Rabu, 28 Mei 2014

Jokowi: Siapa Bilang Saya Tak Ajak Demokrat Kerja Sama

Calon presiden PDIP-Nasdem-PKB-Hanura-PKPI, Joko Widodo (Jokowi) membantah pernyataan sejumlah elite Demokrat yang menyebut dirinya tidak pernah mengajak Demokrat bekerjasama politik.

Jokowi: Siapa Bilang Saya Tak Ajak Demokrat Kerja Sama

Calon presiden PDIP-Nasdem-PKB-Hanura-PKPI, Joko Widodo (Jokowi) membantah pernyataan sejumlah elite Demokrat yang menyebut dirinya tidak pernah mengajak Demokrat bekerjasama politik.

Luhut: yang Lain Masih Wacana, Jokowi Sudah Merakyat

Dua pasangan capres cawapres sama-sama mengusung ekonomi kerakyatan sebagai visi mereka jika terpilih dalam pilpres mendatang. Meski demikian, terdapat perbedaan mendasar ekonomi kerakyatan yang diusung , Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Menurut Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, sejak masih menjadi pengusaha furnitur hingga menjabat Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah berbaur dengan rakyat dan tetap merakyat. Dengan demikian, kebijakan-kebijakannya menyentuh langsung pada rakyat.

Sisno Adiwinoto Ajak Purnawirawan Polri Dukung Jokowi-JK

Irjen Pol (Purn) Drs Sisno Adiwinoto MM, mengajak semua keluarga besar purnawirawan kepolisian bersama seluruh elemen bangsa, untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden-Wapres RI dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 nanti.
"Dengan kerendahan hati dan rasa tulus yang dalam, saya mengajak semua Keluarga Besar Purnawirawan Polri dan semua elemen bangsa untuk mendukung dan memilih capres Jokowi dan cawapres Jusuf Kalla," ujar Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana dan Profesi Perpolisian Indonesia yang juga pengamat kepolisian, di Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Jokowi Singgung Impor Pangan Padahal Indonesia Negara Agraris

Calon presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memaparkan visi dan misinya dihadapan kader Jaringan Pemuda Nahdliyin (JPN), di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2014), malam. Jokowi menegaskan perlunya berorientasi dua hal dalam pembangunan Indonesia ke depan yakni masalah pangan dan energi.
Menurut Jokowi melimpahnya hasil pangan Indonesia seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah dengan memperkuat produksi pertanian di negara agraris Indonesia.

Semangati Pelajar Nahdliyin, Jokowi Cerita Mesin

Joko Widodo, calon presiden (capres) usungan koalisi PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI, memompa semangat para pelajar dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Jaringan Pelajar Nadhliyin (JPN). Gubernur DKI Jakarta yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu mengingatkan pentingnya keterampilan untuk bekal di masa depan.
Jokowi menuturkan, keterampilan juga tak kalah penting dibanding pendidikan.

Pelajar Nahdliyin Jatuhkan Pilihan ke Jokowi-JK

Jaringan Pelajar Nadhliyin (JPN) mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla. Seremoni deklarasi dukungan JPN kepada duet Jokowi-JK itu digelar di Jakarta, Rabu (28/5/2014) malam di Gedung Pegadaian, Jakarta Pusat.
Koordinator Nasional JPN, Khaerul Anam Harisah mengatakan, ada alasan kuat yang membuat organisasinya menjatuhkan dukungan kepada Jokowi - JK. Khaerul menegaskan, Jokowi - JK merupakan kombinasi figur yang peduli pada pengembangan pendidikan dan pesantren.

Kejagung Bantah Jadikan Jokowi Tersangka

Kejaksaan Agung membantah Gubernur non aktif DKI Jakarta, Joko Widodo telah lama ditetapkan sebagai tersangka.
''Tersangka dari mana,'' kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI, Widyo Pramono, Rabu (28/5/2014).
Widyo mengatakan, Kejagung belum ada arahan untuk memeriksa Jokowi apalagi menetapkan Jokowi sebagai tersangka.

Besok, Jokowi dan Prabowo Bahas Reformasi Birokrasi

Diskusi publik dengan menghadirkan dua capres yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) akan digelar di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).
Diskusi publik ini menurut Karo Hukum dan Komunikasi Informasi Publik (KIP) KemenPAN-RB Herman Suryatman, merupakan bagian dari rangkaian acara Rakornas KAHMI.

170 Purnawirawan TNI/Polri Dukung Jokowi-JK

Sebanyak 170 Purnawirawan Jenderal TNI dan Polri menyatakan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Posko Pondok Bangsa Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (27/05/2014).
Para Purnawirawan tersebut siap bekerja keras untuk memenangkan duet Jokowi-JK dalam Pilpres 2014. Dukungan tersebut merupakan langkah konkret untuk mendukung pemimpin yang mampu dan mau bekerja membawa kemajuan bangsa dan negara.
“Kami 170 Purnawirawan Jenderal TNI dan Polri siap bekerja keras memenangkan duet Jokowi-JK,” ujar Jenderal (Purn) Wiranto yang saat itu didaulat sebagai koordinator.

Jokowi Pertimbangkan Tiga Tokoh Ini Sebagai Menteri di Kabinetnya

Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengungkap tiga dari 46 rekomendasi nama menteri yang dia terima dari grup band Slank, pada Selasa kemarin (27/5/2014). Tiga nama tersebut yakni Anies Baswedan, Dahlan Iskan, dan Khofifah Indar Parawansa.
Mulanya, Jokowi hanya menyebut dua nama, yakni Anies Baswedan dan Dahlan Iskan. Kemudian, saat ditanya apakah Khofifah, yang juga menjadi juru bicara Jokowi-JK termasuk dalam usulan 46 nama tersebut, Jokowi mengiyakan.

Salawat Iringi Kedatangan Jokowi di Acara Pelajar Nahdliyin

Calon presiden (capres) yang diusung PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI, Joko Widodo alias Jokowi hadir pada acara deklarasi dan pengukuhan Jaringan Pelajar Nahdliyin (JPN) di Jakarta, Rabu (28/5) malam. Dalam kesempatan itu, JPN sekaligus memberikan dukungan kepada capres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla itu.
Datang sekitar pukul 22.15, Jokowi yang turun dari Toyota Innova putih B 1567 PRA itu langsung disambut lantunan salawat dengan iringan musik. Selepas mengucap salam, Jokowi pun langsung masuk ke ruangan tempat acara deklarasi dukungan JPN digelar.

Jokowi: Meja Kerja Saya Bersih, Tak Ada Antrean Tanda Tangan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dirinya saat ini selalu bekerja cepat menyelesaikan masalah tanpa perlu mempersulit penyelesaian. Dia mengklaim di meja kerjanya saat ini bersih, tidak ada antrean berkas untuk ditandatangani.
"Tidak ada (antrean), meja saya bersih. Saya tuh kalau kerja 1x24 jam," ujar Jokowi saat berkunjung ke daerah Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).

Dukungan Muslimat NU, Jokowi: Dari Sabang Sampai Merauke

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo tidak menyatakan secara tegas menyoal dukungan dari muslimat Nahdlatul Ulama terkait pencapresannya.
Pria yang sapaan akrabnya Jokowi ini hanya menjelaskan muslimat NU yang menghadiri dalam Rakernas dan Mukernas Muslimat NU hari ini dari Sabang sampai Merauke.
"Kalau kita lihat, saya tadi malam di sini sampai 3,5 jam. Dan yang hadir di sini dari Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau kecil pun ada yang namanya muslimat NU. Kalau dukungannya Tanyakannya pada beliau-beliau saja," ujar Jokowi di Aula Asrama Haji, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).

Mata Najwa 28 Mei 2014: Jokowi atau Prabowo


Mempermalukan Jokowi: Setelah Dengarkan Jokowi 1 Juni, Baru Demokrat Bergabung ke Prabowo

Politisi Partai Demokrat, Achmad Mubarok mengatakan, merapatnya Demokrat ke pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa hanya tinggal menunggu waktu saja.
Tanda-tandanya, pada Rapimnas Partai Demokrat, 18 Mei lalu, 22 persen peserta Rapimnas menyatakan dukungan ke Prabowo, sementara yang ke Jokowi, nol persen.
"Kita sedang menunggu hasil timbangan visi dan misi kedua pasang capres (Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK,red) yang akan disampaikan pada 1 Juni 2014 kepada presiden SBY. Kalau hasil timbangannya berat Prabowo, maka dukungan Demokrat akan diarahkan ke sana, paling lambat pertengahan kampanye pilpres mendatang," kata Mubarok," di saat dihubungi wartawan, Rabu (28/5/2014).

Jokowi Siap Perjuangkan Suara NU

Bakal calon presiden Joko Widodo menyatakan siap memperjuangkan suara kaum Nahdlatul Ulama (NU) jika dirinya terpilih sebagai presiden. Pernyataan itu diungkapkannya menyusul harapan Ketua Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj agar presiden terpilih memperhatikan pesantren yang juga membutuhkan dana BOS (bantuan operasional sekolah).
"Menurut saya, yang harus diberikan bantuan itu bukan sekolah, tapi anaknya. Sehingga mau sekolah di madrasah, sekolah umum, tetap akan dibantu," ujar Jokowi seusai menghadiri Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Asrama Haji Jakarta, Rabu (28/5/2014) siang.

Tim Hukum Jokowi-JK Kutuk Keras Pembakaran Posko Relawan

Tim Hukum Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengutuk keras pembakaran Pondok Komunikasi Rakyat yang didirikan Relawan pendukung Jokowi (Posko Jokowi), di Jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (26/5/2014).
|"Kami mengutuk keras pembakaran Posko Jokowi yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menebar teror di masyarakat pendukung Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wapres 2014-2019," ujar Ketua Tim Hukum Jokowi-JK, Trimedya Pandjaitan, dalam rilis yang diterimaTribunnews, Rabu (28/5/2014).
Menurut Trimedya, cara-cara teror tersebut tidak akan menyurutkan sejengkal pun semangat relawan untuk memenangkan Jokowi-JK sebagai presiden dan wapres pada Pilpres 9 Juli.
Selain itu, imbuh Trimedya, Tim Huhkum Jokowi-JK juga mendesak Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat untuk mengusut tuntas dan menangkap pihak-pihak yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan teror menjelang Pilpres 9 Juli 2014.

Jokowi Janji Beri Layanan Yang Cepat dan Memuaskan Masyarakat

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menunjukkan bukti jika dirinya tak seperti materi kampanye hitam terkait isu mempersulit perizinan usaha.
Berdasarkan penjelasan Jokowi, seperti yang selalu disebutkannya, dia adalah seorang yang tak pernah menunda-nunda pekerjaan, dan selalu berorientasi secepatnya menyelesaikan masalah.
Sebagai contoh, dalam menghadapi tugas soal perizinan usaha, setiap berkas pengajuan yang masuk ke mejanya, maka langsung diselesaikan saat itu juga.

Jokowi: Agar Merata, Dana Bantuan Harusnya ke Murid Bukan Sekolah

Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bantuan pendidikan yang dikucurkan oleh pemerintah, seharusnya diberikan kepada para siswanya langsung bukan ke sekolah. Sebab, jika diberikan ke sekolah, maka akan banyak sekolah yang bukan SDN seperti madrasah dan pesantren yang tidak kebagian jatah bantuan.
"Memang menurut saya harusnya diberi bantuan bukan sekolahnya, tapi anaknya, muridnya. Sehingga anak itu sekolah di madrasah tidak ada masalah," kata Jokowi di acara Rapat Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perangkat Muslimat NU, di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).

Demokrat Minta "Surat", Jokowi Masih Bergeming

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, Demokrat siap memfasilitasi jika pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla ingin memaparkan visi misi mereka kepada kader Demokrat.
Sejauh ini, menurut Syarief, Partai Demokrat baru menerima surat dari pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang menyampaikan keinginan mereka untuk memaparkan visi dan misinya kepada Demokrat.
"Silakan, kami siap dan terbuka. Tinggal sampaikan saja visi dan misi mereka. Tapi sampai saat ini kami belum dapat surat dari kubu Jokowi," kata Syarief dalam jumpa pers di rumah dinasnya di Jakarta, Selasa (28/5/2014).

Pengusaha UKM Dukung Jokowi-JK

Sejumlah pengusaha mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Mereka mendeklarasikan Komunitas Pengusaha untuk Jokowi dan Jusuf Kalla di  Rumah Koalisi Indonesia Hebat (Jokowi Center), Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2014).
"Dengan komunitas pengusaha ini kami mendukung Jokowi-JK pada Pemilu Presiden nanti," kata Yugi Prayanto, ketua komunitas.

DPRD DKI Dukung Revolusi Mental ala Jokowi

Kalangan DPRD DKI mengaku resah dengan kondisi pendidikan di Ibu Kota. Anggota DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo mengapresiasi revolusi mental bagi generasi muda yang digelorakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, revolusi mental ala Jokowi itu sangat cocok dengan kondisi bangsa saat ini.
"Ada semacam kegelisahan secara kolektif bangsa ini, ya termasuk di Jakarta tentunya terhadap persoalan mentalitas, moralitas, dan perilaku sosial yang terjadi hari ini. Dan kita melihat bahwa faktor utama terhadap hal itu adalah, persoalan faktor yang namanya budaya perilaku kita. Nah budaya perilaku kita itu termanifestasikan oleh yang namanya praktik sistem pendidikan kita," ujarnya saat sarasehan hari kebangkitan nasional DPD PDIP DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2014).

Ada Yang Salah pada Diri Prabowo

Sejumlah purnawirawan TNI dan Polri memberi dukungan kepada pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla yang notabene dari kalangan sipil. Dukungan tersebut dinilai sebagai indikasi bahwa rival Jokowi-JK yakni pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa "bermasalah" bagi kalangan TNI.
Politikus PKB yang jadi juru bicara di tim sukses (timses) Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding mengatakan, dukungan dari kalangan TNI/Polri itu juga menunjukkan bahwa duet yang diusung partainya merupakan pasangan capres terbaik.

Dari Gontor untuk Jokowi-JK

Santri Pesantren Modern Gontor Ali Akbar menilai bahwa sesungguhnya cara Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih tepat dalam proses pencalonan Presiden-Wapres.
"Jokowi-JK tak pernah mengajukan diri, tetapi dipilih atau diminta oleh partai karena dikehendaki rakyat," kata Ali Akbar, di Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Ali Akbar kemudian mengutip hadits dari Abdurrahman bin Samurah yang intinya agar jangan mencalonkan diri di pemerintahan, karena jika diserahi jabatan tanpa mengajukan diri, pasti dibantu di dalam melaksanakan tugas.

Sutiyoso: Jokowi Lebih Berpengalaman dibandingkan Prabowo

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso membeber alasannya mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di pemilu presiden (pilpres) nanti.  Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku punya sederet alasan untuk memilih Jokowi-JK.
Menurut Sutiyoso, Jokowi jauh lebih berpengalaman dibanding Prabowo Subianto yang juga maju sebagai calon presiden (capres). Pria yang dikenal dengan panggilan Bang Yos itu bahkan meyakini duet Jokowi-JK lebih mungkin untuk mewujudkan cita-cita reformasi.

Said Aqil Siradj Titip NU ke Jokowi

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menitip pesan kepada pasangan capres-cawapres yang akan terpilih pada periode 2014-2019, terutama untuk bakal capres Joko Widodo. Said meminta agar pengikut NU memperoleh kemudahan dari pemerintah.
"Siapa pun presiden, seperti Pak Jokowi. Saya titip NU," ucapnya saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perangkat Muslimat Nahdlatul Ulama di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).

Alumnus Gontor Heran dengan Tudingan Jokowi Capres Boneka dan Tak Islami

Alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor, Ali Akbar menilai pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang berduet di pemilu presiden (pilpres) sudah sesuai kaidah Islam.

Sejuta Tanda Tangan untuk Jokowi-JK

Sejumlah simpatisan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menggalang dukungan lewat pengumpulan sejuta tanda tangan warga Jawa Barat. Gerakan itu dimulai hari ini, Rabu, 28 Mei 2014, di Bandung. Tanda dukungan di atas kain putih itu nantinya akan diserahkan para simpatisan itu kepada Jokowi-Kalla dengan berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta.
Pengumpulan tanda tangan tersebut diawali di Terminal Antapani, Kota Bandung, pada pukul 09.00 WIB.

Jokowi Nyaris Tertimpa Karung Beras

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo nyaris tertimpa sebuah karung beras di Pasar Induk beras Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014) sore. Semula, Jokowi hendak membuka salah satu pintu kontainer berisi karung beras.
Jokowi--sapaan karibnya--sempat kesulitan membuka pintu tersebut. Akhirnya, seorang pekerja membantu Jokowi membuka pintu tersebut. Tiba-tiba, "Bruk", satu karung beras jatuh dari tumpukan teratas kontainer.

Jokowi Pastikan Beras dari Sulsel Sampai di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengunjungi Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014). Kedatangannya ini untuk memastikan distribusi beras dari Sulawesi Selatan sampai di Ibu Kota.
"Suruh datang 7 kontainer, baru 4 yang sampai di sini," ujar pria dengan panggilan Jokowi di lokasi, Rabu.
Masih mengenakan batik hitam bercorak hijau, Jokowi tiba di pasar beras sekitar pukul 17.00 WIB. Jokowi berjalan menuju truk kontainer sambil menyisingkan lengan bajunya.

Sumedang Targetkan 60% Suara untuk Jokowi-JK

Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Presiden DPC PDIP Sumedang menargetkan pasangan calon presiden Jokowi-JK meraih 60 persen suara di Sumedang. Target itu berdasarkan perhitungan melihat figur Jokowi-JK yang diterima masyarakat Sumedang.
“Pemilihan presiden itu masalah figur dan Jokowi-JK diterima masyarakat Sumedang. Selain itu PDIP juga menjadi pemenang pemilu di Sumedang sehingga Jokowi bisa meraih 60 persen suara,” kata Atang Setiawan, Ketua Bapilu DPC PDIP Sumedang, Rabu (28/5/2014).

Pendukung Jokowi-JK Bagikan Kaos di Bundaran HI

Ratusan aktivis pendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) membagi-bagikan kaos bergambar Jokowi dan bendera Indonesia di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Selain itu, mereka juga membagikan stiker bergambar Jokowi.
Pantauan merdeka.com, Rabu (28/5), ratusan relawan itu mengenakan kaos putih bergambar Jokowi. Mereka juga membawa bendera besar yang bertuliskan dukungan Jokowi.

Jokowi Cuti, Ahok Tak Dititipi Apa-apa

Beberapa hari lagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan memasuki masa cutinya karena mengikuti proses pemilihan presiden. Tugasnya pun akan diambil alih oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Gerakan Shalawat dan Tahlil untuk Menangkan Jokowi

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan melakukan gerakan Shalawat dan Tahlil untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014.
Ketua DPC PKB Gresik Jazilul Fawaid mengatakan, gerakan Shalawat dan Tahlil merupakan wahana untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, khususnya warga Nahdliyin agar memilih Jokowi-JK.
Peran sentral untuk membumikan gerakan itu akan dilakukan para ulama dan kiai.

Tabloid Jokowi Capres Boneka Juga Mengharu Biru Pesantren

Tak hanya di Kabupaten Pamekasan, tabloid yang berisi pemberitaan miring tentang calon presiden Joko Widodo juga beredar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tabloid-tabloid tersebut beredar di sejumlah pondok pesantren.
“Saya kemarin sowan ke rumah Rais Syuriah PCNU Jember, KH Muhyidin Abdusshomad, dan disana ada tabloid bernama 'Obor Rakyat' yang isinya menyudutkan Pak Jokowi. Sama seperti yang ditemukan di Pamekasan,” kata Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jember, Ayub Junaidi, Rabu (28/5/2014).

JK: Jokowi Pemimpin Bertanggung Jawab

Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin membangun 'jembatan' yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa. Hal itu ia ungkapkan di hadapan peserta Rapat Pimpinan Nasional Pemuda (KNPI) bertema "Menjemput Indonesia Maju dan Bermartabat."
Jembatan yang dimaksud JK adalah membangun bangsa Indonesia di semua aspek. Alhasil, generasi muda dapat merasakan kemakmuran dam kesejahteran di masa mendatang dan melanjutkan pembangunan itu.

Dahlan Iskan Dukung Jokowi-JK

Satu persatu mantan peserta konvensi Partai Demokrat mulai menyatakan dukungannya kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-JK. Setelah Anies Baswedan, kini giliran pemenang konvensi Partai Demokrat Dahlan Iskan yang akan mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK.
Rio Capella, Sekjen Partai NasDem membenarkan bahwa Menteri BUMN itu akan mendukung pasangan capres PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI tersebut.

Jokowi Punya Banyak Perbedaan dengan SBY

Pengamat politik dan hukum di Aceh, Saifuddin Bantasyam mengatakan kepemimpinan Jokowi yang ditampilkan sekarang memiliki perbedaan yang kontras antara presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang suka berbicara di belakang mimbar.
Kepemimpinan Jokowi selama ini semenjak menjadi Wali Kota Solo sampai menjadi Gubernur DKI Jakarta telah menampil sesuatu yang berbeda. Perbedaan yang ditampilkan selalu mementingkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan lainnya.

Kenalkan Jokowi, Khofifah Pertegas Gelar Haji Jokowi

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawangsa mempertegas gelar Haji yang disandang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ketika memperkenalkan kepada ratusan Muslimat NU.
"Ini perlu ditegaskan nama Jokowi, Ir Haji Joko Widodo. Kalau beliau (Jokowi) harus jelas Hajinya, biar enggak salah paham," ujar Khofifah saat membuka sambutan Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Aula Asrama Haji, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).

Nama Jokowi Disebut, Ratusan Muslimat NU Bersorak

Siang ini, Rabu 28 Mei 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat Nahdlatul Ulama yang digelar di Aula Asrama Haji, Jakarta Timur.
Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengenakan kemeja batik berwarna dasar cokelat tua. Dia hadir terlebih dahulu, baru kemudian Wakil Presiden RI Boediono tiba dan disambut oleh Jokowi dan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Acara dimulai dengan pembacaan doa dan kemudian dimulai dengan sambutan oleh Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawangsa.

Jokowi dan Boediono Buka Rakernas-Mukernas NU

Wakil Presiden RI, Boediono, dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perangkat Muslimat Nahdlatul Ulama dengan tema "Hidmah Muslimat NU untuk Indonesia Bermartabat," di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).
Boediono mengenakan batik polos hijau, sedangkan Jokowi mengenakan batik bercorak cokelat. Keduanya tiba di lokasi pukul 14.00 WIB, disambut Ketua PBNU, Said Aqil Siraid, dan Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
Mantan Wali Kota Surakarta dan mantan Gubernur BI ini duduk paling depan di antara ribuan kader muslimat NU yang hadir.

Jusuf Kalla Sekalian 'Icip-Icip' di Bandung

Bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi, Jusuf Kalla, hari ini bersilaturami ke Bandung, Jawa Barat.

Jokowi: IMB Sekarang Cuma 3 Minggu

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membantah mempersulit perizinan pada masa pemerintahannya. Jokowi menegaskan selalu memperhatikan setiap berkas yang mampir di meja kerjanya.

PKS: Jokowi Langgar Reformasi

Memang, hampir semua negara maju, institusi kepolisian berada di bawah kementerian. Namun, itu belum bisa berlaku di Indonesia. Bahkan, kalau dipaksakan justru melanggar Reformasi.
Demikian dikatakan anggota Komisi III (membidangi hukum) DPR M.Nasir Jamil, Rabu (28/5/2014).
"Menurut saya itu ide bertentangan dengan semangat Reformasi. Visi dan misi Jokowi tentang Polri yang di bawah Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) menunjukkan bahwa Jokowi anti-reformasi," kata Nasir, saat dihubungi.

Dibombardir Tim Prabowo-Hatta, Kubu Jokowi-JK Bergeming

Waketum Partai Gerindra Fadli Zon kembali 'menyerang' Jokowi dengan sebutan peragu dan tidak tidak jelas. Tim Jokowo-JK menanggapi santai serangan itu.
"Artinya semakin hari semakin terbantah isu soal Jokowi," kata juru bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Ferry Mursyidan Baldan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/5/2014).

Sakit Hati pada Jokowi, Marzuki Alie Dukung Prabowo

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengungkapkan alasannya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di pemilihan presiden 2014. Alasan utama dia adalah pasangan itu pernah mengajak Partai Demokrat berkoalisi.
"Demokrat diajak berkoalisi oleh Prabowo, di sisi lain Jokowi tidak mengajak. Ini krusial, tapi yang paling penting adalah platform," ujar Marzuki di Gedung DPR Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Jokowi Bantah Posisi Menag Berasal dari NU

Calon presiden Joko Widodo membantah pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar bahwa bila Jokowi-Jusuf Kalla menang dalam pemilu 2014, Menteri Agama dalam kabinetnya akan berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"Kita tidak berbicara masalah menteri. Sudah saya katakan itu," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (28/5/2014).

JK Tak Perlu Baret

Calon Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menyebut dirinya sudah berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. JK menyebutkan antara lain yang ia sudah lakukan adalah menyelesaikan konflik bersenjata di Aceh, serta konflik agama di Poso.
Dalam pemaparannya di hadapan ratusan kader Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Hotel Panhegar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/5/2014), JK juga sempat meminta kader KNPI yang berasal dari Poso dan Aceh untuk tunjuk tangan.

JK Ingin Transfer Ilmu ke Jokowi

Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan jangan sampai bangsa Indonesia menjadi ajang uji coba bagi pemimpin bangsa.
"Saya tak ingin Indonesia dipimpin oleh orang uji coba. Jangan negara besar dengan 250 juta penduduk ini sebagai ajang uji coba. Saya akan memberikan pengalaman (selama ini) ke Jokowi," kata Jusuf Kalla saat berpidato pada Rapimnas KNPI di Bandung, Jabar, Rabu (28/5/2014).

Jokowi Belum Konfirmasi undangan SBY

Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang pasangan calon presiden-wakil presiden untuk memaparkan visi-misinya. Namun, SBY belum menentukan lokasi pertemuan tersebut yang digelar pada 1 Juni 2014 itu.
"Belum dikasih tahu, apa di DPP atau tempat lain," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua ketika dikonfirmasi, Rabu (28/5/2014).

Korban Lapindo: Presidenku Jokowi

Sejak pagi puluhan korban lumpur Lapindo memasang perlengkapan untuk memperingati 8 tahun semburan lumpur panas Lapindo, tepat pada 29 Mei 2014 besok. Perlengkapan itu mulai dari mendirikan panggung kehormatan, pemasangan sound system, termasuk pemasangan spanduk calon presiden Joko Widodo.
Turis juga mulai berdatangan. Mereka akan menyaksikan peringatan sewindu bencana lumpur tersebut
Rois, 35 tahun, salah satu korban lumpur yang ikut memasang spanduk menjelaskan spanduk bertuliskan "Presidenku Joko Widodo Jujur merakyat sederhana" akan di pasang disekeliling tanggul terutama di Desa Siring Porong yang menjadi pusat peringatan 8 tahun lumpur lapindo. "Sekitar 400 spanduk akan kami pasang," kata dia.

Mantan Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus Paturusi Bergabung di Dokter Sahabat Rakyat

Mantan Rektor Unhas, Prof Dr dr Idrus Paturusi bergabung di tim dokter relawan pemenangan capres-cawapres Jokowi-JK, Sahabat Rakyat.

Busana Kampanye Jokowi-JK Kurang Matching

Calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menetapkan kemeja kotak-kotak berwarna dominan merah dan kemeja putih sebagai 'seragam' dalam pertarungan Pilpres 2014.
Jokowi mengaku ia akan mengenakan kemeja kotak-kotak yang sempat jadi tren saat pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI sebagai representasi dari kaum muda. Di sisi lain, JK mengenakan kemeja putih.
Bila dilihat dari sisi fesyen, pepaduan dua warna itu dinilai kurang selaras. Perancang dan pengamat mode gaya hidup Sonny Muchlison mengatakan busana kampanye Jokowi-JK yang bermotif kotak-kotak dan putih kurang selaras apabila disandingkan.

Saya Cepat, Jokowi Lebih Cepat Lagi

Cawapres Jusuf Kalla (JK) memuji Jokowi yang memiliki mobilitas tinggi. Mantan Wapres itu bahkan menyebut Jokowi sudah teruji ketika memimpin Solo dua periode. Dari situlah dia menilai Gubernur DKI Jakarta tersebut layak memimpin Indonesia.
Pria berkumis tipis ini menyebut Indonesia bukan negara untuk uji coba. "Jokowi teruji, lihat saja ketika di Solo meraih sampai 90 persen suara (periode ke-2). Berarti dia berhasil mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakannya," katanya dalam dialog kebangsaan di hadapan Kader KNPI di Hotel Panghegar Bandung, Rabu (28/5/2014).
JK pun menyampaikan dirinya memiliki pengalaman memimpin negara bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2009.

PKB Yakin Kemampuan Mahfud Tak Sebesar Gembar-gembornya

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding tak khawatir kehadiran Mahfud MD di barisan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bakal memecah suara warga Nahdatul Ulama (NU). Menurutnya, posisi Mahfud yang hanya menjadi tim sukses tidak akan bisa berpengaruh banyak.
"Pak Mahfud orang yang punya nama baik di publik. Tapi dalam konteks pilpres ini dia hanya timses. Yang mau dipilih ini capres dan cawapres," kata Karding saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Emrus Minta Jokowi Hilangkan Sopan-satun, Tak Perlu Cium Tangan Mega

Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) selalu mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jika keduanya saling bertemu di setiap kesempatan. Hal ini yang dinilai dapat menimbulkan persepsi negatif di publik. Misalnya, muncul anggapan bahwa Jokowi capres boneka.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing yang selalu mengeritik Jokowi, kali ini tak lupa cuap-cuap kembali mengeritik figur dan calon orang nomor satu terkuat di Indonesia. Untuk menghindari persepsi yang macam-maca di publik, dia menyarankan agar Jokowi menghilangkan sopan-santu, budaya cium tangan Megawati itu harus dihilangkan.

Apa Kabar Habib Husein?

Politikus Partai Demokrat, Ahmad Husein Alaydrus (Habis Husein), terkenal vokal mengkritik program Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tapi itu dulu, sekarang ? Ternyata waktu telah mengubah habib Huesin ini untuk memerankan peran yang berbeda.
Habib Husein itu malah membantu Jokowi mengingatkan pihak PD Pasar Jaya yang dianggap tak patuh perintah mantan wali kota Solo itu untuk menggratiskan kios pada pedagang Pasar Senen Blok VI.