Selasa, 06 Mei 2014

Hanura Idem PPP, Masih Gamang

Ketua Partai Hati Nurani Rakyat Yuddy Chrisnandi menyatakan rapat pimpinan nasional partainya mengerucutkan dua arah koalisi dalam pemilu presidien 2014, yakni ke kubu PDI Perjuangan atau Partai Gerakan Indonesia Raya.
"Kalau ditanyakan mana yang lebih kuat (arah dukungannya) saya rasa sama kuatnya. Sama-sama memiliki pandangan dan argumentasi untuk memilih dari keduanya," kata Yuddy di sela rapat pimpinan nasional Hanura di Sultan Hotel Senayan, Selasa (6/5/2014) malam.

Kata Bang Yos Akan Dukung Jokowi

Pertemuan antara elite PDIP dan PKPI jadi digelar malam ini. PDIP akhirnya menggaet PKPI sebagai tambahan kekuatan menuju Pilpres 2014.
Pertemuan digelar malam ini di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (6/5/2014). Ketum PKPI Sutiyoso atau Bang Yos yang turun langsung bertemu dengan para elite PDIP.
"Dari pertemuan penggede-penggede partai menunjukkan banyak kesamaan antara PDIP dan PKPI yang sangat memungkinkan terjadinya kerja sama / koalisi," kata Bang Yos saat dihubungi soal pertemuan dengan PDIP.

Saat Jokowi Ditanya Tentang Cawapresnya oleh Dubes Chile

Banyak hal yang dibicarakan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan 15 orang duta besar dan perwakilan duta besar dari negara-negara Amerika. Dalam kesempatan itu, Duta besar Chile Heraldo Mundoz sempat menanyakan siapa cawapres Jokowi.
"Tadi dia (Heraldo) juga sempat tanya, siapa cawapresnya, hehe.." kata Jokowi sambil tertawa di Restoran Oasis, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).
Jokowi mengaku dirinya menjawab bahwa siapa yang akan menjadi cawapresnya, belum diumumkan. "Ya, saya jawab belum," ujarnya singkat.

Jokowi Bangun Kedekatan Personal dengan Dubes Asing

Pertemuan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), bersama puluhan duta besar asing baru-baru ini menimbulkan tanda tanya. Meski pertemuan itu merupakan kegiatan tahunan Pemerintah Provinsi DKI bertemakan Diplomatic Corps Gathering 2014.
Pria yang akrab dipanggil Jokowi itu mengaku kegiatan tersebut untuk membangun kedekatan personal dengan mereka.
"Saya kira kita ingin membangun sebuah kedekatan yang personal gitu," ucap Jokowi seusai pertemuan di Restoran Oasis, Jalan Raya Raden Saleh, Jakpus, Selasa (6/5/2014) malam.

PDIP Korban Pelanggaran, Jokowi Pasti Pro HAM

Calon presiden harus memiliki komitmen mengenai hak asasi manusia (HAM). Tak cuma di tataran normatif seperti undang-undang, Presiden yang bakal menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono Oktober mendatang mesti punya langkah jelas pengaplikasian perlindungan HAM.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan calon presiden yang diajukannya, Joko Widodo, memiliki rekam jejak positif dalam perlindungan HAM. PDIP tak mungkin abai dalam hal tersebut, apalagi partai berlambang banteng moncong putih itu mengaku sebagai korban pelanggaran HAM, sebelumnya.

Keinginan Teten, Cawapres Jokowi Tokoh Anti Korupsi

Aktivis antikorupsi, Teten Masduki menyatakan bahwa presiden yang akan datang harus mengusung agenda besar demi perjalanan Indonesia ke depan. Menurutnya, prioritas utama dari tiga agenda besar itu adalah pemberantasan korupsi.
Teten mengatakan, presiden pengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nanti diharapkan fokus dalam pemberantasan korupsi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan berintegritas.  “Ini sangat krusial dan harus dijadikan prioritas,” kata Teten saat dihubungi wartawan, Selasa (6/5/2014).

Bocoran Setengah Hati Cawapres Jokowi

Misteri calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa Pilpres 2014 mulai terkuak. Usai menjamu Duta Besar Amerika Latin, Jokowi memberi sebuah petunjuk tentang identitas bakal pendampingnya.
Petunjuk ini disampaikan calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu saat berbincang dengan wartawan di Restoran Oasis, Jalan Raya Raden Saleh, Jakpus, Selasa (6/5/2014) malam.
"Inisial wapresnya, Indonesia bagian Timur apa Barat Pak?" tanya para kuli tinta.
"Saya dari mana?" Jokowi berbalik tanya.

Masalah Investasi, Masih Jadi Pembahasan Jokowi dan Para Dubes

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) membahas banyak permasalahan di Ibukota. Tidak terkecuali soal peluang investasi di Jakarta yang juga masih besar.
"Kita buka peluang-peluang investasi. Saya bicara soal proyek-proyek besar di DKI Jakarta seperti Giant Sea Wall (GSW), tapi memang baru sebuah awal. Tidak bisa langsung," kata Jokowi usai melakukan pertemuan dengan para dubes tersebut di Restauran Oasis, Jalan Raden Saleh, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).
Menurut Jokowi, dengan adanya pendekatan seperti yang dilakukan saat ini bisa lebih didapatkan manfaatnya dibandingkan berdialog di forum-forum besar.

15 Dubes Amerika Latin Antre Foto dengan Jokowi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memiliki pesona bak selebritas kelas dunia. Ketenaran pria yang akrab dipanggil Jokowi ini mampu membuat para duta besar Amerika Selatan jatuh hati.
Kenapa demikian? Usai menggelar pertemuan, Dubes Argentina, Brazil, Kanada, Cile, Kolombia, Ekuador, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Suriname, Venezuela, dan USA untuk ASEAN, berebut ingin berfoto bersama bekas Wali Kota Surakarta ini.
Satu per satu mereka bergantian foto dengan telepon genggam masing-masing. Tidak lupa mereka berbisik kepada Jokowi. Entah apa yang mereka ucapkan, bakal capres PDI Perjuangan ini hanya tersenyum lebar.

Prabowo-Ical, Antara "Darah dan Lumpur"

Rencana koalisi Partai Gerindra dan Partai Golkar semakin menguat. Itu ditandai dengan semakin intensnya dua pimpinan partai ini melakukan komunikasi politik.
Bahkan, Ketua Umum PG Aburizal Bakrie sudah mengisyaratkan tak masalah bila harus menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden jika kedua partia berkoalisi. 
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai, jika Partai Gerindra jadi berkoalisi dengan Partai Golkar, maka perkoalisian ini terjalin karena terpaksa.

SDA Cinta Mati Prabowo Ogah Jokowi

Ketum PPP Suryadharma Ali terang-terang condong mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014. Meski demikian PDIP tidak buru-buru menutup pintu kepada PPP untuk bergabung mencukung pencapresan Jokowi yang mereka usung bersama Partai NasDem.
Beberapa elit PPP memang sempat berbalasa silaturahmi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga, itu tanda masih ada kemungkinan PPP mendukung Jokowi.

Presiden Jokowi Janji Perhatikan Isu HAM

Sejauh ini bakal capres dari PDIP memang belum memaparkan visi dan misinya tentang pembangunan Indonesia. Namun perlindungan HAM dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM pasti akan menjadi perhatiannya kelak bila terpilih sebagai Presiden RI.
"Persoalan yang tidak pernah selesai, selalu kita simpan di bawah karpet. Ini harus ada jalan keluarnya. Ini komitmen Jokowi ke depan," kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dalam diskusi 'Visi Misi HAM Capres' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).

Jelang Pencapresan, Jokowi Akan Menghadap SBY

Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengirimkan surat izin nyapres pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apabila disetujui, maka Jokowi otomatis akan berstatus sebagai gubernur non aktif untuk sementara.
"Sudah, suratnya sudah, ke presiden dan ke menteri dalam negeri," ujar pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut, Selasa (6/5/2014).

Jokowi Antitesa dari Kepemimpinan SBY

Pengamat politik Universitas Gajah Mada, Mada Sukmajati mengatakan, Calon Presiden Joko Widodo bisa diterima oleh sebagian besar pemilih partai lain, karena sosok dan model kepemimpinan yang dijalankannya selama memimpin Solo dan Jakarta.
Jokowi juga lebih diterima oleh sebagian besar pemilih karena sedikitnya kandidat calon presiden yang diajukan oleh partai-partai lain. Sejauh ini hanya PDIP dan Partai Gerindra yang dipastikan akan mengusung kandidat presiden.
"Jokowi dan Prabowo sebenarnya antitesa dari model kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Puan Bisa Jadi Alternatif Jokowi, Tapi..

Pengamat politik dari Forum Pemantuan Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai wacana menduetkan Puan Maharani dengan Joko Widodo bisa menjadi alternatif di antara nama-nama kandidat calon wakil presiden lainnya dari PDI Perjuangan .
"Jika PDI Perjuangan nantinya memutuskan mengusung pasangan capres-cawapres dari internal partai, maka pasangan Jokowi-Puan Maharani bisa menjadi terobosan," kata Lucius Karus ketika dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Izin Nyapres Jokowi ke SBY Hanya Sebatas Formalitas Belaka

Permintaan izin dari calon presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait dengan pencapresan dirinya itu sebetulnya bukanlah bagian dari syarat administratif. Permintaan izin tersebut lebih dimaksudkan dalam rangka menegakkan etika penyelenggaraan pemerintahan semata.
Hal itu disampaikan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin di Jakarta, Selasa (6/5). Ia menanggapi perdebatan soal perlu dan tidaknya Jokowi mengajukan ijin kepada SBY dan implikasi yang muncul dari adanya ijin tersebut.

Nasdem Sanjung Jokowi Sebagai Capres Pendukung HAM

Partai NasDem menyanjung capres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, sebagai capres yang mendukung Hak Asasi Manusia (HAM).
Ketua Badan Advokasi Hukum NasDem, Taufik Basari, mengatakan rekam jejak seseorang menunjukkan kepedulian tokoh tersebut di bidang HAM. Ia pun mengklaim visi misi Jokowi di bidang HAM sudah siap dan akan disampaikan bersamaan dengan visi misi di bidang lainnya.
"Visi misi Jokowi di bidang HAM sudah siap. Akan disampaikan pada waktunya nanti bersamaan dengan visi misi di bidang lain," kata Taufik di Warung Daun Cikini, Selasa (6/5/2014).

Puan, ‘Kuda Hitam’ Cawapres Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus menggodok kriteria calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi calon presiden (capres), Joko Widodo (Jokowi). Salah satu tokoh yang pantas mendampingi Jokowi adalah Ketua Bapilu PDIP Puan Maharani.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi menilai Puan adalah sosok yang tepat mendampingi Jokowi. Menurutnya, Puan sebagai politisi muda, yang apabila diusung akan mensolidkan suara PDIP dan pendukung mantan Presiden Soekarno di akar rumput.

Jokowi Bertemu dengan 15 Duta Besar di Cikini

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan 15 duta besar di kawasan Cikini. Pertemuan berlangsung tertutup.
Sekitar pukul 19.10 WIB, Jokowi tiba di restoran Oasis, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014), dengan mengenakan kemeja batik cokelat lengan panjang. Dia disambut langsung oleh dubes AS Robert O Blake dan sejumlah dubes lainnya.
Menurut informasi, selain Robert, terdapat 13 dubes yang hadir dalam acara ini. Mereka adalah dubes Panama, Suriname, Kanada, Meksiko, Argentina, Ekuador, Cilhe, Brazil, Kolombia, Peru, Paraguay, Venezuela, dan USA to ASEAN.

Bangun Koalisi untuk Pilpres Tak Perlu Tunggu Rekapitulasi KPU

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo berharap pengesahan hasil rekapitulasi suara nasional pemilu legislatif (pileg) dapat sesuai jadwal. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu khawatir molornya waktu penetapan rekapitulasi suara oleh KPU RI akan menganggu penentuan koalisi partai politik (parpol) untuk mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Semoga penentuan hasil pemilu oleh KPU Pusat tepat waktu, setidaknya tidak menganggu penentuan kerjasama antar-parpol," kata Tjahjo saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Ndeso, Sampai Saat Ini Tim Pemenangan Jokowi Belum Ada

Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengaku, Tim Pemenangan Pilpres-nya belum terbentuk. Menurut Jokowi, PDIP saat ini masih berkosentrasi menyiapkan calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengannya.
"Belum, sebentar lagi. Urusan cawapres saja belum (selesai)," ujar dia sebelum meninggalkan Balai Kota, Selasa (6/5).
Menurut Jokowi, Tim Pemenangan Pilpresnya nanti akan terdiri dari banyak pihak. Yaitu gabungan antara PDIP, Nasional Demokrat, tim cawapres, relawan, dan mungkin tim dari partai lain yang akan masuk koalisi PDIP. Lalu, benarkah  mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono yang akan menjadi ketua dari Tim Pemenangan tersebut?

Projo Jagokan Ryamizard Cawapres Jokowi

Kader dan Simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pro Jokowi (Projo) mengusulkan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi.
"Beliau sudah teruji dan bersih," kata Koordinator Nasional Projo Budi Arie Setiadi ketika dihubungi di Jakarta pada Selasa, 6 Mei 2014.
Menurut  dia, tokoh berlatar belakang militer paling tepat mendampingi calon presiden dari PDIP dalam pemilihan pada 9 Juli nanti. Tugas-tugas kenegaraan yang akan diemban Jokowi, nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, bakal terbantu karena figur militer memiliki disiplin, pengalaman kepemimpinan, dan wawasan nusantara yang tak perlu diragukan lagi.

Romi: Prabowo "Tegas", Jokowi Sabar

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menegaskan hingga saat ini masih membuka peluang koalisi dengan partai politik mana pun. Sebab keputusan final arah koalisi baru ditentukan pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PPP yang akan digelar 10 Mei nanti.
Sekjen PPP Romahurmuziy alias Romi mengatakan, setiap komunikasi politik yang dilakukan PPP nantinya akan dilaporkan dalam rapat majelis musyawarah yang dipimpin oleh Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali yang bertindak sebagai ketua majelis musyawarah partai.
Kendati PPP baru menentukan arah final koalisi dari hasil Rapimnas. Kata Romi, partainya punya penilaian sendiri terhadap kandidat calon presiden yang saat ini tengah digadang-gadang bakal bertarung di pemilihan presiden 9 Juli nanti. Yakni Capres PDIP Joko Widodo dan Capres Gerindra Prabowo Subianto.
Menurut Anggota DPR RI itu, Prabowo dan Jokowi mempunyai kelebihan masing-masing.
"Pak Prabowo tentu orang atau figur pemimpin yang lebih mengesankan ketegasan (suka marah?-red). Pak Jokowi lebih mengesankan good listener, pendengar yang baik (sabar-red)," katanya di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).
Secara tegas Romi mengatakan, kedua tokoh ini memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. "Pak Prabowo lebih decisive (menentukan), Jokowi lebih delegative. Duanya tipikal pemimpin yang bagus," ujarnya.  [ian/merdeka]

Jokowi KW dari Singapura

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, rupanya tidak hanya populer di Indonesia tetapi juga di Singapura. Seorang pria bernama Misran Ismail yang dilaporkan mirip Jokowi telah menjadi berita di negeri itu.
 Orang pertama yang memberitahu Misran bahwa ia tampak mirip Jokowi adalah tukang cukurnya. Lalu, sejumlah pelanggannya, para penjual ikan, dan bahkan putranya sendiri mengatakan hal yang sama.
 "Saya terkejut ketika mereka pertama kali mengatakan kepada saya tentang hal itu," kata pria berusia 50 tahun itu. "Namun ketika saya melihat fotonya, saya bisa melihat kemiripan tersebut," kata Misran seperti dikutip Asiaone.com, Senin (5/5/2014).

Jokowi-Samad Pas Mantap

Ketua KPK Abraham Samad tidak sengaja bertemu dengan calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) di ruang VVIP Bandara Adi Sucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (3/5/2014) lalu.
Isu Abraham Samad maju sebagai pendamping Jokowi pun mulai berhembus. Nama Samad disebut-sebut sebagai pendamping Jokowi selain, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Pengamat Politik Yunarto Wijaya, nama-nama yang dijagokan sebagai calon pendamping Jokowi memiliki sejumlah kelebihan dan kelebihan.

Pohan: Bicara Jokowi Langsung di-bully, Ini Tak Sehat!

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan menilai tim Prabowo Subianto lebih bisa menerima kritik dibandingkan tim Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya selalu melakukan serangan balik.
"Di media sosial bicara tentang Jokowi itu langsung 'di-bully' (diserang), itu kan tidak sehat. Saya tidak melihat 'pem-bully-an' dilakukan tim Prabowo Subianto, berarti tim atau pasukan Prabowo itu lebih bisa menerima kritikan dibandingkan tim Jokowi," kata Ramadhan Pohan dalam diskusi bertema "Visi dan Misi HAM Capres", di Cikini, Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Cari Koalisi, Wiranto Lobi Jokowi Sampai SBY

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sudah melakukan lobi politik kepada sejumlah elite partai. Tidak hanya Jokowi, Wiranto juga sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas soal koalisi.
"Semua sudah. Pak Prabowo, Pak Jokowi, Pak Hatta Rajasa, Pak Anis Matta, bahkan Pak SBY saya temui," kata Wiranto sebelum membuka Rapimnas Hanura di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Dia menambahkan, secara khusus Wiranto sudah melakukan komunikasi dengan Ical lebih dari sekali. "Sudah dua kali," ujarnya.

Spanduk Dukung Jokowi Tutupi JPO Slipi Petamburan

Sebuah spanduk dukungan bagi bakal calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) terpasang di jembatan penyeberangan orang (JPO) Slipi Petamburan, Jakarta Barat. Spanduk dengan warna dasar merah dan tulisan berwarna putih tersebut menutupi hampir sebagian JPO.
Spanduk berukuran sekitar 1x30 meter tersebut bertuliskan 'Untuk Jokowi dan ibu pertiwi resiko apapun kami hadapi!!!'. Spanduk tersebut terlihat jelas dari jalan arah Palmerah menuju Slipi Petamburan, dan dari Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat.

Ditanya Alasan Batal Temui Rachmawaty, Jokowi Ngacir

Sedianya sore ini capres dari PDIP Jokowi menemui ke Rachmawati Soekarnoputri, tapi hingga lewat jadwalnya rencana tersebut tidak terlaksana. Ada masalah ada Jokowi batal bertandang ke kediaman adik Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut?
"Nggak tahu juga," jawab Jokowi yang dicegat wartawan usai rapat paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (6/5/2014).
"Tanya ke David (ajudannya -red) sana," sambungnya berlari melintasi aula menuju ruang kerjanya.

Survei SMRC: Gaya Kepemimpinan Jokowi Disukai Masyarakat

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan pemilih Jokowi merata di setiap parpol.
Hal itu dinilai karena sikap Jokowi yang dekat dengan rakyat dan bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan parpol lain.
Menurut Pengamat politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Mada Sukmajati, Jokowi lebih bisa diterima oleh pemilih dari partai politik lain. Sosok dan model kepemimpinan yang dijalankan Jokowi selama ini, di Solo dan Jakarta sangat disukai masyarakat. Sosok Jokowi dianggap membumi lebih bisa diterima dibanding capres lainnya.

Tak Digubris Jokowi, Pohan Tuduh Jokowi Langgar HAM

Politikus Partai Demokrat (PD) Ramadhan Pohan menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akan diusung PDI Perjuangan sebagai calon presiden (capres) juga seorang pelanggar hak asasi manusia (HAM).

Dipecat, Kepsek SDN 09 Makasar Mohon Pertimbangan

Kepala Sekolah SD 09 Makasar Jakarta Timur Sri Hartini masih berharap ada pertimbangan khusus atas rencana pemecatannya sebagai kepala sekolah, setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan instruksi langsung.
"Ya mudah-mudahan Kepala Dinas Pendidikan lebih bijak untuk mempertimbangkan soal rencana pemecatan saya," kata Sri kepada wartawan di SDN 09 Makasar, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2014).
Sri berjanji bahwa pihaknya akan memperbaiki agar perisitwa ini tidak kembali terulang. Saat ditanya soal kesiapan dirinya jika tak lagi menjabat, Sri tidak bisa menjawabnya, dirinya langsung pergi dan mengaku sedang dalam kondisi sakit.

Ada Darurat dari DPRD, Pertemuan Jokowi dan Rachmawati Ditunda

Capres PDIP, Joko Widodo batal mengunjungi salah satu putri Bung Karno, Rachmawati Soekarno Putri. Jokowi dikabarkan masih harus mengikuti agenda di balaikota sehingga rencana pertemuan dibatalkan.

Jokowi Pemilik Akun Riil Tertinggi

Calon presiden (Capres) dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) memiliki akun twitter rill atau nyata tertinggi bila dibandingkan Capres lainnya. Jumlah akun rill Jokowi mencapai 85 persen. Kemudian disusul bakal Capres Prabowo Subianto dengan total akun rill mencapai 82 persen. Peringkat ketiga ditempati bakal Capres Aburizal Bakrie (ARB) yang mencapai 81 persen.
“Bisa disimpulkan lebih dari 80 persen akun-akun yang membicarakan maupun mendukung para Capres adalah akun rill. Yang paling banyak adalah Jokowi,” kata pendiri PoliticaWave Yose Rizal di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Jokowi: Karakter Anak Dibentuk Mulai dari Keluarga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai pendidikan budi pekerti dan kesantunan, sangat penting ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini. Hal tersebut untuk mencegah anak-anak mudah bersikap emosional dan arogan.
"Jadi bukan cuma urusan pendidikan matematika, IPA, IPS saja. Saya kira pendidikan budi pekerti sangat penting sekali," ujar pria yang akrab disapa Jokowi itu, di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Jokowi melanjutkan, disinilah pentingnya keluarga. Sebab pendidikan budi pekerti dan kesantunan terhadap anak, berawal dari keluarga.

Masa Lalu Prabowo Yang Kelam Untungkan Jokowi

Hasil survei tentang elektabilitas calon presiden (capres) pasca-pemilu legisatif yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menempatkan Joko Widodo masih berada di puncak. Bahkan, dari survei pada 20-24 April itu terlihat capres usungan PDI Perjuangan itu mampu menggerus pemilih partai lain yang sudah mengusung capres sendiri seperti Prabowo Subianto dari Gerindra maupun Aburizal Bakrie dari Golkar.
Menurut pengamat politik Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Mada Sukmajati, figur Jokowi -panggilan Joko Widodo- memang bisa diterima oleh sebagian besar pemilih dari partai lain. Mada menyebut model kepemimpinan yang diterapkan Jokowi saat menjadi Gubernur DKI ataupun Wali Kota Surakarta membuat banyak kalangan gampang menerimanya.
Mada mengatakan, Jokowi dan Prabowo sebenarnya menjadi antitesa dari model kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Mada melihat ada nilai lebih Jokowi dibanding Prabowo. “Kepemimpinan Jokowi lebih dilihat masyarakat karena dia efektif, dekat dengan rakyat, dan Jokowi mau mendengar rakyat," kata Mada ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (6/5).
Dari survei SMRC diketahui Jokowi mendapat suara signifikan dari pemilih yang saat pileg lalu tidak memilih PDIP. Misalnya ada 64 persen pemilih NasDem yang memilih Jokowi untuk capres. Selain itu ada 47 persen pemilih Partai Demokrat yang juga memilih Jokowi.

Kenapa Pemilih Jokowi Cukup Merata?

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan pemilih calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) merata di setiap parpol. Bahkan paling merata di antara pesaingnya, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (Ical).
Pengajar Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada Yogyakarta Mada Sukmajati menilai hal itu disebabkan karena sikap Jokowi yang dekat dengan rakyat dan bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan parpol lain.
Menurut Mada, sosok dan model kepemimpinan 'membumi' yang di Solo dan Jakarta sangat disukai dan lebih bisa diterima ketimbang capres lainnya.

Jokowi Kunjungi Pondok Pesantren, Isu SARA Terbantahkan

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku kunjungan Joko Widodo ke sejumlah pondok pesantren berdampak positif. Hal itu sekaligus menepis sejumlah serangan yang berbau suku, agama, ras, dan golongan (SARA) yang dialamatkan kepada pria yang akrab disapa Jokowi itu.
"Isu SARA sudah dibantah melalui silaturahmi dengan tokoh Nahdliyin, akhirnya dapat dinetralisir," kata Politisi Senior PDIP, Sidharto Danusubroto, Selasa (6/5/2014).
Sidharto mengatakan, selama ini Jokowi banyak diisukan menyangkut kasus SARA. Sehingga dengan membangun komunikasi politik dengan tokoh-tokoh agama maka akan berdampak positif.

Jokowi: Orang Tua dan Guru Jangan Cuma Ketemu Pas Ambil Rapor

Renggo Kadapi (11) meninggal dunia akibat dianiaya kakak kelasnya di SDN 09 Pagi Makasar, Kampung Makasar, Jakarta Timur. Renggo dianiaya akibat menjatuhkan jajanan berupa pisang coklat seharga Rp 1.000 milik kakak kelasnya SY (13).
Menanggapi kasus tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi karakter para siswa-siswa di sekolah. Faktor-faktor tersebut yang nantinya bakal membuat budi pekerti siswa tersebut menjadi baik.
"Pertama, keluarga itu adalah pilar dimana pendidikan karakter itu dimulai. Kalau keluarga bisa membentuk, mulai memberikan kesantunan, budi pekerti, itulah fungsi utama di keluarga. Karakter anak terbentuk dari keluarga," ujar Jokowi di kediaman Renggo, Kampung Makasar, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2014).

Jelang Kedatangan Jokowi, Kediaman Rachmawati Masih Sepi

Capres PDIP, Joko Widodo dijadwalkan akan mengunjungi salah satu putri Bung Karno, Rachmawaty Soekarno Putri di rumahnya. Namun, suasana rumah Rachmawati hingga saat ini masih sepi, tak ada tampak-tampak penyambutan.
Pantauan di rumah Rachmawati yang berada di Jl Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jaksel, Selasa (6/5/2014) sekitar pukul 15.45 WIB, tak ada kegiatan khusus di rumah berpagar putih itu. Hanya ada satu polisi yang berjaga di balik pagar.
Tak ada persiapan khusus yang dilakukan untuk menyambut kedatangan jagoan PDIP itu. Rachmawati dipastikan berada di dalam rumah.

PPP Jalankan Pesan Majelis Syuro ke Jokowi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Tjahjo Kumolo dan Sekjen PPP Romahurmuziy melakukan pertemuan tertutup di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, membahas koalisi partai mereka.
"Silaturahmi dengan teman-teman PDIP, akhir pekan lalu Pak Jokowi telah melakukan silaturahmi dengan majelis syariah di Lembang. Hari ini kami lakukan plan up, (dan meneruskan) pesan-pesan majelis syuro ke Jokowi, dari Ahmad Basarah," kata Romahurmuziy alias Romi usai pertemuan tersebut di sebuah hotel, Selasa (6/5/2014).

Kepsek SDN 09 Makasar Pingsan Setelah Dicopot Jokowi

Kepala SDN Makasar 09 Sri Hartini pingsan saat Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) berkunjung. Rekan sesama guru mengatakan bahwa Sri merasa tertekan atas kasus kematian siswanya Renggo Kadapi (11) yang diduga karena dianiaya kakak kelasnya.
Jokowi tiba di komplek sekolah yang berada di Jalan Masjid Al-Munir pada sekitar pukul 13.30 WIB. Dia langsung masuk ke salah satu kelas untuk menyapa para siswa.
Sedangkan di saat bersamaan, Sri bersama sejumlah guru menunggu kedatangan Jokowi di lantai dua. Tepatnya di depan ruang kepala sekolah dan ruang guru.
Namun, saat masih menunggu, Sri tiba-tiba lemas dan akhirnya dipapah oleh para guru lainnya. Sri dipapah masuk ke ruangannya.

Ingatkan Prabowo dan Jokowi Mulai Bicara soal Predator Seksual

Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Jakarta, Heri Budianto mengharapkan para kandidat calon presiden (capres) untuk mulai bicara soal kasus yang tengah hangat dan dihadapi langsung oleh masyarakat. Salah satu kasus yang kini menjadi pembicaraan luas adalah predator seksual yang menyasar anak-anak.
Heri mengatakan, sudah saatnya para capres menyodorkan konsep untuk mengatasi persoalan yang membuat khawatir masyarakat itu. "Dengan situasi predator seksual itu, orang sudah muak dan ingin ada yang bisa menyelesaikan masalah itu,” kata Heri di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

PKPI Akan Temui PDIP, Dukung Jokowi

PDI Perjuangan (PDIP) semakin serius dalam usaha membangun kerja sama politik di pemerintahan mendatang. Siang ini digelar pertemuan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Menurut Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo selanjutnya akan digelar pertemuan dengan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), yang dipimpin Sutiyoso.
"Agendanya PKPI mendukung capres PDI Perjuangan," kata Tjahjo di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Pohan: Tim Prabowo Senang Kritik, Tim Jokowi Benci Kritik

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan membandingkan tim dari bakal calon Presiden PDI Perjuangan Joko Widodo dengan tim dari bakal calon presiden Gerindra Prabowo Subianto.
Menurutnya, tim Prabowo lebih bisa menerima kritik dibanding dengan tim Jokowi.
"Di sosial media kalau da orang mengomentari Pak Jokowi selalu dibully pendukungnya. Beda dengan saat mengomentari Pak Prabowo. Tim Pak Prabowo lebih bisa menerima kritik dibanding tim Pak Jokowi," kata Pohan dalam acara 'Diskusi Visi dan Misi HAM Para Capres' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).

Capres Miskin Bernama Jokowi

Safari politik yang dilakukan para calon presiden ke beberapa daerah menggunakan angkutan udara tak ayal menarik perhatian. Armada udara itu bukan hanya efektif untuk mempercepat perjalanan mereka, tapi juga bisa dipandang wah oleh sebagai kalangan. Dari tiga calon presiden, hanya Jokowi yang tidak punya pesawat pribadi. Berikut ini aktivitas tiga calon presiden yang memanfaatkan pesawat akhir-akhir ini.
Kunjungan Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie—yang biasa disapa Ical—ke kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto di kawasan Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin, 5 Mei 2014, menggunakan helikopter jenis NBO-105.

Jejak Parpol-Parpol Islam Menentukan Koalisi

Belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sudah pasti akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2014. Namun, kekuatan politik seolah hanya terbelah menjadi dua kutub; kutub Jokowi dan kutub Prabowo.
Berdasarkan hasil hitung cepat, tidak ada partai yang bisa mengusung kandidat di Pemilu Presiden 9 Juli nanti, tanpa melibatkan partai lain.
PDI Perjuangan yang sudah digadang-gadang keluar sebagai pemenang pemilu legislatif, akhirnya menggandeng NasDem. Partai Golkar yang perolehan suaranya terbanyak kedua, rela merapat ke Gerindra. Padahal, Gerindra sudah mengusung Prabowo, sedangkan Golkar memajukan Aburizal Bakrie.

Jokowi Copot Kepala Sekolah Renggo

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi rumah Renggo Kadapu. Ia tiba di rumah duka siswa kelas V SDN Makasar 09 Pagi itu tepat pukul 13.00 WIB didampingi Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto.
"Saya menyampaikan bela sungkawa, turut berduka cita kepada keluarga," kata Jokowi kepada ayah asuh korban, Eko Wahyudi di Jalan Gang Asri, Halim Perdana Kusuma, Jaktim, Selasa (6/5/2014).
Mantan wali kota Solo itu tampak berbincang dan mendengar keluh kesah orang tua Renggo.

PPP Jajaki Koalisi dengan PDI Perjuangan

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakim Saifuddin membenarkan adanya tindak lanjut paska pertemuan mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan kedua partai merupakan komunikasi politik untuk menjajaki kemungkinan koalisi.
"Memang kita kesepakatannya ada majelis musyawarah partai untuk berkomunikasi dengan semua partai dan capres, untuk membuka peluang kerjasama terkait pilpres," katanya di Gedung DPR Jakarta, Selasa 6 Mei 2014.

Wiranto Ingin Hanura Merapat ke Capres Yang Berpeluang Menang

Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husein mengaku seringkali mendampingi Wiranto untuk menjalin komunikasi dan bertemu dengan elit-elit partai politik. Saleh mengatakan, ketua umum Partai Hanura telah bertemu dengan Prabowo Subianto dan Jokowi.
"Kita bertemu dengan Prabowo, Pak Wiranto bertemu dengan Jokowi juga bertemu. Dua hari lalu juga ketemu dengan Hatta Rajasa," kata Saleh Husein kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Ruhut: Jokowi ... Jokowi ... Gangguin Kita-kita Dong!

Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengimbau bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo alias Jokowi, mendekat ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alasannya, Ruhut menilai SBY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berperan sebagai penentu pemimpin atau king maker.
"Aku punya pemimpin santun, dia king maker. Jokowi itu kalah, artinya kalau tidak segera ke SBY," kata Ruhut saat dihubungi Metrotvnews.com via telepon, Selasa (6/5/2014).

Jokowi Sambangi Rumah Renggo

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menyambangi rumah duka, Renggo Kadapi (11), pelajar SDN Makasar 09 Pagi, Jakarta Timur, yang tewas diduga dianiaya oleh kakak kelasnya, Sy (13).
Gubernur yang kerap disapa Jokowi itu, mendatangi rumah yang beralamat di Gang Asri RT 10/07 No 27b Kebonpala, Makasar, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2014).
Sekira pukul 13.05, Jokowi tampak mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Puluhan warga yang telah menunggunya pun langsung menyambutnya.
Jokowi langsung masuk ke dalam rumah tersebut dan keluarga korban pun langsung mempersilakan masuk ke dalam rumah tersebut.