas penanganannya," ujar Jokowi.

Gubernur menambahkan pihaknya juga sudah meminta BPPT agar memindahkan awan bakal hujan dari arah selatan Jakarta (Bogor dan Depok) ke daerah lain agar hujan terhindar dari Jakarta.

Sumber :
metrotvnews.com

Jokowi Minta BPPT Pindahkan Hujan ke Laut, BMKG Ragu

Permintaan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memindahkan hujan ke laut guna mencegah banjir diragukan oleh Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mulyono Prabowo.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa prediksi akan Jakarta diguyur hujan lebat dan laut pasang akibat bulan purnama pada 27 Januari nanti. Faktor gabungan itu, diwaspadai curah hujan tinggi saat terjadi pasang air laut sehingga menimbulkan air yang ada di darat tidak bisa terbuang ke laut.
"Jika ditambah dengan gelombang besar maka akan menimbulkan rob," kata Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN, Thomas Jamaluddin kepada Suara Merdeka, Jumat (25/1).
Sementara, Mulyono dalam wawancaranya di Jakarta, Jumat (25/1), mengatakan, secara teknis tidak ada cara memindahkan kawanan awan ke laut. Yang ada adalah dengan mempercepat atau menunda hujan. "Setahu saya tidak ada cara memindahkan hujan dari awan ke laut. Karena tak mungkin kita membungkus awan lalu menyeretnya ke atas lautan," katanya.
Menurutnya, yang ada adalah dengan mempercepat turunnya hujan dengan menaburi awan dengan bahan hidroskopis berupa garam yang lembut yang nantinya menarik uap air sehingga bergabung menjadi butiran air yang semakin lama semakin berat hingga terjadilah hujan.
Namun, Mulyono menjelaskan, memindah hujan ke laut kemungkinan kecil karena itu tergantung pada datangnya awan. "Misalnya saja bila awan berasal dari Kepulauan Seribu, kita mungkin aja mempercepat hujan dengan menurunkannya di lautan sebelum ia sampai ke Jakarta. Namun, bila awan berasal dari arah selatan atau timur, percuma saja karena hujan tetap akan masuk ke Jakarta," paparnya.
Mulyono juga mengungkapkan banjir bisa karena permukaan tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik. "Banjir tidak sepenuhnya disebabkan hujan yang turun, tapi juga karena permukaan wilayah yang mampat atau tidak bisa menyerap air dengan baik. Alhasil, air yang tertampung pun bukan terserap, melainkan mengalir," ungkapnya.


Sumber :
suaramerdeka.com

Kriing! Normalisasi Waduk Pluit, Jokowi-Djokir Teleponan Tiap Hari

Normalisasi Waduk Pluit sudah 70 persen digarap dan hampir rampung. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) rajin berkoordinasi.

"Sudah jalan tuh. Hampir tiap hari teleponan sama Pak Menteri PU," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (25/1/2013).

Jokowi mengaku selalu membahas seputar pekerjaan normalisasi waduk tersebut bersama sang menteri.

"Baik mengenai sodetan, baik mengenai saya minta bantuan alat alat berat di Waduk Pluit yang sedang kita kerjakan. Sampah itu bukan main buanyaknyaaa...," ujar Jokowi.

Menurut dia, pekerjaan tersebut kemungkinan kelar hari ini. "Sudah mulai kita keruk mungkin sudah 70 persen ini hari ini. Hari ini mungkin dirampungkan," kata Jokowi.

Waduk Pluit terletak di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Waduk ini memiliki luas 80 hektar. Waduk itu berfungsi sebagai pengendali banjir, tempat penampungan air hujan, dan cadangan air tanah. Namun sekarang waduk itu dipenuhi pemukiman liar, sampah hingga enceng gondok.

Jokowi menyebut, idealnya kedalaman waduk 10 meter. Tapi sekarang cuma 2 sampai 3 meter, sehingga kapasitasnya tidak sesuai dengan air yang masuk. Normalisasi waduk ini membutuhkan dana Rp 1 triliun.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi: rencana IPO Bank DKI belum dipastikan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, rencana penawaran saham perdana (IPO) Bank DKI masih belum dapat dipastikan jadwalnya karena masih terus dipersiapkan.

"Kita masih mempersiapkan diri, masih proses persiapan," kata Jokowi usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank DKI di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, ada kemungkinan pihaknya mengucurkan dana tambahan selain yang telah disetujui sebesar Rp450 miliar, mengingat pertumbuhan aset bank tersebut yang besar.

"Kalau perlu ditambah lagi, karena pertumbuhan asetnya sangat besar, tapi ekuity-nya perlu disuntik. Kalau ada potensinya, kenapa tidak?" kata Jokowi.

Terkait pengurangan dividen untuk penambahan modal, dia mengatakan hal tersebut tergantung pemegang saham.

"Kalau mau diambil ya diambil. Tapi kenapa harus selalu diambil?" katanya.

Senada dengan Jokowi, Direktur Pemasaran Bank DKI Mulyatno Wibowo menyatakan rencana IPO Bank DKI masih belum dapat dipastikan karena tergantung suntikan dana APBD yang direncanakan Pemprov DKI.

"IPO kami harapkan sekitar Juni 2013. Tapi kalau pemprov memberikan modal baru lagi, misal di semester kedua, kemungkinan IPO kami mundurkan di 2014," katanya.

Mulyatno menambahkan bila IPO dilakukan, maka setidaknya 20 persen saham akan dilepas ke publik dengan target perolehan modal minimal Rp900 miliar.

Mulyatno menyatakan dana yang dibutuhkan Bank DKI hingga 2013 sebesar Rp1,35 triliun. Dari dana sebesar itu, sebanyak Rp450 miliar sudah disetujui Pemprov DKI. Sementara sisanya bisa melalui IPO ataupun penambahan dana dari pemprov.

"Kami harapkan sampai akhir 2013, bisa sampai Rp1,35 triliun. Rp450 miliar yang sudah disetujui, sisanya nanti akan dipikirkan apa dari IPO atau dari tambahan penyertaan dana pemprov," katanya.

Gubernur DKI telah menyetujui suntikan dana sebesar Rp450 miliar untuk memperbesar bank milik Pemprov DKI tersebut. 



Sumber :
antaranews.com

Sampah Banjir Menggunung, Jokowi Keluhkan APBD

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum bisa berbuat apa-apa untuk dapat membersihkan sampah yang menggunung akibat banjir yang menerjang Ibu Kota.
Pasalnya, hingga Jumat (25/1/2013) ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013 belum dapat disahkan.
"Sampah pascabanjir, ya bagaimana? APBD-nya belum diketok," kata Jokowi di Balaikota Jakarta.
Terkait dengan APBD DKI 2013 yang rencananya akan disahkan pada 28 Januari 2013, Jokowi mengaku belum mengetahuinya. "Jangan tanya saya. Itu kan semuanya dari sana (DPRD). Tanya ke sana saja, jangan tanya saya," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menjelaskan, ia akan terus menunggu pengesahan APBD agar bisa melaksanakan program unggulan 2013. Untuk penanggulangan sampah sisa banjir, Jokowi akan menggunakan alternatif lain untuk mengatasinya.
"Ya, mau pakai dana apa? Kalau uang Rp 1.000-Rp 2.000 saya punya. Tapi, ini kan menyangkut uang yang triliunan. Nanti kita cari jurus lain, misalnya minta bantuan seperti kejadian jebolnya Tanggul Latuharhary kemarin," ujarnya.
Selanjutnya Jokowi menuturkan, permasalahan-permasalahan seperti banjir dan sampah ini tidak dapat diselesaikan menggunakan alternatif dan cara yang dicetuskan secara mendadak.
"Memang permasalahan ini bukan diselesaikan dengan cara dadakan dan parsial. Tapi juga dengan cara yang sudah terencana dalam blue print, dan juga memang harus ada terobosan," ujarnya.
Agar permasalahan sampah itu dapat segera terselesaikan, Jokowi mengaku sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum DKI segera membersihkan sampah-sampah di beberapa titik lokasi banjir yang menyebabkan luapan sampah.
Bahkan Jokowi mengatakan, ia sudah hafal di luar kepala terkait lokasi-lokasi yang harus segera dibersihkan dari luapan sampah tersebut.
"Saya mengerti kok di mana titik-titik sampah itu. Saya langsung perintahkan ke Dinas PU. Semuanya sudah ada yang dicek, ada juga yang belum," ujar Jokowi.


Sumber :
megapolitan.kompas.com