Senin, 09 September 2013

JK, Jokowi, dan Aher Bicara 50 Tahun Kompas Gramedia

Tiga tokoh nasional bicara mengenai kesan mereka terhadap 50 tahun Kompas Gramedia. Tiga tokoh itu antara lain mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Kehadiran Kompas Gramedia selama 50 tahun, menurut JK, merupakan pencapaian terbesar sebuah produk media yang tetap dapat menjaga keobyektifan informasinya. "50 tahunnya itu sangat hebat. Artinya, bagaimana Kompas memberikan informasi yang obyektif, aktual, dan sebagainya selama 50 tahun dan tetap berada dalam situasi itu," kata JK saat ditemui seusai perayaan puncak hari ulang tahun (HUT) ke-50 Kompas Gramedia, di Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Senin (9/9/2013) malam.

Jelang Tahun Politik, Jokowi Hati-hati Merancang Kebijakan

Pemilu 2014 sudah tinggal setahun lagi. Artinya, setahun ke depan, Indonesia akan memasuki tahun politik.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai di tahun politik banyak pihak yang memanfaatkan keadaan. Oleh karena itu, Jokowi akan lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan agar tak dipengaruhi orang yang berkepentingan.
"Misalnya kaya Ria Rio itu kabarnya milik parpol tertentu. Kemudian kita pindah ke Pinus Elok. Jangan sampai karena memindahkan itu nanti dibilang konstituennya partai politik. Jadi itu yang saya maksud," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (9/9/2013).

Jokowi: Dulu Tempe Gede, Sekarang Kecil

Kelangkaan kedelai yang merupakan bahan dasar tahu dan tempe tidak hanya dirasakan rakyat biasa, namun juga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang rupanya menyukai makanan ini.
Menurut Jokowi, ada perubahan yang signifikan antara tahu dan tempe yang ia konsumsi ketika kedelai masih belum langka dibanding tahu tempe yang ada sekarang.
"Masih makan terus, tapi jangan ditanya lah dulu tempe gede sekarang jadi kecil," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (9/9/2013).

Jokowi: Mal Berhadiah Kulkas, Blok G Tanah Abang Berhadiah Mobil

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus berusaha mempromosikan kawasan blok G Tanah Abang. Sejumlah program disiapkan, termasuk membuat undian berhadiah mobil.
"Sebentar lagi saya taruh mobil di Blok G sana," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2013).
Jokowi belajar dari cara promosi supermarket di Indonesia. Mereka jor-joran beriklan di media massa dan menarik pembeli dengan program diskon atau promo lainnya. Tak mau kalah, promosi pun bisa diterapkan untuk pasar.

Ahok: Insting Jokowi Lebih Baik

Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memastikan tidak pernah berbeda pendapat dengan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Ahok selalu bekerja keras bersama-sama Jokowi.
"Hampir tidak pernah (perbedaan pendapat). Tapi beliau instingnya lebih baik sih," ujar Ahok usai melepas ratusan atlet pelajar kontingen Jakarta di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2013).

Menepis Jokowi Belum Layak Jadi Presiden

Adanya penilaian bahwa Joko Widodo (Jokowi) belum layak maju sebagai calon presiden 2014 karena "jam terbang" yang belum memadai ditepis oleh kalangan pengamat politik. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang kini memimpin DKI Jakarta itu dianggap sudah pantas untuk memimpin negara.Direktur eksekutif Pol-tracking Institute Hanta Yudha memandang Jokowi secara kapasitas sebenarnya sudah siap menjadi presiden dengan pengalaman sebagai wali kota Solo dan saat ini Gubernur DKI.
Meski masih banyak tugas dalam memimpin Jakarta yang belum terselesaikan, namun menurut Hanta, latar belakang kepala daerah lebih sesuai dibandingkan dari kalangan akademisi ataupun lembaga serta instansi pemerintahan.

Ahok: Sayang Kalau Pak Jokowi Cuma Cawapres

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kelasnya capres. Karena menurut survei, Jokowi terus di atas angin.
"Sayang lho kalau Pak Jokowi jadi wakil. Surveinya begitu tinggi," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (9/9/2013).
Karenanya Ahok menilai Jokowi tidak pas dijadikan cawapres sejumlah tokoh potensial.

DPRD DKI: Jokowi Harus Tegakkan Perda Pengelolaan Sampah

Warga Jakarta masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Karena itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta menegakkan Perda Pengelolaan Sampah.
Aliman Aat, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, mengatakan hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum paham tentang bahaya buang sampah sembarangan.
“Gubernur harus menegakkan Perda Pengeloaan Sampah jika tidak ingin Jakarta menjadi lautan sampah,” tandasnya, Senin (9/9/2013).

Jokowi Segera Promosikan Pasar Gembrong

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak akan pilih kasih dalam melaksanakan penataan kawasan pasar di Ibu Kota. Dia juga akan menerapkan gaya promosi yang sama antara Pasar Gembrong, Jakarta Timur, dan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dalam waktu dekat, Jokowi akan menaruh satu kendaraan roda empat di Blok G Pasar Tanah Abang. Mobil tersebut adalah doorprize bagi pembeli di sana. Sistem pemenangannya pun telah diatur oleh Wali Kota dan PD Pasar Jaya.

Relawan Jokowi Kecewa Terhadap Rakernas PDI-P

Koordinator Nasional Relawan Jokowi, Ahmad Khoiron Mustafit menyatakan kecewa terhadap hasil Rapat Kerja Nasional III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang tidak merekomendasikan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.
"Rencana pengumuman Capres dari PDI-P pada bulan Januari 2014 nanti kami anggap terlambat dan bisa mengganggu konsolidasi dari kader partai di seluruh Indonesia. Waktunya terlalu singkat," kata Ahmad di Jakarta, Senin (9/9/2013).

PDI-P Lindungi Jokowi dari Sasaran Tembak

Melejitnya Joko Widodo (Jokowi) dalam pusaran pembicaraan nama-nama calon presiden 2014 yang potensial membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) harus membuat hitung-hitungan secara akurat.
Sikap jelas sudah ditunjukkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati untuk tidak mengeluarkan nama-nama calon presidennya, termasuk nama kadernya yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta itu.

Tahun 2014, Jokowi Benahi 17 Terminal Sekaligus

Pada tahun 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan pembenahan 17 terminal yang ada di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi peremajaan angkutan umum, sehingga memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Agar masuk ke terminal tuh, image-nya bukan banyak preman, polusi, konsepnya masuk ke terminal tuh kayak masuk ke hotel bintang lima. Tamannya tuh hijau total, penumpang tidak nyebrang dan ter-crossing dengan bus. Sehingga yang nyebrang aman, busnya juga bisa mengalir dengan lancar," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (9/9/2013).

Jokowi: Kalau Mau Pindahkan Ibu Kota, Segera Putuskan, Hehehehe

Menanggapi wacana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memindahkan ibu kota ke daerah lain, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,
"Kalau memang diputuskan kita yang disini tentu saja berhitung kembali mengenai perencanaan. Tapi ya kalau diputuskan segera diputuskan, hehehehe," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (9/9/2013). Penyataan Jokowi ini mengingatkan kita pada saat kampanye Pilgub DKI "Akan akan akan ...".
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengingatkan pemindahan ibu kota itu perlu perhitungan matang karena Jakarta memiliki sejarah tersendiri.

Jokowi Tetap Unggul Lawan Gabungan Semua Capres

Prapancha Research (PR) menyebutkan bahwa fenomena keunggulan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai survei, juga terjadi di jejaring sosial Twitter.
Dalam rentang setahun, yakni 8 September 2012 s/d 8 September 2013, terdapat tidak kurang dari 6,9 juta kicauan tentang Jokowi.
“Jumlahnya jauh di atas kandidat-kandidat kuat presiden lainnya,” kata Adi Ahdiat, Analis PR, Senin (9/9/2013).

Jokowi 2014 Belum Tentu Segemilang Hasil Survei

Nasib Joko Widodo (Jokowi) belum tentu segemilang hasil survei selama ini jika diusung sebagai Calon Presiden (Capres) 2014.
"Itu kan prediksi-prediksi saja. Prediksinya A, B dan C kan bisa berbeda. Jadi, soal prediksi ya biasa-biasa aja," ujar Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, saat ini masih belum bisa dipetakan dengan jelas siapa sosok yang dianggap mumpuni untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Termasuk sosok Jokowi dan disebut-sebut akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

Lagi, Ruhut Tuding Hasil Survei Tentang Jokowi Direkayasa

Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai, hasil survei berbagai lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) di urutan atas sebagai calon presiden hanya rekayasa. Menurut Ruhut, elektabilitas Jokowi justru sebaliknya. "Enggak segitu (elektabilitas). Mungkin ada yang ngatur di belakangnya," kata Ruhut di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2013).
Ruhut menyinggung kekalahan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dalam berbagai pemiihan kepala daerah meski Jokowi sudah membantu dalam berkampanye. Ia mencontohkan, Pilgub Jawa Timur dan Pilgub Bali.
"Enggak ngefek," ucapnya.

Rekomendasi Rakernas PDI-P Isyaratkan Pencapresan Jokowi

Hasil Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) soal calon presiden hanya merekomendasikan beberapa isu pencapresan tanpa menyebut nama. Namun suara di daerah menilai bahwa rekomendasi itu jelas untuk Joko Widodo (Jokowi) yang memang punya elektabilitas tinggi.
"Kalau kita dengar ke bawah semuanya mendukung Pak Jokowi. Wacana itu berkembang dalam surat usulan capres ke DPD," kata Ketua DPC PDI-P Kota Medan Henry John Hutagalung saat berbincang, Senin (9/9/2013).

Buruh Kembali Berdemo Di Kantor Jokowi

Puluhan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia (SBTPI) berunjuk rasa di Balaikota DKI Jakarta. Mereka meminta agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menindak tegas pengusaha yang masih membayar upah di bawah UMP dan mempekerjakan buruh lebih dari 8 jam tanpa uang lembur.

Lawan Jokowi, Pengamat: Prabowo Kepedean

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menyebut kubu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto terlalu percaya diri melawan Joko Widodo (Jokowi) dalam perebutan calon presiden pada Pemilu 2014. Padahal, Prabowo hanya mengandalkan iklan dan tidak tampak melakukan kegiatan politik.
Menurut Ray, politisi Indonesia dikenal dengan kepercayaan dirinya. Dia mencontohkan ada partai yang baru lolos verifikasi sudah mematok perolehan suara 6 persen. "Itulah politisi Indonesia. Ngukurnya pakai bendera, spanduk, dan durasi iklan," kata Ray saat dihubungi, Senin (9/9/2013).

Lupakan Jokowi

Joko Widodo (Jokowi) adalah meteor di alam raya politik republik ini. Elektabilitasnya melesat jauh di atas pesaing-pesaingnya. Alhasil, percakapan politik pun hanya mengerucut pada dua pilihan: Jokowi atau kompetisi.
Artinya, jika Jokowi mencalonkan diri, maka tidak ada kompetisi sama sekali. Kompetisi baru sengit jika Jokowi tetap setia mengurus Jakarta. Ini wajar saja. Namun, politik terlalu sederhana jika pilihannya hanya Jokowi atau kompetisi.

Kemenangan PDI-P Ada di Jokowi

Suara dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terus menguat. Sejumlah pengurus DPD dan DPC PDI-P mengungkapkan, Jokowi merupakan salah satu kata kunci kemenangan PDI-P di Pemilu 2014. "Rakyat menghendaki Jokowi. Kalau PDI-P capreskan Jokowi, saya jamin Provinsi Aceh mendapat 10 persen suara," kata Ketua DPD Aceh Karimun Usman seusai penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan, di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (8/9/2013).
Karimun mengatakan, dalam Rakernas ke-III kali ini DPD Aceh masuk dalam grup satu.

Kopaja, Hanoi, dan Rasa Minder Jokowi

Bus Kopaja 95 bernopol B 7762 DG saat diamankan di Kantor Samsat Jakarta Barat, Kamis (5/8/2013). Bus ini mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah truk usai kebut-kebutan dengan bus Kopaja 88 bernomor polisi 7357 LE di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (4/9/2013) |