Rabu, 07 Mei 2014

Mata Najwa: "Pertaruhan Jokowi-Ahok"

Antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan Wagub DKI Jakarta Basuki punya visi yang sama tentang proyek monorail. Namun tidak dipungkiri ada perbedaan dalam hal-hal yang bersifat detail pelaksanaan.

Ditanya Siapa Cawapresnya, Jokowi: Berisik

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) masih merahasiakan siapa yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Walaupun dia mengaku telah mengantongi nama orang tersebut.
Usai melakukan pertemuan dengan beberapa duta besar (dubes) dari Eropa dalam acara Diplomatic Corps Gathering di Restaurant Oasis, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, dia masih enggan menyebutkan siapa nama cawapresnya. "Belum, masih proses," ujarnya singkat, Rabu (7/5/2014).
Mengenai tiga nama cawapres yang sudah dikantonginya itu, Jokowi bukannya menjawab melainkan malah bercanda dengan wartawan. "Berisik," ujarnya singkat sembari menaiki mobil Toyota Innova hitamnya.

La Ode Ida Geram Ketika Cak Imin Seret NU untuk Dukung Jokowi

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida mengkritisi cepatnya Nahdlatul Ulama (NU) mendukung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres). Ida menuding Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar telah menyeret NU agar mendukung capres yang diusung PDIP itu.
Ida mengatakan, yang harus diingat bahwa Muhaimin secara politik dibesarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak Sangka Jika SBY Juga Bisa Berkampanye Hitam untuk Keperluan Jokowi

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik capres yang berjanji kelewat muluk dan berbahaya soal menasionalisasi aset yang dikuasai asing. PDIP tak merasa kritikan itu ditujukan untuk capresnya, Joko Widodo (Jokowi).
"Jokowi tidak ada pembicaraan seperti itu," kata Ketua DPP PDIP Bidang Militer dan Hubungan Internasional Andreas Hugo Pareira kepada detikcom, Rabu (7/5/2014).
Andreas menyatakan janji Jokowi jika menjadi capres akan diumumkan resmi saat masa kampanye Pilpres 2014 nanti. Meski begitu, PDIP memang memperjuangkan pemberdayaan ekonomi dalam negeri.

Dubes India: Jokowi is a Good Leader

Gubernur DKI, Joko Widodo malam ini bertemu para Duta Besar (Dubes) dari negara-negara Eropa Timur dan Tengah. Dubes India, Gurjit Singh menilai banyak hal yang bisa dipetik dari kepemimpinan Jokowi di Jakarta.
"Pertemuan ini sangat penting dan kami belajar banyak tentang apa yang telah Gubernur Jokowi lakukan untuk setahun belakangan ini," ujar Gurjit usai pertemuan di Restoran Oasis, Jl. Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2014) malam. Dalam pernyataan kepada media, Gurjit menggunakan bahasa Inggris.

Jokowi Jelaskan Istilah 'Blusukan' ke Para Dubes Eropa Tengah dan Timur

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo malam ini kembali temui sejumlah duta besar (Dubes). Untuk pertemuan kali ini, Jokowi bertemu dengan Dubes dari negara-negara Eropa Timur dan Eropa tengah.
Jokowi menjamu para Dubes sambil makan malam di restoran Oasis, Jl Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2014) petang. Dubes yang hadir yaitu dari negara Polandia, Georgia, Ceko, Bulgaria, Rumania, Uni Eropa,India, Hungaria, Rusia, Azerbaijan, Kazakhstan, Jerman, Uni Eropa, dan Ukraina.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menjelaskan program-program yang telah ia jalankan selama menjadi Gubernur kepada para Dubes. Salah satunya adalah mengenai blusukan.

Jokowi Jamu Para Dubes Eropa Tengah dan Timur

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo malam ini kembali temui sejumlah duta besar (Dubes). Untuk pertemuan kali ini, Jokowi bertemu dengan Dubes dari negara-negara Eropa Timur dan Eropa tengah.
Jokowi menjamu para Dubes sambil makan malam di restoran Oasis, Jl Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2014) petang. Dubes yang hadir yaitu dari negara Polandia, Georgia, Ceko, Bulgaria, Rumania, Uni Eropa,India, Hungaria, Rusia, Azerbaijan, Kazakhstan, Jerman, Uni Eropa, dan Ukraina.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menjelaskan program-program yang telah ia jalankan selama menjadi Gubernur kepada para Dubes. Salah satunya adalah mengenai blusukan.

Pilpres Satu Putaran, Gerindra Optimistis Prabowo Akan Libas Jokowi

Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengatakan partainya tetap optimistis Prabowo Subianto akan 'melibas' Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden 9 Juli nanti. Apalagi jika pilpres hanya diikuti dua pasang calon.
Menurut dia, sejauh ini Gerindra sudah ikhtiar dengan beberapa hasil positif. Salah satu di antaranya mendapat perolehan positif di Pemilu Legislatif, 9 April lalu dengan kisaran 12 persen berdasarkan perhitungan cepat. Selain itu, elektabilitas Prabowo juga terus meningkat.

Komitmen Jokowi Beri Keringanan PBB Dinilai Tepat

Warga DKI Jakarta yang merasa tidak mampu atas kenaikan Pajak Bumi dan Pembangunan (PBB) pasca dinaikkannya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) disarankan tidak panik.
Sebab, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah berkomitmen memberi keringanan kepada warga yang merasa keberatan terhadap kenaikan PBB dengan naiknya NJOP hingga 240 persen.
"Itu sudah tepat memberikan keringanan bagi yang tidak mampu. Dan agar itu tidak dipolitisir, baiknya soal keringanan itu juga disosialisasikan karena banyak juga orang kaya dengan rumah besar dan mobil mewah enggan pajaknya naik," kata Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI) Andrinof A Chaniago, di Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Jokowi Bicara Soal Misteri Kemeja Putih

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo mulai blak-blakan soal kemeja putih yang kerap dia gunakan. Pria yang akrab disapa Jokowi mengaku sengaja mengenakan kemeja berwana putih. Mengapa?
"Pertama murah, berarti ngirit, yang kedua, dipakai pas," kata Jokowi saat blusukan ke daerah Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).
Menurut mantan Wali Kota Surakarta itu, pakaian yang berharga murah maupun mahal saat pakai jas tak ada bedanya. "Sehingga saya pilih yang murah," papar Jokowi.
Satu lagi yang identik dengan Jokowi adalah kemeja putih dengan lengan baju digulung. "Kalau digulung itu artinya saya siap kerja," kata pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu.
Apakah ingin meniru Bung Karno?

Soekarwo: Jokowi Kunjungi Para Kiai di Jatim Sia-sia Saja

Gubernur Jawa Timur Soekarwo, menilai manuver politik calon presiden asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Jokowi Widodo atau Jokowi di Jawa Timur pada 3 Mei lalu, yang mengunjungi beberapa kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), adalah hal biasa.

Jokowi Cuti Panjang, Ahok Jadi Plh Gubernur DKI

Rencana pencapresan memaksa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti panjang. Selama Jokowi cuti berkampanye dan menjalani Pemilu Presiden, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akan menggantikan posisi Jokowi dan menjadi pelaksana harian (Plh) Gubernur.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, I Made Karmayoga mengatakan, Basuki menjadi Plh, bukan Pelaksana Tugas (Plt).
Sehingga pria yang biasa disapa Ahok ini tidak dapat mengambil kebijakan strategis. DIjelaskan Made, jabatan Plt diemban jika pejabat definitifnya berhalangan secara permanen.

Ahok Tetap Komunikasi Meski Jokowi Cuti

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dipastikan tidak bisa mengambil dan memutuskan kebijakan-kebijakan strategis di ibu kota selama Gubernur Jokowi cuti. Sebab sesuai aturan yang berlaku, untuk menjadi plt, gubernur sebelumnya berhalangan secara permanen.
"Kalau di pegawai negeri sipil (PNS) menjadi pelaksana tugas (Plt) itu jika pejabatnya berhalangan secara permanen. Tapi kalau menjadi Plh ini hanya menggantikan jabatan sesuai jadwal yang ada dan tidak permanen," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, I Made Karmayoga kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (7/5/2014).

Jokowi: Ahok Bisa Ambil Kebijakan Atas Izin Presiden

Joko Widodo ( Jokowi ) mengakui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) tidak bisa mengambil kebijakan strategis selama Gubernur DKI Jakarta itu cuti untuk maju dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
Namun, menurut Jokowi , hal tersebut masih memungkinkan apabila mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Itu nanti tergantung kepada bapak presiden karena kita ketemu saja belum," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Program-program yang akan dijalankan Pemprov DKI dikhawatirkan bakal terhambat lantaran Ahok tidak dapat memutuskan kebijakan ataupun mengeluarkan aturan tertentu selama menjadi Plt gubernur DKI.

Ajari Main Game 'Aku Rapopo'

Bukan pertama kalinya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) didapuk menjadi tokoh dalam aplikasi game. Bagi Jokowi, hal itu bukan masalah. Ia justru mengapresiasi kreativitas kaum muda, bahkan rela mengajari cara bermain gamenya.
Jokowi menceritakan game 'Jokowi' tersebut dibuat oleh para relawan. "Itu kan relawan-relawan yang buat. Banyak ya namanya industri kreatif kita kan macem-macem. Ya anak-anak muda," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela meninjau perbuatan JORR W2 di Ulujami, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2014).

Kubu Jokowi Dinilai Dahului Kehendak Tuhan

Kubu Calon Presiden (Capres) PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah mendahului kehendak Tuhan. Sebab, mereka telah menempatkan Jokowi sebagai pemenang pilpres nanti.
Hal itu dikatakan fungsionaris DPP PAN La Ode Ida dalam diskusi bertajuk "Menyongsong Pemilu 9 Juli 2014 (Refleksi Pemilu 9 April 2014)" di Gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Menurut La Ode, sejumlah pihak dari kubu yang menempatkan Jokowi sebagai pemenang Pilpres 2014 telah mendahului kehendak Tuhan.

Dari Solo Dukung Cawapres Ryamizard

Sejumlah warga Solo, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Posko Canter Rakyat Jokowi for President, melakukan aksi sebagai bentuk dukungan kepada Joko Widodo sebagai calon presiden PDI Perjuangan (PDIP).
Menurut Agus Widiarto, koordinator kegiatan itu, aksi tersebut merupakan bentuk dukungan kepada Ryamizard Ryacudu sebagai bakal cawapres Jokowi.
"Kami meminta kepada Ibu Ketua Umum Megawati Seokarnoputri untuk segera mengumumkan Bapak Ryamizard sebagai pendamping pak Jokowi," kata Agus dalam keterangannya yang diperoleh di Jakarta, Rabu (7/5/2014).Agus adalah aktivis PDI dan menjadi korban dalam tragedi penyerbuan kantor PDI pada 27 Juli 1996.

Begini Jika Pengamat Menggurui Para Kiai


Para kiai diminta untuk tidak mudah terpesona oleh pencitraan para kandidat calon presiden (capres) yang datang untuk meminta restu dan dukungan. Hal tersebut dikatakan pengamat media UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra.
"Kiai jangan mudah terpesona pencitraan capres yang mengunjunginya. Kunjungan capres itu bukan silaturahmi biasa, tetapi silaturahmi politik karena terkait dengan pemilihan presiden. Jika ada kunjungan capres sebaiknya Kiai tanyakan visi-misi mereka. Kalau belum ada, tawarkan mereka jadi santri," kata Iswandi kepada media, Rabu (7/5/2014).
Dijelaskannya, kiai memiliki posisi strategis karena memiliki kharisma dan pendukung yang banyak. Menurut Iswandi, kiai merupakan titik temu antara simbol religius dan budaya.

Asosiasi PKL Indonesia Cinta Mati Prabowo

Para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) mengaku kecewa atas pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebab, Jokowi telah semena-mena menggeser lapak pedagang kaki lima di beberapa tempat.
Hal itu disampaikan Ketua APKLI Ali Mahsun saat deklarasi dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 9 Juli 2014.

Hanya Mega dan Jokowi Berhak Umumkan Cawapres

Politisi Senior PDIP Pramono Anung menyatakan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo telah mengerucut kepada dua nama. Namun, Pramono tetap enggan menyebut nama cawapres tersebut.

Jokowi Pastikan Tol JORR W2 Kebon Jeruk-Ulujami Rampung Sebulan Lagi

Gubernur Joko Widodo meninjau proses pembangunan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 dari Kebon Jeruk-Ulujami yang telah lama terbengkalai. Jokowi memastikan proses pembangunan itu akan selesai dalam sebulan ke depan.
"Sebulan lagi rampung, Juli sudah bisa dipakai setelah 15 tahun mangkrak," ujar Jokowi saat meninjau pembangunan Tol JORR W2 di Ulujami, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).
Jokowi menjelaskan, pembangunan yang dilakukan hanya kurang sedikit saja. Pecinta kucing itu memastikan sudah tak ada lagi masalah dalam proses pembebasan lahan.

Konflik Paloh-Hary Tanoe Jadi Ganjalan Hanura Merapat ke Jokowi

Partai Hanura telah menunjukkan sinyal-sinyal bakal merapat ke PDI Perjuangan untuk berkoalisi dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Namun, rencana koalisi tersebut diprediksi bakal menuai konflik kepentingan dan tak akan berjalan secara maksimal.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, Partai Hanura sebetulnya secara historis lebih tepat berkoalisi dengan Partai Gerindra dan Golkar. Sebab, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dulunya merupakan kader Partai Golkar.

Jokowi Harus Tahu Segala Hal

Politisi senior PDIP Pramono Anung menyesalkan kritikan yang ditujukan kepada bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait safari politik ke beberapa daerah. Menurutnya, seorang capres haruslah dikenal publik di Indonesia.
"Kalau dia mau menjadi capres, dia harus mengenal publik Indonesia. Dia harus tahu segala hal," ujar Pramono usai menghadiri diskusi yang diadakan alumni UGM, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Dan ini, lanjutnya, menjadi hal yang serba salah. Jika Jokowi tidak turun ke daerah, kondisi ini pasti dikeluhkan masyarakat di luar Jakarta.

Komunitas Blusukan Anggap Jokowi Beri Bukti Ekonomi Kerakyatan

Calon Presiden PDIP Joko Widodo dinilai telah membuktikan visi dan implementasi selama memimpin organisasi pemerintahan. Hal itu dikemukakan Pimpinan Komunitas Blusukan Jokowi, Haryadi di Restoran Sari Kuring, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Haryadi mengatakan saat di Solo, Jokowi telah merevitalisasi pasar tradisional, merelokasi UKM, mnedorong pengembangan kapasitas UKM serta menyelenggarakan berbagai event sosial yang mampu mendorong geliat perekonomian rakyat.

Anggota DPRD PDIP Puji-Puji Keberhasilan Jokowi Pimpin DKI

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah berhasil membangun sistem pemerintahan yang benar di tubuh Pemprov DKI Jakarta. Dengan tertatanya sistem yang baik, siapa pun yang menjadi gubernur DKI menggantikan Jokowi akan lebih mudah.

Semua Lawan Jokowi Ahli Fitnah

Politisi Senior PDIP Pramono Anung berbicara mengenai calon presiden Joko Widodo di hadapan ratusan alumni UGM. Alumni UGM tersebut bergabung dalam wadah Komunitas Blusukan Jokowi.
"Ada Wong Desa kerempeng, tapi guyune menarik," kata Pramono Anung di Restoran Sari Kuring, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Pramono yang mengenakan kemeja kotak-kotak itu hadir bersama Politisi Senior PDIP lainnya Sidharto Danusubroto. Pramono melihat adanya kekuatan yang luar biasa di masyarakat dalam mendukung Jokowi.

Jokowi: Hendropriyono Layak Jadi Guru Besar Intelijen

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo mengatakan sosok mantan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono layak menjadi guru besar bidang intelijen.

Alumni UGM Dukung Jokowi

Komunitas alumni Universitas Gadjah Mada hari ini mengadakan diskusi dengan tema 'Ekonomi Kerakyatan'. Diskusi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap kemenangan Joko Widodo yang merupakan alumni UGM sebagai bakal calon presiden.
Dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (7/5/2014) disebut visi Jokowi mengenai ekonomi kerakyatan lebih kokoh dibanding capres lainnya. Jokowi juga membuktikan keberpihakan yang jelas dengan mengembangkan kerja sama dengan provinsi lain, seperti Lampung dan NTT.

Jokowi Temui Dubes Amerika, Hidayat Nur Wahid Berang

Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan belasan dubes asal Amerika Latin kemarin. Hal ini dicurigai sebagai bentuk upaya intervensi Amerika kepada Jokowi. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau menanggapi pertemuan Jokowi itu. Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid hanya menegaskan, bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat.
Hidayat mengatakan, memang penting menjalin komunikasi dengan pihak luar negeri. Namun, bukan berarti Indonesia selalu di bawah kendali negara asing khususnya Amerika.
"Di satu pihak kita memang perlu menjalin hubungan internasional itu penting, tapi hubungan itu dalam posisi kita negara berdaulat, bukan negara bagian Amerika," ujar Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Cak Imin: PKB Sudah Masuk ke Tim Pemenangan Jokowi

Arah koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di pemilu presiden semakin jelas. Ketum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, sejumlah kader partai telah dimandatkan untuk bergabung bersama tim pemenangan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi).
"Sudah mulai masuk (ke tim pemenangan Jokowi)," kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin usai menghadiri pengukuhan guru besar intelijen Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).

Khofifah Juga Bakal Jadi Jubir Presiden Jokowi?

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, telah ditunjuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai juru bicara dalam pencapresannya. Lalu apakah Khofifah juga akan jadi jubir presiden jika Jokowi menang?
"Aku diminta sebagai jubir capres. Setelahnya wilayah lain," kata Khofifah usai acara pengukuhan AM Hendropriyono sebagai Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Cendekia Waskita di Balai Sudirman Jakarta, Rabu (7/5).
Khofifah mengaku sudah akrab dengan Jokowi semenjak capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjabat Wali Kota Solo. Namun, soal kerjanya sebagai jubir, mantan menteri dalam kabinet Gus Dur ini mengaku belum melakukan konsolidasi ke bawah.

Setelah Dicoret Jokowi, Mahfud Merasa Dikerjai

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan isu dirinya akan mendampingi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden hanyalah mengada-ada.
"Analisis dari orang luar saja, enggak jelas itu sumbernya," ujar Mahfud usai menghadiri acara pengukuhan mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Hendropriyono sebagai guru besar ilmu intelijen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara yang digelar di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Jadi Jubir Jokowi Khofifah Yakin Dongkrak Perolehan Suara


Khofifah Indar Parawansa optimistis mampu mendongkrak perolehan suara bakal calon presiden Joko Widodo pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden, Juli mendatang.
Ditemui usai acara pengukuhan guru besar Jenderal (Purn) Prof. Dr. Hendropriyono dalam bidang filsafat intelijen, Khofifah pun mengutarakan alasan Joko Widodo memilihnya dan bukan PKB. Padahal Khofifah adalah kader PKB.
"Kebetulan perolehan suara ku di Jawa Timur kemarin Pilgub (pemilihan gubernur) jauh lebih tinggi dari yang PKB dapat. Konstituen yang kemungkinan membangun aliansi saya kemungkinan lebih besar dari konstituen PKB. Saya sudah melakukan konsolidasi ke bawah," ujar Khofifah di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (7/5/2014).

KPI: Akbar Punya Kans Jadi Cawapres Jokowi

Dukungan masyarakat terhadap tokoh nasional untuk menjadi calon wakil presiden terus bermunculan. Organisasi yang mengatasnamakan Konsorsium Pesantren Indonesia (KPI), misalnya, menilai Akbar Tandjung merupakan sosok paling ideal menjadi pendamping capres di ajang Pilpres 2014 ini.
"Akbar selain memiliki pengalaman cukup luas di dunia politik, juga mampu menjadi figur pemersatu bangsa dan agama," kata Ketua KPI KH M. Amrullah Z Wiryaatmaja, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Sebelum secara bulat mengeluarkan pernyataan soal tokoh yang pantas menjadi cawapres, lanjut Kiai Amrullah, pihaknya sudah melakukan berbagai kajian, baik melalui metode wawancara dengan tokoh-tokoh agama, politik, akademisi, pengamat, aktivis dan masyarakat, maupun kajian berita di berbagai media massa.

Jadi Jubir Jokowi Khofifah Tunggu Masa Iddah


Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan baru bisa aktif menjadi juru bicara bakal calon Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Mei 2014 atau setelah selesai masa iddah atau tidak boleh meninggalkan rumah berdasarkan aturan Islam.
Khofifah pun mengatakan hanya untuk urusan sangat penting makanya meninggalkan rumah. Seperti hari ini ketika Khofifah menghadiri pengukuhan guru besar Jenderal (Purn) Prof Dr AM Hendropriyono dalam bidang intelijen negara.

Usai Menghadiri Acara Hendropriyono, Jokowi Kembali ke Balai Kota

Setelah menghadiri acara pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Intelejen Prof Dr AM Hendropriyono bersama Megawati Soekarnoputri di Balai Sudirman, Jakarta, Capres PDIP Joko Widodo kembali ke Balai Kota.

Hendropriyono Bantah Diangkat Jadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi

Nama AM Hendropriyono disebut-sebut bakal diangkat sebagai Ketua Tim Pemenangan Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi). Saat dikonfirmasi terkait kabar ini, Hendropriyono mengaku belum tahu.
"Saya baru tahu dan saya baru dengar. Calon presidennya (Jokowi) datang. Kenapa tidak ditanyakan ke beliau," ujar Hendropriyono usai pengukuhan Guru Besar Filsafat Intelejen di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).

Permudah Birokrasi Pusat dan Daerah, Ahok Dukung Jokowi Jadi Presiden

Banyaknya pelaksanaan pembangunan dan penataan kota Jakarta terbentur birokrasi berbelit-belit antara pusat dan daerah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mencalonkan dirinya menjadi Presiden RI.
Ahok melihat kewenangan gubernur dan wakil gubernur (wagub) terbatas. Karena di dalam pelaksanaan pemerintahan daerah di Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota negara juga ada kewenangan Pemerintah Pusat. Kondisi ini yang menyebabkan gubernur dan wagub DKI sulit menerapkan aturan di area kekuasannya sendiri.
"Makanya saya bilang agar lebih gampang ngurus Jakarta lebih gampang jadi presiden ketimbang gubernur," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Umbar Senyum Mega-Jokowi Puasa Bicara Usai Hadiri Pengukuhan Hendropriyono

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo diam seribu bahasa seusai menghadiri acara pengukuhan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono sebagai guru besar bidang Intelijen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara.
Keduanya nampak berjalan bersama dari meja mereka menuju ke pintu keluar gedung Balai Sudirman, Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).
Meski di sekelilingnya banyak awak media yang menghujani keduanya dengan pertanyaan, Megawati dan Jokowi tidak bergeming.

Duduk Semeja, Wiranto Terlihat Kaku Bersampingan dengan Megawati

Hari ini, Rabu (7/5/2014), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri acara Pengukuhan mantan Kepala (Badan Intelijen Negara) Hendropriyono sebagai guru besar bidang Intelijen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

DPR: Para Dubes Asing Sah untuk Hormat​i Jokowi

Duta besar berbagai negara kerap bertemu dengan capres PDI Perjuangan Joko Widodo. Secara periodik, para dubes pun ditemui Jokowi.
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, sebagai anggota Komisi Luar Negeri DPR, dirinya melihat bahwa untuk menjalin hubungan dengan negara tertentu, bisa menggunakan beberapa jalur. Yakni jalur formal dengan memanfaatkan hubungan antarpemerintah. Sementara jalur satunya adalah non-formal melalui hubungan perorangan.
Dalam konteks itu, pertemuan-pertemuan dengan dubes itu menunjukkan Jokowi bisa berperan, baik sebagai pribadi maupun sebagai seorang negarawan.
"Itu sah dilakukan termasuk oleh orang yang tak jadi capres sekalipun," kata Hasanuddin di Jakarta, Rabu (7/5/2014).

SBY: Rakyat Butuh Capres Selain Jokowi, Prabowo dan Ical

Dari hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, ada 3 nama yang berpotensi maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres 2014). Yakni Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP, Prabowo Subianto dari Gerindra, dan Aburizal Bakrie (Ical) dari Golkar.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dirinya mendapat pesan dari sejumlah orang bahwa rakyat membutuhkan capres lain dari partainya, selain Jokowi, Prabowo, Ical.

Jokowi Harus Bijak, Strategis, dan Tepat Pilih Cawapres

Sekretariat Nasional Jokowi berharap capres PDIP tersebut memilih capres secara bijak, strategis dan tepat. Diharapkan Jokowi memilih capres dari kalangan tokoh muda.
"Dalam penentuan cawapres, masyarakat menginginkan Jokowi benar-benar bijak, strategis dan tepat. Bijak berarti bahwa Jokowi tidak boleh hanya mengandalkan sumber informasi yang berasal dari hasil-hasil survei," kata Presidium Seknas Jokowi, Dadang Juliantara, kepada detikcom, Rabu (7/5/2014).
Menurut Dadang, masyarakat percaya bahwa Jokowi memiliki demikian banyak sumber informasi, oleh sebab itu, semua informasi yang masuk hendaknya diterima dengan baik, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Kristiadi: Jokowi Benar Tak Diperlukan Koalisi Gajah

Keramaian politik beberapa hari ini cenderung terfokus pada dua poros, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Dua poros itu digadang-gadang menjadi kontestan terkuat yang akan bertarung di Pemilu Presiden 2014.
Dari PDI-P, mandat diberikan pada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi bakal calon presiden. Sementara Gerindra mengusung Ketua Dewan Pembinanya, Prabowo Subianto.
Kedua tokoh itu memiliki elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil berbagai survei. Perbedaannya hanya pada komitmen pembentukan kabinet.

Hadiri Pengukuhan Guru Besar Hendropriyono

Gubernur DKI Joko Widodo dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri acara pengukuhan guru besar AM Hendropriyono. Sejumlah petinggi parpol lain yang pernah aktif di militer, seperti Wiranto dan Sutiyoso pun ikut meramaikan acara.
Acara digelar di Balai Sudirman, Jl Sudirman, Jaksel, Rabu (7/5/2014). Nama acara tersebut adalah rapat senat khusus terbuka sekolah tinggi intelijen negara dalam rangka pengukuhan guru besar dalam bidang ilmu intelijen kepada Prof Dr AM Hendropriyono.

Dubes Paraguay Cesar Esteban Grillon Bangga Jadi Mualaf

Ada peristiwa unik terjadi dalam Diplomatic Corps Gathering yang digelar Pemprov DKI Jakarta di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014) malam. Pertemuan tersebut merupakan agenda tahunan antara pemprov dengan duta besar yang ada di Indonesia.

Jika Elektabilitas Jokowi tak Terkalahkan, Golkar akan Tetap Capreskan Ical

Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengatakan, partainya tengah mempertimbangkan untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra. Akan tetapi, untuk sampai pada keputusan ini, ada sejumlah hal yang akan menjadi catatan.
Salah satu yang menjadi pertimbangan sebelum memutuskan koalisi dengan Gerindra adalah elektabilitas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi). Indra mengatakan, jika elektabilitas Jokowi masih tak terkalahkan, maka Golkar kemungkinan akan memilih untuk tetap mengusung Aburizal Bakrie sebagai capres.

Dahlan-Hatta jadi Poros Alternatif

Jika koalisi Partai Gerindra dengan Partai Golkar (PG) untuk mengusung capres-cawapres  terwujud, maka terbuka peluang munculnya poros alternatif yang  digalang Partai  Demokrat.  Sebab, Partai Golkar atau Gerindra akan kehilangan poros sendiri sehingga memungkinkan muncul  koalisi alternatif itu.
"Poros baru akan muncul di bawah kendali Demokrat," kata Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada INDOPOS (Grup JPNN), di Jakarta, kemarin (6/5/2014).Menurut Ray, analisa itu didasari sulitnya Gerindra akan merangkul Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bergabung dalam satu koalisi. Sementara baik PAN maupun PKS berharap elite partainya bisa menjadi cawapres dari Prabowo.

Dahlan-Hatta jadi Poros Alternatif

Jika koalisi Partai Gerindra dengan Partai Golkar (PG) untuk mengusung capres-cawapres  terwujud, maka terbuka peluang munculnya poros alternatif yang  digalang Partai  Demokrat.  Sebab, Partai Golkar atau Gerindra akan kehilangan poros sendiri sehingga memungkinkan muncul  koalisi alternatif itu.
"Poros baru akan muncul di bawah kendali Demokrat," kata Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada INDOPOS (Grup JPNN), di Jakarta, kemarin (6/5/2014).Menurut Ray, analisa itu didasari sulitnya Gerindra akan merangkul Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bergabung dalam satu koalisi. Sementara baik PAN maupun PKS berharap elite partainya bisa menjadi cawapres dari Prabowo.

Pospera Ingin Abraham Samad Dampingi Jokowi

Koordinator Nasional Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Mustar Bona Ventura, mengatakan mayoritas relawan yang tesebar di 16 Provinsi menginginkan agar calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo dipasangkan dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang. “Jokowi dan Abraham Samad adalah pasangan ideal,” kata Mustar dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa (6/5/2014).
Menurut Mustar, Pospera menilai pasangan Jokowi-Abraham mewakili kesederhanaan, kejujuran, intelektualitas, dan keadilan antikorupsi.

Jokowi Juga Akan Bertemu Dubes-dubes dari Eropa

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dua hari belakangan ini melakukan pertemuan dengan para duta besar (dubes) dari negara yang ada di Timur Tengah (Timteng) dan Amerika. Jokowi masih akan melakukan pertemuan dengan para dubes dari negara Asia dan Eropa.
"Pak Gubernur masih ada agenda pertemuan dengan dubes dari Asia tengah, selatan, barat dan pasifik. Juga dengan para dubes yang ada di negara di Eropa bagian tengah, timur, barat, selatan dan utara," ujar PLt Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri (KDH) DKI, Heru Budi Hartono saat berbincang dengan detikcom, Selasa (7/5/2014).

Mahfud MD Dicoret dari Daftar Cawapres Jokowi

Calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) kian mengerucut. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dikabarkan mencoret nama Mahfud Mahfuddin (Mahfud MD) dari daftar cawapres. Partai berlambang banteng moncong putih itu lebih condong ke Jusuf Kalla.
"Bukan dia (Mahfud Md)," kata seorang pengurus PDIP saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (6/5/2014). Dari 3 nama yang kini di 'kantongi' Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Jokowi, nama Mahfud MD ada di urutan dua. Sementara JK masih teratas.