Senin, 24 Juni 2013

Jokowi Enggan Klaim Perayaan HUT Jakarta Berhasil

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) senang acara Jakarta Nite Festival di sepanjang Jl Thamrin, Jakarta Pusat, pada 22 Juni lalu untuk memeriahkan HUT ke-486 DKI berjalan lancar. Namun Jokowi tidak mau mengklaim acara tersebut berhasil.
"Berhasil nggak berhasil terserah yang menilai. Jangan kita yang ngadain dan kita menilai sendiri," ujar Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2013).
Jokowi mengaku, masih ada beberapa kekurangan pada acara yang disebut acara 'malam muda-mudi' pada era Gubernur Ali Sadikin itu. "Ada sampah, ada manajemen penonton. Harus diatur masuk dan keluar di mana, supaya flownya teratur," kata Jokowi.
Penyuka tempe mendoan ini menyebut ada beberapa kerusakan atas acara yang dirancangnya itu. Namun dia tidak mempermasalahkannya.
"Ya kalau ada tanaman satu dua yang rusak ya. Tapi taman ndak rusak," ujar pria yang berulang tahun ke-52 pada 21 Juni ini.


Sumber :
detik.com

Jokowi Akui Manajemen Sampah HUT DKI Masih Buruk

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengakui manajemen penanganan sampah saat pelaksanaan puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta 22 Juni lalu masih buruk.
"Manajemen sampahnya memang masih perlu diperbaiki," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, tentang masih banyaknya tumpukan sampah di sekitar lokasi penyelenggaraan setelah acara berakhir.
Pemerintah DKI Jakarta sudah menyediakan 800 petugas kebersihan yang disebut Tim Comot untuk menangani sampah selama penyelenggaraan acara.
Meski tim petugas sudah mulai siaga menjelang penyelenggaraan acara sampai akhir acara keesokan harinya, tumpukan sampah masih tersisa di beberapa lokasi acara.
Selain masalah pengelolaan sampah, Jokowi mengatakan, beberapa hal dalam penyelenggaraan festival pada malam puncak perayaan ulang tahun Jakarta juga masih perlu diperbaiki, termasuk soal aliran pengunjung dan kendaraan.
"Karena jujur, kemarin itu sangat membludak," katanya.
Pedagang kaki lima (PKL) yang ikut mendulang keuntungan selama acara pun, menurut dia, selanjutnya harus diatur demi kenyamanan pengunjung, pembeli dan penjual.
Hasil evaluasi dari penyelenggaraan acara tersebut, lanjut dia, akan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan Jakarnaval pada perayaan HUT Jakarta berikutnya.


Sumber :
antaranews.com

Jokowi Akan Gelar Uji Publik Untuk Camat/Lurah Lolos Lelang Jabatan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, besok pemprov akan mengadakan dengar pendapat (public hearing) untuk seleksi dan promosi terbuka Lurah dan Camat yang lolos tahap manajerial. Namun, uji publik ini tidak mempengaruhi gugurnya calon, tetapi menentukan di mana akan ditempatkan.
"Tidak sama. Lapangan seperti apa bagusnya ditempatkan di mana. Yang tidak memenuhi syarat juga akan ditempatkan di mana. Tapi ada juga kepala seksi. Karena hanya satu dua tiga yang nilainya sangat bagus sekali, itu yang akan kita cek lapangannya seperti apa," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (24/6/2013).
Ia mengatakan hasil uji publik nanti akan menentukan lokasi atau tempat bagi camat-lurah memimpin. Tetapi, tidak akan mempengaruhi golongan. "Digeser tapi di eselon yang sama. Enggak pengaruhi golongan," ucapnya.
Jokowi sudah memberikan panduan mengenai nilai lurah-camat yang telah diseleksi. Menurut dia, ada yang sangat memuaskan, Ada yang memenuhi syarat, ada yang memenuhi syarat tetapi kurang. "Jadi dilihat sisi mana yang akan disuntik," katanya.
Tahap nominasi sudah ada, sehingga tadi pagi ia telah memanggil walikota untuk mengolah dan menyaring nama-nama yang lolos. Sebab, apa yang dinilai dia baik belum tentu baik bagi semua.
"Artinya ada juga orang yang lapangannya baik tapi nilainya di cukup atau standar. Itu yang harus dibedakan. Saya mau itu lebih dipertajam lagi. Saya enggak mau keliru lagi menempatkan orang," terangnya.
Jokowi menambahkan, kemungkinan besok telah ditentukan camat atau lurah hasil lelang jabatan untuk ditentukan tempatnya. Sebab, sore ini ia masih memberikan waktu bagi walikota untuk mematangkan.
"Mungkin kalau enggak besok. Karena sore ini masih mau diolah lagi oleh walikota, saya beri waktu," ucapnya.


Sumber :
merdeka.com

Versi detik.com : "Seleksi Lurah-Camat, Jokowi Gelar Public Hearing untuk Pilih yang Terbaik"

Sanksi Jokowi Untuk Sopir Angkot yang Naikkan Tarif Angkot Lebih Dulu

Geram, mungkin itu yang dirasakan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) ketika mendengar laporan sopir angkutan umum menaikkan tarif angkutan umum lebih dulu. Sanksi para operator angkot nakal tengah menanti.
"Ya itu (sanksi) urusan Dishub," ujar Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2013). Wajah Jokowi terlihat berubah ketika mendengar wartawan memberitahukan bahwa ada beberapa angkutan umum yang sudah menaikkan tarif.
Jokowi akan bertemu dengan sejumlah pihak untuk menentukan besaran kenaikan tarif angkutan umum di Jakarta. "Sore ini kita ketemu dengan Organda, Dishub sama Dewan Transportasi untuk tentukan kalkulasi yang rinci. Kemudian memutuskan kenaikan tarif yang segera diberlakukan. Harus cepet-cepetan biar nggak didahului oleh keputusan sendiri-sendiri," ujar ayah 3 anak ini.
Suami Iriana ini juga menuturkan, kenaikan tarif angkutan umum akan memperhatikan dampak dari kenaikan itu sendiri seperti suku cadang kendaraan. Jokowi sadar, kenaikan tarif tidak bisa dipungkiri lagi untuk saat ini.
"Biar nggak memberatkan masyarakat," ucap dia.
Bensin bersubsidi telah naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500. Belum genap sehari, sopir angkot telah menaikkan tarif sendiri-sendiri. Ada yang memungut Rp 500, ada yang naik Rp 1.000.


Sumber :
detik.com

Bondan Prakoso: Jokowi Belum Waktunya Jadi Presiden

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang digadang-gadang menjadi calon presiden Indonesia mendatang rupanya dikritisi oleh musisi ibu kota, Bondan Prakoso salah satunya.
Disela-sela penampilannya sebagai pengisi acara HUT DKI yang ke 486, vokalis serta pemain bass dari band yang bernama Bondan Fade 2 Black ini merasa bahwa Jokowi belum bisa untuk menjadi seorang Presiden Indonesia.
"Nggak setuju, nggak. Belum kalau untuk sekarang. Selagi dia masih menjabat menjadi gubernur, dari situ dia akan ada bukti bukan sekadar janji dalam memimpin ibu kota yang sangat kompleks masalahnya ini," kata Bondan saat ditemui merdeka.com di tenda artis panggung utama, Monas, Jakarta, Sabtu (22/6/2013).
Bondan juga mengakui jika survei dan polling capres teratas saat ini masih diduduki Jokowi. Meski demikian, dirinya tetap yakin jika Jokowi belum bisa untuk menjadi Presiden Indonesia berikutnya.
"Kalau memang polling dan surveinya Jokowi memang banyak, ya sebenernya kenapa nggak ke arah pencalonan Presiden. Tapi menurut saya ya itu, belum lah kalau untuk sekarang. Jangan," ujarnya.
Mantan penyanyi cilik ini beralasan karena Jokowi belum menuntaskan masalah ibukota. Pasalnya Jokowi dianggap sedang diharapkan oleh banyak warga Jakarta.
"Karena mungkin masih banyak program yang belum jalan, masih banyak program-program yang ditunggu warga Jakarta. Artinya biar pemerintahannya sekarang bisa merata dulu lah," papar Bondan.
Meskipun demikian, penyanyi lagu anak 'Lumba-lumba' ini merasa yakin dan optimis pada pemerintahan Jokowi saat ini.
"Kalau dibilang optimis, ya optimis banget dong, karena setahu saya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi selama ini itu melekat pada masyarakat Jakarta. Secara garis besar saya anggap Pak Jokowi memang mampu," katanya.
Selama ini, Bondan juga mempunyai kinerja yang baik. Hal itu bisa dilihat dari Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang juga dirasakan sendiri oleh Bondan dan keluarga-keluarganya.
"Bagi saya yang masih punya beberapa keluarga yang tidak mampu, program KJS yang dibikin Jokowi itu sedikit banyak membantu kok. KJS juga nyatanya benar-benar dijalankan, bisa terealisasi, bukan omong doang," ujarnya.
Terakhir, Bondan juga berharap agar Jokowi tetap bisa menyelesaikan pelan-pelan masalah Jakarta, dan menyelesaikan program-programnya yang belum sempat terealisasi.
"Jadi pasti akan tetap menyelesaikan tantangannya untuk membereskan masalah-masalah Jakarta. Itu yang saya harapkan," imbuh Bondan.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Ingatkan Organda Tak Dukung Kenaikan Tarif Sepihak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan Organda tidak seenaknya mendukung pengusaha angkot yang menaikkan tarif angkutan umum sendiri. Apalagi pemerintah belum menentukan sikap.
"Padahal belum resmi dinaikin. Oleh karena itu kita sudah bertemu dengan Organda supaya tidak mendahului dengan kenaikan yang diputuskan sendiri," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (24/6/2013).
Soal tarif angkutan, sore ini Jokowi akan bertemu dengan Organda, Dishub dan dewan transportasi untuk menentukan kalkulasi lebih rinci. Setelah ada satu kesepakatan kemudian memutuskan kenaikan tarif yang segera diberlakukan.
"Harus cepet-cepetan biar enggak didahului oleh keputusan sendiri-sendiri," ucapnya.
Dalam pembahasan nanti, tarif yang akan dibahas untuk kelas ekonomi. Sedangkan untuk kelas non-ekonomi menyusul diputuskan.
"Yang ekonomi. Yang non-ekonomi segera kita putuskan supaya segera ada pegangan di lapangan," ucapnya.
Untuk sanksi bagi pengusaha angkutan yang sudah lebih dulu menaikkan tarif, mantan wali kota Solo ini menyerahkan kepada Dinas Perhubungan.
"Ya itu urusan Dishub. Nanti ditemukan, hitungan Organda sudah punya, kenaikan sparepart, gaji, dewan transportasi punya, Dishub punya ditemukan biar enggak memberatkan masyarakat. Mengenai BLSM saya tidak tahu," jelas Jokowi.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Anak di kampung kumuh harus bisa mengakses komputer

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui kota layak anak harus ada forum bagi anak. Sehingga, ruang-ruang publik untuk anak seperti perpustakaan, ruang IT harus dipenuhi di setiap kota.
"Kota yang ada forum anaknya, kota yang ada ruang-ruang publik untuk anak, kampung-kampung ada perpustakaan, ada ruang IT dan yang lain-lainnya," ujar Jokowi usai meluncurkan kota layak anak di Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Senin (24/6/2013).
Jokowi mengatakan anak-anak di kawasan kumuh harus dapat mengakses komputer, mengerti mengoperasikan komputer, dan mengakses buku. Forum anak, kemudian fasilitas-fasilitas seperti itu harus ada di sebuah kota, baik Jakarta Barat, Utara, Timur, Selatan dan pusat.
"Semuanya harus ramah terhadap anak. Apa itu, banyak sekali, saya enggak bisa sebut," ucapnya.
Untuk itu, dia akan mempersiapkan fasilitas terlebih dahulu di setiap kota. Seperti perpustakaan kampung, IT kampung, forum anak di tingkat kota dan kemudian menyusul di tingkat kecamatan, kelurahan, RT/RW.
"Nanti di tingkat wali kota dulu, baru turun-turun sehingga ruang-ruang interaktif antara anak itu semakin banyak. Kita juga ingin memperbanyak ruang-ruang publik untuk anak, taman-taman kota yang dilengkapi dengan fasilitas bermain anak seperti itu," jelasnya.
Menurut Jokowi, pelaksanaan kota layak anak terdapat di wali kota. Tetapi untuk kesiapan, dia hanya menunggu kesiapan dari setiap wilayah yang kemudian akan segera dia realisasikan.
"Ya pelaksanaannya di wali kota, tapi untuk mempersiapkan yang sudah merasa siap," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com
versi kompas.com : "Jokowi Ingin Pendidikan IT Masuk Kampung di Jakarta"

Jokowi: Jakmania, Hormati Tamu!

Sabtu (22/6/2013) siang, sekelompok orang melakukan aksi anarkis terhadap bus yang mengangkut pemain Persib. Mereka melempari bus yang ditumpangi pemain Persib hingga rusak parah. Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan memanggil The Jakmania perihal kericuhan tersebut.
"Nah, dalam waktu dekat akan memanggil lagi mereka," ujar Jokowi usai launching kota layak anak di Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Senin (24/6/2013).
Padahal, berkali-kali Jokowi sudah menyampaikan kepada The Jakmania untuk menciptakan budaya santun. Sebab, suporter sepakbola dimana pun setiap ada pertandingan harus bersikap santun.
"Teriak-teriak boleh, memberikan dukungan boleh, yang penting santun. Untuk Jakmania, saya kira kita harus menghargai tamu yang datang, hormati tamu yang datang, jangan sampai tamu yang datang malah dilemparin," jelasnya.
Namun, politisi PDI Perjuangan tersebut mengakui ada pihak yang memicu untuk membuat kericuhan. Sekali lagi, ia mengimbau agar perlu membangun lagi sebuah budaya yang santun dan yang baik.
"Sudah sepakat, tapi kadang-kadang di lapangan ada yang memicu memang, kadang-kadang gara-gara hal kecil bisa jadi besar," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com

Versi detik.com : "Ini Wejangan Jokowi Buat The Jakmania"

Demokrat Ejek Jokowi: Katanya Jokowi Hebat, Kenapa Tarif Angkot Naik Tinggi?

Anggota Komisi B DPRD Aliman Aat menyatakan angkutan umum dan bus yang sudah menaikkan tarif sebelum Pergub keluar adalah pelanggaran. Pihaknya akan mendesak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk segera bertindak cepat.
"Ya melanggar. Mengingat urgen, Gubernur Jokowi harus segera mengambil inisiatif dan lebih cepat. Bersama dinas terkait untuk segera melakukan kajian," ujar Aliman saat dihubungi, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Menurut Aliman, penentuan kenaikan tarif adalah wilayah kebijakan Gubernur Jokowi. Jadi kalau perda kelamaan, Jokowi harus segera mengeluarkan Pergub dan disetujui oleh DPRD, khususnya Komisi B yang membidangi perhubungan.
Organda mengusulkan kenaikan tarif sebesar 30 persen, padahal Kementerian Perhubungan hanya menyetujui kenaikan tarif sebesar 15 persen.
"Memang Kementerian Perhubungan 15 persen, kenaikan 15 persen itu batas bawah dan atas. Pemerintah pusat hanya menentukan tarif bawah dan atas yang kurang lebih 20 persen. Untuk organda daerah merupakan kebijakan antara gubernur dan DPRD," jelas politisi Demokrat ini.
Dengan kenaikan tarif angkot dan bus secara sepihak, politisi Demokrat ini menilai jika situasi sudah tidak terkendali. Jokowi diminta bertindak cepat untuk segera menyelesaikan persoalan ini.
"Katanya gubernur hebat. Masalah tarif itu artinya tak terkendali, pemprov harus siap menyelamatkan masyarakat dengan mengacu tarif bawah dan atas. Ada kewenangan pusat dan daerah," terang Aliman dengan nada menyindir.
Untuk diketahui, sampai saat ini Gubernur DKI Joko Widodo memang belum memutuskan besaran tarif angkutan umum di Jakarta seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Alasannya, masih menunggu rincian usulan kenaikan tarif angkutan yang diusulkan Organda. Organda sendiri mengusulkan kenaikan tarif 30 persen atau sekitar Rp 2.600 dari yang berlaku saat ini Rp 2.000.


Sumber :
merdeka.com

DPRD DKI Minta Jokowi Segera Putuskan Tarif Angkutan

Sebagian besar angkutan umum di Jakarta sudah menaikkan tarif penumpang secara sepihak meski belum ada aturan resmi dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Keputusan itu terpaksa dilakukan karena Jokowi hingga saat ini belum menentukan tarif baru pasca naiknya BBM.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Aliman Aat meminta Gubernur Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengeluarkan Pergub baru soal tarif transportasi di Ibu Kota. Menurutnya, Jokowi harus bertindak dan memiliki inisiatif dengan cepat.
"Penentuan tarif adalah kebijakan gubernur. Jadi kalau perda nanti kelamaan. Mestinya Organda langsung bertemu gubernur untuk persetujuan tarif menyesuaikan tarif. Baru kemudian pergub disetujui dewan terutama di Komisi B," jelas Aliman saat dihubungi, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Anggota komisi yang membidangi perhubungan ini menegaskan, seharusnya Jokowi bertindak cepat untuk mengatasi tarif-tarif angkutan umum. Hal ini agar para sopir dan pengusaha angkutan umum tidak sembarangan menaikkan tarif sehingga merugikan warga ibu kota.
"Mengingat urgen, gubernur harus mengambil inisiatif dan lebih cepat. Bersama dinas terkait untuk segera lakukan kajian dan membuat Pergub," tegasnya.
Diketahui sebelumnya, sebagian masyarakat protes karena tarif angkutan di Jakarta sudah naik sepihak. Namun menurut Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI, Sudirman, sikap pengusaha yang menaikkan tarif secara sepihak adalah hal yang wajar.
"Saya rasa kalau sopir minta penambahannya Rp 500-Rp 1.000, rasanya manusiawi saja. Kalau penumpang keberatan yang nggak usah naik aja," kata Sudirman kepada merdeka.com, Senin (24/6/2013).
Sudirman menjelaskan, secara logika, mobil angkutan yang berjalan membutuhkan bensin. Nah, karena harga bahan bakar sudah naik, mau tidak mau pengusaha angkot harus menaikkan biaya operasional mereka, dengan cara menaikkan tarif penumpang.
"Saat kenaikan BBM diumumkan, mobilkan sudah jalan, sudah mengisi bensin yang harganya Rp 6.500, lalu kalau kita nggak naikkan tarif, siapa yang menomboki itu," jelasnya.
"Sore ini kita ketemu lagi, kalau belum final ya besok ketemu lagi. Kita pengen keputusan secepatnya, secepatnya. Kalau sore nanti ketemu sudah sambung ya sudah putuskan nanti sore," tandasnya.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Putuskan Tarif Baru Angkutan Umum DKI Sore Ini

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan memutuskan besaran tarif angkutan umum di Jakarta. Rencana mantan Wali Kota Solo itu akan memutuskannya sore ini.
"Hitung-hitungannya ada. Sore moga-moga sudah bisa kita putuskan," ujar Jokowi usai menghadiri launching 'Jakarta Menjadi Kota Layak Anak' di Kompleks Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Jl Lingkar Luar Kamal Raya, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Senin (24/6/2013).
Hari ini Jokowi berencana akan bertemu Organda, Dewan Transportasi dan Dishub sore ini. Jokowi akan meminta penjelasan Organda yang meminta angkutan umum dinaikkan menyusul kenaikan BBM sebesar hampir 40 persen ini.
"Saya nggak mau hanya persen-persen. Rinciannya harus seperti apa. Kenapa bisa timbul angka itu," tuturnya.
Karena belum diputuskan, Jokowi meminta sopir-sopir angkutan umum tidak menaikkan tarif secara sepihak. Hal ini akan merugikan masyarakat.
"Kasihan masyarakat. Yang terbebani masyarakat," tutup Jokowi.


Sumber :
detik.com

Jokowi Minta Rincian Kenaikan Tarif dari Organda

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih belum memutuskan kenaikan tarif angkutan umum pasca kenaikan BBM. Jokowi mengaku sudah bertemu dengan pihak Organda untuk disebutkan secara detail komponen yang menjadi unsur kenaikan tarif angkutan umum.
"Sudah saya sampaikan, saya sudah bertemu Organda ya kan, kemudian, kita memberi persentase berapa tapi saya enggak mau," ujar Jokowi usai launching kota layak anak di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Senin (24/6/2013).
Mantan wali kota Solo ini malah meminta detail rincian angka dari Organda, Masyarakat Transportasi, Dewan Transportasi Kota Jakarta dan pengguna angkutan umum, sehingga diperoleh angka yang tidak memberatkan semua pihak.
"Sehingga dari apa yang kita putuskan sebuah angka yang tidak terlalu membebani masyarakat," ucapnya.
Jokowi mengaku tidak keberatan berapa angka yang diputuskan Organda, namun tarif tersebut harus terdapat rincian yang dimintanya. Ia meminta seperti angka kenaikan solar, bensin, spare part, ongkos sopir dan sebagainya.
"Bukan keberatan, saya minta detailnya seperti apa, kenaikan solar berapa, kenaikan bensin berapa, kenaikan sopir berapa, kenaikan untuk spare part berapa harus tahu dong," ucapnya.
Sore ini, Jokowi mengaku akan bertemu kembali dengan pihak Organda. Apabila belum ada titik temu maka akan melakukan pertemuan kembali hingga terdapat angka kesepakatan.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi Bagi Bagi Buku Untuk Anak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membagi-bagikan tas sekolah dan buku tulis di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Namun, antusias para wali murid dan siswa di sana membuat politisi PDIP ini hampir jatuh, Senin (24/6/2013).
Karena animo warga yang begitu besar, berdesak-desakan, Jokowi hampir jatuh dibuatnya, beruntung ada karung tumpukan tas dan buku di depannya sehingga badan Jokowi tersangga.
Melihat kejadian itu, panitia langsung meminta warga untuk antre dan tidak main dorong-dorongan. Acara bagi-bagi yang juga didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, serta Iriana Widodo dan Veronica Tan berlangsung selama 30 menit.
Sebelum membagikan 300 tas dan buku tulis, Jokowi melakukan launching kota layak anak.


Sumber :
merdeka.com

Main Tebak-tebakan dengan Jokowi, 5 Siswa Dapat Hadiah Sepeda

Ada Jokowi, ada bagi-bagi hadiah. Hal itu juga terlihat saat Gubernur DKI Jakarta itu menggeber kampanye 'Jakarta Ramah untuk Anak' di sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Jokowi bermain tebak-tebakan dengan siswa berhadiah sepeda.
Sebelum bermain tebak-tebakan, Jokowi menandatangani petisi bertuliskan 'Katakan Ya untuk Stop Kekerasan, Diskriminasi dan Penelantaran pada Anak Sekarang Juga'. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi terletak di Jalan Lingkar Luar Jakarta, Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Senin (24/6/2013).
Setelah itu, Jokowi mengajak 5 siswa untuk bermain tebak-tebakan. "Biasanya kalau di acara seperti ini saya bawa sepeda, tapi kali ini enggak. Saya hanya bawa kartu nama tapi bisa ditukar sepeda," kata Jokowi sebelum memulai tebak-tebakannya.
Lima orang anak naik ke atas panggung. Kelimanya lalu berdiri berjejer di dekat Jokowi. Pertanyaan pertama yang bertemakan bunga dikeluarkan Jokowi.
"Sebutkan lima nama bunga," perintah Jokowi.
Dengan sigap, siswa itu menjawab lancar. "Melati, mawar, anggrek, kamboja, dahlia," sebut siswa itu sambil tersenyum.
Kepada siswa kedua, Jokowi menanyakan pengetahuannya soal DKI Jakarta. "Sebutkan dua nama gubernur Jakarta!"
Dengan buru-buru, siswa itu menyebut "Jokowi dan Basuki!" jawab siswa itu. Mendengar jawaban itu, Jokowi tertawa. "Loh.. loh," kata Jokowi.
"Eh salah. Jokowi dan Fauzi Bowo," ralat siswa itu tiba-tiba yang disambut tawa para hadirin.
Jokowi lali beralih kepada salah seorang siswi. Jokowi meminta anak tersebut menyebutkan empat museum yang ada di Jakarta.
"Museum Gajah, Monas, Batik, dan museum Fatahillah," jawab siswi itu lancar.
Pertanyaan selanjutnya terkait geografi. "Sebutkan 3 nama ibukota negara," tanya Jokowi.
"Jakarta, Kuala Lumpur dan Beijing," kata siswi berambut pendek itu. Jokowi pun membenarkan jawaban siswa itu dengan mengangguk.
Pertanyaan terakhir diberikan kepada siswa yang berada di sebelah kanan Jokowi. "Sebutkan lima nama pohon!"
"Pohon pisang, palem, kelapa, apel, dan mangga," kata siswa itu.
Setelah melakukan tebak-tebakan dan memberikan kartu namanya sebagai tanda tukar untuk mengambil sepeda, Jokowi kembali ke tempat duduknya.
Jokowi datang bersama istrinya, Iriana, dan istri Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tahja Purnama (Ahok), Veronica. Ketiganya kompak mengenakan kemeja berwarna putih.


Sumber :
detik.com
versi kompas.com : "Siswa SD Sebut Jokowi dan Ahok Mantan Gubernur DKI"

Jokowi Kampanyekan 'Jakarta Kota Ramah untuk Anak'

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berkampanye untuk menghentikan kekerasan terhadap anak. Jakarta harus menjadi kota yang ramah terhadap kepentingan anak-anak.
Jokowi menandai kampanye itu dengan menandatangani sebuah petisi di sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada acara Jakarta Menuju Kota Layak Anak. Sekolah itu terletak di Jalan Lingkar Luar Jakarta, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Senin (24/6/2013).
Petisi tersebut dibentangkan pada sebuah kain putin selebar 1 X 3 meter dan di atasnya bertuliskan 'Katakan Ya untuk Stop Kekerasan, Diskriminasi dan Penelantaran pada Anak Sekarang Juga'.
Hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar. "Kami akan berusaha membuat Jakarta menjadi kota layak untuk anak. Kami percaya pada Pak Gubernur untuk bisa mewujudkannya. Beliau sudah cukup berpengalaman di Surakarta," kata Linda.
Jokowi hadir di tempat itu sekitar pukul 09.00 WIB. Saat duduk di kursi paling depan, enam orang anak terlihat pelan-pelan maju mendekati Jokowi itu untuk meminta tanda tangan pemimpin Jakarta itu. Dengan ramah, Jokowi melayani permintaan anak-anak yang duduk di sekolah dasar itu.
Jokowi datang bersama istrinya, Iriana, dan istri Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tahja Purnama (Ahok), Veronica. Ketiganya kompak mengenakan kemeja berwarna putih.


Sumber :
detik.com

Lagi, Yayat Minta Jokowi Pilih Sekda Muda dan Tak Malas

Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menyarankan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk memilih Sekretaris Daerah yang telah memiliki pengalaman. Menurutnya, Sekda sebaiknya berasal dari genarasi muda yang sudah memiliki pangkat senior di birokrasi.
"Harus yang muda, energik dan mau turun ke lapangan. Karena Sekda ini harus bisa mengimbangi gaya gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta," ujar Yayat saat dihubungi, Senin (24/6/2013).
Dalam kepemimpinan Jokowi, Yayat menambahkan, sosok Sekda ibarat menjadi CEO dalam sebuah perusahaan. Yaitu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Nantinya kan yang mengatur camat dan lurah hasil seleksi tentunya Sekda. Karena itu, Sekda yang tidak punya pengalaman teknis akan kesulitan untuk itu," jelas Yayat.
Selain itu, Yayat juga menilai faktor usia harus dipertimbangkan dalam pemilihan Sekretaris Daerah. Calon-calon Sekda yang menjelang pensiun dikhawatirkan tidak mampu mengikuti ritme dan gaya kerja Jokowi-Ahok.
Secara terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta I Made Karmayoga mengatakan 9 calon sekda yang masuk masa pensiun di antaranya Sekda PLT Wyriatmoko dan Kepala BPLHD Tauchid.


Sumber :
merdeka.com

Prediksi: PDIP Akan Berkoalisi dengan Golkar Usung Jokowi

Bila PDI Perjuangan memutuskan tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra setelah Pemilu 2014, maka yang akan menjadi pilihan mau tak mau adalah Partai Golkar.
Namun, tentu bukan Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, tapi Golkar pasca-Munas 2015.
"Jadi, kalau pertanyaannya adalah siapa yang berpeluang kuat menjadi cawapres untuk capres Jokowi, jawabannya adalah mutlak harus tokoh Golkar, agar memiliki dasar untuk mengambil-alih Golkar pada Munas 2015, dan kemudian Golkar pasca-Munas akan berkoalisi dengan PDIP," kata Board of Advisor CSIS Jeffrie Geovanie dalam pernyataannya, Senin (24/6/2013).
Jeffrie menuturkan, Jokowi sebagai capres dari generasi baru, tentu harus mencari cawapres yang punya senioritas dalam politik Indonesia, seperti halnya Obama dengan Joe Biden.
Tokoh Golkar senior, lanjutnya, sebaiknya juga punya kemampuan diplomasi luar negeri yang baik, mengingat Jokowi akan fokus mengurus dalam negeri. Sang cawapres juga harus punya latar belakang militer yang baik.
"Kalau sipil, ya sipil yang tegas dan berani.
Lebih baik lagi bila berbeda sukunya dengan Jokowi. Semakin sempurna kalau juga memiliki basis dukungan dari masyarakat yang sudah terbukti," papar Jeffrie.
Kalau itu terjadi, menurut Jeffrie, maka partai penguasa pasca-2014 adalah PDIP didukung Golkar, dengan partai penyeimbang pemerintahan yang dipimpin Demokrat.
"Kita lihat saja, tidak lama lagi, satu tahun lagi," ucapnya.
Sementara, peneliti Maarif Institute Endang Tirtana mengatakan, untuk masa datang, ada baiknya koalisi dibentuk dengan lebih sedikit partai, sehingga memudahkan dalam melakukan kebijakan dan kontrol.
Namun, pemilihan partai koalisi harus memertimbangkan derajat kemenangan dalam pileg. Karena, jika partai-partai oposisi yang berkoalisi adalah partai besar, maka besar juga kemungkinannya hal ini dapat menghambat partai berkuasa untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang sifatnya baik untuk kepentingan masyarakat.
Tapi, tutur Endang, tetap ada positifnya, yakni kontrol yang besar oleh oposisi terhadap partai yang berkuasa.
"Koalisi akan mulai terbaca pasca-pileg," cetus Endang.
Sejauh ini, menurut Endang, PDI Perjuangan punya peluang besar menjadi partai pemenang. Untuk itu, jika PDIP menjadi pemenang dalam pileg dan Pilpres 2014 atau pasca-2014, maka bisa jadi akan ada model koalisi yang berbeda.
"Karena PDIP selama ini sudah menjadi spesialis oposisi, akan seperti apa koalisinya, kita tunggu," bebernya.
Lebih jauh Endang menjelaskan, pada era kepemimpinan SBY, koalisi yang terbangun adalah model multi-partai. Sehingga, kerap membuat ketidakefisienan dalam membuat kebijakan bersama.
"Koalisi sekarang yang tergabung dalam setgab, kental dengan kepentingan-kepentingan politis, sehingga membuat keputusan-keputusan yang memerlukan tindakan cepat sulit dilakukan," jelasnya.


Sumber :
tribunnews.com
Versi republika.co.id : "Jokowi Berpeluang Gandeng Cawapres dari Golkar"

Ulasan: 4 Sebab Popularitas Jokowi Melebihi Prabowo & Mega

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki kelebihan sebagai calon presiden 2014 ketimbang pemain lama di kancah politik. Menurut dia, kelebihan itu merupakan kelebihan dalam atribut personal dibanding Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, nama-nama yang disebut sebagai capres potensial 2014. "Ada empat atribut, dua atribut sangat menonjol dari Jokowi," katanya kepada Tempo.

Atribut personal yang paling menonjol adalah Jokowi dinilai sebagai sosok yang bersih dari korupsi.

Publik menilai gaya Jokowi yang apa adanya dan terkesan tidak menjaga jarak membuat dia dianggap bersih dari korupsi. Selain itu, di sekitar rumah dinasnya di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, amat jarang terlihat mobil mewah yang keluar-masuk. Hal itu berbeda dengan masa kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo yang sering kali terlihat mobil mewah berada di kawasan tersebut. Sikap kaku yang ditunjukkan saat menjadi pembawa acara di stasiun televisi swasta juga dianggap sebagai bukti bahwa Jokowi tidak berusaha mengubah penampilannya.

Penampilan Jokowi dinilai tidak banyak berubah ketimbang politikus Senayan setelah terpilih sebagai anggota dewan.

Jokowi tidak memermak sedikit pun penampilannya meski sudah menjadi gubernur.

Atribut personal lainnya yang menonjol adalah peduli kepada rakyat.
Gayanya yang terkesan apa adanya juga menimbulkan persepsi bahwa Jokowi tidak suka bergaya mewah-mewahan. "Semua citra pejabat yang ada seperti berwibawa itu diterabas semua oleh Jokowi," kata Dodi.
Salah satu hal yang paling diingat adalah saat meninjau lokasi jebolnya tanggul Latuharhari di Menteng, Jakarta Pusat, 17 Januari 2013 lalu. Saat itu Jokowi mengeluarkan gestur bahwa dirinya pusing melihat jebolnya tanggul tersebut. Sambil jongkok di tengah rel, Jokowi juga tampak melipat tangannya di kepala.
Jokowi pun terkesan cuek meski kamera wartawan yang melakukan liputan sibuk mengabadikan posisi tubuhnya. Ini makin menciptakan persepsi publik bahwa Jokowi merupakan sosok yang jujur dan apa adanya. "Dia tidak begitu peduli dengan satu gambaran citra bahwa dia harus berwibawa, harus menjaga jarak dengan publik, dan itu kan diterabas semua sama Jokowi," ujar Dodi.
 
Atribut personal lainnya adalah dalam hal ketegasan.
Menurut Dodi, persepsi publik menilai bahwa Jokowi adalah sosok yang tegas dalam menghadapi masalah. Bahkan, ketegasan Jokowi dinilai melebihi Prabowo yang berlatar belakang militer. Contohnya pada saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Saat itu, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo memintanya untuk merobohkan sebuah bangunan pabrik tua yang ada di Solo. Tapi Jokowi menolak permintaan itu hingga akhirnya dinilai bodoh.

Prinsip itu juga yang kerap menjadi kekuatan atribut pesonal bagi Jokowi untuk menjadi calon presiden. Sebagai politikus, dia sadar bahwa keinginan rakyat harus diikuti agar pemerintahannya bisa berjalan dengan baik. Tapi tidak semua keinginan rakyat dipenuhi Jokowi saat menjadi gubernur. Contohnya adalah penanganan Waduk Pluit. Dengan tegas Jokowi menyatakan warga yang tinggal di bantaran waduk harus pindah. Meski warga meminta ganti rugi, dia menegaskan tidak ada ganti rugi karena itu merupakan tanah pemerintah.
"Karena itu, secara atribut, personal jokowi memenuhi harapan publik dan bisa diterima publik, dan yang kedua dia punya prinsip," kata Dodi.
"Jokowi 80 persen respondennya, berikutnya baru Prabowo dengan 60 persen dan Megawati 55 persen," ujar Dodi.
Ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan Jokowi-Ahok selama delapan bulan kepemimpinan mereka di Jakarta?


Sumber :
tempo.co

Jokowi Bercita-cita Jadikan Jakarta Kota Ramah Anak

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengawali pekan ini dengan menggelar rapat pimpinan di Balaikota DKI Jakarta. Selanjutnya, Jokowi akan mencanangkan Jakarta sebagai kota yang layak anak.
"Pak Gubernur akan menghadiri sekaligus mencanangkan Kota Layak Anak dalam rangka Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013 di Rusun Cinta Kasih, Jalan Puter Ring Road Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, pukul 09.30 WIB," demikian informasi dari Humas dan Protokoler DKI Jakarta, Senin (24/6/2013).
Jokowi memang dekat dengan anak-anak. Jokowi telah membuat program Kartu Jakarta Pintar agar anak-anak bisa bersekolah. Setiap blusukan, Jokowi biasanya selalu membawa buku tulis untuk dibagikan pada anak-anak. Jokowi juga kerap menggelar kuis dadakan. Sebuah sepeda menjadi hadiahnya.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menilai Jokowi lebih pantas jadi ikon untuk anak-anak Indonesia dibanding Ibu Negara Ani Yudhoyono. Alasannya, Jokowi lebih dekat dengan anak-anak.
"Jokowi lebih cocok jadi ikon buat anak-anak Indonesia. Kita lihat saja jokowi sering kita lihat bagi-bagi seragam sekolah, buku, dan sepatu. Sedangkan Ibu Ani saya pikir inisiatif nya kurang," kata Arist di kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2013).
Aris mengatakan, peranan Ani Yudhoyono sebagai pengayom dan ibu bagi anak-anak Indonesia tidak berjalan dengan semestinya. Dari adanya beberapa kasus tindak kejahatan maupun kekerasan seksual yang dialami anak-anak di Indonesia, Ibu Negara ini tidak pernah terlihat turun ke bawah untuk memberikan dorongan atau semangat.
Tapi sejumlah masalah juga masih menghantui anak-anak di Jakarta. Banyaknya pencabulan pada anak di bawah umur hingga ABG menjadi momok menakutkan. Begitu pula dengan kekerasan di sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Masalah lain untuk anak-anak Jakarta adalah soal kekurangan lahan bermain. Banyak lapangan bermain anak yang kini berubah menjadi mal atau pemukiman.
Maka semoga Jokowi bisa menjadikan Jakarta sebuah surga untuk para penerus bangsa ini.


Sumber :
merdeka.com