Rabu, 02 April 2014

Kalau PDIP Raih 25 Persen, Jokowi Bebas Pilih Cawapres

Direktur Lingkar Madani untuk Demokrasi Indonesia Ray Rangkuti memperkirakan PDI Perjuangan tidak perlu berkoalisi untuk mencapai target 25 persen suara. Jika melihat hasil survei elektabilitas calon presiden belakangan ini, Ray menilai elektabilitas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, sudah cukup untuk memberinya kekuatan memilih calon wakil presiden tanpa harus berkoalisi.
"Jokowi sudah tinggi (suaranya), enggak perlu cawapres yang sumbang suara buat dia. Kalau PDIP dapat 25 persen ini, Jokowi bebas menetapkan siapa cawapresnya," ujar Ray di Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Beredar Video Setan Merah Pisahkan Jokowi-Ahok

Video berjudul 'Don't Change The Winning Team' beredar si situs Youtube. Video berdurasi 3.45 menit itu menampilkan kekompakan pasangan Jokowi-Ahok saat berkampanye menjadi DKI 1 dan DKI 2.

PAN: Pencapresan Jokowi Main-main

Politikus PAN Didik J Rachbini menyebut pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai presiden dinilai main-main. Dia menilai capres dari PDI Perjuangan tidak memiliki visi misi sebagai pemimpin.
"Sebagai calon presiden, apalagi di negara besar ini harus punya visi misi, siap ditanyakan wartawan dan masyarakat. Enggak boleh ditanyakan mengelak visi misi," ujar Didik di Hotel Grand Sahid, Rabu, (2/4/2014).

Pencapresan Jokowi Itu Takdir, Bukan Pengkhianatan

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden bukanlah bentuk pengkhianatan. Bahkan, JK mengumpamakan pencapresan Jokowi dengan Rukun Iman yang ke enam.
"Kita percaya Rukun Iman yang ke enam yaitu takdir. Nah inilah takdir," ujar JK saat dialog politik nasional di PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Elektabilitas Jokowi Turun Karena Banyak Kebijakan di DKI Gagal

Direktur Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J Rachbini menilai penurunan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dikarenakan banyaknya permasalahan di Ibu Kota tak kunjung selesai. Hal ini dapat dilihat dari dugaan kasus pengadaan Bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) di Dinas Perhubungan DKI tahun 2013 sebesar Rp 1,5 triliun.
"Salah satunya masyarakat cukup kritis itu, iya. Ini pendapat pribadi saya. Kritik berbagai hal seperti kasus bus. Itu dipertanyakan apakah mungkin tender 1,5 triliun itu dikendalikan oleh bawahannya?" ujar Didik di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu, (2/4/2014).

Ucapan Terima Kasih Jokowi untuk Presiden SBY

Kandidat Tunggal Calon Presiden PDIP, Joko Widodo (Jokowi) yang digembar-gemborkan oleh Partai Gerindra sebagai orang yang tak tahu sopan santun dan balas budi, ternyata mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang dinilai telah memberikan perhatian terhadap keamanannya, setelah ia diusung menjadi Capres dari PDIP.
"Ya saya kira sama, presiden memberikan perhatian kepada saya dan saya mengucapkan terima kasih," kata Jokowi di Jakarta, Rabu, (2/4/2014).

Jawa Atau Luar Jawa, Jokowi Tetap Luar Biasa

Popularitas Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya di pulau Jawa, tapi juga di luar Jawa, sangat tinggi.
Pusat Data Bersatu (PDB) merilis hasil survei calon presiden Pilpres 2014 yang menyatakan Jokowi (Joko Widodo) masih berada di atas, dibanding capres lainnya.
Kalau dilihat berdasarkan wilayah (Jawa dan non Jawa), hampir imbang. Hal ini diutarakan oleh Direktur PDB Didik J. Rachbini di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
"Elektabilitas Jokowi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa berimbang dengan total perolehan 29,8%," ujarnya, Rabu (2/4/2014).

Projo: Jokowi Yes, PDIP Yes!

Munculnya fenomena 'Jokowi Yes, PDIP No' dinilai hanya merupakan upaya untuk melemahkan Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Upaya pelemahan itu pertamakali dilakukan dengan melemahkan perolehan suara PDI Perjuangan.
Koordinator PDI Perjuangan Pro Jokowi Budi Arie Setiadi menduga isu itu sengaja dihembuskan oleh lawan politik partai berlambang banteng moncong putih. "Pilih partai yang mengusung Jokowi dalam Pileg supaya pemerintahan mendatang tidak terlibat politik dagang sapi." kata Budi saat berbincang dengan kepada detikcom, Rabu (2/4/2014).

PDB: Jokowi Paling Jujur dan Berpihak Pada Rakyat

Apa yang membuat masyarakat memilih seseorang untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2014? Hal itu menjadi salah satu fokus Lembaga Pusat Data Bersatu (PDB) dalam melakukan riset telepolling yang dilaksanakan 7 Maret - 14 Maret 2014. Responden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk PT Telkom.
Di dalam survei tersebut disimpulkan Jokowi masih tetap berada di puncak dengan raihan elektabilitas 29,8 persen, jauh mengungguli Prabowo Subianto dengan 11,6 persen, dan Wiranto dengan 5 persen.

Musibah Bagi Jokowi Jika "Jokowi Yes PDIP No"

Kecenderungan masyarakat memilih Joko Widodo (Jokowi) tanpa PDIP muncul cukup menguat belakangan ini. Fenomena tersebut direkam dalam sejumlah survei yang menunjukkan masyarakat memang lebih memilih sosok Jokowi untuk Pilpres. Namun untuk Pileg, mereka memilih parpol lain selain PDIP.
Ketua DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menduga kemunculan fenomena itu tidak terjadi secara alamiah, tapi sengaja dimunculkan untuk memecah Jokowi dan PDIP.
"Ya tidak bisa. Jika mau Jokowi, ya harus pilih Banteng juga. Ini kan sepertinya partai-partai banyak yang bergerak untuk mengacaukan. Jadi kalau pileg pilih partai lain, pilpres silakan Jokowi," ujar Eva saat berbincang dengan detikcom, Rabu (2/4/2014).

Buruh Perjuangkan Jokowi Satu Putaran

Kaum buruh dan pekerja yang tergabung dalam Relawan Buruh Sahabat Jokowi, memperjuangkan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Bahkan, relawan buruh dan pekerja dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) itu berkomitmen untuk memperjuangkan agar Jokowi dapat memenangkan pertarungan Pilpres dalam satu putaran.
"Dua konfederasi besar KSBSI dan KSPSI menyatakan dukungannya dan mengupayakan untuk memenangkan Jokowi sebagai presiden dalam satu putaran," kata Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea dalam Deklarasi Relawan Buruh Sahabat Jokowi se-DKI Jakarta di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

Jokowi Apresiasi Temuan ICW Soal KJP

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik laporan dari Indonesian Corruption Watch (ICW), terkait adanya pungutan liar (Pungli) di sekolah, serta adanya penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang tidak tepat sasaran.
Pria yang akrab disapa Jokowi itu mengatakan, laporan dari ICW merupakan sebuah informasi yang sangat bagus sekali kepada Pemerintah Provinsi DKI. Ia pun mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap program KJP.
"Kalau tak tepat sasaran kita evaluasi. Kita perbaiki, informasi dari ICW dan datanya bagus untuk perbaiki," katanya di Jakarta, Rabu, (2/4/2014).
Untuk itu, laporan dari ICW bakal ditindaklanjuti karena itu informasi yang sangat bagus. "Iya dong jelas ditindaklanjuti," ujarnya.

Tunjukan Komitmen, Relawan Buruh Sahabat Jokowi Dideklarasikan

Setelah masing-masing menyatakan dukungannya terhadap pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), dua konfederasi serikat buruh dan pekerja, yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) bersama-sama mendeklarasikan "Relawan Buruh Sahabat Jokowi", di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (2/4).
Kedua kelompok ini menegaskan bahwa mereka bersama-sama memperjuangkan capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.

AM Fatwa: Kalau Jokowi Presiden, Jakarta Jadi Megapolitan

Anggota DPD dari DKI Jakarta AM Fatwa mengatakan jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden, masalah di ibu kota dapat diatasi. Masalah tersebut, seperti kemacetan dan banjir.
"Jika Jokowi menjadi presiden, saya tetap tagih janji beliau untuk atasi kemacetan dan banjir. Jadi, agar beliau tidak terlalu jauh meninggalkan janji saat Pemilukada," ujar AM Fatwa saat bedah buku miliknya ' Mobil Murah dan Kemacetan Jakarta' di Merdesa Institute, Jl Veteran 1 No. 23, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

LSI: Jokowi Cuma Angkat PDIP 3% Saja

Riset Lingkar Survei Indonesia (LSI) menyatakan masif dan kerasnya serangan kampanye negatif menjelang Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014 terhadap Partai Golkar, PDIP, Demokrat dan Gerindra, menghambat laju elektabilitas keempat parpol itu. Rata-rata, pertumbuhan dukungan publik terhadap mereka hanya 3%.

LSI: PDI Tetap di Bawah Golkar

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang berafiliasi ke Partai Golkar merilis prediksi pemilihan umum (Pemilu) Legislatif yang akan diselenggarakan pada 9 April 2014 mendatang. Dari hasil survei yang dilakukan kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia, LSI menilai bahwa partai Golkar dan PDIP akan bersaing ketat memperebutkan peringkat pertama nantinya.
"Jika pemilu legislatif dilakukan pada saat ini maka juara satu akan diperebutkan oleh partai Golkar dan PDIP.

Jokowi Tinjau Pabrik Metro Kapsul di Subang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hari ini meninjau lokasi pabrik Metro Kapsul di Subang, Jawa Barat. Ada empat perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Metro Kapsul.
Jokowi tiba di lokasi pabrik PT Perkakas Rekadaya Nusantara di Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat, pukul 15.45 WIB, Selasa (2/3/2014). Jokowi langsung disambut Dirut PT Surya Gemilang, Edwin Munir, yang merupakan salah satu dari empat perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia (Metro Kapsul).
Jokowi kemudian diberi penjelasan soal visi dan misi PT Perkakasa Rekadaya Nusantara, sebagai perusahaan induk 4 perusahaan konsorsium ini.

PDB: Jokowi Cuma 29,8% sedang Prabowo 11,6%

Lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) melakukan survei terkait elektabilitas capres saat ini. Survei ini dilakukan sebelum Jokowi ditetapkan sebagai capres PDIP pada 14 Maret 2014. Seperti apa hasilnya?
Ternyata Jokowi masih menduduki posisi puncak klasemen capres saat ini. Menguntit di urutan berikutnya, capres Gerindra Prabowo Subianto, terpaut jarak cukup signifikan.
PDB menggelar survei dengan metode wawancara via telepon pada 7-14 Maret 2014. Responden adalah 1.500 orang yang dipilih secara acak dari buku telepon 170 kota di 33 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini 2,5% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Para Profesor Hanya untuk Prabowo

Sejumlah guru besar dan cendekiawan hari ini memberikan pandangan soal beberapa calon presiden jelang Pemilu 2014. Dalam suatu acara di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, ada guru besar yang membandingkan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi).
Guru Besar Universitas Borobudur, Faisal Santiago, memberi dukungan kepada kakak Hashim Djojohadikusumo itu karena fokus di bidang ekonomi dan pembangunan. Latar belakang militer yang dimiliki Prabowo juga diharapkan dapat membuat Indonesia kembali berjaya.
"Nasionalisme Pak Prabowo sangat luar biasa. Saya yakin dia nggak akan menjual aset negara," kata dia. Bahkan Faisal menilai nasionalisme yang dimiliki calon presiden dari PDIP, Jokowi bagai setitik pasir di gurun pasir jika dibandingkan dengan Prabowo.

Jokowi Unggul di Media Sosial

Direktur Eksekutif PoliticalWave.com, Yose Rizal mengatakan berdasarkan hasil monitoring PoliticalWave.com selama bulan Maret 2014, popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih sulit ditandingi oleh calon presiden (Capres) lainnya.
Share of awareness (tingkat) kepedulian terhadap Jokowi mencapai 57,1 persen.
"Jokowi merupakan capres dengan percakapan paling positif di media sosial, terutama sejak pengumuman pencapresan Jokowi oleh PDI-P pada tanggal 14 Maret 2014.

Ganjal Jokowi dengan Tangan HMI

Sejumlah massa dari Aliansi Kader Himpunan Mahasiswa Islam menggelar demonstrasi di depan Gedung Kejaksaan Agung di Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Massa mendesak Kejagung menuntaskan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway di Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 senilai Rp 1,5 triliun.
Massa mendesak Kejagung memeriksa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan kroni-kroninya yang diduga terkait kasus ini.
"Kami meminta kepada Kejaksaan untuk segera menindaklanjuti tuntutan kami yakni memeriksa Jokowi dan kroni-kroninya," kata Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Raya, Arif Wicaksana saat aksi.

Jokowi Akui Naik Jet PDIP Saat Berkampanye di Banjarmasin

Kandidat Tunggal Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi), menyatakan tak punya pesawat pribadi seperti yang diduga sebagian orang. Pesawat yang ia gunakan saat berkampanye dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Malang, Jawa Timur, 30 Maret 2014, bukan milik dia.
“Pesawat pribadi bagaimana? Apa saya punya pesawat? Itu partai yang menyediakan. Saya hanya ikut. Pesawat itu punya partai, bukan punya saya,” kata Gubernur DKI Jakarta itu usai groundbreaking Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu di Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Menurut Jokowi, pesawat yang ia gunakan itu disiapkan secara khusus oleh tim kampanye PDIP.

Media Terpolarisasi Dalam Memberitakan Jokowi

Media massa mengalami polarisasi pada kelompok yang mendukung dan tidak mendukung pencalonan Jokowi sebagai capres yang diusung PDIP. Temuan ini disimpulkan Media Literacy Circle UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang melakukan analisis terhadap enam media cetak yang terbit di Jakarta.
Direktur Eksekutif Media Literacy Circle, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra mengatakan polarisasi tersebut terlihat dari tone pemberitaan setiap media massa yang diteliti. "Ada media yang memframing Jokowi sebagai penantang kuat dengan tone pemberitaan Jokowi secara positif. Ada juga media yang memframing Jokowi bukan sebagai penantang kuat dengan tone pemberitaan Jokowi secara negatif.

PDIP: Koq Muncul JK?

Masifnya gerakan politik untuk berebut kursi calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dari PDI Perjuangan (PDI-P) membuat elite partai tersebut kaget.
Sekjen PDI-P, Tjahjo Kumolo mengaku, pihaknya tak terlalu memberi perhatian pada langkah-langkah yang diberitakan di media massa, yang seakan-akan mendorong sejumlah nama untuk menjadi cawapres Jokowi. Salah satu yang paling masif adalah munculnya nama mantan wapres Jusuf Kalla melalui publikasi hasil survei berbagai lembaga.

Mayoritas Pendukung Partai Demokrat Pilih Jokowi Bukan Dahlan Iskan

Pendukung Partai Demokrat pada pemilu legislatif 2014 disebut lebih banyak yang mendukung bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo alias Jokowi dibanding peserta Konvensi.
Hal tersebut diketahui berdasarkan survei Roy Morgan.
Menurut survei Roy Morgan, pendukung Partai Demokrat yang mengaku akan memilih Jokowi sebanyak 28 persen responden.
Sebaliknya, mereka yang mengaku akan memilih capres Konvensi Demokrat Dahlan Iskan hanya 13 persen.

Pemilih Jokowi Kebanyakan Rakyat Biasa

Elektabilitas calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) menembus 45 persen. Hal itu berdasarkan hasil survei Roy Morgan Research (RMR).
Menurut Direktur RMR Indonesia, Ira Soekirman, pemilih Jokowi relatif berusia muda. "Pemilih Jokowi lebih muda dan rakyat biasa," kata Ira usai memaparkan hasil surveinya, di Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Ketika disinggung alasan pemilih memilih Jokowi, bersifat rasional atau emosional, Ira menyatakan kedua-duanya.

Jokowi Raja Jawa

Pulau Jawa menjadi ajang perebutan suara bagi partai politik (parpol) maupun calon presiden (capres). Apalagi sebanyak 60 persen pemilih berada di pulau Jawa.
Lantas, siapa capres yang menguasai pulau Jawa? Ternyata berdasarkan survei Roy Morgan Research (RMR) Indonesia, capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo yang menjadi "raja" di Jawa.
"Di seluruh provinsi yang ada di Jawa, Jokowi merupakan kandidat capres yang paling kuat," kata Direktur Roy Morgan Research (RMR) Indonesia, Ira Soekirman saat memaparkan hasil survei RMR, di Jakarta, Rabu (2/4/2014).

'Pemimpin Tanpa Kuda' untuk Gerindra

Intelektual muda PDI Perjuangan (PDIP) Fahmi Habcy, membuat puisi balasan untuk capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dan kadernya, Fadli Zon. Fahmi mengatakan akan melelang dua buah sajak hasil karyanya berjudul "Pemimpin Tanpa Kuda" dan "Rempong".
"Saya tak tertarik lagi menangapi puisi yang dibuat Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di media beberapa waktu lalu. Saya akan melelang sajak yang saya buat," kata Fahmi di Depok, seperti diberitakan Antara, Rabu (2/4/2014).

Roy Morgan Research Jagokan PDIP dan Jokowi

Lembaga survei asal Australia, Roy Morgan Research, menjagokan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Joko Widodo alias Jokowi sebagai capresnya akan memenangi pemilu legislatif dan pemilu Presiden 2014.
Director Roy Morgan Research, Irawati Soekirman, mengatakan 71 persen pemilih yang akan mencoblos Jokowi akan memilih PDIP dalam pemilu legislatif. Menurutnya, Jokowi menang di berbagai tempat di Indonesia setelah pengumuman dirinya capres.
"Hanya tiga atau empat provinsi Jokowi tidak nomor satu. Yang penting di Jawa, karena 60 persen masyarakat Indonesia tinggal di Jawa. Memenangkan Jawa penting sekali," kata Irawati saat rilis hasil polling di Menara Jamsostek, Rabu (2/4/2014).

Jika terkait transjakarta, Kejagung periksa Jokowi

Kejaksaan Agung (Kejagung) membuka kemungkinan memeriksa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan bus transjakarta dan bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB) pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013. Saat ini, tim penyidik tindak pidana khusus Kejagung masih menyusun daftar siapa saja pihak yang akan dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus ini.
Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto mengatakan, saat ini, pihaknya masih mendalami adanya dugaan korupsi pada kasus tersebut. Ia menjelaskan, Kejagung tidak dapat menangani perkara jika tidak didasarkan pada alat bukti yang cukup.

Kunjungi Pondok Pesantren Miftahul Ulum Cilandak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sarasehan ulama dan cendekiawan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Cilandak, Jakarta Selatan. Jokowi diminta untuk membuka sarasehan tersebut.
Jokowi yang datang menggunakan kemeja putih serta berkopiah hitam langsung naik ke atas panggung. Setelah itu, dia diminta untuk membuka sarasehan tersebut.
"Dengan mengucap bismillah, maka sarasehan in dengan resmi saya buka," ujar Jokowi sambil mengetuk tiga kali, Rabu (2/4/2014).

PDIP Dilemahkan Agar Jokowi Bisa Disetir

Menjelang pemilu anggota legislatif pada 9 April nanti, mulai santer upaya melemahkan Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dari PDI Perjuangan.
Berbagai isu mulai bertebaran, dari mulai capres boneka hingga puisi satir. Upaya melemahkan Jokowi itu dilakukan dengan cara melemahkan PDIP lebih dahulu.
Koordinator PDIP PROJO (Pro Jokowi) Budi Arie Setiadi menjelaskan inti pergerakan lawan-lawan Jokowi adalah berupaya agar PDIP mendapat suara sekecil mungkin dalam pemilu legislatif supaya koalisi menjadi gemuk alias banyak partai yang akan bergabung.

Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan RSUD Pasar Minggu

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi meresmikan pemasangan tiang pancang pertama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sekitar 80 persen kamar disiapkan sebagai kelas III bagi warga tidak mampu.

Foto Jokowi "Boneka" Priyo Heboh di Dunia Maya

Foto jabat tangan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) heboh di dunia maya. Foto itu menjadi trending topik di jagat Twitter Indonesia. Dalam foto ini Jokowi yang menggunakan baju kemeja putih tampak tertunduk dan senyum saat bersalaman dengan politisi asal Partai Golkar itu.
Melihat foto dan namanya heboh di dunia sosial media Twitter, Priyo angkat bicara.