Senin, 14 Oktober 2013

Wamenag Dukung Jokowi Gelar Jakarta Night Religious Festival Tiap Tahun

Inisiatif Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menggelar Jakarta Night Religious Festival setiap tahun mendapat dukungan dari Wamenag Nasaruddin Umar. Menurutnya, rencana Jokowi tersebut sangat positif membentuk citra Jakarta sebagai kota religius.
"Sebagai Wamen ya segala sesuatu yang positif ya harus kita dukung. Dan ini adalah sesuatu yang positif," ujar Nasaruddin kepada wartawan di silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).

Jokowi Akan Gelar Jakarta Night Religious Festival Setiap Tahun

Jakarta Night Religious Festival (JNRF) 2013 menjadi acara pertama yang digelar pemprov DKI untuk menunjukkan brand Jakarta sebagai kota religius. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merencakanan acara serupa akan dilakukan setiap tahun.
"Nanti ada dua ketiga, insya Allah akan jauh lebih meriah, jauh lebih baik. Yang berpartisipasi juga jauh lebih banyak," kata Jokowi usai meresmikan acara JNRF di silang timur Monas, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).

Wakil Menteri Agama Takbiran Bareng Jokowi

Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar mengikuti takbiran bersama Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dan tokoh masyarakat di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (14/10/2013).
Jokowi duduk bersebelahan dengan Nasarudin di depan panggung di atas karpet yang sudah digelar. Jokowi dan Nasarudin bersama wali kota se-Jakarta, duduk di barisan depan.

Jokowi Buka Jakarta Night Religious Festival


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membuka Jakarta Night Religious Festival sekitar pukul 19:33 WIB, Senin (14/10/2013).

Habib Jokowi Takbiran

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meramaikan malam takbiran. Jokowi berjalan dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Monumen Nasional, sebelum meresmikan Jakarta Night Religious Festival, Senin (14/10/2013).
Yang menarik, Jokowi mengenakan pakaian ala habib, yaitu jubah putih dengan sorban yang melingkar di kepalanya.
Jokowi juga melilitkan sorban warna putih di lehernya. Sepanjang Bundaran HI dan Monas, Jokowi didampingi para habib berjalan kaki sambil bertakbir.

Bedug Peserta Parade Diangkut Gerobak Sampah Pemberian Jokowi

Malam takbiran Idul Adha di Jakarta tahun ini dimeriahkan dengan acara Jakarta Night Religious Festival 'Parade 1000 Bedug'. Ribuan bedug yang ditabuh diletakkan di atas gerobak sampah.
"Ini inisiatif mereka sih pakai gerobak sampah, tidak ada arahan dari pemerintahan," ujar Walikota Jakarta Barat, Fatahillah di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Menurut Fatahillah, jajaran pemerintahan di DKI Jakarta juga ikut meramaikan ajang yang baru diadakan di Ibukota ini. Ribuan gerobak sampah itu dihias sedemikian rupa sehingga menghilangkan aksen kotor dan justru nampak indah.

Jokowi: Ganjil-Genap Tetap Akan Diterapkan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan tetap memberlakukan pembatasan operasional kendaraan pribadi berdasarkan nomor kendaraan ganjil-genap. Jokowi ingin agar kebijakan itu diberlakukan lebih dulu sebelum penerapan electronic road pricing (ERP).
Jokowi mengatakan, penerapan ERP memerlukan persiapan yang matang, terutama seputar penyediaan alat-alat pendukung ERP. "(Ganjil-genap) tetap jalan. Tergantung ERP-nya, kalau ERP siap, langsung ERP. Kalau ERP belum siap, ganjil-genap dulu," kata Jokowi saat ditemui di rumah dinasnya di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).

Ikhlaskan Jokowi Jadi Pemimpin Nasional

Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengungkapkan, warga Jakarta patut berbangga memiliki duet maut Gubernur Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama yang terkenal dengan julukkan Jokowi - Ahok.
Ari melihat meski masalah banjir, macet dan tingkat kriminalitas masih tinggi, namun setahun terakhir ini ada "penampakan" perubahan di wajah Jakarta.
"Ada begitu banyak perubahan yang terjadi di Ibukota selama setahun kepemimpinan duet maut Jokowi-Ahok. Wajah Tanah Abang dan Pasar Minggu yang dulu semrawut, kini mulai tertat baik. Armada busway juga semakin banyak walau masih kurang sebanding dengan jumlah penumpang. Kekumuhan di berbagai waduk kini juga mulai tertata apik," ujar Ari Junaedi, Senin (14/10/2013).

Program Jokowi-Basuki Atasi Kemacetan Jalan di Tempat

Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, satu tahun kepemimpinan Joko WIdodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum membawa perubahan signifikan bagi kemacetan. Bahkan, ia menilai seluruh programnya dalam mengentaskan kemacetan di DKI Jakarta jalan di tempat.
Wajah transportasi Jakarta tak ubahnya ketika kepemimpinan sebelumnya meraja di Jakarta ini. Tetap bobrok, berpolusi, ugal-ugalan, dan lainnya.
"Satu tahun, Jokowi hanya bisa menuntaskan di Tanah Abang dan Pasar Minggu saja. Harusnya bisa lebih dari itu," ujar Darmaningtyas, Senin (14/10/2013) pagi.

Jokowi Habis Wawancara TV Langsung Belanja di Blok G

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hari ini melakukan wawancara televisi di Blok G Tanah Abang. Usai diwawancara, Jokowi membeli beberapa baju dan sempat tawar menawar dengan pedagang.
Jokowi membeli 2 lembar rok, baju dan serta gamis. Total belanjaannya Rp 215 ribu namun Jokowi membayar lebih.
"Semua belanjanya Rp 215 ribu. Ditambahin jadi Rp 300 ribu," kata pedagang baju di Blok G Tanah Abang, Ersih (53), Senin (16/10/2013).

Jokowi Terpaksa Jalan Kaki 100 Meter di Tanah Abang Karena Macet

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kesal, lantaran laju kendaraannya tersendat di depan Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Melihat situasi tersebut, Jokowi turun dari mobil dinasnya, Kijang Innova hitam bernomor polisi B 1124 BH, lalu berjalan hingga kurang lebih 100 meter dari Pasar Blok G, sampai di pertigaan Jalan KH Mas Mansyur.

Jokowi: Oalah... 2014 Lagi, Saya Nggak Mau Jawab!

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sudah sangat bosan menghadapi pertanyaan tentang isu pencapresan dirinya dalam Pilpres 2014 mendatang. Dia menolak menjawab semua pertanyaan tentang itu.
"Oalah... soal 2014 lagi, saya nggak mau jawab. Kalau tanya anggaran daerah 2014 ya nggak apa-apa," kata Jokowi di rumah jabatannya, Jl Taman Suropati, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2013).

Jokowi Kerja 1 Tahun, Gubernur Lain 5 Tahun

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta M Sanusi memuji kinerja Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama setahun memimpin Jakarta. Menurutnya, hasil kinerja keduanya sama dengan apa yang dilakukan gubernur-gubernur DKI sebelumnya selama lima tahun, atau satu masa jabatan.
"Saya menilai bukan secara fisik, tapi apa yang dirasakan masyarakat. Jokowi bisa melakukan apa yang dilakukan gubernur lain selama lima tahun, dikerjakan dalam setahun," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta itu, beberapa waktu lalu.
"Ini sudah benar, artinya masyarakat yang perlu perhatian 70 persen adalah ekonomi bawah. Kalau orang kaya dikasih peraturan apa pun pasti ikut. Kalau orang bawah harus pelang-pelan dan harus diemong," katanya lagi.

PR Jokowi Masih Buanyaaaak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan genap setahun menjadi pucuk pimpinan pemerintahan Jakarta pada 15 Oktober 2013 esok hari. Jokowi mengakui pekerjaan rumahnya menata Jakarta masih menumpuk. Maka dia menyerahkan penilaian setahun kinerjanya pada masyarakat. Dan apakah melaju ke RI 1? Ehm! Ini kata Jokowi.
"Yang bisa diliat kan nanti masyarakat yang menilai. Jangan kita, mosok kita yang menilai? Nggak bisa," tutur Jokowi.

Lelang Jabatan Jalan Terus

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tetap akan menggelar proses seleksi dan promosi terbuka jabatan di Pemprov DKI meski dinilai sebanyak 60 persen hasil lelang jabatan buruk.
"Ya masih. Lelang jabatan tetap berjalan," ujar Jokowi di rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Jokowi mengakui masih ada kekurangan dari hasil lelang jabatan, seperti kasus yang melibatkan Lurah Ceger, Fadly Lubis. Namun bukan berarti lelang jabatan ditiadakan, malah sebaliknya diperbaiki.

Jokowi Panggil Kepala Sekolah Siswa Penyiram Air Keras

Penyiraman air keras oleh siswa terjadi lagi di Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (11/10/2013) lalu. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan ini sebagai tindakan kriminal. Kepala sekolah pelajar itu mesti dipanggil.
"Kriminal. Itu sudah kriminal, itu urusan aparat Dinas. Udah saya perintah siswa gimana diberikan fokus perhatian," ujar Jokowi ditanya mengenai penyiraman air keras di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Hal itu disampaikan Jokowi di rumah dinas, Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).

Jokowi Tak Hafal Jakarta

Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012, Joko Widodo (Jokowi) hampir tiap pekan meninjau langsung kampung-kampung dan bertemu warga Jakarta. Namun demikian Jokowi belum hafal lokasi-lokasi di wilayah Jakarta.
Hal ini diketahui saat ditanya wartawan masuk wilayah Jakarta mana Kampung Rambutan?
"Kampung Rambutan? Ya yang dekat terminal Kampung Rambutan, Jakarta Selatan," jawab Jokowi lantang.
Jawabannya disambut tawa wartawan. Sebab Kampung Rambutan termasuk wilayah Jakarta Timur.

Jokowi Blusukan Bersama Kompas TV di Pasar Palmerah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) blusukan bersama Kompas TV di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Jokowi yang kerap mengenakan kemeja putihnya saat blusukan tiba di Pasar Palmerah pada pukul 12.00 Siang.
Sebelum memulai acara yang disiarkan secara langsung dalam tayangan Kompas Siang, pria yang akrab disapa Jokowi ini menyapa warga terlebih dahulu.

Jokowi Langsung Ganti Lurah Korup

Lurah Ceger Fanda Fadly Lubis ditangkap Kejari Jakarta Timur atas dugaan korupsi dana APBD 2012 sebesar 450J. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) pun bertindak tegas dengan langsung mengganti lurah tersebut.
"Kalo sudah seperti itu, nanti langsung diganti," kata Jokowi di rumah jabatannya, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013). Jokowi menyerahkan sepenuhnya penindakan terhadap anak buahnya tersebut pada aparat hukum. Ia mengakui kesulitan untuk mengontrol para bawahannya apalagi jika hal tersebut menyangkut mental dan akhlak.

Jokowi: Saya Fokus pada Kebutuhan Dasar

Setahun genap Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memimpin Jakarta. Selama kurun waktu itu, persoalan terus mendera Jakarta. Ada yang bisa tertangani dengan baik, ada yang masih dalam proses penanganan, tetapi ada juga yang masih terseok-seok, seperti transportasi publik dan kemacetan.
Dua hal ini masih tetap menjadi persoalan laten yang belum menemukan solusi permanen. Bagaimana mereka mengatasi semua persoalan itu? Ikuti wawancara antara Jokowi dan Tim Kompas pada pekan kedua Oktober.

Embusan ”Jakarta Baru” Mulai Terasa

Tingginya ekspektasi publik terhadap sebuah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa menjadi pedang bermata dua. Jika kinerja yang ditunjukkan Jokowi-Ahok tidak sesuai dengan harapan publik, risiko anjloknya popularitas pun lebih besar.
Selama setahun memimpin Jakarta, popularitas pasangan Jokowi-Ahok masih tetap terjaga. Pemerintahan yang dipimpin pasangan ini tampak berlari secepat kilat mewujudkan janji yang dulu mereka tawarkan saat kampanye.

Amari Program Jokowi Yang Gagal

Besok, Selasa 15 Oktober 2013, tepat setahun sudah masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di ibu kota. Salah satu program yang pernah dicanangkan di bidang transportasi adalah pengadaan bus angkutan malam hari (Amari) Transjakarta. Gagal ?
Rencana pengadaan bus Amari di Jakarta pertama kali terlontar dalam acara peringatan sembilan tahun beroperasinya Transjakarta di Newseum Café, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2013). Saat itu, Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan meremajakan bus-bus Transjakarta. Bus-bus lama akan diperbaiki untuk kemudian dioperasikan pada malam hari.