Minggu, 10 Februari 2013

Jokowi koordinasi dengan Polda Metro untuk cegah kejahatan di Angkot

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan akan berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro Jaya) untuk mencegah terjadinya kejahatan di angkutan umum atau angkutan kota.
"Kalau soal keamanan nanti tanya Polda... Nanti saya akan telepon Polda," ujarnya, di Jakarta, Minggu.
Menurut Jokowi, menjaga keamanan dalam angkutan umum sulit dilakukan selama sistem satu manajemen atau satu perusahaan belum dilaksanakan.
Pengawasan serta pembinaan sopir angkutan umum akan sulit dilakukan bila sistem tersebut belum diterapkan.
"Selama itu tidak dalam pembinaan satu manajemen, sulit," katanya.
Pembinaan satu manajemen, lanjutnya, akan memudahkan pengawasan serta pembinaan supir. Hal ini juga bisa meminimalisir penggunaan supir 'tembak'.  "Tapi kalau belum satu manajemen, lupakan," katanya.
Jokowi mengatakan sistem penggunaan seragam serta kartu identitas supir pun tidak akan bisa berjalan jika belum ada manajemen satu atap.
"Ya itu kan belum jalan. Sulit kalau belum diubah," katanya. 



Sumber :
http://www.antaranews.com

Mahasiswi UI Tewas Loncat dari Angkot, Jokowi Telepon Kapolda

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, belum mengetahui ada mahasiswi Universitas Indonesia yang melompat dari angkutan umum karena takut diculik oleh sopir angkot. Annisa Azward (20), meninggal karena kepalanya terbentur pembatas jalan.

"Saya belum tahu masalah itu, kenapa itu?" tanya Jokowi ketika ditemui di Jakarta, Minggu, 10 Februari 2013.

Jokowi mengaku usahanya mewajibkan seragam dan berbagai aturan lainnya kepada para sopir angkot saat ini tidak berjalan efektif. Hal ini disebabkan banyaknya angkutan umum di Jakarta.

Petugas Dishub DKI Jakarta kesulitan mengecek setiap sopir angkutan umum. Ia mencontohkan Bajaj di Jakarta yang jumlahnya mencapai 14 ribu unit, sedangkan Kopaja dan Metro Mini jumlahnya mencapai 4.400 unit.

Banyaknya angkutan umum di Jakarta membuat pemerintah daerah tidak mungkin mengontrol setiap unit kendaraan. Untuk itu, Jokowi menginginkan BUMN transportasi, PPD, untuk segera diambil alih Pemda DKI Jakarta agar dapat menjadi wadah pengaturan manajemen angkutan umum Jakarta.

Mengenai permasalahan keamanan, mantan walikota Solo ini mengatakan akan berkonsultasi dengan Kapolda. Pasalnya, Polda DKI Jakarta yang mempunyai wewenang menindak masalah kriminal.

"Intinya itu perlu manajemen, mengenai permasalahan keamanan besok saya akan telepon Pak Kapolda," ujarnya.


Sumber :
http://metro.news.viva.co.id

Jokowi akan bongkar manajemen angkot


Kisah tragis Annisa mendapat perhatian juga dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Annisa Azward (20), mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia semester IV terluka parah usai loncat dari angkot yang diduga supirnya akan melakukan tindak perkosaan kepada Annisa.
Jokowi mengaku akan berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bagus Eko Bayuseno soal keamanan di angkutan umum.

"Nanti saya sampaikan (kasus Annisa) ke Kapolda Metro Jaya," ujar Jokowi di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (10/2).

Sementara itu Jokowi sedang berupaya melakukan pembenahan manajemen yang mengatur angkutan umum tersebut. Menurut dia, pembenahan itu harus segera dilakukan untuk kenyamanan para pengguna angkutan umum. "Kopaja, Metromini dan angkutan lainnya memang harus ada manajemen dan payung hukumnya. Harus ada sistem yang mengatur. Tahun ini lah bisa direalisasikan," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, upaya mengambil alih manajemen Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) agar bisa mengontrol dan beri pengarahan terhadap para sopir. "Kenapa harus diambil alih, biar gampang kontrolnya, lalu beri pengarahan sopir karena kalau sudah ada manajemen nya nanti kan ada pool nya," tutur Jokowi dengan kemeja putih dan celana bahan hitam andalannya saat 'blusukan'

Jokowi mengkritisi pengelolaan angkutan umum yang dikelola oleh perorangan maupun koperasi. "Memang enggak mungkin dikelola pribadi atau koperasi. Karena itu kan nggak ada naungannya, enggak ada PT-nya jadi manajemen pengendaliannya sulit," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Kejadian itu terjadi pada Rabu (6/2) lalu. Saat itu, mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia semester IV ingin pergi ke rumah tantenya yang berada di wilayah Pademangan Timur, Jakarta Utara. Annisa waktu itu naik angkutan KWKU 10 jurusan Sunter-Muara Angke. Ia naik mobil angkutan itu seorang diri.

"Sebelum loncat, ia sempat telepon tantenya. Katanya jalannya kok tidak biasanya. Dia minta turun tapi tetep ga diberhentiin," ujar Azward, orang tua Annisa.

Karena mengalami luka parah, Annisa kemudian dibawa ke Rumah Sakit Atmajaya Pluit. Di sana sempat dirawat. Karena di rumah sakit tersebut tidak ada ct scan kepala, Annisa kemudian pindah ke RSUD Koja, Jakarta Utara. Beberapa hari setelah dirawat, Annisa mengembuskan napas terakhirnya.


Sumber :
http://www.merdeka.com

Jokowi Tinjau Kelurahan Pekojan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali blusukan. Kali ini Jokowi meninjau daerah Kalimati Gang Langgar, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Minggu (10/2).

Jokowi berangkat dari rumah dinasnya yang terletak di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat pukul 09.00 WIB dan tiba di Pekojan sekitar pukul 09.30 WIB. Dalam perjalanan menuju lokasi peninjauan Jokowi menggunakan Toyota Innova bernopol 1969 PQP dan diikuti iring-ringan mobil Dinas Perhubungan, dan dua mobil Satpol PP.

Saat meninjau, Jokowi juga membawa sejumlah bantuan antara lain, beras 2 ton, 1.440 pieces buku tulis, seragam sekolah SD dan SMP, 1000 sarung tangan karet, 300 sapu lidi, 1.500 buah kantong sampah. Bantuan tersebut diangkut dengan menggunakan dua unit mobil Satpol PP.

"Ya tadi setelah saya lihat ada kali dan tempat yang sudah bersih tapi ada beberapa yang masih kotor. Ini dilakukan untuk identifikasi lebih detail lagi," ujar Jokowi kepada merdeka.com.

Setelah itu, Jokowi menuju ke sebuah lapangan kosong yang terletak di dalam permukiman Pekojan, kemudian pria penyuka musik metal itu pun langsung menghentikan langkahnya dan seraya memanggil pihak terkait untuk menanyakan pengadaan lapangan tersebut.

Dengan sigap, Agus Yusuf selaku lurah dari Pekojan langsung menjelaskan perihal kebutuhan dari tanah lapang tersebut. "Ini rencananya akan dibuat gelanggang olahraga pak. Rencananya tahun ini. Luas tanah kurang lebih 6.000 m2," jelas Agus kepada Jokowi.

Mendapat penjelasan Agus, Jokowi pun langsung melanjutkan 'blusukannya' yang diiringi teriakan warga menyebut namanya. "Jokowi, Jokowi, Pak Jokowi," teriak warga.


Sumber :
http://www.merdeka.com