Jumat, 12 Juli 2013

Lagi-lagi Golkar Sodorkan Jokowi Sebagai Cawapres Ical

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi disebut-sebut mendampingi Calon Presiden (Capres) dari Partai Golkar Aburizal Bakrie. Meskipun beberapa waktu yang lalu, Jokowi sendiri dengan nada bercanda pernah mengatakan "Nomor satu kok cawapres," tidak menjadikan Golkar mengurungkan niatnya.
Selain Jokowi, elite Golkar juga menginginkan sejumlah nama tokoh nasional lainnya. Namun siapa nama yang akan menjadi Cawapres Golkar ditentukan setelah rampinas Partai Golkar Oktober 2013.
"Sampai hari ini memang rapimnas kemarin memberikan mandat pada Ical. Nama-nama siapa yang akan mendampingi Ical muncul seperti Mahfud, Sultan, Prabowo, Pramono, dan Jokowi," kata Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, usai berbuka puasa bersama di DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta, Kamis (12/7/2013).
Menurutnya, nama tokoh nasional yang ditentukan untuk Cawapres Golkar ditentukan oleh Ical dengan masukan dari elit partai berlambang beringin tersebut.
"Nama-nama ini muncul dan berkembang. Tentu Ical yang akan menginventarisir dan tentunya ada semacam survei yang dilakukan," terangnya.
Penentuan cawapres, sambung Idrus, juga diusulkan setelah memperhatikan aspirasi kader Golkar yang berkembang untuk diajukan kepada rapimnas.
"Yang mengusulkan adala aspirasi dari bawah, misalnya dari Yogyakarta ada Sultan, selain itu Jokowi dan Pramono Edhie," bebernya.
Selain itu, Idrus mengaku akan menjalin komunikasi dengan semua partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014.
"Kita juga melakukan komunikasi dengan PDIP, Demokrat, PKS dan yang lainnya . Apapun posisi politik kita hrs melakukan komunikasi dengan semuanya," tegasnya.


Sumber :
okezone.com

Prabowo Belum Terpikir Duet Bareng Jokowi di Pilpres

Prabowo Subianto belum memutuskan siapa pendampingnya sebagai bakal cawapres dari Partai Gerindra. Joko Widodo (Jokowi) atau Hatta Rajasa? Prabowo masih menimbang.
"Saya harus bekerja keras biar dapat mandat dari rakyat, baru milih wakil. Kita harus meyakinkan rakyat, masih lama masih berapa bulan ini," kata Prabowo ketika ditanya pilihan cawapres antara Hatta dan Jokowi, Jumat (12/7/2013).
Wacana duet Prabowo-Hatta pernah disebut politisi senior PAN Amien Rais. Prabowo hanya menanggapi diplomatis. "Insya Allah kita lihat perkembangannya," ujarnya.
Menurutnya banyak tokoh yang kompeten untuk berpasangan dengannya. "Saya kira putra-putri terbaik yang nantinya akan terpilih," kata dia.
Ketua Dewan Pembina Gerindra ini mengatakan banyak tokoh yang kompeten untuk berpasangan dengannya. "Saya kira putra-putri terbaik yang nantinya akan terpilih," ujarnya.


Sumber :
detik.com

Jokowi: Gaji Juru Parkir Rp 4 Juta Masih Lama

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pihaknya masih mematangkan rencana menggaji juru parkir Rp 4 juta per bulan. Namun, menurutnya, rencana itu tidak akan terealisasi dalam waktu dekat.
"Semuanya masih proses. Masih lama," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Selah satu hal yang tengah dipertimbangkan adalah meningkatkan pelayanan. Menurut Jokowi, juru parkir perlu mendapatkan pelatihan supaya bisa melayani lebih ramah.
"Ya, juru parkir mestinya yang melayani. Dia bisa ngucapin terima kasih dan bisa ngucapin selamat datang," kata Jokowi.
Gagasan menggaji juru parkir Rp 4 juta per bulan awalnya disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Nilai gaji Rp 4 juta itu sudah termasuk bonus dan insentif.
Gagasan itu muncul seiring rencana Pemerintah Provinsi DKI menggunakan parking meter, yaitu perangkat penghitung dan penerima pembayaran jasa parkir on street untuk waktu tertentu.
Pemprov DKI akan menggunakan operator dari pihak swasta dalam penerapan sistem parking meter, khususnya pihak swasta yang memiliki lahan parkir on street di depan tempat usaha mereka. Saat ini, Pemprov DKI tengah membuka tender investasi dan pemasangan kamera CCTV.
"Nah, nanti keuntungannya akan dibagi 70-30 persen. Sebanyak 70 persen untuk operator parkirnya. Kita bisa dapat banyak keuntungan dari sistem ini," kata Basuki.
Pemprov DKI juga telah menentukan lokasi untuk melakukan uji coba parking meter, yaitu kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan Pasar Baru, Jakarta Pusat.


Sumber :
kompas.com

Jokowi: Lelang Kepsek Untuk Cari Pejabat Berkompeten

Sehubungan dengan rencana Pemprov DKI Jakarta melakukan lelang jabatan kepala sekolah untuk semua sekolah negeri, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), menjelaskan itu semata-mata untuk mendapatkan pejabat berkompetensi.
"Tujuannya mendapatkan pejabat yang punya kompetensi di bidangnya. Kepemimpinannya dan kemampuan manajemennya, karena memang itu yang dibutuhkan, dan yang penting mau melayani," kata Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto mengatakan bahwa pemprov akan melakukan lelang jabatan kepala sekolah untuk SD, SMP dan SMP seJakarta. Rencananya, sistem ini akan dilaksanakan akhir tahun dan sudah dalam tahap pembahasan Badan Kepegawaian Daerah, Biro Bagian Organisasi dan Tatalaksana (Ortala) dan Biro Hukum Pemprov DKI.
"Lelang kepala sekolah, mungkin akhir tahun ini untuk semua sekolah negeri. SD, SMP, SMA," kata Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto di Balaikota, Jakarta, Jumat (12/7).
Proses lelang dilakukan dengan talent maping, tes potensi akademik, visi misi, tes wawancara dan psiko tes. Tahapan tes dibuat online seperti PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
"Mereka yang bisa mendaftar guru berpotensi, guru berprestasi, wakil kepala sekolah, atau kepala sekolah. Syarat berikutnya pengalaman mengajar," tandasnya.


Sumber :
detik.com

Jokowi Bangun Kampung Deret Kalimati pada 2014

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau Kampung Kalimati, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013). Jokowi menyatakan akan menata kampung tersebut menjadi kampung deret pada tahun depan.
"Kita ini kan mulai melihat untuk tahun 2014, kampung mana saja yang akan ditata," kata Jokowi, di Kalimati, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Jokowi mengatakan kerap mendapat keluhan warga setempat. Warga antara lain mengeluhkan lokasi permukiman yang terlalu rendah sehingga dengan mudah air dapat merembes ke rumah mereka dan terjadi banjir. Untuk itu, Jokowi memasukkan kampung Kalimati ke dalam daftar program penataan kampung 2014.
"Saya sudah ngomong ke Pak Lurah untuk menginventarisasi kartu keluarga dan lahannya. Sehingga, nanti pas dilaksanakan di tahun 2014, lebih mudah meng-upgrade-nya," kata Jokowi.
Untuk melaksanakan program tersebut, Jokowi memastikan akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2014 secara penuh. Di tahun tersebut, Jokowi menargetkan penataan 100 kampung. Salah satu syarat untuk dapat menata kampung tersebut adalah lahan itu harus bebas sengketa.
"Tahun ini, 38 kampung yang masuk data dan akan kita tata karena kemarin ada banyak lahan yang sengketa. Tapi, kalau di sini enggak ada yang bermasalah," kata Jokowi.
Blusukan Jokowi ke Kalimati disambut antusias warga setempat. Warga yang sebagian merupakan anak kecil terus mengikuti Jokowi mulai dari gang depan terus menyusuri Kali Krukut hingga ujung kampung.
Jokowi menyambut mereka dengan menyalami warga. Setelah sekitar 15 menit menyusuri Kampung Kalimati, Jokowi kembali melakukan rutinitasnya ketika blusukan, yaitu membagi-bagikan buku tulis kepada warga.


Sumber :
kompas.com

Tinjau Lokasi Kampung Deret, Jokowi Blusukan di Bantaran Kali Krukut

Bulan puasa, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tetap blusukan ke kampung-kampung. Kali ini Jokowi blusukan ke bantaran Kali Krukut perkampungan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk melihat lokasi pembangunan kampung deret.
Jokowi tiba di lokasi pukul 15.15 WIB dengan menumpang Innova hitam B 1124 BH. Jokowi langsung berkeliling kampung di bantaran kali hingga masuk ke gang. Jalan di pinggir kali yang hanya berukuran 1,5 meter dipenuhi oleh warga yang ingin bersalaman dan berfoto bersama hingga membuat langkah Jokowi sedikit tersendat.
Berbaju koko putih, suami Iriana ini berkeliling sekitar satu jam. RT 12/07 dan RT 09/05 menjadi pilihan Jokowi blusukan melihat kondisi rumah warga.
Rencananya rumah-rumah ini akan ditata oleh Pemprov DKI dan dijadikan kampung deret pada 2014 mendatang. Target kampung deret yang diinginkan Jokowi adalah 100 rumah/tahun.
"Ini mulai melihat untuk 2014 mau ditata kampungnya, karena tempatnya rendah air jadi masuk ke rumah. Tahun depan rencananya mau dimasukan ke daftar, ini atas permintaan warga," kata Jokowi kepada wartawan di lokasi, Jumat (11/7/2013).
Jokowi mengatakan penataan kampung deret di bantaran Kali Krukut tidak ada masalah. Menurutnya perkampungan ini termasuk bersih dan lahannya juga tidak terdapat sengketa.
"Ini lebih mudah upgrade-nya. Nanti semuanya menggunakan APBD," ujar Jokowi.


Sumber :
detik.com

Ke Bazar Ramadan Benhil, Jokowi Borong Kue dan Dielu-elukan Warga Sebagai Calon Presiden

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (12/7/2013) sore ini menuju bazar Ramadan di Bendungan Hilir. Jokowi pun memborong berbagai macam kue dan minuman. Bungkuuus!
Jokowi tiba di bazar Ramadan di depan Pasar Benhil, Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pukul 16.10 WIB. Bazar Ramadan itu selalu ramai menjelang berbuka puasa dan menjadi sasaran mencari sajian buka para pekerja kantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
Keramaian itu semakin menjadi kala Jokowi datang. Jalan dari Jenderal Sudirman ke Bendungan Hilir makin macet.
Ketika tiba di lokasi, Jokowi mendapat sambutan hangat dari warga yang berdagang maupun yang membeli makanan di pasar tersebut. Mereka mengelu-elukan Jokowi sebagai calon presiden Indonesia.
"Wah, ada Pak Jokowi! Ini calon presiden saya! Hidup, Pak Jokowi! Pak Jokowi, gubernurku presidenku!" seru salah seorang warga di Pasar Benhil, Jumat (12/7/2013).
"Pak Jokowi, Pak Jokowi, beli ini dong," kata salah satu penjual keripik balado yang akhirnya dihampiri dan dibeli Jokowi.
Jokowi yang mengenakan baju koko dengan sarung hijau yang disampirkan ke leher itu lantas berkeliling bercampur dengan para pembeli lain untuk membeli aneka kue. Jokowi, dengan alat pencapit, mengambil sendiri kue-kue yang dibelinya seperti pastel, onde-onde, martabak, sus dan sebagainya. Tak ketinggalan Jokowi membeli kolak.
Ratusan ribu rupiahpun berpindah dari tangan ajudan Jokowi ke penjual kue itu.
Aksi Jokowi ini pun mengundang para warga yang sedang berada di Benhil untuk mengabadikan Jokowi. Alhasil jalanan semakin macet cet!


Sumber :
- detik.com
- kompas.com

Jokowi Segera Tata Permanen Pasar Tumpah Biang Kerok Macet

Pasar tumpah di Jakarta turut menyumbang kemacetan. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) siap turun tangan menata pasar tumpah secara permanen.
"Ya satu-satu kan diurus. Nanti yang lain diurus semuanya, Tanah Abang, Jatinegara, yang tumpah juga diurus semuanya," kata Jokowi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013).
Menurut dia, pasar tumpah di Benhil, Jakarta Pusat, saat Ramadan juga bakal ditata. "Ditata termasuk yang di Tebet, semuanya. Semuanya dikerjain, tapi nanti temporer akan muncul lagi ya percuma. Kita ini mau mengerjakan agar permanen agar itu tidak kejadian lagi," papar Jokowi.
Jokowi menambahkan pedagang kaki lima (PKL) pun bakal dibenahi. Para lurah dan camat akan dikerahkan untuk melakukan penataan, salah satunya mencari lahan untuk PKL berdagang.
"Ya dong, nanti seperti itu karena kita mau beli. Kalau yang nyarinya lurah mana, lurah Pasar Minggu maka hanya untuk PKL yang di Pasar Minggu. Masa mau dikasih ke PKL yang di daerah lain," kata sarjana kehutanan UGM ini.
Harus pakai domisili nggak, Pak? "Domisili nggak. Yang pasti dia berjualannya yang di situ (sesuai lokasi)," jawab Jokowi.

Sumber :
detik.com

Jokowi Perintahkan Dishub Razia Sopir Angkot Nakal

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Dinas Perhubungan melakukan razia kepada angkutan umum yang menjalankan tarif tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penetapan tarif dicantumkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 67/2013 tentang tarif angkutan penumpang dengan mobil bus umum.
"Sudah berlaku mulai hari ini tarif barunya. Kalau ada yang melanggar peraturannya, pasti akan kena razia Dishub," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Terkait sanksinya, kembali Jokowi mengaskan kalau hal itu merupakan tanggung jawab Dishub DKI. Sementara atas permintaan DPRD DKI agar Pemprov DKI memperbaiki pelayanan transportasi massal seiring dengan kenaikan tarif, Jokowi mengatakan, sebelum diperintah, pihaknya akan terus memperbaiki pelayanan transportasi massal.
"Enggak usah disuruh juga, setiap hari kita push untuk perbaikan sistem pelayanannya. Kalau DPRD mau revisi peraturannya, juga tidak apa-apa untuk kebaikan masyarakat," kata Jokowi.
Untuk diketahui, mulai hari ini, tarif angkutan kota baru mulai berlaku. DPRD telah menyetujui usulan tarif angkot yang diusulkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dalam surat tertanggal 10 Juli 2013 itu, disebutkan tarif untuk armada bus kecil, bus sedang, dan bus besar reguler (Patas) Rp 3.000 dan pelajar Rp 1.000.
Jokowi berharap tarif baru ini dapat melayani jumlah perjalanan masyarakat dengan angkutan umum secara keseluruhan. Setelah jumlah angkutan umum di Jakarta mencukupi dan memenuhi jumlah perjalanan warga, akan dilanjutkan dengan perbaikan pelayanan. Selanjutnya, tidak hanya angkutan non AC saja yang akan naik, tetapi taksi dan patas serta kopaja AC.

Tarif baru angkutan di Jakarta. Untuk angkutan ekonomi non AC:
  • Bus kecil (Mikrolet) dari semula Rp 2.500,- menjadi Rp 3.000,- pada 14 km pertama selanjutnya dikenakan kenaikan Rp 500,- - Rp 1.000,-
  • Bus sedang (Metromini dan Kopaja) dari Rp 2.000,- menjadi Rp 3.000,-
  • Bus besar reguler (Mayasari dan PPD) dari Rp 2.000,- menjadi Rp 3.000,-
Kenaikan tarif angkutan AC:
  • Bus besar seperti Mayasari Bakti dan Bianglala, yang awalnya Rp 6.000,- menjadi Rp 7.000,-
  • Kopaja AC dari Rp 5.000,- menjadi Rp 6.000,-
  • Angkutan APTB yang ditetapkan kenaikan tarifnya yakni yang berjarak maksimum 30 km, dari Rp 6.500,- menjadi Rp 8.000,-
Kenaikan tarif taksi:
  • Taksi yang menggunakan tarif atas seperti Blue Bird, White Horse yang semula Rp 6.000,- menjadi Rp 7000,- Kemudian untuk kilometer selanjutnya yang semula hanya Rp 3.000,- menjadi Rp 3.600,-
  • Taksi yang menggunakan tarif bawah, sebelumnya Rp 5.000,- menjadi Rp 6.000,- Untuk masa tunggu taksi, perjamnya penumpang yang sebelumnya dikenakan Rp 30.000,- menjadi Rp 42.000,-/jam.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Minta Warga Jakarta Mau Pakai "E-Ticketing" Transjakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memaklumi pengguna tiket elektronik transjakarta atau e-ticketing masih minim. Orang nomor satu di Ibu Kota itu menyebutkan kalau Pemprov DKI memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mempromosikan sistem tersebut yang baru diluncurkan sekitar pertengahan Januari lalu.
"Perlu kampanye dan promosi yang panjang biar masyarakat semuanya memakai kartu itu," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Oleh karena itu, ia merencanakan agar kartu e-ticketing transjakarta dapat terintegrasi dengan kendaraan massal lainnya, antara lain dengan kereta rel listrik (KRL), Kopaja, Metromini, monorel, dan mass rapid transit (MRT).
Jokowi juga meminta kepada warga untuk lebih sabar karena tugas pemerintah mendorong warga untuk langsung menggunakan kartu e-ticketing transjakarta tidak mudah. Jokowi yang baru sembilan bulan menjabat sebagai Gubernur DKI itu beralasan kalau Pemerintah Singapura pun baru bisa mengalihkan warga mereka dari kendaraan pribadi menuju kendaraan massal selama 70 tahun.
"Lha wong itu sistem baru diterapkan selama enam bulan kira-kira. Mungkin dua sampai tiga tahun lagi baru akan berjalan. Nanti, misalnya, saya akan memaksa kalau tidak pakai e-ticketing, enggak boleh naik transjakarta," kata Jokowi.
Sekadar informasi, dalam penerapan sistem e-ticketing, transjakarta bekerja sama dengan lima bank, yaitu Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan Bank DKI. Jokowi mengharapkan melalui kartu e-ticketing transjakarta dapat mendongkrak pendapatan penjualan tiket setiap harinya dan memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) DKI.
Saat ini, telah ada 12 koridor bus transjakarta dengan penjualan tiket 320.000 transaksi per harinya. Dengan harga tiket sebesar Rp 3.500 per satu perjalanan, maka pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan tiket mencapai Rp 1,12 miliar per hari.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Siap Terapkan Parkir Zonasi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berniat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Ia yakin kenaikan tarif parkir 4 kali lipat bakal efektif dan akan diterapkan parkir berdasarkan zona.
"Ya udah lihat nanti. Kalau sudah berjalan akan ada zonasi. Zonasi A seperti apa, B seperti apa akan kelihatan di lapangan nanti kalau memang ada hal-hal yang perlu di-adjust di lapangan ya kita lakukan penyesuaian," kata Jokowi.
Hal ini disampaikan Jokowi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013).
Ia mengatakan kenaikan tarif parkir 4 kali lipat dan penerapan parkir zonasi diharapkan mampu mengurangi kendaraan pribadi. "Ya efektif," ujar dia.
Ketika ditanya langkah itu dapat menarik pengusaha membuat lahan parkir, Jokowi tidak mempersoalkannya. "Ya nggak apa-apa. Kalau mau bikin gedung parkir silakan, tetapi juga jangan di jalan-jalan umum," kata pria yang gemar memelihara kucing ini.


Sumber :
detik.com

Jokowi Tunggu Lurah dan Camat Cari Lahan untuk PKL

Meski sudah diminta, namun lurah dan camat yang ditugaskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mencari lahan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di wilayahnya, belum juga melapor.
"Sekarang masih belum ada laporan. Nanti akan kita kumpulkan lurah dan camat untuk cari lahan PKL," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Rencananya, setelah mendapatkan lahan dan diperiksa statusnya, Pemprov DKI akan membeli lahan tersebut untuk dijadikan penampungan PKL. Jokowi mencontohkan, apabila Lurah Pasar Minggu yang ditugaskan untuk mencari lahan, maka yang berhak menempati lahan itu adalah para PKL yang berdagang di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Masak iya mau dikasih ke PKL yang di daerah lainnya. Yang pasti yang boleh berjualan di pasar itu, yang dulunya berdagang di wilayah itu," kata Jokowi.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta Ratnaningsih mengatakan, sampai saat ini, sudah ada enam lokasi yang diajukan oleh lurah dan camat. Enam lokasi itu antara lain, Klender Jakarta Timur, Tebet Jakarta Selatan, Tanah Abang Jakarta Barat, Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Pasar Minggu Jakarta Selatan, dan Jatinegara Jakarta Timur.
Rencananya, Dinas KUKMP DKI masih akan mengecek status tanah lahan tersebut. "Soal status tanah, ada juga yang sudah diselesaikan di Jakarta Utara. Lokasinya di depan Islamic Center. Lahan itu tidak jadi kami beli, karena peruntukkannya menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH)," kata Ratna.
Ide pencarian lahan oleh lurah camat untuk PKL tercetus oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat mengadakan rapat bersama lurah, camat, Dinas KUKMP DKI, dan PD Pasar Jaya. Ia meminta seluruh lurah dan camat untuk mencari lahan yang dapat menampung PKL selama 24 jam. Sehingga pasar itu nantinya dapat mengalahkan mini market yang semakin menjamur di Ibu Kota.


Sumber :
kompas.com

Jokowi "Gerah" Lihat Troli dan Gerobak di Tanah Abang

Keberadaan gerobak dorong dan troli yang lalu lalang di Pasar Tanah Abang membuat "gerah" Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Hal itu, menurut dia, ikut berperan membuat kawasan di Jakarta Pusat itu macet.
Itulah yang membuat Pemprov DKI menyegel 25 kantor ekspedisi di kawasan Tanah Abang dan akan menyusul 43 kantor ekspedisi lainnya yang diduga berdiri tanpa izin pembangunan.
"Coba dilihat di lapangan, orang dorong gerobak dan troli ke sana ke mari, itu sangat menganggu lalu lintas. Jangan dipandang sepele hal itu karena mobilisasi troli dan gerobak-gerobak itu mengganggu juga," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Sementara untuk proses penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di pasar Tanah Abang, ia menargetkan penataan selesai sebelum Lebaran. Ia mengakui kalau permasalahan penataan PKL itu merupakan hal yang sulit untuk direalisasikan, namun ia meyakini kawasan Tanah Abang akan lebih rapi seperti Pasar Minggu yang sebelumnya telah tertata.
Di samping itu, mantan Wali Kota Surakarta itu mengaku tak menemukan banyaknya gesekan di lapangan saat Dinas Perhubungan DKI dan Satpol PP DKI menata PKL. "Saya sama Satpol PP masih menekankan komunikasi. Nanti ditunggulah, barang 6 bulan atau setahun, semuanya sudah benar-benar rapi. Tidak hanya di Tanah Abang dan Pasar Minggu saja," kata Jokowi.
Ia pun tak mempermasalahkan terkait relokasi PKL masuk ke dalam Blok G Tanah Abang. Apabila PKL itu memiliki KTP DKI, maka mereka akan diprioritaskan direlokasi ke dalam pasar. Apabila ruang di dalam pasar masih tersedia, maka ruang tersebut akan diundi untuk PKL dengan KTP non-DKI.
Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan mempercepat penataan PKL Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara. Dengan masuknya para PKL ke dalam pasar, Jokowi meyakini, hal tersebut dapat meminimalisir kemacetan di wilayah itu.


Sumber :
kompas.com

Jokowi: Butuh 2-3 Tahun untuk Sosialisasi E-ticketing TransJ

Program e-ticketing TransJakarta sudah direalisasikan Pemprov DKI Jakarta sejak Januari lalu. Akan tetapi hingga saat ini masih sedikit pengguna TransJakarta yang menggunakan layanan tersebut. Apa masalahnya?
"Mendorong orang untuk memakai itu tidak gampang. Perlu waktu dan sosialisasi karena kan baru 6 bulan, menurut saya perlu 2 hingga 3 tahun baru bisa," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Kantor Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013).
Selama sosialisasi, hal yang akan terus dilakukan Pemprov antara lain dengan melakukan integrasi e-ticketing dengan transportasi umum lainnya.
"Kita tidak akan memaksa dulu. (Nanti kalau sudah sosialisasi) kalau tidak pakai e-ticketing tidak bisa naik kendaraan umum misalnya," jelas kolektor belasan kemeja putih itu.
Pada 26 April 2013, Jokowi menyebutkan rencananya mengintegrasikan e-ticketing bus TransJakarta dengan semua jenis kendaraan.
"Itu sudah kita bicarakan bulan Desember. Jadi KRL terintegrasi dengan busway. Ke depannya dengan monorel, MRT, semuanya. Nanti akan terkoneksi. Kalau nanti manajemen Kopaja, Metromini, bisa kita atur, juga akan terkoneksi. Ini memang semuanya mau kita," kata Jokowi kala itu.
Pada Januari 2013, e-ticketing bus TransJ untuk koridor I (Blok M-Kota) diluncurkan Jokowi. E-ticketing dapat mengurangi antrean penumpang.
Warga yang telah membeli kartu e-ticket hanya perlu menempelkan kartunya di mesin eletronik dan palang pintu akan terbuka. Harga perdana e-ticket Rp 50 ribu sudah termasuk pulsa dan dapat diisi ulang di 5 bank yang ditunjuk yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, BCA, dan Bank DKI.


Sumber :
detik.com

Jokowi Marah Foto Wajahnya Dipasang di Spanduk

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat anti jika foto wajahnya terpampang di spanduk atau papan reklame apapun. Pernah ada Dinas DKI yang memajanya fotonya di spanduk, dia langsung memarahinya.
"Sudah pernah sekali dinas pasang muka saya di spanduk. Setelah itu saya marahi, sekarang enggak ada lagi," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Saat Ramadhan ini, Jokowi juga tidak mau wajahnya terpasang di spanduk meski hanya memberi ucapan selamat menunaikan ibadah puasa. Menurut dia, hal tersebut tidak ada manfaatnya.
Terlebih, apabila ingin memasang spanduk pariwisata di bandara sebagai ajang promosi. Menurut Jokowi, seharusnya destinasi wisatanya-lah yang harus dipasang di spanduk, bukan wajah pimpinan daerahnya.
"Puasa itu yang penting kalau sore buka puasa, kalau pagi sahur. Hehehe. Ngapain harus pasang spanduk? Masak masang wajah kita di bandara, padahal yang dipromosiin pariwisata," kata Jokowi.
Hal ini juga pernah disampaikan Jokowi saat ia menghadiri sekaligus menjadi pembicara dalam acara bulanan Kantor Pajak Wajib Pajak Besar Setu, beberapa waktu lalu. Dalam sambutannya, ia menyarankan agar pegawai Kantor Pelayanan Pajak dapat mengganti pola pemasangan foto-foto di spanduk.
Ia memberikan contoh apabila ada informasi yang berhubungan dengan wajib pajak, ia menyarankan agar di dalam spanduk atau pamflet informasi pajak tidak memasang foto kepala pajaknya.
"Pajak juga sama, jangan sampai di spanduk, fotonya kepala Pajak. Nanti malah enggak ada yang bayar pajak, ha-ha-ha...," seloroh Jokowi sambil tertawa.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Minta Warga Jakarta Mau Pakai "E-Ticketing" Transjakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memaklumi pengguna tiket elektronik transjakarta atau e-ticketing masih minim. Orang nomor satu di Ibu Kota itu menyebutkan kalau Pemprov DKI memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mempromosikan sistem tersebut yang baru di-launching sekitar pertengahan Januari lalu.
"Perlu kampanye dan promosi yang panjang biar masyarakat semuanya memakai kartu itu," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Oleh karena itu, ia merencanakan agar kartu e-ticketing transjakarta dapat terintegrasi dengan kendaraan massal lainnya. Antara lain dengan Kereta Rel Listrik (KRL), Kopaja, Metromini, Monorel, dan Mass Rapid Transit (MRT).
Jokowi juga meminta kepada warga untuk lebih sabar karena tugas pemerintah mendorong warga untuk langsung menggunakan kartu e-ticketing transjakarta tidak mudah. Jokowi yang baru sembilan bulan menjabat sebagai Gubernur DKI itu beralasan kalau pemerintah Singapura pun baru bisa mengalihkan warga mereka dari kendaraan pribadi menuju kendaraan massal selama 70 tahun.
"Lha wong itu sistem baru diterapkan selama enam bulan kira-kira. Mungkin 2-3 tahun lagi, baru akan berjalan. Nanti, misalnya, saya akan memaksa kalau tidak pakai e-ticketing, enggak boleh naik transjakarta," kata Jokowi.
Sekadar informasi, dalam penerapan sistem e-ticketing transjakarta bekerjasama dengan lima bank, yaitu Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan Bank DKI. Jokowi mengharapakan melalui kartu e-ticketing transjakarta, dapat mendongkrak pendapatan penjualan tiket setiap harinya dan memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) DKI.
Saat ini, telah ada 12 koridor bus transjakarta dengan penjualan tiket 320.000 transaksi per harinya. Dengan harga tiket sebesar Rp 3.500 per satu perjalanan, maka pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan tiket mencapai Rp 1,12 miliar per hari.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Bangun Taman Kota Rp 18 Miliar di Waduk Pluit

Di Waduk Pluit yang saat ini sedang dibenahi, rencananya akan dibangun taman kota. Ide dari Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ini menelan anggaran Rp 18 miliar.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Budi Karya Sumadi menjelaskan, proyek penataan Waduk Pluit yang akan dijadikan taman kota ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, yakni membangun berbagai fasilitas taman kota, seperti areal parkir, jogging track,  plasa dan fasilitas lainnya.
"Untuk tahap selanjutnya adalah proyek pengolahan limbah dan reverse osmosis hingga penyelesaian proyek," ungkap Budi di Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Taman Kota ini, jelas dia, dibangun sebagai fungsi paru-paru kota, huga sebagai penyeimbang ekosistem. Selain itu, sebagian dari taman kota ini juga akan menjadi sarana bermain anak-anak dan sentral edukasi lingkungan.
Saat ini, penataan kawasan Waduk Pluit, penjaringan, Jakarta Utara, pasca-penertiban ratuan bangunan, baru mencapai 20 persen dari total lahan yang luasnya sekitar 10 hektar. Pengerjaan di sisi barat Waduk Pluit yang dimulai pada pertengahan Juni 2013, ini baru pada tahan penanaman 200 beragam jenis pohon dan pembersihan lahan (land clearing).
Sementara itu Koordinator Pelaksanan Paska Darurat Banjir Waduk Pluit Heriyanto menjelaskan, proyek pendukung lainnya berupa pembangunan jalan inspeksi di sisi barat Waduk Pluit terhambat keberadaan saluran air. Keberadaan saluran dari arah Pluit yang mengarah ke Waduk Pluit memutus jalan inspeksi ini.
"Kami akan membuat jembatan sehingga jalan inspeksi itu terhubung," ungkap Heriyanto.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Kuda Troya PDIP

Suara Jokowi makin moncer. Daulat Jokowi calon presiden menyeruak. Itu disuarakan berbagai elemen. Rakyat dan lembaga survey. Jika PDIP mengusungnya, Jokowi ditaksir akan tampil 'tanpo tanding'. Menang mutlak. Tapi bagaimana jika 'dipaksa' mendampingi Mbak Mega?
Jokowi memang manusia pilihan. Sempat tersengal-sengal di awal mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo, akhirnya menang mutlak di jabatan kali kedua. Tak tanggung-tanggung, suara yang diperoleh mencapai 98%. Modal itu yang dipakai untuk meraih jabatan Gubernur DKI.
Nama Jokowi terus melejit. Belum genap setahun menjabat petinggi Jakarta, namanya kini disebut sebagai calon presiden terkuat. Berbagai lembaga survei menempatkan itu. Dan di berbagai kesempatan rakyat terus mengelu-elukannya untuk itu.
Kekuatan Jokowi adalah konsistensi. Dia konsisten. Punya konsep dan punya sikap, bahwa pemimpin itu melayani. Itu ditunjukkan sejak menjabat Walikota Solo sampai kini sebagai Gubernur DKI. Kebiasaan blusukan, merakyat, menyelesaikan persoalan dengan pendekatan kemanusiaan diutamakan. Dan dengan gaya 'merendah' khas Solo ternyata efektif meredam masalah.
Berkat sikap itu nama Jokowi bergema di mana-mana. Popularitas Prabowo yang unggul sebelumnya dibabat, juga Sang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di Bandung dan Jawa Tengah terikrar Barisan Relawan Jokowi Presiden yang entah inisatif siapa. Malah mendekati konvensi Partai Demokrat, Jokowi juga dimintakan ikut diundang sebagai salah satu peserta.
Menyikapi tingginya 'permintaan' agar Jokowi maju sebagai capres itu tidak ditanggapi serius. Jokowi tetap merendah. Kalimat 'jangan memanas-manasi', 'yang mau jadi presiden itu siapa', atau 'terserah Bu Mega' adalah luncuran kata menjawab berbagai keinginan itu. Jokowi belum melontarkan jawaban 'ya' atau 'tidak'.
Tapi jangan dikira Jokowi tidak tahu potensinya itu. Jokowi juga jangan anggap tidak punya ambisi untuk melangkah ke RI-1. Sebab dia tahu posisinya yang ada di persimpangan jalan. Sebagai kader PDIP, karirnya tergantung partai. Maju-tidaknya dia nyapres ditentukan PDIP. Sisi lain, yang mbaurekso partai ini, Megawati Soekarnoputri, 'belum rela' merekomendasi. Ingat saat Jokowi disuruh membaca 'puisi' Mbak Mega, yang tersirat capres PDIP itu adalah tetap Megawati Soekarnoputri.
Suara Jokowi yang semakin kinclong itu sebenarnya bak pedang bermata dua untuk PDIP, terutama bagi ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri. Jika ingin 'membunuh' Jokowi, Mbak Mega gampang melakukan itu. Tampilkan Jokowi sebagai cawapres mendampinginya, itu jaminan popularitas Jokowi akan 'mbleret', suram.
Saya bukan anti Mbak Mega. Tapi lihat fakta yang ada. Sejak habis memerintah, pendukung PDIP tidak kunjung menaik. Itu bukan faktor partainya, tapi lebih condong pada personifikasi ketua umumnya. Pendukung Mbak Mega terbanyak kalangan tua dengan kultus Bung Karno, ketika memerintah tidak banyak yang dilakukan, termasuk meluruskan kasus internal 'Kuda Tuli', adalah sebagian penyebab stagnasi partai ini. Selain, tentu, sikap tidak familiar Mbak Mega terhadap lawan-lawan politiknya.
Kini PDIP beruntung punya Jokowi. Dia gambaran riil partai ini, partainya wong cilik. Jika PDIP (Mbak Mega) cerdas, Jokowi akan menjadi Kuda Troya. Dia akan membawa PDIP meraih suara mayoritas. Jangan lagi hanya 20% sebagai syarat Presidential Treshold, 30% suara pun diyakini akan mampu diperoleh PDIP. Syaratnya, capreskan Jokowi, dan jaga jangan sampai sikap proletarnya itu luntur.
Menurut keyakinan saya, Capres Jokowi akan menang. Tidak berpengaruh siapa saja yang akan mendampinginya. Entah itu Puan Maharani, Pramono Anung, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Djoko Santoso atau Akbar Tanjung. Suara pendukung Gubernur DKI ini akan tetap tinggi. Itu karena penantang yang lain terlalu transparan bopeng-bopengnya.
Tapi itu semua tergantung PDIP (Mbak Mega). Sebab dalam politik, tidak ada kawan atau lawan abadi. Dengan begitu, bisa saja dalam konteks ini berlaku asas homo homini lupus. Soal kuasa, semuanya adalah lawan. Adakah begitu di tubuh PDIP ini?
Kita tunggu PDIP cerdas atau 'kethul', melakukan blunder. Mengkubisasi kader, menurunkan elektabilitas partai, atau dengan brillian memanfaatkan potensi itu untuk kejayaan banteng moncong putih.


Sumber :
detik.com

Benarkah Dana CSR Jadi Bancakan Anak Buah Jokowi?

Pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Pemprov DKI Jakarta banyak melakukan program yang dananya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR). Bahkan Jokowi terkesan memberikan porsi perhatian yang besar untuk mengurusi dana CSR daripada penyerapan APBD.
Menurut pengamat perkotaan dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah, Jokowi lebih cenderung dan sibuk mengurusi dana CSR, padahal itu bisa menjadi salah satu penyebab terhalangnya pelaksanaan program yang bersumber dari APBD.
"Gubernur terlalu sibuk dengan dana CSR ketimbang melakukan monitoring terhadap penyerapan APBD 2013," ujar Amir di Balai Kota, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Banyaknya penggunaan dana CSR diduga jadi bancakan anak buah Jokowi di tingkat SKPD. Terlebih saat ini banyak perusahaan yang mau memberikan CSR. Dikhawatirkan, banyak dana CSR yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Kekhawatiran ini memang cukup beralasan, menurut Amir, SKPD dan jajaran wali kota saat ini mudah dan bisa langsung menggunakan dana CSR. Hal inilah yang kemudian dianggap rawan.
Jokowi pun sadar dengan kerawanan tersebut dan segera mengeluarkan Instruksi. Dalam Instruksi Gubernur Nomor 67 Tahun 2013 tanggal 18 Juni 2013 tentang penggunaan bantuan program CSR yang ditujukan ke Kepala SKPD, tidak boleh langsung digunakan. Tetapi lebih dahulu harus dilaporkan ke Badan Pengelola Keuangan Daerah.
"Ketentuan dalam perundang-undangan ini adalah untuk menjaga agar dana CSR di satu sisi tidak dimanfaatkan sebagai gratifikasi kepada pejabat pemerintah. Dan di sisi lain untuk mencegah terjadinya pencucian uang," jelas Amir.
Instruksi tersebut juga ditembuskan ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Plt Sekretaris Daerah dan segenap asisten Sekda di bawahnya.


Sumber :
merdeka.com

Siapa sih Pengusaha "CSR" Penyokong Program Jokowi-Basuki?

Era pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bagaikan obat penyadar. Pembangunan bukan hanya bersumber dari kas daerah, namun juga partisipasi dari masyarakat atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility).
Sebut saja pengadaan 340 bangku taman di Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman dan kawasan Jalan Medan Merdeka, penataan sejumlah kampung di DKI, pembangunan beberapa rumah susun, penataan taman di sejumlah titik, diklaim Jokowi sebagai buah manis dari program partisipasi perusahaan.
Kepala BPKD atau Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta Endang Wijayanti menjelaskan, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah perusahaan yang terlibat dalam program CSR di masa kepemimpinan Jokowi-Basuki Purnama ini. Menurutnya, pihaknya mendapatkan rekapitulasi perusahaan penyumbang CSR pada akhir tahun.
"Tepatnya enggak tahu. Saking banyaknya enggak hapal karena ini juga masih dalam proses, akan berkembang terus," ujar Endang, Kamis (12/7/2013) malam.
Endang hanya memastikan, jumlah perusahaan yang terlibat dalam program CSR tahun ini lebih banyak daripada masa Foke berkuasa. Endang pun tak mengetahui apa penyebab terjadinya kondisi itu.
Endang menjelaskan,mekanisme penyaluran CSR cukup simpel. Perusahaan yang ingin memberikan dana CSR-nya akan ditangani oleh unit SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah DKI yang ada. "Misalnya CSR taman, masuknya ke Dinas Perta manan dan Pemakaman, mau CSR pendidikan, masuknya ke Dinas Pendidikan, gitu," jelas Endang.
Setelah program CSR itu rampung, baru unit-unit tersebut melaporkan hasil kerja samanya kepada BPKD. BPKD pun mengonfirmasinya sambil merekapitulasi jumlah perusahaan di akhir tahun untk kemudian dilaporkan langsung ke Gubernur.
Namun sayang, buah manis itu menyimpan tanda tanya, siapa perusahaan penyokong program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini? Orang nomor satu di Jakarta itu selalu tertutup. "Lupa" adalah jawaban sang gubernur setiap kali wartawan menanyakan siapa pendana program.
Pengelolaan CSR Harus Terpusat Pentingnya dana CSR dalam pembangunan di DKI memunculkan pertanyaan, siapa yang berhak mengelola dana tersebut? Sarman Simanjorang, Ketua Forum CSR DKI Jakarta mengungkapkan, ketidakjelasan tanggung jawab dana CSR dapat menyebabkan pengelolaannya tidak transparan. Oleh sebab itu, pengelolaan CSR harus terpusat.
"Forum CSR itu adalah amanah Peraturan Mente ri Sosial Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial," ujarnya.
Adapun, Forum yang terdiri dari kalangan pelaku usaha serta Dinas Sosial DKI Jakarta tersebut bertujuan untuk mengelola dan menyalurkan dana CSR demi pembangunn dan kesejahteraan sosial. Forum memiliki dua tingkat, nasional dan daerah.
"Selama ini, CSR ada tapi pengelolaannya jauh dari sempurna,padahal itu potensi," kata Sarman.
Meski telah dibentuk enam bulan lalu, Forum CSR DKI tersebut belum bekerja maksimal. Gubernur DKI Jakarta lebih menyerahkan pengelolaannya kepada jajaran SKPD DKI.
"Maka kami minta SK kami segera diturunkan dan Pergub soal CSR juga dibuat, supaya kami lekas bekerja mengelola dana CSR itu," kata Sarman.
Beberapa kota seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau, menjadi beberapa contoh kota yang forum CSR telah berjalan dengan baik. Transparan, adalah salah satu keunggulan forum itu dari pada pengelolaannya berada di tangan Pemprov.
Di Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyebut, setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial sekaligus lingkungan. Tak hanya itu, pemerintah juga harus transparan dalam pengelolaan dana partisipasi masyarakat itu.
Jika kondisi pengelolaan CSR menjadi tumpang tindih seperti ini, lantas, siapa perusahaan yang mendanai programnya Jokowi-Basuki?


Sumber :
kompas.com

Jokowi Sering Gusur, PKL Rindukan Foke

Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Jakarta sudah tak bisa ditolerir lagi. Sebab, usaha pinggir jalan itu menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta.
Berkaca dari kondisi ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) gencar melakukan penertiban PKL di kawasan padat lalu lintas. Seperti di Jatinegara, Pasar Minggu, dan baru-baru di seputaran Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Khusus di wilayah Tanah Abang, keberadaan PKL di sekitar pusat perbelanjaan grosir tekstil Pasar Tanah Abang menjadi perhatian utama. Sebab di sana, PKL sudah luar biasa menggangu. Mereka tak sekadar mendirikan lapak di pinggir tapi memakan badan jalan.
Sudah berulang kali pemerintah daerah coba menertibkan. Tapi tak ampuh, dan lagi-lagi datang kembali tak rasa takut.
Terkait masalah penertiban PKL, rupanya Jokowi dan Ahok yang selama ini dipuja-puji warga justru mendapat kritik pedas. Pedagang di Tanah Abang malah lebih mencintai zaman kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo.
"Enak zaman Foke, enggak ada namanya kita ditertibkan mau dipindah-pindah," ujar salah satu pedagang Rohmat saat berbincang dengan merdeka.com.
Ya, alasan pedagang Tanah Abang kesal pada Jokowi cuma karena sepele. Mereka ogah ditertibkan.
"Kalau yang sekarang mah ribet," tambahnya.
Saat berdagang di zaman Foke, mereka mengaku sangat tenang. Tak ada yang mengusik lapak usaha yang sudah ditempati bertahun-tahun.
"Zaman Foke kita bisa bebas berdagang tanpa diusik," kata salah pedagang lainnya.
Kekesalan pedagang di Tanah Abang makin memuncak saat Ahok meminta mereka masuk ke Blok G. Tapi pedagang menolak sebab tempat yang ditawarkan sepi pembeli.
Meski dicibir pedagang, Ahok menanggapinya dengan santai. Dia tak masalah warga lebih mencintai gaya kepemimpinan Foke, dari pada dirinya dan Jokowi.
"Sekarang Anda mau gubernur yang membiarkan Anda melanggar peraturan atau mau tegakkan peraturan?" kata Ahok di Balai Kota, Jakarta.
Makin diprotes, Ahok berjanji tetap mengedapkan tugasnya memberikan kenyaman bagi warga Jakarta yang lebih banyak. Dia tak takut tantangan demi tantangan akan dia hadapi.
"Bagus dong. Lebih rumit apa?" tambahnya.
Ahok yakin mereka yang menetang ditertibkan adalah pedagang yang sudah merogoh kocek untuk membayar jasa preman agar lapak usahanya aman dari gusuran. Dan Ahok sangat menyayangkan tindakan pedagang yang lebih takut preman dari pada taat aturan.
"Tagih dong. Kejar dong kenapa bodoh mau bayarin sewa sama orang enggak jelas?" kata Ahok.
Dia meminta pedagang jujur soal adanya tagihan jatah preman yang mereka harus keluarkan. Karena dia yakin tidak mungkin pedagang bisa aman berjualan di tempat terlarang kalau tak dibekingi pihak tertentu.
"Pedagang itu harus ngomong. Sekarang pedagang enggak mau ngomong. Dia takut. Aku sudah tahu 3 orang. Satpam (gadungan) ketangkep. Orang palsu," tandas Ahok.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Diminta Ubah Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Padat Karya

Pengelolaan sampah di DKI Jakarta mulai dari penyapuan, pengumpulan di tingkat RW, hingga pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang memakan biaya yang sangat tinggi.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) diminta untuk membubarkan swastanisasi pengelolaan sampah menjadi sistem padat karya.
"Swastanisasi pengelolaan sampah di 44 kecamatan di DKI Jakarta menimbulkan inefisiensi dan anggaran sangat sangat besar," ujar Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ) M Taufik di Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Menurut Taufik, swastanisasi pengelolaan sampah di Jakarta berlangsung sejak tahun 1987. Dirinya menyarankan, agar Jokowi -Ahok menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan model padat karya.
Dengan model itu, 5 ribu hingga 10 ribu tenaga kerja dapat terserap. "Peraturan pengadaan bawang dan jasa telah dilabrak tidak sebagaimana mestinya. Perusahaan pengelola tak pernah berganti, alias hanya tender-tenderan," terangnya.
Jika ditelaah, Taufik menjelaskan, anggaran belanja Dinas Kebersihan DKI Jakarta 2013 untuk swastanisasi di 5 wilayah dan 44 kecamatan sebesar Rp 327 miliar. Dengan perincian Jakarta Pusat (8 kecamatan) Rp 58 miliar, Jakarta Utara (6 kecamatan) Rp 55 miliar, Jakarta Barat (8 kecamatan) Rp 69 miliar, Jakarta Selatan (10 kecamatan) Rp 71 miliar dan 10 kecamatan di Jakarta Timur sebesar Rp 71 miliar.
"Belum lagi dengan otoritas pengelolaan sampah kecamatan yang dimiliki untuk kawasan komersial seperti restoran, merak pun memungut biaya angkut, yang tidak masuk ke kas pendapatan Pemda," jelas Taufik.
"Swastanisasi menyebabkan kartel sampah, kemudian melemahkan kemampuan internal Dinas Kebersihan," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com