Kamis, 20 Maret 2014

Gus Mus: Tidak Ada Obrolan Dukung Mendukung Jokowi

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab dipanggil Gus Mus mengaku membicarakan banyak hal tentang Indonesia bersama Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDIP Joko Widodo atau lebih dikenal dengan sapaan Jokowi.
"Ada banyak hal yang sudah kurang di Indonesia, sehingga perlu diperbaiki atau setidaknya diperhatikan," ungkap Gus Mus usai pertemuan secara tertutup dengan Jokowi di Aula Ponpes, Kamis (20/3/2014) malam usai pertemuan tertutup.

Digugat Soal Pencapresannya, Jokowi Anggap Hal Biasa

Calon Presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) menanggapi santai gugatan yang sudah didaftarkan anak buah Prabowo yang tergabung dalam Tim Advokasi Jakarta Baru ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hal serupa ternyata pernah juga dirasakan Jokowi saat harus meninggalkan jabatan sebagai Wali Kota Solo.
Jokowi menganggap tidak ada masalah dengan gugatan tersebut karena merupakan bentuk demokrasi.

Antisipasi Pejabat Korup, Jokowi: Desain Ulang Rekrutmen Politik

Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) punya tips untuk mencegah adanya pejabat korup. Keberadaan pejabat korup bisa dicegah melalui proses rekrutmen politik yang benar.
Hal tersebut disampaikan usai bertemu dengan Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah. Jokowi mengatakan proses rekrutmen politik pejabat-pejabat saat ini perlu dibangun kembali untuk proses yang lebih baik.

Dukung Jokowi Setelah Gagal Ikut Konvensi Partai Demokrat

Mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Jumhur Hidayat, semakin getol mendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Jumhur hadir dalam pendeklarasian Aliansi Rakyat Merdeka, sekaligus mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Deklarasi dihadiri 150-an mahasiwa di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (20/3/2014). Sebelumnya, Jumhur dicopot dari jabatannya dari Ketua BNP2TKI. Pecopotan ini diduga karena Jumhur mendukung PDIP.

Kunjungi Gus Mus di Rembang

Capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) 'diserbu' puluhan santri Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah. Para pemuda ini langsung menghampiri Jokowi yang berkunjung ke pondok Pesantren tersebut.
Para santri memang sudah sejak pukul 19.30 WIB menunggu Jokowi yang datang untuk menemui Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus. Setelah Jokowi keluar dari kediaman Gus Mus dan menuju pondok pesantren yang ada di sebelahnya, puluhan remaja itu langsung menghampiri dan berebut mencium tangan Jokowi dan berfoto bersama.  "Wah dadi iki, dadi presiden (jadi ini, jadi presiden)," kelakar seorang santri dengan suara keras.

Mencarikan "Jodoh" untuk Jokowi

Joko Widodo (Jokowi) resmi jadi capres PDIP. Saat ini sejumlah pihak mulai mempromosikan soal sosok cawapres pendamping Jokowi. Tanpa menanyakan kepada Jokowi siapa cawapres yang diinginkan, berbagai pihak telah mencoba menjarikan jodoh untuk Jokowi seperti jaman Siti Nurbaya.
Cawapres pendamping Jokowi diharapkan tokoh yang tegas dan memiliki kebangsaan yang luas. Juga memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan serta mampu menjadi pemersatu semua golongan.
"Salah satu tokoh di Indonesia yang berasal dari kalangan Pengusaha yang tepat untuk mendampingi Jokowi menjadi Cawapres adalah Chairul Tanjung. Chairul Tanjung atau CT lahir di Jakarta, 16 Juni 1962 dan saat ini berumur 51 tahun.

Goyang Jokowi: Jokowi Akan Kehilangan Kepercayaan Warga

Habiburokhman, Caleg Gerindra, anak buah Prabowo
Sikap Joko Widodo (Jokowi) yang memilih menjadi calon presiden (capres) daripada menuntaskan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta terus menuai pro kontra. Sikap Jokowi ini dinilai sebagian masyarakat sebagai bentuk pengkhianatan atas janjinya untuk memberi perubahan di Jakarta.
Pengamat Psikologi Sosial yang mempunyai pandangan mirip Partai Gerindra, Ahmad Chusairi, menilai langkah Jokowi untuk nyapres, menimbulkan frustrasi dan kecemasan warga khususnya di Jakarta.

Promo: Din Syamsuddin Cocok Jadi Cawapres Jokowi

Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan mengapresiasi pertemuan Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Kamis (20/3/2014).
"Pertemuan tersebut harus diapresiasi sebagai langkah istimewa Jokowi, guna mendapatkan dukungan atau kepercayaan dari kalangan Islam terkait agenda pencalonannya menghadapi pilpres 2014 mendatang," jelasnya di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Ahok Sangkal Tudingan Prabowo "Jokowi Tidak Bekerja"

Setelah mendeklarasikan diri jadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) banyak mendapat kecaman. Banyak suara yang mengkitik Jokowi kini sudah tidak lagi optimal menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta.
Salah satu sindiran datang dari Ketua Dewan Pembina partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo adalah tokoh di balik duet Jokowi-Ahok saat Pilkada DKI. Prabowo menyinggung Jokowi yang dulu kerap menampik saat ditanya mengenai peluang menjadi calon presiden, tapi justru sekarang dia maju dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dijamin Mega Tak Ikut Campur Masalah Pilpres Jokowi

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menunjuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres di Pilpres 2014. Sejumlah pihak meyakini bahwa Jokowi hanya akan menjadi boneka PDIP jika menang dalam pemilu nanti.
Politikus Senior PDIP Sabam Sirait membantah hal itu. Begitu juga soal pendamping Jokowi nanti, menurut dia, hal itu adalah hak penuh dari seorang Jokowi.
"Yang menentukan Jokowi sendiri," ujar Sabam di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Problem Media, Pro Atau Anti Jokowi

Sehari setelah Jokowi dideklarasikan sebagai calon presiden PDIP, saya mendapat SMS dari mantan wartawan yang pernah menjabat kepala daerah. "He he merdeka.com kok jadi sangat Jokowi ya?" Segera saya jawab, "Lah barusan saya dapat SMS dari kawan aktivis mahasiswa dulu, katanya merdeka.com terlalu banyak mengutip orang-orang yang tak suka Jokowi nyapres."
Begitulah, tak gampang menjadi media yang independen dan netral di tengah pertarungan politik demokratis menjelang pemilu. Sejak Pemilu 1999, Pemilu 2004, dan Pemilu 2009, selaku jurnalis dan pimpinan media, saya selalu mendapat komentar bahkan komplain dari banyak pihak yang merasa media tidak fair.

Jokowi Jadi 'Jualan' PDIP di Kota Serang

Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Serang 'menjual' capres yang akan diusung PDIP Joko Widodo, untuk meyakinkan para simpatisan dan pendukungnya dalam kampanye terbuka di Lapangan Kepandean Kota Serang, Kamis (20/3/2014).
Ketua DPC PDIP Kota Serang Bambang Janoko dalam orasi politiknya mengajak para pendukung PDIP untuk mencoblos partai berlambang kepala banteng tersebut pada Pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang. Ia juga mengajak simpatisan dan pendukung PDIP Kota Serang untuk memilih Jokowi sebagai calon presiden yang diusung PDIP pada pemilihan presiden nanti.
"Saat ini tembok hukum sudah runtuh, kepada siapa lagi kita harus berharap karena tidak ada bisa kita percayai akibat korupsi.

Caleg DPD RI No 19 Tolak Jokowi Nyapres

Calon Legislatif DPD RI nomor urut 19, HM Yusuf Rizal menyambangi kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan aspirasinya menolak Jokowi maju sebagai calon presiden.
"Kami ingin beliau (Jokowi) bertahan (sebagai Gubernur DKI Jakarta)," ujar Yusuf usai bertemu Kesbangpol DKI di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Jokowi Capres, Wiranto: Jangan Recoki

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengatakan majunya Joko Widodo sebagai calon presiden merupakan urusan internal PDI Perjuangan. "Jangan direcoki," kata Wiranto seusai kampanye tertutup di Gedung Wanita, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (20/3/2014).
Setiap partai, kata Wiranto, pasti memilih cara terbaik untuk memenangi pemilihan umum.

Digugat Jakarta Baru Sah

Gugatan Tim Advokasi Jakarta Baru terhadap kontrak politik dengan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dianggap sah. Menurut pakar hukum tata negara, Margarito, gugatan hukum berdasarkan kontrak politik itu bisa dilakukan selama memiliki klausul atau pasal yang jelas dalam perjanjiannya. “Kalau ada poin-poinnya berarti perjanjiannya konkret, dan itu memenuhi materi hukumnya,” katanya saat dihubungi, Kamis (20/3/2014).
Sebelumnya anak buah Prabowo yang tergabung dalam Tim Advokasi Jakarta Baru menggugat Gubernur DKI Jakarta atas kontrak politik yang ditentukan pada masa kampanye pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2012 lalu. Jokowi digugat karena dianggap melanggar kontrak tersebut.

PDIP Tidak Permasalahkan Umur Cawapres Jokowi

PDI Perjuangan belum menentukan pendamping Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2014. Meskipun, sejumlah nama sudah mencuat kepermukaan sebagai pendamping kuat Gubernur DKI Jakarta itu.
Ketua DPP bidang Kehormatan PDIP Sidharto Danusubroto menyebutkan sejumlah kriteria pendamping Jokowi.
"Ya harus punya integritas, tokoh nasional, ya banyak kriteria," kata Sidharto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Jokowi Belum Bisa Tetapkan Pemberlakuan ERP

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum bisa menentukan jadwal pemberlakuan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar elektronik di Jakarta.
Alasannya, pemberlakuan ERP masih terkendala aturan-aturan sebagai payung hukum, baik aturan yang ditetapkan pemerintah pusat maupun yang disusun oleh Pemprov DKI sendiri.
“Aturannya tidak memungkinkan ERP dapat segera diterapkan. Ini tadi justru ramainya di masalah aturan,” kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Ratusan Pemuda dan Mahasiswa Yogya Deklarasikan Dukung Jokowi

Ratusan mahasiswa dan pemuda Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) mendeklarasikan mendukung pencapresan Jokowi. Mereka menyatakan siap memenangkan PDI Perjuangan dan Jokowi dalam pemilihan presiden 2014."ARM siap mendukung dan memenangkan PDI Perjuangan dan Jokowi dalam pemilu 2014 ini," kata Koordinator Presidium ARM Wilayah Yogyakarta, Ray Akbar saat deklarasi di Nusantara Cafe Jl Nologaten, Kamis (20/3/2014).

Jokowi Lugu, Pendamping Harus Paham Peta

Setelah PDI Perjuangan resmi mengusung Joko Widodo atau Jokowi, kini yang dicari-cari adalah pendampingnya.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan, Jokowi adalah orang yang cenderung lugu. Tapi harus dipahami, banyak intrik-intrik dalam politik global. Sehingga perlu orang yang paham.
"Yang mengerti strategi politik gobal, intrik globalisiasi, pak Jokowi karena masih lugu harus mencari orang yang mengerti," papar Kristiadi dalam diskusi bertajuk 'Siapa Figur Ideal Pendamping Jokowi' di Cikini Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Pencapresan Jokowi Konstitusional

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menegaskan pencalonan Joko Widodo sebagai presiden konstitusional. Ia mengungkapkan pencalonan Jokowi bukanlah kehendak pribadi melainkan penugasan PDI Perjuangan yang merespon aspirasi masyarakat luas.
"Tugas sejarah PDIP adalah untuk kongruen dengan kehendak rakyat karena PDIP adalat alat perjuangan yang berasal, oleh dan untuk rakyat," kata Eva ketika dikonfirmasi, Kamis (20/3/2014).

Hiruk Pikuk Promo Cawapres Jokowi, PDIP: Usai Pileg Saja Ya ..

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Waras Warsito mengatakan, penentuan siapa yang akan mendampingi calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) akan ditentukan usai Pemilu Legislatif.
"Siapa yang mendampingi Jokowi ditentukan usai Pileg. Ada beberapa skenario dalam penentuan cawapres itu," ujar Waras di Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Bila PDIP sukses meraih 25 persen suara nasional atau 20 persen kursi di parlemen, partai berlambang banteng moncong putih itu dipastikan menunjuk cawapres dari internal partai.

Jokowi Tak Dapat Cuti Kampanye, PDIP: Presiden Saja Klayar-Kluyur

Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tubagus Hasanudin kecewa dengan tidak dikeluarkannya izin cuti terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi juru kampanye di Kota Cimahi, Kamis (20/3/2014).

Promo Cawapres-cawapres Versi Intrans

Sejumlah kalangan mulai membincangkan siapa yang layak menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2014 ini.

Jokowi Menang, Indonesia Bebas Pengangguran

PDI Perjuangan (PDIP) sesumbar jika menang pileg dan pilpres maka tidak akan ada pengangguran di Indonesia. Bukan cuma itu, pendidikan gratis dan kesejahteraan rakyatnya akan menjadi prioritas untuk mencetak sumber daya manusia unggul.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Tubagus Hasanuddin dalam kampanye terbuka di Lapang Poral Leuwi Gajah, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (20/3/2014).

Menebak Suasana Kebatinan Jokowi

Pastinya di antara kita tak satupun bisa menebak gejolak suasana kebatinan Jokowi saat mendeklarasikan ‘Deklarasi Marundra’ atas pencapresan dirinya.
Dalam sumur bisa diukur, hati orang siapa tahu. Itu mungkin pribahasa gocekan politik yang kini dimainkan oleh Jokowi dengan menyatakan kesiapannya menerima mandat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri atas pencalonan dirinya sebagai capres di Pilpres 2014. Pernyataan ini dideklarasikan sendiri oleh Jokowi di cagar budaya rumah “Rumah Si Pitung” di Marunda, Jakarta.

Emir Moeis: Jokowi Mantap, Capek 10 Tahun Jadi Oposisi

Terdakwa kasus dugaan suap pengurusan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Tarahan, Lampung, pada 2004, Izedrik Emir Moeis, menyatakan mendukung pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sebagai calon presiden Republik Indonesia. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menyatakan sudah lelah menjadi oposisi selama satu dekade.
"Itu perintah dari ketua umum, saya harus mensukseskan dong. Jokowi mantap. Sudah capek kita sepuluh tahun jadi oposisi. Ujung-ujungnya begini. Saya masuk juga," kata Emir kepada awak media usai membacakan nota pembelaan (pledoi) pribadi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Peminat Cawapres Jokowi Sudah Ngantri

Elektabilitas yang tinggi membuat calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi) menjadi rebutan. Sejumlah tokoh bahkan sudah menawarkan diri untuk menjadi wakil Jokowi pada pemilihan umum presiden (pilpres) 2014.
Politisi senior PDIP, Sidarto Danusubroto mengungkapkan bahwa ada beberapa tokoh yang sudah menemui Jokowi. Tokoh yang mendatangi mantan Wali Kota Surakarta itu bermaksud menawarkan diri untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).
"Ada beberapa yang sudah ketemu dia untuk jadi wapres," kata Sidarto kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Tak Kantongi Ijin, Sipatisan Kecewa

Banyak pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kecewa atas ketidakhadiran bakal calon presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dalam kampanye terbuka di Lapang Poral Leuwi Gajah, Cimahi Selatan, Jawa Barat. Padahal sebelumnya Gubernur DKI Jakarta itu dijadwalkan hadir bersama juru kampanye lainnya yakni Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.

Canda Din Usai Jadi Makmum Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi imam dalam salat zuhur berjamaah di Masjid PP Muhammadiyah. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sempat melontarkan candaan setelah dia jadi makmum capres PDIP itu.
"Kami tadi menerima Pak Jokowi sebagai Gubernur DKI untuk kedua kalinya. Kami tadi berbahagia, beliaulah yang jadi imam salat zuhur berjamaah. Syukur alhamdulillah tadi nggak ada kamera sehingga salat khusuk. Jadi tadi beliaulah yang jadi imam," kata Din disambut tawa tokoh yang hadir.

Oh Ternyata, Cuma KJP/KJS Yang Dibahas bersama Muhammadiyah, Bukan Cawapres

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pertemuan dengan Pengurus Besar Muhammadiyah untuk konsultasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Sebab Muhammadiyah memiliki hampir seluruh fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Jokowi mengungkapkan, Muhammadiyah yang memiliki fasilitas pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga jenjang universitas. Sedangkan untuk kesehatan, ia menambahkan, Muhammadiyah juga memiliki rumah sakit.

Jokowi Mengaku 'Deg-degan' Disukai Warga Muhammadiyah

Bakal calon presiden dari PDIP, Joko Widodo mengaku grogi ketika mendengar pernyataan dari Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin bahwa warga Muhammadiyah senang dengannya.
"Ya deg-degan. Kok kamu tanyanya perasaan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Kantor Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Jokowi mengakui kedekatan dengan warga Muhammadiyah sejak ia menjabat sebagai Walikota Solo. Setiap ada acara Muhammadiyah, ia mengaku selalu hadir.

Pencapresan Jokowi Masih Bergantung Hasil Pileg

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah secara resmi diumumkan menjadi Calon Presiden dari PDI Perjuangan, namun pertanyaan kemudian muncul terkait kemungkinan yang terjadi jika ternyata perolehan suara PDIP dalam Pemilu legislatif tidak meningkat secara signifikan dengan dicalonkannya Jokowi.
"Pencalonan Jokowi itu pembuktian pertamanya adalah dalam Pemilu legislatif. Pertanyaannya bagaimana kalau pdip hanya mengalami kenaikan 1-2 digit prosentase suara dengan pencalonan Jokowi, apakah pencapresan Jokowi akan ditarik," ujar Pengamat Politik Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad dalam diskusi bertajuk Menimbang Capres-Cawapres 2014 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

7 Kriteria Pendamping Jokowi

Setelah menerima mandat sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo alias Jokowi dinilai harus segera mencari pendamping yang cocok. Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menyebut ada tujuh kriteria bila ingin menjadi pasangan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Boni menjelaskan, pertama orang itu harus memiliki visi dan misi yang sama dengan Jokowi. Dengan begitu, mereka bisa seiring sejalan membawa Indonesia ke arah kemajuan.

Promo Tokoh: Abraham Samad Cocok Duet dengan Jokowi

Sejak Joko Widodo (Jokowi) mendapat mandat dari PDIP untuk maju sebagai capres, sejumlah nama bermunculan untuk dapat mendampinginya di kursi pemerintahan mendatang. Bahkan, tak sedikit nama-nama tersebut merupakan tokoh-tokoh besar di Indonesia.
Nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dinilai cocok untuk mendampingi Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 mendatang. Sosok Abraham mencuat lantaran dinilai masih muda dan tegas.

Meski Populer, Jokowi Dinilai Belum Punya Cukup Bekal

Dengan popularitas yang melekat, Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan sulit ditandingi calon lain. Mantan wali kota Solo itu diprediksi bakal dengan mudah melenggang menjadi presiden pada pilpres bulan juli mendatang, semudah menjadi gubernur DKI tahun lalu.
"Siapa yang akan membendung Jokowi? Sulitlah," kata budayawan Mohammad Sobary, yang mengaku mendukung jokowi dalam pilgub DKI.
Kendati simpati pada Jokowi, namun Sobary mengaku terkejut dengan karir politik laki-laki kerempeng yang melesat begitu cepat seperti meteor itu.

Surva-surve Roy Morgan: PDIP Cukup Jaga Elektabilitas Jokowi, Pilpres Sekadar Formalitas

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) diminta memainkan strategi yang lebih cerdas dalam memanfaatkan tingginya elektabilitas Gubernur DKI Joko Widodo selama beberapa minggu ke depan demi terjaganya perolehan suara di pemilu nanti.
Survei terbaru Roy Morgan Research menunjukkan posisi elektabilitas Jokowi yang masih tinggi dan bahkan tembus mencapai 40 persen.
Diperkirakan, bila PDI-P menggunakan Jokowi dengan benar, di daerah yang tepat dengan pesan yang tepat, maka PDI-P diperkirakan bisa merebut posisi kuat sebagai pemimpin koalisi yang berisi sekutu yang jauh lebih junior.

Mengimami Din Syamsuddin, Jokowi Deg-degan

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) menjadi imam saat salat Zuhur di Masjid At Taqwa di kawasan Gedung PP Muhammadiyah. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi salah satu makmum di antara sekitar 100 jamaah yang ada. Jokowi mengaku dirinya merasa deg-degan.
"Deg-degan," jawab Jokowi pendek sambil tersenyum.

Serangan Kepada Jokowi itu Wajar

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap serangan politik kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah suatu hal yang wajar.
Gubernur DKI Jakarta yang diusung PDIP dalam pemilihan presiden 2014 akhir-akhir ini diserang terkait kepemimpinannya di ibukota yang belum selesai.
"Itu normal ya, beliau survei paling tinggi. Ya dikeroyok saja. Kan beliau sabar tidak melawan," kata Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Sidharto Danusubroto, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Promo Angin Sorga: PDIP-Golkar Koalisi, Stabilitas Pemerintahan Terjamin

Stabilitas pemerintahan di Dewan Perwakilan Rakyat akan terjamin jika PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Golkar. Hal itu merupakan hasil survei Freedom Foundation, Kamis 20 Maret 2014.
"Jika duet Jokowi-Akbar Tandjung terwujud, maka stabilitas pemerintahan melalui konsolidasi PDIP dan Golkar di parlemen akan terjamin. Pilihan ini rasional, kredibel, dan berkekuatan untuk mewujudkan koalisi kebangsaan PDIP-Golkar dalam jangka pendek dan jangka panjang," kata Direktur Riset Freedom Foundation, Mohamad Nabil di Jakarta.

Surva-surve Roy Morgan: Elektabilitas Jokowi Tembus 40%

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dinilai masih menjadi kandidat paling populer sehingga mendongkrak elektablitasnya untuk menjadi presiden.
"Jokowi capai angka perolehan suara nasional 40 persen di bulan Februari, naik 1 persen dari bulan Januari sementara Prabowo Subianto di angka 17 persen naik 1 persen dari bulan Januari dan Aburizal Bakrie hanya 11 persen atau turun 1 persen dibandingkan survei sebelumnya," kata Direktur Roy Morgan Research, Ira Soekirman, di Kantor Roy Morgan Internasional, Kamis (20/3/2014).

Jokowi Bahas Anak Jalanan dengan Menteri Sosial

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) datang ke Kantor Kementerian Sosial di Salemba Raya, Jakarta Pusat. Kedatangannya ini, kata dia, untuk membahas jalan keluar terkait persoalan sosial di Jakarta.
"Soal penanganan sosial nanti akan kami selesaikan bersama," kata Jokowi di Gedung Kementrian Sosial, Jakarta, Kamis (20/3/2013).

"Kita ingin menyelesaikan masalah sosial yang ada di Jakarta. Kita bagi-bagi anggaran lah. Di DKI berapa, dari Kemensos berapa," kata Jokowi.

Inilah Kontak Politik Jokowi dengan Tim Jakarta Baru Yang Digugat-guget

Anak Buah Prabowo yang tergabung dalam Tim advokasi Jakarta Baru yang menggugat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait kontrak politik membuka isi kesepakatan yang ditentukan pada masa kampanye pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2012 lalu. Ada pun isi kesepakatan yang menjadi bukti dalam gugatan yang disampaikan ke Pengadian Negeri Jakarta Pusat tersebut adalah bagi Jokowi bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Teten Masduki Dampingi Jokowi Rapat Tertutup dengan Din Syamsuddin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang juga merupakan capres dari PDIP berkunjung ke kantor PP Muhamadiyah. Selain dihadiri Ketua Umum Muhammdiyah Din Syamsuddin, pertemuan itu juga dihadiri oleh sejumlah tokoh.
Jokowi melakukan pertemuan tepat setelah dia menjadi imam dalam salat zuhur berjamaah di kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014). Pertemuan dilakukan di ruang tamu Din Syamsuddin.
Pertemuan dilakukan secara tertutup.

Pemilu 2014 Usai Sudah, Jokowi Presidennya

Pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi, menyebut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 sudah selesai. Popularitas capres PDI Perjuangan Jokowi dianggap tidak akan sanggup dilampaui Prabowo Subianto (Gerindra) dan Aburizal Bakrie (Golkar).
J Kristiadi mengatakan peluang Jokowi memenangkan Pilpres sangat terbuka. Itu lantaran gubernur DKI Jakarta tersebut tidak memiliki masalah dengan masa lalunya.
"Pemilihan Presiden ini seolah sudah selesai, malah yang antre sekarang adalah para calon wakil presiden. Ini karena Jokowi adalah orang yang selesai dengan dirinya sendiri," kata Kristiadi dalam diskusi 'Siapa Figur Ideal Mendampingi Jokowi' di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Imparsial: Siapapun Cawapresnya Jokowi Pasti Menang

LSM Imparsial berpendapat tidak penting membahas siapa calon Wakil Presiden (cawapres) yang mendampingi Jokowi sebagai calon Presiden (capres). Imparsial beranggapan, siapapun yang dipasangkan dengan Jokowi akan memenangkan pemilu 2014.
Direktur Imparsial, Al Araf, mengatakan penampilan dan wajah Jokowi yang terlihat wong ndeso, menjadi alasan tersendiri kenapa banyak masyarakat menyukai Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Diskusi siapa Wapres Jokowi enggak penting. Jokowi dipasangkan sama Boni Hargens (Direktur Lembaga Pemilih Indonesia) pun akan menang. Siapa pun pasangan Jokowi, pasti menang," cetus Al Araf di Galeri Cafe TIM, Kamis (20/3/2014).

Ketika Salat Zuhur Tiba, Jokowi Imami Din Syamsuddin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) siang ini menemui Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di gedung PP Muhammadiyah. Jokowi juga melaksanakan salat zuhur di masjid milik ormas Islam kedua terbesar di Indonesia tersebut.
Jokowi tiba di kantor Pusat Dakwah Muhamdiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 12.15 WIB, Kamis (20/3/2014). Jokowi langsung disambut Din Syamsudin dan menuju lantai dua gedung tersebut.

PAN: Jokowi Bukan Lawan, Tapi Kawan

Partai Amanat Nasional (PAN) terus melakukan komunikasi politik dengan berbagai partai peserta Pemilu 2014. Komunikasi itu nantinya akan menentukan PAN akan berkoalisi dengan partai apa di Pilpres 2014.
"Soal koalisi partai di Pilpres, PAN dan seluruh partai politik akan menunggu hasil perolehan suara sah nasional di Pileg. Saat ini yang terjadi adalah komunikasi politik partai yang bertujuan menyamakan persepsi dan mendekatkan hati sebagai modal menjelang pilpres," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, Kamis (20/3/2014).

Pendamping Jokowi Tidak Harus dari Kalangan Militer

Sejak Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon presiden (capres), sejumlah nama bermunculan untuk dapat mendampingi Jokowi di kursi pemerintahan nantinya. Tak sedikit pula, nama-nama tersebut merupakan tokoh-tokoh besar di Tanah Air.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens menyarankan agar Jokowi bisa mencari wakil yang mempunyai kepribadian tegas dan berani. Ada beberapa nama yang dianggapnya cocok sebagai pasangan bagi Gubernur DKI Jakarta tersebut, seperti, Abraham Samad , Surya Paloh , Rizal Ramli, Ali Masykur Musa, Hary Tanoesoedibjo , Mahfud MD, Ryamizard Ryacudu dan Jusuf Kalla .

Kampanye PDIP di Cimahi dihadiri 'kloningan' Jokowi

PDI Perjuangan (PDIP) melakukan kampanye terbuka di Lapang Poral Leuwi Gajah Cimahi Selatan. Capres Jokowi yang sebelumnya dikabarkan hadir, ternyata tidak ada di tengah-tengah pendukungnya. Mereka pun kecewa.
Namun kloningan Jokowi yang diketahui bernama Holid cukup membius ribuan simpatisan. Holid berdandan layaknya Gubernur DKI.

Sorong Sesepuh Partai Lain Dampingi Jokowi

Calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Joko Widodo (Jokowi) diharapkan berasal dari politikus senior. Sosok cawapres harus bisa melengkapi Jokowi, yang telah diberi mandat capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
“Politikus senior yang punya pengalaman teknokratik misalnya Akbar Tandjung (Ketua Dewan Pertimbangan Golkar), layak damping Jokowi,” kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ali Munhanif dalam diskusi kajian Freedom Foundation bertajuk “Menimbang Capres-Cawapres 2014”, di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Elektabilitas ARB Naik Hanya Jika Jokowi atau Prabowo Cawapresnya

Calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie akan meningkat hingga 33,7 persen jika Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon wakil presidennya.
Simulasi calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2014 dengan menempatkan calon-calon dari Partai Golkar, dengan fokus Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung itu dirilis oleh Freedom Foundation, Kamis (20/3/2014).

Kadin Sorong JK Jadi Cawapres Jokowi

Pengusaha nasional dan juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sebagai sosok yang tepat untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingin Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, selain Jusuf Kalla berasal dari luar Jawa, juga mempunyai pengalaman di birokrasi serta sangat paham dunia bisnis ekonomi.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Pemberdayaan Otonomi Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur kepada SP di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

7 Nama yang Didorong-dorong sebagai Cawapres Jokowi

Setelah PDI Perjuangan menetapkan Joko Widodo sebagai calon presiden pada 14 Maret lalu, sejumlah daerah memunculkan usulan nama bakal calon wakil presiden. Yang menarik, usulan itu muncul tidak hanya dari pengurus PDI Perjuangan, tapi datang dari berbagai partai. Semua usulan tersebut belum direspons Jokowi maupun petinggi PDI Perjuangan di Jakarta. "Kami masih fokus pemilihan legislatif," ujar Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani.

Jokowi Sambangi Din Syamsudin di Markas Muhammadiyah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kantor Muhammadiyah di Menteng, Jakpus. Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Muhammdiyah, Din Syamsudin.
Jokowi tiba di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 12.10 WIB, Kamis (20/3/2014). Begitu tiba, Jokowi yang tampak mengenakan kemeja batik cokelat lengan panjang itu langsung disambut Din Syamsudin yang tampak mengenakan kemeja batik warna biru.