Sabtu, 22 Februari 2014

Massa Pro-Jokowi Nyapres Jawa Timur Dideklarasikan

Dukungan Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon presiden 2014 terus mengalir. Hari ini, Sabtu (22/2/2014), bertempat di Warung Ngelecer Masjid Cheng Ho Pandaan, Malang, gerakan Pro Jokowi (Projo) mendukung Jokowi menjadi capres 2014 dideklarasikan.
Acara yang juga dihadiri oleh beberapa orang dari Projo nasional ini juga dihadiri kurang lebih 108 relawan Projo dari 29 kota atau kabupaten se-Jawa Timur.

Jokowi Berhasil Maksimalkan Sosial Media

Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai Joko Widodo berhasil memaksimalkan peran sosial media sejak Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 hingga saat ini dalam membangun pencitraan diri.
"Jokowi pada tahun 2012 adalah yang pertama kali berhasil memperlihatkan bahwa sosial media memiliki efek besar, lalu hingga saat ini ada yang membantu kerja beliau dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bahkan hingga level sosialisasi sebagai calon presiden," kata Yunarto di Jakarta, Sabtu (22/2/2014).

Desak Jokowi Laporkan Kasus Penyadapan ke Polisi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) didesak untuk melaporkan penyadapan terhadap dirinya ke pihak kepolisian. Jika tidak melapor, pria yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu justru dianggap memberikan contoh yang buruk kepada masyarakat.

Penyadapan Jokowi Mencurigakan Kalau Tak Dilaporkan Polisi

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengungkapkan adanya alat sadap yang ditemukan di rumah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Direktur Political Wave, Yose Rizal mempertanyakan kemunculan isu tersebut.
"Ini menjadi pertanyaan karena baru muncul sekarang. Padahal katanya kan itu sudah dari tahun lalu. Permasalahannya adalah saat ini bertepatan dengan munculnya #saverisma di jejaring sosial," tutur Jose di Warung Daun, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2014).

Belum Tentu yang Sadap Jokowi Lawan Politik PDIP

Penyadapan yang terjadi di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Jokowi berada di antara fakta dan pencitraan. Banyak kemungkinan mendasari latar belakang penyadapan itu, tidak tertutup kemungkinan sang pelaku berasal dari lingkungan Jokowi itu sendiri.
"Belum tentu yang menyadap lawan politik PDIP, internal PDIP sendiri kan belum bulat soal pencapresan," tutur pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Wijaya dalam diskusi Polemik yang digelar Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2014).

Setelah Penyadapan

Beberapa hal langsung diantisipasi menyusul ditemukanya alat penyadap baik di rumah dinas maupun kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tujuannya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut ini antisipasi  yang sudah dilakukan oleh pengawal Jokowi untuk melindungi Jokowi dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh seluruh rakyat di negeri ini :

Media Sosial Berpengaruh pada Pencitraan Jokowi

Di era internet seperti saat ini, jejaring media sosial kian memudahkan orang-orang saling berhubungan walau berada di tempat dan waktu yang berbeda. Selain untuk menjalin hubungan, media sosial juga punya manfaat lain, salah satunya di bidang politik.
"Jokowi dulu tahun 2012 bukti pertama kali sosmed bisa berefek besar," tutur pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Wijaya dalam diskusi Polemik yang digelar Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2014).

Budiman Sujatmiko: Kami Tidak Caper Dengan Isu Penyadapan

Wasekjen PD Ramadhan Pohan menyebut Joko Widodo (Jokowi) sedang caper (cari perhatian) lewat isu penyadapan. Politisi PDIP Budiman Sujatmiko membantah tudingan tersebut.
"PDIP nggak kekurangan kader berkualitas jadi kita nggak perlu caper. Jadi salah kalau PDIP dituding sedang cari perhatian," ungkap Budiman di Warung Daun, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2014).

Saya Lebih Ganteng daripada Obama

Wakil Rektor II Universitas Kristen Duta Wacana, Purnawan menilai perjalanan politik Joko Widodo (Jokowi) mirip dengan Barack Obama. Ia melihat, Obama awalnya tidak didukung partai maju sebagai presiden, tapi mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Tapi pada akhirnya Obama menang dan menjadi presiden.
"Kalau Pak Jokowi ini mirip seperti Obama, mendapat dukungan dari rakyat tapi dari partainya tidak mendapat dukungan penuh," kata Purnawan di Universitas Janabadra, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2014).

Ini Isi Sadapan di Rumah Jokowi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak berniat mempermasalahkan kasus penyadapan di rumah dinasnya. Jokowi beralasan tidak ada hal penting dalam percakapannya yang tersadap. "Urusan enteng, soal sate kambing, ikan kakap, dan ikan bakar," kata dia kepada wartawan saat berkunjung ke Kampus Universitas Janabadra, Badran, Yogyakarta pada Sabtu (22/2/2014).
Jokowi mengatakan temuan alat penyadap memang menyebabkan ada penambahan tenaga keamanan di sekitar rumah dinasnya.

Meski Disadap, Jokowi Tetap Buka Rumah Lebar-lebar

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak melaporkan aksi penyadapan terhadapnya yang diketahuinya pada bulan Desember 2013 lalu ke polisi. Jokowi menyatakan, tidak ada perkara penting yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang memasang alat sadap di rumah dinasnya.
"Kan kalau ada pelanggaran hak pribadi kan sangat ringan jadi tidak perlu lapor-lapor," kata Jokowi di sela-sela menghadiri acara Seminar Nasional Transportasi di Universitas Janabadra Yogyakarta, Sabtu (22/2/2014).

Ketua MPR Sindir Jokowi Telat Karena Tak Punya Arloji

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) datang terlambat dalam Seminar Transportasi di Universitas Janabadra, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2014). Ketua MPR RI, Sidarta Danusubroto, lantas menyindir keterlambatan Jokowi lantaran tidak memiliki arloji.
Menurut Sidarta, dia tidak pernah melihat Jokowi mengenakan jam tangan saat bepergian. Termasuk saat blusukan.
"Pak Jokowi ini datang terlambat karena enggak punya jam tangan," kata Sidarta.
Sidarta pun menawarkan memberikan kepada Jokowi jam tangan miliknya. Dia pun berkilah masih memiliki arloji lain di rumah.

Jokowi Datang, Ketua MPR Sedang Pidato Dicueki Peserta Seminar

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kerap mencuri perhatian banyak orang. Hal itu juga terjadi di Universitas Janabadra, Yogyakarta, Sabtu (22/2).
Kedatangan Jokowi sempat mengalihkan perhatian para peserta seminar. Padahal dia datang terlambat saat menjadi pembicara dalam seminar nasional di kampus itu. Jokowi dijadwalkan hadir di seminar tentang transportasi pada pukul 10.00 WIB. Tetapi, karena kondisi lalu lintas dari Solo ke Yogyakarta macet, dia terlambat hadir dan baru sampai satu jam kemudian.

Kronologi Penyadapan Jokowi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo, mengeluarkan pernyataan mengejutkan soal Gubernur Joko Widodo pekan ini. Dia mengatakan, ditemukan tiga alat penyadap di dalam rumah orang nomor satu di Jakarta tersbut. Tiga alat sadap yang ditemukan itu berada di kamar tidur, ruang makan, dan ruang tamu. 
Jokowi pun saat dikonfirmasi, mengakui adanya tiga alat yang lazim digunakan untuk melakukan aksi spionase. Menurutnya, penemuan alat sadap itu sudah terjadi beberapa bulan lalu. Dia pun sudah merasa disadap sekitar bulan Agustus 2013 silam.