Joko Widodo (Jokowi) harus berhati-hati, karena belum tentu menang dalam pertarungan politik saat ini. Jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, maka bisa jadi Jokowi kalah.
Wasekjen DPP PAN, Kuntum Khairu Basa, menyatakan dibawah kepentingan Hatta, PAN mampu mencapai target lebih baik dari periode pemilu sebelumnya. "Sebagai apresiasi, dan juga wujud dari konsistensi rakernas yang memandatkan ketua umum PAN sebagai capres, maka Hatta Rajasa layak menjadi presiden," jelas Kuntum, di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Lalu siapa wakilnya? Kuntum berharap SBY mendampingi Hatta. "Ini bukan memperolok-olokkan SBY, namun ini merupakan tuntutan agar apa yang telah dicanangkan pemerintah selama ini dapat berkelanjutan dan tidak putus ditengah jalan," papar Ketum Garda Muda Nasional (GMN) ini. Bukan kemunduran, namun demi penyelamatan negara, sebagaimana perencanaan MP3EI hingga tahun 2025 mendatang.
SBY menurutnya memiliki elektabilitas tinggi diatas 50 persen. Angka sebanyak itu jauh melampaui elektabilitas Jokowi yang tidak sampai 40 persen. Jika SBY masih maju, maka tidak menutup kemungkinan akan menang.
Banyak yang bilang Hatta bukan dari Jawa, namun pria berambut putih itu masih berdarah Majapahit yang nota bene adalah kerajaan terbesar sepanjang masa yang berada di tanah Jawa. "Jadi ada keturunan Jawanya," kata Kuntum.
Tahun ini dinilainya sebagai siklus 10 tahunan dari 2004. Ingat, pemilu 2004 tidak ada yang mengira SBY akan jadi presiden dengan tokoh - tokoh kaliber yang bermunculan saat itu. "Begitu juga dengan Hatta," jelasnya. Pihaknya optimis, apabila paket Hatta-SBY jadi, maka Jokowi atau Prabowo berpasangan dengan siapapun akan terlewati. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar