Selasa, 22 Oktober 2013

Mereka Yang Jera Kritik Jokowi

Kritikan elite Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf terhadap kinerja setahun Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang malah mendapat kecaman publik membuat anggota DPRD DKI dari Demokrat, Taufiqurrahman irit dan hati-hati bicara.
Padahal sebelumnya Taufiqurrahman acap melancarkan kritik terhadap Jokowi. Tak hanya vokal terhadap Jokowi, Taufiq juga dikenal sebagai penggalang interpelasi untuk Jokowi seputar Kartu Jakarta Sehat beberapa waktu lalu.

Jokowi Dianggap Kena Getah dari Foke

Tak cuma publik saja yang mengecam komentar Wakil Ketua Umum Demokrat soal kebakaran 1.000 rumah di kawasan Kelapa Gading. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga sewot dengan Nurhayati.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Eva Kusuma Sundari balik menilai peristiwa kebakaran itu tak lepas dari warisan Gubernur sebelum yang didukung Demokrat, yaitu Fauzi Bowo (Foke).

Setelah Demokrat, Menyusul Golkar dan PKS Serang Jokowi

Tidak hanya elite Partai Demokrat (PD) Nurhayati Ali Assegaf yang menilai miring kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Kalangan politikus lawan politik partai Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), di DPRD DKI juga ikut berkomentar miring terhadap Jokowi meskipun baru setahun memimpin ibu kota.
Setahun kinerja Jokowi dalam membenahi berbagai persoalan di Jakarta dianggap masih biasa dan belum menghasilkan perubahan. Prioritas masalah yang seharusnya segera diselesaikan seperti macet dan banjir malah dinilai lamban.

Golkar: Wacana Ical-Jokowi Informal

Partai Golkar menilai wacana duet Aburizal Bakrie (Ical) dengan Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2014 sebatas wacana tak resmi atau lebih tepat dikatakan 'bercanda' saja.
"Itu wacana tidak resmi, tidak ada kita belum bicarakan cawapres dari Golkar, belum ada , belum sampai nama, idealnya setelah pemilu legislatif," kata Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Ia mengatakan wacana koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Golkar belum dibicarakan. Koalisi, kata Menkokesra itu, akan dibahas usai pemilu legislatif.

DPRD Dukung Jokowi Beli Monyet

Razia topeng monyet mulai digelar di Ibukota, Selasa (22/10/2013). Tiga monyet bersama tiga pemiliknya diamankan petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur.
Apung, 50, bersama monyetnya ‘Si Acil’ sempat lari tapi dikejar petugas dan ditangkap di wilayah Cipinang Cempedak, Jatinegara. “Saya takut ditangkap, makanya kabur,” ucap Apung.
Dia mengaku terpaksa menjadi tukang topeng monyet lantaran sulitnya mendapat pekerjaan. Dengan membeli monyet seharga Rp 600 ribu, ia mempekerjakan hewan itu. Pendapatannya setiap hari Rp 50 ribu. “Dulu saya kerjanya di bengkel, tapi sekarang sudah tutup ya jadi seperti ini,” ujar bapak empat ini.

Salahkah Jika Jokowi Nyapres?

Dalam sejumlah hasil survei, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) selalu bertengger di posisi puncak sebagai capres potensial pada 2014 mendatang. Apakah salah jika Jokowi benar-benar maju sebagai Capres pada Pilpres 2014 yang akan datang?
Menurut Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Andrinof A Chaniago, bisa jadi masalah dan bisa jadi gak masalah (jika Jokowi maju sebagai capres), Selasa (22/10/2013).

Jokowi Dialog dengan SMPN 4 Jakarta

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Jakarta Pusat, Achmad Jazuli, mengatakan pihaknya akan mengirim tiga siswa untuk berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Balai Komando, Cijantung, Jakarta Timur, pada Rabu, (23/10/2013). Namun, yang dikirim SMPN 4 Jakarta Pusat bukanlah siswa langganan balai konseling lantaran kena masalah. "Instruksinya, pokoknya siswa yang ditunjuk sekolah dengan didampingi oleh guru. Tak ada kriteria tertentu," kata dia saat dihubungi pada Selasa, (22/10/2013).

Mengapa Demokrat Rajin Serang Jokowi?

Rivalitas jelang Pemilu 2014 diduga menjadi pemicu di balik serangan Partai Demokrat (PD) terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Serangan itu diharapkan mampu menggerus tingkat elektabilitas Jokowi yang terus menanjak berdasarkan hasil beberapa jajak pendapat lembaga survei.
"Tapi justru sebaliknya. Semakin diserang, popularitas Jokowi ini justru semakin naik," kata pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, Selasa (22/10/2013).

Kampung Liar di Kelapa Gading Juga Pernah Terbakar di Masa Foke

Pemukiman penduduk ilegal di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Kelapa Gading Barat, habis dilalap api pada 1 Oktober 2013. Kebakaran itu bukan pertama kali terjadi. Di masa Fauzi Bowo juga pernah terjadi. bahkan di masa Sutyoso juga pernah terjadi.
Kebakaran di kampung liar inilah, yang dimanfaatkan oleh Nurhayati Ali Assegaf sebagai amunisi untuk memojokkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

LSI Coba Pecah Belah PDI-P

Rilis survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dianggap bermuatan politis. Direktur Political Communication Institute Heri Budianto menilai, LSI tengah menggiring opini publik untuk menguntungkan bakal calon presiden yang diusung Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.
"Capres wacana versi LSI itu sangat lucu," kata Heri, saat diskusi Meneropong Independensi Survei Politik, di Jakarta, Selasa ( 22/10/2013 ).

PDI-P Mentahkan Serangan Elite PD ke Jokowi

Wakil Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto menegaskan kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah membawa perubahan awal. Program kebijakan Jokowi sudah pro pada warga, tak seperti serangan membabi-buta yang digencarkan elite Partai Demokrat (PD).
"Jokowi dan Ahok baru bekerja selama 1 tahun dan mulai membawa harapan baru bagi Jakarta yang lebih manusiawi," kata Hasto, Selasa (22/10/2013).

Penampakan Kampung Liar yang Jadi Amunisi Serangan Nurhayati ke Jokowi

Petinggi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan menyebut ada 1.000 rumah yang terbakar di satu tempat saja yaitu Kelapa Gading pada 1 Oktober 2013. Hal seperti itu belum pernah terjadi di zaman Foke.
Lalu bagaimana penampakan lokasi kebakaran yang menyulut 'balas pantun' itu? Wartawan detikcom menyambangi pemukiman ilegal yang terletak di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tersebut pada Selasa (22/10/2013) siang.

Senior PDI-P Ingatkan Para Penyerang Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diserang oleh elit Partai Demokrat., hari ini saja Ruhut Sitompul menyerang 2x, dilanjutkan dengan serangan Ramadhan Pohan. Menjawab serangan-serangan tersebut politisi senior PDI-P Hendrawan Supratikno menyatakan agar PD berhati-hati.
"Saya peringatkan lho, semakin diserang maka orang-orang semakin bersimpati. Karena apa yang dilakukan Jokowi ini kan ketulusan, jadi semakin diserang akan semakin banyak yang simpati," tuturnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2013).

PDI-P Anggap Wajar Kritik Demokrat kepada Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menganggap wajar kritik yang dilontarkan Partai Demokrat soal kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya kepemimpinan ibukota saat ini dijabat oleh kader PDI-P.
"Kritik Demokrat wajar saja, istilah sekarang Demokrat itu oposisi. Wajar kalau mengkritisi," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Nurhayati sudah, Ruhut sudah, Kini Giliran Ramadhan Pohan Serang Jokowi

Entah apa motifnya, akhir-akhir ini para elite Partai Demokrat (PD) secara terus menerus dan berkesinambungan menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Mirip seperti Ruhut Sitompul, dan Nurhayati Ali Assegaf, Wasekjen PD Ramadhan Pohan tak melihat jejak kinerja Jokowi.
"Apanya yang mau dilihat dari Jokowi?" kata Ramadhan Pohan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Penerima Tamu Malah Rebutan Foto Bareng Jokowi

Pamor Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) tak diragukan lagi. Bahkan para among tamu (penerima tamu) dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro tak mau ketinggalan dengan warga lain yang berebut foto bareng Jokowi di Keraton Ngayojokarto, Selasa (22/10/2013).
Para among tamu yang mengenakan busana atela warna putih dan kain jarik langsung mengerumuni Jokowi saat ia melintasi Pagelaran Keraton usai menghadiri upacara Panggih putri keempat Sultan itu.

Ruhut Anggap Jokowi Gagal, PDI-P Tak Terima

Politikus PD Ruhut Sitompul menganggap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) gagal mengubah Jakarta. PDI-P sebagai partai pengusung Jokowi tak terima.
"Masyarakat bisa melihat dan sepatutnya mengapresiasi beberapa perbaikan signifikan," kata politikus PDI-P Eva Kusuma Sundari kepada detikcom, Selasa (22/10/2013).
Menurut Eva banyak keberhasilan Jokowi yang sudah dirasakan masyarakat seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Selain itu banyak terobosan lain yang digalakkan Jokowi saat ini.

Pecinta Hewan Dukung Langkah Jokowi Bebaskan Jakarta dari Topeng Monyet

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tahun 2014 Jakarta bebas Topeng Monyet. Rencana Jokowi ini mendapat dukungan penuh dari organisasi pemerhati hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN).
Koordinator perlindungan satwa liar JAAN Femke den Hass mengatakan, pertunjukan Topeng Monyet merupakan bentuk penyiksaan terhadap monyet. Kegiatan ini bisa menimbulkan trauma bagi si hewan.

Serangan ke-2 Hari Ini, Ruhut: Jangan Mimpi Jadi Presiden

Politikus Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul cukup tega menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Ruhut bilang, Jokowi yang memuncaki survei capres tersebut jangan pernah mimpi jadi RI 1.
"Jokowi belajar dululah ngurus Jakarta, nggak usah mimpi jadi presiden," kata Ruhut saat berbincang dengan wartawan, Selasa (22/10/2013).
Tim sukses pencapresan Pramono Edhie Wibowo ini menilai PDI-P belum tentu mencapreskan Jokowi.

Setelah Kena Batunya, Nurhayati: Saya Tak Berniat Menjatuhkan Jokowi

Sikap keras Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Nurhayati Ali Assegaf mengkritik Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik masyarakat. Namun demikian, Nurhayati mengaku tak bermaksud menjegal Jokowi.
"Tapi tidak ada niat menjatuhkan Gubernur DKI. Saya hanya berharap Pak Jokowi bisa menepati janjinya di masa kampanye," kata Nurhayati di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Kemarin Nurhayati, Hari Ini Giliran Ruhut Mencaci Jokowi

Rupanya elite Partai Demokrat (PD) sedang giat-giatnya menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Setelah Waketum PD mengkritik Jokowi soal kebakaran setahun terakhir dan Mobnas, giliran politikus nyentrik PD Ruhut Sitompul cemooh Jokowi.
"Apa keberhasilan Jokowi? Jalan makin macet, banjir di mana-mana. Udah gitu pernah bilang nggak mau pakai voorijder, sekarang pakai, yang rumahnya digusur pada nangis," cemooh Ruhut saat berbincang dengan wartawan, Selasa (22/10/2013).

Fahri Hamzah: Survei Bisa Diatur Sesuai Pesanan

Entah angin apa yang sedang mebuai politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, tiba-tiba menyinggung masalah survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA yang melenyapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dari survei.
"Yah mungkin sengaja Jokowi dhilangkan dari dalam (survei). Ada kepentingan untuk itu," kata Fahri di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Warga Yogya Doakan Jokowi Jadi Presiden

Puluhan warga Yogyakarta mengerumuni sosok Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) usai menghadiri upacara Panggih pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro di Keraton Kasultanan Yogyakarta, Selasa (22/10/2013). Dalam riuhnya kerumunan, warga berteriak mendoakan Jokowi agar menjadi Presiden menggantikan SBY.
"Pak Jokowi semoga jadi Presiden, semoga sukses pak," ucap puluhan warga yang berkerumun di depan Pagelaran Keraton meski matahari bersinar cukup terik.

Bu Nur .. Bu Nur .., Esemka Beda dengan Mobnas bu!

Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) di DPR Nurhayati Ali Assegaf mengkritik sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang menolak kebijakan mobil murah namun mendukung mobil Esemka. Namun PDI-P menjawab, bahwa dua mobil itu berbeda.
"Esemka itu produk dalam negeri yang memberikan kesempatan orang dalam negeri memberikan kreasi kendaraan asli Indonesia," kata Wasekjen PDI-P Eriko Sotarduga di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Wiranto Geser Prabowo, Jokowi Tetap Jawara

Sejumlah lembaga survei makin menggeliat memantau pergerakan calon presiden potensial yang akan bertarung di 2014. Teranyar, Indonesia Research Centre (IRC) melakukan survei soal kandidat capres dilihat dari elektabilitasnya.
Hasilnya, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) menempati posisi puncak dengan peroleh suara mencapai 34,5 persen.
"Jokowi masih berada di atas angin dan meraup 34,5 persen sebagai kandidat capres 2014," papar peneliti IRC, Yunita Mandolang, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Jokowi Diserang, PDI-P Makin Bersemangat Mendukung Jokowi

Politisi Partai Demokrat (PD) Nurhayati Ali Assegaf mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), mulai dari kebakaran hingga mobil murah. Namun PDI-P, sebagai partai Jokowi bernaung, menyambut kritikan itu dengan santai.
"Demokrat wajar saja mengkritik. Kritikan itu semakin membuat Pak Jokowi menguat," kata Wasekjen PDI-P Eriko Sotarduga, Selasa (22/10/2013).
Eriko yang berbicara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, menyatakan kritikan terhadap Jokowi justru menjadikan Jokowi semakin dicintai rakyat. Ini terbukti dengan hasil-hasil survei pencapresan yang sebagian besar dipuncaki mantan Walikota Solo itu.

Jokowi di Pernikahan Putri ke-4 Sultan

Pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro memasuki prosesi upacara Panggih. Pada acara itu, tampak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), sudah hadir.
Bangsal Kencono, tempat upacara digelar, Selasa (22/10/2013), Jokowi, datang lebih awal dari SBY. Jokowi datang seorang diri mengenakan jas hitam dipadu dasi merah.

Survei LSI Berbau Politis

Pakar Komunikasi dan Politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto mengatakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis, Minggu (20/10/2013) kemarin sangat kentara berbau politis.
Ini makin menguatkan bahwa lembaga survei tidak independen.
"Sangat disayangkan survey semacam ini dirilis ke publik. Ini tidak mencerdaskan," kata Heri, Selasa (22/10/2013).
Apalagi, kata Heri, ada klaim mengenai capres wacana? Ini istilah apa? Kalau basic survei tokoh-tokoh capres yang dimasukan dalam survey adalah tokoh yang dari petinggi partai yang akan lolos PT maka ini terlalu dini menilainya.

Apa Perlu Marah?

“Aku jadi was was juga sekarang,” kataku kepada Lukman dan Soleh hari itu.
“Apa pasalnya?” tanya Lukman.
“Tadinya dibilang bahwa 13 sungai di Jakarta dan dikeruk untuk mengurangi banjir. Dan memang sudah mulai dikeruk,”jawabku.
“Kan bagus,” potong Soleh.
“Ya, tapi belakangan dibilang baru lima puluh persen, belum semua. Alasannya terhambat pembebasan lahan. Dan ini urusannya DKI. Kalau beres, pengerukan selesai,” kataku.

Tak Beda di Jakarta, di Yogya pun Jokowi Jadi Rebutan

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam upacara Panggih GKR Hayu dengan KPH
Notonegoro di Bangsal Kencana Keraton Kasultanan Yogyakarta, Selasa (22/10/2013). Kehadiran mantan Wali Kota Solo itu sontak menarik perhatian warga.
"Pak Jokowi, Jokowi," teriak beberapa perempuan yang melihatnya di depan Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Dulu Mega Disenyapkan, Sekarang Jokowi Dilenyapkan

Nama Joko Widodo ( Jokowi ) dan Prabowo Subianto tidak dimasukkan dalam survei capres yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Padahal, dalam beberapa survei sebelumnya yang dirilis lembaga lain, kedua tokoh itu menempati posisi pertama dan kedua.
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, membantah pihaknya sengaja 'menghilangkan' Jokowi dan Prabowo dalam survei yang hasilnya dirilis Minggu (20/10/2013). Dia berdalih hilangnya dua nama tokoh itu adalah konsekuensi dua indikator yang dipakai.

Jokowi Hadiri Pesta Kerajaan Ngayojokarto

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hari ini, Selasa (22/10/2013), dipastikan terlambat tiba Balai Kota Jakarta. Jokowi tak dapat hadir di Balai Kota Jakata pagi-pagi karena harus menghadiri pesta pernikahan Putri Kerajaan Ngayojokarto, Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dengan KPH Notonegoro, di Yogyakarta.
Menurut Jokowi Selasa siang ini sudah dapat kembali bertugas di Jakarta.
"Iya, ke Yogya besok siang, Selasa (22/10/2013), balik ke Jakarta," kata Jokowi, Senin (21/10/2013).

Sidak Jokowi Bagai Angin Lalu

Pasca sidak yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang diwarnai dengan kemarahan Jokowi, ternyata belum merubah keadaan menjadi lebih baik. Meskipun kemarahan Jokowi sangat keras (ditinjau dari budaya Solo), tetapi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kantor Wali Kota Jakarta Timur masih diam di tempat.  Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa sidak Jokowi bagai Angin lalu, nyaris tak ada perubahan sama sekali baik sebelum maupun setelah kemarahan Jokowi. Masyarakat menilai PTSP di kantor Wali Kota Jakarta Timur masih berbelit-belit dan tidak nyaman.

Jokowi-Mega `Tersengat` Balas Budi

Kesabaran manusia pasti ada batasnya. Begitulah istilah yang sering terdengar di telinga kita. Semua manusia akan mengalami kemarahan ketika tidak dapat mengendalikan emosinya. Tak terkecuali bagi pejabat tinggi, tokoh negara atau bahkan sekelas kepala negara sekalipun.


Seperti kemarahan yang baru-baru ini dialami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meradang pasca `nyanyian` mantan Ketua Umum PKS Luthfi Hasan Ishaq. Kemarahan SBY nampak begitu jelas lantaran dituding memiliki kedekatan dengan sosok Bunda Putri yang sampai kini masih misterius.
Selang sepekan kemudian atau tepatnya 18 Oktober, masyarakat DKI kembali dikejutkan dengan kemarahan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang dikenal santun dan kalem itu.