Sabtu, 30 November 2013

Ada Perjanjian Batu Tulis, Akankah Duet Prabowo-Jokowi Terwujud?

Menjelang Pilpers 2009, PDIP dan Gerindra membuat perjanjian politik di Batu Tulis, Bogor. Salah satu poin dalam perjanjian itu disebut-sebut berupa janji PDIP untuk mendukung pencapresan Prabowo di Pilpres 2014. Jika poin itu benar adanya, apakah berarti duet Prabowo-Jokowi akan terwujud?
Pertemuan di Batu Tulis tersebut dihadiri semua petinggi PDIP dan Gerindra, seperti Mega sendiri, Puan Maharani, Pramono Anung, Prabowo didampingi Fadli Zon, Martin Hutabarat, Hashim Djojohadikusumo, dan lainnya.

Jokowi: Blusukan Membuka Mata Batin dan Penglihatan Spiritual

Blusukan adalah salah satu cara yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menunjukkan kinerjanya. Jokowi mengakui, kegiatan blusukan merupakan salah satu masukan yang disampaikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya blusukan, bukan hanya untuk dekat dengan rakyat, tetapi juga mencoba mendekati masalah," ungkapnya di dalam diskusi 'Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Aula FK UI, Salemba, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Atasi Banjir, Jokowi Minta Bantuan Tetangga Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta kerjasama pemerintah daerah sekitar Ibu Kota lebih kooperatif mengatasi banjir. Dia berharap urusan banjir di Ibukota membutuhkan uluran tangan dari daerah tetangga.
Tanpa ada bantuan dari pemda tetangga terutama Depok dan Bogor, maka permasalahan banjir di Jakarta sulit diatasi. “Walaupun kita sudah keruk saluran dan waduk, tapi kalau yang di atas tidak diatasi, ya Jakarta tetap banjir. Untuk itu kami butuh bantuan mereka, baik dari Depok, Tangerang, Bekasi, maupun Bogor,” ujar Jokowi di FK UI, Jl Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Gerindra Masih Ngarep Duet Prabowo-Jokowi, PDIP: Tunggu Hasil Pileg

Gerindra masih membuka peluang untuk mewujudkan duet Prabowo-Jokowi di 2014. Meski tak menyambut, ternyata PDIP tak menutup peluang itu rapat-rapat.
"Seperti disampaikan Ibu Ketua Umum di acara UI, tentu semua melihat hasil Pileg, baru akan ditentukan langkah berikutnya. Karena apapun juga hasil pileg lah yang menentukan bisa menjadi capres dari partai," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga saat dihubungi, Sabtu (30/11/2013) malam.
Eriko mengatakan hasil Pileg akan sangat menentukan langkah PDIP di Pilpres 2014. Target PDIP adalah untuk mengusung capres sendiri.

Dicurigai Prananda Mau Diorbitkan di Pilpres 2014

Dicurigai Prananda Prabowo yang selalu mendampingi Ketua Umum DPP PDIP Megawati kemana-mana, terkait kepentingan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
“Banyak yang curiga Mega ingin memperkenalkan putranya itu (Prananda) kepada masyarakat kemana-mana untuk diorbitkan pada Pilpres 2014,” kata Guru Besar Universitas Indonesia Prof Maswadi Rauf yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/11/2013) malam.

Indonesia kehilangan sosok pemimpin seperti Soekarno

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan gagasan dan ide-ide besar dari Presiden RI Pertama, Ir Soekarno tidak dilanjutkan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Padahal, tokoh proklamator tersebut merupakan sosok visioner yang mempunyai ide-ide jauh melebihi jamannya.
"Beliau proklamator kita. Ide besarnya tidak perlu diragukan lagi," kata Jokowi usai menjadi pembicara seminar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Jokowi Ditanya 'Beli Nyali' di Mana Sampai Berani Blusukan

Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai gubernur yang berani untuk langsung turun ke masyarakat dan melihat langsung permasalahan. Salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menanyakan nyali Jokowi yang blusukan kemana-mana.
Adalah salah satu pengajar FIB UI bernama Riri Sarumpaet yang menanyakan hal tersebut. Jokowi pun menjawab dengan gayanya yang santai. Riri bertanya dimana Jokowi 'beli nyali' sehingga berani mengambil kebijakan.
"Di pasar dan kedua di kampung kalau kita ke pasar dan tahu masalah detil, kita tau masalahnya detil di kampung problemnya real, kita akan berani, mau putuskan apa," kata Jokowi saat sesi tanya jawab panelis di seminar tentang kepemimpinan di FK UI, Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

Jokowi Sebut Kasus Lurah Susan Bukti Pluralisme di Jakarta Final

Sebagai pemimpin daerah yang terdiri dari berbagai etnis, suku dan agama, tak jarang Gubernur Jokowi berhadapan dengan masalah-masalah pluralisme. Meski demikian, Jokowi memastikan pluralisme di Jakarta sudah final dan tak perlu lagi dipermasalahkan.
"Pluralisme dan kebhinekaan kita sudah final," kata Jokowi saat menjadi pembicara di seminar 'Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Aula FK UI, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Ditanya Peluang Jokowi Jadi Capres, Megawati: Sabar Dulu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, belum mau bicara soal calon presiden yang akan diusung PDI Perjuangan. Menurut Mega, partainya akan fokus menghadapi pemilu legislatif.
"Sabar dulu ya. Tunggu sampai selesai pemilu legislatif," kata Mega menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Saat seminar masih berlangsung, Megawati sempat mendapat pertanyaan dari salah satu staf pengajar UI tentang peluang Jokowi sebagai capres PDI Perjuangan.

Kepanasan, Megawati Minta Jokowi Belikan AC Untuk Kampus UI

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hari ini menjadi pembicara dalam diskusi "Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang" di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak hanya Mega yang hadir, Jokowi pun diundang menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Seminar itu digelar di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peserta yang hadir pun membeludak hingga memenuhi seluruh tempat duduk. Bahkan ada yang berdiri.

Jokowi-Megawati Duduk Bareng Jadi Pembicara

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri duet sebagai pembicara dalam sebuah seminar, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/11/2013). Menurut catatan Tempo, inilah pertama kalinya Jokowi -sapaan akrab Gubernur- dan Megawati duduk satu meja sebagai pembicara.
Jokowi dan Megawati beserta rombongan tiba di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada pukul 10.00 WIB. Jokowi mengenakan kemeja lengan panjang putih dipadu pantalon hitam.

Ini Alasan Slank Dekat dengan Jokowi

Kelompok musik Slank tak pernah membeda-bedakan siapa pun tokoh yang ingin bertemu dengan mereka. Tak terkecuali dengan tokoh dari partai politik. "Slank selalu terbuka, siapa pun, dari partai politik apa pun, jika berkunjung di terima," kata Manajer Slank, Iffet Veceha Siddharta kepada Tempo, di Yogyakarta, 19 November 2013 lalu.
Meski demikian, kata perempuan yang kerap disapa Bunda Iffet itu, Slank tak pernah mau terlibat dalam kegiatan politik praktis. Meski tawaran untuk mendukung partai politik tertentu kerap berdatangan. "Yang pasti sampai 30 tahun ini, Slank setia untuk netral, tidak mendukung salah satu partai tertentu," kata Iffet.

Jokowi dan Kemeja Putih yang Kekuningan

Saat menjadi pembicara di Universitas Indonesia Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sempat bercerita mengenai kemeja putih khasnya. Jokowi menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Kala itu, ia menemani Mark untuk melihat Waduk Pluit. Jokowi mengenakan kemeja putih, sedangkan Mark mengenakan kemeja lengkap dengan menggunakan jas.

Jokowi Buka Rahasia Soal Baju Putihnya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), menjadi pembicara di seminar yang dihelat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 November 2013. Dalam acara yang dihadiri ratusan civitas akademik ini, Jokowi tampak santai dengan kemeja putih lengan panjang dan pantalon hitam.
Dalam ceramahnya selama 40 menit, Jokowi lebih banyak melemparkan joke ringan. "Tahu ndak banyak orang nanya kenapa saya sukanya pakai kemeja putih, ini ada alasannya," kata Jokowi mengawali pidatonya.

Lagi, Megawati-Jokowi Tunjukkan "Kemesraan" di Depan Publik

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri, dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), kembali menunjukkan 'kemesraannya' di depan publik. Saat datang untuk memenuhi undangan sebagai pembicara dalam seminar kepemimpinan Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Sabtu (30/11/2013), keduanya tiba dengan mobil yang sama sekitar pukul 09.45. Jokowi turun dari mobil Toyota Alphard bernomor polisi B 2301 MT milik Megawati.

Jokowi Tak Mau Tanggapi Soal Kematian 14 Kanguru

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ogah menanggapi kematian 14 kanguru di Raman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Pasalnya, itu merupakan bukan tanggu jawab dirinya.
"Ah itu urusannya nanti kalau ada tikus mati di rumah, mau tanya saya," kata Jokowi saat dimintai tanggapan di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Orang nomor satu di DKI ini meminta, persoalan matinya 14 kanguru di TMR tersebut langsung ditanyakan ke pengelola TMR. "Ya ya dilindungi. Tanya ke Ragunan, jangan tanya ke saya," katanya.

Jokowi-Megawati Berada dalam Satu Mobil Menuju UI Salemba

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam Serial Seminar Dewan Guru besar Universitas Indonesia (DGB UI) yang bertajuk 'Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang', Sabtu (30/11/2013).
Selain Megawati, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo juga turut menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Seminar itu dilaksanakan sejak 26 November hingga 30 November 2013. Megawati dan Jokowi tiba di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat pukul 09.40 WIB.