Jumat, 21 Maret 2014

Isi Hati Anak Buah Jokowi

Joko Widodo (Jokowi) memang masih berstatus gubernur meski sudah resmi dinyatakan sebagai capres dari PDIP. Ada banyak orang yang mengucap syukur atas keputusan itu, namun tak banyak juga yang menyayangkan langkahnya meninggalkan Jakarta.

Ancaman dari Bamus Betawi

Deklarasi kesiapan menjadi calon presiden yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) di rumah Si Pitung pada Jumat pekan lalu, mendapatkan aksi protes dari organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi.
Ketua Lembaga Antar Bidang Badan Musyawarah Masyarakat Betawi, Muhammad Rifky menyatakan keberatan dan meminta agar Jokowi segera meminta maaf kepada masyarakat Betawi karena Gubernur DKI ini telah menggunakan nama pahlawan Si Pitung untuk kepentingan politik.

Jokowi Pengin Cawapres itu Bukan Ban Serep

Meski masih enggan menyebut nama wakil presiden idamannya, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), mengaku mencari pendamping yang bisa diajak bekerja sama secara. Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan sosok cawapres ideal harus seimbang dalam menunaikan tugas sehingga tidak hanya menjadi ban serep.
"Saya ingin ke depan bisa bekerja. Bisa saling menutupi kekurangan masing-masing karena kita ingin bekerja. Jadi tidak ada wakil yang dipakai untuk ban serep. Harus kerja keras untuk bangsa negara dan rakyat," kata Jokowi di Bandar Lampung, Jumat (21/3/2014).

Jokowi di Lampung: Kulonuwun, Supaya dibukakan pintunya dong

Sambutan luar biasa dari masyarakat diterima calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) di Bandar Lampung, Jumat (21/3/2014).
Sebagai pendatang, Jokowi mengaku, harus kulonuwun terlebih dulu kepada seluruh masyarakat, tak peduli yang di pasar atau di pusat perbelanjaan.
"Supaya dibukakan pintunya dong," ujar Jokowi di sela aktivitasnya di salah satu pusat perbelanjaan di Bandar Lampung, Jumat malam.
Kedatangan Jokowi ke Lampung untuk berkampanye PDI-P menarik perhatian masyarakat daerah itu.

PPP Pastikan Eforia Pencapresan Jokowi akan Antiklimaks Sebelum Pilpres

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai euforia pencapresan Joko Widodo (Jokowi) akan menghadapi titik jenuh di masyarakat. Wakil Ketua Dewan Pimpinan  Pusat (DPP) PPP Hasrul Azwar mengatakan euforia Jokowi pasti akan jadi antiklimaks di masyarakat.
"Saya yakin ada antiklimaks euforia Jokowi sebelum Pilpres. Hanya menunggu waktu saja," ujar Hasrul, Jumat (21/3/2014) malam.

Jokowi Ajak Kader PDIP Kawal Ketat TPS

Calon presiden (Capres) PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh kader partai mengawal jalannya Pemilu pada tahun 2014 nanti.
Jokowi mengatakan, seluruh kader harus siap di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) terutama saksi.
"TPS adalah salah satu yang harus kita prioritaskan, sehingga kelak kemenangan ini dapat tercapai sesuai harapan bersama. Jadi harus pengawalan dan menjaga di TPS," katanya di Lampung, Jumat, (21/3/2014) malam.

Jokowi Berharap PDIP Akan Menang di Lampung

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) menyatakan PDI Perjuangan akan meraih kemenangan di Provinsi Lampung.
"Potensinya sangat besar, feeling saya PDI Perjuangan punya peluang besar di Lampung, nanti pasti suaranya banyak," kata Jokowi, saat pertemuan dengan kader PDI Perjuangan di kediaman calon Gubernur Lampung yang diusung PDI Perjuangan, Berlian Tihang, di Bandarlampung, Jumat (21/3/2014) malam.
Menurut dia, kemenangan partai ini akan terwujud apabila seluruh lini berjalan, sehingga pasti hasilnya akan lebih baik lagi.

Jokowi Tak Ingin Dahului Angka Dukungan

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin mendahului angka atas kemungkinan dukungan yang diberikan warga Lampung di Pemilu 2014 nanti.
Sebagai juru kampanye (jurkam), Jokowi mengaku tidak dapat memperkirakan. Namun dirinya menyerahkan hal tersebut sepenuhnya kepada masyarakat.
"Ini kan masalah pilihan rakyat. Demokrasi. Silakan dipilih, kalau dipilih nomor 4 ya, alhamudlillah," kata Jokowi saat blusukan ke sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Kartini, Bandar Lampung, Lampung, Jumat (21/3/2014).

Beli Kaos Kaki di Mal

Setelah menyantap makan malam di pinggir jalan kota Bandar Lampung, Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan. Para pegawai dan pengunjung mal langsung berebut berfoto selfie dengan Jokowi.
Hal ini terjadi saat Jokowi masuk ke Central Plaza, Jl Kartika, Tanjung Karang, Bandar Lampung, Jumat (21/3/2014) malam. Jokowi menghebohkan mal yang tampak lengang saat itu. Saat Jokowi menginjakan kaki di mal tersebut, spontan kerumunan manusia yang mencolok terjadi.

Besok Hadiri Kampanye di Lampung

Pada akhir pekan besok, Sabtu 22 Maret 2014, Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri kampanye terbuka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di dua titik di Provinsi Lampung, yaitu di Kampung Tua Menggala dan Lapangan Rejo Basuki, Lampung Tengah.
"Jokowi hanya bisa hadir berkampanye di hari libur, untungnya pelaksanaan kampanye terbuka di Lampung masuk pada hari Sabtu sehingga tidak menjadi halangan kehadirannya," ujar Ketua DPC PDIP Lampung Barat Mukhlis Basri seperti dilansir dari Antara, Jumat (21/3/2014).
Menurutnya, selain Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Wakil Gubernur Kepulauan Riau Suryo Respationo juga akan turut hadir dalam kampanye terbuka Pemilu 2014.

Ikut Kampanye Golkar, Tapi Dukung Jokowi Presiden

Dukungan terhadap Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi presiden Republik Indonesia tidak mengenal partai. Meski menghadiri kampanye Partai Golkar, orang-orang ini ingin memilih Gubernur DKI Jakarta itu pada saat pemilihan presiden nanti.
Misalnya saja Andri, yang menghadiri kampanye Golkar di GOR Bekasi, Jumat (21/3/2014) ini. Dia mengaku terkesan dengan kinerja Jokowi membangun Jakarta.

Jokowi dan Pramono Edhie Wibowo Pilihan Rakyat

Setelah menyebut Jokowi tak Amanah, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menyatakan bahwa politik di Indonesia belum cerdas. Buktinya, rakyat justru lebih senang melihat capres dari penampilan ketimbang gagasan dan kemampuan.
Mubarok mencontohkan fenomena yang terjadi saat ini kepada Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, Jokowi salah satu yang diidamkan rakyat karena tak punya tampang pemimpin.
"Yang menarik dipilih yang tampangnya enggak tampang pemimpin seperti Jokowi," ujar Mubarok di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Makan Malam di Pinggir Jalan

Joko Widodo (Jokowi) memulai kegiatannya di Lampung dengan mencari tempat makan. Iring-iringan mobil yang sedianya hanya sekitar 10 unit kini menjadi 20 mobil mengiringi Jokowi mencari lokasi makan malam.
Setelah berputar-putar di tengah kota Lampung, konvoi puluhan mobil ini berhenti di pinggir jalan, tepatnya di Jl Hasanudin, Pasar Kangkung, Bandar Lampung, Jumat (21/3/2014). Ia menghampiri salah satu tenda makan di pinggir jalan tersebut.

Gus Ipul: Suatu Kehormatan Saya Disebut Jadi Pendamping Jokowi

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul merasa terhormat karena disebut-sebut pantas mendampingi bakal calon Presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi.
"Nama saya disebut pantas mendampingi Jokowi merupakan kehormatan. Tapi, masih banyak yang lebih pantas mendampingi beliau," kata Gus Ipul di Surabaya, Jumat (21/3/2014).

Ahok Senang jika Moeldoko Dampingi Jokowi

Panglima TNI Jenderal Moeldoko merupakan salah satu tokoh berlatar belakang militer yang digadang sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Muncul juga pendapat, Moeldoko juga cocok jika disandingkan dengan capres dari PDIP, Joko Widodo alias Jokowi.
Diminta tanggapan wacana tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun mengaku senang jika Moeldoko jadi cawapres.
"Bagus dong. Aku juga senang kalau Pak Moeldoko. Bagus kok, beliau tegas," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).

Jokowi Ajukan Cuti Kampanye 3 April 2014

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah mengajukan izin cuti kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk kampanye bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jawa Barat pada 3 April 2014.
"Untuk izin kampanye yang terbaru baru Gubernur DKI Jakarta untuk 3 April di Jawa Barat. Berkasnya baru kami terima," kata Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Didik Suprayitno di Jakarta, Jumat (21/3/2014).
Terkait ketidakhadiran Jokowi pada kampanye di Ciamis, Kamis (20/3/2014), Didik menjelaskan tidak ada permohonan izin dari yang bersangkutan untuk berkampanye pada hari tersebut.
"Permohonan izin dari Pak Jokowi hanya untuk 3 April nanti, yang kemarin (Ciamis) itu tidak ada permohonan izin dari beliau," jelasnya.
Pada pelaksanaan kampanye rapat umum terbuka selama 21 hari, kepala daerah dan wakil kepala daerah wajib mengajukan permohonan cuti untuk mengikuti kampanye parpol.
Hak cuti kepala dan wakil kepala daerah paling banyak diberikan dua hari kerja dalam sepekan, sedangkan permohonan cuti paling lambat diserahkan 12 hari sebelum pelaksanaan kampanye.
Mendagri mengimbau kepala dan wakil kepala daerah untuk tidak memanfaatkan fasilitas Negara untuk kepentingan kelompok atau parpol tertentu.
"Kepala daerah dan wakilnya tidak boleh menggunakan fasilitas Negara, termasuk pengawalan, selama cuti kampanye," kata Mendagri beberapa waktu yang lalu.
Terkait pengawasan bagi kepala daerah yang menyalahgunakan fasilitas Negara dalam kampanye, Gamawan mengatakan hal itu menjadi kewenangan Bawaslu termasuk penentuan sanksinya.
"Nanti Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) yang mengawasi, sanksinya Bawaslu yang mengatur. Kalau memang ada laporan dari Bawaslu akan kami tindak lanjuti," katanya. 

Sumber :
antaranews.com

Yakin Ada Kejutan, Demokrat Ragukan Jokowi Bakal Menang


Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Ahmad Mubarok menyatakan bahwa partainya tak akan terpancing dengan langkah PDI Perjuangan mengumumkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2014 nanti. Mubarok menegaskan, pencapresan Jokowi tak akan membuat partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terburu-buru mengumumkan capres dan mengubah strategi.
"Politik itu nanti lihat realitas, belum tentu Jokowi menang. Bukan namanya politik itu, nggak bisa dipastikan," kata Mubarok di Gedung MPR RI, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Kata Sabam, Cawapres Yang Lebih Tua Suka Ngajarin

Politikus senior PDI Perjuangan Sabam Sirait menilai pendamping Joko Widodo atau Jokowi harus sosok muda atau seusia.
Jika cawapres PDI Perjuangan tergolong muda akan memudahkan keduanya untuk bekerja sama dalam menjalankan pemerintahan.
"Kalau orang Indonesia itu kalau yang lebih tua suka ngajarin. Jadi sebaiknya yang lebih muda. Saya berpendapat jangan yang lebih tua dari Jokowi," ujar Sabam di Gedung DPR, Senayan, Jumat (21/3/2014).

Jokowi Tinggalkan Balai Kota Sebelum Usai Jam Kantor

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan Balaikota sebelum usai jam kerjanya lantaran harus segera berangkat menuju Lampung untuk kampanye. Hal ini sempat disinggung Kementerian Dalam Negeri untuk para kepala daerah yang terlibat kampanye. Lalu apa tanggapan Jokowi?
Jokowi meninggalkan Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (21/3/2014). Padahal, sesuai aturan Pemprov DKI, khusus hari Jumat pegawai baru bisa meninggalkan kantor pada pukul 16.00 WIB.

Tiba di Lampung

Setelah terbang selama setengah jam, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi Joko Widodo tiba di Bandara Radin Intan II, Bandar Lampung. Ia datang dari Jakarta untuk meramaikan kampanye PDIP di Kota Gajah ini.
Pukul 17.15 WIB, Jumat (21/3/2014), pesawat dengan nomor penerbangan GA76 itu mendarat di Bandara Lampung dan tak lama kemudian pintu pesawat terbuka.

I Love Jokowi

Meski ini rahasia, sejujurnya saya katakan di Pilgub DKI Jakarta 2012, saya nyoblos tanda gambar no. 3 bergambar pasangan Jokowi-Ahok. Sebagai citizen jurnalis, waktu itu saya juga banyak menulis mengenai dukungan saya terhadap pasangan ganda campuran menghadapi hegemoni sentimen primodialisme.
Kala itu banyak warga Jakarta memilih Jokowi-Ahok ingin adanya perubahan melawan kekuasaan status quo. Dengan kemenangan Jokowi menjadi orang pertama di DKI Jakarta, sudah tentu warga Jakarta berharap Jokowi akan menepati janji-janji kampanyenya.

Demokrat Pede Capres Hasil Konvensi Bisa Atasi Jokowi

Partai Demokrat (PD) sangat yakin Calon Presiden (Capres) yang akan diusung dari hasil konvensi akan bisa bertarung melawan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2014.
"Kami yakin siapapun nanti yang memenangkan konvensi yang akan dicalonkan menjadi Capres PD, kami yakin calon kami bisa bertarung dengan calon-calon lain dari Parpol lain. Terutama Jokowi," ujar Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan (PPSK) PD, Ulil Abshar Abdalla di Cikini, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Muhammadiyah Tidak Pernah Dukung Jokowi

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin membantah jika telah memberikan dukungan kepada Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi). Kecurigaan ini datang ketika Jokowi melakukan pertemuan dengan Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Jokowi hadir untuk yang kedua kali ke markas Muhammadiyah sebagai gubernur DKI Jakarta, bukan capres. Hal-hal yang dibicarakan, kata dia, lebih kepada persoalan Jakarta.

Jakarta Amburadul Kok Mau Nyapres

Wakil Ketua MPP PANAM Fatwa, mengaku kecewa dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Bahkan, mantan staf ahli Gubernur DKI Ali Sadikin itu menyesal telah mendukung Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI 2012.
"Tiba-tiba saya merasa suasana hati yang sunyi, hampa, dan galau setelah adanya keputusan Jokowi jadi capres. Sejak kampanye tahap kedua Pilgub DKI 2012 saya memberikan dukungan konstruksi meski disertai berbagai resiko kesalahpahaman," kata Fatwa.

SDA: Saya Tak Mau Berandai-Andai Jadi Cawapres Jokowi

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali (SDA) menyatakan, tidak mau membayangkan untuk dipasangkan dengan Joko Widodo (Jokowi). Ia belum bisa menjawab kemungkinan terulangnya koalisi PPP-PDI Perjuangan. 
"Ini negara demokrasi, orang boleh berpendapat apa saja tentang capres. Tapi saya tidak mau berandai-andai," ujarnya di Medan, Jumat (21/3).
Menurutnya, pencapresan baru akan dibahas setelah pileg. PPP pun saat ini masih fokus pada pileg.

Agus Pambagyo: Jokowi Mangkir pada Jam Kerja!

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diam-diam menemui Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Jawa Tengah, Kamis (20/3), malam. Dalam pertemuan yang digelar secara mendadak dan tertutup itu Jokowi didampingi oleh kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Teten Masduki dan Ketua DPP GP Anshor yang juga politikus Golkar, Nusron Wahid.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo Jokowi pergi meninggalkan Jakarta pada hari kerja.

Jokowi dan Abraham Samad Sama-sama Tak Amanah

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat yang merupakan pendukung setia Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok, menyebut Ketua KPK Abraham Samad sama tidak etisnya dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Hal ini terkait adanya wacana Abraham akan berpartisipasi sebagai cawapres di Pilpres 2014.
Mubarok menilai wajar sejumlah nama digadang-gadang bakal meramaikan Pilpres, termasuk Abraham Samad. Namun dia menyayangkan jika Abraham tiba-tiba ikut sebagai kandidat capres atau cawapres pada Pilpres nanti.
"Manuver politik apa saja bisa. Manuver ya manuver belum tentu sesungguhnya. Tapi sama tidak etisnya dengan Jokowi, jadi gubernur belum selesai sudah mau (nyapres)," ujar Mubarok di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Sesuai UU, Jokowi Harus Non Aktif Kala Nyapres

Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2005, gubernur yang mancalonkan diri menjadi calon presiden harus mengajukan izin kepada presiden. Selanjutnya, presiden akan memberikan izin sekaligus menonaktifkan gubernur tersebut hingga Pemilu selesai.
"Nanti presiden akan menerbitkan kemudian dan sekaligus menonfaktifkan sampai dengan selesai pemilihan. Apakah dia kembali nanti kalau dia tidak terpilih, apakah lanjut menjadi presiden itu (kemudian) dilantik," ujar Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi,  di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2014).

Ahok Puji Ketegasan Jokowi

Kemesraan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak hanya tercermin dalam menjalankan roda kepemimpinan DKI Jakarta. Dikatakan Ahok, keduanya juga harmonis di luar kantor.
"Saya dan Pak Jokowi baik-baik saja kok," ujar Ahok kepada wartawan usai makan siang di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).
Bahkan menurutnya mantan walikota Surakarta itu jauh lebih tegas dibanding dirinya.

PDIP Sudah Godok Nama Cawapres Jokowi

Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan sudah menggodok beberapa nama tokoh yang akan dijadikan pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014.
"Oh sudah banyak. Kamu mau tahu? Besok ya," ujar politikus senior PDIP Sabam Sirait di Gedung DPR, Senayan, Jumat (21/3/2014).
Meski begitu, Sabam enggan menyebutkan siapa saja. Ia menjelaskan pendamping Jokowi harus diambil dari luar partai agar mewakili berbagai kelompok.

Jokowi Jamin Lelang Jabatan Kepala Sekolah Tidak Langgar Aturan

Ternyata tidak semua pihak mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan lelang jabatan kepala sekolah SMAN/SMKN, karena dinilai menyalahi aturan yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 28 tahun 2010 tentang Penugasan Kepala Sekolah.
Kendati demikian, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, proses lelang jabatan atau seleksi terbuka jabatan kepala sekolah tingkat SMAN/SMKN sudah sesuai dengan aturan yang ada. Terbuktinya, Pemprov DKI tidak melakukan penunjukan langsung kepada pejabat untuk menduduki posisi kepala sekolah. melainkan melalui proses seleksi secara terbuka.

Jokowi Bantah Seleksi Kepala Sekolah di DKI Tak Transparan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membantah jika pelantikan kepala sekolah SMAN dan SMKN, kepala Puskesmas, dan pejabat struktural lingkungan DKI Jakarta tidak transparan kepada masyarakat. Menurut Jokowi, proses pelelangan jabatan ini agar dapat mengetahui kualitas para pejabat.
"Ini kan proses seleksi terbuka. Bisa dicek yang lulus mana, yang tidak lulus mana, jelas terbuka kok. Bukan saya suka itu dan tidak suka. Bukan karena saya seneng dan tidak seneng. Ini proses terbuka," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Jumat, (21/3/2014).
Mantan Wali Kota Solo itu menambahkan, jika sebelumnya kepala sekolah dipilih oleh pihak sekolah, maka Jokowi menegaskan, bahwa kepala daerah memiliki hak untuk mencopot mau pun menggantikan. Sehingga, kata dia, kinerja kepala sekolah harus fokus dalam mengolah manajemen pengajaran.

Bappenas Siap Tawarkan Skenario Pembangunan 2015-2019 ke Jokowi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selama sebulan terakhir aktif menjaring aspirasi dari pelbagai elemen masyarakat untuk desain Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Setelah menemui 12 partai politik peserta pemilu dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) pekan lalu, ke depan beberapa pemerintah daerah juga dimintai masukan. Selasa pekan depan (25/3/2014), Bappenas akan menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) provinsi.
"Kita menjaring aspirasi sudah di tujuh kampus, parpol seluruhnya sudah, lalu nanti Selasa di Musrenbang dengan DKI. Beliau confirm hadir, itu Musrenbang biasa, nanti saya akan menyampaikan paparannya," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Jokowi Lantik Kepala UPLD DKI Yang Baru

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melantik I Dewa Gede Sony sebagai Kepala Unit Lembaga Pengadaan Daerah (ULPD) DKI Jakarta. Sebelumnya, Ia Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, kehadiran UPLD DKI maka kegiatan pengadaan barang dan jasa dapat berjalan sesuai dengan standar dan prosedur yang jelas. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan maupun penyelewengan wewenang dalam pengadaan barang dan jasa.

Gerindra: PDIP dan Jokowi Bukan Nasionalis Sejati

Partai Gerindra mengaku sama sekali tidak khawatir terhadap pencapresan Joko Widodo (Jokowi) dari PDI Perjuangan (PDIP). Meski gerakan Jokowi dan PDIP secara fatamorgana terlihat besar, namun Gerindra melihat hal itu sebenarnya sangat kecil.
"Karena PDIP dan Jokowi bukan lagi partai dan sosok nasionalis sejati. Mereka hanya boneka dan antek asing yang di fasilitasi para konglomerat," kata Caleg DPR RI dari Partai Gerindra, Dapil Jawa Tengah 6, Yudi Syamhudi Suyuti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Dinilai Mampu Saingi Jokowi, Wacana Soekarwo Capres Bergulir

Wacana untuk mendukung Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat bergulir di Jawa Timur. Sejumlah kalangan menilai, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur itu layak berkompetisi dengan capres PDI-P Joko Widodo.
Menurut Ketua Aliansi Wong Cilik Bersatu (AWCB), Nugroho, sosok Soekarwo terbukti berhasil memimpin Jawa Timur, seperti ekonomi, sosial budaya, dan kesejahteraan rakyat.

Alasan Jokowi Temui Muhammadiyah dan NU

PDIP mengungkapkan alasan Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan pimpinan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Jokowi merupakan calon presiden yang diusung oleh PDIP.
"Pertemuan Jokowi dengan Dr. Dien Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta yang dilanjutkan dengan pertemuan silaturahmi dengan K.H. Mustofa Bisri, Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, pada tanggal 20 Maret 2014 adalah sebagai bagian dari kesadaran politik kader PDI Perjuangan terhadap jejak sejarah bangsa," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dalam keterangannya, Jumat (21/3/2014).

Anggap Indonesia Itu Jakarta, Jokowi Menuai Kalah Dimana-mana

Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid meminta agar Jokowi tidak sesumbar bisa memenangkan Pemilu 2014. Menurutnya, Indonesia bukan hanya Jakarta.
"Jakarta hanya 1 dari 34 provinsi, pemilih (Jakarta) hanya 6 juta, pemilih Indonesia itu 100 juta lebih, jadi Anda jangan bodohi rakyat dengan seolah-olah kalau menang di Jakarta akan menang di Indonesia," kata Hidayat saat kampanye PKS di bilangan Cilandak Barat, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Pertemuan Megawati dan Pengusaha Jangan Jual Beli Kepentingan

Pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah pengusaha di DPP PDIP Lenteng Agung, dianggap biasa saja asalkan tidak melakukan perjanjian jual beli kepentingan.
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, mengatakan pertemuan tersebut sebenarnya biasa saja. Namun menurutnya memang tidak menutup kemungkinan terjadi bargaining politik antara Megawati dengan sejumlah pengusaha terkait pencapresan Joko Widodo (Jokowi).

Tidak Ngantor Naik Sepeda, Jokowi: Ya Capai Mungkin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) punya alasan tersendiri ketika ke kantor naik mobil dinas, bukan bersepeda di Hari Jumat. Sambil berseloroh, Jokowi mengaku lelah.
"Ya capai mungkin," jawab Jokowi ketika ditanya alasannya tidak bersepeda seperti biasanya sambil tertawa kecil di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).
Jokowi berpendapat tidak masalah apabila sekali-sekali tidak naik sepeda ke kantor. "Ya besok pagi kan bisa naik sepeda," imbuhnya.

Jokowi Kecil Dibandingkan Capres PKS

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Calon Anggota Legislatif (Caleg) dapil II DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid (HNW), yakin partainya tidak akan bernasib sama seperti pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu.
Kepada wartawan usai kampanye di wilayah RT 08 RW 02, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2014), Hidayat mengatakan  apa yang terjadi di Jakarta, tidak bisa disamakan dengan apa yang akan terjadi di tingkat nasional.
"Jakarta bukan Indonesia, Jakarta itu hanya satu dari sekian privinsi di Indonesia, jangan anda bodohi masyarakat seolah-olah menang di Jakarta akan menang di Indonesia," katanya.

Temui Tokoh Agama, Jokowi Tak Jamin Dipilih

Langkah calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), yang belakangan gencar mendekati tokoh-tokoh agama dinilai sebagai hal yang sudah seharusnya dilakukan.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, berpendapat pergerakan Jokowi mendekati tokoh-tokoh struktur sosial tradisional atau tokoh agama yang berpengaruh sebagai cara untuk menggalang dukungan.
"Strategi ke basis komunitas. Itu penting dan sejauh ini yang paling efektif," kata Gun Gun saat dihubungi detikcom, Jumat (21/3/2014).

Mantan Kapolda Metro Minta Jokowi Tak Nyapres

Keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai calon presiden 2014, menimbulkan kekecewaan tersendiri buat sebagian warga Ibu Kota. Hal tersebut lantaran Jokowi baru "seumur jagung" menjabat sebagai gubernur DKI.
"Sebagai masyarakat Jakarta saya kecewa, sebab masih ada pekerjaan rumah (PR) Jokowi yang belum terselesaikan.

Rakyat Merdeka Sulsel Dukung Jokowi Capres

Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) Sulsel akan menggelar aksi pendeklarasian "ARM For Jokowi" di flyover, Jl Urip Sumiharjo, Makassar, Jumat (21/3/2014).
Aksi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk maju dalam pilpres mendatang setelah resmi diusung PDIP.
Koordinator Aksi, Amar Anggriawan berkesimpulan republik ini harus dipimpin oleh figur yang mengusung cita-cita kebangsaan, kerakyatan dan kemandirian yang pluralis dan produktif.

Sambutan Jokowi pada Pelantikan 180 Kepsek Hasil Lelang Jabatan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melantik dan mengukuhkan 117 Kepala Sekolah SMA Negeri dan 63 SMK Negeri di Jakarta.
Acara pelantikan yang digelar di lapangan depan Gedung Blok G, Kompleks Balai Kota, Jakarta ini dimulai  pukul 10.30 WIB.
Dalam pelantikan ini, Jokowi membacakan sumpah jabatan yang diikuti oleh ratusan pejabat yang dilantik.

Jokowi Lantik 180 Kepsek Hasil Lelang Jabatan

Sebanyak 180 kepala sekolah di wilayah Jakarta akan dilantik oleh Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Pelantikan digelar di halaman Balai Kota dengan nuansa adat Betawi yang kental.
"Ada 117 Kepala SMA, 63 Kepala SMK, dan 44 kepala Puskesmas," ujar Kepala BKD DKI, I Made Karmayoga, saat dihubungi, Jumat (21/3/2014).
Selain itu, Made mengatakan terdapat lima lurah dan satu orang camat hasil evaluasi yang juga akan dilantik. Empat orang lurah di antaranya berasal dari Jakarta Pusat.

Jokowi Pagi-pagi Pergi dengan Mobil

Tak seperti Jumat pagi biasanya, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) kali ini tak berangkat ke kantor naik sepeda. Menurut keterangan dari seorang penjaga rumah dinas gubernur, Jokowi sudah meninggalkan rumahnya sejak pagi dengan mengendarai mobil.
"Bapak sudah pergi, berangkat jam sekitar 05.30 WIB naik mobil. Ada urusan," kata penjaga berbaju batik itu kepada wartawan di rumah dinas Gubernur DKI, Jalan Taman Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).
Penjaga rumah Jokowi tersebut mengaku tak tahu ke mana suami Iriana itu pergi.

Jokowi: Jika Diundang Jadi Jurkam, Tentu Akan Datang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali menyatakan kesiapanya menjadi juru kampanye PDI Perjuangan. Hal itu disampaikan Jokowi ketika bersilaturahmi dengan Bupati Kudus Musthofa yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kudus, di Kudus, Jumat d(21/3/2014) dinihari.
"Jika memang diundang untuk menjadi juru kampanye, tentu akan datang," ujar Jokowi.
Terkait kehadirannya di Kudus, Jokowi mengaku hanya sebatas silaturahmi dengan Bupati Kudus yang merupakan sahabat baiknya.