Senin, 01 Juli 2013

Arif Tuep, Perancang Kostum Jokowi

Pada acara Jakarnaval 2013, hal yang menarik perhatian ketika itu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengenakan kostum yang unik ala kaisar Cina.
Jokowi mengenakan atasan berupa kaos lengan panjang berwarna merah, kemudian pada bagian luarnya dilapis dengan rompi berwarna keemasan. Lalu, pada bagian kedua lengan dilapis dengan penutup berbahan anyaman. Sedangkan busana bawahannya, Jokowi mengenakan kain corak kotak-kotak berwarna merah dan hitam, serta sepasang sandal berbahan kulit berwarna cokelat muda.
Aksesoris yang paling menarik perhatian, yaitu penutup kepala yang dikenakan oleh Jokowi, yakni sebuah topi yang cukup tinggi berbahan tikar atau anyaman dengan taburan manik-manik pada bagian depannya.
Ternyata, Heru Mataya, konsultan Jakarnaval dari Solo, perancang kostum itu adalah desainer dari Rumah Karnaval Indonesia. Menurut dia, kostum untuk Jokowi itu sudah lama ada. ''Bukan pakaian kebesaran apa-apa, tapi itu pakaian pengembangan dari ide ondel-ondel yang tampak pada mahkota yang dipakai beliau. Mahkota tersebut dibuat dari bahan-bahan alam goni, wareng, serat pandan, rotan, dll,'' ujar Heru. Sedangkan orang yang merancang mahkotanya adalah pria bernama Arif Tuep.


Sumber :
republika.co.id

Jokowi-Ginanjar Identik Dengan Obama-Joe Biden

Menurut Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana, jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berminat maju di pilpres 2014, cocok disandingkan dengan Ginandjar Kartasasmita, mantan menteri Pertambangan dan Energi, karena ia adalah sosok yang sudah dalam paket komplit, sebagai tentara, akademisi, politisi, teknokrat dan birokrat.
"Melihat Obama yang tepat berpasangan dengan Joe Biden, saya melihat Jokowi akan pas jika bergandengan dengan tokoh senior Golkar, yakni Ginandjar Kartasasmita. Ginandjar adalah sosok  Pengalaman profesionalnya tidak diragukan lagi," kata Endang Tirtana, Senin(1/7/2013).
Menurut Endang, saat Jokowi maju dalam pilpres 2014 yang akan datang, maka besar kemungkinan PDIP akan berkoalisi dengan Golkar. Akan tetapi, tentunya pilihan ini harus mempertimbangkan figur senior Golkar yang memiliki peluang mengambil alih Golkar secara demokratis pada munas Golkar 2015.
Sosok Ginandjar Kartasasmita dinilai senior dan memiliki faktor elektoral dan terbukti dari dua kali berturut-turut memenangkan pemilihan DPD RI dari Jawa Barat.
"Ginandjar Kartasasmita juga memiliki kemampuan diplomasi luar negeri yang handal. Selain kental dari sisi politik, dari sisi akademisi, sebagai Profesor, Ginandjar mampu menjaga kualitas profesionalisme nya di dalam birokrasi," kata Endang.
Meski begitu, kata Endang apakah Ginandjar Kartasasmita bersedia atau tidak dirinya tidak tahu.
"Silakan saja ditanyakan langsung. Ginandjar Kartasasmita tentu menjadi figur senior Golkar yang menarik untuk misi itu,"ujar Endang.
Wacana PDIP menggaet tokoh Golkar dipasangkan dengan Jokowi disampaikan Jeffrie Geovanie sebelumnya kalau PDIP memutuskan tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Tujuannya, menurut Board of Advisor CSIS itu, agar memiliki dasar mengambil alih Golkar pada munas 2015 dan kemudian berkoalisi dengan PDIP di pemerintahan.
Sebagai capres dari generasi baru, Jokowi harus dipasangkan dengan figur yang lebih senior, seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan Joe Biden. Tokoh Golkar senior tersebut juga, sambung Jeffrie, sebaiknya mempunyai kemampuan diplomasi luar negeri yang baik, mengingat Jokowi akan fokus mengurus dalam negeri.

Ref :
republika.co.id

Jokowi: Jakarnaval Mendatang Perlu Manajemen Penonton

Pemprov DKI Jakarta menilai sukses penyelenggaraan Jakarnaval 2013. Meskipun demikian, g\Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diperlukan manajemen penonton,
"Menurut saya, manajemen penonton," kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/7/2013).
Jokowi mengaku terkejut dengan jumlah penonton yang sangat banyak sehingga arena karnaval menjadi sempit sehingga atraksi karnaval menjadi tak maksimal.
"Manajemen penonton itu penontonnya dikelola, diatur sehingga peserta itu bisa beratraksi, kemarin kan nggak bisa beratraksi. Kemarin hanya bisa jalan, itu harusnya ada atraksinya," kata Jokowi.
Jokowi yakin di tahun mendatang pelaksanaan Jakarnaval akan lebih baik. Masyarakat yang jadi penonton juga diyakini akan lebih tertib dan membuat karnaval tambah meriah.

Komentar Ical Seputar Elektabilitas Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical/ARB) menanggapi santai hasil survei yang menunjukkan tingginya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014. Aburizal yang juga sudah mendeklarasikan diri sebagai capres dari Partai Golkar tersebut malah mengatakan, semua orang yang mencalonkan diri harus bekerja keras.
"Semua calon mesti kerja keras. Pak Jokowi belum mencalonkan kan,” kata Aburizal singkat di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (1/7/2013), saat akan menjenguk Ketua DPP Partai Golkar Rusli Zainal yang ditahan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Pekan Olahraga Nasional (PON) dan korupsi kehutanan.
Berdasarkan survei Indonesia Research Centre (IRC) yang dilakukan pada Mei 2013, Jokowi dianggap sebagai salah satu sosok yang layak menjadi calon presiden 2014. Elektabilitas Jokowi dianggap terus menanjak.
Menurut hasil survei tersebut, sebanyak 24,8 persen responden memilih Jokowi sebagai presiden jika pemilihan presiden dilakukan saat ini. Di bawahnya, ada Prabowo Subianto (14,8 persen), Aburizal Bakrie (7,9 persen), Wiranto (3,9 persen), Mahfud MD (3,7 persen), Dahlan Iskan (3,5 persen), Rhoma Irama (2,7 persen), Hari Tanoesoedibjo (2,3 persen), dan Ani Yudhoyono (2,0 persen).
Selain tokoh-tokoh tersebut, ada beberapa figur lain yang dipilih responden. Akan tetapi, tingkat keterpilihannya tidak lebih dari satu persen. Mereka adalah Hatta Rajasa, Surya Paloh, Sri Mulyani, Anis Matta, Rustriningsih, Puan Maharani, Yusril Ihza Mahendra, Gita Wirjawan, Djoko Suyanto, Hidayat Nur Wahid, dan Sutiyoso. Survei IRC menggunakan metode penarikan sampel dan dilakukan melalui wawancara tatap muka pada Mei 2013. Sebanyak 1.800 responden terlibat dalam survei ini dengan margin of error 2,3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.


Sumber :
kompas.com

Abang Jaktim Ngaku Mirip Jokowi, Jokowi: Moga-moga Jadi Superstar

Banyak orang yang disebut-sebut mirip Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), termasuk finalis Abang Jakarta dari Jakarta Timur, Affin. Jokowi pun mendoakannya agar tenar.
Berpantun ria mewarnai acara penyerahan finalis Abang None Jakarta 2013 kepada Gubernur DKI Jakarta di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2013).
Masing-masing finalis dari 5 wilayah Jakarta melontarkan pantun andalannya.
"Macan Kemayoran namanya Murtado. Banyak yang ngajakin buat berguru. Bersama dengan Bapak Joko Widodo, yuk kita songsong Jakarta Baru," ucap finalis Abnon dari Jakarta Barat.
Abnon Jakarta Timur unjuk gigi. Abang Jakarta bernama Affin ini disebut-sebut mirip Jokowi.
"Ada spidol ada kapur, kapurnya asli dari Betawi. Kenalin aye none Claudia dari Jaktim, dan aye Abang Affin yang katanya mirip Bapak Jokowi," ujar Affin.
Finalis Abnon dari Jakarta Selatan juga tidak mau kalah berpantun ria. "Ke Mangga Dua beli kado. Kadonya berhias pita. Assalamualikum Bapak Joko Widodo. Jakarta baru Jakarta kita," ujar mereka.
Jokowi yang diwakili pembawa acara membalas pantun para finalis tersebut. "Pergi ke pasar beli buah kiwi. Pulangnya minum air segelas. Senang rasanya hati Bang Jokowi," kata si MC.
Jokowi selanjutnya meminta finalis Abang Jakarta dari Jakarta Timur yang disebut-sebut mirip dengannya maju ke depan. Affin lantas maju ke panggung dan bersalaman serta berdiri di samping Jokowi.
"Sekarang banyak yang mengaku-ngaku mirip saya, main sinetron, alhamdulillah mereka terkenal. Ini juga moga-moga menjadi superstarnya Jakarta tapi bukan karena mirip saya tapi karena kualitasnya memang baik. Kalau saya KW 2, kalau dia KW1," kata Jokowi yang disambut tawa hadirin.
Sebelum muncul Affin, ada dua orang yang menangguk rezeki karena mirip dengan Jokowi. Seperti Syafrudin yang tampil di acara komedi RT Sukowi di ANTV dan Reza Srimulyadi (39) yang menjadi bintang iklan lembaga pendidikan BSI.

Sumber :
detik.com

Jokowi Akan Gelar Final Pemilihan Abang None Jakarta di Monas

Pada acara penyerahan finalis Abang None Jakarta 2013 kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi),  di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2013).
Jokowi meminta agar acara pemilihan digelar di Lapangan Monas untuk memberi edukasi kepada anak muda tentang budaya Betawi. Acara pemilihan Abang None Jakatrta 2013 mengambil tema "Abang dan None di Pesta Rakyat Pasar Gambir" direncanakan digelar di Lapangan Monas pada Rabu (3/7/2013).
"Ini pesan saya, pertama, gelaran Abnon dilaksanakan di lapangan terbuka, nanti Rabu malam. Yang dulu-dulu katanya di hotel, di gedung megah. Tahun ini, saya minta lebih merakyat supaya ditonton masyarakat. Masyarakat bisa melihat seperti apa sih proses Abnon? Makanya saya minta di panggung terbuka," kata Jokowi.
Jokowi meminta acara tersebut minimal ditonton oleh 10.000 orang. "Yang utara bawa 2.000, yang selatan, timur, barat bawa 2.000 kan sudah 10.000. Ya pasti dibawa. Kalau nggak ada yang neplok'in gimana? Hehehe...," ujar Jokowi.
Kedua, Jokowi berpesan agar Jakarta tidak kehilangan karakter dan indentitas sehingga proses ini mengedukasi anak muda agar tidak lupa budaya Betawi.
"Ini yang kita namakan membetawikan Jakarta, membetawikan metropolitan karena akar budaya Jakarta adalah Betawi. Jangan lupa itu. Jangan sampai Bahasa Inggris pinter, Jerman pinter tapi bahasa Betawi nggak pinter," kata Jokowi.
"Jangan sampai nanti ditanya tentang almarhum Benyamin S tidak tahu. Yang dinyanyikan almarhum juga nggak tau. Tapi giliran ditanya Freddie Mercury, tahu. Misalnya, ditanya Queen, Guns and Roses, ngerti begitu ditanya gambang kromong nggak tahu. Hati-hati ini," tutup Jokowi.

Sumber :
detik.com

Pramono Edhie Nggak Ada Apa-apanya Dibanding Jokowi

Mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo disiapkan menjadi capres Partai Demokrat (PD). Namun menurut kepala penelitian politik LIPI Syamsuddin Haris, elektabilitas Pramono tak mampu menandingi capres potensial sekelas Joko Widodo (Jokowi).
"Nggak ada apa-apanya dibanding Jokowi, karena prestasi yang ditunjukkan tuh apa, kan nggak kelihatan, walaupun beliau sudah jadi KSAD, tapi nggak ada yang menonjol, kecuali sebagai adik ipar Presiden," kata Syamsuddin di Gedung Widya Graha LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/7/2013)
Meskipun demikian tak menutup kemungkinan elektabilitas Pramono Edhie melonjak. Penyebabnya, dia punya hubungan dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pada Pemilu 2009 lalu dipilih lebih dari 60% penduduk Indonesia.
"Yang saya khawatirkan popularitasnya naik karena beliau adalah adik ipar Presiden," katanya.
Meskipun pencapresan Pramono Edhie bisa berdampak negatif terhadap citra SBY dan PD namun dalam politik tentu semua kemungkinan terbuka.
"Kalau disebutkan secara eksplisit demikian maka akan ada sentimen negatif, kok keluarga lagi yang dicalonkan," ujarnya.


Sumber :
detik.com

Harry Tanoesoedibjo dan Jokowi Tumpengan

PT Global Mediacom Tbk (BMTR) hari ini, Senin (1/7/2013) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-32. Acara yang diadakan di gedung MNC Tower dilaksanakan secara sederhana, yakni berdoa dan pemotongan tumpeng.
Pemotongan tumpeng dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Direktur Utama BMTR, Harry Tanoesoedibjo (HT).
Selain dihadiri Jokowi, acara syukuran HUT ini juga dihadiri Ketua DPD RI Irman Gusman dan jajaran komisaris, direksi serta para karyawan Global Mediacom.
Dalam sambutannya, HT merasa bersyukur karena Global Mediacom terus tumbuh besar dan menjadi perusahaan media terbesar di tanah air. Dia berharap, Global Mediacom terus tumbuh dan menjadi perusahaan lebih besar lagi.
"Dalam ulang tahun kali ini sangat diberkahi dan menjadi perusahaan besar. Sudah banyak kegiatan sosial yang dilakukan Global Mediacom untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata dia.
HT menuturkan, penuh kerja keras sehingga Global Mediacom menjadi perusahaan besar dari sebelumnya hanya sebuah perusahaan kecil. "Namun, kaderisasi harus terus dibangun," ujarnya.
Sementara, Jokowi tidak lupa mendoakan agara Global Mediacom terus menjadi perusahaan besar dan menjadi perusahaan dengan keuangan yang sehat.
"Semoga Global Mediacom bisa tambah maju dan omzetnya tambah besar. Dan semoga Pak Harry Tanoesoedibjo diberikan kesehatan untuk terus dapat memimpin Global Mediacom," kata Jokowi dalam sambutannya.


Sumber :
sindonews.com

PPP Coret Nama Jokowi Dari Konvensi Syariah

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak memperkenankan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengikuti bursa konvensi calon presiden (capres) yang akan mereka selenggarakan. PPP mengimbau Jokowi meredam keinginannya menjadi capres dan fokus menyelesaikan persoalan Jakarta.
"Jokowi selesaikan dulu ibu kota, jangan nafsu amat jadi presiden," kata Wakil Ketua Umum PPP, Hasrul Azwar kepada wartawan di kompleks parlemen Senayan, Senin (1/7/2013).
Hasrul mengatakan PPP serius menggagas konvensi sebagai mekanisme penjaringan capres. Menurutnya mekanisme konvensi PPP tidak jauh berbeda dengan Amerika Serikat. Bedanya, konvensi ala PPP berdasarkan syariah.
Sayang Hasrul tak merinci apa yang dia maksud dengan konvensi syariah. "Konvensi ala Amerika ala PPP. Mungkin konvensi syariah," ujarnya.
PPP menurut Hasrul mengedepankan ketua umum mereka, Surya Darma Ali sebagai capres. Di matanya, Surya Darma memenuhi berbagai kriteria untuk dijadikan pemimpin. "Karena pernah jadi anggota DPR, ketua komisi. Mantan ketum PMII, dan jadi menteri dua kali, jadi dia pantas," katanya.
Kendati begitu PPP juga membuka ruang bagi siapa saja yang ingin maju sebagai capres bergabung dalam konvensi. Dia mempersilakan siapa saja yang berminat mengikuti konvensi capres PPP mendaftar. "Yang berminat capres bilang saja. Cuma jangan lupa berkaca diri," katanya.
Sampai saat ini Hasrul mengaku belum memiliki formulasi final penyelenggaraan konvensi di partainya. Dia mengatakan PPP tengah fokus memenangkan pemilu legislatif. Pasalnya hasil pemilu legislatif lah yang akan menentukan bisa tidaknya partai politik mengusung capres-cawapres. "10 persen suara paling tidak bisa dong wapres, apalagi 20 persen (bisa capres)," ujarnya.


Sumber :
republika.co.id

"Jokowi Kehauasan" Menarik Perhatian Warga

Bagi warga DKI Jakarta, Jakarnaval yang digelar, Minggu (30/6/2013), tentu terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi 'bintang utama' dengan memakai kostum bak kaisar dari Cina. Setiap gerakan Jokowi memukau warga yang menyaksikan Jakarnaval, bahkan saat kehausan Jokowi pun menjadi sesuatu yang sangat mempesona mereka.
Rasa haus Jokowi muncul saat berkuda di tengah lautan manusia. Tanpa perlu sungkan, Jokowi melepas topi kaisarnya yang cukup berat lalu menenggak minuman air putih dari botol yang telah dipersiapkan. Semuanya terpesona. Saat Jokowi berada di seberang Hotel Grand Hyatt-Plaza Indonesia, ratusan warga yang melihat Jokowi kehausan justru menjadi hiburan tersendiri, mereka tersenyum dan banyak yang mengambil gambarnya dengan kamera seluler mereka.
Saat berkuda, Jokowi harus rajin melihat kiri-kanan dan rajin melambai-lambaikan tangan sebab di sepanjang jalan warga terus berteriak ingin mengabadikan momen "Jokowi Kehausan". Bukan cuma orang dewasa, anak-anak pun tak ketinggalan. "Pak Jokowi!" teriak mereka.
Ternyata turis asing pun terlihat banyak berbaur di sela-sela warga Jakarta. Turis-turis tampak senyum-senyum melihat orang nomor satu di Jakarta itu kehausan dan kegerahan.
Jokowi yang menunggang kuda sewaan dari pacuan kuda Pulomas, Jaktim, juga bolak-balik melepaskan sebentar topi kostum dengan ujung setinggi 40 cm tersebut.
"Pak Jokowi haus ya? Gerah Pak?" teriak warga.
Jokowi hanya terkekeh-kekeh menanggapi pertanyaan warga.


Sumber :
detik.com

Cerita Di Balik Kuda Tunggangan Jokowi

Dalam rangkaian perayaan HUT DKI Jakarta ke-486, Pemprov menggelar Jakarnaval, Minggu (30/6/2013). Sebagai penguasa tertinggi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak mau ketinggalan ikut berpartisipasi terjun langsung ke arena Jakarnaval. Pada masa persiapan Jakarnaval, Jokowi gencar mempromosikan dengan berbagai pernyataan yang sifatnya memprovokasi warga, agar warga berduyun-duyun mensukseskan acara tersebut.
"Jakarnaval berbeda dengan karnaval-karnaval lain yang pernah ada di muka bumi ini. Akan ada kejutan besar dalan Jakarnaval," itulah pernyataan Jokowi di berbagai media.
Meskipun pernyataan secara masif telah digulirkan di media, sesungguhnya, pada masa persiapan Jakarnaval, Jokowi sendiri masih belum mempunyai gambaran yang pasti tentang bentuk partisipasinya pada acara tersebut.
Muncul di atas mobil berhias bunga dilengkapi dengan ondel ondel dan melambai-lambaikan tangan saat mobil diarak, tentu saja akan nampak sama dengan karnaval-karnaval lain yang pernah diadakan sebelumnya. "Nggak ada gregetnya," fikir Jokowi.
Jokowi berfikir keras untuk tampilan beda seperti yang sering digembor-gemborkannya sebelumnya.
Tapi bukan Jokowi namanya, jika tak bisa tampil beda, dipilihnya opsi naik sapi pada acara tersebut. Rencana ini, disampaikan Jokowi kepada wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan meminta Ahok untuk merahasiakannya sampai tiba hari H nya.
Dua minggu sebelum acara tiba, para ajudan Jokowi sibuk mencari sapi-sapi jinak yang dapat ditunggangi junjungannya pada acara Jakarnaval. Sapi-sapi pun akhirnya didatangkan dari Solo (kegemaran Jokowi memang barang-barang dari Solo). Mendengar sapi-sapi yang akan ditungganginya telah siap, Jokowi pun segera berlatih menunggang sapi.
Setelah 3 hari mencoba, ternyata Jokowi gagal menunggang sapi, setiap kali Jokowi naik dipunggung sapi, sapi meronta-ronta dan melemparkan Jokowi tersungkur di tanah.
Akhirnya, Jokowi memutuskan untuk mengganti tunggangan dengan kerbau."Sapi dan kerbau nampak sama, tak jauh beda," fikir Jokowi.
Sekali lagi para ajudan Jokowi ke Solo untuk memperoleh kerbau-kerbau yang jinak yang diperlukan junjungan mereka.
Setelah kerbau-kerbau jinak tiba, Jokowi pun kembali berlatih, kali ini menunggang kerbau. Tapi malang, semua kerbau juga tak mau ditunggangi Jokowi, setelah beberapa menit berhasil menunggang kerbau, kerbau meronta-ronta dan melempar Jokowi ke tanah, bahkan lebih parah daripada lemparan sapi.
Dicoba lagi, gagal lagi.  Jokowi pun menyerah. Akhirnya Jokowi memutuskan untuk menunggang kuda, dan karena terbatasnya waktu, maka kuda diambil bukan lagi dari Solo tetapi dari Pulomas, Jakarta Timur.
Perubahan rencana itu pun disampaikan Jokowi ke Ahok,
"Terpaksa deh, harus naik kuda,"  kata Jokowi pada Ahok.
"Lo, sapinya ?," jawab Ahok.
"Semua sapi tak mau saya tunggangi! Mereka tak mau ribet berurusan dengan KPK setelah saya tunggangi," tukas Jokowi.
"Kenapa tak coba kerbau? Bukankah kerbau mirip sapi?," jawab Ahok.
"Sudah, Itu lebih parah lagi! Semua kerbau marah ketika saya tunggangi," jawab Jokowi.
 "Apa pasalnya? Bukankah kerbau jauh lebih jinak daripada sapi," sela Ahok.
Dengan kalem Jokowi menjawab,
"Kerbau selalu mau saya tunggangi, tapi karena ini dekat 2014, semua kerbau hanya mau saya tunggangi jika telah mendapat restu dari ibu Ketua Umum," tutup Jokowi dan Jokowi pun berlalu.


Catatan :
Humor ini juga telah diposting di kompasiana.com

Tantangan Berikutnya Untuk Jokowi

Kesuksesan besar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai pagelaran kerakyatan pada akhirnya dihadapkan persoalan besar. Persoalan tersebut adalah merealisasikan ide-ide sang gubernur lainnya seperti MRT, monorel, dan banjir di Jakarta.
"Itu yang saya bilang, Pak Jokowi sebagai manusia, ide bisa jalan optimal tergantung birokrasinya. Ini ujian, walau Pak Jokowi sudah melakukan lelang jabatan," kata Budayawan dari UI, JJ Rizal, Senin (1/7/2013).
Rizal menambahkan untuk acara-acara kerakyatan selanjutnya bisa dilakukan secara terpisah, tidak perlu dilakukan di zona Bundaran HI - Monas. Sehingga pusat keramaian terbagi secara merata di pelosok DKI Jakarta sehingga akses masyarat pada pesta kerakyatan semakin.
"Dulu Bang Ali Sadikin itu mengadakan malam muda-mudi hingga kecamatan," lanjut Rizal.
Rizal berharap Jokowi mampu merealisasikan ide lainnya seperti keberhasilan menggelar pesta rakyat memperingati HUT DKI Jakarta yang ke-486 yang baru berlangsung. Walau belum ada realisasi yang mencolok terkait kebijakan Jokowi mengatasi macet, banjir, sampah dan perumahan rakyat, Rizal yakin Jokowi mampu merealisasikanya.
"Pak Jokowi memberikan harapan baru, karena masyarakat yang semua dipojokkan (tidak pernah diajak memiliki Jakarta), kini dibuka kesempatan untuk memiliki Jakarta. Pak Jokowi harus mampu melihat masyarakat Jakarta tidak hanya tempat meraih dukungan, tapi juga mendulang ide agar ide semakin kaya dan penuh wacana," lanjut Rizal.
Rizal melihat kesuksesan Jokowi menggelar acara HUT Jakarta ke-486 tak lepas dari peran aparatur Pemprov yang membantunya. Hal ini juga mengingatkan pentingnya peranan birokrasi mendukung ide-ide Jokowi menuju Jakarta baru.
"Idenya sangat cepat tapi aparat birokrasinya jadi tantangan Pak Jokowi. Walau pun dalam kesempatan pertunjukkan Ariah dan malam muda-mudi, dia berhasil menggandeng semuanya," tutup Rizal.


Sumber :
detik.com

Jokowi Hidupkan Kembali Warisan Ali Sadikin

Jakarnaval 2013 berlangsung sangat meriah, malam muda-mudi ramai, dan rentetan acara lainnya dalam memperingati HUT DKI ke-486 juga tak kalah gemerlap. Acara-acara yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tersebut dinilai telah menghidupkan kembali warisan Ali Sadikin.
"Pak Jokowi itu menghidupkan kembali beberapa warisan Bang Ali Sadikin, yang sifatnya hiburan kepada rakyat dan kota itu milik rakyat," kata Budayawan dari UI, JJ Rizal, kepada detikcom, Minggu (30/6/2013).
Rizal menambahkan rangkaian acara tersebut telah berhasil mengajak warga Jakarta dan sekitarnya berkumpul di pusat kota. Sehingga benar-benar tercapai pesta warga Jakarta memperingati hari jadi Jakarta.
"Yang menarik, Pak Jokowi itu termasuk figur yang pandai dan menjadi pusat perhatian. Masyarakat terlibat, yang memang selama ini masyarakat tidak pernah diajak terlibat," ujar Rizal.
Rizal menilai acara sukses karena Jokowi berhasil menarik emosional warga Jakarta seperti ide memindahkan PRJ dari Kemayoran. Ide itu pun muncul karena warga Jakarta sebagian besar tidak dilibatkan secara langsung.
"Seperti PRJ, awalnya kan menampakan produk nasional atau lokal, tapi kenapa malah produk asing," ujar Rizal.


Sumber :
detik.com