Rabu, 10 April 2013

Jokowi Diminta Tegas Gusur Warga di Lahan KPK

Pengamat perkotaan dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia Sonny Harry Harmadi mengatakan Gubernur DKI Jakarta dan jajaran pemerintah provinsi DKI harus tegas kepada warga yang menempati secara ilegal lahan negara di Guntur, Jakarta Pusat. Lahan itu akan dipakai untuk pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, penegakan hukum harus dilakukan karena masyarakat yang menempati tidak punya hak atas tanah tersebut.

"Tapi pendekatan kepada warga harus persuasif, karena ini terjadi juga karena kurang ketatnya pengawasan pemerintah terhadap aset negara," kata dia kepada Tempo, Rabu, 10 April 2013.

Menurut Sonny, warga yang telah menempati lahan atau tanah kosong milik negara memang sering kali mencoba mempertahankan tempat tersebut. Apalagi jika mereka telah tinggal puluhan tahun di sana dan tidak pernah menerima peringatan dari pemerintah daerah.

Tapi Sonny menilai sikap tegas pemerintah tetap wajib diterapkan sekali pun harus menggusur mereka. Karena, jika sekelompok warga itu dibiarkan memperoleh apa yang mereka inginkan, tentu akan berdampak buruk di kemudian hari. "Kalau tanah negara saja bisa diduduki warga yang tidak berhak, apalagi tanah pribadi/perseorangan. Mereka bisa klaim, minta ganti-rugi, lalu dipenuhi, itu kan berbahaya," ujarnya.

Meski demikian, Sonny mengingatkan Pemprov DKI agar lebih ketat dalam pengawasan aset-aset negara terutama lahan atau tanah-tanah kosong. "Seharusnya aset itu tidak boleh terbengkalai dan harus ada pemanfaatannya karena akan memberikan manfaat bagi daerah dan juga negara," kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Beberapa waktu lalu, penghuni kavling Jalan Gembira Kelurahan Guntur, Kuningan, Jakarta Selatan, memprotes langkah KPK mengambil lahan yang mereka tempati. Menurut mereka, tempo pengambilalihan lahan terlalu singkat tanpa memberi waktu waktu bagi mereka untuk mempersiapkan diri.

Sengketa lahan KPK di Jalan Gembira dimulai sejak tahun 2010. Tanah tersebut awalnya dimiliki oleh sebuah perusahaan pengembang, yang lalu diambil alih Kementerian Keuangan sejak krisis moneter. Karena mangkrak, sekitar 5 kepala keluarga menempati lahan itu sejak 1997. Pada 2010, ketika penghuni berkembang menjadi 81 Kepala Keluarga, mereka kaget saat menerima surat permintaan pengosongan lahan. Mereka mengaku belum siap dengan penggusuran karena pekerjaan mereka hanya sebagai pemulung dengan pendapatan Rp 50.000 per hari, dan belum tahu akan pindah ke mana.

Belakangan pihak Kelurahan Guntur sudah memfasilitasi pertemuan antara warga dengan KPK. Warga sudah menyatakan siap pindah. Tapi saat pemerintah hendak mengambil alih lahan, warga kembali mengungkapkan ketidaksiapannya.


Sumber :
www.tempo.co

Jokowi: Kalau sistem KJS tak dievaluasi bisa jebol

Pengguna Kartu Jakarta Sehat (KJS) harus memiliki KTP dengan syarat minimal 3 tahun. Hal ini bertujuan untuk meredam membludaknya warga pendatang baru yang ingin mendapatkan KJS.

"Supaya apa, terus terang saja. Karena kalau sebuah sistem itu tidak diperbaiki, pasti satu dua masih ada yang diakalin. Dari luar datang dapat, KTP baru langsung dilayani. Lha kan enak?," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/3).

Menurutnya, dulu saat peluncuran kejadian seperti itu terjadi di awal. Apabila dibiarkan dan tidak diantisipasi maka akan membludak.

"Dulu juga sama dia awal. Ada yang masuk-masuk, ada yang pindah-pindah, ya nggak bisa. Jebol kalau dibiarin. Sistem itu perlu dievaluasi dan dipelajari," terangnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan untuk mendapatkan Kartu Jakarta Sehat (KJS), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengeluarkan aturan baru. Aturan tersebut berupa kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), yakni warga DKI harus berusia 3 tahun.

Hal tersebut terkait dengan penemuan Dinas Kesehatan DKI Jakarta adanya indikasi 16 Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu dari pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) beberapa waktu lalu. Ahok pun membenarkan kecurigaan terhadap penggunaan beberapa KTP palsu guna memperoleh pelayanan KJS.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Masa Semua Persoalan Harus SayaTemui?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan bukan tanpa alasan dirinya tidak menemui warga Guntur yang tergusur pada Selasa, 9 April 2013. Jokowi menjelaskan, pada saat itu dia juga mengagendakan pertemuan dengan korban kebakaran di Tambora, Jakarta Barat.

"Masa semua hal harus saya yang nemuin, ditunggu saja hasilnya apa pertemuan mereka," kata Jokowi, Selasa 9 April 2013. Bagi korban penggusuran Guntur, Jokowi mengatakan telah menyiapkan jalan keluarnya.

Solusinya, menurut dia, menempatkan warga Jalan Gembira, Guntur ke Rusun Pulogebang dan Marunda. "Yang kita punya hanya di situ," ujarnya.

Persoalan yang dihadapi warga Guntur cukup pelik, Jokowi menyatakan penggusuran disebabkan lahan yang mereka tempati akan digunakan untuk membangun gedung KPK yang baru.

Pemerintah, lanjut dia, juga telah mengirimkan utusan untuk menemui warga yang mendatangi kantornya. "Kalau sudah ditemui itu nanti memberi masukan ke saya, harus diposisikan sebagai apa, baru saya ngomong," kata dia.

Seperti diketahui puluhan polisi satuan pamong praja dan petugas penertiban Pemerintah DKI akhirnya membongkar puluhan rumah petak semi permanen milik ratusan warga di Jalan Gembira, RT 01 RW 06, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan.

Rencannya di lahan seluas 8.000 meter persegi tersebut, akan segera dibangun gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari petinggi KPK terkait penggusuran itu.


Sumber :
www.tempo.co

Jokowi Ingin ke Kampung Ambon, Mau Apa?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana mengunjungi Kampung Ambon, julukan untuk sebuah kompleks permukiman Perumahan Permata di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Kunjungan itu dilakukan agar Jokowi mengenal wilayah itu lebih dekat karena selama ini ia hanya mendengar nama daerah tersebut dari media.
"Kampung Ambon kita ingin lihat, Kampung Bali saya ingin lihat, ingin tahu seperti apa," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Rabu (10/4/2013).
Saat ditanya rencananya untuk menekan peredaran narkoba di kawasan itu, Jokowi menolak menjawabnya. Sampai saat ini Jokowi belum mengerti kondisi sebenarnya di kampung itu sehingga ia belum memiliki solusi untuk merelokasi atau merevitalisasi permukiman tersebut. "Saya enggak mau banyak komentar dulu, saya ingin tahu. Besok-besok saya ke sana, kita lihat," ujarnya.
Kampung Ambon dikenal sebagai salah satu kawasan hitam Ibu Kota, terutama dikaitkan dengan peredaran narkoba. Label "surga belanja" pemakai narkoba yang disematkan ke kawasan ini bahkan termasyhur sampai ke luar kota. Masuk keluar para pengedar dan pemakai narkoba mendatangi kawasan tersebut. Warga di sana berasal dari berbagai kalangan. Meski sudah berkali-kali digerebek polisi, tempat ini terus kembali subur dalam hal praktik transaksi narkoba.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Mulai Sosialisasi Sertifikasi Halal Restoran

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memulai sosialisasi sertifikasi halal restoran bagi industri restoran di Provinsi DKI Jakarta. Sosialisasi itu dilakukan untuk menampung sekaligus melayani keinginan masyarakat Jakarta dan dari luar Jakarta.

Pria yang biasa disapa Jokowi itu menjelaskan, dirinya secara resmi memulai sosialisasi sertifikasi ini berdasarkan keinginan warga. Banyak warga yang ingin memeroleh keyakinan bahwa suatu restoran benar-benar halal dan dibuktikan melalui sertifikat atau stiker halal.

"Ini masalah kepariwisataan, meyakinkan wisatawan yang datang ke Jakarta, sekaligus memberi alternatif," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Rabu (10/4/2013).

Selama ini, kata Jokowi, belum ada pihak yang rutin melakukan kontrol terkait jaminan halal di restoran. Untuk itu, kali ini pihaknya menggandeng Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) untuk terlibat dalam sertifikasi halal tersebut. Pada praktiknya, LPPOM akan terjun langsung ke sejumlah restoran besar maupun kecil untuk memeriksa secara rutin. Semua restoran itu nantinya akan diberi label halal melalui sebuah stiker yang ditempelkan.

"Ini keinginan yang kami tangkap dari masyarakat, maka harus cepat direspons, melayani sekaligus memberikan pilihan," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman menjelaskan, sosialisasi mengenai sertifikasi halal akan dilakukan dengan berbagai cara. Untuk tahap awal, pihaknya akan mengambil contoh di 300 restoran.

"Kami jadikan Pak Gubernur sebagai endorser, kami sudah punya Perda, dan tinggal mendorong mereka mengambil alternatif," ujarnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Cegah tawuran, Jokowi akan sering berkunjung ke sekolah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan sering melakukan road show dari sekolah SMP, SMA hingga SMK. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah tawuran.

"Kegiatan ini akan saya lakukan rutin nanti gak tahu apakah ada "Meet Mr Gubernur" misalnya setiap sebulan dua kali atau sebulan sekali rutin akan kita lakukan," ujar Jokowi di SMKN 27 Jakarta, Rabu (10/4).

Menurut Jokowi, siswa membutuhkan dialog dengan yang berkompeten untuk menyampaikan sesuatu hal dengan Pemprov DKI. "Butuh menyampaikan sesuatu kepada sekolahnya dan itu harus ditangkap aspirasi anak-anak kita di Jakarta," katanya.

Sebagai bentuk penghargaan, Jokowi akan senantiasa memberikan fasilitas untuk kegiatan yang positif. Tapi ada syaratnya, fasilitas itu akan diberikan jika siswa mampu memberikan keyakinan bahwa mereka dapat mengelola, mengatur dan menjaga keamanan setiap kegiatan. "Acara apapun saya dukung. Datang ke saya dukung,"ucapnya.

Jokowi mengatakan, bukan soal mewahnya kegiatan tetapi yang terpenting menyakinkan dirinya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Berapa saja nilai UN siswa buat saya tak masalah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak memberi target apa-apa kepada siswa SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) pada 15-18 April mendatang. Menurutnya, berapapun nilai yang diperoleh bukanlah hal terpenting. Dia hanya berharap UN berjalan dengan jujur.

"Hasilnya mau berapa saya tidak pernah memberi target yang penting anak diberi semangat mengenai kejujuran. Mereka harus belajar tapi jangan diajak untuk melakukan sesuatu yang tidak jujur, nilainya berapa saja buat saya tidak ada masalah, tapi itu hasil dari sebuah proses yang jujur," ujar Jokowi usai berdialog dengan para pelajar di SMKN 27 Jakarta, Rabu (10/4).

Jokowi mengatakan, jika nanti ada siswa yang tak lulus UN, maka pihak sekolah memiliki tugas untuk memacu siswa tersebut agar bisa lulus pada UN selanjutnya.

"Jangan disuntik-suntik dengan sesuatu jika anak merasa ketidakjujuran di situ. Berikan contoh kejujuran pada anak-anak," jelasnya.

Sementara, mengenai persoalan pencabutan Biaya Operasional Pendidikan (BOP), Jokowi menilai harus ada kriteria dan kategori yang jelas. Menurutnya, jika pihak sekolah tidak mau menerima BOP karena sudah merasa mampu, pihaknya tidak akan mempersoalkan.

"Tapi BOP ini yang diperlukan oleh sekolah hanya yang paling penting ada sistem kontroling pengawasan yang baik terhadap penggunaan BOP. Paling penting itu saja. Sistem itu baik memang harus ada sistem kontroling dan sistem pengawasan yang baik," terangnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Siap Bantu Ekstra Kurikuler Siswa Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan akan memberikan bantuan kepada siswa-siswi yang memiliki kegiatan ekstra kurikuler atau dil uar jam belajar sekolah dalam rangka mempererat pesatuan sesama pelajar untuk menghilangkan tradisi tawuran.

"Saya akan bantu beri kegiatan apa pun," ujar Joko Widodo usai menghadiri dialog bersama ratusan siswa dari setiap perwakilan sekolah se-DKI Jakarta yang digelar di Aula SMK Negeri 27, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).

Menurut Joko Widodo, siswa perlu menyadari rasa persaudaraan antarsesama siswa dari berbagai sekolah.

Selain itu, pria yang akrab disapa Jokowi ini menambahkan bahwa energi siswa yang pada umurnya sangat besar, perlu disalurkan ke dalam suatu wadah yang positif, sehingga energi tersebut tidak menyimpang dari kegiatan negatif.

"Iya misalnya kegiatannya mau adakan pentas seni bareng-bareng, mau lomba basket atau sepakbola, bisa," kata Jokowi.

Namun, Jokowi meminta kepada para siswa untuk merancang perencanaan sematang mungkin dan tujuan acara yang jelas. Hal ini dilakukan guna melatih siswa bagaimana manajemen perencanaan yang baik.

"Sekali lagi mereka harus menujukkan bagaimana merencanakan kegiatan itu. Bagaimana mengorganisai kegiatan itu dan bagaimana mengamankan jalannya kegiatan itu. Memberikan keyakinan yang paling penting," ucap Jokowi.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Keliling Sekolah SMP-SMK, Jokowi Ingin Siswa Gabung Bikin Acara Kreatif

Untuk mencegah tawuran, Gubernur DKI Jokowi ingin merangkul SMP-SMA-SMK di DKI bergabung membuat acara kreatif bersama. Sebagai sosialisasi, Jokowi pun melakukan roadshow ke sekolah-sekolah.

"Saya ingin road show dari sekolah ke sekolah, terutama SMP, SMA dan SMK mau muter untuk mengajak anak-anak agar mereka merasa bahwa kita ini satu saudara. Satu kota satu bangsa, satu negara. Mereka harus mempunyai rasa itu, kalau tidak akan seperti ini terus," kata Jokowi.

Hal itu dikatakan Jokowi usai hadir di acara diskusi di SMKN 27, Jalan Dr Soetomo, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).

Kegiatan ini, imbuhnya, akan dilakukannya rutin, apakah bulanan atau dua mingguan. Alasannya, sebagai pelajar, remaja, tentu mereka perlu didengarkan keinginannya agar bisa disalurkan pada jalur yang tepat.

"Karena anak-anak memang butuh. Butuh menyampaikan sesuatu kepada kita. Butuh menyampaikan sesuatu kepada dinas. Butuh menyampaikan sesuatu kepada sekolahnya dan itu harus ditangkap aspirasi anak-anak kita di Jakarta," imbuhnya.

Setelah itu ia ingin sekolah-sekolah di DKI ini bergabung membuat acara kreatif apakah itu di bidang seni atau olah raga. Syaratnya, para pelajar ini bisa mengatur dan menjamin keamanannya.

"Saya beri kegiatan apapun, kegiatan apapun. Asal anak-anak memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mengelola, bisa me-manage. Bisa menjaga keamanannya. Acara apapun saya dukung. Datang saya, dukung," tegas Jokowi.

"Iya mau pensi bareng-bareng, mau lomba basket. Tapi sekali lagi mereka harus menujukkan bagaimana merencanakan kegiatan itu. Bagaimana mengorganisai kegiatan itu dan bagaimana mengamankan jalannya kegiatan itu. Memberikan keyakinan yang paling penting," tutur mantan Wali Kota Solo ini.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Tularkan Persaudaraan, Jokowi akan Road Show ke Sekolah di Jakarta"

Jokowi: Kalau Ada Tawuran Pelajar, Kepala Sekolah Diganti

Meski mengecam aksi tawuran pelajar, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak setuju bila pelakunya dikeluarkan dari sekolah. Sanksi keras justru harus dikenakan kepada Kepala Sekolah karena telah lalai melakukan pembinaan kepada peserta didik di sekolahnya yang dipimpinnya.

"Kalau saya dengar ada tawuran, kepala sekolahnya diganti! Karena itu tanggung jawabnya," tegas Jokowi dalam dialognya dengan pelajar SMA dan SMK DKI Jakarta di SMKN 27, Jl Dr. Sutomo, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (10/4/2013).

Menurutnya, pelajar pelaku tawuran harus tetap dibina. Bila dikenai sanksi dikeluarkan dari sekolah, proses dialog untuk pembinaan justru tidak dapat berjalan.

"Anak yang berkelahi seharusnya jangan dikeluarkan. Kalau dikeluarkan, itu tambah hancur anaknya karena akan dicap di sekolah-sekolah lain," jelas Jokowi.

"Diajak bicara, berdialog dan dibina. Komunikasi itu dilakukan dengan sepenuh hati, keikhlasan, bukan dibentak. Dan masalah itu akan selesai. Percayalah!" sambungnya.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- megapolitan.kompas.com : "Jokowi: Siswa Tawuran, Ganti Kepala Sekolah!"

Jokowi: Sekarang Bukan Jaman Jahiliyah, Jangan Tawuran

Gubernur DKI, Joko Widodo, sangat mengecam aksi tawuran pelajar. Penanganannya bukan cuma tanggung jawab pemerintah, guru dan orang tua, justru para siswa yang paling mampu melakukan pencegahan.

"Tawuran itu sudah nggak zamannya. Ini bukan zaman jahiliyah lagi, tapi berkompetisi di bidang ilmu. Jadi jangan tawuran-tawuran lagi," wanti Jokowi dalam dialognya dengan pelajar SMA dan SMK DKI Jakarta di SMKN 27, Jl Dr. Sutomo, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (10/4/2013)

Di dalam lingkup sekolah penanganan aksi tawuran pelajar, ditegaskan bukan cuma tanggung jawab guru. Para siswa juga punya andil penting dalam melakukan pencegahan.

"Anak-anak kan juga harus ikut bertanggung jawab. Kalau ada temannya yang berkelahi, jangan hanya guru orang tua dan pemerintah saja. Jadi harus aktif memberitahu teman-temannya tentang dampak dari perkelahian tersebut," kata Jokowi.

Seperti diketahui, aksi tawuran pelajar di Jakarta sangat sering terjadi. Cukup banyak pelajar tewas mengenaskan dalam aksi anarkis demikian.


Sumber :
news.detik.com

Dialog Antisipasi Tawuran Bareng Siswa, Jokowi Bagi-bagi Sepeda

Setelah main gendong-gendongan, Gubernur DKI Joko Widodo memberi kuis berhadiah 5 sepeda kepada para siswa SMA yang sering tawuran. Beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Jakarta pun dilontarkan Jokowi kepada para siswa.

"Sekarang saya memberi pertanyaan. Yang bisa jawab, tunjuk jari nanti saya beri sepeda," kata Jokowi di SMKN 27 di Jalan Dr Sutomo No 1, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).

Kuis ini dibawakan Jokowi usai memberi wejangan kepada sekitar seratus siswa dari sekolah-sekolah yang sering tawuran di Jakarta. Jokowi juga sempat mengajak sejumlah siswa untuk main gendong-gendongan.

"Coba sebutkan 5 budaya di Betawi!" seru Jokowi.

"Lenong, tari topeng betawi, silat betawi, ondel-ondel, gambang kromong," jawab seorang siswa.

"Ya sudah, ambil satu," kata Jokowi.

"Sebutkan 5 tempat yang kamu kagumi di Jakarta. Yang gede-gede," tanya Jokowi lagi.

"Monas, Ragunan, Kota Tua, Ancol, Taman Mini," jawab seorang siswa.

"Ya sudah, ambil satu," kata Jokowi.

Suasana santai terasa saat itu. Tepuk tangan siswa-siswa sering kali terdengar.

Dalam acara dialog itu seniman dan pemerhati anak, Dik Doank, menjadi moderator. Dialog tersebut mengusung tema 'Upaya Penanggulangan Perkelahian Pelajar'.

Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Main tebak-tebakkan, Jokowi rogoh hadiah 3 sepeda"

Jokowi: Guru Perlu Ajak Siswa Belajar di Luar Kelas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan ada saatnya siswa tidak belajar di dalam ruang kelas. Demi meningkatkan kreativitas siswa, sekolah perlu membiarkan siswa untuk belajar di luar ruang kelas.

"Guru-guru perlu membawa muridnya keluar, misalnya belajar industri, coba ke KBN (Kawasan Berikat Nasional), Industri Pulo Gadung. Lihat bagaimana cara produksi kertas," ujar Jokowi saat berdialog dengan siswa SMA-SMK se-DKI Jakarta yang digelar di Aula SMK Negeri 27, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).

Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini mengatakan, siswa akan bosan ketika harus belajar tentang teori, namun minim praktik. Dengan adanya kegiatan di luar, tentu siswa akan terangsang kreativitasnya.

"Jangan hanya diberi teori terus. Praktik perlu. Ingin belajar keuangan dibawalah ke bank misalnya. Biologi itu bawa saja ke taman suropati. Jangan sampai ada yang sebut pohon toge. Belajar tidak harus di kelas. Apalagi yang namanya seni dan olahraga," tutur Jokowi.

Karena itu, mantan Walikota Surakarta ini mengimbau kepada segenap sekolah se-Jakarta untuk memberikan materi pelajaran di luar ruang kelas secara intensif.

"Sebaiknya murid satu minggu dua minggu belajar di luar lah," kata Jokowi.

Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Kumpulkan Pelajar Hobi Tawuran, Jokowi Ajak Main Gendong-gendongan

Ada-ada saja cara Gubernur DKI Joko Widodo untuk menumbuhkan rasa persaudaraan di antara pelajar SMA di Jakarta yang sering tawuran. Tak hanya memberi wejangan, Jokowi mengajak siswa-siswa itu untuk main gendong-gendongan.

"Saudara sebangsa dan setanah air Indonesia dan saudara sekota Jakarta. Jangan ada yang berantem. Untuk menunjukkan itu, yang di depan, saya minta untuk menggendong yang di belakangnya," ujar Jokowi di SMKN 27, Jalan Dr. Sutomo No. 1, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).

Jokowi sebelumnya sudah meminta 6 siswa dari sekolah yang sering tawuran untuk maju dan berbaris. Masing-masing barisan ada 3 orang. Mereka adalah siswa SMAN 6, SMK 36, SMK 55. Awalnya mereka tampak malu-malu dan segan. Saat siswa naik di punggung temannya, suasana menjadi riuh dengan tepuk tangan sekitar seratus siswa yang hadir.

Siswa yang berdiri di barisan paling depan menggendong siswa lain dari sekolah lain, kemudian bergantian. Jokowi tampak tersenyum melihat adegan itu. "Jadi sesama saudara ya seperti itu. Saling berangkulan, menggendong. Jadi memang harus seperti itu," kata Jokowi.

Jokowi bercerita tentang persaudaraan pelajar-pelajar di Korea dan Jepang yang bisa membangkitkan negara itu dari keterpurukan akibat perang. Kedua negara itu berhasil menjadi super dan makmur karena warganya merasa menjadi satu kesatuan.

"Saya dengar juga tawuran nggak ada di sana. Karena mereka sudah merasa satu, saling gendong menggendong di sekolah," tuturnya.

Setelah itu, Jokowi meminta para siswa tersebut untuk berjongkok dan saling bergandengan tangan. Keenamnya tampak tersenyum malu-malu.

"Senang nggak bisa gandengan antar sekolah seperti itu? Senang gendong atau gandengan? Kalau jawab tawuran, awas!" canda Jokowi yang disambut tawa para hadirin.

"Seperti itulah kekompakan," imbuhnya.

Sebelum permainan gendong-gendongan, Jokowi sempat berdialog pendek dengan siswa-siswa tersebut.

"Apakah saudara merasa satu kota satu saudara?" tanya Jokowi kepada keenam siswa.

"Merasa," jawab mereka kompak.

"Bener? Jujur?" tanya Jokowi lagi.

"Ndak," jawab beberapa siswa lain sambil tertawa.

"Jadi mestinya merasa sabagai saudara, apalagi sekota. Berani ndak kelahi sama yamg di sebelahnya?"

"Nggak berani, Pak," jawab mereka.

"SMK Mercusuar, SMA 70, mau jadi saudara?" tanya Jokowi.

"Mau," jawab siswa.

"Serius?" Jokowi memastikan.

"Pemikiran orang berbeda kalau di luar, Pak. Kalau di sini bisa, tapi kalau di luar pelaksanaannya bisa beda," jawab salah seorang siswa.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- megapolitan.kompas.com : "Cara Unik Jokowi Minta Siswa Stop Tawuran"
- merdeka.com : "Jokowi: Jangan tawuran, kita ini satu saudara!" 
- www.tempo.co : "Kala Jokowi Menjadi Senior Siswa Anti-Tawuran"

Jokowi Unjuk Kemampuan Membatik

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkunjung ke SMK Negeri 27 Jakarta, Rabu (10/4/2013). Dia sengaja datang untuk memenuhi undangan dalam dialog interaktif bersama para pelajar di aula sekolah itu. Tema dialog,  Penanggulangan Perkelahian Pelajar.
Dengan mengenakan setelan jas lengkap dengan dasinya, pria yang akrab disapa Jokowi itu tiba di lokasi sekitar pukul 09.40 WIB. Setibanya di sana, dia langsung disambut oleh Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, dan Kepala SMK Negeri 27 Sudiyono.
Sebelum memasuki ruang acara, Jokowi menyempatkan diri menilik beberapa stan hasil kreativitas siswa dari sejumlah sekolah yang dipajang berjajar di halaman SMK Negeri 27. Beberapa stan yang menjadi perhatiaannya adalah kerajinan batik milik SMK Negeri 58 Jakarta. Tanpa sungkan, Jokowi langsung mencoba memberi warna pada salah satu motif bunga di sehelai kain setelah ditawari.
Awalnya, Jokowi diminta membubuhkan tanda tangan di sehelai kain yang telah disediakan. Namun karena sulit, akhirnya dia hanya memberi warna pada sebuah motif bergambar bunga. "Ini Pak, tolong ditandatangani," kata seorang guru SMK Negeri 58 yang menjaga stan.
Acara itu digelar sebagai wujud semangat siswa menghindari perkelahian pelajar serta memerangi narkoba. Peserta dialog berasal dari beberapa sekolah di Jakarta. Hadir juga presenter kondang, Dik Doank yang membantu jalannya kegiatan dialog.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi & Dik Doank Dialog Bareng Siswa Jakarta Antisipasi Tawuran

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi SMKN 27 Jakarta. Kunjungan Jokowi untuk berdialog dengan perwakilan siswa siswi se-DKI Jakarta membahas penanggulangan perkelahian pelajar.

Jokowi yang mengenakan kemeja putih dibalut jas hitam tiba di SMKN 27, Jalan Dr. Sutomo No. 1, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013) pukul 09.30 WIB.

Jokowi langsung disambut oleh Kepala Sekolah SMKN 27 Sudiono dan Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik Yudi Mulyanto. Jokowi lalu bersalaman dengan para siswa SMKN 27 dan perwakilan siswa dari SMA dan SMK se DKI Jakarta.

Sebelum berdialog, Jokowi diajak meninjau langsung pameran hasil karya siswa SMKN 27 Jakarta seperti desain pakaian dan pernak pernik dari jurusan Busana Butik, sajian makanan kecil dari jurusan Jasa Boda, seni make-up dari jurusan kecantikan rambut dan kulit serta pengenalan fasilitas pendukung sekolah seperti restoran dan hotel dengan kelas bintang 5.

Begitu tiba di aula SMKN 27, Jokowi kemudian disambut oleh seniman dan pemerhati anak, Dik Doank. Dik Doank menjadi moderator dalam dialog antar siswa siswi se DKI Jakarta tersebut dengan tema 'Upaya Penanggulangan Perkelahian Pelajar'.

"Saya ingin dialognya bukan antar gubernur dengan siswa, tetapi antara seorang bapak dengan anak, yang merupakan teman bermain, bersahabat," ujar Dik Doank.

Melihat penampilan Dik Doank yang tampil santai dam enerjik, mengenakan jaket warna hitam, celana jins hitam dan kupluk, Jokowi langsung mengganti pakaiannya dengan kemeja putih lengan panjang.

"Tadi saya tergesa-gesa usai ketemua Dubes Jepang, sehingga saya kesini pakai jas," kata Jokowi.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Ditemani Dik Doank Dialog dengan Siswa"

Bahas tawuran pelajar, Jokowi datangi SMKN 27

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendatangi SMKN 27 di Jl Dr Sutomo No 1 Jakarta Pusat. Kedatangan Jokowi guna melakukan dialog tentang antisipasi tawuran antarpelajar di Ibu Kota dengan perwakilan pelajar dari SMA, SMK, dan MA se-Jakarta.

Pantauan merdeka.com di lokasi, Rabu (10/4), Jokowi tiba di SMKN 27 sekitar pukul 09.40 WIB. Dia langsung disambut oleh Wali Kota Jakarta Pusat Syaifulloh, Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto dan Kepala Sekolah SMKN 27 Sudiono.

Jokowi kemudian ditunjukkan berbagai karya siswa SMKN 27, mulai dari rancangan busana, kerajinan tangan sampai hasil masakan. Setelah itu, Jokowi langsung menuju ke aula utama untuk melakukan dialog dengan para pelajar dan guru.

Selain Jokowi, acara tersebut juga dihadiri oleh seniman Dik Doank. Sebelum acara dimulai, Jokowi terlebih dahulu disajikan kesenian adat Betawi berupa tarian yang ditampilkan oleh para siswa SMKN 27.


Sumber :
merdeka.com

Berita Serupa :
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Hadiri Dialog Interaktif Pelajar di SMK 27"

Jokowi Ingkar Janji

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta getol sekali untuk memulai pembangunan mass rapid transit (MRT) di tahun ini. Keputusan pemenang tender rencananya bakal keluar dalam waktu dekat, meski masih banyak warga yang menolak, khususnya bila pembangunan moda transportasi massal berbasis rel ini dibangun dengan konsep jalan layang.

Sebagai Gubernur, Joko Widodo berada di baris terdepan untuk menentukan nasib MRT yang telah molor bertahun-tahun. Saat ini dia fokus menggodok kesepakatan di level elite dan kontraktor yang bakal terlibat dalam pembangunan MRT. Setelah itu, barulah dia berencana 'turun gunung', mendekati warga untuk mencairkan kerasnya penolakan.
Alasan mantan Wali Kota Surakarta itu menomorduakan penolakan warga adalah agar langkah penentuan pembangunannya dapat lebih cepat. Dia khawatir realisasi MRT akan terus molor bila terlalu sibuk mengurusi gelombang penolakan.

Penolakan warga, kata Jokowi, didasari rencana pemerintah yang akan merealisasikan MRT dengan jalur layang karena dianggap mengganggu dan khawatir kumuh. Pasalnya, warga Lebak Bulus dan Fatmawati meminta MRT dibangun di bawah tanah. Namun permintaan itu belum bisa dipenuhi karena pembangunan bawah tanah memerlukan biaya yang jauh lebih mahal.

"Kalau kami hanya mikir gitu terus, MRT enggak akan kami putuskan dan enggak akan jalan. Nanti mengenai problem seperti itu (penolakan warga) akan kami lakukan pendekatan," kata Jokowi, Selasa (9/4/2013).

Namun, langkah Jokowi kali ini dianggap mengecewakan. Bahkan, sejumlah pihak menilainya ingkar dengan apa yang telah dijanjikan sebelumnya. Mengapa?
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan menyayangkan sikap Jokowi yang menomorduakan penolakan warga. Menurut dia, proses penentuan pemenang tender dan menyelesaikan gejolak penolakan harus dilakukan secara bersamaan. Tigor bersikukuh dengan pendapatnya lantaran tuntutan warga ke depannya akan berkaitan dengan perjanjian bersama pemenang tender. Bila tak melibatkan warga, Tigor khawatir gelombang penolakan bakal memengaruhi pembangunan MRT di kemudian hari.

Di luar itu, warga juga harus dilibatkan lebih dalam dengan alasan sebagai pengawas rencana pembangunan. Warga yang akan bersentuhan langsung, kata Tigor, berhak mengetahui hasil analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pembangunan MRT.
"Warga Jakarta ini memang menunggu MRT, tapi pastikan dulu semuanya harus clear. Ini penting, Gubernur harus menyelesaikan semuanya bersamaan," kata Tigor kepada Kompas.com, Selasa malam.
Secara terpisah, Alex Tarore, perwakilan warga Fatmawati yang menolak MRT dibangun dalam bentuk jalan layang, mengaku kecewa dengan sikap Jokowi. Kekecewan itu dilandasi karena merasa dinomorduakan setelah Jokowi lebih memilih fokus bernegosiasi di level elite dan kontraktor. Bahkan, Alex menuding Jokowi mengingkari janjinya untuk melibatkan warga dalam tim kajian pembangunan MRT.
Selain menuntut MRT dibangun di bawah tanah, warga Fatmawati dan Lebak Bulus juga meminta hasil Amdal yang terbaru. Pasalnya, Amdal terakhir dikeluarkan pada 2005 (hanya berlaku tiga tahun), sebagai syarat saat Kementerian Keuangan akan mengajukan pinjaman mega proyek MRT ke Japan International Cooperation Agency (JICA).

"Kalau (tidak melibatkan warga) begini namanya Pak Jokowi ingkar janji. Sebenarnya kami mendukung MRT, asalkan dibangun subway (bawah tanah) dan tunjukkan hasil Amdal terbarunya. Amdal sebelumnya itu cuma sampai 2008," ujar Alex.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta akan segera mengumumkan pemenang tender MRT. Rencananta, pemenang tender proyek senilai Rp 15 triliun itu akan diumumkan bulan ini. Saat ini, semua persiapan administrasi masih dalam proses, termasuk administrasi bersama Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Peserta lelang dalam megaproyek MRT ini adalah PT Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi yang menjadi bagian dari konsorsium pengerjaan paket bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kedua perusahaan akan membangun MRT bersama perusahaan asal Jepang, yakni Shimizu dan Obayashi.

Pembagian kerja di antara empat perusahaan dalam satu konsorsium tersebut adalah 70 persen dikerjakan oleh Shimizu dan Obayashi, yang dibagi dua, masing-masing menanggung 35 persen. Sementara PT Wika dan Jaya Konstruksi mendapat bagian pekerjaan masing-masing 15 persen. PT Wika juga mengikuti proses tender untuk pengerjaan MRT paket layang (Lebak Bulus sampai Al Azhar) 101, 102, dan 103. Namun, dalam paket layang, Wika akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tokyu.
Selain konsorsium itu, peserta lelang lainnya ialah konsorsium Hutama Karya (HK) bersama dengan perusahaan Jepang, Sumitomo Mitsui Construction Company. Total tender pengerjaan MRT untuk tiga paket bawah tanah adalah Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun.


Sumber :
megapolitan.kompas.com