Rabu, 03 Juli 2013

Jokowi Ambil Kertas Pengumuman Pemenang Abang None di Roti Buaya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan pemenang Abang None Jakarta 2013. Uniknya kertas yang berisi nama pemenang itu disembunyikan di dalam roti buaya.
Pantauan Rabu (3/7/2013) sekitar pukul 22.51 WIB di kawasan Monas, Jokowi bersama sang istri, Iriana naik ke atas panggung meski kondisi tengah diguyur hujan. Jokowi memang didapuk untuk mengumumkan pemenang acara ini.
"Yang unik, pengumuman ditaruh di roti buaya," ujar pembawa acara.
Dengan mengenakan baju khas adat betawi berwarna hitam Jokowi bersama Iriana terus melempar senyum kepada para pengunjung. Suasana semakin ramai karena pengunjung atau para pendukung finalis tidak henti-hentinya meniup terompet.
Saat berdiri di atas panggung, Jokowi pun memotong roti buaya yang telah disediakan panitia. Di dalam roti inilah sudah terselip kertas siapa yang bakal menjadi jawara.
"Abang Jakarta 2013 jatuh pada nomor 5 dari Jakarta Selatan, Dio Alfa Handayani," ujar Jokowi yang disambut sorak-sorai gembira dari penonton.
Iriana juga mendapat kesempatan untuk membacakan pemenang None DKI Jakarta 2013. "Pemenang None 2013 jatuh pada nomor 14 dari Jakarta utara, Delicia Gemma Syah," kata Iriana yang terlihat cantik dengan kerudung warna oranye.
Usai membacakan pemenang Abang None DKI Jakarta 2013, mereka kemudian menyematkan selendang kepada para pemenang. Setelah itu Jokowi bersama istri turun dari panggung dan langsung meninggalkan lokasi.


Sumber :
detik.com

Monas Diguyur Hujan, Jokowi Terus Tonton Malam Finalis Abang None

Hujan rintik-rintik mulai mengguyur kawasan Monas di saat acara malam Final Abang None DKI Jakarta 2013 masih berlangsung. Namun perubahan cuaca ini tidak membuat Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dan sang istri, Iriana meninggalkan lokasi.
Pantauan, Rabu (3/7/2013), gerimis mulai membuat sebagian pengunjung yang ada di luas lokasi VVIP mulai meninggalkan lokasi. Sebagian memang masih ada yang bertahan dengan payungnya.
Namun Jokowi dan Iriana memilih bertahan hingga pengumuman pemenang Abang None nanti dibacakan. Jokowi dan Iriana yang duduk di bagian VVIP tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Ya sebentar lagi kita akan mengumumkan pemenang Abang None, untuk waktu dan tempat kami persilakan Pak Jokowi untuk naik ke atas panggung," pinta pembawa acara kepada Jokowi.
Final Abang None Jakarta kali ini memang berbeda dibanding sebelum-sebelumnya, sebab untuk pertama kalinya diadakan di taman terbuka di plasa timur Monas. Sebuah layar raksasa berdiri dengan latar belakang Tugu Monas menjulang tinggi.
Penyelenggaran di Monas pun merupakan permintaan Jokowi pribadi. Ini dimaksudkan agar warga Jakarta dapat melihat sendiri Abang None yang terpilih. Selain itu, agar dapat melatih mental para kontestan agar terbiasa berada di depan publik.


Sumber :
detik.com

Sambil Bawakan Pantun, Jokowi Buka Finalis Abang None di Monas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) punya gaya tersendiri untuk membuka acara Finalis Abang None (Abnon) yang pertama kali diadakan di kawasan Monas. Sebelum membuka, Jokowi pun membacakan pantun.
"Dalam kali aernya asin, roti cane pake terasi. Malam ini kita saksiin, Abang None 2013 mau beraksi," ujar Jokowi di atas panggung di taman terbuka plasa timur Monas, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2013).
Sontak pantun Jokowi itu membuat suasana semakin riuh dan ramai. Gelak tawa pun bermunculan dari pengunjung saat mendengar pantun ala Jokowi tersebut.
"Pemilihan abnon saya nyatakan resmi dibuka," kata Jokowi.
Tidak berapa lama, Jokowi pun menyalakan petasan. Sempat beberapa saat petasan itu tidak mau nyala, namun setelah dua kali dicoba akhirnya nyala.
Para finalis Abang None ini juga bakal ditanya dengan cara yang unik. Mereka akan diminta untuk memilih pertanyaan yang sudah disimpan oleh panitia di dalam roti buaya.


Sumber :
detik.com

Jokowi dan Nara Akrab Nonton Abang-None

Acara malam final pemilihan Abang dan None Jakarta 2013 digelar di lapangan Monumen Nasional (Monas), Rabu (3/7/2013). Dalam acara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) duduk berdekatan dengan Nachrowi Ramli, yang pernah bersaing dengan Jokowi dalam pemilihan kepala daerah tahun lalu. Pantauan Kompas.com, Nachrowi atau biasa disapa Bang Nara itu tampak datang lebih awal dan duduk di kursi VIP. Mantan Ketua Badan Musyawarah Betawi itu datang seorang diri. Beberapa saat kemudian, anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan, Prasetyo, datang dan duduk di sebelahnya.
Setelah itu Jokowi tiba dan duduk di sebelah Prasetyo. Jokowi dan Nara tampak serasi karena sama-sama mengenakan pakaian ujung serong khas adat Betawi. Perbedaannya hanya tampak pada kain yang menyingkap di pinggang hingga paha mereka masing-masing. Keduanya tampak sesekali melakukan komunikasi dengan diiringi senyum.
Meski acara dimulai pukul 20.00 WIB, kawasan pelataran Monas tampak dipadati pengunjung, baik undangan resmi atau masyarakat umum sejak pukul 18.00 WIB. Hadir pula dalam acara itu para pejabat dinas dan instansi daerah Pronvinsi DKI Jakarta dan duta besar dari negara sahabat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak hadir.
Panggung acara didesain spektakuler dan dilengkapi lampu sorot warna-warni. Para penonton ramai meneriakkan abang none jagoannya.
Tepat pukul 20.00 WIB, Jokowi dengan resmi membuka acara tersebut. Bunyi rentetan petasan yang dinyalakan sendiri oleh Jokowi menandakan acara tersebut resmi dibuka. Aksi Jokowi membunyikan petasan disambut riuh oleh para pengunjung.
Pemilihan abang-none Jakarta merupakan ajang kompetisi bakat dan intelektualitas yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta dalam upaya melestarikan kebudayaan Betawi. Penyelenggaraan abang-none juga bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta.
Pada tahun ini, pemilihan abang-none diikuti 1.854 peserta dari enam wilayah DKI Jakarta. Angka itu naik 21,06 persen dari tahun sebelumnya, yang diikuti 1.467 peserta. Para peserta itu diseleksi lagi hingga mendapat angka 18 pasang finalis dari seluruh kota atau kabupaten di Jakarta.
Acara pada tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena diselenggarakan di panggung terbuka di Monas. Pengunjung diperbolehkan menonton acara tersebut tanpa dipungut biaya masuk alias gratis. Pesta rakyat pasar Gambir juga turut digelar demi memeriahkan acara itu.


Sumber :
kompas.com

Tiba di Monas, Jokowi Disambut Meriah Pendukung Finalis Abang None

Hari telah malam, tapi masih ada kegiatan menanti Jokowi. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)  bersama istri, Iriana, datang ke Monas untuk menghadiri malam final pemilihan Abang None Jakarta. Begitu tiba, Jokowi pun mendapat sambutan meriah dari para pendukung finalis Abang None tersebut.
"Pak Jokowi, Pak Jokowi!" teriak penonton begitu melihat sang Gubernur tiba di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2013).
Jokowi dan istri tiba sekitar pukul 19.30 WIB dengan menumpang mobil Innova hitam. Jokowi terlihat mengenakan jas betawi berwarna hitam. Sedangkan Iriana memakai kebaya merah dipadu kerudung warna oranye.
Begitu tiba, Jokowi disambut oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman, sejumlah kepala SKPD dan Wali Kota. Hadir juga Nachrowi Ramli. Jokowi pun kemudian duduk dekat panggung untuk melihat acara.
Final Abang None Jakarta kali ini memang berbeda dibanding sebelum-sebelumnya, sebab untuk pertama kalinya diadakan di taman terbuka di plasa timur Monas. Sebuah layar raksasa berdiri dengan latar belakang Tugu Monas menjulang tinggi.
Penyelenggaran di Monas pun merupakan permintaan Jokowi pribadi. Ini dimaksudkan agar warga Jakarta dapat melihat sendiri Abang None yang terpilih. Selain itu, agar dapat melatih mental para kontestan agar terbiasa berada di depan publik. Kompetisi ini diikuti oleh 9 pemuda-pemudi Ibu Kota.


Sumber :
detik.com

Bisa Saja Capres Jokowi, Cawapres Suryadharma Ali

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mengatakan, partainya akan memutuskan calon presiden dan wakil presiden setelah lolos Pemilu Legislatif 2014. Namun, PPP saat ini sedang mempertimbangkan sejumlah tokoh, terutama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Menurut Suryadharma, bukan tak mungkin akan terjadi koalisi PDI-P dan PPP seperti pada Pemilu 2004. Saat itu, koalisi mengusung pasangan capres-cawapres, Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz.
Ia mengungkapkan, jika takdir Tuhan, bisa saja dirinya menjadi cawapres bersama Jokowi sebagai capres.
“PPP cermati semua tokoh-tokoh itu. Utamanya Jokowi. Kalau Allah menakdirkan, tidak ada kata lain kecuali iya,” ujar Suryadharma, seusai acara pembekalan Caleg PPP di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
PPP juga terbuka untuk koalisi dengan Demokrat, Golkar, Gerindra, dan partai lainnya. Namun, menurutnya soal koalisi, apalagi duet capres-cawapres masih terlalu jauh untuk dibicarakan. Pembicaraan tersebut lebih tepat dilakukan setelah Pemilu Legislatif. PPP sendiri berharap mendapat suara lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
“Kalau saya lihat, saat ini masalah capres kondisinya masih sangat mentah. Karenanya masih sangat terlalu dini apabila kita tentukan koalisi dengan siapa, atau mendukung siapa. Nanti kita lihat pada selesai penghitungan suara Pileg,” terangnya.
Nama Jokowi saat ini masuk dalam setiap survei Capres 2014. Pada survei yang telah dirilis sejumlah lembaga, elektabilitas Jokowi selalu menempati urutan pertama. Namun, PDI Perjuangan belum berniat mengusung Jokowi menjadi capres. Jokowi diminta fokus untuk membenahi DKI Jakarta.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Yakin Izin Apartemen Lenteng Agung Tak Bermasalah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai ada kesalahpahaman terkait aduan warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, soal pembangunan apartemen milik PT SPI. Menurutnya, pembangunan itu telah memiliki izin resmi dari Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI Jakarta.

"Warga mikir izinnya belum ada. Tapi saya cek di P2B ada semuanya," ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, Rabu(3/7/2013) sore.
Jokowi mengatakan, perwakilan warga yang menemuinya tadi siang menyebut lahan tempat apartemen tersebut merupakan daerah resapan air. Namun, setelah dicek ulang, Jokowi yakin bahwa lahan itu difungsikan untuk permukiman. Tidak ada yang salah dalam izin apartemen itu.
"Tadi persepsinya masyarakat itu untuk area penghijauan. Ternyata setelah saya tanyakan enggak, untuk perumahan memang," ujarnya.
Jokowi tidak berkomentar banyak mengenai data yang diperoleh warga tentang izin mendirikan bangunan (IMB) apartemen tersebut. Warga menyebutkan bahwa sempat terjadi kekeliruan dalam pencantuman IMB itu, di mana IMB sebelumnya disebutkan untuk bangunan masjid di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Jokowi mengatakan akan melakukan cek lapangan terhadap masalah yang dikeluhkan warga, yakni soal banjir, air sumur yang kotor, pencemaran suara, serta sejumlah masalah lain yang disebut warga merupakan dampak pembangunan apartemen itu.
"Tapi ada komplain dari warga itu yang akan saya cek ke lapangan nanti," katanya.
Apartemen milik PT SPI tersebut dibangun pada Maret 2011. Sejak saat itu, warga merasa telah timbul masalah lingkungan di permukiman mereka, antara lain banjir, air sumur menjadi kotor, tembok rumah warga retak, dan pencemaran suara.
Warga menilai pembangunan apartemen itu tak disertai dengan analisis dampak lingkungan (Amdal) yang benar. Warga juga menyebut apartemen itu melanggar Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, yang mengatakan wilayah cekungan dan berada di tengah permukiman adalah wilayah resapan air.


Sumber :
kompas.com

Tanggapi Laporan Warga, Jokowi Akan Cek Amdal

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menerima perwakilan warga yang menolak pembangunan apartment LA City, Lenteng Agung. Dalam pertemuan itu, warga mempermasalahkan legalitas Amdal yang digunakan oleh pengembang. Jokowi berjanji akan mengecek langsung ke lapangan terkait hal tersebut.
"Nanti dicek di lapangan. Tadi warga melihat izinnya mikirnya belum ada. Tapi saya cek di P2B ada semuanya," kata Gubernur Jakarta, Joko Widodo di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2013).
Jokowi menjelaskan jika terdapat kesalahpahaman antara data yang dimiliki PT. Spekta Properti Indonesia dan warga lenteng agung. Para warga mengatakan ada pelanggaran Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang dilakukan oleh PT Spekta.
Namun, Jokowi membantah hal tersebut. Menurutnya, semua aturan regulasi telah dijalani oleh pihak pengembang sehingga izin bangunnya disetujui.
"Kalau dari regulasi aturan tidak ada," lanjut Jokowi.
Ditemui secara terpisah, perwakilan warga Lenteng Agung, Mustafa mengatakan jika pembangunan apartment yang dibangun berada di wilayah PHU (penyempurna hijau umum/resapan air) dan itu melanggar aturan Perda No. 1 tahun 2012. Sehingga menghilangkan wilayah resapan air dan air sumur menjadi kotor dan tercemar.
"Hasil pertemuaannya, Pak Jokowi sudah terima dan nanti disuruh ke Pak Putu Indiana," pungkas Mustafa.

Sumber :
detik.com

Daerah Resapan Jadi Apartemen, Warga "Ngadu" ke Jokowi

Tujuh orang perwakilan warga RW 04, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota Jakarta, Rabu (3/7/2013) siang. Mereka mengadukan adanya pembangunan apartemen di daerahnya yang diduga manipulatif serta menyalahi aturan tentang area resapan air.
Salah seorang warga bernama Bisri Mustafa menjelaskan, apartemen milik PT SPI tersebut dibangun pada Maret 2011. Sejak saat itu, masalah lingkungan pun terjadi. Warga menduga keberadaan apartemen itu telah menimbulkan banjir, air sumur menjadi kotor, tembok rumah warga retak, pencemaran suara akibat aktivitas pembangunan, dan lainnya. Warga pun berinisiatif untuk melakukan dialog sekaligus mencari fakta aturan.
"Ternyata pembangunan tanpa Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) karena dokumen Amdal baru dipenuhi pengembang sampai tahun 2012," ujar Bisri kepada wartawan di Balaikota Jakarta.
Bisri menyebutkan, warga baru mengetahui bahwa Amdal apartemen tersebut cacat hukum. Dalam sidang di Badan Pembangunan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) pada 8 Januari 2013, warga menemukan Amdal apartemen tersebut telah dibatalkan oleh tim ahli dari Universitas Indonesia karena disusun secara tak transparan.
Selain itu, lokasi proyek apartemen itu berada di wilayah penyempurna hijau umum (PHU) atau daerah resapan air. Hal itu diketahui berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang menyebutkan bahwa wilayah cekungan dan berada di tengah permukiman adalah wilayah resapan air.
"Sebelum pembangunan memang sudah banjir, tapi setelah pembangunan malah tambah banjir. Tadinya sekaki, sekarang sepinggang," ujarnya.
Ia mengatakan, sejak masalah tersebut muncul, warga telah berupaya melaksanakan dialog dengan pengembang apartemen. Namun, di tengah proses dialog, pembangunan dua menara apartemen tersebut tetap berlanjut. Padahal, warga menginginkan agar permasalahan selesai terlebih dahulu, baru lanjut pembangunan.
"Maka dari itu, kami minta Gubernur dan Wakil Gubernur secara langsung memberhentikan proyek apartemen," ujarnya.
Warga juga meminta agar pemerintah mengambil alih lahan apartemen itu dan dikembalikan ke fungsi awal sebagai resapan air. Warga menyerahkan dokumen fakta dan tuntutan tersebut kepada Jokowi. Mereka berharap Jokowi mampu menyelesaikan permasalahan tersebut serta memberikan solusi yang berpihak pada warga.


Sumber :
kompas.com

Jokowi akan Hadiri Final Pemilihan Abang None Jakarta di Monas

Rangkaian kontestasi Abang None 2013 akhirnya mencapai finalnya malam ini. Tak ingin ketinggalan, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) akan hadir dalam acara tersebut.
"Saya ke Monasnya sebentar lagi," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Rencananya DKI 1 ini akan hadir dengan mengenakan baju khas betawi jas ujung serong. Final Abang None Jakarta kali ini memang berbeda dibanding sebelum-sebelumnya, sebab untuk pertama kalinya diadakan di kawasan Monas.
Penyelenggaran di Monas pun merupakan permintaan Jokowi pribadi. Ini dimaksudkan agar warga Jakarta dapat melihat sendiri abang none yang terpilih. Selain itu, agar dapat melatih mental para kontestan agar terbiasa berada didepan publik.
"Mereka (para kontestan) memang pintar-pintar. Tapi siapa tahu di depan 10ribu orang, pintarnya hilang," kata Jokowi Senin (1/7/2013) lalu.
Acara ini bertema 'Abang dan None Jakarta di Pesta Rakyat Pasar Gambir'. Menurut kepala Dinas Pariwisata, Arie Budiman, acara ini juga akan dihadiri oleh mantan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Kita mengundang juga duta besar negara sahabat," pungkas Arie.


Sumber :
detik.com

KAI Yang Menggusur, Jokowi Yang Menanggung

Meskipun bukan pihak yang melakukan penggusuran pedagang kaki lima (PKL) di Stasiun Gondangdia, Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo (Jokowi) juga kena getahnya.
Penggusuran yang dilakukan oleh PT KAI menyebabkan Jokowi harus memikirkan tempat penampungan bagi PKL yang tergusur.
"Kemarin (pedagang) yang di (Stasiun) Duri saja belum selesai. (Pedagang dari) Pasar Minggu sebagian sudah masuk. Duri juga belum selesai. Ini ada lagi," kata Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Jokowi menilai penggusuran pedagang di Stasiun Gondangdia adalah kewenangan penuh PT KAI. "Enggak ada alternatif dan enggak ada koordinasi," sambung Jokowi.
PT KAI melakukan penertiban kios pedagang di Stasiun Gondangdia, Jl Srikaya II, Jakarta Pusat, pagi tadi. Penertiban berlangsung kondusif, bahkan para pedagang sadar diri untuk membongkar kiosnya masing-masing.
Sebelum melakukan penertiban, PT KAI terlebih dahulu mengirim pemberitahuan kepada para pedagang yang menempati sekitar 67 kios pada 28 Juni 2013 lalu. Lalu mereka diberi tenggat waktu hingga 2 Juli untuk mengosongkan kios. Akhirnya pada hari ini, PT KAI melakukan eksekusi. Bagi yang belum sempat membongkar, PT KAI memberikan kesempatan untuk mengosongkan hari ini. Penertiban ini dilakukan PT KAI agar stasiun-stasiun tampil cantik.
Sedangkan Jokowi bermaksud membangun kantong-kantong PKL sehingga mereka tidak berjualan di pinggir jalan yang memicu kemacetan.

Sumber :
detik.com

Jokowi Belum Tahu Disuruh PDI-P Jadi Jurkam di Jatim

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak mengetahui jika dirinya diajak menjadi juru kampanye salah satu cagub-cawagub andalan PDI Perjuangan dalam Pilkada Jawa Timur, Bambang DH dan Said Abdulla.
"Enggak tahu saya," katanya singkat kepada wartawan seusai menghadiri Kongres PGRI di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/7/2013) siang.
Meski demikian, orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut mengaku tidak keberatan jika diminta DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PDI Perjuangan. Itu dianggapnya merupakan salah satu tugasnya.
"Kalau saya diundang, saya akan datang. Tapi enggak tahu, tanyakan ke DPP," lanjut Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jakarta Joko Widodo kembali diminta menjadi juru kampanye untuk calon gubernur Jawa Timur yang diusung PDI Perjuangan, Bambang DH dan Said Abdulla.
Ketua DPP PDI-P Djarot S Hidajat mengatakan, pada Pilgub DKI Jakarta yang dimenangi Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama, elemen PDI-P dari Jatim ikut berjuang keras. Sekarang, gantian Jokowi berjuang untuk kandidat di Jawa Timur.


Sumber :
kompas.com

Gus Sholah: Jokowi Paling Berpeluang Jadi Presiden

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Salahudin Wahid menyatakan tertarik dengan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon presiden alternatif Pilpres 2014. Dibandingkan dengan calon lainnya, Jokowi dinilai memiliki sosok sederhana dan dekat dengan masyarakat.
Bahkan, menurut mantan calon wakil presiden pada Pilpres 2004 itu, Jokowi memiliki peluang besar untuk menjadi presiden.
"Sekarang ini yang peluang Jokowi. Dari survei Jokowi lah yang berpeluang," kata Gus Sholah saat ditemui di Omah Btari, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Namun menurutnya, pencapresan Jokowi untuk Pemilu 2014 mendatang sangat tergantung oleh partainya yakni PDIP. Bila, PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu mendorong Jokowi maka mantan Walikota Solo itu memiliki peluang yang besar.
"Saya rasa tentunya rakyat yang tentukan. Kalau rakyat menghendaki ya jadi. Dan kayaknya rakyat condong ke Jokowi, pertanyaannya kan dia mau dicalonkan atau tidak. Kalau dia mau, ya jadi," ungkapnya.
Terkait dengan Pencapresan Wiranto yang berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo, menurutnya hal tersebut akan sangat sulit terwujud bila Partai Hanura sebagai partai pengusungnya tidak bisa menembus angka 20 persen tingkat nasional sebagai ambang batas pemilihan presiden atau presidential threshold.
"Memang tidak mudah untuk meraih angka yang tinggi, jadi harus berusaha, tapi saya pikir kalau dirasa itu strategi yang pas (deklarasi sejak saat ini) akan menghasilkan peningkatan," tuturnya.
Meski pernah menjadi Cawapresnya Wiranto di Pilpres 2004 lalu, tetapi Gus Sholah enggan mengungkapkan apakah dirinya mendukung penuh pencapresan Wiranto tersebut saat ini. Menurutnya, setiap calon presiden memiliki peluang yang sama untuk bisa memenangkan pilpres mendatang, asalkan partai pengusungnya mampu bekerja secara baik.
"Kalau memang punya kesempatan, tidak masah ya. Kan tergantung partai. Ada nggak partai yang mempunyai suara di atas 20 persen tidak mencalonkan. Itu saja sebetulnya," ujar Gus Sholah.

Sumber :
liputan6.com

Jokowi Siapkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan turut berdukacita kepada warga Aceh atas gempa yang melanda kota mereka pada Selasa (2/7/2013). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun akan turut memberikan bantuan bagi para korban bencana.
"Pagi tadi saya sudah koordinasi, mungkin siang ini keputusannya," ujar Jokowi seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kongres PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (3/7/2013).
Jokowi belum bisa memastikan apa bentuk dari bantuan yang akan dikirimkan bagi korban gempa di Aceh. Jokowi mengaku telah menginstruksikan instansi terkait untuk memberikan yang terbaik bagi korban gempa di Bumi Serambi Mekkah itu.
"Saya tidak (pergi ke Aceh). Nanti siang saja kita baru memutuskan (bentuk bantuan)," tuturnya.
Orang nomor satu di DKI Jakarta itu mengatakan bencana apa pun yang ada di Tanah Air harus menjadi tanggungan seluruh rakyatnya. Karena itu, sebisa mungkin semua elemen membantunya demi meringankan beban para korban gempa.
Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa (2/7/2013) sore. Dilaporkan, 220 warga mengalami luka-luka dan 22 orang meninggal dunia, sementara ratusan rumah mengalami kerusakan.


Sumber :
kompas.com

Jokowi: Ada 5.900 Guru Honorer di Jakarta

Di tengah kemajuan Jakarta, ternyata ada ribuan tenaga pendidik yang kesejahteraannya masih memprihatinkan. Tak hanya itu, status kepegawaian mereka juga tak jelas.
"Di kita masih ada 5900 orang (guru honorer). Yang Madrasah 3.300 orang," kata Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) usai menghadiri Kongres PGRI XXI di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Meski begitu itu masih cukup besar, pria yang akrab disapa Jokowi ini justru mengatakan angka itu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan pihaknya kini juga memberikan tunjangan untuk guru-guru honorer.
"Kalau dibanding dengan yang lainnya kita sudah paling tinggi. Tahun ini juga, untuk guru-guru Madrasah, tiga ribu lebih guru honorer kita berikan tunjangan sebesar Rp 1 juta. Sudah saya putuskan sudah sampaikan semuanya," tambahnya.
Hari ini, Jokowi menemani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri dalam acara pembukaan kongres PGRI ke XXI di Istora Senayan.

Sumber :
merdeka.com

SBY Pergi, Jokowi Disumpahi Jadi Presiden

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) diteriaki oleh puluhan guru dari PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia agar menjadi orang nomor satu di Indonesia atau Presiden RI.
Keriuhan itu terjadi seusai orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut mendampingi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara Kongres XXI PGRI di Istora Senayan, Rabu (3/7/2013) pagi.
Seusai melepas kepergian SBY dari lokasi acara menggunakan mobil RI 1, Jokowi yang mengenakan batik khas PGRI bernuansa hitam dan putih langsung diserbu puluhan guru peserta kongres tersebut. Tak hanya mengambil foto Jokowi, bahkan ada yang berusaha memeluknya.
"Saya sumpahi Bapak Jokowi menjadi presiden," ujar seorang guru sambil mengabadikan foto Jokowi menggunakan kamera ponselnya.
"Hidup Jokowi jadi presiden," timpal guru lain.
Suasana tersebut pun menjadi sangat riuh. Para ajudan Jokowi tampak kewalahan mengatur para guru yang berdesak-desakan tersebut agar mereka tertib. Namun, Jokowi tampak tidak keberatan, ia malah menebar senyum.


Sumber :
kompas.com

Ada SBY, Tepuk Tangan Meriahnya untuk Jokowi

Ada kejadian menarik saat pembukaan Kongres XXI Persatuan Guru Indonesia (PGRI) dan Kongres Guru Indonesia 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2013. Kejadian bermula ketika Ketua Umum PGRI, Sulistyo, memberi sambutan di panggung utama.
Sulistyo membuka sambutan dengan menyampaikan salam ke tamu undangan "khusus" dalam acara pembukaan yang diimulai sekitar pukul 10.30 WIB. Pertama-tama, ia mengucapkan salam kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkesempatan hadir.
"Yang kami hormati dan muliakan, Presiden Republik Indonesia Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono," kata Sulistyo. Berikutnya, ia menyampaikan salam ke sejumlah pejabat negara yang ikut mendampingi.
Antara lain Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar.
Hal berbeda terjadi saat Sulistyo menyampaikan salam untuk Gubernur Jakarta Joko Widodo yang mendampingi SBY. "Dan secara khusus kepada Gubernur Ibu Kota Jakarta," ujar dia. Ucapan salam ini langsung disambut tepuk tangan meriah ribuan guru yang hadir.
Padahal sebelumnya, tak ada tepuk tangan meriah untuk tamu undangan yang disebutkan oleh Sulistyo. Termasuk saat ucapan salam diberikan kepada Presiden SBY dan Ibu Negara Ani SBY.


Sumber :
tempo.co

Jokowi Beri Tunjangan 3.000 Guru Madrasah Rp 1 Juta/Bulan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menambah tunjangan sebesar Rp 1 juta/bulan kepada guru-guru di madrasah. Jokowi yakin, kesejahteraan guru di Jakarta sudah cukup mumpuni.
"Tahun ini untuk guru-guru madrasah yang ada 3 ribu lebih kita berikan tunjangan sebesar Rp 1 juta. Sudah saya putuskan," ujar Jokowi usai menghadiri pembukaan Kongres PGRI di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Jokowi pede kesejahteraan guru di Jakarta sudah cukup baik. Bahkan, Jokowi mengklaim di antara provinsi-provinsi lainnya guru di Jakarta paling makmur.
"Kalau dibanding dengan yang lainnya kita sudah paling tinggi," ucapnya.
"Apakah akan ada peningkatan kualitas guru?" tanya wartawan.
"Nanti tanya ya ke Diknas," tutup Jokowi meninggalkan kerumunan wartawan.


Sumber :
detik.com

Jokowi Surati Kemendag Minta Digelar Operasi Pasar

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai, pasar murah penting digelar menjelang bulan puasa, mengingat momen ini datang bersamaan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Dengan kondisi seperti ini, BBM naik jelang Ramadan, jelang Lebaran, pasti kalau ndak ada pasar murah, enggak ada operasi pasar, harga pasti melambung naik," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Jokowi sendiri tidak mempermasalahkan soal stok pangan, karena yang menjadi masalah adalah harga yang menjadi tinggi.
"Kalau stok dari dulu ada, tapi masalahnya bukan stok. Kalau stok ada, tapi harga tinggi buat apa? Rakyat juga kan terbebani," pungkasnya.
Sebelumnya,Jokowi telah melayangkan surat kepada Kementrian Perdagangan untuk melakukan operasi pasar dan pasar murah. Namun, surat tersebut belum mendapat jawaban. "Sudah dikirim dari tiga atau empat hari lalu tapi belum, masih diproses semuanya," pungkasnya.


Sumber :
okezone.com

Harga Sembako Mahal, Jokowi Gelar Pasar Murah di Monas dan Kelurahan

Menjelang Ramadan harga sembako diprediksi naik lagi pasca kenaikan BBM. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menggelar pasar murah di Monas dan Kelurahan.
"Ini (pasar) nanti menjelang Ramadan," kata Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2013).
Jokowi mengungkapkan ide diadakannya pasar murah karena adanya kenaikan harga BBM yang membuat harga sembako ikut naik. Untuk meringankan beban masyarakat makan diadakanlah acara ini.
"BBM naik menjelang Ramadan, Lebaran pasti (naik). Kalau tidak ada pasar murah dan operasi pasar harga akan melambung naik, rakyat juga kan terbebani" ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan, pasar murah itu akan dilaksanakan di Monas dan ruang publik seperti kelurahan. Menurutnya Monas harus dijadikan ruang interaksi warga.
"Bukan hanya fisik kelihatan, yang paling penting interaksi manusia dengan manusia, warga dengan warga, masyarakat antar masyarakat, yang penting itu," kata Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan Pemprov DKI akan membuka pasar rakyat selama bulan Ramadan di Monas.
Pasar tersebut akan diisi oleh pedagang makanan. Warga Jakarta bisa menjadikan Monas sebagai tempat ngabuburit sambil menanti waktu berbuka. Para pedagang yang ingin ikut harus mendaftar terlebih dahulu kemudian dilakukan uji coba alias tester. Jika lolos akan dibuatkan surat perjanjian dagang bermaterai dan diberikan tanda pengenal.


Sumber :
detik.com

SBY dan Jokowi Hadiri Kongres PGRI, Guru Curhat Soal Kesejahteraan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara kongres ke 20 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan, Jakarta. Jokowi datang sendiri pada Pukul 09.50 WIB. Dia datang lebih awal dari Presiden SBY, yang tiba 10 menit kemudian.
Jokowi datang mengenakan baju pakaian dinas harian bermotif batik. Dia langsung menuju barisan depan VVIP. Jokowi duduk paling ujung, bersebelahan langsung dengan Mendikbud M Nuh.
Sementara itu Ketua PGRI Sulitiyo dalam sambutannya mengatakan, sampai saat ini banyak hak-hak guru yang belum dipenuhi oleh pemerintah. Pendidikan dan pelatihan guru juga belum maksimal.
"Uji kompetensi yang terbatas salah satunya karena diklat guru yang masih terbatas. kemudian penerimaan hak-hak guru belum maksimal dan kesejahteraannya masih belom baik," ucapnya dalam sambutan, Rabu (3/7/2013).
Dalam acara tersebut PGRI memberikan penghargaan kepada Presiden SBY. PGRI berharap agar Presiden mengabulkan segala tuntutan guru jelang masa purnabaktinya.


Sumber :
detik.com

Jokowi: Pengemis Bulan Ramadan Tidak Ditangkap Tapi Dirazia

Sejumlah pengetatan dan aturan diterapkan selama Ramadan di Jakarta. Termasuk penertiban pengemis dan gepeng (gelandangan pengemis) di jalan-jalan ibu kota.
"Bukan imbauan tapi pekerjaan lapangan. Pekerjaannya Satpol. Ya tidak ditangkepin tapi dirazia," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Balaikota, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Selain pengemis dan gepeng, Jokowi juga akan melarang warga Jakara menyalakan petasan.
"Ya aturannya memang enggak boleh, enggak boleh (dagang dan main). Tugasnya aparat (menindak)," tutup Jokowi.
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta mendadak meningkat ketika bulan Ramadan. Mulai dari pengemis hingga manusia gerobak akan memenuhi trotoar jalanan di Jakarta.


Sumber :
merdeka.com

Jokowi: Bulan Puasa Dilarang Main Petasan

Malam bulan Ramadan biasanya ramai dengan anak-anak dan remaja yang bermain petasan. Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sesuai aturan maka bermain petasan dilarang.
"Ya aturannya memang eggak boleh, jadi enggak boleh (main petasan)," kata Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Jika masih ada yang tetap bermain petasan selama Ramadan maka dia akan berusan langsung dengan aparat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemananan dan ketertiban lingkungan.
"Tugasnya aparat itu," ucap Jokowi.
Selain petasan, Jokowi juga mengatakan akan ada razia bagi para pengemis. Petugas Satpol PP akan melakukan penyisiran untuk menertibkan mereka.
"Pekerjaannya satpol, dirazia," ujar suami Iriana ini.


Sumber :
detik.com

Dekat dengan Megawati, Jokowi Tetap Belum Tentu Jadi Jago PDI Perjuangan

Dalam beragam survei, nama Joko Widodo menempati peringkat teratas sebagai kandidat calon presiden yang paling diminati masyarakat. Dukungan untuknya bahkan melampaui kandidat yang jauh lebih senior baik dari sisi umur maupun kiprah politik.
Seiring hasil survei itu, Jokowi juga kerap terlihat bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam beragam kesempatan. Apakah ini sinyal Megawati akan "sependapat" dengan beragam survei yang mengunggulkan Gubernur DKI Jakarta itu dalam bursa capres, kemudian menjadikannya jago PDI Perjuangan di Pemilu 2014?
“Banyak orang sudah merasa dekat dengan Bu Mega, tapi akhirnya tidak dipilih juga,” ujar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto, di kompleks parlemen, Selasa (2/7/2013). Tidak jauh-jauh, dia mengambil contoh dalam Pilkada DKI Jakarta yang kemudian dimenangkan Jokowi, banyak orang melihat Megawati dekat dengan Fauzi Bowo yang saat itu adalah kandidat petahana.
Bambang bertutur, Megawati bahkan sempat mengundang Foke, sapaan Fauzi, ke ulang tahun putri proklamator itu di kediaman pribadinya. “Bu Mega bahkan meminta secara pribadi Foke untuk mendoakan dia. Pulang-pulang dari situ, Foke sudah merasa dapat rekomendasi dari Bu Mega, demikian juga dengan anggapan kami. Eh ternyata, Bu Mega pilih Jokowi,” ucapnya.
Hal serupa, lanjut Bambang, juga terjadi di Pilkada Jawa Tengah pada pertengahan Mei 2013. Banyak pihak menjagokan dan mengira Rustriningsih yang akan dipilih Megawati dan PDI Perjuangan sebagai kandidat calon gubernur. Ternyata justru Ganjar Pranowo yang diusung dan terbukti memenangkan kontestasi itu. "Jadi keputusan Bu Mega itu sama sekali tidak bisa diduga, kami pun sebagai kadernya tidak bisa menebak,” ucap dia.
Saat ditanyakan peluang Mega maju kembali dalam pilpres, Bambang pun mengaku tak tahu. “Bu Mega memang bilang dia sudah tua sudah sering capek, tapi kan kami juga tidak tahu bagaimana ke depannya,” kata Bambang.
Saat ini, PDI Perjuangan masih belum menentukan kandidat capresnya. Namun, dalam sejumlah survei yang ada, nama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tetap masuk sebagai kandidat capres. Dukungan untuk Jokowi dalam beragam survei itu justru mengungguli Megawati.
Sementara Jokowi setiap kali ditanya soal hasil survei, selalu berkelit. Ia menyatakan tak mau tergoda hasil survei karena kini tengah fokus menjalani tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. 


Sumber :
kompas.com

Berhenti Oposisi, PDIP Butuh Capres Elektabilitas Tinggi Seperti Jokowi?

PDIP ternyata ingin menyudahi statusnya sebagai partai oposisi. Namun, PDIP mensyaratkan target tinggi untuk mewujudkan rencana itu, yaitu menjadi partai pemenang pemilu. Butuh calon presiden 'kelas berat' yang bisa melejitkan PDIP untuk menjuarai kontestasi 2014. Joko Widodo kah orangnya?
"Kita serahkan keputusannya kepada Ibu Megawati. Yang jelas, calon presiden harus punya ideologi Pancasila, yang bisa memperbaiki permasalahan bangsa, dan yang punya dukungan publik yang besar. Saya nggak mau sebut nama lho," jawab Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait saat berbincang dengan detikcom, Rabu (3/7/2013).
PDIP berencana berhenti menjadi oposan lantaran ingin berbuat lebih banyak bagi Indonesia. Jika menjadi partai penguasa, tentu idealisme partai ini akan lebih mudah tersalurkan.
"Kita ingin berhenti menjadi partai oposisi, tapi harus memenangkan melalui pemilu. Kita tahu, tidak ada partai yang ingin menjadi oposisi seumur hidup," ungkap Ara, panggilan akrab Maruarar.
Berbicara soal capres yang punya dukungan publik besar, berbagai survei yang mengulas soal capres potensial telah dilaksanakan. Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi selalu menjuarai survei-survei itu. Bahkan dalam sejumlah survei, elektabilitas Ketua Umum PDIP Megawati terbukti kalah dibanding Jokowi.
"Pada Kongres PDIP ke III di Bali, keputusan yang menyangkut Pilpres otomatis ada di tangan Ibu Mega. Juga, Ibu Mega diberi mandat untuk menentukan calon lain," ujar Ara.
Survei IRC (Indonesia Research Center), Mei 2013, menunjukkan Jokowi didukung oleh 36,8% pemilih PDIP, sementara Megawati hanya 25,2% pemilih PDIP. Jokowi juga mendapatkan dukungan dari pemilih partai lain seperti Partai NasDem (28,4%), PKB (22,0%), PKS (24,0%), PD (31,6%), PAN (19,6%), PPP (30,2%), dan PBB (12,5%).
Pemilih Golkar juga cukup banyak yang mendukung Jokowi (16,4%), meskipun mayoritas pemilih Golkar mendukung pencapresan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (38,6%). Pemilih Gerindra memang mayoritas memilih Prabowo Subianto (65,2%), namun ada yang memilih Jokowi (17,4%).
Cukup banyak juga Pemilih Hanura yang memilih Jokowi yakni 19,4%, setengahnya terbelah mendukung pencapresan Wiranto (33,3%), dan Hary Tanoesoedibjo (15%). Swing voters juga berpotensi besar mencurahkan dukungannya ke Jokowi.


Sumber :
detik.com

Seperti apa 'Bulog tandingan' ala Jokowi-Ahok

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) resah lantaran harga-harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran terus meroket. Harga mulai merangkak naik saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa pekan lalu.
Jokowi kemudian berpikir untuk membuat lembaga stabilisator. Lembaga semacam ini seperti Bulog yang tugasnya mengerem harga-harga agar tak meroket.
Sayangnya konsep detailnya Jokowi tidak menjelaskan. Ia hanya mengatakan untuk mewujudkan lembaga itu, DKI tak bisa jalan sendiri. Butuh dukungan dari Pemda lain atau yang menggerakkan pemerintah pusat.
"Penting itu, sangat penting (lembaga stabilisator). Kalau hanya kita sendiri kan enggak bisa karena gempuran-gempuran harga dari luar enggak mungkin. Kalau itu, nasional saya kira," jelas Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (2/7/2013) kemarin.
Karena konsepnya belum bisa terwujud, Jokowi punya cara lain yaitu dengan menggelar operasi pasar. Kerjanya mirip operasi Bulog.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), konsepnya adalah menyiapkan lima pasar untuk dijadikan tempat menyimpan stok sembako. Nantinya, saat harga tinggi maka stok itu akan dikeluarkan dengan nilai jual sama dengan harga biasa. Logistik untuk sembako tersebut didatangkan dari Karawang dan Lampung.
"Konsepnya Pak gubernur kan (Jokowi), lagi nyiapin lima pasar, ada logistik dari Karawang sama Lampung, jadi baru dibicarakan baru dipikirkan seperti di Solo, kan ditahan harganya, jadi kios punya kita, harganya kan bisa dikontrol, kita siapin pemasok dari dia," kata Ahok kemarin.
Lima pasar tersebut disediakan untuk mengimbangi kebutuhan pokok warga DKI Jakarta. Saat ini rencana tersebut belum dapat dilakukan karena ingin melakukan monitor di lapangan.
"Itu untuk ngimbangin kebutuhan pokok, kita punya logistik. Sebetulnya kita punya PT Food Station. Tapi kita belum bisa lakukan sekarang. Makanya kita masih monitor dulu. Nanti kita tugasin Pak Hasan Basrie (Asisten Sekda Bidang Ekonomi) untuk teknis," katanya.
Selain itu, ide lain dari Jokowi adalah membuat pasar malam. Pasar malam itu digelar dengan konsep penyediaan sembako di setiap kecamatan dan kelurahan.
"Pak gubernur punya beberapa ide lah, dia mau membuat kayak pasar malam lagi, dia ngomong sekilas. Di kelurahan-kelurahan bisa ada sembako segala macam," jelasnya.
Untuk bikin operasi pasar, Jokowi sampai sekarang masih menunggu izin Kementerian Perdagangan. "Saya kemarin sudah minta melakukan operasi pasar tapi harus izin ke Kemendag tapi belum. Termasuk juga buat pasar murah, belum sampai situ," kata Jokowi.
"Saya minta untuk melakukan operasi pasar artinya harus ada izin menurut aturan, izin perdagangannya juga," kata imbuh Jokowi.


Sumber :
merdeka.com

Bang Sani: Menyangkut MRT, Jokowi Perlu Ubah Perda

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana menilai Gubernur DKI Jokow Widodo perlu merevisi Peraturan Daerah (Perda) No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan BUMD PT MRT Jakarta karena anggaran proyek yang tertera dalam Perda itu Rp 8 triliun, tetapi nilai proyek yang disetujui Rp 16 triliun.
Menurut Triwisaksana, hal itu dimungkinkan karena Perda No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan BUMD PT MRT Jakarta juga mengatur soal perubahan anggaran pembangunan proyek.
"Jangan sampai (Gubernur DKI Jakarta) Jokowi mempercepat pembangunan MRT, tetapi melanggar aturan. Seiring molornya waktu pembangunan, kalkulasi anggaran pembangunan MRT ini bisa mencapai Rp16 triliun," ujar Triwisaksana di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Selain itu, DPRD DKI juga mempertanyakan payung hukum untuk rencana Pemprov DKI era Jokowi membangun kereta api bawah tanah (rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia), mengingat pada Oktober 2012, Gubernur DKI kala itu, Fauzi Bowo, juga menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 167 Tahun 2012 soal ruang bawah tanah.
Menurut anggota Komisi D DPRD DKI Muhammad Sanusi, hal yang perlu diatur lagi oleh Jokowi adalah koneksi gedung dengan stasiun MRT di bawah tanah.
"Kalau MRT-nya sekarang sudah cukup. Tapi, pemanfaatan ruang bawah yang menunjang MRT itu yang perlu diatur lagi dalam bentuk perda," ujar Sanusi.


Sumber :
kompas.com

Dulu Kritik Jokowi, Kini Lurah Mulyadi Hobi Blusukan

Masih ingat dengan Lurah Mulyadi? Pria yang sempat ramai menjadi pemberitaan media karena sikapnya mengkritik kebijakan lelang jabatan ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), kini tak lagi menjabat sebagai lurah Warakas.
Mulyadi kini menjabat sebagai lurah Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Mulyadi yang dulu lantang menentang kebijakan Jokowi kini justru mendukung program atasannya itu.
Kini dia bahkan mencontoh cara kerja Jokowi . Di wilayah yang baru dipimpinnya itu, Mulyadi mengaku gemar melakukan blusukan seperti Jokowi .
"Saya sudah blusukan masyarakat menanggapi serius dan berharap pekerjaan yang belum terselesaikan yang terdahulu," kata pria asal Solo itu kepada wartawan, Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Blusukan menjadi populer setelah Jokowi menjabat gubernur DKI. Sejak hari pertama dilantik, Jokowi langsung menggeberak dengan melakukan tinjauan langsung ke sejumlah lokasi di Jakarta. Jokowi yakin dengan metode blusukan dia dapat mengetahui persoalan langsung.
Mulyadi mengaku melalui blusukan dia dapat mengetahui aspirasi dan persoalan yang dihadapi warga Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Salah satunya soal saluran air yang mengakibatkan genangan air.
"Warga minta pencodetan karena dari Pak Lurah yang sebelumnya, yang belum dilaksanakan. Untuk itulah kita akan buat itu," ujar Mulyadi
Di tempat barunya itu, sosok Mulyadi ternyata bak selebritis. Warga sudah mengenalnya melalui media. Mereka mengenal Mulyadi akibat pemberitaan media beberapa waktu lalu soal kritiknya terhadap kebijakan Jokowi .
"Sudah tahu semua. Oh ini Pak Lurah yang masuk koran itu, yang masuk televisi itu yah," kata Mulyadi.
Ketenaran Mulyadi dimulai saat dia mengkritik lelang jabatan lurah dan camat ala Jokowi . Mulyadi yang saat itu masih menjabat sebagai lurah Warakas bahkan mengancam akan menggugat kebijakan Jokowi itu ke Mahkamah Konstitusi.
Alasannya, Mulyadi merasa kinerjanya tidak dihargai dengan digulirkannya program lelang jabatan tersebut. Selain itu, Mulyadi juga menilai lelang jabatan telah menciderai Surat Keputusan (SK) pelantikan lurah dan camat yang dikeluarkan gubernur DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri).
Namun, sikap kritis Mulyadi selang berapa lama berubah 180 derajat. Dia malah mengaku tak pernah menentang kebijakan lelang Jokowi . Dia bahkan kemudian mengikuti lelang jabatan tersebut.
Setelah diselidiki Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama , Mulyadi ternyata mempunyai Rusun di Blok I Marunda. Rusun itu dipergunakan tidak semestinya yaitu disewakan kepada orang lain dengan sewa 1,25 juta perbulan. Dengan sewa sebesar itu, tiap bulannya Mulyadi bisa mengantongi Rp 1,1 juta.
Menemukan kecurangan itu, Pemprov DKI langsung bersikap tegas. Rusun milik Mulyadi langsung diputihkan.
"Lurah Warakas ini marah sama kita gara-gara saya cabut tiga rumah dia di rusun Marunda. Namanya itu langsung disewain ke orang. Saya ada buktinya. Ada bukti saya," kata Ahok beberapa waktu lalu.
Kini di tempat barunya, Mulyadi mengaku akan mensejahterakan warganya. Semoga janji tersebut mampu diwujudkannya.


Sumber :
merdeka.com

Hatta Rajasa Kaget Dengar Bisikan Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menghadiri ground breaking rusunawa khusus buruh di Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2013), yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Di sela pidatonya, Hatta Rajasa mengaku sempat kaget ketika mendengar bisikan Jokowi.
"Tadi Pak Gubernur membisikkan kepada saya, Pak Hatta, DKI punya 300 hektare waduk, sisa 30, jadi ada lahan besar," ujar Hatta menirukan bisikan Jokowi.
Mendengar bisikan itu, Hatta tidak menyangka bahwa Jokowi ingin membangun waduk di lahan yang ada. Sebab, di benaknya, Jokowi membisiki Hatta untuk membangun mal di lahan itu.
"Saya kira Pak Gubernur ingin buat mal, ternyata mau buat waduk. Nah, jarang tanah di DKI akan dibuat waduk," kata Hatta.
Salah satu program yang diusung Jokowi untuk mengatasi banjir di Jakarta, adalah menormalisasi sungai dan waduk, agar bisa menampung debit air yang banyak.


Sumber :
tribunnews.com

Jokowi Akan Cek Jembatan Bambu Reot di Poncol, Jakarta Timur.

Warga Poncol, Jakarta Timur mengeluhkan kondisi jembatan mereka yang telah reot. Kabar buruk prasarana transportasi tersebut sampai ke telinga Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Pengecekan akan segera dilakukan.
"Iya, nanti akan dicek dilapangan," kata Jokowi di Rawa Bebek, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2013).
Jokowi mengaku belum melihat kondisi jembatan yang konon belum pernah diperbaiki sejak tahun 1970an tersebut. Jokowi berencana akan menengok langsung ke lokasi dalam waktu dekat ini.
"Ya saya sudah lihat gambarnya, itupun dari berita semalam," lanjut Jokowi dengan tawa khasnya.
Namun, Jokowi enggan berkomentar mengenai kendala yang dialami Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk memperbaiki jembatan itu. Soalnya, status tanah di jembatan tersebut kabarnya dimiliki oleh sebuah instansi.
Pada hari Minggu (30/6/2013) yang lalu, warga bergotong royong secara swadaya memperbaiki jembatan dari bambu itu. Jembatan itu sebelumnya sudah rusak parah dan bergoyang jika dilalui pejalan kaki.
Jembatan ini membantu warga untuk beraktivitas, mulai dari pelajar yang bersekolah sampai buruh pabrik dan pedagang. Warga setempat berharap aksi nyata Jokowi agar warganya tak lagi was-was meniti jembatan itu.


Sumber :
detik.com