Rabu, 31 Juli 2013

Denny Setarakan Dirinya Dengan Jokowi

Inspeksi mendadak ke Lembaga Pemasyarkatan yang dilakukan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, kerap mendapat kritikan dari sejumlah kalangan.
Namun, itu tak membuat ciut nyali Denny. Ia malah mencoba menyamakan sidak lapas yang dilakukannya itu sama sama seperti blusukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).
Dia beralasan tujuan sidak untuk mengetahui persoalan di lapangan. "Itu fungsi sidak. Sama dengan blusukan Jokowi," kata Denny saat menggelar jumpa pers di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, di Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Denny mencoba membandingkan persoalan kronis lapas seperti peredaran narkoba, telepon selulur dan pungutan liar dengan masalah kemacetan di Jakarta.
Denny mengatakan, tak sebanding jika Jokowi, yang baru menjabat harus menyelesaikan permasalahan kusutnya lalu lintas Jakarta yang sudah terjadi bertahun-tahun. "Sama juga dengan sidak lapas. Saya setuju blusukan Jokowi," katanya.
Denny pun mengakui sidak tak bisa serta merta menyelesaikan persoalan di lapangan. Menurutnya, untuk memecahkan persoalan itu harus diikuti solusi lain, selain sidak yang dilakukan. Namun, ia berupaya agar tidak hanya mendapatkan laporan "Asal Bapak Senang".

Sumber :
okezone.com

Ahok: Jokowi Itu Apa Kata Bu Mega

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak pernah banyak berkomentar soal namanya yang diunggulkan sejumlah lembaga survei sebagai calon presiden 2014. Jokowi selalu menjawab normatif terkait hal itu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki pandangan sendiri atas pernyataan Jokowi itu.
"Pak Jokowi bukan takut (maju capres). Pak Jokowi itu prinsipnya apa kata Bu Mega," kata Ahok.
Ahok menjelaskan, jika Ketua Umum PDI Perjuangan mencalonkan dia jadi calon presiden 2014, maka Jokowi akan maju dalam pemilihan presiden 2014.
"Kalau Bu Mega perintahkan dia capres, ya capres," pungkasnya.

Sumber :
okezone.com

Jokowi Akui Kondisi Pasar Blok G Tanah Abang Belum Memadai

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa kondisi Pasar Blok G Tanah Abang saat ini kurang memadai. Ia mengatakan, perbaikan pasar tersebut harus segera dilakukan untuk menarik minat pedagang dan pembeli. "Kalau melihat sekarang, ya sangat parah. Penjelasannya mudah, ini masalah cat ulang kembali, sebelah sana jembatannya (mesti) ada. Blok G ini dengan blok lain (nanti) tersambung. Begitu jembatan terhubung dengan blok yang lain ke sini, sudah rampung," kata Jokowi seusai meninjau Pasar Blok Tanah Abang, Rabu (31/7/2013) sore.
Ia mengatakan, upaya pembenahan pasar itu menjadi tanggungan PD Pasar Jaya. Dana perbaikan pasar tidak diambilkan dari APBD DKI Jakarta. "Nanti ada tambah tangga, kemudian itu akses dari blok yang lain menuju ke sini asal aksesnya gampang itu akan menjadi ramai. Tempatnya strategis," ujar Jokowi.
Jokowi berharap, dalam waktu dua pekan hingga Lebaran usai, semua permasalahan di Blok G akan dapat diselesaikan oleh PD Pasar Jaya. Kepada para pedagang, Jokowi meminta untuk lebih cepat mendaftarkan diri agar mendapat kios di lantai 2 dan 3 Pasar Blog G. Hal itu dilakukan karena jumlah kios di pasar itu terbatas sehingga tidak semua pedagang mendapatkan tempat di sana.

Sumber :
kompas.com

Jokowi: Gratis Jualan di Blok G Tanah Abang Selama 6 Bulan

Pedagang kaki lima (PKL) terus dirayu agar mau menempati Blok G Pasar Tanah Abang. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bahkan menyebut sewa kios di blok itu gratis selama 6 bulan pertama.
"Tanya ke Pasar Jaya. Tapi ini kita berikan gratis selama 6 bulan di lantai 2 dan lantai 3," ujar Jokowi saat meninjau Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013).
Menurut Jokowi, setelah 6 bulan, pedagang akan membayar uang sewa Rp 5-7 juta per meter untuk 10-15 tahun.
"Nanti kurang lebih Rp 5-7 juta per meter untuk 10-15 tahun. Kalikan saja itu. Murah kok, murah banget kok itu," tutur sarjana Kehutanan UGM itu.
Selain harga sewa murah, Jokowi juga menjanjikan akan membuat sumur serapan di depan Blok G yang becek. "Nanti saya minta dibuat sumur resapan," imbuhnya.
 
Sumber :
detik.com

Kini PKL Tanah Abang Dukung Rencana Jokowi

Setelah diwarnai pro dan kontra, upaya penertiban pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai menuju arah positif. Sejumlah pedagang berbalik sikap dan mendukung upaya relokasi pedagang ke Pasar Blok G Tanah Abang.
Hal itu terungkap dalam rapat bersama antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), serta pedagang kaki lima di Tanah Abang. Pertemuan itu dilakukan di Balaikota Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Salah seorang PKL Tanah Abang, Taufik (41) mengatakan, ia bersama teman-temannya bersedia dipindah ke Pasar Blok G Tanah Abang. Sebelumnya, Taufik menjual baju koko persis di depan Pasar Blok A Tanah Abang.
"Kita seratus persen mendukung program Pak Jokowi dan Pak Ahok (panggilan Basuki) karena kemarin memang banyak miskomunikasi dan aturan-aturan yang belum jelas," kata Taufik.
Taufik menambahkan, hingga kini pada pedagang di sana selalu mengingatkan Pemprov DKI agar kejadian tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi pada tahun ini. Pedagang mengingatkan agar tempat relokasi yang disediakan pemerintah dibuat nyaman sehingga para pedagang tidak kabur ke jalan lagi. Ia juga menuntut agar Pasar Blok G segera dikelola oleh PD Pasar Jaya karena selama ini, kata Taufik, pasar itu sudah diswastanisasi.
"Kita cuma pengin jangan sampai terjadi kayak tahun kemarin. DKI harus mengelola dengan baik. Jangan tiba-tiba kita disodorkan angsuran sekian juta," kata Taufik.
Menurut Taufik, tahun lalu ia pernah direlokasi ke Blok G. Namun, ia kembali berdagang di badan jalan karena dijanjikan gratis sewa selama enam bulan. Namun, setelah itu, ia selalu ditagih angsuran-angsuran yang tagihannya mencapai Rp 15 juta. Tagihan itu untuk sewa kios selama lima tahun. Ia megnatakan, jika hal itu terulang kembali tahun ini, maka ia menjamin para pedagang akan meninggalkan Pasar Blok G.
Para pedagang seketika mendapatkan angin segar ketika Basuki menjamin penyelesaian kontrak dengan pihak swasta yang menangani pasar tersebut. Taufik yang pernah ikut berunjuk rasa menolak relokasi itu menegaskan, ia dan rekan-rekannya siap pindah setelah Lebaran. Pedagang yakin pemerintah terus berupaya memperbaiki kondisi Pasar Blok G Tanah Abang.

Sumber :
kompas.com

Warga Antre Dekati Jokowi, Jembatan di Tanah Abang Goyang

Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Blok G Tanah Abang goyang. Peristiwa ini terjadi ketika Gubernur DKI Jakarta Joko widodo mengunjungi Pasar Blok G, Rabu (31/7/2013) sore.
Ratusan warga yang ingin mendekati Jokowi ikut menyeberang jembatan itu. Akibatnya jembatan penyeberangan goyang selama dipenuhi orang.
"Woi, jembatan lagi goyang! Cepat gerak-gerak! Jangan berhenti di depan," pekik seseorang di tengah keriuhan suasana ke arah Pasar Blok G Tanah Abang.
Sesaat situasi panik. Warga yang berkerumum di atas jembatan berdesakan mencapai gedung Pasar Blok G. Perjalanan mereka yang berada di atas jembatan beberapa saat terhenti.
Saat itu terlalu banyak orang berkerumun di JPO Pasar Blok G, sementara mulut jembatan hanya cukup untuk tiga orang. Kerumunan orang terus merangsek mendekati Jokowi.
Jembatan ini melintang di atas jalan raya persis di depan Pasar Blok G. Konstruksi jembatan terbuat dari beton dilengkapi rangka besi dan kanopi. Warga dari arah Jalan KS Tubun bisa menggunakan jembatan ini ke Pasar Blok G.
"Jembatan itu memang dalam perbaikan. Nanti akan dimaksimalkan menjadi penyeberangan orang di sini," kata Sunardi Sinaga, Kepala Bidang Pengendalian Operasi Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Sumber :
kompas.com

Tinjau Pasar Blok G Tanah Abang, Jokowi Temui Pedagang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013) sekitar pukul 15.30 WIB. Kedatangan orang nomor satu DKI Jakarta ini langsung menyedot perhatian pedagang, pembeli, maupun warga di sekitar Blok G.
Jokowi menelusuri satu per satu dari tiga lantai gedung Blok G. Jokowi berkeliling dengan ditemani salah satu direksi dari PD Pasar Jaya selaku pengelola gedung itu. Jokowi sempat berdiri di atas jembatan penghubung di lantai tiga pasar itu. Dari situ ia memantau jalan di bawahnya dan aktivitas PKL dan pengunjung menyita ruang jalan di antara lalu lintas padat kendaraan.
Jokowi sempat melambaikan tangan ke arah warga yang memanggil dan mengarahkan kamera handphone mereka ke arahnya. Jokowi kemudian berkeliling dan mengamati kondisi lapak-lapak PKL yang tersedia di tiap lantai. Jokowi juga mengamati setiap akses masuk menuju pasar.
Berdasarkan pengamatan, kondisi pasar itu tidak cukup bersih. Aroma pesing dan bau tak sedap terkadang tercium di tiap sudut bangunan.
Gedung tersebut memang masih sepi dari aktivitas pedagangan karena belum banyak pedagang yang menempatinya. Di hadapan para pedagang di lantai bawah, Jokowi meminta kepada pedagang yang hendak direlokasi untuk segera mendaftarkan diri.
"Blok G ini saya sampaikan kalau tidak sempat daftar, habis. (Kalau) kelewat, distop," kata Jokowi.
Menurutnya, pedagang yang akan direlokasi di Blok G di lantai dua dan tiga akan mendapatkan kesempatan berjualan tanpa membayar sewa selama enam bulan. Ia menegaskan, tidak ada biaya apa pun yang dipungut dari pedagang pada periode tersebut
"Habis Lebaran kita harapkan (PKL) sudah bisa masuk," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menentukan biaya sewa bagi PKL setelah melewati masa 6 bulan. Jokowi menyebutkan, saat ini tengah dipersiapkan lahan parkir di lantai bawah tanah untuk menampung kendaraan pengunjung.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Akui Blok G Tanah Abang Bau Tak Sedap

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui masih ada kekurangan di Blok G Pasar Tanah Abang sehingga pembeli maupun pedagang kurang berminat ke tempat itu. Salah satu masalahnya adalah bau tidak sedap yang muncul dari rumah potong hewan kambing.
"Kekurangan yang ada di Blok G ini, seperti tangga, ada bau dari RPH Kambing, cat masih kurang," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Jokowi telah menginstruksikan kepada PD Pasar Jaya untuk sesegera mungkin membenahi kekurangan-kekurangan tersebut. Jokowi mengklaim saat ini hampir separuh pedagang kaki lima di Tanah Abang bersedia pindah ke dalam Blok G.
"Yang masuk saya kira sudah lebih dari separuh, yang daftar dan rampung," ujarnya.
Jokowi menambahkan, ia memberikan toleransi tenggang waktu kepada PKL untuk berjualan di badan jalan hingga Lebaran. Setelah itu, ia meminta penertiban PKL dilaksanakan. Sanki bagi PKL yang melanggar ditentukan dalam Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Tak Akan Biarkan PKL Berjualan di Jalan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan terus mendorong pedagang kaki lima yang menggunakan jalan sebagai tempat berjualan untuk masuk ke dalam pasar atau lokasi binaan PKL yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Upaya penertiban ini melibatkan sejumlah instansi dari Pemprov DKI dan polisi.
"Misalnya ada (pedagang) yang keluar satu, didorong lagi ke dalam pasar. Ya, kalau dibiarin keluar satu, semuanya seribu (pedagang) akan keluar semuanya," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Hal ini disampaikan Jokowi seusai mengikuti rapat yang dihadiri PD Pasar Jaya, Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja, polisi, dan sejumlah perangkat pemerintahan lain. Jokowi mengatakan, ia berpesan agar semua pihak dapat bekerja secara terpadu dalam upaya tersebut.
"Artinya, kalau sudah berjalan, jangan ada yang mundur. Kalau sudah bersih, (PKL) juga terus ditindaklanjuti," kata Jokowi.
Setelah para PKL didorong ke dalam pasar, Jokowi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tinggal menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar pedagang dapat kerasan berjualan dan pembeli mau berbelanja di dalam pasar.
"Dua-duanya (pedagang-pembeli) harus ngerti. Pembeli enggak boleh beli di jalan, apalagi pedagang juga enggak boleh," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, batas toleransi bagi para pedagang akan diberikan sampai selesai Lebaran. Setelahnya, pedagang seperti di Tanah Abang mesti menempati lokasi Blok G yang telah disediakan Pemprov DKI Jakarta.

Sumber :
kompas.com

Terjebak Macet 'Jalur Neraka' Tanah Abang, Jokowi Jalan Kaki

Setelah mendadak meninggalkan rapat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meluncur ke Tanah Abang. Orang nomor satu di Jakarta ini juga jadi 'korban' kemacetan menggila di Tanah Abang. Ia turun dari mobil, lalu jalan kaki.
Jokowi awalnya meninggalkan rapat yang membahas kemacetan di Tanah Abang yang digelar di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013) sekitar pukul 14.45 WIB.
Dengan menggunakan mobil Toyota Innova warna hitam B 1124 BH, Jokowi memulai aksi blusukannya. Kendaraan Jokowi meluncur ke Pasar Tanah Abang. Kemacetan panjang menghadang perjalanan ayah 3 anak ini.
Jokowi bagai terjebak di 'jalur neraka'. Kendaraannya beberapa kali stagnan dan nyaris tidak bergerak di sepanjang Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat. Terkadang hanya mampu merayap perlahan menembus macet.
Mantan Wali Kota Solo itu terlihat membuka kaca jendela mobilnya sebelah kiri. Ia melempar senyuman kepada warga dan pedagang yang tumpah di trotoar dan badan jalan. "Pak Jokowi...Pak Jokowi...," teriak warga kegirangan.
Setelah 20 menit terjebak macet, Jokowi tiba-tiba turun tepat di dekat jembatan penyeberangan yang menghubungkan ke Gedung Blok G Pasar Tanah Abang. Meski panas menyengat, suami Iriana yang mengenakan kemeja putih terlihat tetap semangat.
Melihat kedatangan Jokowi, sejumlah warga langsung mengerumungi. Seperti biasa, warga berusaha berjabat tangan dengan Jokowi dan meminta foto bersama.
Tibalah Jokowi di lantai 3 setelah berjalan kaki selama 5 menit. Ia lalu meninjau kondisi bangunan yang tengah dipercantik itu. Blok G masih tampak kosong. Beberapa tukang tengah sibuk melakukan renovasi mulai dari pengecatan hingga membetulkan bangunan yang rusak.

Sumber :
detik.com

Jokowi Putar Otak agar PKL Betah di Blok G Tanah Abang

Usai menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), perwakilan Pedagang Kaki Lima (PKL) langsung ditemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pertemuan singkat itu, Jokowi berharap adanya kordinasi dari setiap dinas sampai Kepolisian, untuk dapat menertibkan Pasar Tanah Abang. "Agar semuanya kerja terpadu. Sehingga nanti kalau sudah bersih, juga ditindaklanjuti, misalnya PKL keluar lagi, didorong ke dalam, segera di tindaklanjuti," ujar Jokowi di Balai Kota, Rabu (31/7/2013).
Hal tersebut dilakukan agar para pedagang betah berjualan di dalam pasar dan tidak lagi menjajakan dagangannya di bahu jalan. Bila pedagang sudah kerasan, kata Jokowi, pihaknya tinggal menemukan formula baru agar pembeli berkerumun ke Blok G.
Dengan begitu, tak ada lagi pembeli dan penjual yang melakukan transaksi di pinggir jalan, apalagi di tengah jalan.
"Tadi saya tanya ke mereka (PKL) apa saja yang dimau dari blok G? Katanya, tangganya masih rusak, ada catnya masih kurang, semuanya. Saya kira ini cepat diperbaiki. Lebih dari separuh sudah daftar (masuk blok G) semua," terangnya.
Jokowi menegaskan, akan segera melakukan perbaikan Blok G agar tak ada lagi pedagang yang berjualan di luar. "Sekali satu keluar dibiarin, seribu akan keluar semua. Setelah lebaran lah kita selesaikan, kita toleransi," tegasnya.
Bagi pedagang yang membandel dengan kembali menggelar lapaknya di jalan raya, Jokowi berpegang pada Perda nomor 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum sebagai sanksinya.

Sumber :
okezone.com

Pesan Jokowi Sebelum Tinggalkan Rapat dengan PKL Tanah Abang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat untuk membahas kemacetan yang terjadi di wilayah Pasar Tanah Abang. 15 Menit di rapat, Jokowi pergi untuk meninjau langsung kondisi di Pasar Tanah Abang.
Menurut Jokowi, sebelum meninggalkan rapat ia sempat menitipkan pesan ke beberapa dinas yang ikut dalam rapat tersebut.
"Tadi hanya pesan ke Satpol PP, PD Pasar Jaya, Dinas Perhubungan, Dinas UKM, juga kepolisian, semuanya agar kerjanya kerja terpadu," ujar Jokowi di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013).
Jokowi meminta kepada dinas terkait agar benar-benar menegakkan Peraturan Daerah (Perda) yang telah ditetapkan. Terutama terkait dengan PKL yang berjualan tidak pada tempatnya.
"Artinya, kalau sudah berjalan (bersih) jangan sampai ada yang mundur, sehingga kalau sudah bersih, terus ditindak lanjuti, kalau ada yang keluar, dorong lagi ke dalam," jelas Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan seharusnya para pembeli juga membeli dagangan di dalam gedung, supaya tidak memancing PKL untuk berjualan lagi di luar.
"Dua-duanya harus mengerti. Pembeli tidak boleh membeli di jalan, pedagang tidak boleh berjualan di tengah jalan," katanya.
Jokowi sempat mendengarkan 'curhatan' para PKL terkait dengan relokasi ke gedung Blok G Tanah Abang.
"Kekurangan apa yang ada di Blok G sampaikan. Ada yang mengeluh soal canopy, tangga, ada bau dari RTH, catnya kurang, semuanya sudah disampaikan. Saya kira ini cepat diperbaiki oleh PD Pasar Jaya," kata Jokowi.

Sumber :
detik.com

Jokowi Tinggalkan Rapat dengan PKL, Pilih Langsung Cek Tanah Abang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sedianya sedang membahas kemacetan yang terjadi di wilayah Pasar Tanah Abang dengan Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Kebersihan dan perwakilan warga-PKL. Namun belum juga sejam berlangsung, Jokowi malah meninggalkan rapat dan memilih mengecek langsung kondisi Tanah Abang.
Rapat dimulai pukul 14.15 WIB, Rabu (31/7/2013), di ruang rapat Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di gedung Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Namun Ahok tidak hadir dalam rapat ini.
Namun sekitar pukul 14.45 WIB, Jokowi tiba-tiba keluar ruang rapat. Ia ingin ke Tanah Abang menggunakan mobil Toyota Innova warna hitam B 1124 BH. Seluruh peserta rapat ditinggalkan.
Menuju lokasi, mantan walikota ini memilih Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat. Jokowi harus merasakan parahnya kemacetan di lokasi tersebut, bahkan beberapa menit kendaraan orang nomor 1 di DKI ini sempat 'parkir'.
Di pinggir Jalan KS Tubun sendiri memang dipenuhi oleh PKL liar yang berjualan di atas torotar, bahkan ada beberapa yang berjualan di bahu jalan. Banyak dari PKL ini menjual dagangan loakan, sepatu, sendal, helm, CD dan DVD dan lainnya. Belum lagi kondisi diperparah dengan banyaknya angkutan kota (angkot) yang 'ngetem' di beberapa titik.
Meski rombongan ini menggunakan kawalan voridjer, tampaknya tidak ada instruksi untuk membuka jalur. Posisi voridjer pun di belakang mobil Jokowi. Jokowi tetap 'menikmati' mumetnya macet menuju Pasar Tanah Abang.

Sumber :
detik.com

Di India Perlu "Jokowi"

Karakter tokoh utama yang mendominasi panggung politik Indonesia dan India jelang pemilihan umum di dua negara itu tahun depan semuanya sama kecuali satu, yaitu Indonesia punya sosok Joko Widodo atau Jokowi dan India tidak punya. Demikian tulis wartawan dan penulis India, Pallavi Aiyar, dalam kolom opininya di The Hindu, Senin (29/7/2013).
Seperti Indonesia, India juga akan mengadakan pemilihan umum tahun depan. Aiyar menulis, dibanding India, Indonesia merupakan negara demokrasi muda. Demokrasi Indonesia baru 15 tahun usianya terhitung sejak rezim diktator Suharto tumbang tahun 1998. Walau terbilang muda, demokrasi Indonesia punya kesamaan dengan India dalam hal kekisruhannya dan riak semangatnya. "Kegaduhan, serangkaian demonstrasi politik, serikat buruh yang blak-blakan, dan pers yang tegas merupakan bagian dari lanskap politik di kedua negara," tulisnya.
Aiyar memaparkan, kedua negara menghadapi masalah yang kurang lebih sama, yaitu korupsi yang merajalela dan infrastruktur yang buruk, kesenjangan dan kerusakan lingkungan.
Sebuah survei tentang pemain utama dalam drama pemilu tahun depan di Indonesia mengungkapkan pola dasar yang akrab bagi orang India. Aiyar lalu menyebut tokoh-tokoh yang muncul dalam panggung politik Indonesia saat ini yang diperkirakan akan maju dalam pemilu tahun depan. Ia melihat sosok dari dinasti politik, orang kuat yang otoriter, pengusaha bermasalah dan sosok garis keras dari kalangan agama. Pola seperti itu, tulisnya, sama dengan yang terjadi di India.
Namun Indonesia punya kartu as yang tak dimiliki India, kata Aiyar, yaitu "politisi pendatang baru berusia 52 tahun bernama Joko Widodo, Gubernur Jakarta yang rendah hati dan sangat populer, yang belum mendeklarasikan pencalonannya, tetapi yang dalam setiap jajak pendapat baru-baru ini telah memperlihatkan bakal menjadi pemenang dalam pemilu tahun depan, jika dia maju dalam pemilihan presiden."
Selanjutnya, Aiyar mengambarkan sosok Jokowi. Dia antara lain menulis bahwa Jokowi merupakan putra tukang kayu yang sukses menjalankan bisnis furniture sebelum memasuki keriuhan politik tahun 2005 sebagai walikota Solo. Saat sebagai walikota, Jokowi dikatakan berhasil mengubah kota yang penuh kejahatan menjadi pusat kawasan untuk seni dan budaya. Jokowi melawan korupsi dan mendapatkan reputasi yang langka untuk kejujuran, bahkan menolak untuk menerima gaji dari negara atas pekerjaannya sebagai walikota. Dia menerapkan beberapa kebijakan pro-orang miskin, termasuk yang membantu merehabilitasi PKL. Pada 2009, Jokowi terpilih kembali walikota Solo dengan raihan suara yang belum ada presedennya, yaitu 90 suara.
"Tahun lalu, ia mempersingkat masa jabatan keduanya sebagai walikota ketika ketua partainya, Megawati, memintanya untuk maju sebagai calon PDI-P dalam pemilihan  Gubernur Jakarta. Dia memilih Basuki Tjahja Purnama, seorang Kristen keturunan China, sebagai pasangannya, sebuah langkah yang menggarisbawahi komitmennya untuk visi pluralistik Indonesia," tulis Aiyar.
"Tidak mengherankan bahwa Jokowi sering dibandingkan dengan Barack Obama," lanjut Aiyar. Seperti Obama, Jokowi adalah pemimpin karismatik yang menarik pemilih, menjanjikan harapan dan perubahan. "Ia tidak ternoda dosa-dosa korupsi, kolusi dan nepotisme. Jalannya menuju kesuksesan pemilu tidak melalui jalur biasa untuk kekuasaan politik: yaitu militer, bisnis besar, dinasti yang diwariskan dan ideologi Islam."
Menurut Aiyar, Jokowi adalah produk dari proses desentralisasi di Indonesia yang telah mengalihkan banyak fungsi pemerintahan ke tingkat kabupaten, dan pemilihan langsung untuk jabatan bupati, walikota dan gubernur yang telah dilembagakan. Walau proses desentralisasi telah menyebabkan korupsi marak di tingkat lokal, tulis Aiyar, munculnya politisi seperti Jokowi adalah contoh sukses dari desentralisasi.
Namun tulis Aiyar, untuk meraih kursi presiden, Jokowi menghadapi sejumlah hambatan. Kini ia sibuk sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bila tidak sedang "blusukan" dia biasanya dapat dijumpai tengah mengunjungi pasar dan daerah kumuh untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi mereka, dari tangan pertama. Walau banyak kalangan meramalkan ia bisa menjadi presiden Indonesia berikutnya, jalannya masih panjang.  "Karena bisa saja Ketua PDI-P, Megawati (Soekarnoputri), yang telah dua kali kalah dalam dua pemilu terakhir, akan  maju sekali lagi, dan itu menghalangi kesempatan Jokowi." tulis Aiyar.
Selain itu, Jokowi, menurut Aiya, belum punya banyak (prestasi) yang ditunjukkan selama berapa bulan di sebagai gubernur Jakarta. Aiyar mencatat skema kartu kesehatannya sebagai salah satu contoh terbosan walau masih bermasalah karena ada sejumlah rumah sakit yang keberatan dengan skema itu. Lalu lintas Jakarta pun tetap macet, meskipun rencana yang telah tertunda lama untuk sistem transportasi cepat massal berbasis rel sudah dihidupkan kembali. Tingkat polusi yang tinggi dan banjir saat musim hujan masih berlanjut.
"Namun, untuk saat ini, Jokowi mendapatkan manfaat dari keraguan para pemilih yang semakin matang yang menginginkan pemimpin yang bersih, berorientasi kinerja, bukan terperosok dalam politik ideologi atau identitas."
"Tentu saja, Jokowi punya jalan panjang untuk ditempuh. Namun, fakta bahwa seorang calon seperti dia punya kesempatan menjadi presiden merupakan keuntungan bagi Indonesia. Di India, dengan 66 tahun sejarah demokrasinya telah gagal memunculkan calon yang sepadan meskipun pemilih semakin kecewa dengan para politisi tua. Jika Jokowi adalah Obama Indonesia, orang mungkin bertanya, di manakan sosok Jokowi India?" demikian Aiyar menutup opininya.

Sumber :
kompas.com

Jokowi Rapat Soal Macet di Tanah Abang dengan PKL

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat untuk membahas kemacetan yang terjadi di wilayah Pasar Tanah Abang. Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Kebersihan dan perwakilan warga-PKL Tanah Abang juga hadir dalam rapat ini.
Rapat dimulai pukul 14.15 WIB, Rabu (31/7/2013), di ruang rapat Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di gedung Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Namun Ahok tidak hadir dalam rapat ini.
Jokowi tampak mengenakan setelan jas warna hitam dan kemeja warna putih. Jokowi duduk didampingi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono.
Rapat berlangsung secara tertutup. Hadir juga pihak PD Pasar Jaya, beberapa wali kota dan perwakilan PKL dan tokoh masyarakat Tanah Abang.

Sumber :
detik.com

Soal Ahok-Lulung, Jokowi: Jangan Dipanas-panasi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Jokowi) enggan mengomentari panasnya komunikasi antara Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Lulung Lunggana. Keduanya saling berkomentar soal penertiban pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang.
Belakangan, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan yang menaungi Lulung di DPRD DKI juga angkat bicara. Mereka meminta agar Menteri Dalam Negeri memberikan teguran keras kepada Ahok karena pernyataannya yang dianggap tidak etis terhadap Lulung.
Jokowi enggan memperkeruh suasana dengan ikut berkomentar. "Itu jangan dipanas-panasin, biar semua dingin supaya rampung," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, (31/7/2013).
Menurut dia, permasalahan pedagang kaki lima di Tanah Abang merupakan masalah ketegasan. Penertibannya juga mengandalkan kerja sama yang baik antara dinas-dinas terkait. Misalnya, PD Pasar Jaya bertugas mendengarkan dan memenuhi aspirasi pedagang soal fasilitas di pasar, Satpol PP menertibkan pedagang dari badan jalan, dan Dinas Perhubungan mengatur arus lalu lintas di sekitar pasar.
"Harus bekerja sama supaya pasar itu tetap ramai," kata Jokowi. Selain itu, penertiban harus berjalan terus-menerus. "Kalau perlu dijaga sampai enam bulan atau setahun, jangan ada pedagang yang keluar," kata dia. Jika ada satu saja pedagang yang lolos, pedagang lainnya akan mengikuti. "Nanti harus mulai dari nol lagi."

Sumber :
tempo.co

Wacana Jokowi Ijinkan Mudik Dengan Mobil Dinas, "Ojo Kesusu!"

Wacana  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk mengijinkan penggunaan mobil dinas untuk mudik, rupanya tidak dapat diimplemantasikan.
Penggunaan mobil dinas (plat merah) oleh PNS untuk mudik lebaran seperti menjadi sesuatu yang dibenarkan selama ini sebenarnya masuk dalam katagori korupsi, hal ini dikemukakan oleh wakil ketua Komisi Pemberantasan Koupsi (KPK), Busyro Muqoddas.
"Ya tidak boleh menggunakan kendaraan dinas untuk mudik, itu termasuk korupsi, berapa pun jumlahnya," kata Busyro di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2013).
Menurut Busyro, mobil dinas hanya boleh digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaaan. Jika seorang pegawai menggunakan mobil dinas di luar pekerjaan, maka itu merupakan bentuk penyalahgunaan wewenang.
"Pejabat kalau mudik pakai mobil dinas itu juga seharusnya merasa terhina dan itu abuse of power," tegas Busyro.
KPK telah mengeluarkan imbauan kepada semua kantor pemerintahan tentang larangan penggunaan mobil dinas untuk mudik. Sayangnya, masih ada saja kantor dinas yang mengizinkan para pegawainya membawa mobil yang dibeli dari uang rakyat untuk pulang kampung.
"Kalau ada institusi yang tidak mendukung bahkan mendorong pegawainya menggunakan mobil dinas plat merah untuk pulang mudik, itu sebetulnya tidak dibenarkan," ujar Busyro.

Klaim Jokowi Benar-benar Terbukti, PKL Mau ke Blok G

Benar kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Semakin banyak pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang antusias mendaftarkan diri mengisi kios-kios Blok G Tanah Abang.
Hingga pukul 12.00 WIB, PD Pasar Jaya Area Pusat 1 Tanah Abang Blok G sudah melayani 83 PKL yang mendaftarkan diri. Sukria, salah seorang PKL yang berdagang peci bersama Dedi temannya buru-buru menyerbu kantor PD Pasar Jaya Area Pusat 1 Tanah Abang Blok G.
"Ingin punya tempat yang nyaman. Kalau di kaki lima diusir-usir. Banyak razia Mbak, jadi enggak tenang dagangnya. Jadi bimbang," kata Sukria di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Sudah 10 tahun Sukria berdagang di jalanan Tanah Abang. Ia berharap, dengan berdagang di dalam Blok G, ia tidak harus repot-repot lagi jika turun hujan. Ia pun berharap tidak kepanasan dan tidak terkena terpaan debu terlalu sering.
"(Pedagang) kanan kiri sudah banyak yang daftar sih, ini kita berdua nih yang belum," lanjut pria asli Tanah Abang itu.
Beberapa pedagang, imbuh Sukria, memang masih "bandel" tidak mau masuk ke Blok G. Namun, baginya, jika usahanya mau berkembang, orang itu harusnya mau berdagang di tempat yang lebih layak dan aman.
Dedi, pedagang sandal wanita juga mendaftar bersama puluhan pedagang lain siang ini. Sebelumnya, Dedi memiliki dua kios di dalam blok G, pada tahun 2008. "Cuma saya jual Mbak, soalnya waktu itu masih sepi banget," kata Dedi.
Pada waktu itu, Dedi membeli kios di lantai dua Blok G Tanah Abang dengan angsuran Rp 255.000 dibayarkan selama 15 tahun. Namun, lantaran kondisi pasar masih sepi, kios terpaksa dijual Rp 5.000.000.
"Sekarang juga belum dagang lagi itu yang beli kios saya," ujar Dedi.
Pengamatan Kompas.com, semakin banyak PKL berdatangan pada pukul 13.00. Setidaknya ada belasan orang memadati kantor PD Pasar Djaya. Beberapa di antaranya duduk lesehan di luar kantor. Lapak-lapak mereka titipkan pada pedagang lain yang sudah lebih dahulu mendaftar. PD Pasar Djaya melayani pendaftaran hingga Jumat (2/8/2013) pukul 15.00. Syarat pendaftaran hanya membawa fotokopi identitas diri.


Sumber :
kompas.com

PDIP Dan Gerindra Pasang Badan Untuk Jokowi-Ahok

Langkah gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membenahi Jakarta mulai menuai 'perlawanan'. Bersama Gerindra, PDIP siap pasang badan memastikan keduanya sukses membenahi Jakarta.
"PDI Perjuangan mendukung penuh kebijakan Gubernur DKI juga termasuk langkah kebijakan pembangunan oleh Wagubnya. Apa yang dilakukan Wagub DKI tentunya garis dari Gubernur," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Rabu (31/7/2013).
Tjahjo memastikan program Jokowi-Ahok bertujuan membenahi persoalan di Jakarta. Termasuk pembangunan dan reformasi birokrasi yang masih mengecewakan.
"Pak Ahok merupakan satu kesatuan kerjasama Gubernur DKI Joko Widodo untuk mempercepat reformasi pembangunan di DKI di semua lini," tegasnya.

Senada dengan yang dilakukan oleh PDIP, dalam waktu yang berdekatan, ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto juga sudah menyikapi isu terkini seputar persoalan yang dihadapi Ahok saat membenahi Jakarta. Yakni penertiban PKL di Tanah Abang yang membuat Ahok dan politikus PPP Abraham Lunggana alias H Lulung berhadapan. Prabowo menegaskan siap pasang badan buat Ahok.
"Selama saudara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjuang mewujudkan pemerintahan yang membela rakyat, pemerintahan yang tidak tunduk dan melawan para koruptor, para perampok, para penjahat, dan para penjebol uang rakyat, maka selama itulah saya, Prabowo Subianto, bersedia pasang badan mendukung perjuangan Ahok," kata Prabowo dalam akun Facebook resmi miliknya. 




Sumber :
detik.com

Mubarok: Jokowi Tak Nyapres, Prabowo dan Ical Tak Kuat

Peserta konvensi capres PD, Ahmad Mubarok, yakin konvensi akan melahirkan capres kompetitif. Tokoh yang sudah muncul sebagai capres saat ini dinilai belum cukup kuat.
"Konvensi itu dilakukan karena nggak ada tokoh yang moncer, di luar Demokrat juga nggak ada yang moncer," kata Mubarok kepada detikcom, Rabu (31/7/2013).
Pemuncak survei capres saat ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), diyakini Mubarok tak akan nyapres. Dia yakin Jokowi akan menuntaskan tugas sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Jokowi tidak akan maju terlalu dini, dia akan jadi gubernur DKI sampai selesai. Karena kalau dia capres dia akan meninggalkan Jakarta, jadi dia gagal. Dia jadi gubernur dulu, setelah selesai baru jadi pemimpin bangsa," kata Mubarok menganalisis.
Sementara Ketum Golkar Aburizal Bakrie yang sudah mendeklarasikan pencapresannya, menurut Mubarok tak membahayakan. Karena setahun setelah deklarasi pun elektabilitas Ical belum naik.
"Ical begitu-begitu saja, sudah deklarasi lama tetap saja begitu," nilainya.
Sementara untuk Prabowo Subianto, diakui Mubarok memang kompetitif di survei. Namun Prabowo punya masalah yang membuatnya sulit di Pilpres 2014.
"Prabowo punya masa lalu soal HAM. Sesungguhnya Prabowo impiannya ingin mengabdikan diri ke bangsa dan negara jadi presiden. Seandainya tidak ada jejak rekam masa lalu Prabowo bisa menang," katanya.
Namu nama capres lain yang sudah mendeklarasikan diri, yakni Wiranto, menurut Mubarok akan menjadi tokoh legendaris.
"Wiranto akan jadi tokoh legendaris dia, karena dua capres yang tak pernah jadi, kan legendaris," pungkasnya.

Sumber :
detik.com