Senin, 01 April 2013

Jokowi: Tahun 80-an Singapura Juga Kumuh

Selain mencari penasihat untuk megaproyek Mass Rapid Transit (MRT), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga meninjau sejumlah taman kota di Singapura. Jokowi mengaku kepincut dengan perkembangan hutan kota di Negeri Singa itu.

"Dulu, tahun 70-80 an (Singapura) juga kumuh. Memulainya dari mana? Kita bukan berkeliling. Kita bertanya, mulainya dari mana. Tahu-tahu kok jadi negara hutan, negara taman," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/4/2013).

Orang nomor satu di Jakarta itu mengaku bahwa hal tersulit untuk menyamai Singapura adalah langkah awal untuk menghijaukan kota hingga tercapai banyaknya taman dan hutan kota.

"Karena itu kita menyiapkan lahan yang besar, kita siapkan lahan besar, sehingga orang yang dipindahkan besar. Setelah dipindah, nanti jelas arahnya mau dibangun taman kota atau hutan kota," terangnya.

Jika hanya memulai dengan jumlah kecil, kata Jokowi, tidak akan memberikan efek besar bagi penghijauan Ibu Kota. "Kalau bebasin tanah dibuat untuk rusun, setahun hanya buat empat atau enam, ya enggak ngefek. Buat 100, 200, itu baru efek," tandasnya.

Ke Depan Jokowi berencana menerapkan konsep dua taman kota di Singapura, Bhisan Park dan Ang Mo Kio Park di sejumlah rumah susun di Jakarta. Sebagai konsep percontohan, Jokowi akan menerapkan model kedua taman itu di kawasan Marunda.

Sumber :
jakarta.okezone.com

Jokowi Penuhi Janji Lelang Camat dan Lurah

Seperti yang diwacanakan sebelumnya, hari ini Jokowi benar benar memenuhi janjinya untuk mengadakan lelang jabatan Camat dan Lurah.

Pendaftaran lelang jabatan (fit and proper test) lurah dan camat di DKI Jakarta dibuka pada Senin (1/4/2013). Bagi Anda, PNS di kalangan Pemprov DKI yang hendak mendaftar, lihat syarat-syaratnya di bawah ini.
Persyaratan ini diumumkan di situs Badan Kepegawaian Daerah DKI pada pukul 16.12 WIB.

Berikut pengumuman lengkapnya:

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka kesempatan kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah Memenuhi Persyaratan untuk mengikuti Seleksi Terbuka Camat dan Lurah, dengan ketentuan sebagai berikut :

Persyaratan Seleksi Terbuka Camat

  1. Usia paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun.
  2. Pangkat paling rendah III/d.
  3. Telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, kecuali yang menduduki Jabatan Fungsional.
  4. Menduduki jabatan Eselon IV a atau Eselon III b, kecuali yang menduduki Jabatan Fungsional.
  5. Pendidikan paling rendah Strata 1 (S1).
  6. Semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
  7. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
  8. Tidak berstatus sebagai tersangka.
  9. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari Rumah Sakit pemerintah yang ditunjuk; dan Bukan merupakan Pejabat Fungsional yang berasal dari Rumpun Pendidikan dan Rumpun Kesehatan

Persyaratan Seleksi Terbuka Lurah

  1. Usia paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun.
  2. Pangkat paling rendah III/c dan paling tinggi III/d.
  3. Pendidikan paling rendah Strata 1 (S1).
  4. Semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
  5. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
  6. Tidak berstatus sebagai tersangka.
  7. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk; danBukan merupakan Pejabat Fungsional yang berasal dari Rumpun Pendidikan dan Rumpun Kesehatan.

Ketentuan Pendaftaran

Peserta Seleksi terbuka camat dan lurah harus melakukan pendaftaran secara online yang dilaksanakan pada tanggal 8 April s.d 22 April 2013 melalui Website resmi yang ditetapkan oleh Tim Seleksi.

Ketentuan Lain-lain

Dalam Seleksi ini, Tidak Dikenakan Biaya atau Pungutan Dalam Bentuk Apapun.
Setiap perkembangan informasi seleksi dimaksud disampaikan melalui Website resmi Tim Seleksi.
Bagi Camat dan Lurah definitif tidak berlaku pada persyaratan usia paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun dan telah mengikuti Diklatpim Tingkat IV.
Bagi Wakil Camat dan Wakil Lurah definitif tidak berlaku pada persyaratan usia paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun.
Bagi Camat dan Lurah definitif yang tidak mendaftar atau tidak mengikuti seleksi dianggap Mengundurkan diri dari Jabatan Struktural.

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PROVINSI DKI JAKARTA
Selaku Ketua Tim Seleksi

ttd

MADE KARMAYOGA
NIP 195806081986031010


Soal Penghuni Kolong Jembatan, Jokowi: Itu Sudah Diserahkan ke Dinsos

Sejumlah penghuni kolong jembatan sempat dijanjikan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar oleh Jokowi saat kampanye lalu. Namun janji itu belum bisa terealisasi karena masalah KTP. Apa tanggapan Pak Gubernur?

"Itu urusannya di Dinas Sosial, serahkan ke Dinsos saja," kata Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (1/4/2013).

detikcom sudah berusaha mengontak Kadinsos DKI Kian Kelana untuk menanyakan sejauh mana penanganan terhadap penghuni kolong jembatan. Namun tak ada jawaban pasti.

"Saya lagi rapim," ujarnya singkat.

Warga kolong jembatan Kampung Melayu, Jaktim, sebelumnya sempat didatangi Jokowi saat kampanye lalu. Di YouTube, ada video saat Jokowi dialog dengan warga. Dia menjanjikan program KJS dan KJP.

Namun kini, janji itu tak bisa direalisasikan karena warga penghuni kolong jembatan tak memiliki KTP.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi: Air Bersih untuk Warga Jakarta akan Ditambah

Penyediaan air bersih untuk warga Jakarta selama ini didapat melalui penyaluran dari Waduk Jatiluhur di Jawa Barat. Namun jumlah kuota air yang tersedia dinilai masih belum mencukupi kebutuhan seluruh warga DKI, sehingga penyediaan air bersih tidak mencegah warga dari mengeksploitasi air tanah secara berlebihan.

Untuk itu, Pemprov DKI berencana menambah kuota penyediaan air bersih untuk warganya.

"Iya itu yang harus secepatnya diusahakan (penambahan penyediaan air bersih)," ujar Gubernur DKI Joko Widodo di gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Jokowi mengatakan saat ini penyaluran air dari waduk Jatiluhur ke Jakarta melalui Kanal Barat mencapai 18 ribu liter per detik. Idealnya, menurut Jokowi, jumlah tersebut harus ditambah sekitar 5 ribu liter per detik lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta setiap harinya.

Hal itu, lanjut Jokowi, direncanakan dapat terealisasi pada tahun 2015 mendatang.

"Insya Allah pertengahan tahun kita laksanakan (proyek penambahan air bersih). Sehingga di 2015 yang tambahan 5 ribu liter itu ada," tuturnya.

Untuk membangun proyek tersebut, mantan Wali Kota Solo ini mengatakan Pemprov DKI Jakarta menggandeng Kementerian PU. Nantinya, penyediaan air bersih ini akan dikelola secara bisnis.

"Kita kerjasama dengan Kemen PU, dan PU menggandeng yang lain. Kita ini hanya menyiapkan, bukan water treatment-nya. Nah, itu kan masuknya di Bekasi, water treatment-nya di Bekasi, ditarik ke Kanal Barat dan akan dikelola secara bisnis. Ini jelas kita terlambat untuk antisipasi itu. Saya ngejarnya saja kewalahan," ucap Jokowi.


Sumber :
news.detik.com

Ke Singapura, Jokowi Ingin Tahu Cara Menyulap Area Kumuh Jadi Taman

Pada Sabtu (30/3/2013) lalu, Gubernur DKI Joko Widodo berkunjung ke negeri jiran, Singapura. Selain mencari advisor MRT, orang nomor 1 di Ibu Kota itu juga survei soal pengelolaan Singapura terhadap taman-tamannya.

"Bukan cek taman, saya nggak mengecek kok. Yang saya ingin tahu itu, mereka mulai taman itu dari mana sih. Tahun 1970-1980 kan Singapura juga kumuh. Jadi dari mana mulainya. Tahu-tahu jadi negara taman gitu, negara hutan. Ini yang kita sudah memulainya," ujar Jokowi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Menurut Jokowi, untuk membuat banyak taman di kota memerlukan lahan yang luas. Konsekuensinya, akan banyak warga yang harus dipindahkan agar taman kota terwujud. Proses pembebasan lahan juga sedang dilakukan Pemprov DKI.

"Kalau menanamnya kita pintar. Jadi kita lihat memulainya bagaimana. Jadi kan itu memerlukan lahan besar sehingga orang yang dipidahkan juga besar. Ini yang bisa nanti jadi taman kota juga," tuturnya.

Jokowi berharap program taman kota tersebut dapat terealisasi tahun ini. Lokasi yang dimungkinkan untuk penerapan taman kota seperti Marunda atau Muara Baru.

"Ya bisa Marunda atau Muara Baru. Kita lagi cari-cari lokasi. Sehingga nanti bisa terintegrasi antara ruang terbuka hijau, dengan taman, Puskesmas, kalau perlu dengan rumah sakit dan transportasinya juga, entah itu MRT atau monorel. Ini kerja benar," jelas Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Pengumuman! Jokowi Mau Lelang Mobil Dinas Pemprov DKI

Gubernur DKI Joko Widodo tengah melakukan pembenahan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Salah satu pembenahan yang dibuat adalah perapihan aset Pemprov.

Gebernur yang pernah jadi orang nomor satu di Solo itu mengatakan akan melelang kendaraan dinas Pemprov DKI.

"Iya, kendaraan banyak sekali dan tidak terpakai. Ya bagaimana kalau tidak segera dilelang, tidak terpakai, untuk apa," ujarnya di gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Namun Jokowi enggan menjelaskan secara detil mengenai pelelangan tersebut.

"Tanya ke Dinas Pengelokaan Aset. Detilnya di sana," ucap Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Jokowi akan jadikan Marunda seperti Singapura

Kepergian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke Singapura selama dua hari, selain ingin mengetahui proses pembangunan stasiun di bawah tanah juga meninjau dua taman kota di negara singa tersebut, yakni Bhisan Park dan Ang Mo Kio Park. Nantinya, di setiap rumah susun yang dibangun akan dilengkapi dengan taman kota.

Jokowi ingin rumah susun (Rusun) nanti tidak membeli sedikit-sedikit lahan, tetapi ratusan lahan sehingga lengkap dengan fasilitas yang ada.

"Tidak ada lagi istilah dinas perumahan beli dua hektare tanah, bangun rusun tiga biji, beli lagi empat hektar tanah, bangun rusun lima biji. Pak gub gak mau lagi model itu, pak gubernur maunya sekali beli ratusan hektar. Langsung bangunin ratusan unit di situ. Jadi orang betul-betul dapat suasana baru, kota baru, lingkungannya," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Senin (1/4).

Politisi Gerindra ini mengaku jika hanya membeli sedikit lahan, misal dua hektare dinilai tidak akan fokus sesuai masterplan yang ada. Oleh karenanya, Pemprov akan memfokuskan sistem seperti di Singapura di Marunda.

"Misalnya, tanah-tanah sekitar gitu ditempatkan jadi tanah peruntukan pemerintahan. Jangan sampai, harus tanah pemerintah. Jangan sampai swasta ikutan beli. Beliau bikin kawasan ekonomi khusus. Kita kan selalu kalah kan. Kita beli dikit-dikit, swasta udah kuasai. Dia bikin perumahan bagus, dia jual gitu mahal, kita kekurangan tanah. Pak gub gak mau, Makanya kita beli ratusan hektar. Jadi bangunnya satu komplek. Nah itu konsep Singapura yang beliau dapat," jelasnya.

Menurutnya, di Bishan Park dan Ang Mo Kio Park seperti itu konsepnya. Sehingga, langsung terdapat tamannya, lingkungan dan warga dapat merasakan hidup baru di lingkungan bersih, ada tempat kerja, lingkungan bersih, ada sungai buatan dengan ikan. "Jadi terasa di kampung," ucapnya.

Pemilihan pembangunan percontohannya di Marunda, karena di sana sudah terdapat KBN yang akan membangun industri untuk menyerap 30 ribu lebih tenaga kerja. Selain itu, juga akan membuat kawasan ekonomi khusus 1.500 hektar, seperti New Tanjung Priok, ada juga pelabuhan KBN.

"Itu menampung tenaga kerja luar biasa. Saya bayangkan kalau ada ratusan ribu orang dipindahkan ke sisi Banjir Kanal Timur, ada RS Koja ada RS Duren Sawit, terus ada BKT, ada jalan inspeksi, terus orang-orang kompleks bisa naik sepeda kerja, itu mengurangi macet kita berapa,"terangnya.

Wilayah Jakarta Utara dinilai berpotensi untuk dibangun konsep seperti di Singapura. Dia mencontohkan seperti di Angke, yang nantinya akan ada reklamasi.

"Muara Baru juga bisa kan yang pelabuhan. Tapi Muara Baru agak terbatas lah. Tapi yang paling besar itu Cakung, cilincing," katanya.

Ahok mengaku Gubernur ingin warga dapat hidup modern dengan tempat kerja tidak jauh dari tempat tinggal atau masih satu kawasan.

Sedangkan, anggarannya, Ahok mengaku diambil dari pendapatan pajak online dan sistem jalan berbayar yang akan diterapkan begitu juga APBD akan naik.

"Sekarang juga kita akan anggarkan, kita mau bentuk jalan berbayar, kita ada pajak online, APBD juga akan naik. Kelengkapan rusun sudah kita yang anggarkan," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi : April Ini Moment Penting Bangun MRT

Rencana pembangunan moda transportasi massal berbasis rel, atau mass rapid transit (MRT) terus mencuat. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali mengungkapkan optimismenya bahwa pada bulan ini, April 2013, menjadi momentum penting pembangunan tersebut. Mantan Wali Kota Surakarta itu menyampaikan, dalam satu pekan ini semua dokumen yang diperlukan ditargetkan selesai. Yakni dokumen mengenai pemenang tender dan penuntasan pembebasan lahan di sekitar Fatmawati, Jakarta Selatan.
"Minggu-minggu ini rampung (dokumennya)," kata pria yang biasa disapa Jokowi itu di Balaikota Jakarta, Senin (1/4/2013).
Sebelumnya, Jokowi mengaku menghabiskan akhir pekan untuk bertemu beberapa pihak yang memiliki pengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian MRT di Singapura. Jokowi berangkat ke Singapura bersama Direksi PT MRT Jakarta, Asisten Gubernur Bidang Pembangunan Wiryatmoko, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sarwo Handayani. Selama berada di Singapura, Jokowi bertemu sejumlah pihak yang telah sukses membangun dan mengoperasikan MRT. Jokowi mengaku banyak menerima nasihat, masukan dan informasi penting terkait rencana membangun MRT di Ibu Kota.
"Di sana kami minta beberapa pihak untuk jadi advisor (penasehat) kami, soalnya bulan ini sudah mau kami putuskan, mau kami mulai," ujarnya.
Untuk diketahui, mengenai pembiayaan mega proyek MRT, Pemerintah Pusat telah memutuskan akan menanggung 49 persen biaya investasi dan 51 persen sisanya ditanggung Pemprov DKI. Pihak pendonor, Japan International Cooperation Agency (JICA) tidak keberatan dengan komposisi investasi tersebut. Sejauh ini, JICA menyetujui peminjaman dana sebesar Rp 15 triliun untuk proyek MRT di ruas Depok-Lebak Bulus sampai Sisingamangaraja dengan konsep jalan layang (luas 9,8 kilometer), dan ruas Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibangun di bawah tanah dengan luas 5,9 kilometer. Namun, belum ada persetujuan pinjaman untuk ruas berikutnya dari Bundaran HI ke Kampung Bandan (8,1 kilometer).

Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Jamin Keamanan Jika Bus TransJ Telah Beroperasi 24 Jam

Pemprov DKI Jakarta akan mengoperasikan bus TransJakarta 24 jam mulai September 2013. Gubernur DKI Joko Widodo memberikan jaminan keamanan setelah operasional bus TransJ 24 jam berlaku, khusus saat malam hari.

"Didampingi satpol PP bisa, atau keamanan dari TransJ. Bisa lah (untuk keamanan). Banyak pasti didampingi," ujar Jokowi di gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Jokowi mengatakan bus yang akan digunakan untuk malam hari adalah bus-bus TransJ yang sudah rusak namun dapat direkondisi. Proses untuk rekondisi bus-bus tersebut memerlukan waktu sekitar 2-3 bulan.

"Di situ nanti bus yang malam hari pada jalur-jalur tertentu, saya nggak hafal," imbuhnya.

Bus TransJ ini beroperasi pada malam hari mulai pukul 23.00-05.00 WIB. Tarifnya masih sama Rp 3.500.

Pada larut malam, bus ini berhenti di halte-halte awal pemberangkatan, halte pertengahan nan ramai dan halte akhir.

Ada 90 unit bus lama yang akan direkondisi untuk memenuhi kebutuhan armada pada malam hari. Saat ini, 66 unit bus dari 90 unit bus rekondisi yang sudah beroperasi.


Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Dikawal Satpol PP, Transjakarta siap beroperasi 24 jam"
- jakarta.tribunnews.com : "Jokowi Masih Pilih Rute Transjakarta 24 Jam" 

Jokowi: Ke Singapura Bukan Studi Banding, Tapi Cari Advisor

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pergi ke Singapura pada Sabtu (30/3/2013). Jokowi mencoba menggandeng Negeri Singa itu untuk menjadi advisor Pemprov DKI dalam proyek pembangunan MRT.

"Di sana itu kita minta salah 3 atau salah 4 MRT Singapura untuk jadi advisor kita," ujar Jokowi di gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Jokowi mengatakan keputusannya menggandeng Singapura mengingat kebijakan MRT harus diputuskan dimulai pada bulan ini. Jokowi juga mengatakan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memulai pembangunan MRT akan diupayakan rampung pada bulan ini.

"Minggu-minggu ini sudah rampung. Kalau sudah rampung, saya juga tahu MRT ini kan pertama di Indonesia, belum punya pengalaman di situ. Sehingga perlu didampingi. Yang mengerjakan perencanaan dan pelaksanaannya kan dari Jepang. Ada advisor dari Shanghai, sehingga bisa beri pendapat dan masukan," kata Jokowi.

Namun mantan Wali Kota Solo ini membantah kepergiannya bersama Asisten Gubernur bidang Pembangunan Wiryatmoko dan perwakilan Bappeda adalah untuk studi banding.

"Nggak, nggak ada studi banding. Saya kemarin itu, kira-kira ya itu. Jadi bukan studi banding, (tapi) mencari advisor," tutup Jokowi.

Sumber :
news.detik.com

Berita Serupa :
- merdeka.com : "Ke Singapura, Jokowi cari penasihat proyek MRT"

Orang Baduy juga tahu kedigdayaan Jokowi

Pagi hari itu terjadi perbincangan menarik di sebuah rumah milik seorang warga Baduy Luar, di Kampung Kadu Ketuk, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pasalnya, yang mereka bahas adalah seputar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Terdengar aneh memang, tetapi ya itu adanya. Serba kebetulan, dan terjadi begitu saja.Semua bermula ketika Kompas.com tengah berbincang santai bersama beberapa warga Jakarta yang berlibur dengan berwisata budaya di Kampung Baduy, Sabtu (30/3/2013) pagi. Mengisi pagi sambil menyeruput kopi, lalu bertukar cerita tentang pemimpin Jakarta Baru yang mendadak fenomenal dengan hobi blusukan dan citra merakyat. Di tengah perbincangan, seorang warga Baduy Luar, Lamri Nur Alam, langsung menyambar sambil berkata, "Jokowi ya? Hebat ya, dia?"
Mendengar hal itu, sontak kami semua langsung menoleh ke tempat suara berasal. Tampak Kang Lamri (sapaan akrabnya) duduk tak jauh dari tempat kami meriung. "Akang kenal Jokowi?" tanya salah seorang dari kami. "Kenal mah enggak, cuma tahu aja gitu. Katanya hebat ya pembangunannya, orangnya kecil," jawab Kang Lamri.
Perbincangan yang semula seru membahas Jokowi tiba-tiba bergeser arah kepada Kang Lamri. Kami coba mengorek-ngorek dari mana dan sejauh apa dia mengenal Jokowi. Singkat kata, Kang Lamri ngeh dengan nama Jokowi dari pergaulannya dengan warga di luar Baduy. Sesekali dia juga sempat melihat berita tentang mantan Wali Kota Surakarta itu dari televisi.
Sebagai informasi, warga Baduy (Luar dan Dalam) sering kali menyaksikan televisi yang terdapat di Kampung Ciboleger, kampung terdekat, di luar kawasan Baduy. Warga Baduy memang masih sangat tradisional, semua warga hidup tanpa aliran listrik, otomatis tanpa televisi. Hal yang paling mencengangkan adalah saat Kang Lamri melontarkan pertanyaan tentang siapa itu Jokowi. Kenal nama, tetapi tak tahu Jokowi siapa. Unik.
"Emang dia siapa sih?" ujar Kang Lamri polos.
Kami pun tertawa kecil karena tak menyangka kalau nama besar Jokowi bisa mengalahkan nama ibu kota negara yang dipimpinnya. "Hooo Gubernur Jakarta," kata Kang Lamri setelah kami jelaskan.
Terlalu asyik berbincang, tak terasa gelas-gelas kopi yang semula terisi penuh telah terkuras habis. Belasan menit kami berbincang santai dengan suasana hangat, khas kekeluargaan suku Baduy. Tiba saatnya kami memulai aktivitas lain.
Siang hari, kami mulai bergerak untuk menuju Kampung Gajeboh, masih di kawasan Baduy Luar. Gajeboh adalah kampung keempat, setelah Kadu Ketuk, Marengo, dan Cibalimbing. Awalnya kami ingin menuju Kampung Cibeo, di kawasan Baduy Dalam. Namun, karena sedang bulan Kawalu, selain warga Baduy dilarang masuk ke kawasan Baduy Dalam. Inilah waktu sakral untuk masyarakat Baduy, di mana mereka (warga Baduy Luar dan Dalam) akan berpuasa dan merayakan Lebaran Baduy.
Untuk sampai ke Kampung Gajeboh yang jaraknya sekitar dua kilometer, kami memerlukan waktu tempuh sekitar 120 menit berjalan kaki. Pasalnya, selain kontur tanahnya naik-turun dengan kondisi jalan berbatu, kami juga beberapa kali beristirahat sambil berbincang dengan warga Baduy yang kami temui. Di sepanjang perjalanan tampak rumah panggung dan lumbung padi khas suku Baduy, serta hilir mudik warga Baduy (Luar dan Dalam) yang sibuk dengan aktivitasnya.
Saat kami tiba di Kampung Marengo, kami beristirahat di sebuah rumah warga yang berfungsi ganda sebagai warung. Berbagai kebutuhan pokok dijual di warung yang ditinggali oleh seorang ambu (ibu) berusia paruh baya. Di warung itu, kami berpapasan dengan empat orang yang semuanya warga Kampung Cibeo (Baduy Dalam).
Memang dasarnya warga Baduy sudah ramah sehingga tak sulit bagi kami semua untuk kembali terlibat perbincangan. Banyak hal-hal ringan yang kami bahas. Bercerita soal Jakarta, atau meminta diceritakan mengenai bulan Kawalu langsung dari sumbernya. Kebetulan sekali, salah seorang warga Cibeo itu, Sang-Sang, sangat fasih berbahasa Indonesia. Sang-Sang yang membantu kami menerjemahkan saat kesulitan mencerna bahasa Sunda Baduy yang khas.
Teringat Kang Lamri yang familiar dengan Jokowi, kami coba mengangkat isu yang sama untuk Sang-Sang dan teman-temannya. Hasilnya cukup mengejutkan, "gerombolan" Sang-Sang kenal Jokowi lebih jauh dari yang kami kira. "Tahu Gubernur DKI Jakarta kan," kata Sang-Sang, saat kami tanya apakah kenal dengan Jokowi?
Dari hasil perbincangan, ternyata Sang-Sang cukup hafal dengan suasana Ibu Kota. Ia sering mengantar kerajinan khas suku Baduy yang dipesan warga di Jakarta. Sekali perjalanan pergi-pulang, dia biasa menghabiskan waktu selama 12-14 hari dengan berjalan kaki. Sebagai warga Baduy Dalam, dia memang pantang menikmati fasilitas kendaraan saat bepergian.
Terakhir, dia mengunjungi Jakarta pada tahun lalu, di tengah musim pemilihan gubernur. Kang Lamri dan Sang-Sang merupakan contoh kecil warga pelosok di luar Jakarta yang mengenal sosok Jokowi. Bahkan bagi Kang Lamri, Jokowi lebih dikenal ketimbang jabatannya sebagai pemimpin Jakarta. Semoga berita besar tentang Jokowi berbanding lurus dengan hasil kinerja, semangat perubahan bangsa yang lebih baik, yang dimulai dari Ibu Kota-nya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Askes Bantu Jokowi Sukseskan Kartu Jakarta Sehat

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Askes (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) atau Jamkesda. KJS ini, merupakan salah satu peran Askes dalam Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, perjanjian kerjasama ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang telah di lakukan pada 1 Maret 2013. Dengan kerjasama ini, nantinya PT Askes diamanahkan sebagai pengelola dana jaminan kesehatan masyarakat DKI.

"Kartu ini merupakan bagian dari pelaksanaan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) yang dikelola PT Askes sebagai BPJS. sasarannya warga DKI yang miskin, hampir miskin, dan yang mau menggunakan Puskesmas, dan fasilitas rawat inap di Kelas III," kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Sementara itu, Direktur Utama PT Askes (Persero) Fachmi Idris menyambut baik atas dukungan Pemprov atas pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). "Ini semangat kami sebagai BJPS Kesehatan, Pemprov mendukung tentu kami akan lebih mudah menjalankan amanat besar ini, pelaksanaan KJS akan memberikan pembelajaran yang sangat berharga untuk persiapan pelaksanaan BPJS kesehatan mulai 1 Januari 2014," Jelas Fachmi.

Fachmi melanjutkan jumlah sasaran peserta dalam program ini adalah 4,7 juta jiwa yang terdiri dari 1,2 juta jiwa peserta Jamkesmas dan sisanya sebanyak 3,5 juta jiwa penduduk DKI Jakarta. Sehingga total anggaran dibutuhkan sebesar 1,2 triliun, jika perhitungan Premi Per Member Per Month (PMPM) Rp23 ribu.

Menurut dia, dalam KJS akan dilakukan pola pembiayaan pelayanan kesehatan di RS denhan pola tarif INA-CBG's. Untuk jumlah fasilitas kesehatan yang dapat digunakan peserta adalah 341 Puskesmas (44 Puskesmas Kecamatan dan 297 Puskesmas kelurahan) dan 132 rumah sakit yang terdiri dari RS pemerintah dan RS Pusat maupun RS swasta.

"Fasilitas kesehatan khususnya Puskesmas di Jakarta sudah baik, tidak perlu berbondong-bondong ke rumah sakit, ini merupakan cara agar pemanfaatan fasilitas kesehatan di tingkat dasar dapat optimal, kualitas puskesmas akan baik, pembiayaan pelayanan kesehatan semakin efisien," katanya Fachmi.

Dapat kita ketahui, Menurut Fachmi PT Askes diberi tugas untuk manajemen kepesertaan, jaminan pelayanan kesehatan, utilisasi pelayanan kesehatan, pengendalian pelayanan kesehatan, penanganan keluhan peserta, pelaksanaan sistem informasi manajemen, pemberlakuan tarif dan sistem pembayaran, serta verifikasi klaim, dengan begitu PT Askes akan mendapatkan biaya operasional.

Sumber :
economy.okezone.com