Jumat, 07 Juni 2013

Jokowi Pulang, Warga Kali Pasir Ribut Lagi

Warga Kali Pasir Eretan, Menteng, Jakarta Pusat, kembali bersitegang setelah terlibat tawuran. Padahal, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo baru saja meninjau lokasi bekas tawuran tersebut, Jumat (7/6/2013) sore.
Jokowi datang ke lokasi padat penduduk itu sekitar pukul 17.00. Tidak seperti biasanya, kali ini Jokowi datang tanpa senyuman dan nyaris tanpa meninggalkan pesan kepada warga dan media yang mengelilinginya. Ketika hendak meninggalkan tempat itu, Jokowi hanya memberikan sepatah kata dari dalam mobilnya.
"Semua warga di Jakarta adalah saudara saya," ucapnya seraya menutup pintu mobil tersebut.
Tak selang beberapa lama setelah Jokowi meninggalkan lokasi, sekitar sepuluh orang warga dari sebuah kelompok berteriak-teriak dan menunjuk sebuah rumah berwarna hijau di dekat jembatan Kali Pasir. Seorang pria berbadan tegap langsung dihadang oleh petugas kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi tersebut sejak siang.
"Tadi dari rumah itu ada yang lihatin saya. Hei, turun kau!" teriak salah seorang dari kelompok warga di jembatan Kali Pasir, Jumat.
"Jangan salahkan kami jika nanti kami bakar itu rumah," kecam warga lainnya.
Ketegangan itu langsung diredakan oleh polisi. Sementara itu, ratusan petugas keamanan gabungan masih berjaga di sejumlah titik di kawasan Kali Pasir. Motor-motor anggota kepolisian antihuru-hara bersiaga di jembatan Kali Pasir. Adapun mobil dan truk polisi ditempatkan di samping Kali Pasir, tepatnya di depan sebuah gereja.
Arus lalu lintas di perempatan jembatan Kali Pasir terlihat lenggang. Saat terjadi keributan antarwarga ataupun ketika Jokowi tiba di lokasi tersebut, arus lalu lintas sempat padat.


Sumber :
kompas.com

Soal Sampah, Jokowi-Slank Siap Kerja Sama

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan ia dan grup musik Slank berencana bekerja sama untuk mengajak masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Hal ini disampaikan Jokowi, usai pertemuannya dengan Slank, di markas grup musik itu, Gang Potlot III, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2013) siang.
"Kita (Jokowi dan Slank) bisik-bisik tadi mau bareng-bareng bikin kampanye buang sampah pada tempatnya. Tadi baru disampaikan," ujar Jokowi.
 Jokowi menjelaskan, Jakarta punya masalah serius soal sampah sehingga Pemerintah DKI Jakarta perlu memikirkan bentuk kampanye kebersihan yang inovatif dan interaktif sehingga bisa lebih mengenai ke masyarakat. Menurutnya, itulah yang membuatnya berpikir mengajak Slank bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi masalah sampah.
"Jakarta, problem sampahnya paling berat. Satu hari ada 2.000 ton sampah masuk ke kali. Kalau nggak disampaikan dengan cara kekinian, ya susah," ujar Jokowi.
Slank sendiri mengapresiasi gagasan Jokowi dan mengimbau para penggemar Slank atau biasa disebut Slankers membuang sampah pada tempatnya.
"Tahu sendiri kan konser musik, tiap selesai konser pasti menyisakan sampah. Paling nggak buat Slankers dulu deh, jangan buang sampah sembarangan," ujar Abdi.

kompas.com

Pemukulan Pramugari Sriwijaya, Jokowi: Apa pun Jabatannya, Harus Patuh

Hampir setiap akhir pekan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mudik ke Solo dengan menumpang pesawat terbang. Dirinya sepakat setiap penumpang, tak peduli apa pun status dan jabatannya, wajib mematuhi peraturan keselamatan terbang seperti mematikan perangkat komunikasi selama penerbangan.
"Ya mustinya siapa pun dan apa pun jabatannya, harus patuh. Di pesawat nggak boleh menghidupkan HP, sudah dikasih tahu pramugarinya, ya langsung dimatikan," ujar Jokowi.
Pernyataannya ini menanggapi kasus pemukulan oleh Kadis BKND Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadir, terhadap seorang pramugari Sriwijaya Air yang menegurkan gara-gara mengaktifkan telepon selular dalam penerbangan. Jokowi dicegat wartawan usai meresmikan pembukaan bazaar Flora dan Fauna di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Setiap pejabat publik, menurutnya juga dituntut untuk mampu mengendalikan emosi. "Menajemen pengendalian emosi harus dikedepankan," ujar Jokowi.

Sumber :
detik.com

Tanggapi Bentrokan di Kalipasir, Jokowi: Sudahlah, Kita Semua Bersaudara

Bentrokan antar dua kelompok warga terjadi di Kalipasir, Menteng, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) prihatin dengan peristiwa betrokan warganya tersebut. Jokowi mengimbau agar warga Jakarta selalu rukun
"Ya kita ini semua saudara, semua harus rukun," ujar Jokowi usai meresmikan pameran Flora dan Fauna 2013 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2013).
Jokowi menegaskan warga DKI Jakarta adalah satu kesatuan. Jangan melihat berdasarkan etnis atau golongan tertentu.
"Semua warga Jakarta, tidak etnis apa-apa, semuanya rukun, harus rukun, karena kita ini memang saudara," tegasnya.
Lokasi tawuran berada di kawasan padat penduduk di gang Kali Pasir Pisang. Menurut warga, dua kelompok itu saling bentrok dan sudah memanas sejak tiga hari lalu.
Keributan di perumahan padat penduduk ini diduga terjadi akibat adanya kasus pemalakan dan menyebabkan pembacokan di daerah itu. Tiga rumah rusak akibat keributan.
Hingga kini polisi masih terus siaga di Kalipasir. Setiap gang di lokasi ini dijaga oleh lima hingga sepuluh orang petugas. Beberapa petugas terlihat membawa senjata laras panjang di sekitar pemukiman yang dekat dengan kali Ciliwung ini.


Sumber :
detik.com

Datangi Lokasi Tawuran di Kali Pasir, Jokowi Diam Tanpa Senyum

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi secara tiba-tiba mengunjungi lokasi tawuran antarwarga  di Jalan Kali Pasir Eretan, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2013) sekitar pukul 17.00. Jokowi lebih banyak diam menghindari media.
Kali ini Jokowi datang tanpa adanya mobil-mobil media massa yang biasa mengikutinya. Rombongan Jokowi datang dengan menggunakan tiga mobil pengawalnya. Menggunakan kemeja putih seperti biasa, kali ini Jokowi tampak beda. Jokowi hanya diam dan tak tersenyum sama sekali. Warga yang tak menduga bakal didatangi Jokowi berusaha mendekatinya dan memanggil-manggil nama Jokowi. Namun, tak satu pun warga yang berkesempatan bersalaman dengan Gubernur.
Jokowi kemudian berjalan berjalan ke arah jembatan Kali Pasir, yang memisahkan kedua kubu yang bertikai. Ia juga tidak mau bicara di depan media sebagaimana biasa ia lakukan ketika mengadakan blusukan.
Kedatangan Jokowi itu langsung disambut oleh Wakil Kepala Polsektro Senen Ajun Komisaris Indriani. Ketika awak media yang berada di lokasi kejadian menghampirinya, ia tampak mengajak Indriani membalik badan dari hadapan kamera. Jokowi berusaha memasuki gang sempit tempat terjadinya tawuran antarwarga, tetapi urung dilakukan karena banyak warga di gang tersebut.
Jokowi sebenarnya ingin melihat lokasi kejadian keributan antarwarga yang menewaskan satu orang ini. Namun, karena keadaan yang tidak kondusif dan jauhnya lokasi dari jalan besar, Jokowi akhirnya memutuskan untuk membicarakan permasalahan ini di Kantor Lurah Kwitang, tak jauh dari jembatan.
Kedatangan Jokowi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu ia meninggalkan lokasi tersebut. Ketika menuju mobil, Jokowi tetap enggan berbicara. Ia sempat menyambut uluran tangan sejumlah warga yang ingin menyalaminya sebelum naik mobil dan pergi meninggalkan lokasi tersebut.
Tawuran antarwarga itu terjadi pada Jumat siang. Bentrok itu diduga merupakan aksi balas dendam akibat tawuran yang terjadi pada Selasa (4/6/2013) malam. Bentrok berlanjut pada Rabu (5/6/2013) dini hari di mana seorang warga bernama Rifqy terkena bacokan. Akibat lukanya, Rizki meninggal dunia pada hari ini.


Sumber :
kompas.com

Bedanya Jokowi dengan Pejabat Pemukul Pramugari di Pesawat

Bila Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung Zakaria Umar memukul Pramugari Sriwijaya Air Nur Febriani, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) malah bersikap sebaliknya. Seperti apa gaya pria yang karib disapa Jokowi itu saat di pesawat?
Menurut kesaksian Deasy Amrin --seorang blogger yang pernah satu pesawat dengan Jokowi, pria asal Solo itu tidak menunjukkan diri sebagai pejabat saat di pesawat. Deasy mengaku, saat itu ia dan suami sedang bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo pada Minggu 26 Mei lalu.
Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrean panjang, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Bukan hanya dirinya, hampir semua penumpang menoleh ke arah sumber gaduh itu.
Ternyata, ia melihat sosok Jokowi yang mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung. Tanpa diampingi ajudan, Jokowi menyandang sendiri ransel hitamnya di pundak dan ikut antre masuk ke pesawat dengan penumpang lainnya.
"Dia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomor satu di DKI, Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi," tulis Deasy di blognya, adesmurf.wordpress.com, yang dikutip Liputan6.com, Jumat (7/6/2013).

Kelas Ekonomi
Keheranan Deasy tak sampai di situ. Ia mengaku menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini, seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrean masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi!
"Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut," papar Deasy yang berprofesi sebagai Psikolog itu.
Jokowi, sambung Deasy, saat itu datang seorang diri tanpa kawalan. Sikap tubuhnya begitu alami, tenang dan apa adanya. Ia membaur dengan orang lain tanpa rasa canggung atau kedekatan buatan ala pejabat pada umumnya.
"Sikap yang saya yakini hanya bisa muncul lewat adanya keinginan tulus untuk menghargai orang lain, dari hatinya," lanjut Deasy.
Turun dari pesawat, sambungnya, Jokowi pun mengikuti jalur umum. "Ikut antre, turun tangga, dan menaiki bus bandara yang mengantarkan ke terminal kedatangan; seorang diri," ungkapnya.
"Kepala saya langsung berhitung mengalkulasi taksiran biaya yang bisa dihemat antara perjalanan beliau dibandingkan dengan para pejabat yang memerlukan antek-antek dan tetek bengek yang lebih ke arah tiada manfaat itu," tambah Deasy.
Apa yang diungkapkan Deasy, bertolak belakang dengan yang dilakukan Kepala BKPMD Bangka Belitung Zakaria Umar. Ia tega memukul pramugari Sriwijaya Air Nur Febriani. Zakaria tak terima karena ditegur lantaran menggunakan ponsel dalam pesawat.
Akibat dipukul Zakaria dengan koran, Febri pun mengalami luka lebam di belakang telinganya. Saat ini, Zakaria yang menjadi tersangka penganiayaan sejak kemarin itu masih ditahan di Mapolsek Pangkalan Baru, Bangka Belitung.
Polisi sudah memeriksa saksi korban dan saksi lainnya untuk menelusuri kronologi kasus ini. Zakaria dijerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara.


Sumber :
liputan6.com

Mr Joko goes to Jakarta

Sosok Joko Widodo kembali diulas majalah terkemuka The Economist. Kali ini mengupas soal kans Jokowi untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Menurut The Economist, sosok Jokowi sekarang begitu fenomenal.
Artikel tulisan ini diberi tema 'Mr Joko goes to Jakarta'. Pada tulisan pembukanya, majalah ini menulis Jokowi yang sedang duet dengan grup musik dari Inggris, Arkarna pada 31 Mei lalu. Saat itu Jokowi menyanyikan lagu 'Nonton Bioskop'. Konser saat itu digelar di Tenis Indoor Senayan, Jakarta.
"Sulit membayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memakai jaket kulit dipadu kaos bergambar sebuah band rock," demikian tulis The Economist edisi 8 Juni 2013.
The Economist tidak bisa membayangkan jika yang berduet dengan Arkarna itu adalah seorang presiden. Sebab, Jokowi tengah digadang-gadang menjadi calon presiden.
Sosok Presiden SBY selama ini dikenal tampan, gagah dan berwibawa. Sementara Jokowi terlihat kurus, ramah dan gaya bicaranya kurang lancar. "Jokowi itu tetangga semua orang," demikian kata konsultan politik Eep Saefulloh Fatah.
Di tengah hasil survei yang menempatkan Jokowi di urutan teratas tingkat elektabilitasnya, Jokowi sering disebut-sebut akan maju sebagai calon presiden. Tapi beberapa kalangan sudah menyarankan agar Jokowi tidak maju sebagai capres dalam Pemilu 2014.
Menurut The Economist, Jokowi mengaku telah didekati tiga partai politik untuk maju sebagai calon presiden. Sedangkan dua partai lagi menawarinya sebagai calon wakil presiden. Meski menjadi rebutan partai, sejauh ini tidak ada sinyal Jokowi akan membelot dari PDIP.
Dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengaku tidak ingin terganggu dengan hasil survei. Ia ingin fokus menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk membenahi persoalan Ibu Kota seperti banjir dan kemacetan.
Saat ini, pesaing terberat Jokowi adalah Prabowo Subianto. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu elektabilitasnya juga tinggi. Prabowo juga punya peluang besar karena mengendalikan partai sendiri daripada Jokowi.
Selain Prabowo, ada nama Gita Wirjawan. Menteri Perdagangan itu namanya juga populer. Selain itu ada Aburizal Bakrie, tapi Ketua Umum Partai Golkar ini elektabilitasnya kecil.
 
Berikut Berita Dari The Economist. :

IT IS hard to picture Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia’s dignified if slightly pompous president, clad in a leather jacket over a T-shirt advertising a rock band. Yet that is how the man who is already the favourite to succeed him appeared on May 31st, to sing at a concert in Jakarta by the British group Arkarna. Joko Widodo, Jakarta’s governor, has only been a national figure for a year or so. But already conversations about his future have turned from speculation about whether he nurtures presidential ambitions to questions about what can possibly thwart him in an election due in July next year.
Mr Joko, known to all by his nickname, Jokowi, is not yet a declared candidate, and when asked, stresses his duty to Jakarta, where he was elected only last September. Congested, flood-prone and scarred by squalid slums, Indonesia’s capital sorely needs the competent and honest administration he has promised. He turns 52 this month, and some advisers are urging him to defer a presidential bid until the next election in 2019. But recent opinion polls put Jokowi so far ahead of rivals for 2014 that pressure is mounting on him to desert Jakarta and run. He has told friends that three political parties have already approached him as a potential presidential candidate, and another two want him to fill the vice-presidential slot.

Nothing so far hints at disloyalty to his own party, the opposition Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P), led by Megawati Sukarnoputri, the daughter of Indonesia’s first president and who herself held the job in 2001-04. Becoming president is a two-stage process. A parliamentary election next April precedes the presidential poll. Candidates in that have to be nominated by parties. In the system used in the previous election in 2009, which is unlikely to be changed for 2014, to nominate a presidential candidate, parties or coalitions need at least 20% of the seats or 25% of the popular vote in the parliamentary election.
Miss Megawati, defeated in 2004 and 2009 by Mr Yudhoyono, who is known as “SBY”, may yet want to have another tilt at the presidency. Or more likely she realises that Jokowi is the stronger candidate but, by deferring an announcement of his candidacy until nearer the election, hopes to protect him from a pre-emptive onslaught by his opponents. She must be aware that Jokowi, who stalwartly spends his weekends campaigning for PDI-P candidates in local elections, has other options.
Of the reasons for his phenomenal popularity, the biggest is that, in a country where “politician” has become almost a synonym for “crook”, he is seen as honest. So was Mr Yudhoyono—a big reason for his election wins in 2004 and 2009. But the president has failed to curb rampant corruption. Indeed, partly because an active anti-corruption commission (the KPK) is constantly unearthing new scandals, it is easy to believe the problem has worsened. The nearest Jokowi has come to being accused of graft is in accepting a gift of a bass guitar signed by a member of Metallica, a heavy-metal band (he has a penchant for loud rock music). The KPK confiscated it, and is to exhibit it in a museum.
Second, Jokowi is in some senses the “anti-SBY”. Mr Yudhoyono is tall, handsome, orotund, aloof and, say Indonesians, “presidential”. Jokowi is small, friendly, chatty yet rather inarticulate and, in the words of Eep Saefulloh Fatah, a political consultant, “everybody’s neighbour”. Everyone has an anecdote about Jokowi’s fundamental decency—or, to the cynic, his deeply ingrained political instincts. A journalist following him through a gruelling day when Jakarta flooded in January tweeted his urge to give him a hug. Noticing he looked tired, Jokowi had called the man’s editor to suggest he send a replacement.
Jokowi is also the “anti-candidate”. The most popular of the other likely contenders is Prabowo Subianto, who leads his own party, Gerindra, and is seen as a decisive leader, in contrast to the consensual, dithering SBY. He headed the special forces under Suharto, the dictator overthrown 15 years ago, to whose daughter he was once married. Mr Prabowo is accused of human-rights abuses, such as kidnapping student activists in the dying days of Suharto’s rule. Mr Yudhoyono, also a Suharto-era general, is struggling to find a candidate for his Democratic Party. Favourite for now seems to be Gita Wirjawan, the trade minister, a former investment banker with little popular following. Golkar, the party that used to give Suharto a veneer of democratic legitimacy, is likely to nominate Aburizal Bakrie, a wealthy but unpopular businessman. Miss Megawati herself was fighting and losing elections even when Suharto was ordaining the outcome.
Indonesian liberals and foreign experts on the country are also enthused by Jokowi. Nobody thought that Indonesia would become a model democracy overnight. The hope, however, has been that after a drastic political decentralisation in 2001 it would start producing grass-roots politicians with a record of efficient and honest administration who would progress to national politics. Jokowi is the proof that democracy works. After a successful career as a self-made businessman selling furniture, he became mayor of the central-Javanese town of Solo, and did a good job, providing a launch-pad for his Jakarta campaign.

Ahok ahoy!
Jokowi’s other appealing trait is that, although an observant Muslim in an overwhelmingly Islamic country, he seems prepared to take risks for a secular, pluralistic future. His running-mate in Jakarta was Basuki Tjahja Purnama, known as Ahok, a Christian and a member of the ethnic-Chinese minority, which has suffered discrimination and at times persecution. If Jokowi does forsake his municipal duties for the presidency, Ahok will take over. During Jokowi’s campaign for governor, some of his opponents, attempting to appeal to voters’ prejudices, warned them that he might not finish the job. But Jokowi’s fans would surely forgive his abandoning the capital for the biggest political prize of all.


Jokowi: Mal Jakarta Siap Ganti Plastik dengan Tas Daur Ulang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, para pengelola mal di Jakarta menyanggupi menyediakan tas belanja berbahan ramah lingkungan untuk menggantikan tas belanja berbahan plastik, sesuai yang diminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui surat edaran.
"Sudah satu minggu lalu (surat edaran) kita edarkan. Semua mal di Jakarta pakai tas daur ulang, jadi bisa dipakai terus," ujar Jokowi seusai bertandang ke markas Slank di Gang Potlot III, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2013) siang.
"(Tas berbahan ramah lingkungan) dari malnya sendiri dong, masa tasnya dari kita. Jangan mau untungnya saja. Sejauh ini semuanya mendukung, mereka mau," lanjut Jokowi.
Menurut Jokowi, program pengurangan tas plastik itu akan diuji coba selama satu bulan mendatang dan setelahnya akan dievaluasi.


Sumber :
kompas.com

Warga Gusuran Pulo Gebang Minta Jokowi Datang

Ratusan warga yang digusur karena menempati lahan milik pensiunan Bank Mandiri seluas sekitar 3.000 meter di dalam Perumahan Taman Pulo Gebang, Jalan Gebang Mas, RW 13, Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, memilih tetap bertahan di sekitar reruntuhan bangunan.
Mereka mengharapkan kedatangan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). "Saya mau ketemu langsung sama Jokowi. Ada yang mau saya omongin tentang masalah ini," kata Narsiti, 58 tahun, yang telah menempati lahan di dalam area Taman Pulo Gebang selama 11 tahun, Kamis, 6 Juni 2013.
Warga lainnya, Iwan, 30 tahun, yang sudah menempati lahan sekitar delapan tahun, berharap Jokowi memberikan solusi kepada mereka. "Kami udah enggak punya rumah. Malam enggak bisa tidur, kedinginan, enggak bisa mandi. Kami harap Bapak Jokowi datang. Bagaimana solusinya, kami ingin tempat tinggal," kata Iwan.
Menurut Iwan, warga meminta ada penggantian dana kerohiman kepada warga dari Bank Mandiri. "Biar kami bisa mengontrak rumah. Sekarang buat makan saja enggak ada duit, apalagi ngontrak," ujarnya.
Warga yang digusur lainnya, Iin, 27 tahun, mengaku menunggu datangnya Jokowi karena masih memiliki KTP Jakarta. "Kami kan warga Jakarta juga, jadi nunggu Jokowi dateng, bagaimana nasib kami. Kalau malem di sini gelap, air enggak ada, listrik juga enggak ada, rumah enggak ada," ujarnya.
Rabu, 5 Juni 2013, sekitar pukul 04.00, sebanyak 1.000 petugas gabungan dari Satpol PP, kepolisian, dan TNI, menertibkan 24 bangunan liar semipermanen di dalam area Perumahan Taman Pulo Gebang, yang ditempati oleh sekitar 40 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa. Sempat terjadi kericuhan antara petugas dan warga saat hendak merobohkan bangunan-bangunan tersebut.


Sumber :
tempo.co

Ratna Sarumpaet Tuding Partai Minta Jokowi Nyapres Itu Brengsek

Ketua Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Ratna Sarumpaet mengancam partai politik yang berani mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi Calon Presiden (Capres) 2014.
Menurut dia, saat menang pilgub Jokowi didukung rakyat, bukan partai. Apalagi dia sebelum maju sudah memiliki komitmen akan membenahi Ibu Kota.
"Enggak ada partai yang boleh memaksa Pak Jokowi. Jokowi jadi gubernur bukan karena partai, tapi karena rakyat Jakarta. Oke, itu di ingetin, jangan coba-coba partai tekan dia," kata Ratna usai ketemu Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Dia yakin Jokowi mampu memenuhi komitmen pada tugas yang diemban, yaitu menjadi Gubernur di DKI. Jadi, Ratna tidak mau Jokowi hanya dimanfaatkan oleh partai politik (parpol).
"Partai kita ini brengsek semua. Ok, itu statement gue. Enggak ada yah partai itu yang bener. Jadi saya yakin, Jokowi cukup cerdas bahwa dia di kelilingi partai gila, jangan lah terjebak," terangnya.
Ibu dari artis Atiqah Hasiholan itu memberikan nasehat kepada Jokowi bahwa dia dibutuhkan membangun jakarta, barangkali besok ada perubahan. Tetapi, secara pribadi ingin Jokowi sebagai ketua MKRI.
"Kalau saya pribadi ingin Jokowi sebagai ketua MKRI, mending yuk ikut gue, di pemerintahan transisi. Iya dong, psti bersihnya. Nah mau ikut partai, mau diapain," ujarnya sambil tertawa.
Tugas utama Jokowi saat ini adalah membenahi Jakarta. "Itu tugas dia sebagai gubernur," ucapnya.


Sumber :
merdeka.com

Pesan Jokowi ke Slankers: Ngerock Boleh Tapi Pas Pulang Santun

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) rupanya ngefans sama Slank. Sebagai penggemar, Jokowi datang ke markas Slank untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-30 Slank.
"Saya datang ke sini ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada. Slank ini sudah 30 tahun berkarya. Kebetulan saya ini penggemarnya, jadi saya datang," ujar Jokowi di markas Slank, Gang Potlot III, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2013).
Jokowi yang datang bersama istri, Iriana Widodo, mengaku kagum terhadap grup band besutan Bimbim ini.
"Slank sudah 30 tahun, ini luar biasa. Artinya ada band rock yang eksis dan menginspirasi anak muda di Indonesia. Kemudian pesan-pesan yang disampaikan di liriknya bagus mulai masalah kebobrokan birokrasi, lingkungan, semuanya di situ. Menginspirasi anak muda," jelasnya.
Jokowi menegaskan grup band rock yang terkenal dengan lagu 'Terlalu Manis' ini berasal dari Jakarta.
"Gang Potlot ini wilayah kita. Semuanya di Slank mulai dari Kaka, Bimbim, Abdee, Ridho dan Ivan, itu KTP-nya Jakarta semua. Kalau ada apa-apa kan saya juga yang tanggung jawab," kata Jokowi.
Tak hanya ucapkan selamat ualng tahun, mantan Wali Kota Solo ini pun berharap kepada para Slankers, sebutan untuk para fans Slank, untuk dapat menjaga keamanan dan ketertiban kota, terlebih usai menyaksikan konser.
"Saya pesan juga, Slankers yang pada nonton konser, ngerock boleh, jingkrak-jingkrak boleh, tapi pas pulang yang santun, yang rapih," jelas Jokowi.
Di akhir pertemuan, Jokowi sempat dipancing oleh Vokalis Slank, Kaka, untuk bernyanyi bersama lagu 'Balikin'.
"Balikin, oh... oh balikin. Kehidupan ku yang seperti dulu lagi. Balikin, oh... oh balikin, kotaku yang bersih seperti dulu lagi," dendang Jokowi bersama seluruh personel Slank.


Sumber :
detik.com

Lagi Lagi PDIP Cegah Jokowi Nyapres

Popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meroket dalam sejumlah survei nasional soal calon presiden 2014. Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menilai Jokowi perlu menyelesaikan tugasnya di Jakarta dulu, sebelum menjadi capres.
"Dia masih punya utang (benahi Jakarta), tapi kami apresiasi keinginan masyarakat," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di sela-sela sidang Dewan Kehormatan Penyelengara Pemilu (DKPP) terkait Pilkada Bali, Jalan MH Thamrin, Jakpus, Jumat (7/6/2013).
Menurutnya, PDIP belum membahas secara lebih lanjut soal kemungkinan Jokowi atau tokoh PDIP lain diusung sebagai capres 2014.
"Walau partai lain sudah punya calon masing-masing, kita belum membicarakan hal itu," ucap Tjahjo.
Jokowi saat ditanya mengenai keinginan masyarakat yang ingin dirinya menjadi capres 2014, tak pernah mau hirau. Jokowi mengaku 'ndak mikir' soal pencapresan dirinya.
Namun semakin banyak tokoh yang memprediksi Jokowi akan nyapres. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan siap mendukung pencapresan Jokowi.


Sumber :
detik.com

Sowan ke Markas Slank, Jokowi: Pangling Saya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyambangi lagi markas grup band Slank. Saat melihat gaya rambut anyar sang vokalis, Kaka, Jokowi pangling (sulit mengenali).
"Pangling saya," kata Jokowi saat melihat Kaka yang telah memangkas rambutnya gondrongnya saat keduanya bertemu di markas Slank, Jl Potlot III, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2013) sekitar pukul 14.00 WIB.
Melihat reaksi orang nomor satu di Jakarta itu, Kaka yang mengenakan kaos warna putih dan celana jeans itu terlihat mesam- mesem.
Kunjungan spesial ini merupakan kunjungan kedua pria asli Solo tersebut. Jokowi sebelumnya pernah main ke markas Slank pada Senin 16 April 2012, sebelum Pilgub DKI Jakarta.
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi mengajak serta sang istri tercinta, Iriana Widodo. Pasutri ini diterima hangat oleh manajer Slank, Bunda Ifet, dan personel Slank.
Mereka asyik bercengkrama, termasuk curhat tentang konser di PRJ. "Pak, nanti di PRJ, waktu konser Slank mundur. Tadinya tanggal 10 Juni tapi diundur jadi tanggal 13 Juni. Slankers pada kecewa Pak, soalnya mereka udah prepare beli tiket untuk yang tanggal 10 Juni," ujar Bimbim kepada Jokowi.
Jokowi mendengarkan serius curhat penabuh drum itu. Puas berbincang-bincang, Jokowi dijamu makan siang. Ia disuguhi ayam goreng, gulai dan lalapan lengkap dengan sambal.
Bimbim mengutarakan kangen makan soto di Solo. Suasana santap siang sangat cair dan akrab. "Saya jadi kangen makan soto di Solo yang pagi-pagi itu, Pak," ujar Bimbim.
"O ya, nanti kalau konser di Solo kita makan soto, banyak soto di Solo," jawab Jokowi ramah.


Sumber :
detik.com

Jokowi Gelar Lomba Renang Antarpulau di Kepulauan Seribu

Festival Bahari Jakarta bakal ikut memeriahkan HUT ke-486 Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) siap menyaksikan lomba renang antarpulau di Kepulauan Seribu.
Asisten Bidang Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta, Sylviana Murni, mengatakan acara tersebut digelar mulai tanggal 8 hingga 9 Juni 2013.
"Tujuannya sebagai promosi wisata di Kepulauan Seribu agar masyarakat semakin dekat dengan kawasan tersebut," ujar Sylviana kepada wartawan di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2013).
Mantan Walikota Jakarta Pusat ini menerangkan kegiatan Festival Bahari Jakarta rutin dilakukan setiap tahunnya. Namun untuk tahun ini ada penambahan kegiatan, yaitu lomba renang antarpulau.
"Tiap tahun ada. Hanya tahun ini ada beberapa teknis yang berbeda. Seperti ada tambahan lomba renang antarpulau. Itu pesertanya (lomba renang antarpulau) masyarakat di pulau," kata Sylvi,
Untuk lomba renang akan dilepas oleh Jokowi. Rencananya dari Pulau Pramuka ke Pulau Panggang. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Pemprov DKI dengan pihak swasta.
"Jadi ada anggaran gabungan dari SKPD juga ada sponsor. Koordinasi tetap di Wali Kota Jakarta Utara," katanya.
Selain lomba renang antarpulau dan perahu naga, ada juga perlombaan Jetski, lomba foto pesona Kepulauan Seribu, kegiatan penanaman terumbu karang, pelepasan penyu, aksi bersih pantai, festival kuliner dan hiburan rakyat.


Sumber :
detik.com

Kapok, Jokowi Ogah Prediksi Skor Indonesia Vs Belanda

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) enggan memprediksi hasil pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia dan Belanda yang digelar pada Jumat (7/6/2013) malam nanti di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
"Enggak mau. Saya prediksi salah terus. Kapok," ujar Jokowi seusai mendampingi Presiden di acara peninjauan Kapal Rainbow Warrior di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat pagi.
Bulan lalu Jokowi memprediksi klub asal Spanyol, Barcelona, akan mengungguli Bayern Muenchen dengan skor 2-1 di laga semifinal leg kedua Liga Champions. Dia menjagokan Lionel Messi untuk menjebol gawang Manuel Neuer. Namun, Barca justru menelan kekalahan telak 0-3 dan total agregat 0-7.
Timnas Indonesia dan Belanda akan menjalani laga uji coba pada Jumat (7/6/2013) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Selain disiarkan langsung di Indonesia dan Belanda, laga itu rencananya akan ditayangkan oleh lebih dari 12 negara di berbagai penjuru dunia.
Skuad Belanda akan diperkuat pemain-pemain berpengalaman, seperti Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Tegaskan Kembali Keinginannya Untuk Mengakusisi PT Palyja

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali rencananya untuk melakukan 'Nasionalisasi' PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Namun, dirinya berharap pengambil alihan PT Palyja memakan biaya yang murah.
"Mestinya diambil alih dengan harga yang murah," ujar Jokowi, seusai mengiringi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau kapal Green Peace di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/5/2013).
Jokowi mengatakan, keinginannya mengambil alih PT. Palyja dengan harga yang murah lantaran dirinya tidak ingin membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
"Ya ini supaya tidak membebani APBD," kata Jokowi.
Sampai saat ini, Jokowi mengungkapkan pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan negosiasi dengan pihak PT Palyja.
"Ini masih dalam proses. Timnya sudah kami bentuk untuk melakukan negosiasi," tutur Jokowi.

Sumber :
tribunnews.com

Jokowi: Biaya Promosi Enjoy Jakarta ke Malaysia Ditanggung Sponsor

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), pekan ini ke Kuala Lumpur, Malaysia, mempromosikan program Enjoy Jakarta. Keberangkatan rombongan yang berjumlah 90 orang ini tidak menggunakan APBD DKI Jakarta, melainkan pihak swasta yang menjadi sponsor acara.
"Di sana kan ada promosi, semua didanai oleh sponsor. Ada kurang lebih 90 orang, semua ditanggung dari sponsor," ujar Jokowi usai mendampingi Presiden SBY menemui delegasi Greenpeace di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2013).
Pria asal Solo ini mengatakan, rombongan yang ikut bersamanya terdiri dari perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispaprbud) DKI, pemain musik dan penari. Di Malaysia, Jokowi dan rombongan akan memamerkan kebusayaan dan wsiata khas Jakarta. Jokowi menilai, sebuah kota itu sama halnya dengan sebuah produk, dimana harus dibranding dan dipasarkan.
"Nanti pameran, promosi-promosi ke travel agen. Ini proses promosi kota. Kota itu perlu dipromosikan," katanya.
Jokowi dijadwalkan berangkat pada tanggal 13 hingga 15 Juni 2013. Jokowi beserta rombongan akan melakukan bisnis berbasis budaya dan pariwisata. JOkowi juga akan ditemani noleh artis ibukota, Rossa.
"Jadi Pak Gubernur mau ikut ke Malaysia lihat promosi yang kita lakukan. Dan rencana promosi Enjoy Jakarta ini akan diikuti para penari Betawi dan ada artis Rossa juga. Fokusnya bisnis kita menjual paket wisata Jakarta, dan kita akan business to business di sana. Kita membawa institusi pariwisata Jakarta, ada hotel dan biro perjalanan wisata dan akan ketemu dengan agenda perjalanan wisata di KL. Target kita sekitar 150 sampai 200 pelaku usaha di sana," ujar Kepala Disparbud DKI, Arie Budiman beberapa waktu lalu.


Sumber :
detik.com

Jokowi: PRJ Harus Dikembalikan ke Roh Pesta Rakyat

Mahalnya harga tiket masuk ke Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran yang dikeluhkan warga Ibukota sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Ia berharap PRJ menjadi pesta rakyat.
"Kan sudah saya sampaikan kalau harus dikembalikan ke roh semula. Harus dikembalikan ke rakyat," kata Jokowi saat dimintai komentar tentang warga yang mengeluhkan tiket masuk PRJ mahal.
Hal ini disampaikan Jokowi usai mengiringi peninjauan Presiden SBY ke Kapal Raibow Warrior Greenpeace di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2013).
Mau diturunkan harga tiketnya, Pak? "Sudah lama ini dikelola swasta. Jadi yang kelola swasta," jawab Jokowi.
Jokowi berpendapat industri-industri kecil yang berbasis budaya harus lebih didominankan. "Sekarang menurut saya lebih ke pameran dagang," ujar dia.
Ketika ditanya tentang rencana pencabutan saham, Jokowi mengatakah hal tersebut belum dibahas.
"Yang jelas kita mau buat konsep baru untuk PRJ. Jangan smpai konsep lama kehilangan PRJ. Kita akan concern ke sana. Saya nggak berbicara pindah ke Monas atau di mana. Rohnya adalah ini pesta rakyat. Jadi rakyat harus menikmati," papar Jokowi.
Tarif masuk PRJ dipatok Rp 25 ribu untuk Senin hingga Kamis, sedangkan untuk Jumat, Sabtu, Minggu dan hari libur nasional dipatok Rp 30 ribu. Untuk hari Senin hingga Kamis PRJ buka dari pukul 15.30-22.00 WIB, sedangkan Jumat PRJ buka dari puku 15.30-23.00 WIB dan untuk Sabtu dan Minggu PRJ dibuka dari pukul 10.00-23.00 WIB.
Tiket parkir motor dipatok Rp 10 ribu. Untuk mobil Rp 20 ribu. Namun pihak PRJ menilai tiket masuk tersebut masih reasonable.


Sumber :
detik.com

Tak Ada Izin, Ratusan Spanduk Tolak BBM PKS Ditertibkan Anak Buah Jokowi

500-an Spanduk bertuliskan menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Partai keadilan Sejahtera (PKS) yang tersebar di wilayah Jakarta Barat telah ditertibkan Satpol PP. Penertiban tersebut dilakukan dikarenakan penempelan spanduk tersebut tidak memiliki izin.
"Sudah 500 spanduk yang kita bersihkan dan tidak memiliki izin makanya kita bersihkan," ujar Kasatpol PP Jakarta Barat, Kadiman Sitinjak saat dihubungi detikcom, Jumat (7/6/2013).
Kadiman mengatakan, spanduk bertuliskan menolak kenaikan BBM dari PKS sudah ada sejak Kamis (31/5) lalu. Spanduk tersebut pun tersebar di seluruh wilayah Jakarta Barat.
"Mereka menempelnya di taman, JPO, sisi tol dan di mana-mana," ujar Kadiman.
Kadiman mengatakan, adapun yang sudah ditertibkan yaitu spanduk yang berada di kolong fly over pesing, pagar taman jalur hijau Daan Mogot, Tubagus Angke, Grogol, Tomang, Slipi, kawasan Glodok, Arjuna Utara dan Selatan, Jalan Panjang, Kemanggisan Utama dan lain sebagainya.
"Semua fasum yang ada di delapan kecamatan Jakarta Barat sudah kami tertibkan," ungkapnya.
Menanggapi masih banyaknya spanduk tolak kenaikan BBM di dalam jalan-jalan kampung, kata Kadiman, pihaknya memang mengakui masih banyaknya spanduk tolak kenaikan BBM yang terdapat di jalan kampung. Menurutnya hal tersebut lantaran pihaknya masih memfokuskan penertiban spanduk yang berada di fasum dan jalur-jalur kota.
"Ini kita lagi sisir semua," tegasnya.


Sumber :
detik.com

Jokowi Iringi SBY Naik Geladak Kapal Rainbow Greenpeace

Pagi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di kapal milik Greenpeace, Rainbow Warrior III, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Gubernur DKI Joko Widodo(Jokowi) terlihat mengiringinya.
Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono terlihat kompak mengenakan busana biru-biru saat tiba di kapal milik organisasi pegiat lingkungan internasional itu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2013).
Beberapa pejabat juga terlihat hadir antara lain Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Jokowi, serta Menteri Perhubungan EE Mangindaan. SBY dan rombongan langsung naik ke geladak kapal. SBY juga mengucapkan selamat kepada para aktivis lingkungan.
Kepada aktivis lingkungan. SBY juga menekankan bahwa aktivitas pecinta lingkungan ini semata-mata untuk generasi penerus bangsa nantinya.
"Ini untuk cucu kita. Untuk anak cucu kita, untuk masa depan kita," ujar SBY. 

Kemudian SBY, Jokowi, dan para rombongan lainnya sedang berkeliling di atas kapal.
Rainbow Warrior yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, adalah kapal terbaru Greenpeace dan satu-satunya kapal yang paling ramah lingkungan di kelasnya. Kapal itu kerap berlayar ke wilayah terpencil untuk menyaksikan dan memberi perlawanan kepada perusak lingkungan. 




SBY-Jokowi : Sang Jenderal vs Si Tukang Kayu

Tanda tanda kemunculan pemimpin nasional seperti SBY sebelum dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia mengingatkan kita akan beberapa peristiwa yang mendahului kemunculannya. Kalau kita cocok-cocokkan, fenomena yang terjadi pada SBY (Sang Jenderal) ternyata juga terjadi pada Jokowi (Si Tukang Kayu), berikut ini hasil fenomena yang mungkin bisa kita katakan mirip :
  1. Kemunculan di media masa : SBY muncul pertama kali di AFI dengan membawakan lagu "Pelangi Dimatamu" besutan Jamrud, Jokowi muncul pertama di OVJ.
  2. Blusukan : SBY sebelum jadi presiden sering mengunjungi pasar, lokasi syuting, rumah sakit sampai lokasi bencana. Jokowi keluar masuk perkampungan kumuh di Solo dan Jakarta.
  3. Citra Terzolimi : SBY saat "dipecat" jadi mentri oleh Megawati (yang sebenarnya mengundurkan diri). Jokowi dituduh anak dari pasangan Non Muslim oleh Oma Irama.
  4. Ekspos Media : SBY dan Jokowi sama sama selalu ditempel media, sampai hal-hal sekecil apapun jadi berita di media
  5. Musibah di Awal Kekuasaan : Di tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, SBY di suguhi tsunami. Jokowi disuguhi banjir besar di jakarta.
  6. Pendukung Yang Kuat : SBY dan Jokowi sama sama punya pendukung, SBY didukung kelompok Menengah-Atas, Jokowi didukung kelompok Menengah Bawah, sebagian besar pendukung Jokowi dari Wong Ciliknya PDIP.
  7. Dukungan Pengusaha : SBY diketahui dengan dengan beberapa pengusaha seperti Hartati Murdaya, Jokowi juga dekat dengan beberapa pengusaha, seperti pengusaha Industri kosmetik Tradisional Martha Tilaar.
Meskipun terdapat kesamaan-kesamaan seperti yang telah kita bahas diatas, ternyata di antara SBY dan Jokowi juga terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat cukup mencolok, berikut ini dibahas perbedaan antara SBY dan Jokowi :
  1. Tutur Kata dan Bahasa Tubuh : Saat berbicara, membuka mulut dan gerakan tangan SBY seperti diatur dan dibuat sedemikain rupa, seperti wayang golek digerakkan dalang, sehingga nampak membosankan. Jokowi berbicara dengan gaya yang wajar, tidak dibuat-buat, tertawa lepas dan humor dilepas kapan saja dengan tanpa beban.
  2. Pengawalan : SBY dan Jokowi sama-sama dikawal, bedanya SBY dikawal kelewat ketat, sedang Jokowi dikawal secara simbolik, buktinya ada ibu ibu yang berhasil mencium Jokowi tanpa dicegah oleh satupun pengawalnya. Bisa kita bayangkan mungkinkah kejadian penciuman yang dialami oleh Jokowi bisa terjadi pada SBY ?
  3. Hubungan Dengan Rakyat : SBY banyak didemo rakyat, Jokowi sebaliknya, banyak dinanti rakyat untuk mengunjungi daerah mereka.
  4. Hubungan Dengan Wakil : SBY memperlakukan Wakil Presiden Boediono seperti hiasan (burung dalam sangkar), sebaliknya Jokowi memperlakukan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seperti macan yang mengawal daerahnya dan Jokowi membebaskan sang macan untuk mengaum dan menerkam siapa saja yang tidak benar.
  5. Hubungan Dengan Media Masa : SBY mengundang media masa untuk meliput kegiatanya, sebaliknya Jokowi dikejar-kejar awak media untuk meliputnya sehingga tak jarang awak media kehilangan jejak Jokowi.
  6. Hubungan Dengan Partai : Partai SBY (Demokrat) diperlakukan sebagai penyambung lidahnya, sebaliknya Jokowi diperlakukan partainya (PDIP) sebagai penyambung lidah partai. SBY sering menggunakan waktu kerjanya untuk membicarakan partainya, sebaliknya Jokowi tidak mau membicarakan partainya di waktu kerjanya tetapi sering berkampanye atau mendukung kampanye di hari liburnya.
  7. Pengambilan Keputusan : Konsep pengambilan keputusan SBY "Fikirkan Dulu, Laksanakan Kemudian", sebaliknya Jokowi "Laksanakan Dulu, Fikirkan Masalah Yang Timbul Kemudian". SBY yang berlatar belakang militer ternyata tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat, keputusan-keputusan yang menurunkan citranya baru dibuat setelah didemo dan dihujat kiri kanan. Sebaliknya Jokowi dapat mengambil keputusan dengan sangat cepat (bisa dikatakan kelewat berani) yang kadang-kadang jadi bulan-bulannya lawan-lawan politiknya, sebagai contoh masalah KJS yang baru-baru ini terjadi.
  8. Bantuan Asing : SBY kerap mempraktikkan konsep neoliberal yang bersikap kooperatif dengan pihak kreditor dan lebih ramah pada investor asing, sebaliknya Jokowi cenderung menolak bantuan asing dan berkeinginan mengakusisi perusahaan asing sebagai contoh masalah PT Paljaya.
  9. Pertumbuhan Ekonomi : SBY mengutamakan pertumbuhan ekonomi makro, keberhasilan kepemimpinan SBY diukur dari banyaknya investasi asing yang masuk. Sebaliknya Jokowi mengutamakan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, keberhasilan kepemimpinannya diukur dari kesejahteraan rakyatnya.
  10. Hari Libur : SBY nyaris tidak pernah menggunakan hari liburnya untuk mengurusi rakyatnya, sebaliknya Jokowi sering menggunakan hari liburnya untuk mengurusi warganya.
  11. Aliran Musik : SBY menyukai musik sendu/melangkolis, sebaliknya Jokowi menyukai musik keras (rock).
Bagaimana akhir cerita kepemimpinan SBY dan Jokowi. Apakah sama ?



Sumber :
kompasiana.com