Minggu, 07 Juli 2013

Pengamat: Ginanjar Berpeluang Dampingi Jokowi di Pilpres 2014

Popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) kian moncer.
Nama Jokowi selalu menempati posisi pertama dalam survei yang digelar sejumlah lembaga. Direktur Eksekutif Intrans Saiful Haq, memprediksi mantan wali kota Solo itu hampir pasti bakal menang jika PDIP mengusungnya pada Pilpres 2014.
"Jika kita kunci asumsi bahwa Jokowi adalah capres yang sudah tak terkalahkan, maka diskusinya tinggal siapa yang paling pantas mendampinginya," ungkap Saiful, Minggu (7/7/2013).

Saiful menuturkan untuk menentukan figur yang akan mendampingi Jokowi,  harus ditentukan terlebih dahulu formula  yang diinginkan. Menurutnya, jika disimulasikan, yang paling ideal ada dua komposisi capres-cawapres
"Yaitu, pasangan muda-muda dan pasangan muda-tua," tutur Saiful.
Menurut Saiful, jika  PDIP berkoalisi dengan Demokrat, maka formula yang ideal adalah pasangan muda-muda. Namun, jika PDIP berkoalisi dengan Golkar, maka pasangan yang ideal adalah  muda-tua.
Saiful mengungkapkan PDIP-Demokrat kalau berkoalisi akan mengusung tokoh muda, karena menurutnya, partai penguasa itu akan mendorong Gita Wirjawan karena diyakini akan memenangi konvensi yang akan diadakan Partai Demokrat.
Sementara kalau Jokowi ingin disandingkan dengan tokoh tua, Golkar cukup banyak memiliki stock. Salah satunya adalah Ginandjar Kartasasmita.
"Artinya nama Ginandjar masuk dalam skenario PDIP berkoalisi dengan Golkar. Karena tanpa Golkar sangat berisiko PDIP memajukan capres dan cawapres sendiri. Ginandjar punya peluang besar membawa koalisi PDIP-Golkar dengan catatan, Ginandjar bisa merebut pimpinan Golkar pada Rapimnas 2015," paparnya.
Hal itu disampaikan Saiful terkait wacana sebaiknya PDIP berkoalisi dengan Partai Golkar, kalau partai banteng itu tidak berhasil menjalin komunikasi dengan Demokrat dan Gerindra. Tapi bukan Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal saat ini, melainkan Golkar pasca-Munas 2015.
Karena itu, seperti disampaikan Board of Advisor CSIS Jeffrie Geovanie, PDIP, yang diyakini mendukung Joko Widodo, menggaet tokoh Golkar sebagai calon wakil presiden. Supaya ada alasan mengambil alih Golkar pada Munas 2015 dan setelah itu memperkuat pemerintahan.
Sejalan dengan itu, peneliti Maarif Institute Endang Tirtana, menilai Ginandjar Kartasasmita merupakan tokoh Golkar yang cocok mendampingi Jokowi. Karena Ginandjar merupakan sosok yang komplet, militer, birokrat, teknokrat, akademisi.
Menurut Endang, duet Jokowi-Ginandjar ini seperti pasangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan tokoh senior Joe Biden.



Sumber :
republika.co.id

Poster Bara Jokowi: Kepenak Jamanku, Aku Ra Ngapusi

Dua poster nampang di lokasi deklarasi 'Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014'. Isinya sedikit provokatif, tapi juga lucu. Menggelitik.
Satu poster bertuliskan KepeUeenak jamanku sesok le. Ak ra' ngapusi. Artinya, 'Enak masaku besok. Aku tidak berbohong'. Di atas tulisan terpasang foto atraktif Jokowi yang berbatik cokelat dengan pose tengah menyapa.
Di atas foto Jokowi tertulis 'Barisan Relawan Jokowi Presiden RI 2014-2019'. Sedangkan di bawahnya tertulis 'Bara JP Jateng'.
Desain satu poster lainnya nyaris sama. Beda di isi tulisan. 'Piye kabare bro. Mengko sesok apik lan kepenak pas Jamanku', demikian isi tulisan itu. Artinya, 'Apa kabar Bro? Nanti-nanti pasti lebih baik dan lebih enak masaku'. Ada foto Jokowi juga di poster ini. Posenya menyapa dengan angle (sudut pandang) berbeda dibanding foto poster satunya.
Dua poster itu mewarnai deklarasi Bara JP Jateng di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013). 100-an orang hadir dalam acara ini. Salah satunya aktor kawakan Roy Marten.
2 Poster di deklarasi relawan Jokowi mengingatkan orang pada 'iklan politik' yang mencomot foto presiden kedua RI, Suharto, semasa hidup. Ada tulisan Piye kabare? Isih kepenak jamanku to' (Apa kabar? Masih lebih enak masaku kan?). Di sejumlah tempat, foto dan tulisan ini dijadikan kampanye politik.


Sumber :
detik.com

Latar Belakang Bara Jokowi

Barisan Relawan (Bara) Jokowi Presiden 2014 resmi dideklarasikan. Apa alasan yang membuat mantan politisi dari berbagai parpol mendorong pencapresan Jokowi di 2014?
"Kita tidak rela Indonesia busuk di tangan yang korup, sejumlah orang sebelumnya Kongres di Bandung membentuk Bara Jokowi Presiden. Para kelompok perubahan ini mendukung, mendirikan tingkat provinsi dan DPR agar PDIP mendukung Jokowi menjadi presiden," kata Ketum Bara Jokowi Presiden 2014, Sihol Manullang, usai deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013).
Sihol lantas menuturkan cikap bakal mereka berhasrat menyatukan relawan yang mendukung pencapresan Jokowi. Awal mulanya mereka membentuk grup di Facebook.
"Kemudian kita kumpulkan di Kongres di Bandung, di Gedung Indonesia Menggugat. Dihadiri 341 relawan dari 19 provinsi, dibagi 3 komisi. Komisi politik membuat rekomendasi, meminta dan mendesak Jokowi jadi presiden," beber Sihol.
"Komisi organisasi mengusulkan terbentuknya ini. Ini di Jateng pelaksanaan Kongres, ini sudah 16 provinsi, deklarasi pertama di Jateng. Kami kalangan perubahan, siapa saja yang mendukung, kita bersekutu, kalau ada kelompok lain dengan tujuan sama kita kerjasama, minimum 15 juta tandatangan di awal 2014," katanya.
Lalu bagaimana jika PDIP tak setuju dengan gerakan ini dan menolak merestui mencapreskan Jokowi? Sihol mengakui tak ada pintu bagi capres independen.
"Kalau PDIP tidak calonkan, apakah Jokowi mau dicalonkan dari partai lain, hanya Tuhan yang tahu. Jokowi tipe setia dengan partai, dia anak ideologis Soekarno," katanya.
Namun dia akan melakukan komunikasi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Masih dengan harapan agar Jokowi diikhlaskan maju di Pilpres 2014.
"Survei internal PKS 60,5% Jokowi. Golkar harap malu-malu mengakui, survei pertama Jokowi. Jangan malu-malu mengakui survei internal Anda, Jokowi nomor satu," tandasnya.


Sumber :
detik.com

Relawan Jokowi: Prabowo dan Ical Tak Senang Jokowi Jadi Presiden

Barisan relawan Jokowi telah resmi mendeklarasikan diri. Bagi mereka masa Jokowi adalah Pilpres 2014. Jokowi tak perlu gentar menghadapi capres kuat sekelas Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie.
"Sekarang momen bagi Jokowi, urutan kedua popularitas capres saat ini Prabowo, 2014-2019 katakanlah Prabowo jadi presiden prediksinya 2 periode, berarti Jokowi 2024. Jangan mau! Masa Jokowi itu 2014," kata Ketua Divisi Buruh DPP Bara JP, Muchtar Pakpahan, usai deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013).
Demikian juga capres lain seperti capres Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Menurut Muchtar, kandidat capres lain pasti tak senang dan berupaya menggagalkan pencapresan Jokowi.
"Atau ARB, atau Surya Paloh jadi di 2014, nanti mereka dua periode. Itu taktik orang yang tidak senang kalau Jokowi jadi," protesnya.
Menurutnya, Jokowi harus jadi presiden di 2014. Kalau tidak bisa terjadi revolusi. "Harapan itu ada di Jokowi, kalau Jokowi di 2014 revolusi tidak perlu terjadi," tegasnya.
"Saya mengancam, ini planing A-nya itu Jokowi, kalau tidak jalan ya revolusi...Kalau gagal kami pecundang," tandasnya.


Sumber :
detik.com

Relawan 'Jokowi Presiden 2014' Ingin Duet Jokowi-Mahfud

Relawan Jokowi Presiden 2014 akan bergerilya keliling Indonesia untuk memastikan pencapresan gubernur DKI Jakarta tersebut. Mereka menilai duet Jokowi-Mahfud MD cukup menjanjikan.
"Capres ga ada yg memberi harapan. Jokowi dan Mahfud memberi harapan. Tapi tidak ada yang mengusung," kata Ketua Divisi Buruh DPP Bara JP, Muchtar Pakpahan, usai deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013).
Mereka akan terus menyerukan duet Jokowi-Mahfud MD. Mereka juga akan meminta restu langsung ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kita akan bicara ke Mbak Mega," katanya.
Menurut Muchtar, Jokowi harus sukses di Pilpres 2014. Kalau tidak, maka dipastikan diganjal di Pilpres 2019.
"Yang 2014 terpilih pasti berusaha agar Jokowi tidak terpilih di 2019," tandasnya.


Dilain Pihak: Mahfud Emoh Jadi Wakil Presiden
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. mengincar posisi sebagai calon presiden ketimbang calon wakil presiden. "Jelas saya tertarik ingin jadi capres," kata dia saat menghadiri syukuran rumah Sekretariat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad, 7 Juli 2013.
Penegasan ini, kata Mahfud, untuk membantah pemberitaan media yang menyebut dirinya tertarik menjadi cawapres. Sebelumnya, ia beberapa kali menyatakan keinginannya menjadi presiden.
Tapi, menurut dia, politik adalah dunia yang dinamis. Karena itu, lanjut dia, niatnya bisa saja berubah. "Pencalonan ini, kan, semuanya masih kemungkinan. Bisa jadi capres, cawapres, atau tidak jadi apa-apa sama sekali. Kita lihat saja nanti di akhir tahun."
Terkait dengan konvensi Partai Demokrat, Mahfud mengaku sampai saat ini dirinya belum mendaftar untuk ikut konvensi. Tapi, menurut dia, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan semua partai, termasuk dengan Demokrat.
Mahfud menyatakan akan mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden pada akhir tahun. Sebab, menurut dia, bursa capres akan lebih jelas pada akhir tahun.
"Saat ini, survei-survei belum jelas arahnya ke mana. Survei akan mengerucut pada Januari tahun 2014," ujarnya.
Rabu lalu, Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua menyebut Mahfud Md. sebagai salah satu tokoh yang potensial digaet partai berlambang Mercy itu untuk menjadi calon presiden. Tokoh lain yang termasuk ke dalam pengamatan Demokrat adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo, dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional.
Partai Demokrat berencana mengumumkan syarat dan mekanisme konvensi calon presiden. Partai ini juga menyiapkan komite khusus yang bertugas menjaring dan menyeleksi para pendaftar. September nanti, Demokrat akan mendaftarkan beberapa nama yang akan diadu ke dalam konvensi. Setelah bersosialisasi dengan masyarakat, para kandidat akan dinilai oleh Majelis Tinggi Partai. Mahfud pun mencermati konvensi tersebut.
 
Sumber :
- detik.com
- tempo.co

Barisan Jokowi Siap Beraksi

Minta Restu Mega
Barisan relawan Jokowi Presiden 2014 telah dideklarasikan di Bandung dan Kendal. Mereka akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar merestui Jokowi nyapres di 2014.
"Kita akan bicara ke Mbak Mega. Mbak Mega kan demokratis, kalau masyarakat meminta pasti mau," kata Ketua Divisi Buruh DPP Bara JP, Muchtar Pakpahan, usai deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013)
Sejauh ini Mega telah mengisyaratkan mendorong regenerasi capres PDIP. Meskipun Mega belum memutuskan siapa yang akan ditunjuk menjadi capres PDIP di Pilpres 2014.
"Saya yakin Megawati secara bijaksana akan menyetujui," katanya.
Mukhtar dan kawan-kawan sendiri akan terus melebarkan sayap. Membentangkan dukungan Barisan Relawan Jokowi ke seluruh Nusantara.
"Kita lakukan di seluruh Indonesia, itu yang kita bawa ke seluruh Indonesia," katanya.
"Kesempatan Jokowi di 2014 juga 2019. Yang 2014 kepilih pasti berusaha agar tidak Jokowi (presiden berikutnya),"tandasnya.


Gandeng Roy Marten
Aktor kawakan Roy Marten ikut serta memeriahkan deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014 Provinsi Jateng. Apa alasan dia bergabung dengan gerakan ini?
"Ini tindakan rakyat, independen, dan berkembang di seluruh Indonesia," kata Roy Marten di sela deklarasi di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013).
Roy meminta rakyat tidak ragu mencalonkan Jokowi sebagai presiden. Jokowi dinilai membawa angin perubahan atau revolusi. "Jangan khawatir dengan revolusi, tidak harus berdarah-darah. Ini revolusi cara berpikir, membuat terobosan," katanya.
Aktor asal Salatiga ini menyatakan, jika Jokowi menjadi presiden, warga Jakarta tidak perlu takut. Sebab selama ini sudah ada blue print pembangunan. Masalahnya, blue print itu tidak pernah dieksekusi. Hanya Jokowi yang berani melakukannya.
"Monorel sudah 30-40 tahun lalu. Karena ada kepentingan, tidak dijalankan. Jokowi tidak peduli. Ia seorang eksekutor," tandasnya.
"Jakarta kehilangan Jokowi, tapi Indonesia mendapat Jokowi," tambahnya.
Roy yang jadi ditunjuk sebagai juru bicara Bara JP ini menambahkan barisan relawan akan diikuti dengan gerakan tanda tangan dukungan. Jika sudah mencapai 10-20 juta tanda tangan, maka Bara JP akan menyodorkannya ke Ketum PDIP Megawati. "Supaya Mbak Mega berpikir (untuk mencalonkan Jokowi)," ungkapnya.
Kehadiran Roy di deklarasi cukup menyedot perhatian 100-an peserta. Dia jadi 'objek' foto bersama di panggung. Sambil mengepalkan tangan, mereka meneriakkan yel-yel 'Jokowi Oke, RI 1 Yes!'


Gerilya
Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 telah dideklarasikan. Mereka akan bergerilya keliling Indonesia untuk memastikan Jokowi terpilih menjadi Presiden Indonesia di 2014.
"Kita lakukan di seluruh Indonesia, itu yang kita bawa ke seluruh Indonesia. Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) yang terdaftar tahun 2003 ada 1,7 juta di semua provinsi akan bergerak," kata Ketua Divisi Buruh DPP Bara JP, Muchtar Pakpahan, usai deklarasi Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013).
Mereka juga akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mereka akan meminta Mega merestui pencapresan Jokowi. Namun, mereka belum berencana menemui Jokowi.
"Tidak usah (bertemu jokowi). Kalau sekarang tidak bersedia," katanya.
Tapi mereka yakin pada akhirnya mereka yakin Jokowi akan bersedia dicapreskan. Tentu jika Mega merestui.
"Jokowi mendengar aspirasi rakyat. Jadi gubernur DKI Jakarta kan juga bukan keinginan dia," tandasnya.

Sumber :
- kompas.com
- detik.com

Barisan 'Jokowi Presiden' Jateng Dideklarasikan, Relawan Pakai Kotak-kotak

Dukungan pencapresan Joko Widodo (Jokowi) kian tak terbendungl. Minggu ini, di Jateng, Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014 dideklarasikan dan dihadiri ratusan relawan.
Deklarasi dilakukan di Hotel Gading Asri, Jl Raya Kaligading KM 3 Boja, Kendal, Jateng, Minggu (7/7/2013) sekitar pukul 11.00 WIB. Sebuah panggung sederhana berukuran 2x4 meter didirikan. Di backdrop tertulis 'Deklarasi dan Pelantikan Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 Jawa Tengah'. Juga terpampang foto Jokowi setengah badan.
Sebagian relawan mengenakan kemeja kotak-kotak, seragam Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebagian mengenakan kemeja putih atau batik.
Deklarasi dibuka dengan sambutan oleh Ketua Divisi Buruh DPP Bara JP, Muchtar Pakpahan. Tak seperti para relawan, mantan Ketua DPP Partai Buruh ini tidak mengenakan kotak-kotak, tapi batik warna cokelat.
"Deklarasi ini merupakan kelanjutan dari deklarasi Bara Pusat di Bandung. Jawa Tengah adalah provinsi pertama. Selanjutnya diikuti provinsi lain," kata Muchtar.
Usai deklarasi, acara diisi dengan foto-foto di panggung. Kemudian, para peserta makan siang bersama.


Sumber :
detik.com

Mega Banggakan Jokowi dan Ganjar

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri pamer kemenangan Joko Widodo alias Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar Pranomo sebagai gubernur terpilih Jawa Tengah saat memberi sambutan pada acara deklarasi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Bambang D.H.-Said Abdullah (BDH-SAID).
Keduanya memang merupakan kader dari partai berlambang banteng bermoncong putih itu. "Siapa yang menyangka Pak Jokowi akan terpilih, Pak Ganjar juga terpilih, tidak ada yang menyangka. Tapi buktinya terpilih," kata Megawati di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu, 6 Juli 2013.
Megawati mengatakan, tidak sampai satu tahun, Jokowi mampu membuat perubahan yang sangat besar di Jakarta. Hal tersebut, katanya, membuktikan bahwa kader PDI Perjuangan mampu membawa perubahan. "Yang terpenting kader PDI Perjuangan diberi kesempatan untuk memimpin," ujarnya.
Selain Jokowi, Ganjar, menurut Megawati, sebelumnya juga diremehkan oleh masyarakat Jawa Tengah. Namun, dengan dukungan pengurus PDI Perjuangan dan massa yang solid, akhirnya Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah menggantikan Bibit Waluyo.
Belajar dari pengalaman Jokowi dan Ganjar tersebut, Megawati mengajak masyarakat Jawa Timur tidak ragu lagi untuk memilih BDH-Said sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. "Kita tunjukkan kalau PDI Perjuangan bisa membawa perubahan," ucapnya.
Jika pengurus PDI Perjuangan dari pengurus sampai anak ranting di Jawa Timur Solid, BDH-Said akan terpilih juga menjadi gubernur. "Saya yakin Pak Bambang akan terpilih dan bisa memajukan Jawa Timur," katanya.


Sumber :
tempo.co

Gerindra: Prabowo-Jokowi Pasangan Ideal untuk Pilpres 2014

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menilai, Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) merupakan pasangan ideal. Karenanya, duet Prabowo dan Jokowi menurut Djojohadikusuma, cukup ideal diusung pada Pilpres 2014 nanti.
"Sangat mungkin, kalau Prabowo-Jokowi itu pasangan ideal, saya kira bagus. Pak Jokowi teman saya, yang kenalkan Jokowi ke Prabowo itu saya," kata Hashim usai membuka Rapat Kerja Nasional Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara (Gema Sadhana) di Jakarta.
Dalam berbagai jajak pendapat, elektabilitas Jokowi dan Prabowo memang selalu berkejaran. Setelah Jokowi, selalu muncul nama Prabowo. Tetapi, Hashim mengingatkan realita menyangkut Jokowi.
"Pak Jokowi bilang beliau akan komit lima tahun memimpin Jakarta. Dia terpilih sebagai gubernur DKI, dan komit menyelesaikan tugas merupakan salah satu janji Jokowi yang harus diingat," ujar Hashim.
Karenanya, adik kandung Prabowo itu menegaskan, saat ini satu-satunya kosentrasi Gerindra adalah memenangkan pemilu legislatif. Sebanyak 22.000 caleg di setiap tingkatan disiapkan untuk menang. Sehingga, berapa pun angka presidential treshold nanti, Prabowo bisa melenggang dalam bursa calon presiden.
Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI menunjukkan elektabilitas Prabowo dan Jokowi secara konsisten berada di tingkat atas sebagai capres pada pemilu 2014 nanti. Prabowo selalu unggul bila berhadapan dengan tokoh lain manapun, seperti Aburizal Bakrie, Jusf Kalla, dan Megawati Soekarnoputri.
Dari survei yang dilakukan pada 10-31 Mei 2013 itu, menurut Wawan ketika semua tokoh potensial disatukan, responden menempatkan Jokowi pada peringkat pertama dengan elektabilitas 22.6%. Kemudian Prabowo mengikuti dengan tingkat keterpilihan 14.2%.


Sumber :
republika.co.id

Penyebab Capres Jokowi Tak Terbendung

Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) semakin tak terbendung. Jokowi diprediksi semakin kuat menuju Pemilu 2014.
"Saya melihat memang tren opini mengarah ke positif untuk Jokowi," kata pengamat politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, Minggu (7/7/2013).
Faktor pertama karena Jokowi semakin populer di masyarkat. Gaya blusukan Jokowi yang khas salah satu penyebabnya.
"Pertama, Jokowi mampu menjaga reputasi sebagai pemimpin populis dan dekat dengan masyarakat," katanya.
Berikutnya, tidak adanya stok pemimpin nasional yang memadai. Kandidat capres yang ada saat ini dianggap itu-itu saja dan terlalu berwacana.
"Kedua, belum adanya figur kuat lain yang memberi harapan. Ketiga, adanya tren tuntutan masyarakat untuk memiliki pemimpin yang berorientasi kinerja bukan semata wacana," tandasnya.
ki survei capres. Setelah unggul telak atas Prabowo Subianto di survei LIPI, Jokowi kembali jadi capres paling potensial versi survei Indonesia Research Centre (IRC).
"Jokowi menunjukkan trend elektabilitas yang cukup menyakinkan. Sebagian besar (24.8%) masyarakat cenderung memilihnya menjadi presiden RI," kata Direktur IRC Agus Sudibyo dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (28/6/2013).

Berikut elektabilitas capres jika Pilpres digelar saat ini, sesuai survei IRC yang dirilis 28 Juni 2013:
  1. Joko Widodo: 24,8%
  2. Prabowo Subianto: 14,8
  3. Aburizal Bakrie: 7,95
  4. Megawati Soekarnoputri: 5,5%
  5. Wiranto: 3,9%
  6. Mahfud MD: 3,7%
  7. Dahlan Iskan: 3,5%
  8. Rhoma Irama: 2,7%
  9. Hary Tanoesoedibjo: 2,3%
  10. Ani Yudhoyono 2%
  11. Lainnya (Hatta Rajasa, Surya Paloh, Sri Mulyani, Anis Matta, Rustriningsih, Puan Maharani, Yusril Ihza Mahendra, Gita Wiryawan, Djoko Suyanto, Hidayat Nurwahid, Sutiyoso, Jusuf Kala) : 8,4%

Sumber :
detik.com