Senin, 02 Desember 2013

38 Tahun Kebanjiran, Ini Harapan Seorang Nenek pada Jokowi

Jihama (73 tahun) masih ingat betul saat banjir pertama kali melanda tempat tinggalnya di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1977. Saat itu banjir hanya numpang lewat karena ketinggianya hanya 20 sentimeter.
Namun setelah itu ketinggian air yang datang hampir setiap tahun terus bertambah. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir banjir di Kampung Pulo mampu menenggelamkan tempat tinggalnya.

Kalau Gerindra Menyeleweng, Basuki Pilih Bersama Jokowi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan akan terus bekerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan masalah Jakarta. Jika partainya berkata lain sehingga membiarkan rakyat kecil melanggar peraturan, maka Ahok tetap memilih bersama Jokowi.
"Ya, saya pilih Pak Gubernur Jokowi, dong. Kan satu paket (pasangan) disumpah jabatan untuk menyukseskan visi misi Pemprov DKI," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (2/12/2013) siang.

Kuliah Jokowi dan Sarapan Pagi Alex Noerdin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sepanjang hari ini akan berada di Palembang, Sumatera Selatan. Dalam kunjungannya, Senin (2/12/2013), Jokowi memberi kuliah umum di tiga kampus berbeda. Pagi hari dia memberi kuliah di Unsri, lalu di Indo Global Mandiri pada siang hari. Selanjutnya, tugasnya sebagai dosen akan berakhir di Universitas PGRI.

Jokowi Suntik Bank DKI 800M

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa tahun ini Pemerintah Provinsi DKI menggelontorkan suntikan modal sebesar 800M untuk mendukung ekspansi bisnis Bank DKI. Suntikan modal ini naik lebih dari 50 persen dari gelontoran dana tahun 2012 yang sebesar 500M.
"Kami ingin Bank DKI menjadi bank umum berskala nasional dalam dua tahun terakhir," kata Jokowi di Palembang, Senin (2/12/2013).
Namun, Pemda DKI meminta Bank DKI untuk melakukan ekspansi ke luar daerah Jabodetabek secara selektif.

Mahasiswa Tuding Jokowi Lakukan Pencitraan

Mahasiswa Universitas Srwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, menuding Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melakukan pencitraan. Hal ini dipicu oleh sikap Jokowi saat menolak berbicara di atas podium. Jokowi yang diundang dalam kuliah umum justru membawa dan menyetel sendiri mikrofon yang ada di bawah panggung. Walhasil, tingkah tersebut mengundang tawa para mahasiswa.
"Bapak, kok, sepertinya tidak mau diatur-atur saat mau berpidato tadi. Apakah ini bagian dari pencitraan Bapak," kata Andy Tan, mahasiswa pascasarjana Teknik Kimia, Senin (2/12/2013), dalam pertemuan sivitas akademika Unsri.

Jokowi Bidik Sumsel Jadi Sister City

Sumsel menjadi salah satu provinsi yang dibidik oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk pengembangan kota Sister City.
Paling tidak, komoditi Sumsel bisa disinergikan dengan pemenuhan kebutuhan di Jakarta melalui kerjasama yang konkret.
"Selama ini saya lihat pengembangan pola kerjasama Sister City itu belum konkret, banyak yang tidak jalan.

Publik Restui Jokowi Loncat ke RI 1, Ketua PDIP: Rakyat Harus Didengar

Survei CSIS memperlihatkan, publik tak mempermasalahkan jika Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan masa jabatan Gubernur DKI demi mengejar kursi capres 2014. PDIP menyatakan itu adalah cerminan suara rakyat.
"Suara rakyat harus didengar. Tentu ada juga yang berpandangan Jokowi harus menyelesaikan tugasnya di DKI. Tapi kalau dari survei menyatakan seperti itu, tentu akan dipertimbangkan," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait (Ara) saat dihubungi detikcom, Senin (2/12/2013).

Jokowi: 2014 Bank DKI Ekspansi ke Tujuh Kota

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ternyata punya cara khusus dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja Bank DKI.
"Bank itu memang harus diawasi, kalau saya lagi di BI pasti saya tanya bagaimana bank saya (Bank DKI, red), bagaimana DPK-nya, NPLnya seperti apa. Yach bertanya langsung ke BI, karena bagi saya mereka punya laporan kinerja bank yang sangat detail," kata Jokowi usai meresmikan kantor Cabang BPD Bank DKI Palembang di Jalan Jenderal Sudirman, Senin (2/12/2013).

Pengamat: Demi Elektabilitas, Gerindra "Hajar" Jokowi

Lembaga pemantau media sosial, Katapedia, meneliti bagaimana strategi partai-partai politik peserta Pemilu 2014 meningkatkan elektabilitas masing-masing. Salah satu hasilnya mereka menemukan bahwa Partai Gerindra menggunakan strategi "menghajar" Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk meraih popularitas dan elektabilitas.
"Untuk bisa menjadi populer, kita harus menembak yang populer.

Jokowi Dipercaya Masyarakat

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Achmad Basarah menilai melejitnya tingkat elektabilitas Joko Widodo pada beberapa hasil survei menunjukkan kesuksesan sistem kaderisasi partai. "Membuktikan bahwa kader-kader partai kami dipercaya oleh masyarakat," ujarnya kepada Tempo, Senin (2/12/2013).
Menurut Achmad, hasil survei yang dipiblikasikan oleh lembaga-lembaga analis politik dijadikan referensi oleh partainya untuk menimbang siapa yang akan dijagokan menjadi calon presiden. "Tapi, sesuai amanat kongres tertinggi partai, keputusan tetap ada di Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri," kata dia.

Jokowi Gerogoti Pendukung Prabowo, PDIP Bersyukur

Survei CSIS memperlihatkan pendukung pencapresan Prabowo Subianto mengalihkan dukungannya ke Joko Widodo (Jokowi). PDIP menyambut ini dengan bersyukur.
"Kita harus bersyukur atas hasil survei itu. Tapi kita juga jangan lantas lupa diri, karena survei merupakan potret masa kini saja," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait (Ara) saat dihubungi detikcom, Senin (2/12/2013).

Jokowi Resmikan Bank DKI Palembang, Dorong Kerja Sama Daerah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kerja sama antar daerah sangat penting untuk dilaksanakan secara konkrit sehingga "sister city" tidak hanya dilakukan dengan negara-negara seperti yang kini dilakukan.
"Kerja sama konkret antar daerah layaknya 'sister city' penting untuk direalisasikan sehingga memperkuat hubungan antar daerah," kata Jokowi di Palembang, Senin (2/12/2013).

Di Palembang Jokowi Datang

Sekitar 500 Mahasiswa Universitas IGM, mengikuti Kuliah Umum dengan dosen Luar Biasa bernama Joko Widodo (Jokowi) yang kita kenal bersama sebagai Gubernur paling moncer di Indonesia, konon kilau bintangnya sudah memadamkan kilau bintang sang presiden.
Tema Kuliah Umum yaitu " Membangun Pemerintahan Indonesia yang jujur dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam penataan kota".

Tunggangi Jokowi, Gerindra Moncer di Sosial Media

Survei yang dilakukan Katapedia di jagad sosial media menunjukkan Gerindra sebagai parpol paling moncer di jagad media. Gerindra moncer lantaran kerap memainkan isu alias menunggangi popularitas Jokowi.

"Gerindra moncer akibat sosok Prabowo dan menggunakan Jokowi sebagai sasaran tembak," kata CEO Katapedia, Deddy Rahmad, dalam konferensi pers di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2013).

Jika Harus Pilih Gerindra Atau Jokowi, Ahok Pilih Jokowi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta maaf jika selama ini sering melontarkan kata-kata keras, dalam upayanya menertibkan Kota Jakarta.
"Jadi mohon maaf kalau kebiasaan saya di kampung ngomongnya kenceng-kenceng. Ini kebentuk dari kecil. Tapi sekarang saya setengah lebih jinak karena berteman dengan orang Solo," kata Ahok, Senin (2/12/2013).

Demokrat Samakan Jokowi dengan SBY di Pemilu 2009

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa membandingkan fenomena Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi magnet bagi pemilih partai lain mirip dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009.
Ketika itu SBY sebagai calon presiden Partai Demokrat mampu merebut suara dari partai lain. “Pada Pemilu 2009, pemilih SBY tidak hanya dari Demokrat, tapi juga partai lain,” kata Saan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2013).

Ahok Curhat Dimarahi Gerindra, PDIP: Kami Tak Pernah Marahi Jokowi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku pernah dimarahi Gerindra, partai yang menaunginya, karena mengambil kebijakan tak populis. PDIP mengaku tak pernah menyalahkan kebijakan tegas yang diambil oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Tidak pernah," jawab Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo saat ditanya apakah PDIP pernah memarahi Jokowi gara-gara kebijakan tidak populis.
Hal ini disampaikan Tjahjo saat dihubungi wartawan, Senin (2/1262013).

Aher Siap Fasilitasi Jokowi dan Nur Mahmudi Soal Waduk di Depok

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail bersilang pendapat soal pembelian lahan untuk waduk di Depok. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) siap menjadi pahlawan untuk memfasilitasi keduanya.
"Kalau tujuannya bagus, apapun kita fasilitasi," ujar Aher usai acara Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) Tahun 2013 di Desa Pakuwon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (2/12/2013).

'Jokowi Effect' Dongkrak PDIP, Mega Didorong Lekas Ambil Keputusan

Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari menanggapi survei CSIS yang menyatakan PDIP bakal melejit jika mendeklarasikan pencapresan Joko Widodo (Jokowi) sebelum Pileg. Eva berharap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri merespons hasil survei tersebut.
"Harapanku, Bu Mega responsif terhadap perkembangan-perkembangan terakhir ini," kata Eva di Gedung DPR, Senin (2/12/2013).
Menurut anggota Komisi III DPR ini, teori yang menyatakan PDIP akan terdongkrak Jokowi sudah lama diutarakan oleh ahli-ahli politik. Namun semuanya masih tergantung keputusan Megawati Soekarnoputri.

Aher Ajak Jokowi Bersih-bersih Ciliwung dan Citarum

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), berjanji menuntaskan program bersih-bersih sungai dalam tempo 4 tahun ke depan. Aher mengajak Pemprov DKI Jakarta bersama-sama untuk membantu menuntaskan program tersebut.
"Ada dua sungai yang paling mendapat perhatian, yang menghidupi 25 juta masyarakat DKI dan Jabar, yakni Ciliwiung dan Citarum. Bisa diselesaikan secara konseptual, duduk bersama, pusat, DKI dan Jabar," kata Aher.
Ajakan itu disampaikan Aher dalam sambutan acara Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) Tahun 2013 di Desa Pakuwon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (2/12/2013).

'Jokowi Effect' Dongkrak Partai, PDIP Tak Buru-buru Deklarasi Capres

Melejitnya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memperkuat posisi PDIP jelang Pileg. Namun PDIP tak mau buru-buru mendeklarasikan siapa tokoh yang bakal diusung di Pilpres 2014.
"Naiknya elektabilitas Jokowi akan mendapat penguatan kepartaian, sehingga ke depan presiden dan wapres, akan mendapatkan dukungan yang solid dari parlemen," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto, Senin (2/12/2013).
Padahal survei yang digelar Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan 'Jokowi Effect' telah mendongkrak elektabilitas PDIP secara signifikan. Bahkan deklarasi pencapresan Jokowi sebelum Pileg diyakini semakin membuat elektabilitas PDIP ikut melejit.

Sulitkah Jokowi Menertibkan Warga Jakarta?

Sejak dahulu kala, Jakarta dikenal dengan slogan "Semau Gue", yang mencerminkan warganya yang tak mau diatur. Perilaku negatif warga di Jakarta seringkali menjadi sumber bencana. Buang sampah sembarangan memicu banjir, melanggar aturan lalu lintas berbuah kecelakaan, hingga berdagang di badan jalan yang mengakibatkan kemacetan.