Sabtu, 19 Januari 2013

Jokowi Borong Beras dari Solo, Basuki Borong Pasir dari Belitung

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama seolah berbagi tugas dalam mengatasi banjir dan jebolnya kanal barat di Latuharhary, Menteng, Jakarta. Jika Jokowi memborong beras dari kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah, Basuki bertugas mendatangkan pasir dan batu dari kampungnya di Belitung Timur.
"Saya disuruh nyari batu sama pasir. Itu pasir dari Belitung semua," kata Basuki saat ditemui di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (19/1/2013).
Dia tengah memantau penanggulangan banjir di kawasan yang terendam air sejak Kamis (16/1/2013) lalu tersebut. Menurut Basuki, dia telah mendatangkan 20 truk pasir dan batu sesuai dengan arahan Jokowi. Pasir dan batu itu kemudian digunakan untuk memperbaiki kanal barat yang jebol di Latuharhary.
"Itu dari Belitung sama Cilegon. Pasir silka, batu belah juga ada. Kita minta teman-teman untuk kirim," ucapnya. Mengenai dana untuk pembelian beras dan pasir tersebut, baik Jokowi maupun Basuki tidak membicarakannya.
Secara terpisah, Jokowi enggan mengungkapkan apakah 50 ton beras untuk korban banjir tersebut dibeli dengan merogoh kantung pribadinya atau menggunakan kas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kalau keadaan darurat begini enggak usah tanya dana datangnya darimana lah," kata Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pengusaha beras asal Solo mengaku dapat pesanan beras 50 ton untuk diantar ke kediaman Jokowi pada Kamis (17/1/2013). Hari itu, pedagang beras yang bernama Billy Haryanto tersebut mengantarkan 20 ton beras.
Menyusul kemudian, 30 ton beras sisanya. Dia juga mengatakan, beras yang dibeli Jokowi tersebut berkualitas baik, yakni jenis IR 64 dari Sragen seharga Rp 8.000 per kilogram.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Korban Banjir di Pluit ke Jokowi: Mulai dari Minta Foto Sampai Minta Pompa

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mendatangi lokasi banjir di Pluit, Jakarta Utara. Jokowi dengan menaiki perahu karet berkeliling ke kawasan yang terendam air. Jokowi pun sempat menyapa para korban banjir.

Pantauan detikcom, Sabtu (19/1/2013), usai berkeliling dengan perahu karet, Jokowi menyapa warga di posko banjir. Nah, saat ditemui Jokowi, rupa-rupa permintaan disampaikan warga.

"Pak foto Pak, foto," kata sejumlah warga ke Jokowi.

Dengan ditemani istrinya Iriana, Jokowi pun meladeni permintaan foto bersama. Setelah puas foto-foto dan salaman, warga pun meminta pompa agar air bisa dipompa dan segera surut.

"Pak rumah kita kebanjiran. Pak ini pompanya gimana, sudah datang belum," tanya seorang warga.

Jokowi pun tersenyum. Dia menjelaskan, Pemprov DKI akan memberikan bantuan pompa kepada warga. Pompa itu akan segera didatangkan untuk menyedot air.

"Ya pompanya harus jalan. Sampai saat ini masih nggak bisa jalan. kan kerendam kan PLN nggak bisa hidup karena banjir, sehingga akan kita datangkan 6 pompa dari Dinas PU kita," jelas Jokowi.

Di lokasi, Pemprov DKI sudah mendatangkan pompa ukuran besar dan sedang. Dan pompa itu terus bekerja. "Nanti kita datangin yang lain," imbuhnya.

Jokowi kemudian pamit dan pergi menaiki mobil Innova. Dia menyapa korban banjir di kawasan Penjaringan. Tiba di lokasi, dia langsung turun dan beperahu karet meninjau warga.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi 'Rapat' Penanganan Banjir di Perahu Karet

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) keliling memantau kondisi warga korban banjir dahsyat di Pluit, Jakarta Utara. Di atas perahu karet, Jokowi dan jajarannya berdiskusi penanganan banjir.

Pengamatan detikcom, Sabtu (19/1/2013), perahu karet mengantarkan Jokowi yang didampingi sang istri, Iriana, meninjau banjir. Perahu berlayar dari Posko Budha Tzuchi menuju Jalan Pluit Barat Raya.

Jokowi melihat-lihat kondisi sejumlah perumahan yang terendam banjir setinggi 50 centimeter hingga 100 centimeter. Perahu karet Jokowi lalu belok ke arah Jalan Permai Raya. Di jalan itulah, pusat perniagaan di Pluit.

Ruko-ruko mewah terendam air setinggi 80 centimeter dan 150 centimeter. Ada showroom mobil mewah, toko emas, Mega Mal Pluit, restoran ternama dan sekolah Tarakanita.

Warga yang memilih bertahan di ruko menyapa Jokowi sambil melambaikan tangan. Jokowi tampak serius memantau kondisi di lapangan. Sesekali ia menunjukkan jari ke arah warga yang terjebak sambil berdiskusi dengan Lurah Pluit, Tahta Yujang.

Sementara sang istri Jokowi, Iriana, mengamati dengan seksama kondisi warga korban banjir. Ia melihat ke arah kanan dan kiri aktivitas warga Pluit yang masih bertahan di rumahnya.

Perahu karet Jokowi terus berlayar dan tiba di pertigaan ke arah Pluit Vilage. Perahu memutar balik ke arah Posko Budha Tzuchi.


Sumber :
news.detik.com

Naik Perahu ke Pluit, Jokowi Bertemu Basuki

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memantau banjir di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (19/1/013). Setibanya di loksi, Jokowi langsung disambut warga sekitar. Dia juga bertemu dengan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang sejak Kamis (16/1/2013) memantau banjir di kawasan Pluit tersebut. Rumah Basuki yang berada di kawasan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara ikut kebanjiran setinggi sekitar dua meter sejak Kamis.

Seusai berbincang singkat dengan Basuki, Jokowi langsung menaiki perahu karet. Dengan bantuan warga dan relawan, perahu karet yang ditumpangi Jokowi melaju ke tengah perumahan Pluit yang sebagian besarnya masih digenangi air. Kepada wartawan, Basuki mengungkapkan kalau banjir di kawasan ini masih tinggi.
"Ini sampai dua meter tingginya. Ketinggian air naik terus, makanya kita harus tambah mesin," ungkapnya.
Basuki tidak ikut naik perahu karet bersama Jokowi. Dia memilih untuk memaksimalkan penggunaan perahu karet untuk memasok bantuan bagi warga yang rumahnya terendam banjir.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, sebagian wilayah perumahan Pluit memang terendam banjir. Sejumlah posko penanggulangan banjir tampak dibangun warga di kawasan tersebut. Evakuasi barang-barang pun dilakukan dengan memanfaatkan perahu kayu dan perahu karet.
Sepanjang perjalanan dari Menteng menuju Pluit, terlihat sejumlah wilayah di kawasan Grogol, Jakarta Barat masih tergenang banjir. Misalnya saja di depan Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisaksi. Basuki mengatakan, banjir di kawasan Pluit ini merupakan imbas dari luapan Waduk Pluit.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Siap Dipanggil DPR

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku siap jika dipanggil Dewan Perwakilan Rakyat terkait penanganan bencana banjir. Hal ini diungkapkan Jokowi saat memantau perbaikan tanggul Latuharhari, Sabtu (19/1/2013).
"Ya dipanggil saja. Kalau nanti diundang, saya datang," kata Jokowi. Selebihnya dia mengatakan, Pemrov DKI akan mengontrol kelayakan fungsi semua tanggul air di Jakarta.
Sejauh ini, Jokowi sudah menerima laporan mengenai tanggul-tanggul yang berpotensi jebol seperti tanggul Latuharhari. "Nanti setelah perbaikannya rampung, kita akan kontrol semuanya. Cek semuanya, yang enggak standar itu yang mana, yang belum baik yang mana," ujarnya.
Jebolnya tanggul Latuharhari saat hujan deras, Kamis (16/1/2013) lalu, memperparah banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jakarta pada hari itu. Wilayah yang terkena dampak paling parah terjadi di Kampung Melayu (Jakarta Timur), Daan Mogot (Jakarta Barat), Rawajati dan kawasan Casablanca (Jakarta Selatan).
Jalan-jalan protokol pun merasakan imbas dari luapan banjir. Tidak hanya itu, Istana Negara juga tak luput dari genangan air.
Banjir tersebut juga mengakibatkan 14.164 warga harus mengungsi. Sedikitnya 90.582 warga Ibu Kota terkena dampak banjir dalam beberapa hari terakhir ini.
Menanggapi musibah tersebut, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Nasir Djamil, mengatakan bahwa komisinya berencana memanggil Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
Pemanggilan pihak-pihak tesebut, menurut Nasir, diperlukan untuk mendengar dan mengetahui langsung langkah Kementerian Sosial dan BNPB dalam melindungi dan melayani para pengungsi akibat banjir. Selain itu, pemanggilan dilakukan berkaitan dengan status Jakarta yang diumumkan menjadi darurat banjir hingga akhir Januari 2013.
Nasir mengatakan, Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten diharapkan bisa memaparkan titik-titik mana saja di daerahnya yang menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan banjir. "Komisi VIII ingin memfasilitasi agar di lapangan antara gubernur dan kementerian bisa sinkron," ucapnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Tolak Bicara Dana 50 Ton Beras dari Solo

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan berbicara soal dana yang digunakan untuk pembiayaan beras yang ia datangkan dari Solo, Jawa Tengah.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu Jokowi memesan 50 ton beras yang langsung ia datangkan dari Solo. Kemudian, dana dari manakah yang Jokowi pergunakan untuk membayar beras yang dipesan khusus dari Solo tersebut? "Kalau keadaan darurat begini enggak usah tanya dana datangnya darimana lah," kata Jokowi saat meninjau tanggul jebol, di Latuharhary, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2013).
Jokowi tidak menjawab tegas saat ditanya apakah mendatangkan beras dari Solo itu karena persediaan logistik dari Pemerintah Provinsi DKI sudah menipis.
"Ya, mungkin habis. Mungkin, mungkin lho. Pokoknya sebetulnya ini bantuan kan di Wali Kota ada, di Dinas Sosial ada, tapi kalau memang kurang ya akan ditutup dari saya. Pokoknya beras dari manapun, semuanya harus terkirim ke masyarakat," kata Jokowi.
Jokowi berpendapat, dengan status tanggap darurat di Jakarta saat ini,  sangat mungkin apabila stok persediaan logistik di Pemprov DKI berkurang, karena banyak titik yang harus mendapat sumbangan.  Namun, Jokowi berjanji setelah ada status 'Tanggap Darurat', anggaran akan segera cair dan kemudian diserahkan ke dinas terkait untuk digunakan sebagai dana bantuan bencana banjir.
"Tapi ini setelah ada tanggap darurat, nanti Senin sudah akan kita keluarkan lagi anggarannya, saya kira akan normal kembali. Pokoknya enggak usah tanya soal dananya darimana," tegas Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, pada Kamis (17/1/2013) lalu seorang penjual beras asal Sragen, Billy Haryanto, mengaku telah mengirim tujuh truk beras ke rumah dinas Gubernur DKI Joko Widodo di Jalan Taman Suropati 7. Menurut Billy, Jokowi merupakan pelanggannya sejak lima tahun lalu, ketika masih menjadi wali kota Solo.
Billy mengatakan, Jokowi telah memesan beras sebanyak 50 ton. "Yang baru tiba 20 ton, sedangkan 30 ton lagi masih dalam perjalanan, karena butuh waktu dua hari untuk sampai Jakarta," kata Billy.
Sementara itu mengenai jenis beras yang akan dikirimkan kepada korban banjir ini, kata dia, berjenis IR 64 dengan harga Rp 8.000 per kilogram, sesuai dengan harga pasar. "Beras langsung dibayar dengan sistem transfer. Begitu pesan, beliau (Jokowi) langsung bayar," ujarnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com