Sabtu, 22 Maret 2014

PAN Pastikan Akan Jadi Penentu Pemenang Pilpres

Meski hasil pemilu legislatif belum juga diketahui secara pasti, namun Partai Amanat Nasional (PAN) justru semakin percaya diri menghadapi pemilu presiden (pilpres). PAN sangat yakin bisa berperan sebagai "poros tengah" seperti pada tahun 1999 yang lalu yang berhasil meruntuhkan kebesaran PDIP dan menyeret Ketua Umumnya hanya sebagai wakil presiden lewat aksi poros tengahnya. Keyakinan inilah yang diyakini membuat semua capres akan bergantung sepenuhnya dengan komando PAN.
Oleh karena itu PAN sangat yakin bisa memainkan peran central dalam format koalisi untuk pilpres Juli 2014 yang akan datang.

Oh Ternyata Aher Juga Tak Mau Mundur Ketika Jadi Kandidat Capres

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menjadi salah satu kandidat calon presiden (capres) Partai Keadilan Sejahtera. Pria yang dikenal dengan panggilan Aher mengaku belum memutuskan apakah akan melepas jabatannya sebagai gubernur atau tidak meskipun sudah menjadi kandidat capres. Meskipun PKS banyak berteriak agar Joko Widodo (Jokowi) mundur ketika menjadi kandidat capres, hal yang mengejutkan ternyata Aher juga memilih langkah seperti Jokowi, yaitu tetap saja jadi Gubernur.

Raih Penghargaan 'Manusia Bintang', Ahok: Jokowi Sudah Dapat Belum?

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima penghargaan Manusia Bintang dari sebuah media online. Saat dimintai tanggapan, pria yang akrab disapa Ahok itu justru mempertanyakan apakah Jokowi mendapat penghargaan yang sama.
"Ya kita terima kasih Rakyat Merdeka online kasih gitu yah. Saya tanya, Pak Jokowi sudah dapat belum? Katanya sudah, kalau sudah dapat ya sudah," kata Ahok kepada wartawan usai menerima penghargaan di Balairung Hotel Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (22/3/2014) malam.

Jawaban Jokowi untuk Bamus Betawi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mendeklarasikan diri sebagai calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat, 14 Maret 2014, yang lalu. Deklarasi tersebut dianggap Jokowi, sapaan Joko Widodo, sebagai lambang perlawanan.
Tetapi, hal itu ditentang oleh tokoh Betawi bernama Muhammad Rifqi atau biasa disapa Eki Pitung. Pria yang mengaku cicit dari guru Si Pitung itu menyebutkan, filosofi yang diucapkan Jokowi sebagai lambang perlawanan itu salah kaprah.
Karena menurutnya perlawanan yang diperjuangkan Si Pitung itu adalah melawan Belanda. Bukan perlawanan dalam pencapresan dan perlawanan terhadap bangsa sendiri.

Asal Ngomong: PKS Akan Jadi Oposisi Jika Jokowi Menang Pilpres

Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menegaskan Jokowi tidak memiliki konsep dan basis penyelamatan bangsa Indonesia di tengah masa transisi sehingga pembenahan bangsa ini menjadi berlarut-larut. Partainya akan menjadi oposisi jika Gubernur DKI Jakarta itu menang dalam pemilu Pilpres 2014.
“Kami punya konsep dan basis penyelamatan Indonesia di masa transisi, sementara Jokowi tidak sehingga kami khawatir penyelamatan bangsa ini malah makin berlarut-larut kalau Jokowi jadi presiden. Kami sudah siapkan model kepemimpinan yang sanggup menjadi penyelamat bangsa. Kalau Jokowi jadi presiden, itu tidak akan terjadi dan kami lebih baik berada di luar kekuasaan dan menjadi oposisi,” ujar Fahri kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Demokrat Tak Terancam Dengan Pencapresan Jokowi

Partai Demokrat (PD) mengaku tidak terancam dengan pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Bahkan hal itu dianggap sebagai sesuatu yang positif.
"Saya pikir tidak (mengancam). Kita kalau demokrasi tidak bicara terancam atau tidak terancam. Kita bicara gimana menang secara terhormat, kalah juga secara terhormat," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman usai diskusi di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

PDIP Masih Kalkulasi Cawapres Pendamping Jokowi

PDI Perjuangan masih mengkalkulasi tokoh yang akan diusung menjadi cawapres pendamping Joko Widodo di Pilpres 2014. PDIP ingin cawapres pilihan nantinya bisa ikut menyokong kekuatan politik di parlemen agar pemerintahan bisa stabil.
"Kita masih kalkulasi apakah dari luar atau dalam, dari purnawirawan atau sipil," kata Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sela kunjungan kampanye ke Puri Agung Kerambitan, Desa Baturiti, Tabanan, Bali, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi: PDIP Incar 32 Juta Pemilih Muda

Kandidat calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pihaknya mengincar 32 juta masyarakat Indonesia yang berumur dibawah 30 tahun dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2014 ini.
"Itu juga secara spesifik belum digarap. Oleh sebab itu, relawan sosial media jadi konsen kita. Tapi saya kira di darat di manapun tempatnya diperlukan.

Pentingkah Menetapkan Cawapres untuk Jokowi Sekarang?

Pengumumam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengajukan nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden memantik spekulasi. Khususnya terkait nama yang akan ditunjuk menjadi calon wakil presiden.
Sejumlah nama pun santer disebut pantas mendampingi pria yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta itu menuju Istana. Seperti, Jusuf Kalla, Mahfud Md, Abraham Samad, Ryamizard Ryacudu, hingga Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko.

Buruh Se-Jatim Dukung Jokowi Nyapres

Sebanyak empat elemen buruh yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) memberikan dukungan penuhnya terhadap Gubernur DKI Jakarta alias Jokowi dalam keikutsertaannya di bursa pencapresan Tanah Air. Keempat elemen buruh tersebut yakni, Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), dan Serikat Buruh Demokrasi Pancasila.
Tak hanya itu, sejumlah ormas seperti, Serikat Pedagang Kaki Lima Surabaya, Paguyuban Arek-arek Surabaya, Forum Peduli Pemberdayaan Masyarakat, serta Masyarakat Miskin Kota Surabaya juga turut memberikan dukungan kepada Jokowi untuk menduduki kursi orang nomor satu di Republik ini.

Mega Minta Pendukung Menangkan PDIP untuk Muluskan Jalan Jokowi

Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan simpatisan partainya mengawal proses pemungutan suara Pileg pada 9 April 2014. Mega khawatir adanya kecurangan pada pemilu kali ini.
"Saudara-saudara harus amankan pemilu karena besar kemungkinan terjadi kecurangan. Karena mereka tidak mau kita punya presiden. Mau atau tidak membantu saya? Jangan lengah," kata Mega berpesan dalam orasi kampanye PDIP di Desa Blahkiuh, Badung, Sabtu (22/3/2014).

Ahok: Jokowi Pintar Pilih Pendamping

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengaku Joko Widodo (Jokowi) akan memilih calon yang tepat untuk mendampinginya maju sebagai calon Presiden.
Ahok menilai Jokowi akan melakukan cara serupa seperti yang dilakukan pada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2013-2018. Semula banyak pihak menginginkan Deddy Mizwar, namun mantan walikota Solo memilih Basuki Tjahaja Purnama.

Wajar Jika Timbul Opini Negatif pada Pertemuan Jokowi - Gus Mus

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Teten Masduki dan Ketua DPP GP Anshor Nusron Wahid melakukan pertemuan tertutup dengan Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Jawa Tengah, Kamis, (20/3/2014) kemarin. Diduga mantan Wali Kota Solo itu menggalang dukungan untuk menuju kursi RI 1.
Banyak kalangan yang menilai Jokowi melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2013 tentang Tata Cara Pengunduran Diri Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Pegawai Negeri yang akan Menjadi Bakal Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara Dalam Kampanye Pemilu. Sebab Jokowi meninggalkan Jakarta pada hari kerja.

Karena Belum Ada Ajakan Koalisi, PAN Terus Kritik Jokowi

Ketua DPP PAN Didik J Rachbini belum memastikan apakah partainya akan berkoalisi atau beroposisi dengan PDI Perjuangan. Didik mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang belum maksimal mengurus permasalahan di Ibu Kota.
"PAN belum memutuskan apa-apa. PAN mengambil segala kemungkinan untuk berperan, bisa koalisi, bisa oposisi. Tergantung dari komunikasi politik dua," ujar Didik di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu, (22/3/2014).

Rano Karno: Mandat Mega Kepada Jokowi Momen Bersejarah Bangsa

Wakil Gubernur Banten yang juga tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rano Karno tampil sebagai juru kampanye PDI-P. Rano menyampaikan surat mandat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kepada Joko Widodo (Jokowi).
"Beliau (Megawati) memberi mandat kepada seseorang untuk memimpin Republik Indonesia. Siapakah itu? Siapakah itu? Siapakah itu," tanya Rano kepada puluhan ribu kader dan simpatisan PDI-P di lapangan Kopral Surem, Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Mengaku Berat Diberi Mandat Maju Capres

Bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku berat mendapat mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden.
"Kemudian, perlu disampaikan, tanggal 14 Maret lalu Ibu Mega telah beri mandat pada saya untuk jadi calon presiden. Saat itu saya sampaikan bismillah saya siap. Tapi ingat, bahwa tugas ini bukan tugas ringan. Ini tugas berat sekali," kata Jokowi.

Jokowi Dinilai Tidak Amanah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah mendeklasikan dirinya untuk bertarung pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 mendatang. Oleh pengamat yang mempunyai pandangan mirip Partai Gerindra, hal tersebut dinilai melukai masyarakat Jakarta, sebab Jokowi belum menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya sebagai orang nomor satu di Jakarta.

PAN Tetap Love Jokowi Meski Suka Mencaci-maki

Partai Amanat Nasional (PAN) tetap menginginkan berkoalisi dengan PDI Perjuangan saat Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa mengaku telah berkomunikasi dengan PDIP yang telah mengajukan Jokowi sebagai calon Presiden.
"Amanat Kongres PAN, saya calon presiden. Koalisi menunggu pemilihan legislatif. Kita inginkan dengan PDIP," ujar Hatta Rajasa seusai berkampanye di Gelanggang Olahraga Bima Sakti, Kota Malang, Sabtu (22/3/2014).

Perseteruan Gerindra-PDIP Buat Nama WIN-HT Naik Daun

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi melihat perseturuan antara pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, membuat Capres dan Cawapres Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo semakin melaju di atas angin.
"Jelas WIN-HT akan naik daun karena memiliki kekuatan kebhinekaan dan visi misi yang lebih jelas dari keduanya," kata Adhie, Sabtu (22/3/2014).

Rahasia Penetapan Jokowi Sebagai Capres

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka rahasia mengapa memberikan mandat calon presiden kepada Joko Widodo (Jokowi).
"Kenapa saya memilih Jokowi untuk diberikan mandat sebagai calon presiden? Karena Jokowi tidak hanya populer, tapi dia bekerja, tulus, memiliki komitmen, dan kepribadiannya sederhana," kata Megawati dalam orasinya pada kampanye terbuka di Lapangan Kopral I Wayan Surem di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014).

Sitompul: Jokowi Otoriter

Juru bicara Partai  Demokrat, Ruhut Sitompul menilai alasan Joko Widodo (Jokowi) bakal melepas jabatannya selaku Gubernur DKI Jakarta dan mengincar jabatan presiden didasari fakta bahwa Jokowi tidak lagi bisa dipercaya warga Jakarta. Hal tersebut terjadi menurut Ruhut, karena kebijakannya yang terbukti tidak berpihak pada rakyat.
"Dengan kekuasaannya, Jokowi menaikan pajak bumi dan bangunan (PBB) 800 persen, retribusi parkir 300 persen dan kenaikan pajak reklame 400 persen.

Pemilih Muda Tak Mau Tahu Jokowi Atau Dahlan Iskan

Anak muda Kota Pahlawan dengan usia 17-28 tahun, rupanya, kurang berminat untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif 9 April. Mereka ternyata lebih berminat memilih presiden daripada wakil rakyat.
Hal itu merupakan hasil survei jajak pendapat berjudul Persepsi Pemilih Muda Surabaya terhadap Pemilu 2014 yang diadakan Sociology Centre Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Ketua Sociology Centre Novri Susan memaparkan, data diambil dari 300 pemuda Surabaya berusia 17-28 tahun.

Janji Jokowi: PDIP Menang Mutlak, Jalanan Tak Ada Yang Rusak

Kandidat Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) berjanji jika PDIP menang mutlak di Lampung maka tidak akan ada jalanan yang rusak di sana.
"Kalau nanti PDI-P menang di Lampung, masalah jalan itu kecil. Kan duit APBD banyak, tapi ra teko nggon (tidak sampai sasaran)," kata Jokowi saat orasi di Lapangan Rejo Basuki, Seputih Raman, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).
Lebih lanjut, Jokowi meminta masyarakat agar pintar dalam memilih wakil rakyat saat pemilu legislatif (pileg) maupun saat pemilihan presiden.

Jokowi Rahasiakan Kostum Pilpresnya

Kandidat calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) merahasiakan kostum apa yang akan ia kenakan untuk berkampanye dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 yang jatuh pada tanggal 9 Juni mendatang.
"Sudah ada, tapi rahasia," kata Jokowi di kawasan Bandar Jaya, Kabupaten Lampung Tengah, Bandar Lampung, Sabtu (22/3/2014).
Jokowi mengatakan, masalah kostum tidak akan jauh dari masa Pilgub tahun 2012 lalu, yaitu motif kotak-kotak.

Ulasan: Siapa Paling Pas Dampingi Jokowi?

Keberagaman Indonesia membutuhkan sekaligus kepemimpinan tipe solidarity maker dan tipe administrator. Siapa tokoh paling tepat mendampingi Joko Widodo (Jokowi)?
Dalam buku yang kian klasik, ‘The Decline of Constitutional Democracy’, Herbert Feith meniscayakan perlunya dua tipe kepemimpinan di Indonesia. Keperluan itu disebabkan fakta heterogenitas yang ada, yang memerlukan kesatuan bangsa yang solid.

Jokowi:Jangan Pilih Pemimpin Yang Cuma Beri Janji

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Lampung. Saat berorasi di depan massa PDIP, Jokowi berpesan agar massa PDIP khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk berhati-hati memilih calon pemimpinnya.
"Tahun ini, tahun penentuan. Kalau salah pilih, baik Caleg, Gubernur dan Presiden, nanti nunggunya harus lima tahun lalu, lah kalau gitu kesuwen (lama)," ujarnya, Sabtu (22/3/2014).

Mekanisme Serdadu Jika Ingin Menjadi Wakil Jokowi

PDIP mengaku dalam menentukan calon wakil presiden, membuka kemungkinan merekrut dari latar belakang militer khususnya TNI Angkatan Darat.
PDI Perjuangan menilai walau TNI menyatakan netral dalam Pemilu, kors loreng tersebut masih memiliki kekuatan politik pascaruntuhnya orde baru.
"Bagaimanapun TNI AD masih menjadi peserta Pemilu yang ke-13 (di luar 12 partai politik peserta Pemilu). Iya (TNI) netral, tapi mereka masih memiliki peran politik yang kuat dan menetukan. Walaupun dalam undang-undang dia tidak lagi berpolitik, kembali kebarak, tapi di dalam faktualnya tidak. Kami pun tidak bisa menepis begitu saja peran politik yang besar, sangat strategis dari TNI AD," ujar Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Tak Bisa Carter Pesawat Jokowi Makin Sering Tinggalkan Jakarta

PDI Perjuangan meminta permakluman terkait kegiatan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang akhir-akhir ini sering meninggalkan Jakarta bahkan pada saat jam kantor.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Muara Simbolon, mengatakan partainya kampanye tidak menggunakan pesawat carteran.
"Itu kan teknis transportasi, karena beliau tidak mau menggunakan pesawat carter, mohon dimaklumi. Keterbatasan kita tidak punya kemampuan menggunakan pesawat seperti yang lain. Pak Jokowi sendiri tidak berkenan," ujar Effendi di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi: Jadi Presiden Itu Tidak Enak

Kandidat Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) hari ini melakukan kampanye jelang pemilu legislatif di Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).
Jokowi, yang mendeklarasikan diri sebagai capres pada 14 Maret lalu mengatakan, dia menyadari bahwa tugas sebagai presiden sangat berat. Karenanya, di hadapan ratusan simpatisan PDIP yang hadir, Jokowi mengatakan bahwa ia tak mau mengumbar janji-janji muluk kepada masyarakat.

Sah-sah Saja Jokowi Ambil Hati NU

Joko Widodo (Jokowi) yang telah ditunjuk menjadi calon presiden oleh PDIP sudah menemui tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Mustofa Bisri, atau biasa dipanggil Gus Mus. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menanggapi.
"Boleh pencitraan, boleh mengambil simpati dari yang disowani (dikunjungi) itu. Misalkan mendatangi Gus Mus supaya Gus Mus simpati, kan gitu," kata Said di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Harus Punya Akhlak Yang Baik

Semakin akutnya persoalan bangsa Indonesia tentu membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kapasitas, iman dan taqwa serta ahlak mulia.
Pendapat ini diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rokhmin Dahuri, saat dihubungi Republika pada Sabtu pagi (22/3/2014) .
"Saya berharap agar siapa pun pemimpin Indonesia ke depan, termasuk calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi), memiliki kapasitas, Iman dan Taqwa  serta akhlak mulia," tutur Rokhmin Dahuri.

Alasan Mega dan Jokowi Kampanye Terpisah

Calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru kampanye partainya di Lampung, Sumatera. Sementara Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri memilih hadir di Bali.
Padahal, sebelum diberi mandat capres, Mega dan Jokowi kerap tampil bersamaan. Lalu apa alasan PDI-P "memisahkan" kedua tokoh tersebut?
"Kami memang mendesain agar Ibu Mega dan Pak Jokowi ditempatkan terpisah. Ini bagian dari strategi. Namun, kami tak bisa memaparkan detail strategi itu," kata Wakil Sekjen PDI-P Hasto Kristianto kepada wartawan di Tabanan, Bali, Sabtu (22/3/2014).

Selebaran Mandat Mega Capreskan Jokowi Dibagi-bagikan di Bali

Selebaran salinan mandat Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dibagi-bagikan di lokasi kampanye PDIP di Badung, Bali. Ada ratusan salinan kertas mandat Mega berisi penetapan Joko Widodo sebagai capres yang dibagikan simpatisan PDIP yang sudah berada di lokasi kampanye.
Pantauan detikcom, ratusan simpatisan sudah ada di sekitar lapangan bola Kopral I Wayan Surem di Desa Blahkiuh, Badung, Sabtu (22/3/2014). Spanduk partai termasuk spanduk JKW4P, Jokowi For President terpasang di sekeliling lokasi.

Arek-arek Suroboyo Kobarkan Pencapresan Jokowi

Dukungan terhadap Jokowi untuk nyapres terus mengalir. Kali ini dukungan terhadap gubernur DKI datang dari Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) Jawa Timur.
ARM merupakan gabungan dari paguyuban arek-arek Suroboyo, rakyat miskin kota dan berbagai elemen buruh serta pedagang kaki lima (PKL) di Surabaya.
Deklarasi dukungan terhadap Jokowi digelar di Gedung Flamingo, Jalan Genteng Kali, Surabaya, Sabtu (22/3/2014), dihadiri ratusan massa mulai dari buruh, PKL, hingga rakyat miskin kota Surabaya.

Jokowi Sindir Bupati Lampung Tengah

Bakal calon presiden PDIP, Joko Widodo dalam orasinya menyindir Bupati Lampung Tengah, A Pairin terkait jalan rusak di beberapa ruas jalan dari pintu masuk Kabupaten Lampung Tengah menuju ke Lapangan Rejo Basuki, Seputih Raman.
"Kalau pemimpin kerja, tidak ada jalan yang rusak seperti disana itu. Bener ndak. Kalau pemimpinnya kerja, jalan rusak seperti itu tidak ada. Itu yang baru saya lihat pagi tadi, belum yang lainnya," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di depan ratusan simpatisan PDIP di Lapangan Rejo Basuki, Sabtu (22/3/2014).

Lagi, Didik Rachbini Kritik Kebijakan Jokowi

Politisi PAN Didik J Rachbini menyatakan tidak mempermasalahkan apabila Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. Sebab, pria yang akrab disapa Jokowi itu memiliki popularitas yang tinggi.
"Enggak apa-apa, apalagi Pak Jokowi yang popularitasnya tinggi," kata Didik usai diskusi di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (22/3/2014).
Meski demikian, Didik menyampaikan kritik terhadap Jokowi. Kritik itu menyangkut kebijakan yang dikeluarkan Jokowi.

Jokowi: Indonesia Akan Merah Total

Capres PDIP Joko Widodo menjadi juru kampanye partainya di Lampung. Dalam orasinya, Jokowi mengajak massa memenangkan PDIP di Pileg 2014.
Jokowi mengawali kampanyenya dengan mengingatkan simpatisan PDIP agar tak salah pilih di Pemilu 2014. Dia meminta kader PDIP agar memilih pemimpin yang bekerja. Jokowi juga menyindir kondisi jalan rusak di Lampung. Lalu, Jokowi mencoba menyapa masyarakat Lampung yang hadir dengan bahasa lokal.

Jokowi: Kalau PDIP Cuma Menang, Pasti Terjadi Dagang Sapi

Calon presiden (cawapres) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para kader PDI-P untuk turut mengawasi jalannya Pemilu 2014.
"Saya titip jaga TPS di tempat bapak ibu, tolong dikawal. Jangan sampai dicurangi. Percuma kerja keras kalau dicurangi. Di TPS kita dapat suara 1.380 kalau nol-nya hilang kan tinggal 138. Belum lagi kalau sudah sampai atas nanti suara tinggal 8," kata Jokowi di Lapangan Rejo Basuki, Seputih Raman, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).

Da'i Bachtiar Kawal Kampanye Jokowi

Kandidat Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru kampanye terbuka partainya di Lampung. Mantan Kapolri Da'i Bahctiar yang ikut dalam kampanye itu membacakan surat perintah harian dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Jokowi naik ke panggung kampanye yang terletak di Lapangan Rejobasuki Seputiraman, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014) pukul 11.00 WIB. Selain Da'i, Jokowi juga ditemani Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Begitu Jokowi ada di atas panggung, massa langsung menyambut meriah. Tepuk tangan dan yel-yel dukungan membahana. Seolah ingin membuat massa tambah semangat, Jokowi lalu mencium bendera merah putih yang ada di sudut panggung.

Meski Jadi Presiden Sekalipun Jokowi Akan Tetap Patuh pada Mega

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Effendi Simbolon mengatakan, bakal calon presiden dari partainya, yaitu Joko Widodo atau Jokowi, akan tetap patuh kepada Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, meski terpilih sebagai presiden. Namun kepatuhan Jokowi terhadap Megawati, kata Effendi, lebih kepada hal-hal yang prinsipil.
"Kalau terpilih nanti, Jokowi akan tetap menurut dengan Bu Megawati. Tapi apa yang menjadi pemikiran Bu Megawati kan bukan pemikiran pribadi tetapi memikirkan konsensus yang ada," kata Effendi di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Tanggalkan Baju Kotak-kotak

Kandidat Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia sebagai juru kampanye nasional. Jika saat Pilgub DKI 2012 lalu Jokowi mengenakan baju kotak-kotak sebagai simbol kampanye politiknya, simbol apa yang disiapkan Jokowi untuk Pemilu 2014?
Kemeja kotak-kotak yang menjadi simbol kampanye pasangan Jokowi-Ahok saat itu begitu masif. Semua pendukung pasangan yang kini duduk di kursi pucuk pimpinan Ibu Kota itu mengenakan baju kotak-kotak.

Ganjar Pimpin Heningkan Cipta Sekaligus Doakan Jokowi Presiden

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDI Perjuangan ini memimpin upacara mengheningkan cipta sekaligus mendoakan Joko Widodo jadi presiden.
"Sebelumnya mari kita mengheningkan cipta dan mendoakan agar Pak Jokowi jadi presiden," ujar Ganjar dalam acara kampanye PDI Perjuangan di Lapagan Rejo Basuki, Seputi Raman, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi: Saya Ndak Punya, Masak Capres kok Minjem-minjem Pesawat?

Kandidat Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi), punya sejumlah alasan mengapa dia selalu duduk di penerbangan kelas ekonomi ketika pergi ke sejumlah kota.
Calon presiden (capres) dari PDIP itu mengatakan, dirinya tidak bergelimang harta seperti sejumlah orang di negeri ini yang sampai punya pesawat atau helikopter pribadi. "Wong saya itu ndak punya (pesawat dan helikopter), gimana dong? Kalau punya sendiri ya dipake," kata Jokowi sebelum bertolak ke lokasi kampanye PDIP di Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).

Pria Ini Coba Cium dan Peluk Jokowi

Kehadiran Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Kota Gajah, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014) siang, mendapat sambutan antusias dari pengunjung pasar. Sampai-sampai, ada seorang pria yang ngotot ingin mencium serta memeluk Jokowi.
Kejadian unik tersebut terjadi setelah Jokowi datang dan makan bakso di salah satu warung di pasar. Ratusan pengunjung pasar tumpah ruah di sekeliling Jokowi, ke mana pun dia melangkah.

Di Pasar Gajah, Jokowi Jadi Rebutan Ibu-ibu

Bakal calon presiden PDIP Joko Widodo pagi ini, Sabtu (22/3/2014) memulai aktivitas kampanyenya di Provinsi Bandar Lampung. Tujuan kampanye pagi ini yakni Pasar Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah, Bandar Lampung.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini tiba dengan menggunakan kostum yang biasa ia pakai, yakni kemeja putih polos dan celana bahan hitam.

Jokowi: PDIP Harus Kuasai Mayoritas Suara di Parlemen

Bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo mengungkapkan pihaknya ingin suara mayoritas di Parlemen dikuasai PDI Perjuangan.
"Kenapa PDI, kalau Tuhan mengizinkan kita memegang pemerintahan tapi parlemennya enggak kuat, ya itu susah," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi saat memberi pengarahan kepada tim Sosmed JKW4ME di Hotel Emersia, Lampung, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Di Pasar Kota Gajah

Kandidat Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu 22 Maret 2014 blusukan di Kota Gajah, Lampung Tengah dalam rangka kampanye PDIP.
Rombongan Jokowi meninggalkan Hotel Emersia di Bandar Lampung sekitar pukul 08.00 WIB.
Simpatisan Jokowi membagi-bagikan kaos dan pin bertuliskan JKW4P.
Pukul 10.00 WIB, rombongan berhenti di daerah pasar Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah untuk menyapa warga.

Jokowi: Politik itu Sangat Suci, yang Kotor Oknumnya

Kandidat Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) mempunyai pandangan khusus soal politik. Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, politik bukanlah sesuatu yang kotor.
"Ada politik itu bukan suci tapi sangat suci kalau orang-orangnya benar, karena berkaitan dengan negara. Kalau ada yang itu (korupsi dan lain-lain, red) ya oknumnya yang disalahin, jangan politiknya," ujar Jokowi sebelum melakukan kampanye di Lampung, Sabtu (22/3/2014).

Tim Advokasi Jakarta: Kami Tak Punya Kepentingan dengan Ambisi Jokowi

Habiburokhman dan Ade Dwi Kurnia
Juru Bicara Tim Advokasi Jakarta Baru Adhe Dwi Kurnia, SH meminta kepada semua pihak untuk tidak melakukan kampanye hitam.
Kampanye hitam yang dimaksud adalah, seolah-olah Tim Advokasi Jakarta Baru mengajukan gugatan untuk menghadang pencapresan Jokowi.
"Kami menduga kampanye hitam tersebut dilakukan oleh mereka yang sudah gelap mata merebut kekuasaan dengan menjadikan Jokowi sebagai boneka. Sangat tidak fair ketika mereka mempersoalkan kapasitas Koordinator Tim Advokasi Jakarta Baru, Saudara Habiburokhman yang kebetulan juga menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra," ujar Adhe Dwi Kurnia dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Coba Rangkul Kelompok Islam

Kunjungan capres PDIP Jokowi menemui beberapa tokoh Islam bukan kunjungan biasa. Langkah politik Joko Widodo (Jokowi) tersebut dinilai sebagai bagian dari membuka ruang politik bagi kelompok Islam.
"‎​Jokowi membangun komunikasi politik dengan berbagai kelompok Islam sebagai bagian dari membuka ruang politik bagi kelompok Islam," ujar Direktur Political Communication Institute Universitas Mercu Buana Heri Budianto, Sabtu (22/3/2014).

Jokowi Ke Gus Mus, PKB: Nggak Ngaruh

Menanggapi kedatangan Joko Widodo (Jokowi) ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Jawa Tengah, pada hari Kamis 20 Maret 2014, Ketua DPP PKB Marwan Ja'far mengatatkan,
"Saya kira tidak ada korelasinya antara Jokowi ke Rembang dan perebutan simpatisan PKB. PKB punya basis dan tetap loyal sampai hari ini," kata Marwan, saat dihubungi, Sabtu (22/3/2014).