Rabu, 08 Januari 2014

Bos Toyota Salut dengan Kebijakan Joko Widodo Atasi Soal Kemacetan

Kebijakan Gubernur DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan jalan ibu kota berkesan memberatkan sektor industri otomotif. Namun hal itu ditanggapi positif oleh Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan.

Manfaatkan Brand Jokowi, Hatta: Saya Punya Komunikasi Baik

Sebuah mobil bergambar Hatta Rajasa dan Joko Widodo terparkir di halaman Kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Jakarta Selatan. Gambar Hatta-Jokowi itu terpampang jelas di bagian kaca belakang mobil sedan warna hitam itu.
Menanggapi gambar tersebut, Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum DPP PAN mengatakan, hal itu bukanlah simbol atau tanda keduanya akan berpasangan sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014.

Anggap PDIP Lelet, Seknas Jokowi Segera Ambil Alih PDIP

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), hingga saat ini belum mengumumkan siapa capres yang akan diusung partai berlambang banteng moncong putih ini. Padahal, desakan berbagai elemen masyarakat dan struktural partai terus muncul.
Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) didukung berbagai elemen masyarakat termasuk Seknas Jokowi.
Mengingat waktu yang sempit dan belum ada tanda-tanda PDIP akan mengumumkan nama Jokowi sebagai capres, maka Seknas Jokowi akan menggelar rakernas pada Jumat 10 Januari 2014. Kemudian akan dilanjutkan dengan aksi turun ke jalan mendukung Jokowi jadi Capres 2014.

Demokrat Tak Gentar Hadapi Jokowi

Partai Demokrat (PD) tidak gentar dengan tingginya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres). 
“Kita tidaklah takut dengan elektabilitas Jokowi. Peserta konvensi mereka tetap optimis akan lebih unggul,” kata Ketua Harian DPP PD Syariefuddin Hasan, di Sekretariat Komite Konvensi, Jakarta, Rabu (8/1/2014).
Syarief yang juga Menteri Koperasi dan UMKM mengapresiasi optimisme para peserta konvensi. Sebelumnya peserta enggan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Jokowi.

Hatta: Tak Masalah Suara Pemilih Direbut Jokowi

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kini tengah melejit dalam berbagai survei calon presiden pada Pemilu 2014. Tak satu pun capres yang saat ini disebut-sebut bisa mengalahkan elektabilitas Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu, bahkan bisa merebut suara milik calon presiden dari partai lain, termasuk suara milik Partai Amanat Nasional.
Mengetahui kenyataan ini, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, mengaku tidak masalah jika suara pemilihnya direbut oleh Jokowi. "Nggak papa, saya kira memang surveinya (Jokowi) tinggi sekali," kata Hatta di Kantor DPP PAN, Jalan Simatupang, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2014).

'Jokowi For Presiden' Dideklarasikan di Lampung

Relawan 'Jokowi For Presiden' di Provinsi Lampung telah dibentuk hari ini atas keinginan masyarakat setempat yang merindukan sosok pemimpin prorakyat.
"Masyarakat sangat merindukan pemimpin yang mementingkan rakyat sehingga sosok Jokowi menjadi salah satu pilihan sebagai Presiden mendatang," kata Ketua Presedium Relawan 'Jokowi For Presiden' Nopi Juansyah saat deklarasi pembentukan relawan itu di Bandarlampung, Rabu (8/1/2014).

Merasa Lebih Unggul dari Jokowi, Sinyo Ingin Jadikan Jokowi Cawapresnya

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus meroket dalam survei calon presiden. Bahkan Jokowi juga disinggung dalam acara jumpa media peserta konvensi Demokrat hari ini, Rabu (8/1/2014).
Salah satu yang ditanyakan yakni peserta konvensi Sinyo Harry Sarundajang. Gubernur Sulawesi Utara itu mengakui dekat dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Kata Ruhut Sitompul, Nasib Rhoma-Jokowi Sama

Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul berpendapat, nasib pedangdut Rhoma Irama dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sama. Keduanya, kata Ruhut, hanya dimanfaatkan oleh partai yang menaunginya untuk mendongkrak elektabilitas partai menjelang pemilu legislatif 2014.
"Nasibnya sama, Rhoma dan Jokowi sama-sama dinikmati partainya," kata Ruhut saat ditemui di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2014).

Undangan PBNU Simbol Dukungan ke Jokowi di 2014?

PBNU mengundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke pembukaan Munas pada bulan Mei 2014 nanti. Apakah ini simbol dukungan PBNU ke pencapresan Jokowi?
"Ya tentu, kehadiran beliau sangat penting. Beliau juga yang ditunggu kehadirannya. Apalagi beliau kan tuan rumah. Munas itu sangat penting untuk NU," ujar Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2014).
Lalu apakah undangan ini bermuatan politis sebagai bentuk dukungan di Pilpres 2014? Bina Suhendra membantah hal ini. "Ini hanya silaturahim persiapan Munas. Beliau kan tuan rumah, makanya kita undang," kilahnya.

DPRD Tolak Pembelian Langsung 4.000 Bus, Jokowi Berang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai saran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar pembelian bus dilakukan bertahap tidaklah menyelesaikan masalah. Sebab ketersediaan angkutan umum sangat mendesak mengingat penggunaan kendaraan pribadi semakin tak terbendung.
"Kita ini mau menyelesaikan persoalan tidak? Kalau tidak mau menyelesaikan masalah tidak usah beli apa-apa aja ya kan," tegas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Jokowi Sumringah Duduk di Kursi Gus Dur

Kala menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri untuk melihat-lihat area Pojok Gus Dur di Gedung NU di Jalan Kramat Raya, Senin, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2014).
Jokowi yang didampingi Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj diantar menuju Pojok Gus Dur yang terletak di lantai satu kantor salah satu lembaga Islam terbesar di Indonesia ini. Gus Dur sebagai mantan Presiden RI keempat juga merupakan salah satu orang paling berpengaruh di NU.

Tarif TranJ Tetap

Meski BUMD Transjakarta tidak disubsidi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan tarif bus transjakarta tidak naik. Dia berkomitmen menyediakan transportasi murah dan nyaman.
"Ndaklah, ndak naik," ujarnya kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2014) siang.
Jokowi mengakui, meski perubahan struktural Transjakarta juga mengubah orientasi instansi menjadi berorientasi ke keuntungan, namun tetap pelayanan publik diutamakan.

Jokowi ke Said Aqil, Prabowo ke Din Syamsuddin

Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto adalah dua capres terkuat saat ini. Manuver keduanya selalu jadi perhatian publik, termasuk saat bertemu dua ormas Islam terbesar di Tanah Air.
Seperti siang ini, saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyambangi markas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Jokowi menampik kunjungannya ke PBNU bernuansa politis.

'Nyanyian Kode' Jokowi

Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) terus meroket menjelang Pemilu 2014. Jokowi yang masih duduk di kursi Gubernur DKI pun mulai menebar 'nyanyian kode'.
'De kode kode kode' begitu salah satu lirik Nyanyian Kode yang dilantunkan oleh Kasino Warkop di masa jayanya. Lirik itu bersambung dengan 'yang baju merah jangan sampai lewat'.
Kembali lagi ke 'Nyanyian Kode' Jokowi, pria 52 tahun ini ditafsirkan mulai mengirim kode-kode dengan kalimat bersayap soal langkahnya ke Pilpres 2014. Misalnya saat ditanya soal elektabilitasnya yang tembus 43,5%, Jokowi menjawab dengan bahasa multitafsir.

Markas 'Pemenangan' Jokowi Capres Diresmikan Bertepatan HUT PDIP

PDI Perjuangan menggelar perayaan HUT ke-41 pada 10 Januari mendatang. Bertepatan dengan momentum itu, salah satu basis pendukung Jokowi meresmikan kantornya.
"Kantor kami ini akan kami resmikan tanggal 10 Januari. Tujuan kami agar seluruh aspirasi rakyat yang menginginkan Jokowi jadi presiden bisa ditampung. Karena Jokowi adalah tujuan konkret kalau Indonesia ingin pemimpin yang lebih baik," kata Kepala Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Dono Prasetyo, dalam konferensi pers di Jl Brawijaya No 35, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2014).

PBNU: Kehadiran Jokowi di Munas PBNU Sangat Penting

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjenguk markas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kramat Raya, Jakpus. Kehadiran Jokowi di sana terkait dengan rencana kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) PBNU yang akan digelar pada bulan Mei di Jakarta.
"Kita cuma mau mengadakan Munas PBNU di bulan Mei, dan kebetulan di Jakarta. Jadi Gubernur sebagai tuan rumah. Kita bahas itu aja," ujar Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2013).

Di PBNU, Jokowi Bahas Munas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, di Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2014). Jokowi tiba didampingi oleh Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri (KDHLN) Heru Budi Hartono dan beberapa jajarannya.
Jokowi disambut Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj beserta jajarannya. Pada pertemuan tertutup itu, dikemukakan rencana pembahasan sengketa lahan Taman Anggrek. Para wartawan yang mengikuti Jokowi dari Balai Kota pun dilarang untuk masuk dan meliput pertemuan tersebut.

Surva-surve, PDIP Tunggu Apa Lagi?

Tingginya elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) yang menembus angka 43,5%, membuat masyarakat dan beberapa kader PDIP berharap Jokowi bisa dicapreskan. Kapan PDIP memutuskan capres dan mendeklarasikannya?
"Soal kapan partai deklarasi (capres & cawapres) ada monentum yang pasti akan diambil dengan cermat oleh Ibu Ketua Umum yang mendapatkan mandat partai melalui keputusan Rakernas partai," kata kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada detikcom, Rabu (8/1/2014).

Jadi Cawapres Jokowi, Pramono Edhie: Bisa, bisa, bisa ... Tapi Terlalu Pagi ...

Calon presiden (capres) konvensi Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo bersedia disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden 2014. Sebab, dia melihat elektabilitas mantan wali kota Solo itu terus melejit.
"Itu bisa mencair, bisa. Bisa saja terjadi. Bisa mungkin terjadi (dipasangkan dengan Jokowi). Tapi kalau kali ini saya membicarakan, masih terlalu pagi saya menyampaikan," kata Pramono di Sekretariat Komite Konvensi Demokrat, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2014).

Tanggapi Surva-surve, Tjahjo Kumolo Bersyukur

Survei kompas yang dirilis hari ini, menunjukkan elektabilitas Joko Widodo yang tembus hingga 43,5% meninggalkan tokoh lain termasuk Megawati Soekarnoputri. Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, mengapresiasi dan bersyukur dengan hasil survei itu.
"Survei kompas yang dirilis hari ini, pada prinsipnya PDI Perjuangan mengapresiasi positif dan bersyukur bahwa dari nama tersebut menempatkan 2 kader andalan PDIP Ibu Megawati dan Pak Jokowi masuk nominasi pilihan masyarakat melalui survei kompas," kata kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada detikcom, Rabu (8/1/2013).

Tanggapi Surva-surve, Ketua PDIP: Survei Mencerminkan Kehendak Rakyat

Di survei terbaru yang dirilis Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi semakin meroket, menembus angka 43,5%. Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun menangkap hasil survei itu sebagai masukan dari rakyat untuk partainya.
"Sebagai partai modern, survei menjadi salah satu alat ukur yang penting. Sekarang memang bukan waktunya pemilihan, tapi survei itu mencerminkan kehendak rakyat saat ini," kata Komarudin saat berbincang dengan detikcom, Rabu (8/1/2014).

Kata Sihol, Lawan Jokowi Akan Sesak Nafas Sebelum Bertanding

PDI Perjuangan tak perlu menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan yang diajukan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, jika kemudian mencalonkan presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi."Yusril menggugat, Pemilihan Legistatif (Pileg) mestinya bersamaan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres). Ini soal penting," ujar Ketua Umum DPP Relawan Jokowi, Sihol Manulang di Jakarta, Rabu (8/1/2014).
Menurutnya, dalam Undang-undang, memang disebutkan, Pemilu hanya sekali 5 tahun. Dan harus diakui, gugatan Yusril menolong rakyat, yaitu dengan menghemat uang negara.

Jokowi Jenguk Kantor PBNU

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu pagi (8/1/2013). Kedatangan orang nomor satu di Jakarta tersebut untuk membahas masalah sengketa lahan di dekat Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Dengan mengenakan pakaian khasnya, kemeja putih dan celana hitam, Jokowi tiba di kantor PBNU pukul 11.20 WIB. Dia langsung naik ke lantai tiga dan disambut oleh Ketua Umum PNBU KH. Said Aqil Siraj yang mengenakan kemeja batik lengan panjang. Selain Said, hadir sejumlah pengurus PBNU lainnya.

Tanggapi Surva-Surve, Pujangga Jokowi: Hujan Deras, Harus Tahu Alirannya ke Mana

Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) terus meroket menjelang Pemilu 2014. Kini sang Gubernur DKI Jakarta mulai berfilosofi soal aliran air yang semakin deras. Apakah ini pesan tersirat Jokowi ke Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri?
Saat diwawancara wartawan seputar hasil survei Kompas yang menunjukkan elektabilitasnya menembus 43,5%, Jokowi sempat berkilah. Seperti biasa, Jokowi mengaku fokus mengurus masalah di Jakarta, tetapi kali ini kata-katanya bak pujangga.

Spanduk dengan Brand Jokowi Bertebaran di Sumsel

Caleg-caleg PDIP mulai memasang foto Jokowi di baliho kampanye mereka sebagai upaya mendongkrak popularitas. Foto-foto caleg PDIP bersama Jokowi juga terlihat di Sumatera Selatan.
"Ada foto Jokowi, Bu Mega, Bung Karno. Siapa saja dipasang asal laku, partai tidak mempermasalahkan," kata Sekretaris DPD PDIP Sumatera Selatan Gantada kepada detikcom, Rabu (8/1/2014).
Gantada mengatakan, caleg PDIP diperbolehkan memasang foto siapapun yang bisa menjadi penarik suara. Asal foto yang dipasang tokoh PDIP, atau foto Bung Karno.

Tanggapi Surva-surve, Gerindra: Jokowi Belum Tentu Capres, Parabowo So Pasti

Elektabilitas Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) terus meroket menembus 43,5% di survei yang dilakukan Litbang Kompas. Partai Gerindra tak risau, karena sampai saat ini Jokowi baru bakal capres rencana.
"Masih sangat dinamis. Semuanya kan rencana bakal calon, ini masih panjang ceritanya," kata Waketum Gerindra Fadli Zon kepada wartawan, Rabu (1/8/2014).
Menurut Fadli, belum ada yang pasti nyapres saat ini karena Pilpres baru Juli 2014 mendatang.

Tanggapi Surva-surve, PDIP Sumsel: Jokowi Pantasnya Cuma Jadi Presiden Saja

Elektabilitas Gubernur DKI Jokowi menembus 43,5% di survei politik terbaru Kompas. Kalangan DPD PDIP pun tak lagi sungkan mendorong pencapresan Jokowi ketimbang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Dalam perjalanannya, PDI Perjuangan membidani proses lahirnya Jokowi sebagai salah satu calon presiden yang layak diperhitungkan. Itu juga merupakan bagian dari konsolidasi ideologi," kata Riza Tony Siahaan, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumsel, dalam siaran pers, Rabu (8/1/2014).

Surva-surve: Jokowi Tak Terbendung, Yang Lain Amburadul

Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) semakin meroket. Di survei politik terkini, elektabilitas Jokowi menembus angka 43,5% jauh meninggalkan capres Gerindra Prabowo Subianto yang justru elektabilitasnya turun sampai 11,1%.
Kompas membandingkan hasil survei yang dilakukan selama tiga periode yakni akhir 2012, pertengahan 2013, dan akhir tahun 2013.
Ketiga survei ini dilakukan oleh Litbang Kompas pada 26 November-11 Desember 2012, 30 Mei-14 Juni 2013, dan 27 November-11 Desember 2013.

DPRD DKI Jegal APBD Jokowi-Ahok

Kembali terulang. Pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Jakarta (APBD) tahun 2014 tertunda, persis seperti tahun lalu.
Hampir sebulan sudah waktu pengesahan molor dari seharusnya 27 Desember lalu. Alhasil, Rancangan APBD yang diajukan sebesar 60T terkatung-katung tanpa kejelasan.
DPRD DKI bersikukuh pengesahan tak bisa dilakukan sebelum ada pembahasan. Tapi DPRD juga berdalih RAPBD belum bisa dibahas karena ada beberapa penganggaran yang dinilai belum beres.
"Untuk pengisian nomor rekening dan nomenklatur (rincian anggaran) saja membutuhkan waktu 2 Minggu," ujar Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan beberapa waktu lalu.

Kata Fahri, PKS Cari Celah Bungkam Jokowi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak gentar dengan melejitnya angka elektabilitas Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), dalam survei terakhir yang dirilis Kompas. Hasil survei Kompas menunjukkan, elektabilitas Jokowi meningkat dibanding survei sebelumnya. Dukungan terhadap Jokowi sebagai calon presiden mencapai 43,5 persen, sementara tak satu pun tokoh PKS muncul dalam survei ini. 
"Survei kan bukan pemilu. Jokowi dulu enggak ada satu survei pun yang menangkan dia (di Pilkada DKI Jakarta). Itulah celah permainan kami. Masih banyak jadwal politik yang bisa mengubah keadaan," ujar Fahri, saat dihubungi, Rabu (8/1/2014).

Mega Hanya Tunggu Momen Pas Majukan Jokowi sebagai Capres

Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumatera Selatan Riza Tony Siahaan menyebut peluang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Calon Presiden RI yang diusung PDI Perjuangan sangat besar.
Menurutnya Pemilu 2014 sejatinya adalah momentum konsolidasi perubahan, baik itu dalam komunikasi politik eksternal partai dan konsolidasi internal di tubuh PDI Perjuangan. Kemudian, ia menambahkan, dalam perjalanannya PDI Perjuangan membidani proses lahirnya Jokowi sebagai salah satu calon presiden yang layak diperhitungkan itu juga merupakan bagian dari konsolidasi Ideologi
"Saya pikir ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sudah pada titik itu dalam menghitung kelayakan Jokowi sebagai calon presiden negeri ini, apa alasan ketua umum yang secara langsung mendidik Jokowi kalau bukan mempersiapkan Jokowi sebagai calon presiden," ujarnya dalam siaran persnya, Rabu (8/1/2014).