Minggu, 09 Februari 2014

Kata Mubarok, Jokowi-Risma-Emil Masih 'Hijau'

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan tiga nama yang muncul sebagai tokoh alternatif calon presiden, yaitu Joko Widodo (Jokowi), Tri Rismaharini (Risma), dan Ridwan Kamil (Emil), belum teruji secara nasional. Menurut Mubarok, di atas tiga nama itu masih banyak tokoh yang cukup baik level nasional.
"Jadi keluarnya tiga nama itu hanyalah isu yang akan muncul hanya sesaat. Bicara skala nasional, mereka belum teruji," kata Mubarok saat dihubungi, Minggu (9/2/2014).

Faktor Emosi Mendominasi Publik untuk Pilih Jokowi Jadi Presiden

Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat ini menjadi sangat fenomenal. Ia pun melambung tinggi ke atas langit dan terus digadang-gadang publik menjadi presiden.
Namun, menurut Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk melihat publik melihat sosok Jokowi dari sisi emosi bukan rasio atau faktor kognitif lainnya.
Bahkan gairahnya, kata Hamdi sudah sampai pada taraf seperti orang yang dimabuk cinta.

Dunia Usaha Sambut Baik Pembentukan TGuP2 DKI

Kalangan pelaku usaha menyambut baik inisiatif Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait pembentukan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGuP2).
Tim ini bertugas mengawasi dan mengevaluasi kinerja satuan kerja peringkat daerah (SKPD) dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) dalam melaksanakan program-program pembangunan.
TGuP2 dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur No.83 Tahun 2013 tentang TGPP untuk meningkatkan kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta.

Surva-surve PCI: Publik Rindu Figur Jokowi-Risma-Kamil

Political Communication Institute (PCI) menyebut bahwa parpol mengalami krisis politik menjelang Pemilu 2014. Guru Besar Psikologi Politik UI Prof Hamdi Muluk menyatakan bahwa publik rindu figur seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
"Kenapa orang merindukan Jokowi, Ridwan Kamil, dan Risma? Ternyata menurut mereka orang-orang baik belum tentu lahir dari parpol.

Calonkan Jokowi, PPP Dinilai Serampangan

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-2 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Bandung menghasilkan beberapa rekomendasi dan keputusan. Salah satu agenda penting yang dibahas adalah pembahasan Calon Presiden (capres) 2014 yang akan diusung partai berlambang ka'bah ini.
Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin didaulat untuk membacakan hasil Mukernas PPP kali ini. Ada tiga poin hasil Mukernas yang dilaksanakan dari tanggal 7-9 Februari 2014 ini khususnya soal pencapresan.

Kata Ridwan Saidi, Kelompok Cybernet Jokowi Matikan Demokrasi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengungkapkan kelompok cybernet Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang membentengi mantan Walikota Solo itu lewat media sosial telah mematikan praktik demokrasi.
Ridwan menuturkan gerakan cybernet Jokowi bermarkas di Jalan TB Simatupang, meski saat ini ia mendengar kabar bahwa kelompok tersebut sudah bubar. Namun ia menyoroti hal yang dilakukan tim cybernet Jokowi, yakni mem-bully orang-orang yang mengkritik Jokowi lewat media sosial.
"Kalau mau beda pendapat, muncul dong di ruang publik. Hentikan kelompok cybernet Jokowi yang mematikan demokrasi," tegas Ridwan Saidi di hotel Atlet Century, Minggu (9/2/2014).

Kata Ridwan Saidi, Jokowi Kagak Beres

Pengamat budaya Betawi dan politik Ridwan Saidi menilai, Joko Widodo (Jokowi) belum layak menjadi presiden. Ridwan mengatakan telah mengamati jejak langkah Jokowi menjadi orang nomor satu di Jakarta. 
Namun dia merasakan, mantan wali kota Solo itu dinilai tidak serius menangani kota Jakarta. "Ini orang kagak beres," ujar Ridwan di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Kata Adhie Massardi, Penurunan Popularitas Jokowi Masih Wajar

Adhie M.Massardi, inisiator Gerakan Masyarakat Sipil Untuk Pemilu Bersih, menilai wajar adanya penurunan popularitas yang dialami Jokowi. Namun penurunan itu tidak akakn menurunkan integritas dari Jokowi karena kinerjanya cukup baik.
"Pak Jokowi cukup baik karena pembangunan dam, dan normalisasi sungai ciliwung dilakukan semenjak menjadi gubernur berbeda sama yang lain," katanya di Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Surva-surve Pusat Kajian Pancasila: Hary Tanoe Libas Jokowi

Kepopuleran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ternyata dinilai kalah dibanding tokoh muda lainnya. Hasil survei yang dilakukan Pusat Kajian Pancasila, Hukum, dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang menunjukkan Jokowi kalah terkenal dari bakal calon Wakil Presiden dari Partai Hanura, Harry Tanoesoedibjo.
"Tingkat kepopuleran Harry Tanoe 83,27 persen, sedangkan Jokowi 82,89 persen," kata Direktur Pusat Kajian, Arif Hidayat, saat memaparkan hasil survei yang berjudul Menakar Potensi Modal Sosial dan Politik Capres Muda di Pilpers 2014 di Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Surva-surve LSN: Kinerja Jokowi Anjlok

Hasil sigi Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan tingkat kepuasaan warga Jakarta terhadap kinerja Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengalami penurunan. Peneliti utama LSN, Dipa Pradipta, mengatakan warga DKI yang menyatakan puas atas kinerja Jokowi saat ini hanya sebesar 47,5 persen.
"Dibandingkan hasil survei kami pada Oktober 2013, persentase warga DKI yang puas terhadap kinerja Jokowi turun sangat signifikan," kata Dipa, di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Surva-surve Pusat Kajian Pancasila: Pilpres 2014 Jadi Ajang Capres

Pusat Kajian Pancasila, Hukum dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang (PUSKAPHDEM-UNNES) menilai Pilpres 2014 dapat dikatakan sebagai momentum capres muda berlaga di ajang pemilihan presiden.
Hal itu diutarakan oleh Peneliti PUSKAPHDEM-UNNES, Pujiono dalam survei bertema "Menakar Potensi Modal Sosial dan Politik Capres Muda di Pilpres 2014" di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2014).

Surva-surve LSN: Warga Jakarta Mending Megawati daripada Jokowi

Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) kerap digadang-gadang sebagai calon Presiden 2014. Kinerjanya sebagai Gubernur Jakarta dianggap layak dijadikan bukti untuk menunjukkan kemampuannya memimpin Indonesia.
Namun, tidak semua orang berpendapat demikian. Lembaga Survei Nasional (LSN) memberikan bukti baru. Masyarakat Jakarta ternyata tidak merestui rencana PDI-P untuk mencalonkan Jokowi sebagai capres 2014.

Surva-surve LSN: 71,2 % Warga DKI Tolak Jokowi Nyapres

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memuncaki hampir semua survei capres saat ini. Namun, hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) mengatakan bahwa mayoritas warga DKI kurang setuju dengan pencapresan Jokowi di Pemilu 2014. Setuju dengan hasil survei ini?
"Mayoritas publik DKI atau 71,2 persen mengaku kurang setuju jika Jokowi maju sebagai capres pada Pemilu 2014. Dan hanya 27,5 persen saja yang menyatakan setuju Jokowi diusung sebagai capres 2014," ulas peneliti senior LSN Gema Nusantara saat jumpa pers di Century Park Hotel, Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2014).

Warga Jakarta Mulai Ragukan Kinerja Jokowi Atasi Banjir dan Macet

Banjir dan kemacetan parah yang terjadi di Jakarta membuat warga Jakarta mulai meragukan kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membenahi masalah ibukota.
Peneliti senior Lembaga Survei Nasional (LSN), Dipa Pradipta, mengatakan kinerja Jokowi sebagai orang nomor satu di Jakarta dalam kurun waktu 16 bulan belum menunjukkan sinyal yang jelas mau dibawa kemana keadaan Jakarta.
"Keadaan sekarang lebih buruk dibanding tahun lalu. Merosotnya kinerja Jokowi dalam berbagai bidang, membuat persentase warga Jakarta yang puas akan kinerja Jokowi menurun signifikan," kata Dipa di hotel Atlet Century, Minggu (9/2/2014).

Koin untuk `Truk Sampah Jokowi-Ahok` Kembali Digelar di Bundaran HI

Sekumpulan warga yang tergabung dalam 'Gerakan Koin Warga untuk Truk Sampah Jakarta' kembali melakukan penggalangan dana. Aksi dilakukan di sela Hari Bebas Kendaraan Bermotor alias Car Free Day.
Menurut pantauan di lapangan, aksi penggalangan dana digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2014). Penggalangan dana untuk membeli truk sampah bagi Pemprov DKI pimpinan Jokowi-Ahok ini disambut antusias warga yang berolahraga.

Bursa Capres PPP: Jokowi Bertahan, Samad Dicoret

Partai Persatuan Pembangunan akhirnya menyepakati tujuh tokoh yang bakal dijadikan kandidat calon presiden dalam Pemilu 2014. Tiga nama lain yang diusul sebelumnya yakni Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad, Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan salah satu putri Gusdur Yenni Wahid dicoret dalam bursa calon presiden itu.
"Hasil Musyawarah Kerja Nasional PPP memiliki alasan berbeda sehingga mereka tidak jadi dicalonkan," ujar Sekretaris Majelis Pakar PPP Ahmad Yani di lokasi Mukernas PPP, Grand Preanger Hotel, Bandung, Jawa Barat, Minggu dinihari (9/2/2014).