Kamis, 05 Juni 2014

Jokowi-JK Akan Kaji Ulang LCGC

Benarkah keberadaan mobil hijau-murah (LGCG/low cost green car) mengurangi kemacetan lalulintas di kota-kota Indonesia dan mengonservasi lingkungan?
Tim pasangan calon presiden-wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, menyatakan, akan mengkaji ulang program otomotif itu.
"Kita kembalikan (kaji) mobil ramah lingkungan, apakah dibolehkan (menggunakan) BBM dengan oktan di bawah 90," kata salah satu tim pemenangan Jokowi-JK bidang ekonomi, Arif Budimanta, di sela-sela diskusi Arah Perekonomian Indonesia menurut Jokowi-JK,  di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Dari sisi kata green car, Budimanta menyarankan LCGC menggunakan BBM nonsubsidi atau BBM dengan oktan di atas 90, sementara BBM bersubsidi mengandung oktan 88.
"Karena akan menciptakan karbon lebih banyak dan panas karena pembakaran tidak sempurna," katanya.
Selain itu, dia mengatakan, pihaknya tidak setuju dengan terkait insentif berupa pengurangan pajak penjualan nilai barang mewah hingga nol persen. Ini pengertian lanjutan, acuannya kata low cost.
"Dengan PPnBM, seharusnya (harga mobil) di atas Rp100 juta," katanya.
Dia mengatakan jika Jokowi-JK terpilih, akan mengkaji ulang itu dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, DPR, serta pihak lain terlibat.
"Kami harus ajak litbang Kementerian Perindustrian untuk mendudukkan konsep green car, harus diperbaiki aturannya," katanya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, menilai program LCGC sudah tepat serta sejalan dengan perkembangan dunia otomotif di Indonesia.
"Pengembangan produk KBH2 (kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau) yang dicanangkan sejak 2013, sudah tepat dan sejalan dengan perkembangan bisnis otomotif dewasa ini," kata Hidayat.
Dia menambahkan, kendaraan LCGC di Indonesia juga turut mendongkrak kinerja ekspor otomotif Indonesia, karena sudah ada dua merek diekspor, yakni Toyota Agya (dengan nama Toyota Wigo) serta Suzuki Karimun Wagon R, dengan nama sama.
"Dengan semakin meningkatnya kualitas produk, ditambah semakin diminati produk KBH2 produksi Indonesia, maka saya yakin ekspor produk otomotif nasional akan menigkat," katanya.
Pada 2012, ekspor kendaraan utuh atau CBU mencapai 125.000 unit sedangkan pada 2013 mencapai 170.000 unit. Sedangkan ekspor kendaraan terurai atau CKD mencapai pada 2012 mencapai 100.000 dan 2013 sebanyak 105.000 unit.  [antara]

1 komentar:

  1. Toyota Agya, Suzuki Karimun dirakit oleh buruh Indonesia lalu diekspor ke luar negeri tetap saja merk/lisensi dan royalti milik Jepang. Bahan baku pasir besi dr Cilacap dan upah buruh rendah lbh tidak sebanding dg besarnya profit Jepang yg peroleh royalti dr merk/lisensi dan profit harga penjualan mobil dan suku cadang hightech mobil tsb. Khusus DKI Jkt bikin tambah macet. Lbh baik mandirikan produk kendaraan lokal dengan mempertimbangkan kualitas, design, ramah lingkungan dan branding yg sdh digagas Pak Dahlan Iskan dg mobil listrik dan Pak Jokowi dg mobil Esemka. Meningkatkan anggaran riset kendaraan, merekrut insinyur dan siswa SMK terbaik, sebarkan pabrik kendaraan di luar jabodetabek hingga luar jawa, batasi import mobil, khusus DKI benahi kemacetan, konversi premium ke BBG dg menambah jumlah dan titik SPBG, naikkan upah buruh dan beri reward sbg stimulan bg buruh berprestasi. Semua pasti dr dulu pemerintah hrs bisa dg kemampuannya tp smp skrg blm ada kemauan atau mungkinkah ada upeti dr importir ke kantong pribadi pejabat? Hanya Allah dan pelaku korup yg tahu.

    BalasHapus